Studi Korelasional Antara Human Capital Dan Work Engagement Pada Staf Bidang Pajak Pendaftaran Dan Pajak Penetapan Dinas Pelayanan Pajak (DISYANJAK) Kota Bandung.
STUDI KORELASIONAL ANTARA HUMAN CAPITAL DAN WORK
ENGAGEMENT PADA STAF BIDANG PAJAK PENDAFTARAN DAN
PAJAK PENETAPAN DINAS PELAYANAN PAJAK (DISYANJAK) KOTA
BANDUNG
FADHILA DWI UTAMI
Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Pembangunan yang merata di suatu negara merupakan suatu upaya untuk
menunjang kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal yang paling signifikan dalam
membiayai pembangunan berasal dari penerimaan pajak. Disyanjak Kota Bandung
merupakan institusi pemerintah daerah yang bertugas untuk mengelola penerimaan
pajak daerah Kota Bandung. Bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak Penetapan
Disyanjak memiliki fungsi untuk mengelola setoran pajak dan memberikan pelayanan
publik secara langsung pada masyarakat wajib pajak. Dengan tuntutan pekerjaan yang
berat pada kedua bidang, staf nampak menikmati pekerjaan, merasa bangga terhadap
pekerjaan, serta memiliki kemauan untuk melakukan upaya lebih demi tercapainya
tujuan organisasi. Hal ini mengindikasikan sebuah kondisi work engagement pada
staf. Perilaku work engagement yang ditampilkan staf diasumsikan berhubungan
dengan kondisi human capital staf sebagai aset individu yang terdiri dari
pengetahuan, pengalaman, keterampilan, sikap, serta atribut personal lain yang
memiliki nilai tambah bagi organisasi. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan antara human capital dan work
engagement pada staf Bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak Penetapan Dinas
Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non
eksperimental dengan metode penelitian korelasional. Penelitian ini dilakukan
terhadap 46 staf bidang Pajak Pendaftaran dan 41 staf bidang Pajak Penetapan
Disyanjak Kota Bandung. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cluster random sampling. Data penelitian diperoleh melalui alat ukur human
capital yang dikembangkan berdasarkan konsep dari Peterson & Spiker (2005) serta
alat ukur work engagement yang diadaptasi dari Utrecht Work Engagement Scale
(UWES-17) (Schaufeli & Baker, 2003).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa human capital berhubungan
secara signifikan dengan work engagement.
Kata kunci : Human Capital, Work Engagement
desentralisasi
PENDAHULUAN
fiskal
(Kementrian
Dimulai sejak tahun 1999,
Dalam Negeri, 2012). Dengan adanya
Negara Kesatuan Republik Indonesia
kedua bentuk kebijakan desentralisasi
(NKRI)
ini,
telah
memberlakukan
maka
setiap
daerah
otonom
kebijakan mengenai otonomi daerah.
memiliki
Pemberlakuan kebijakan ini sesuai
mengurusi pemerintahan di daerah
dengan Undang-Undang Dasar 1945
serta mengelola keuangan daerahnya
pasal 18 ayat 2 dimana disebutkan
masing-masing.
bahwa Pemerintah Daerah propinsi,
kewenangan
untuk
Pemerintah Republik Indonesia
daerah kabupaten, dan kota mengatur
memberlakukan
dan
urusan
daerah tentunya diiringi dengan tujuan
pemerintahan menurut asas otonomi
luhur yang hendak dicapai yaitu untuk
dan tugas pembantuan.
Dengan
meningkatkan
diberlakukannya
daerah,
semua lapisan masyarakat Indonesia
sistem pemerintahan yang berlaku
sesuai dengan cita-cita bangsa seperti
bukan lagi sistem pemerintahan yang
yang tertuang dalam UUD 1945. Hal
sifatnya
mengurus
sendiri
otonomi
kesejahteraan
bagi
(sentralisasi),
ini terjadi karena dengan adanya
sistem
pemerintahan
otonomi daerah, diharapkan tercipta
desentralisasi.
daya saing di setiap daerah untuk
Berdasarkan
32
Undang-Undang
Tahun
Pemerintahan
bahwa
otonomi
terpusat
melainkan
Nomor
kebijakan
2004
Daerah,
Tentang
melakukan percepatan pembangunan
di seluruh wilayah Indonesia.
disebutkan
desentralisasi
adalah
Hal yang sangat signifikan
dalam
mendukung
pembangunan
penyerahan wewenang pemerintahan
daerah adalah penerimaan daerah yang
oleh pemerintah (pusat) kepada dearah
dapat
otonom
NKRI.
pembangunan.
terbagi
kebijakan fiskal desentralisasi, setiap
dalam
Kebijakan
kedalam
kerangka
desentralisasi
dua
desentralisasi
bentuk
antara
kewenangan
lain
serta
membiayai
segala
bentuk
Dengan
adanya
daerah memiliki hak tersendiri untuk
mengelola keuangan daerahnya yang
lebih banyak aktivitas ekonomi yang
didapatkan dari penerimaan daerah.
dapat
Penerimaan
dalam
pemerintah
negeri umumnya berasal dari sektor
perpajakan.
pajak.
terbesar
menjadi
Sementara penerimaan lain
pemasukan
daerah
Dinas
melalui
Pelayanan
bagi
sektor
Pajak
yang bukan bersumber dari pajak
(Disyanjak) Kota Bandung merupakan
hanya memberikan kontribusi yang
salah satu Satuan Kinerja Perangkat
tidak terlalu signifikan.
Daerah
Besarnya
(SKPD)
di
lingkup
penerimaan pajak yang diterima oleh
pemerintahan Kota Bandung yang
daerah berpotensi untuk memutar roda
memiliki tugas pokok melaksanakan
perekonomian
sebagian urusan Pemerintahan Daerah
pembangunan
dan
(Direktorat
Pajak, 2014).
pengelolaan
mendorong
Jendral
di Bidang Pajak Daerah. Pajak daerah
Dengan demikian,
ini merupakan salah satu sumber
penerimaan
daerah
pendapatan daerah kota Bandung dan
khususnya dari sektor pajak perlu
memiliki
diperhatikan secara cermat dan bijak
membiayai
agar dapat dimanfaatkan seoptimal
pemerintahan
mungkin
daerah.
pembangunan
dalam
di
mendanai
daerah
dengan
sebaik-baiknya.
Kota
fungsi
kritis
untuk
penyelenggaraan
Sebagai
dan
pembangunan
salah
satu
Satuan
Kinerja Perangkat Dinas (SKPD) di
Bandung
merupakan
lingkup pemerintahan kota Bandung,
salah satu kota terbesar di Indonesia
Disyanjak dibebankan dengan target
yang memiliki rasio pajak tertinggi
penerimaan pajak yang besar unutk
(www.wartaekonomi.co.id).
Rasio
memenuhi Pendapatan Asli Daerah
pajak yang tinggi ini dikarenakan
(PAD) Kota Bandung. Selain itu,
status Kota Bandung sebagai kota
sebagai
yang
berkewajiban
termasuk
dalam
wilayah
sebagai
dinas
yang
dalam
perkotaan dan dapat disebut sebagai
menyelenggarakan pelayanan publik
kota metropolitan. Sehingga, terdapat
terhadap
masyarakat
Wajib
Pajak
(WP), di tahun 2015 Disyanjak kota
dan memberikan pelayanan langsung
Bandung
terhadap
ditargetkan
mampu
masyarakat
wajib
pajak.
menyelenggarakan pelayanan publik
Sehingga staf pada Bidang Pajak
dengan
Pendaftaran
zero
demikian,
Dengan
complain.
pegawai
Disyanjak
memiliki
dan
Pajak
tuntutan pekerjaan
menghadapi tuntutan pekerjaan yang
tinggi
tinggi guna mencapai keberhasilan
pekerjaannya
dinas.
penarikan
pajak
dan
pelayanan
secara
prima
Dalam
menjalankan
Penetapan
dalam
yang
melaksanakan
berkaitan
peranannya, Disyanjak Kota Bandung
masyarakat wajib pajak.
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
Namun,
dengan
pemberian
ditengah
terhadap
kesibukan
yang membawahi sekretaris, Kepala
akan pekerjaannya, staf nampak enjoy
Sub. Bagian, Kepala Bidang, Kepala
atau menikmati rutinitas kesibukan
seksi, serta staf. Staf memiliki peran
yang mereka jumpai di tempat kerja,
yang sangat penting dalam sebuah
memiliki
dinas untuk melaksanakan kegiatan-
pekerjaannya, serta berkeinginan untuk
kegiatan penunjang demi lancarnya
melaksanakan
roda
tercapainya tujuan organisasi.
organisasi
dan
mekanisme
kebanggan
upaya
dengan
lebih
demi
kerjasama yang harmonis.
Oleh
Melihat kondisi staf Disyanjak
karena
tidak
Kota Bandung yang telah dipaparkan
dalam
sebelumnya, maka Work engagement
memberikan perintah atau menentukan
tepat untuk menggambarkan kondisi
sebuah keputusan, staf memiliki fungsi
pegawai di Disyanjak Kota Bandung.
kritis dalam mendukung keberhasilan
Work engagement adalah perasaan
sebuah organisasi.
positif, penuh, keadaan pikiran terkait
itu,
memiliki
meskipun
staf
kewenangan
Bidang Pajak Pendaftaran dan
Pajak
bidang
Penetapan
Disyanjak
merupakan
yang
dua
memiliki
fungsi untuk mengelola setoran pajak
pekerjaan
dengan
yang
vigor,
dikarakteristikkan
dedication
dan
absorption (Schaufeli et al., 2001).
Perilaku
work
engagement
yang
ditampilkan oleh staf akan mendorong
Capital,
performa
mencapai
Emotional Capital, dan Social Capital
keberhasilan dinas dalam mencapai
atau PIES human capital (Peterson &
tujuan dinas.
Spiker, 2005 dalam Kadiyono, 2011).
staf
dalam
Intellectual
Capital,
Mengukur kinerja organisasi
Melihat fenomena yang ada,
dari perspektif keuangan (dalam hal ini
maka peneliti tertarik untuk mengkaji
adalah penerimaan pajak) memang
apakah
sangat akurat.
Namun sebenarnya
human capital dan work engagement
yang menjadi dasar penggerak nilai
pada staf Bidang Pajak Pendaftaran
dari keuangan tersebut adalah sumber
dan Pajak Penetapan Dinas Pelayanan
daya manusia (Human Capital) dengan
Pajak Kota Bandung.
terdapat
hubungan
antara
segala pengetahuan, ide, dan inovasi
yang dimilikinya. Selain itu, human
METODE PENELITIAN
Penelitian
capital juga merupakan inti dari suatu
perusahaan (Mayo, 2011). Oleh karena
penelitian
itu,
eksperimental,
menjadi
penting
untuk
memperhatikan
bagaimana
kondisi
sebuah organisasi.
(Christensen,
selaku
pegawai
yang
non
yaitu
penelitain
kuantitatif dimana variabel bebas tidak
dimanipulasi
individu
merupakan
kuantitatif
human capital yang terdapat dalam
Human capital adalah aset
ini
oleh
2011).
peneliti
Rancangan
penelitian ini menggunakan metode
korelasional,
yaitu
metode
berisikan pengetahuan (knowledge),
menggambarkan
pengalaman
hubungan yang terjadi antara variabel
(experience),
dan
dan
yang
memprediksi
keterampilan (skills), sikap (attittude),
pertama
variabel
nilai (value), dan atribut personal
mengamati
lainnya (personal attributes) yang
nilai suatu variabel berkaitan dengan
memiliki nilai tambah bagi organisasi.
perubahan nilai pada variabel lainnya,
Human capital merupakan konstruk
dan setiap perubahan yang terjadi
inti yang terdiri atas Psychological
bukan
sejauhmana
disebabkan
oleh
kedua,
perubahan
adanya
perlakuan yang diberikan oleh peneliti
14 item pada dimensi social capital.
(Sugiyono, 2003).
Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala Likert dimulai dari 1
(sangat tidak sesuai) sampai 5 (sangat
sesuai).
Partisipan
Kuesioner work engagement
Subjek penelitian adalah staf
bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak
diadaptasi
dari
Utrech
Work
Penetapan Dinas Pelayanan Pajak Kota
Engagement
Scale
(UWES)
yang
Bandung.
disusun oleh Schaufeli & Bakker
Teknik sampling yang
digunakan
adalah
cluster
random
(2003).
Jumlah keseluruhan item
sampling, sehingga didapatkan sampel
pernyataan
sebanyak
Pajak
digunakan adalah 48 item, yang terdiri
Pendaftaran dan 41 staf Bidang Pajak
dari 19 item pada dimensi vigor,14
Penetapan.
item pada dimensi dedication, dan 15
46
staf
Bidang
dalam
kuesioner
yang
item pada dimensi absorption. Skala
pengukuran yang digunakan adalah
Pengukuran
Dalam penelitian ini digunakan
dua buah alat ukur yaitu kuesioner
skala Likert dimulai dari 1 (tidak
pernah) sampai 7 (selalu).
human capital dan kuesionel work
Uji validitas yang digunakan
engagement. Kuesioner human capital
dalam penelitian ini adalah content
disusun
validity
berdasarkan
konsep
yang
(dengan
digunakan oleh Peterson & Spiker
judgement)
(2005).
Jumlah
pernyataan
dan
metode
expert
construct
validity
keseluruhan
item
(dengan melihat nilai corrected item
kuesioner
yang
total
dalam
Berdasarkan
correlation).
digunakan adalah 61 item, yang terdiri
metode tersebut, kedua alat ukur ini
dari
dinyatakan
25
item
pada
dimensi
valid,
sehingga
dapat
psychological capital, 8 item pada
mengukur variabel yang akan diukur.
dimensi intellectual capital, 14 item
Selain
pada dimensi emotional capital, dan
menunjukkan reliabilitaa alat ukur
itu,
pengujian
reliablitas
human capital sebesar 0,976 dan
keterampilan. sikap, nilai serta
reliabilitas alat ukur work engagement
atribut personal lainnya ddalam
sebesar
melaksanakan pekerjaannya
0,967.
dilakukan
Uji
dengan
Cronbach’s
reliabilitas
melihat
Alpha
nilai
•
menggunakan
Secara keseluruhan, staf bidang
Pajak
Pendaftaran
dan
Pajak
program SPSS for Windows 20.0 yang
Penetapan
Disyanjak
Kota
didasarkan pada kriteria Kaplan &
Bandung
memiliki
work
Saccuzzo (2001).
engagement dalam kategori tinggi.
Hal ini memiliki arti bahwa staf
HASIL
dalam
Berdasarkan hasil pengolahan data dan
menunjukkan
analisis pembahasan mengenai human
positif, terpenuhi, serta perasaan
capital
dan
work
engagement,
diperoleh simpulan sebagai berikut :
•
Berdasarkan
dilakukan
•
penelitian
pada
bidang
setiap
kesempatan
kondisi
pikiran
terlibat dalam pekerjaannya.
•
Berdasarkan
uji
korelasi
yang
yang
dilakukan antara dimensi-dimensi
Pajak
Disyanjak,
dengan
work
Pendaftaran dan Pajak Penetapan,
engagement,
ditemukan bahwa human capital
dimensi psychological capital dan
berhubungan
social capital berhubungan secara
secara
signifikan
ditemukan
bahwa
dengan work engagement.
signifikan
Secara keseluruhan, staf bidang
engagement.
Pajak
Pajak
dimensi intellectual capital dan
Kota
emotional
Pendaftaran
Penetapan
dan
Disyanjak
dengan
work
Sementara
tidak
capital
Bandung memiliki human capital
berhubungan
dalam kategori cenderung tinggi.
dengan work engagement.
Hal ini memiliki arti bahwa staf
cenderung
pengetahuan,
untuk
menampilkan
pengalaman,
secara
itu,
signifikan
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku :
Bakker & Leiter. 2010. Work
Engagement : A Handbook of
Essential Theory and Research.
New York : Psychology Press.
Christensen,
Larry
B.
2007.
Experimental
Methodology.
USA : Pearson.
Cozby, Paul C. 2012. Methods in
Behavioral Research 11th
edition. United States : Mc
Graw Hill.
Kerlinger, Fred N. 2006. Asas-Asas
Penelitian
Behavioral.
Yogyakarta : UGM.
Luthans, Fred; Youssef, Carolyn M.
and Avolio, Bruce J. 2007.
Psychological
Capital
:
Developing
The
Human
Competitive Edge. New York :
Oxford University Press.
Kaplan, Robert M dan Dennis P.
Saccuzo. 2001. Psychological
Testing
:
Principles,
Application,
and
Issues.
Belmont : Wadsworth.
Luthans, et al. 2007. Psychological
Capital : Developing the
Human Competitive Edge. New
York : Oxford University
Press.
Schaufeli, Wilmar & Bakker, Arnold. .
UWES
Utrecht
Work
Engagement Scale Preliminary
Manual (Version 1, November
2003). Utrecht University :
Occupational
Health
Psychology Unit.
Sugiyono. 2003. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung : CV
Alfabeta.
Umar,
Husein.
2005.
Metode
Penelitian Untuk Skripsi dan
Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Raja
Grafinndo Persada.
Referensi Jurnal :
Bakker & Demerouti. 2007. The Job
Demands-Resources Model :
State of The Art. Journal of
Managerial Psychology
_______. 2008. Towards a Model of
Work Engagement. Career
Development International Vol.
13 No. 3, 2008 pp. 209-223
Crook, T. Russel et al. 2011. Does
Human Capital Mater? A Meta
Analysis of The Relationship
Between Human Capital and
Firm Performance. Journal of
Applied Psychology.
De Waal, J.J., & Pienaar, J.2013.
Towards
understanding
causality
between
work
engagement and psychological
capital.
SA
Journal
of
Industrial Psychology.
Mayo, A. 2000. The Role of Employee
Development in The Growth of
Intellectual Capital. Personnel
Review. 29 (4). pp. 521-533
Peterson & Spiker. 2005. Establishing
the
Positive
Contributory
Value of Older Workers : A
Positive
Psychology
Perspective.
Organizational
Dynamics.
Pande, S.S. et al. 2013. Correlation
Between
Difficulty
&
Discrimination
Indices
of
MCQs in Formative Exam in
Physiology. South-East Asian
Journal of Medical Education.
7(1): 45 – 50.
Simons, J.C., & Buitendach, J.H.
2013. Psychological capital,
work
engagement
and
organisational
commitment
amongst call centre employees
in South Africa. SA Journal of
Industrial Psychology
Referensi Skripsi :
Elziyetmi.
2014.
Pengaruh
Psychological
Capital
Terhadap Work Engagement
Guru SMAN 3 Batusangkar
Kabupaten
Tanah
Datar
Sumatera Barat. Universitas
Padjadjaran : Tesis Tidak
Dipublikasikan.
Kadiyono, Annisa L. 2011. Pengaruh
Human Capital Terhadap
Positive
Organizational
Behavior Melalui Motivasi
Kerja
dan
Komitmen
Organisasional
Sebagai
Mediator.
Universitas
Padjadjaran : Disertasi Tidak
Dipublikasikan.
Referensi Internet :
http://www.disyanjak.bandung.go.id/or
ganisasi/profil/ (Diakses pada tanggal
24 Maret 2015 pukul
http://www.pajak.go.id/node/9975?lan
g=en (Diakses pada tanggal 7 April
2015 pukul 18.03)
http://wartaekonomi.co.id/berita7691/5
0-daerah-dengan-rerata-rasio-pajaktertinggi-di-indonesia-bag-ii.html
(Diakses pada tanggal 1 April 2015
pukul 19.04)
http://news.detik.com/bandung/read/20
15/01/22/150610/2810953/486/ombud
sman-ingatkan-ridwan-kamil-serius-
benahi-pelayanan-publik
(Diakses
pada tanggal 1 April 2015pukul 20.02)
http://www.careers.govt.nz/assets/page
s/docs/career-theory-model-super.pdf
(Diakses pada tanggal 27 Maret 2015
Pukul 09.36)
http://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/i
ndex.php?a=artikel&id=111 (Diakses
pada tanggal 1 April 2015 Pukul
23.31)
ENGAGEMENT PADA STAF BIDANG PAJAK PENDAFTARAN DAN
PAJAK PENETAPAN DINAS PELAYANAN PAJAK (DISYANJAK) KOTA
BANDUNG
FADHILA DWI UTAMI
Fakultas Psikologi
Universitas Padjadjaran
ABSTRAK
Pembangunan yang merata di suatu negara merupakan suatu upaya untuk
menunjang kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal yang paling signifikan dalam
membiayai pembangunan berasal dari penerimaan pajak. Disyanjak Kota Bandung
merupakan institusi pemerintah daerah yang bertugas untuk mengelola penerimaan
pajak daerah Kota Bandung. Bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak Penetapan
Disyanjak memiliki fungsi untuk mengelola setoran pajak dan memberikan pelayanan
publik secara langsung pada masyarakat wajib pajak. Dengan tuntutan pekerjaan yang
berat pada kedua bidang, staf nampak menikmati pekerjaan, merasa bangga terhadap
pekerjaan, serta memiliki kemauan untuk melakukan upaya lebih demi tercapainya
tujuan organisasi. Hal ini mengindikasikan sebuah kondisi work engagement pada
staf. Perilaku work engagement yang ditampilkan staf diasumsikan berhubungan
dengan kondisi human capital staf sebagai aset individu yang terdiri dari
pengetahuan, pengalaman, keterampilan, sikap, serta atribut personal lain yang
memiliki nilai tambah bagi organisasi. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan antara human capital dan work
engagement pada staf Bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak Penetapan Dinas
Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non
eksperimental dengan metode penelitian korelasional. Penelitian ini dilakukan
terhadap 46 staf bidang Pajak Pendaftaran dan 41 staf bidang Pajak Penetapan
Disyanjak Kota Bandung. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cluster random sampling. Data penelitian diperoleh melalui alat ukur human
capital yang dikembangkan berdasarkan konsep dari Peterson & Spiker (2005) serta
alat ukur work engagement yang diadaptasi dari Utrecht Work Engagement Scale
(UWES-17) (Schaufeli & Baker, 2003).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa human capital berhubungan
secara signifikan dengan work engagement.
Kata kunci : Human Capital, Work Engagement
desentralisasi
PENDAHULUAN
fiskal
(Kementrian
Dimulai sejak tahun 1999,
Dalam Negeri, 2012). Dengan adanya
Negara Kesatuan Republik Indonesia
kedua bentuk kebijakan desentralisasi
(NKRI)
ini,
telah
memberlakukan
maka
setiap
daerah
otonom
kebijakan mengenai otonomi daerah.
memiliki
Pemberlakuan kebijakan ini sesuai
mengurusi pemerintahan di daerah
dengan Undang-Undang Dasar 1945
serta mengelola keuangan daerahnya
pasal 18 ayat 2 dimana disebutkan
masing-masing.
bahwa Pemerintah Daerah propinsi,
kewenangan
untuk
Pemerintah Republik Indonesia
daerah kabupaten, dan kota mengatur
memberlakukan
dan
urusan
daerah tentunya diiringi dengan tujuan
pemerintahan menurut asas otonomi
luhur yang hendak dicapai yaitu untuk
dan tugas pembantuan.
Dengan
meningkatkan
diberlakukannya
daerah,
semua lapisan masyarakat Indonesia
sistem pemerintahan yang berlaku
sesuai dengan cita-cita bangsa seperti
bukan lagi sistem pemerintahan yang
yang tertuang dalam UUD 1945. Hal
sifatnya
mengurus
sendiri
otonomi
kesejahteraan
bagi
(sentralisasi),
ini terjadi karena dengan adanya
sistem
pemerintahan
otonomi daerah, diharapkan tercipta
desentralisasi.
daya saing di setiap daerah untuk
Berdasarkan
32
Undang-Undang
Tahun
Pemerintahan
bahwa
otonomi
terpusat
melainkan
Nomor
kebijakan
2004
Daerah,
Tentang
melakukan percepatan pembangunan
di seluruh wilayah Indonesia.
disebutkan
desentralisasi
adalah
Hal yang sangat signifikan
dalam
mendukung
pembangunan
penyerahan wewenang pemerintahan
daerah adalah penerimaan daerah yang
oleh pemerintah (pusat) kepada dearah
dapat
otonom
NKRI.
pembangunan.
terbagi
kebijakan fiskal desentralisasi, setiap
dalam
Kebijakan
kedalam
kerangka
desentralisasi
dua
desentralisasi
bentuk
antara
kewenangan
lain
serta
membiayai
segala
bentuk
Dengan
adanya
daerah memiliki hak tersendiri untuk
mengelola keuangan daerahnya yang
lebih banyak aktivitas ekonomi yang
didapatkan dari penerimaan daerah.
dapat
Penerimaan
dalam
pemerintah
negeri umumnya berasal dari sektor
perpajakan.
pajak.
terbesar
menjadi
Sementara penerimaan lain
pemasukan
daerah
Dinas
melalui
Pelayanan
bagi
sektor
Pajak
yang bukan bersumber dari pajak
(Disyanjak) Kota Bandung merupakan
hanya memberikan kontribusi yang
salah satu Satuan Kinerja Perangkat
tidak terlalu signifikan.
Daerah
Besarnya
(SKPD)
di
lingkup
penerimaan pajak yang diterima oleh
pemerintahan Kota Bandung yang
daerah berpotensi untuk memutar roda
memiliki tugas pokok melaksanakan
perekonomian
sebagian urusan Pemerintahan Daerah
pembangunan
dan
(Direktorat
Pajak, 2014).
pengelolaan
mendorong
Jendral
di Bidang Pajak Daerah. Pajak daerah
Dengan demikian,
ini merupakan salah satu sumber
penerimaan
daerah
pendapatan daerah kota Bandung dan
khususnya dari sektor pajak perlu
memiliki
diperhatikan secara cermat dan bijak
membiayai
agar dapat dimanfaatkan seoptimal
pemerintahan
mungkin
daerah.
pembangunan
dalam
di
mendanai
daerah
dengan
sebaik-baiknya.
Kota
fungsi
kritis
untuk
penyelenggaraan
Sebagai
dan
pembangunan
salah
satu
Satuan
Kinerja Perangkat Dinas (SKPD) di
Bandung
merupakan
lingkup pemerintahan kota Bandung,
salah satu kota terbesar di Indonesia
Disyanjak dibebankan dengan target
yang memiliki rasio pajak tertinggi
penerimaan pajak yang besar unutk
(www.wartaekonomi.co.id).
Rasio
memenuhi Pendapatan Asli Daerah
pajak yang tinggi ini dikarenakan
(PAD) Kota Bandung. Selain itu,
status Kota Bandung sebagai kota
sebagai
yang
berkewajiban
termasuk
dalam
wilayah
sebagai
dinas
yang
dalam
perkotaan dan dapat disebut sebagai
menyelenggarakan pelayanan publik
kota metropolitan. Sehingga, terdapat
terhadap
masyarakat
Wajib
Pajak
(WP), di tahun 2015 Disyanjak kota
dan memberikan pelayanan langsung
Bandung
terhadap
ditargetkan
mampu
masyarakat
wajib
pajak.
menyelenggarakan pelayanan publik
Sehingga staf pada Bidang Pajak
dengan
Pendaftaran
zero
demikian,
Dengan
complain.
pegawai
Disyanjak
memiliki
dan
Pajak
tuntutan pekerjaan
menghadapi tuntutan pekerjaan yang
tinggi
tinggi guna mencapai keberhasilan
pekerjaannya
dinas.
penarikan
pajak
dan
pelayanan
secara
prima
Dalam
menjalankan
Penetapan
dalam
yang
melaksanakan
berkaitan
peranannya, Disyanjak Kota Bandung
masyarakat wajib pajak.
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
Namun,
dengan
pemberian
ditengah
terhadap
kesibukan
yang membawahi sekretaris, Kepala
akan pekerjaannya, staf nampak enjoy
Sub. Bagian, Kepala Bidang, Kepala
atau menikmati rutinitas kesibukan
seksi, serta staf. Staf memiliki peran
yang mereka jumpai di tempat kerja,
yang sangat penting dalam sebuah
memiliki
dinas untuk melaksanakan kegiatan-
pekerjaannya, serta berkeinginan untuk
kegiatan penunjang demi lancarnya
melaksanakan
roda
tercapainya tujuan organisasi.
organisasi
dan
mekanisme
kebanggan
upaya
dengan
lebih
demi
kerjasama yang harmonis.
Oleh
Melihat kondisi staf Disyanjak
karena
tidak
Kota Bandung yang telah dipaparkan
dalam
sebelumnya, maka Work engagement
memberikan perintah atau menentukan
tepat untuk menggambarkan kondisi
sebuah keputusan, staf memiliki fungsi
pegawai di Disyanjak Kota Bandung.
kritis dalam mendukung keberhasilan
Work engagement adalah perasaan
sebuah organisasi.
positif, penuh, keadaan pikiran terkait
itu,
memiliki
meskipun
staf
kewenangan
Bidang Pajak Pendaftaran dan
Pajak
bidang
Penetapan
Disyanjak
merupakan
yang
dua
memiliki
fungsi untuk mengelola setoran pajak
pekerjaan
dengan
yang
vigor,
dikarakteristikkan
dedication
dan
absorption (Schaufeli et al., 2001).
Perilaku
work
engagement
yang
ditampilkan oleh staf akan mendorong
Capital,
performa
mencapai
Emotional Capital, dan Social Capital
keberhasilan dinas dalam mencapai
atau PIES human capital (Peterson &
tujuan dinas.
Spiker, 2005 dalam Kadiyono, 2011).
staf
dalam
Intellectual
Capital,
Mengukur kinerja organisasi
Melihat fenomena yang ada,
dari perspektif keuangan (dalam hal ini
maka peneliti tertarik untuk mengkaji
adalah penerimaan pajak) memang
apakah
sangat akurat.
Namun sebenarnya
human capital dan work engagement
yang menjadi dasar penggerak nilai
pada staf Bidang Pajak Pendaftaran
dari keuangan tersebut adalah sumber
dan Pajak Penetapan Dinas Pelayanan
daya manusia (Human Capital) dengan
Pajak Kota Bandung.
terdapat
hubungan
antara
segala pengetahuan, ide, dan inovasi
yang dimilikinya. Selain itu, human
METODE PENELITIAN
Penelitian
capital juga merupakan inti dari suatu
perusahaan (Mayo, 2011). Oleh karena
penelitian
itu,
eksperimental,
menjadi
penting
untuk
memperhatikan
bagaimana
kondisi
sebuah organisasi.
(Christensen,
selaku
pegawai
yang
non
yaitu
penelitain
kuantitatif dimana variabel bebas tidak
dimanipulasi
individu
merupakan
kuantitatif
human capital yang terdapat dalam
Human capital adalah aset
ini
oleh
2011).
peneliti
Rancangan
penelitian ini menggunakan metode
korelasional,
yaitu
metode
berisikan pengetahuan (knowledge),
menggambarkan
pengalaman
hubungan yang terjadi antara variabel
(experience),
dan
dan
yang
memprediksi
keterampilan (skills), sikap (attittude),
pertama
variabel
nilai (value), dan atribut personal
mengamati
lainnya (personal attributes) yang
nilai suatu variabel berkaitan dengan
memiliki nilai tambah bagi organisasi.
perubahan nilai pada variabel lainnya,
Human capital merupakan konstruk
dan setiap perubahan yang terjadi
inti yang terdiri atas Psychological
bukan
sejauhmana
disebabkan
oleh
kedua,
perubahan
adanya
perlakuan yang diberikan oleh peneliti
14 item pada dimensi social capital.
(Sugiyono, 2003).
Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala Likert dimulai dari 1
(sangat tidak sesuai) sampai 5 (sangat
sesuai).
Partisipan
Kuesioner work engagement
Subjek penelitian adalah staf
bidang Pajak Pendaftaran dan Pajak
diadaptasi
dari
Utrech
Work
Penetapan Dinas Pelayanan Pajak Kota
Engagement
Scale
(UWES)
yang
Bandung.
disusun oleh Schaufeli & Bakker
Teknik sampling yang
digunakan
adalah
cluster
random
(2003).
Jumlah keseluruhan item
sampling, sehingga didapatkan sampel
pernyataan
sebanyak
Pajak
digunakan adalah 48 item, yang terdiri
Pendaftaran dan 41 staf Bidang Pajak
dari 19 item pada dimensi vigor,14
Penetapan.
item pada dimensi dedication, dan 15
46
staf
Bidang
dalam
kuesioner
yang
item pada dimensi absorption. Skala
pengukuran yang digunakan adalah
Pengukuran
Dalam penelitian ini digunakan
dua buah alat ukur yaitu kuesioner
skala Likert dimulai dari 1 (tidak
pernah) sampai 7 (selalu).
human capital dan kuesionel work
Uji validitas yang digunakan
engagement. Kuesioner human capital
dalam penelitian ini adalah content
disusun
validity
berdasarkan
konsep
yang
(dengan
digunakan oleh Peterson & Spiker
judgement)
(2005).
Jumlah
pernyataan
dan
metode
expert
construct
validity
keseluruhan
item
(dengan melihat nilai corrected item
kuesioner
yang
total
dalam
Berdasarkan
correlation).
digunakan adalah 61 item, yang terdiri
metode tersebut, kedua alat ukur ini
dari
dinyatakan
25
item
pada
dimensi
valid,
sehingga
dapat
psychological capital, 8 item pada
mengukur variabel yang akan diukur.
dimensi intellectual capital, 14 item
Selain
pada dimensi emotional capital, dan
menunjukkan reliabilitaa alat ukur
itu,
pengujian
reliablitas
human capital sebesar 0,976 dan
keterampilan. sikap, nilai serta
reliabilitas alat ukur work engagement
atribut personal lainnya ddalam
sebesar
melaksanakan pekerjaannya
0,967.
dilakukan
Uji
dengan
Cronbach’s
reliabilitas
melihat
Alpha
nilai
•
menggunakan
Secara keseluruhan, staf bidang
Pajak
Pendaftaran
dan
Pajak
program SPSS for Windows 20.0 yang
Penetapan
Disyanjak
Kota
didasarkan pada kriteria Kaplan &
Bandung
memiliki
work
Saccuzzo (2001).
engagement dalam kategori tinggi.
Hal ini memiliki arti bahwa staf
HASIL
dalam
Berdasarkan hasil pengolahan data dan
menunjukkan
analisis pembahasan mengenai human
positif, terpenuhi, serta perasaan
capital
dan
work
engagement,
diperoleh simpulan sebagai berikut :
•
Berdasarkan
dilakukan
•
penelitian
pada
bidang
setiap
kesempatan
kondisi
pikiran
terlibat dalam pekerjaannya.
•
Berdasarkan
uji
korelasi
yang
yang
dilakukan antara dimensi-dimensi
Pajak
Disyanjak,
dengan
work
Pendaftaran dan Pajak Penetapan,
engagement,
ditemukan bahwa human capital
dimensi psychological capital dan
berhubungan
social capital berhubungan secara
secara
signifikan
ditemukan
bahwa
dengan work engagement.
signifikan
Secara keseluruhan, staf bidang
engagement.
Pajak
Pajak
dimensi intellectual capital dan
Kota
emotional
Pendaftaran
Penetapan
dan
Disyanjak
dengan
work
Sementara
tidak
capital
Bandung memiliki human capital
berhubungan
dalam kategori cenderung tinggi.
dengan work engagement.
Hal ini memiliki arti bahwa staf
cenderung
pengetahuan,
untuk
menampilkan
pengalaman,
secara
itu,
signifikan
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku :
Bakker & Leiter. 2010. Work
Engagement : A Handbook of
Essential Theory and Research.
New York : Psychology Press.
Christensen,
Larry
B.
2007.
Experimental
Methodology.
USA : Pearson.
Cozby, Paul C. 2012. Methods in
Behavioral Research 11th
edition. United States : Mc
Graw Hill.
Kerlinger, Fred N. 2006. Asas-Asas
Penelitian
Behavioral.
Yogyakarta : UGM.
Luthans, Fred; Youssef, Carolyn M.
and Avolio, Bruce J. 2007.
Psychological
Capital
:
Developing
The
Human
Competitive Edge. New York :
Oxford University Press.
Kaplan, Robert M dan Dennis P.
Saccuzo. 2001. Psychological
Testing
:
Principles,
Application,
and
Issues.
Belmont : Wadsworth.
Luthans, et al. 2007. Psychological
Capital : Developing the
Human Competitive Edge. New
York : Oxford University
Press.
Schaufeli, Wilmar & Bakker, Arnold. .
UWES
Utrecht
Work
Engagement Scale Preliminary
Manual (Version 1, November
2003). Utrecht University :
Occupational
Health
Psychology Unit.
Sugiyono. 2003. Statistik Untuk
Penelitian. Bandung : CV
Alfabeta.
Umar,
Husein.
2005.
Metode
Penelitian Untuk Skripsi dan
Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Raja
Grafinndo Persada.
Referensi Jurnal :
Bakker & Demerouti. 2007. The Job
Demands-Resources Model :
State of The Art. Journal of
Managerial Psychology
_______. 2008. Towards a Model of
Work Engagement. Career
Development International Vol.
13 No. 3, 2008 pp. 209-223
Crook, T. Russel et al. 2011. Does
Human Capital Mater? A Meta
Analysis of The Relationship
Between Human Capital and
Firm Performance. Journal of
Applied Psychology.
De Waal, J.J., & Pienaar, J.2013.
Towards
understanding
causality
between
work
engagement and psychological
capital.
SA
Journal
of
Industrial Psychology.
Mayo, A. 2000. The Role of Employee
Development in The Growth of
Intellectual Capital. Personnel
Review. 29 (4). pp. 521-533
Peterson & Spiker. 2005. Establishing
the
Positive
Contributory
Value of Older Workers : A
Positive
Psychology
Perspective.
Organizational
Dynamics.
Pande, S.S. et al. 2013. Correlation
Between
Difficulty
&
Discrimination
Indices
of
MCQs in Formative Exam in
Physiology. South-East Asian
Journal of Medical Education.
7(1): 45 – 50.
Simons, J.C., & Buitendach, J.H.
2013. Psychological capital,
work
engagement
and
organisational
commitment
amongst call centre employees
in South Africa. SA Journal of
Industrial Psychology
Referensi Skripsi :
Elziyetmi.
2014.
Pengaruh
Psychological
Capital
Terhadap Work Engagement
Guru SMAN 3 Batusangkar
Kabupaten
Tanah
Datar
Sumatera Barat. Universitas
Padjadjaran : Tesis Tidak
Dipublikasikan.
Kadiyono, Annisa L. 2011. Pengaruh
Human Capital Terhadap
Positive
Organizational
Behavior Melalui Motivasi
Kerja
dan
Komitmen
Organisasional
Sebagai
Mediator.
Universitas
Padjadjaran : Disertasi Tidak
Dipublikasikan.
Referensi Internet :
http://www.disyanjak.bandung.go.id/or
ganisasi/profil/ (Diakses pada tanggal
24 Maret 2015 pukul
http://www.pajak.go.id/node/9975?lan
g=en (Diakses pada tanggal 7 April
2015 pukul 18.03)
http://wartaekonomi.co.id/berita7691/5
0-daerah-dengan-rerata-rasio-pajaktertinggi-di-indonesia-bag-ii.html
(Diakses pada tanggal 1 April 2015
pukul 19.04)
http://news.detik.com/bandung/read/20
15/01/22/150610/2810953/486/ombud
sman-ingatkan-ridwan-kamil-serius-
benahi-pelayanan-publik
(Diakses
pada tanggal 1 April 2015pukul 20.02)
http://www.careers.govt.nz/assets/page
s/docs/career-theory-model-super.pdf
(Diakses pada tanggal 27 Maret 2015
Pukul 09.36)
http://bdkbanjarmasin.kemenag.go.id/i
ndex.php?a=artikel&id=111 (Diakses
pada tanggal 1 April 2015 Pukul
23.31)