Studi Korelasional Antara Human Capital Dan Work Engagement Pada Staf Bidang Pajak Pendaftaran Dan Pajak Penetapan Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) Kota Bandung.

STUDI KORELASIONAL ANTARA HUMAN CAPITAL DAN WORK
ENGAGEMENT PADA STAF BIDANG PAJAK PENDAFTARAN DAN
PAJAK PENETAPAN DINAS PELAYANAN PAJAK (DISYANJAK) KOTA
BANDUNG
FADHILA DWI UTAMI
Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Pembangunan yang merata di suatu negara merupakan suatu upaya untuk
menunjang kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal yang paling signifikan dalam
membiayai pembangunan berasal dari penerimaan pajak. Disyanjak Kota Bandung
merupakan institusi pemerintah daerah yang bertugas untuk mengelola penerimaan
pajak daerah Kota Bandung. Bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak Penetapan
Disyanjak memiliki fungsi untuk mengelola setoran pajak dan memberikan pelayanan
publik secara langsung pada masyarakat wajib pajak. Dengan tuntutan pekerjaan yang
berat pada kedua bidang, staf nampak menikmati pekerjaan, merasa bangga terhadap
pekerjaan, serta memiliki kemauan untuk melakukan upaya lebih demi tercapainya
tujuan organisasi. Hal ini mengindikasikan sebuah kondisi work engagement pada
staf. Perilaku work engagement yang ditampilkan staf diasumsikan berhubungan
dengan kondisi human capital staf sebagai aset individu yang terdiri dari
pengetahuan, pengalaman, keterampilan, sikap, serta atribut personal lain yang

memiliki nilai tambah bagi organisasi. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan antara human capital dan work
engagement pada staf Bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak Penetapan Dinas
Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non
eksperimental dengan metode penelitian korelasional. Penelitian ini dilakukan
terhadap 46 staf bidang Pajak Pendaftaran dan 41 staf bidang Pajak Penetapan
Disyanjak Kota Bandung. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cluster random sampling. Data penelitian diperoleh melalui alat ukur human
capital yang dikembangkan berdasarkan konsep dari Peterson & Spiker (2005) serta
alat ukur work engagement yang diadaptasi dari Utrecht Work Engagement Scale
(UWES-17) (Schaufeli & Baker, 2003).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa human capital berhubungan
secara signifikan dengan work engagement.
Kata kunci : Human Capital, Work Engagement

desentralisasi

PENDAHULUAN


fiskal

(Kementrian

Dimulai sejak tahun 1999,

Dalam Negeri, 2012). Dengan adanya

Negara Kesatuan Republik Indonesia

kedua bentuk kebijakan desentralisasi

(NKRI)

ini,

telah

memberlakukan


maka

setiap

daerah

otonom

kebijakan mengenai otonomi daerah.

memiliki

Pemberlakuan kebijakan ini sesuai

mengurusi pemerintahan di daerah

dengan Undang-Undang Dasar 1945

serta mengelola keuangan daerahnya


pasal 18 ayat 2 dimana disebutkan

masing-masing.

bahwa Pemerintah Daerah propinsi,

kewenangan

untuk

Pemerintah Republik Indonesia

daerah kabupaten, dan kota mengatur

memberlakukan

dan

urusan


daerah tentunya diiringi dengan tujuan

pemerintahan menurut asas otonomi

luhur yang hendak dicapai yaitu untuk

dan tugas pembantuan.

Dengan

meningkatkan

diberlakukannya

daerah,

semua lapisan masyarakat Indonesia

sistem pemerintahan yang berlaku


sesuai dengan cita-cita bangsa seperti

bukan lagi sistem pemerintahan yang

yang tertuang dalam UUD 1945. Hal

sifatnya

mengurus

sendiri

otonomi

kesejahteraan

bagi

(sentralisasi),


ini terjadi karena dengan adanya

sistem

pemerintahan

otonomi daerah, diharapkan tercipta

desentralisasi.

daya saing di setiap daerah untuk

Berdasarkan
32

Undang-Undang

Tahun

Pemerintahan

bahwa

otonomi

terpusat

melainkan

Nomor

kebijakan

2004

Daerah,

Tentang

melakukan percepatan pembangunan
di seluruh wilayah Indonesia.


disebutkan

desentralisasi

adalah

Hal yang sangat signifikan
dalam

mendukung

pembangunan

penyerahan wewenang pemerintahan

daerah adalah penerimaan daerah yang

oleh pemerintah (pusat) kepada dearah


dapat

otonom

NKRI.

pembangunan.

terbagi

kebijakan fiskal desentralisasi, setiap

dalam

Kebijakan
kedalam

kerangka

desentralisasi

dua

desentralisasi

bentuk

antara

kewenangan

lain
serta

membiayai

segala

bentuk

Dengan

adanya

daerah memiliki hak tersendiri untuk

mengelola keuangan daerahnya yang

lebih banyak aktivitas ekonomi yang

didapatkan dari penerimaan daerah.

dapat

Penerimaan

dalam

pemerintah

negeri umumnya berasal dari sektor

perpajakan.

pajak.

terbesar

menjadi

Sementara penerimaan lain

pemasukan

daerah

Dinas

melalui

Pelayanan

bagi
sektor

Pajak

yang bukan bersumber dari pajak

(Disyanjak) Kota Bandung merupakan

hanya memberikan kontribusi yang

salah satu Satuan Kinerja Perangkat

tidak terlalu signifikan.

Daerah

Besarnya

(SKPD)

di

lingkup

penerimaan pajak yang diterima oleh

pemerintahan Kota Bandung yang

daerah berpotensi untuk memutar roda

memiliki tugas pokok melaksanakan

perekonomian

sebagian urusan Pemerintahan Daerah

pembangunan

dan

(Direktorat

Pajak, 2014).
pengelolaan

mendorong
Jendral

di Bidang Pajak Daerah. Pajak daerah

Dengan demikian,

ini merupakan salah satu sumber

penerimaan

daerah

pendapatan daerah kota Bandung dan

khususnya dari sektor pajak perlu

memiliki

diperhatikan secara cermat dan bijak

membiayai

agar dapat dimanfaatkan seoptimal

pemerintahan

mungkin

daerah.

pembangunan

dalam
di

mendanai

daerah

dengan

sebaik-baiknya.
Kota

fungsi

kritis

untuk

penyelenggaraan

Sebagai

dan

pembangunan

salah

satu

Satuan

Kinerja Perangkat Dinas (SKPD) di
Bandung

merupakan

lingkup pemerintahan kota Bandung,

salah satu kota terbesar di Indonesia

Disyanjak dibebankan dengan target

yang memiliki rasio pajak tertinggi

penerimaan pajak yang besar unutk

(www.wartaekonomi.co.id).

Rasio

memenuhi Pendapatan Asli Daerah

pajak yang tinggi ini dikarenakan

(PAD) Kota Bandung. Selain itu,

status Kota Bandung sebagai kota

sebagai

yang

berkewajiban

termasuk

dalam

wilayah

sebagai

dinas

yang
dalam

perkotaan dan dapat disebut sebagai

menyelenggarakan pelayanan publik

kota metropolitan. Sehingga, terdapat

terhadap

masyarakat

Wajib

Pajak

(WP), di tahun 2015 Disyanjak kota

dan memberikan pelayanan langsung

Bandung

terhadap

ditargetkan

mampu

masyarakat

wajib

pajak.

menyelenggarakan pelayanan publik

Sehingga staf pada Bidang Pajak

dengan

Pendaftaran

zero

demikian,

Dengan

complain.
pegawai

Disyanjak

memiliki

dan

Pajak

tuntutan pekerjaan

menghadapi tuntutan pekerjaan yang

tinggi

tinggi guna mencapai keberhasilan

pekerjaannya

dinas.

penarikan

pajak

dan

pelayanan

secara

prima

Dalam

menjalankan

Penetapan

dalam

yang

melaksanakan

berkaitan

peranannya, Disyanjak Kota Bandung

masyarakat wajib pajak.

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas

Namun,

dengan
pemberian

ditengah

terhadap

kesibukan

yang membawahi sekretaris, Kepala

akan pekerjaannya, staf nampak enjoy

Sub. Bagian, Kepala Bidang, Kepala

atau menikmati rutinitas kesibukan

seksi, serta staf. Staf memiliki peran

yang mereka jumpai di tempat kerja,

yang sangat penting dalam sebuah

memiliki

dinas untuk melaksanakan kegiatan-

pekerjaannya, serta berkeinginan untuk

kegiatan penunjang demi lancarnya

melaksanakan

roda

tercapainya tujuan organisasi.

organisasi

dan

mekanisme

kebanggan

upaya

dengan

lebih

demi

kerjasama yang harmonis.

Oleh

Melihat kondisi staf Disyanjak

karena

tidak

Kota Bandung yang telah dipaparkan

dalam

sebelumnya, maka Work engagement

memberikan perintah atau menentukan

tepat untuk menggambarkan kondisi

sebuah keputusan, staf memiliki fungsi

pegawai di Disyanjak Kota Bandung.

kritis dalam mendukung keberhasilan

Work engagement adalah perasaan

sebuah organisasi.

positif, penuh, keadaan pikiran terkait

itu,

memiliki

meskipun

staf

kewenangan

Bidang Pajak Pendaftaran dan
Pajak
bidang

Penetapan
Disyanjak

merupakan
yang

dua

memiliki

fungsi untuk mengelola setoran pajak

pekerjaan
dengan

yang
vigor,

dikarakteristikkan
dedication

dan

absorption (Schaufeli et al., 2001).
Perilaku

work

engagement

yang

ditampilkan oleh staf akan mendorong

Capital,

performa

mencapai

Emotional Capital, dan Social Capital

keberhasilan dinas dalam mencapai

atau PIES human capital (Peterson &

tujuan dinas.

Spiker, 2005 dalam Kadiyono, 2011).

staf

dalam

Intellectual

Capital,

Mengukur kinerja organisasi

Melihat fenomena yang ada,

dari perspektif keuangan (dalam hal ini

maka peneliti tertarik untuk mengkaji

adalah penerimaan pajak) memang

apakah

sangat akurat.

Namun sebenarnya

human capital dan work engagement

yang menjadi dasar penggerak nilai

pada staf Bidang Pajak Pendaftaran

dari keuangan tersebut adalah sumber

dan Pajak Penetapan Dinas Pelayanan

daya manusia (Human Capital) dengan

Pajak Kota Bandung.

terdapat

hubungan

antara

segala pengetahuan, ide, dan inovasi
yang dimilikinya. Selain itu, human

METODE PENELITIAN
Penelitian

capital juga merupakan inti dari suatu
perusahaan (Mayo, 2011). Oleh karena

penelitian

itu,

eksperimental,

menjadi

penting

untuk

memperhatikan

bagaimana

kondisi

sebuah organisasi.

(Christensen,

selaku

pegawai

yang

non

yaitu

penelitain

kuantitatif dimana variabel bebas tidak
dimanipulasi

individu

merupakan

kuantitatif

human capital yang terdapat dalam

Human capital adalah aset

ini

oleh
2011).

peneliti
Rancangan

penelitian ini menggunakan metode
korelasional,

yaitu

metode

berisikan pengetahuan (knowledge),

menggambarkan

pengalaman

hubungan yang terjadi antara variabel

(experience),

dan

dan

yang

memprediksi

keterampilan (skills), sikap (attittude),

pertama

variabel

nilai (value), dan atribut personal

mengamati

lainnya (personal attributes) yang

nilai suatu variabel berkaitan dengan

memiliki nilai tambah bagi organisasi.

perubahan nilai pada variabel lainnya,

Human capital merupakan konstruk

dan setiap perubahan yang terjadi

inti yang terdiri atas Psychological

bukan

sejauhmana

disebabkan

oleh

kedua,
perubahan

adanya

perlakuan yang diberikan oleh peneliti

14 item pada dimensi social capital.

(Sugiyono, 2003).

Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala Likert dimulai dari 1
(sangat tidak sesuai) sampai 5 (sangat
sesuai).

Partisipan

Kuesioner work engagement

Subjek penelitian adalah staf
bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak

diadaptasi

dari

Utrech

Work

Penetapan Dinas Pelayanan Pajak Kota

Engagement

Scale

(UWES)

yang

Bandung.

disusun oleh Schaufeli & Bakker

Teknik sampling yang

digunakan

adalah

cluster

random

(2003).

Jumlah keseluruhan item

sampling, sehingga didapatkan sampel

pernyataan

sebanyak

Pajak

digunakan adalah 48 item, yang terdiri

Pendaftaran dan 41 staf Bidang Pajak

dari 19 item pada dimensi vigor,14

Penetapan.

item pada dimensi dedication, dan 15

46

staf

Bidang

dalam

kuesioner

yang

item pada dimensi absorption. Skala
pengukuran yang digunakan adalah

Pengukuran
Dalam penelitian ini digunakan
dua buah alat ukur yaitu kuesioner

skala Likert dimulai dari 1 (tidak
pernah) sampai 7 (selalu).

human capital dan kuesionel work

Uji validitas yang digunakan

engagement. Kuesioner human capital

dalam penelitian ini adalah content

disusun

validity

berdasarkan

konsep

yang

(dengan

digunakan oleh Peterson & Spiker

judgement)

(2005).

Jumlah

pernyataan

dan

metode

expert

construct

validity

keseluruhan

item

(dengan melihat nilai corrected item

kuesioner

yang

total

dalam

Berdasarkan

correlation).

digunakan adalah 61 item, yang terdiri

metode tersebut, kedua alat ukur ini

dari

dinyatakan

25

item

pada

dimensi

valid,

sehingga

dapat

psychological capital, 8 item pada

mengukur variabel yang akan diukur.

dimensi intellectual capital, 14 item

Selain

pada dimensi emotional capital, dan

menunjukkan reliabilitaa alat ukur

itu,

pengujian

reliablitas

human capital sebesar 0,976 dan

keterampilan. sikap, nilai serta

reliabilitas alat ukur work engagement

atribut personal lainnya ddalam

sebesar

melaksanakan pekerjaannya

0,967.

dilakukan

Uji

dengan

Cronbach’s

reliabilitas

melihat

Alpha

nilai



menggunakan

Secara keseluruhan, staf bidang
Pajak

Pendaftaran

dan

Pajak

program SPSS for Windows 20.0 yang

Penetapan

Disyanjak

Kota

didasarkan pada kriteria Kaplan &

Bandung

memiliki

work

Saccuzzo (2001).

engagement dalam kategori tinggi.
Hal ini memiliki arti bahwa staf

HASIL

dalam

Berdasarkan hasil pengolahan data dan

menunjukkan

analisis pembahasan mengenai human

positif, terpenuhi, serta perasaan

capital

dan

work

engagement,

diperoleh simpulan sebagai berikut :


Berdasarkan
dilakukan



penelitian
pada

bidang

setiap

kesempatan

kondisi

pikiran

terlibat dalam pekerjaannya.


Berdasarkan

uji

korelasi

yang

yang

dilakukan antara dimensi-dimensi

Pajak

Disyanjak,

dengan

work

Pendaftaran dan Pajak Penetapan,

engagement,

ditemukan bahwa human capital

dimensi psychological capital dan

berhubungan

social capital berhubungan secara

secara

signifikan

ditemukan

bahwa

dengan work engagement.

signifikan

Secara keseluruhan, staf bidang

engagement.

Pajak

Pajak

dimensi intellectual capital dan

Kota

emotional

Pendaftaran

Penetapan

dan

Disyanjak

dengan

work

Sementara

tidak

capital

Bandung memiliki human capital

berhubungan

dalam kategori cenderung tinggi.

dengan work engagement.

Hal ini memiliki arti bahwa staf
cenderung
pengetahuan,

untuk

menampilkan
pengalaman,

secara

itu,

signifikan

DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku :
Bakker & Leiter. 2010. Work
Engagement : A Handbook of
Essential Theory and Research.
New York : Psychology Press.
Christensen,
Larry
B.
2007.
Experimental
Methodology.
USA : Pearson.
Cozby, Paul C. 2012. Methods in
Behavioral Research 11th
edition. United States : Mc
Graw Hill.
Kerlinger, Fred N. 2006. Asas-Asas
Penelitian
Behavioral.
Yogyakarta : UGM.
Luthans, Fred; Youssef, Carolyn M.
and Avolio, Bruce J. 2007.
Psychological
Capital
:
Developing
The
Human
Competitive Edge. New York :
Oxford University Press.
Kaplan, Robert M dan Dennis P.
Saccuzo. 2001. Psychological
Testing
:
Principles,
Application,
and
Issues.
Belmont : Wadsworth.
Luthans, et al. 2007. Psychological
Capital : Developing the
Human Competitive Edge. New
York : Oxford University
Press.
Schaufeli, Wilmar & Bakker, Arnold. .
UWES
Utrecht
Work
Engagement Scale Preliminary
Manual (Version 1, November
2003). Utrecht University :
Occupational
Health
Psychology Unit.
Sugiyono. 2003. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung : CV
Alfabeta.

Umar,

Husein.
2005.
Metode
Penelitian Untuk Skripsi dan
Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Raja
Grafinndo Persada.

Referensi Jurnal :
Bakker & Demerouti. 2007. The Job
Demands-Resources Model :
State of The Art. Journal of
Managerial Psychology
_______. 2008. Towards a Model of
Work Engagement. Career
Development International Vol.
13 No. 3, 2008 pp. 209-223
Crook, T. Russel et al. 2011. Does
Human Capital Mater? A Meta
Analysis of The Relationship
Between Human Capital and
Firm Performance. Journal of
Applied Psychology.
De Waal, J.J., & Pienaar, J.2013.
Towards
understanding
causality
between
work
engagement and psychological
capital.
SA
Journal
of
Industrial Psychology.
Mayo, A. 2000. The Role of Employee
Development in The Growth of
Intellectual Capital. Personnel
Review. 29 (4). pp. 521-533
Peterson & Spiker. 2005. Establishing
the
Positive
Contributory
Value of Older Workers : A
Positive
Psychology
Perspective.
Organizational
Dynamics.
Pande, S.S. et al. 2013. Correlation
Between
Difficulty
&
Discrimination
Indices
of
MCQs in Formative Exam in
Physiology. South-East Asian
Journal of Medical Education.
7(1): 45 – 50.

Simons, J.C., & Buitendach, J.H.
2013. Psychological capital,
work
engagement
and
organisational
commitment
amongst call centre employees
in South Africa. SA Journal of
Industrial Psychology
Referensi Skripsi :
Elziyetmi.
2014.
Pengaruh
Psychological
Capital
Terhadap Work Engagement
Guru SMAN 3 Batusangkar
Kabupaten
Tanah
Datar
Sumatera Barat. Universitas
Padjadjaran : Tesis Tidak
Dipublikasikan.
Kadiyono, Annisa L. 2011. Pengaruh
Human Capital Terhadap
Positive
Organizational
Behavior Melalui Motivasi
Kerja
dan
Komitmen
Organisasional
Sebagai
Mediator.
Universitas
Padjadjaran : Disertasi Tidak
Dipublikasikan.
Referensi Internet :
http://www.disyanjak.bandung.go.id/or
ganisasi/profil/ (Diakses pada tanggal
24 Maret 2015 pukul
http://www.pajak.go.id/node/9975?lan
g=en (Diakses pada tanggal 7 April
2015 pukul 18.03)
http://wartaekonomi.co.id/berita7691/5
0-daerah-dengan-rerata-rasio-pajaktertinggi-di-indonesia-bag-ii.html
(Diakses pada tanggal 1 April 2015
pukul 19.04)
http://news.detik.com/bandung/read/20
15/01/22/150610/2810953/486/ombud
sman-ingatkan-ridwan-kamil-serius-

benahi-pelayanan-publik
(Diakses
pada tanggal 1 April 2015pukul 20.02)
http://www.careers.govt.nz/assets/page
s/docs/career-theory-model-super.pdf
(Diakses pada tanggal 27 Maret 2015
Pukul 09.36)
http://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/i
ndex.php?a=artikel&id=111 (Diakses
pada tanggal 1 April 2015 Pukul
23.31)