Buku Cerita Bergambar Sebagai Media untuk Pendidikan Budi Pekerti pada Anak Usia Dini.

(1)

ABSTRAK

Dora Tatiana, 0964035. Buku Cerita Bergambar Sebagai Media Untuk Pendidikan Budi Pekerti Pada Anak Usia Dini. Dosen Pembimbing Benediktus Dicky Wahyu S.Sn dan Magdalena Sylvia, BSID. Program Sarjana I Desain Komunikasi Visual, fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk memberikan dan menanamkan nilai budi pekerti pada anak di usia dini.

Teori yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah teori perkembangan pada anak di usia dini.Selain teori tentang perkembangan anak, digunakan juga teori tentang desain buku khusus anak, teori layout, tipografi dan juga teori warna. Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara observasi, wawancara dengan nara sumber dan studi kepustakaan.

Kesimpulan dari pembuatan buku ini adalah dengan adanya media yang dapat memperkenalkan dan mengajarkan budi pekerti pada anak-anak di usia dini, budi pekerti ini dapat kembali hadir dan tertanam di tengah-tengah masyarakat Indonesia, khususnya pada anak-anak usia dini.Dengan adanya buku cerita bergambar ini juga, budi pekerti dapat tertanam di anak-anak Indonesia. Buku cerita dengan pendekatan gambar ilustrasi ini bertujuan untuk mengajarkan dan mengajak anak-anak untuk menanamkan budi pekerti di kehidupan sehari-hari nya. Dengan adanya budi pekerti yang tertanam sejak dini di masyarakat Indonesia maka hal ini juga akan berdampak pada kemajuan Negara karena memiliki moral dan budi pekerti yang baik.


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... .i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... .iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... .iv

KATA PENGANTAR………...…….….. v

DAFTAR ISI………...………..………...…. viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang… ... 1

1.2 PermasalahandanRuangLingkup ... 4

1.2.1 IdentifikasiMasalah ... 4

1.2.2 RuangLingkup ... 4

1.3 TujuanPerancangan ... 5

1.4 SumberdanTeknikPengumpulan Data ... 7

1.5 SkemaPerancangan ... 10

1.6SistematikaPenulisan... 10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Kajian Pustaka ... 11

1.2.1 PengertianBuku ... 11

1.2.2 Struktur dan Anatomi Buku ... 12

1.2.3 Buku Anak... 12

1.2.4 Worldless Picture Book ... 13

1.2.5 Picture Book ... 13

1.2.6 Novel ... 13


(3)

1.2.8 Ilustrasi membuat penampilan buku lebih menarik ... 14

1.2.9 Ilustrasi dapat memperjelas teks ... 14

1.2.10 Ilustrasi dapat merangsang minat baca... 14

4.1.Pengertian Budi Pekerti ... 16

4.2.Penanaman Budi Perkerti ... 16

4.3.Pelajaran Anak Pada Usia Dini ... 17

BAB III URAIAN DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1Objek Perancangan... 19

3.2Data dan Fakta... 20

3.2.1 Penerbit Gramedia ... 20

3.2.2 Visi dan Misi Gramedia ... 21

3.2.3 Tinjauan Pada Karya Sejenis... 22

3.3Hasil Wawancara ... 22

3.4Hasil Wawancara dengan tokoh yang bergereak di Bidangnya ... 23

3.5Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data danFakta ... 24

3.5.1 Analisis Objek Budi Pekerti SWOT... 24

3.5.2 Analisis Buku Cerita Bergambar SWOT ... 25

3.5.3 Target Audiens ... 25

3.5.4 Segmentasi ... 26

BAB IV PemecahanMasalah 4.1KonsepKomunikasi ... 28

4.2KonsepKreatif ... 29

4.3Konsep Media ... 30

4.4Konsep Visual ... 31

4.5 HasilKarya ... ... 32


(4)

BAB V Kesimpulan

5.1 Kesimpulan ... 55 5.2 Saran ... 55


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Gramedia ... 20

Gambar 3.2 Buku Kisah Indah Budi Pekerti ... 22

Gambar4.1Iustrasi Tokoh Kelinci ... 32

Gambar4.2 Contoh Teknik Penggambaran ... 33

Gambar4.3 Contoh Warna ... 34

Gambar4.4Contoh Layout Dalam Buku ... 34

Gambar4.5 Font Mossy ... 35

Gambar4.6 Font Airplane In The Night Sky ... 35

Gambar4.7Font O bassic ... 36

Gambar4.Pengenalan Tokoh ... 36

Gambar4.9Cover ... 37

Gambar4.10Half Cover ... 37

Gambar 4.11Halaman 1 dan 2 ... 38

Gambar 4.12 Halaman 3 dan 4 ... 38

Gambar 4.Halaman 5 dan 6 ... 39

Gambar 4.Halaman 7 dan 8 ... 39

Gambar 4.15Halaman 9 dan 10 ... 40

Gambar4.16Halaman 11 dan 12 ... 40

Gambar4.17Halaman 14 dan 15 ... 41

Gambar4.18 Halaman 16 dan 17 ... 41

Gambar4.19 Halaman 18 dan 19 ... 42

Gambar4.20Cover ... 42

Gambar4.21Half Cover ... 43

Gambar4.22Halaman 1 dan 2 ... 43

Gambar4.23Halaman 3 dan 4 ... 44

Gambar4.24Halaman 4 dan 5 ... 44


(6)

Gambar4.26 Halaman 8 dan 9 ... 46

Gambar4.27 Halaman 10 dan 11 ... 46

Gambar4.28 Halaman 11 dan 12 ... 48

Gambar4.2 Halaman 13 dan 14 ... 48

Gambar4.30Halaman 15 dan 16 ... 49

Gambar4.31 Halaman 17 dan 18 ... 50

Gambar4.32 Halaman 19 dan 20 ... 50

Gambar4.33 Bonus T shirt ... 51

Gambar4.34 Hand bag ... 52

Gambar4.35 Poster ... 53


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budi pekerti dan tata krama . Sudah dari jaman dahulu lalu di turunkan ke anak cucu budi pekerti selalu di ajarkan, namun seiring berkembangnya jaman nilai-nilai budi pekerti di Indonesia semakin surut. Menurut Yoanna F. Turkiyah pengarang buku

“Kisah Indah Budi Pekerti ”dilihat dari perkembangan teknologi dan juga gaya hidup

maka jaman sekarang kesuksesan sering kali dinilai dari apa yang terlihat yaitu berupa materi, padahal sebuah kesuksesan lebih luas dari sekedar materi. Kaya namun tidak jujur maka bukan sukses namanya, dari hal-hal tersebutlah mulai terlihat budi pekerti yaitu yang artinya mencakup perbuatan,tabiat baik, tingkah laku kesopanan (__Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988:131) sekarang ini mulai menurun dan dianggap hal yang tidak begitu penting. Secara umum Budi Pekerti berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan ini.Ini adalah tuntunan moral yang paling penting untuk masyarakat Indonesia yang kaya akan budaya. Budi Pekerti adalah induk dari segala etika ,tatakrama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan , pekerjaan dan kehidupan sehari hari. Pertama-tama budi pekerti ditanamkan oleh orang tua dan keluarga dirumah, kemudian disekolah dan tentu saja oleh masyarakat secara langsung maupun tidak langsung.


(8)

Seorang aktivis politik Butet Kartaredjasa kebudayaan budi pekerti di

Indonesia selalu menjadi “ban serep”, digunakan hanya saat darurat, ketika ada kisruh politik, orang baru ingat pentingnya budi pekerti . Inilah kesalahan mendasar

pemerintah yang konsisten lupa pentingnya budi pekerti, kalau saja nilai-nilai budi pekerti memodali perilaku manusia sejak dini maka segala tata krama, tabiat baik, baik akan lebih terkedepankan, keserakahan dan urat malu akan terjaga kekuatannya. Psikolog anak yang mengajar di salah satu TK di Bandung yatu Ibu Maya, kurangnya budi pekerti pada anak jaman sekarang disebabkan oleh beberapa faktor, faktor-faktor tersebut adalah orang tua, lingkungan, kemajuan tegnologi, dan juga tayangan televisi namun diantara faktor-faktor diatas yang berperan paling besar adalah orang tua, karena orang tua adalah sosok terpenting dalam pendidikan seorang anak terutama pada anak usia dini. Usia dini atau usia emas adalah momentum terbaik dalam pembangunan kualitas manusia, pada usia 0-5tahun itulah waktu emas bagi pembangunan fondasi karakter dan kecerdasan anak. Sedang kan pada usia tersebut anak-anak lebih sering atau tepatnya selalu berada di dalam rumah oleh karena itu lingkungan yang membentuk karakter pada anak adalah orang-orang yang berada dirumah atau di sekitar anak.

Menurut observasi pada salah satu TK di Bandung yaitu TK Yusuf dan wawancara dengan psikolog anak yang ada di TK tersebut hampir 80% siswa di sana dijemput dengan perawat dan supirnya dan 20% sisanya nya orang tua yang menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya bekerja untuk menjemput.Maka bisa dilihat orang tua yang pulang setelah bekerja akan lelah dan langsung beristirahat maka sangatlah jarang komunikasi yang terjadi antara anak dan orang tuanya, karena hal itulah anak akan merasa kurang diperhatikan sehingga kenyamanan dia bersama


(9)

orang tua juga akan berkurang dia akan lebih nyaman bersama perawatnya hal ini akan berdampak apabila si anak melakukan suatu kesalahan yang berhubungan dengan budi pekerti dan saat itulah orang tua menasehati maka yang terjadi si anak tidak akan mendengarkannya karena dia tidak dekat dengan orang tuanya, tidak nyaman, apalagi mendengarkan. Salah satu faktornya lagi adalah orang tua yang biasanya sibuk bekerja hanya bertujuan membuat anaknya senang atau bahagia karena merasa sudah ditinggal seharian bekerja, orang tua pun akan jarang memarahi anaknya bila melakukan kesalahan mengira hal itu akan membuat anaknya sedih dan membencinya, itulah yang sering terjadi di keluarga jaman sekarang menurut Ibu Maya salah satu psikolog Taman Kanak-Kanak di Bandung dalam pertemuannya dengan orang tua murid yang diadakan setiap setengah tahun sekali.

Melihat faktor diatas memang sangatlah susah memberikan pendidikan budi pekerti pada jaman sekarang selain faktor orang tua yang utama juga didukung oleh faktor-faktor lainnya, misalnya tayangan televisi. Menurut buku “Cara Kita belajar” yang diterbitkan oleh pustaka LIFE seorang anak pada usia dini sangat lah tergantung pada apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar setelah itu dia akan menirukan hal tersebut, apabila dia melihat sebuah tayangan televisi yang bukan ditujukan untuk anak seumur nya dan memberi contoh yang kurang bagus maka hal ini akan berakibat buruk pada pembentukan wataknya, apalagi tayangan ini akan berangsur – angsur selama kehidupan sehari-harinya yang tanpa pengawasan orang tua nya. Memang karena kemajuan teknologi yang sangat pesat tentunya tayangan tv lebih menarik dari buku cerita anak-anak, sehingga menyebabkan anak yang lebih tertarik untuk melihat televisi yang gambarnya bergerak daripada membuka buku maka dari itulah minat baca untuk generasi mendatang sangatlah menurun,


(10)

sedangkan banyak sekali ilmu yang didapat dari sebuah buku. Buku anak-anak jaman sekarang pun yang sering ditemui adalah buku yang mendorong kreativitas anak, buku dongeng, buku mewarnai yang membantu imajinasi anak, kurangnya buku yang mengajarkan dan mengulas budi pekerti juga menjadi faktor dalam penanaman budi pekerti di Indonesia. Dari semua faktor yang disebutkan di atas apabila dibiarkan saja akan mendatangkan generasi di Indonesia yang tidak tahu akan budi pekerti, rasa empati yang mati, tindakan kriminal akan mudah dilakukan, tanpa rasa malu, bersalah dan yang lainnya.

1.2 Identifikasi Masalah/Pembatasan Masalah

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengidentifikasi masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Menurunnya budi pekerti pada anak-anak jaman sekarang. 2. Jarangnya komunikasi anak dan orang tua.

3. Buku-buku anak yang kebanyakan mengajarkan kreativitas. 4. Minat baca anak yangt menurun akibat banyaknya tayangan

televisi yang semakin bervariasi.

Dari poin-poin diatas memunculkan suatu ide dengan memberikan pendidikan anak tentang budi pekerti, lalu menyadarkan orang tua pentingnya budi pekerti pada anak usia dini.


(11)

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diketahui sebelumnya, maka penulis merumuskan uraian msalah yang ada sebagau upaya untuk menciptakan alternatif metode mengajar , dengan cerita pada anak usia keemasan yaitu dijabarkan pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Strategi apa saja yang harus dilakukan untuk orang tua dan pengajar agar berpikir terbuka tentang pentingnya budi pekerti?

2. Bagaimana menciptakan alternatif agar anak tertarik belajar budi pekerti? 3. Pendekatan apa saja yang harus dilakukan untuk melatih anak dalam

mengembangkan budi pekerti dan merangsang minat bacanya ?

1.4Tujuan Perancangan

Berbagai cara mendidik anak yang diterapkan saat ini belum ada sepenuhnya Yang mengajarkan tentang budi pekerti, maka penulis ingin membuat pemecahan masalah dalam cara mengajar yang baik untuk diterapkan bagi anak di masa keemasan. Berikut tujuan dari perencanaan metode mengajar:

1. Memberikan pengetahuan pada orang tua dan pengajar agar dapat berpikir terbuka mengapa anak harus diberikan pembelajaran yang bervariasi, misalnya dalam bentuk cerita, atau contoh perilaku sehari-hari bukan pembelajaran yang monoton, karena anak pada usia keemasan selalu tertarik dengan hal baru.

2. Menciptakan alternatif pembelajaran dengan mengemasnya dalam bentuk buku cerita yang didesain menarik. Dimana buku cerita tersebut berisi


(12)

tentang cara menanamkan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari, anak akan dilatih untuk mulai membiasakan diri dengan budi pekerti yang baik .

3. Pendekatan yang harus dilakukan untuk melatih anak dalam menanamkan budi pekerti yang baik adalah dengan memberikan buku cerita yang menarik yang didalamnya dikemas dalam cerita kehidupan sehari-hari mengenai sebuah tokoh yang membuat anak tertarik dengan pendekatan visual dan melibatkan berbagai indraseperti penglihatan,warnamotorik halus dan sebagainya.

1.5Manfaat Perancangan

Dari berbagai pendekatan dan mbagaimana cara mengajar yang baik diterapkan pada anak, maka semua itu akan berpengaruh terhadap pembentukan watak dalam diri si anak. Dengan memberikan rangsangan visual yang berupa gambar dan juga warna yang menarik maka anak merasa ingin mencoba dan mempraktekkannya dalam kehidupannya setelah hal itu dibiasakan maka secara tidak langsung maka terbentuklah kepribadian anak yang selalu mengamalkan budi pekerti dan dapat dikondisikan pada suatu lingkungan yang berbeda-beda. Selain itu di usia dini anak sudah mulai tertarik dengan buku, maka untuk usia lanjut nantinya akan tumbuh minat membaca.


(13)

1.6Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, digunakan teknik observasi, wawancara terstruktur, kuesioner, dan studi pustaka.

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung, berikut lingkungan fisiknya dan pengamatan terhadap suatu kegiatan belajar mengajar dan juga suasana test yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam tahap ini penulis juga melakukan pengambilan dokumentasi lokasi sebagai data untuk membantu penulis dalam perancangan kampanye ini.

2. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan dengan pihak yang dianggap kompeten dalam bidang permasalahan guna mendapatkan data yang akurat. Dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pada tahap ini penulis mewawancarai langsung para pengajar di suatu sekolah beserta murid-muridnya.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku ataupun literatur seperti buku-buku pedoman yang sudah ada, koran, media lainnya yang berhubungan dengan permasalahan perancangan. Juga dapat melalui literatur dari internet yang benar, terpadu, dan referensi yang tepat yang dapat mendukung data.


(14)

1.7Sistematika Perancangan

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah 1.2Identifikasi Masalah

1.3Identifikasi Masalah/Pembatasan Masalah 1.4Tujuan Perencanaan

1.5Manfaat Perencanaan 1.6Metode Pengumpulan Data 1.7Sistematika Perancangan BAB II TINJAUAN MASALAH

2.1 Kajian Pustaka(teoritik) 2.2 Tinjauan Faktual(empirik) 2.3 Gagasan Awal

BAB III PEMECAHAN MASALAH 3.1Objek Perencanaan 3.2Target Audiens 3.3Konsep Perencanaan

3.3.1 Perencanaan Media(strategi media) 3.3.2 Perencanaan Kreatif(strategi kreatif) 3.3.3 Konsep Verbal / Bahasa

3.3.4 Konsep Visual

3.3.5 Biaya Media / Budgeting 3.3.6 Visualisasi Karya


(15)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

BAB V DAFTAR PUSTAKA BAB VI LAMPIRAN


(16)

Penanaman budi pekerti usia dini dalam Pendidikan di Indonesia

Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budi pekerti dan tata krama . Sudah dari jaman dahulu lalu di turunkan ke anak cucu budi pekerti selalu di

ajarkan, Pendidikan di usia dini harusnya mengajarkan betapa pentingnya nilai budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari

Permasalahan

Pendidikan di Indonesia dan juga para orang tua yang mulai melupakan budi pekerti dalam berperilaku sehari-hari pada anak usia dini sehingga akan melahirkan masyarakat

yang doyan melakukan tindak kriminal.

Ruang lingkup permasalahan

Masyarakat Indonesia khususnya orang tua yang memiliki anak usia 0-5tahun .

TEORI

- DKV

- STP , SWOT

- Studi Pustaka

KONSEP PERENCANAAN STRATEGI MEDIA Buku Cerita, Poster iklan,hand bag buku, sampul buku, pembatas buku. STRATEGI KREATIF Menggunakan tokoh kelinci yang putih melambangkan kebaikan,kejuju ran dan kelinci biasa di pakai

di dongeng-dongeng yang lain memiliki sifat baik. STP DATA - Observasi - Wawancara

- Studi Pustaka

Target primer:

Anak indonesia

kalangan umum

laki-laki perempuan

usia 3-5tahun

Tujuan perancangan

Membuat buku cerita tentang penanaman budi pekerti di Indonesia

Target sekunder: Orang tua di Indonesia yang mempunyai anak usia

3-5tahun, kalangan menengah keatas. STRATEGI KOMUNIKASI Mengajarkan moral sederhana, dan tidak mengajarkan secara langsung bagaimana berbudi pekerti namun member contoh-contohnya..


(17)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan desain yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan dengan adanya media yang dapat memperkenalkan dan mengajarkan budi pekerti pada anak-anak di usia dini, budi pekerti ini dapat kembali hadir dan tertanam di tengah-tengah masyarakat Indonesia, khususnya pada anak-anak usia dini.Dengan adanya buku cerita bergambar ini juga, budi pekerti dapat tertanam di anak-anak Indonesia. Buku cerita dengan pendekatan gambar ilustrasi ini bertujuan untuk mengajarkan dan mengajak anak-anak untuk menanamkan budi pekerti di kehidupan sehari-hari nya. Dengan adanya budi pekerti yang tertanam sejak dini di masyarakat Indonesia maka hal ini juga akan berdampak pada kemajuan Negara karena memiliki moral dan budi pekerti yang baik.

5.2 Saran Penulis

Saran yang dapat penulis berikan adalah hendaknya budi pekerti dapat dipandang sebagai sebuah kebudayaan yang harus dipertahankan. Selama ini masyarakat kurang menaruh perhatian tentang pentingnya budi pekerti. Jika generasi muda dapat menanamkan kembali budi pekerti, maka akan terus terlestarikan.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Chaniago, Arman Y.S.,1996 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia

Garrofe,Josep M, 2007.

Workbook: Structural Packaging, Barcelona, Index Book.

Tabrani,Primadi,2005.Bandung.Kelir

Turkiyah,Yoana.,2012 Kisah Indah Budi Pekerti Yogyakarta : Gramedia Pustaka Utama


(1)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.6Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, digunakan teknik observasi, wawancara terstruktur, kuesioner, dan studi pustaka.

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung, berikut lingkungan fisiknya dan pengamatan terhadap suatu kegiatan belajar mengajar dan juga suasana test yang terjadi di lingkungan sekolah. Dalam tahap ini penulis juga melakukan pengambilan dokumentasi lokasi sebagai data untuk membantu penulis dalam perancangan kampanye ini.

2. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan dengan pihak yang dianggap kompeten dalam bidang permasalahan guna mendapatkan data yang akurat. Dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pada tahap ini penulis mewawancarai langsung para pengajar di suatu sekolah beserta murid-muridnya.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku ataupun literatur seperti buku-buku pedoman yang sudah ada, koran, media lainnya yang berhubungan dengan permasalahan perancangan. Juga dapat melalui literatur dari internet yang benar, terpadu, dan referensi yang tepat yang dapat mendukung data.


(2)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.7Sistematika Perancangan

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah 1.2Identifikasi Masalah

1.3Identifikasi Masalah/Pembatasan Masalah 1.4Tujuan Perencanaan

1.5Manfaat Perencanaan 1.6Metode Pengumpulan Data 1.7Sistematika Perancangan BAB II TINJAUAN MASALAH

2.1 Kajian Pustaka(teoritik) 2.2 Tinjauan Faktual(empirik) 2.3 Gagasan Awal

BAB III PEMECAHAN MASALAH 3.1Objek Perencanaan 3.2Target Audiens 3.3Konsep Perencanaan

3.3.1 Perencanaan Media(strategi media) 3.3.2 Perencanaan Kreatif(strategi kreatif) 3.3.3 Konsep Verbal / Bahasa

3.3.4 Konsep Visual

3.3.5 Biaya Media / Budgeting 3.3.6 Visualisasi Karya


(3)

9

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

BAB V DAFTAR PUSTAKA BAB VI LAMPIRAN


(4)

10

Universitas Kristen Maranatha

Penanaman budi pekerti usia dini dalam Pendidikan di Indonesia

Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budi pekerti dan tata krama . Sudah dari jaman dahulu lalu di turunkan ke anak cucu budi pekerti selalu di

ajarkan, Pendidikan di usia dini harusnya mengajarkan betapa pentingnya nilai budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari

Permasalahan

Pendidikan di Indonesia dan juga para orang tua yang mulai melupakan budi pekerti dalam berperilaku sehari-hari pada anak usia dini sehingga akan melahirkan masyarakat

yang doyan melakukan tindak kriminal.

Ruang lingkup permasalahan

Masyarakat Indonesia khususnya orang tua yang memiliki anak usia 0-5tahun .

TEORI

- DKV - STP , SWOT - Studi Pustaka

KONSEP PERENCANAAN STRATEGI MEDIA Buku Cerita, Poster iklan,hand bag buku, sampul buku, pembatas buku. STRATEGI KREATIF Menggunakan tokoh kelinci yang putih melambangkan kebaikan,kejuju ran dan kelinci biasa di pakai

di dongeng-dongeng yang lain memiliki sifat baik. STP DATA - Observasi - Wawancara - Studi Pustaka

Target primer:

Anak indonesia

kalangan umum

laki-laki perempuan

usia 3-5tahun

Tujuan perancangan

Membuat buku cerita tentang penanaman budi pekerti di Indonesia

agar menghasilkan generasi yang berbudi luhur serta meningkatkan minat membaca pada anak-anak.

Target sekunder: Orang tua di Indonesia yang mempunyai anak usia

3-5tahun, kalangan menengah keatas. STRATEGI KOMUNIKASI Mengajarkan moral sederhana, dan tidak mengajarkan secara langsung bagaimana berbudi pekerti namun member contoh-contohnya..


(5)

57

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan desain yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan dengan adanya media yang dapat memperkenalkan dan mengajarkan budi pekerti pada anak-anak di usia dini, budi pekerti ini dapat kembali hadir dan tertanam di tengah-tengah masyarakat Indonesia, khususnya pada anak-anak usia dini.Dengan adanya buku cerita bergambar ini juga, budi pekerti dapat tertanam di anak-anak Indonesia. Buku cerita dengan pendekatan gambar ilustrasi ini bertujuan untuk mengajarkan dan mengajak anak-anak untuk menanamkan budi pekerti di kehidupan sehari-hari nya. Dengan adanya budi pekerti yang tertanam sejak dini di masyarakat Indonesia maka hal ini juga akan berdampak pada kemajuan Negara karena memiliki moral dan budi pekerti yang baik.

5.2 Saran Penulis

Saran yang dapat penulis berikan adalah hendaknya budi pekerti dapat dipandang sebagai sebuah kebudayaan yang harus dipertahankan. Selama ini masyarakat kurang menaruh perhatian tentang pentingnya budi pekerti. Jika generasi muda dapat menanamkan kembali budi pekerti, maka akan terus terlestarikan.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Chaniago, Arman Y.S.,1996 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia

Garrofe,Josep M, 2007.

Workbook: Structural Packaging, Barcelona, Index Book.

Tabrani,Primadi,2005.Bandung.Kelir

Turkiyah,Yoana.,2012 Kisah Indah Budi Pekerti Yogyakarta : Gramedia Pustaka Utama