Gambaran Mengenai Work Engagement Pada Staf Bidang Pajak Pendaftaran Dan Pajak Penetapan Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) Kota Bandung.

GAMBARAN MENGENAI WORK ENGAGEMENT PADA STAF BIDANG
PAJAK PENDAFTARAN DAN PAJAK PENETAPAN DINAS
PELAYANAN PAJAK (DISYANJAK) KOTA BANDUNG

RESTU ANJARWATI
Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran
ABSTRACT

Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) Bandung is one of the government
agencies in Bandung with very high job demands, especially for staff in Pajak
Pendaftaran and Pajak Penetapan department that execute the management of
local taxes directly. Despite facing high work demands, the staff can still enjoy
and proud of his job, and willing to make an effort also in order to give an
optimal performance for Disyanjak. This condition indicate the existence of work
engagement among the staff, thus researcher decide to conduct a study about
work engagement among the staff of Pajak Pendaftaran and Pajak penetapan
department in Disyanjak Bandung.
This study was conducted on 46 staff in Pajak Pendaftaran department
and 38 staff in Pajak Penetapan department. This study used a non-experimental
quantitative research design by using a descriptive study method. The data were

obtained through work engagement questionnaire which adapted from the Utrecht
Work Engagement Scale (UWES)-17 (Schaufeli & Bakker, 2003).
The results showed that level of work engagement among staff in Pajak
Pendaftaran and Pajak Penetapan department were very high and high, and it
dominated with dedication, vigor, and absorption, respectively. This shown that
all of the staff feel engaged, which means they could have reach their goals, so
that can give impact for the successful of Disyanjak Bandung.

Keywords: Work Engagement, JD-R Model, Staff, Performance

PENDAHULUAN
Reformasi birokrasi merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business
process), dan sumber daya manusia aparatur (www.menpan.go.id). Hal tersebut
dilakukan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, yang disebut
sebagai good governance, sehingga aparatur negara akan lebih berdaya guna dan
berhasil dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional.
Oleh karena itu setiap aparatur negara harus mampu mengembangkan pola pikir
dan meningkatkan budaya kerja yang baik. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

unsur utama sumber daya manusia aparatur negara memiliki peran yang
menentukan keberhasilan jalannya pemerintahan dan pembangunan nasional.
Dengan adanya reformasi di tubuh pemerintah, maka terdapat perubahan
yang cukup mendasar khusunya pada pola pengawasan, dimana diberikan
keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri, atau yang disebut dengan otonomi daerah. Daerah otonom
berarti bahwa daerah diberi kewenangan untuk mengurusi bidang keuangan
daerah yang meliputi pemungutan sumber pendapatan daerah, menyelenggarakan
pengurusan,

pertanggungjawaban

serta

pengawasan

keuangan

daerah,


mengadakan anggaran pendapatan dan belanja daerah serta perhitungannya.
Peranan pendapatan daerah sangat penting karena merupakan faktor
penentu bagi pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah.
Pendapatan daerah salah satunya bersumber dari Pendapatan Asli Darah (PAD)
yang mendapat pemasukan terbesar dari pajak daerah. Pajak daerah adalah pajak

yang dipungut dan dikelola oleh pemerintah daerah baik di tingkat propinsi
maupun kabupaten/kota.
Kota Bandung merupakan kota terkaya dan menjadi salah satu kota
dengan rasio pajak tertinggi di Indonesia (birokrasi.kompasiana.com). Pajak
Daerah Kota Bandung dikelola oleh Dinas Pelayanan pajak (Disyanjak) Kota
Bandung. Disyanjak Kota Bandung dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
membawahi lima bidang, yaitu Sekretaris, Bidang Perencanaan, Bidang Pajak
Pendaftaran, Bidang Pajak Penetapan, dan Bidang Pengendalian. Bagian inti dari
Disyanjak Kota Bandung berada pada Bidang Pajak Pendaftaran dan Bidang
Pajak Penetapan. Kedua bidang tersebut mengeksekusi langsung pengelolaan 9
mata pajak daerah, dimana Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan,
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Pajak Parkir, dan Pajak
Hiburan dikelola oleh Bidang Pajak Pendaftaran, sedangkan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Pajak Air dan Tanah, dan Pajak Reklame dikelola oleh Bidang

Pajak Penetapan.
Sedangkan Bidang Perencanaan, Bidang Pengendalian, dan Sekretaris
berfungsi untuk mendukung pelaksanaan kinerja kedua bidang inti. Bidang
Perencanaan berfungsi untuk merencanakan bergeraknya Disyanjak dengan
membuat target, anggaran, kegiatan, dan aturan yang berlaku di Disyanjak Kota
Bandung. Bidang Pengendalian berfungsi dalam penindakan wajib pajak,
sosialisasi, serta pemeriksaan internal dan eksternal Disyanjak. Pemeriksaan
internal berkaitan dengan pemeriksaan terhadap kinerja pegawai. Sedangkan
pemeriksaan eksternal berkaitan dengan pemeriksaan terhadap wajib pajak.
Bagian terakhir yaitu Sekretaris berfungsi dalam memberikan pelayanan terhadap

internal Disyanjak, seperti menyediakan kebutuhan alat tulis kantor, kebutuhan
pegawai baru, serta pembuatan program.
Disyanjak Kota Bandung sebagai sebuah organisasi pemerintah di
dalamnya

terdapat

dua


peran,

yaitu

pimpinan

dan

staf

(bdkbanjarmasin.kemenag.go.id). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, staf
adalah sekelompok orang yang bekerja sama membantu seorang ketua dalam
mengelola sesuatu pekerjaan. Peran staf dalam organisasi sangatlah penting
karena staf merupakan pelaksana teknis dari kegiatan yang dilaksanakan serta
merupakan elemen yang mengetahui betul tentang hal-hal yang terjadi di dalam
suatu organisasi. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa staf merupakan
ujung tombak dari sebuah organisasi. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti
hanya akan membahas mengenai staf yang ada di Disyanjak Kota Bandung
Kepala Disyanjak Kota Bandung mengatakan bahwa target pendapatan
pajak pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 1,4 triliun. Dengan besarnya target yang

ditentukan, maka PNS yang bekerja sebagai staf Disyanjak Kota Bandung
terutama staf di Bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak Penetapan berusaha untuk
mencapai target tersebut dengan tetap memberikan pelayanan yang baik terhadap
wajib pajak. Target tersebut harus mampu dicapai oleh Disyanjak melalui kinerja
dari setiap staf.
Dengan adanya tuntukan kerja yang tinggi, namun staf Bidang Pajak
Pendaftaran dan Bidang Penetapan Disyanjak Kota Bandung tetap dapat
menikmati pekerjaannya, bekerja dengan penuh semangat, merasa bangga dan
memiliki identifikasi yang kuat terhadap pekerjaannya, serta berupaya penuh,
tidak mudah putus asa, dan berkonsentrasi saat bekerja. Lebih lanjut lagi, para staf

dapat menampilkan performa kerja yang optimal. Hal tersebut dibuktikan melalui
predikat biru yang diberikan ISO kepada Disyanjak Kota Bandung dan adanya
hasil survey dari suarajabar.com yang menyatakan bahwa Disyanjak Kota
Bandung berada di peringkat kedua terbaik dalam hal kepuasan pelayanan. Dalam
konsep psikologi, kondisi positif yang dialami staf Bidang Pajak Pendaftaran dan
Pajak Penetapan Disyanjak Kota Bandung dinamakan work engagement. Work
engagement merupakan kondisi pikiran yang positif, terpenuhi, dan merasa
terlibat dalam pekerjaannya, yang ditandai dengan vigor, dedication, dan
absorption (Schaufeli & Bakker, 2003).

Melihat fenomena yang terjadi, maka peneliti tertarik untuk meneliti
gambaran mengenai work engagement pada staf Bidang Pajak Pendaftaran dan
Pajak Penetapan Disyanjak Kota Bandung.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental, yaitu
penelitian kuantitatif dimana variabel bebas tidak dimanipulasi oleh peneliti
(Christensen, 2011). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang mendeskirpsikan sebuah
fenomena, kejadian, atau situasi (Christensen, 2011). Tujuannya adalah untuk
menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akrat mengenai fakta-fakta, sifatsifat, serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

Partisipan
Subjek pebelitian ini adalah staf Bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak
Penetapan Disyanjak Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah simple random sampling, sehingga didapatkan sampel sebanyak 46 staf
Bidang Pajak Pendaftaran dan 38 staf Bidang Pajak Penetapan.

Pengukuran
Dalam penelitan ini digunakan alat ukur yaitu kuesioner work engagement

yang merupakan adaptasi dan pengembangan dari Utrecht Work Engagement
Scale (UWES)-17 dari Schaufeli & Bakker (2003). Jumlah keseluruhan item
pernyataan dalam kuesioner yang digunakan adalah 50 pernyataan, dengan 19
item pada dimensi vigor, 14 item pada dimensi dedication, dan 17 item pada
dimensi absorption. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert
dimulai dari 1 (tidak pernah) sampai 7 (selalu).
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian adalah content validity
(dengan metode expert judgment) dan construct validity (dengan melihat nilai
corrected item total correlation). Dari kedua metode tersebut, alat ukur dalam
penelitian ini dinyatakan valid, sehingga dapat mengukur variabel yang akan
diukur. Sedangkan reliabilitas alat ukur ini adalah sebesar 0,981 dengan melihat
nilai Cronbach’s Alpha menggunakan program SPSS for Windows 20.0 dan
didasarkan pada kriteria Kaplan & Saccuzzo.

HASIL
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis pembahasan mengenai work
engagement, diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Secara umum, didapatkan hasil gambaran work engagement pada staf
Bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak Penetapan Disyanjak Kota Bandung
tersebar dalam dua kategori, yaitu sebanyak 48 responden (57%) berada

pada kategori sangat tinggi dan sebanyak 36 responden (43%) berada pada
kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh staf Bidang Pajak
Pendaftaran dan Pajak Penetapan Disyanjak Kota Bandung engage dengan
pekerjaannya sebagai pegawai Disyanjak.
2. Dedication menjadi dimensi yang paling mendominasi work engagement
yang ditampilkan oleh staf Bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak Penetapan,
kemudian diikuti oleh dimensi vigor, dan absorption.
3. Perbedaan demografi pada jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan
bidang yang ditekuni tidak menimbulkan adanya perbedaan work
engagement yang ditampilkan para staf.
4. Perbedaan demografi pada lama bekerja di bidang yang ditekuni pada
responden menjadikan adanya perbedaan pada work engagement yang
ditampilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:
Bakker, Arnold B. & Michael P. Leiter. 2010. Work Engagement: A Handbook of
Essential Theory and Research. East Sussex: Psychology Press.
Bakker, dkk. 2008. Work Engagement: An emerging concept in occupational

health psychology. London: Routledge..
Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use.
Massachusetts: Allyn & Bacon.
Goncalves, Sonia P. & Jose G. Neves. 2012. Occupational Helath Psychology
from Burnout to Well-Being. USA: Scientific & Academic Publishing.
Heuvel, Machteld van den, et al. 2010. Personal Resources and Work Engagement
in the Face of Change. John Wiley & Sons Ltd (Published online).
Kementrian Pekerjaan Umum. 2010. Laporan Akhir Peningkatan Etos Kerja
Sumber Daya Manusia PUSTRA. Jakarta: PT DDC Consultants.
Kerlinger, Fred N. 1990. Asas-Asas Penelitian Behavioral Edisi
Ketiga.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Saks, Alan M. 2006. Antecedents and Consequences of Employee Engagement.
Journal of Managerial Psychology. Emerald Group Publishing Limited.
Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.
Yogyakarta: Andi Offset.
Schaufeli, Wilmar. Work Engagement: From Theory to Practice. Netherlands:
Utrecth University.
Schaufeli, Wilmar & Arnold Bakker. 2003. UWES (Utrecht Work Engagement
Scale), Preliminary Manual. Occupational Health Psychology Unit,
Utrecth University.

Schaufeli, Wilmar. 2011. Work Engagement: What do we know?. Timisoara:
International OHP Workshop.
Sumber jurnal:
Bakker, Arnold B. & Evangelia Demerouti. 2007. The Job Demands Resources
Model: State of The Art. Journal of Managerial Psychology, Vol. 22 Iss: 3,
pp.309-328.
Deligero, Joseph C. & Jake M. Laguador. 2014. Work Engagement among
Employees and Its Relationship with Work Units’ Performance of a
Higher Education Institution. International Journal of Management
Sciences. Vol. 3, No.12, pp. 909-917.
Inceoglu, Ilke & Peter Warr. 2012. Personality and Job Engagement. Journal of
Personnel Psychology.
Mujiasih, Endah & Ika Zenita Ratnaningsih. Meningkatkan Engagament Melalui
Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi.
Universitas Diponegoro Semarang.
Schaufeli, Wilmar B., Marisa Salanova, Vicente Gonzalez-Roma, Arnold B.
Bakker. 2002. The Measurement of Engagement and Burnout: A Two

Sample Confirmatory Factor Analytic Approach. Journal of Happiness
Studies, 3, pp.71-92.
Sumber skripsi:
Chandrawardhani, RR Permata Hapsari. Studi Deskriptif mengenai Work
Engagement pada Guru di Sekolah Luar Biasa Yayasan Kasih Bangsa
(YKB) Kabupaten Garut. Jatinangor: Fakultas Psikologi Universitas
Padjadjaran.
Lawrence, Lisa Ann. 2009. Work Engagement, Moral Distress, Education Level,
and Critical Reflective Practice in Intensive Care Nurses. The University
of Arizona.
Soraya, Evi. 2014. Gambaran Work Engagement pada Guru Sekolah Menengah
Atas (SMA) Labschool Jakarta. Jatinangor: Fakultas Psikologi Universitas
Padjadjaran.
Sumber internet:
http://www.pilarnusantaraonline.com/2015/01/disyanjak-kota-bandung-capaitarget.html
http://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=111 (24 Maret
2015 pukul 18.07 WIB)
http://www.careers.govt.nz/assets/pages/docs/career-theory-model-super.pdf (26
Maret 2015 pukul 10.55 WIB)
https://pnsberdikari.wordpress.com/2011/09/05/hakekat-reformasi-birokrasiadalah-perubahan-pola-pikir-dan-budaya-kerja-aparatur-negara/
http://repository.uin-suska.ac.id/1117/2/BAB%20I.pdf (31 Maret 2014 pukul
12.14 WIB)
http://yanjak.egref.org (30 November 2014 pukul 20.14 WIB)