MARI BERKETERAMPILAN” CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI.

(1)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“MARI BERKETERAMPILAN”

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

UNTUK ANAK USIA DINI

SKRIPSI PENCIPTAAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Disusun Oleh:

ANUGRAH HASRULLANA

0906306

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENIRUPA FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“MARI BERKETERAMPILAN”

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

UNTUK ANAK USIA DINI

Oleh

Anugrah Hasrullana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Departemen Pendidikan Seni Rupa dan Desain

© Anugrah Hasrullana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“MARI BERKETERAMPILAN” CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Drs. Harry Sulastianto, M.Sn. NIP. 196605251992021001

Pembimbing II

Drs. Untung Suprianto, M.Pd. NIP. 195210161986011001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Seni Rupa

Bandi Sobandi, M.Pd. NIP.197206131999031001


(4)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Anugrah Hasrullana

0906306

“MARI BERKETERAMPILAN” CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Disetujui dan Disahkan oleh:

Penguji I,

Dr. Zakarias S. Seoteja, M.Sn. NIP. 196707241997021001

Penguji II,

Drs. Hery Santosa, M.Sn. NIP. 196506181992031003

Penguji III,

Yulia Puspita, M.Pd. NIP. 198107012005012004


(5)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

ABSTRAK

ANUGRAH HASRULLANA, 2015. “MARI BERKETERAMPILAN” CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Manusia sekarang memerlukan kesiapan yang matang untuk menerima informasi yang begitu gencar dari berbagai media, baik cetak atau pun elektronik. Keduanya berfungsi sebagai media penyampaian informasi. seluruh informasi baik dan buruk, mudah dijangkau oleh semua kalangan masyarakat tidak terkecuali anak-anak. Pembuatan ilustrasi cerita begambar untuk anak bertema lingkungan hidup merupakan upaya yang efektif dalam melibatkan peran orangtua memberikan pendidikan lingkungan hidup melalui cergam kepada anak, agar terjalin komunikasi yang baik dan sebagai media alternatif menamamkan moral dan pendidikan pada anak. Rumusan masalah penelitian ini yaitu; bagaimana ide dan konsep dari cergam “Mari Berketerampilan” yang bertemakan lingkungan hidup, bagaimana proses pembuatannya, dan bagaimana menganalisis visual serta kajian apresiasinya. Buku cerita bergambar ini ditujukan untuk anak pada usia dini, dengan batasan usia 6 sampai 9 tahun biasa disebut masa awal sekolah yang disajikan dalam bentuk visual buku cergam “Mari Berketerampilan”. Anak pada rentang usia itu sudah mulai berada pada fase senang menyelediki dan rasa ingin tahu untuk mencoba, di mana anak mulai mencoba sesuatu yang baru dan menyelidikinya, karena pemikiran masih intuitif (irreversible). Cergam ini dibuat melalui proses yang menggabungkan proses manual dan digital dalam pembuatannya (hibrida/hybrid) dengan hasil akhir berbentuk buku visual yang disesuaikan dengan ciri khas anak-anak. Dari hasil penciptaan ini diharapkan menjadi media pembelajaran alternatif, yang dapat menyampaikan informasi dan pengetahuan tentang lingkungan hidup kepada anak dengan baik. Bagi para apresiator pada umumnya semoga karya ilustrasi ini dapat menjadi stimulus yang baik yang dapat memunculkan berbagai inovasi dan ide baru yang lebih baik.

Kata kunci: lingkungan hidup, cerita bergambar, ilustrasi, anak usia dini, media.


(6)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

ABSTRACT

Man presenting to require ready that ripe to accept so information incessant of various media, well print or electronics even. Both functioning as media forwarding information. all information good and bad, edge out is reached by all circle society not excepts children. Along with time developing, media is not just functioning as forwarding information just. But tool to reach qualified education especially children a new one beginning learn and knowing. Story illustration makings picture book for child to get environment theme constitute effective effort deep involve parent role give environment education via picture books to child, communication interlaces that that good and as media of seed's alternative moral and education on child. Observational problem formula this which is; how is IDE and concept from picture book “ Lets to get skill ” theme's one environment, how processes its makings, and how analysis visual and its appreciation study. Bind books this pictorial story is attributed for child on early age, with age limitation 6 until 9 ordinary years to be called early school terms. Presented in visual's form binds books picture books “ Lets to get skill ”. Child on that age range was beginning lies on observant leisured phase and taste inquiringing to tries, whereabouts beginning child tries something new and investigate it, since thinking is still intuitive( irreversible ). Cergam this was made process thru that merge manual processing and digital deep its makings (hibrida /

hybrid ) with end product gets to form visual's book that adjusted by children

individuality. Of this creation result is expected as alternative learning media, one that gets to pass on information and science about environment to child with every consideration. To apresiator in a general way hopefully this illustration picture book cans be good stimulus one gets to arise various innovation and thes better new IDE.

Key word: environment, picture book, illustration, early age child, media.


(7)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ...

KATA PENGANTAR. ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. MASALAH PENCIPTAAN ... 3

C. TUJUAN PENCIPTAAN ... 3

D. MANFAAT PENCIPTAAN ... 3

E. PROSES PENCIPTAAN ... 4

F. SISTEMATIKA PENULISAN ... 5

BAB II LANDASAN PENCIPTAAN ... 7

A. KAJIAN PUSTAKA ... 7

1. Media Pembelajaran ... 7

a. Pengertian Media... 8

b. Manfaat Media ... 9

c. Fungsi Media ... 10

d. Jenis-jenis MP ... 11

e. Ciri Media Bergambar ... 12

2. Desain ... 12

a. Desain Komunikasi Visual ... 13


(8)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

1) Titik ... 14

2) Garis ... 14

3) Bidang dan Bentuk ... 15

4) Tekstur ... 16

5) Warna ... 17

3. Ilustrasi ... 19

a. Sejarah Ilustrasi ... 21

4. Cerita Bergambar ... 25

a. Urgensi Cerita Pada Anak ... 27

b. Prinsip Cerita Anak ... 28

c. Unsur-Unsur Cergam ... 29

1) Cerita ... 29

2) Tema Cerita ... 29

d. Unsur Visual Cergam ... 30

1) Gambar ... 30

2) Karakter/Gaya Gambar ... 30

3) Sudut Pandang Gambar ... 34

4) Jarak Pandang Gambar ... 37

5) Pemberian Huruf ... 38

6) Tipografi ... 38

7) Peranan Kata ... 39

8) Efek Suara ... 39

9) Teknik Pembuatan ... 40

10) Komposisi... 41

11) Aturan Cerita Bergambar ... 42

B. KAJIAN EMPIRIK ... 45

1. Batasan Anak Prasekolah ... 45

2. Karakteristik Anak Usia Prasekolah ... 45


(9)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

BAB III METODE PENCIPTAAN ... 51

A. PERWUJUDAN IDE KARYA ... 51

1. Ide Penciptaan ... 52

2. Tema ... 52

3. Plot ... 53

4. Teknik Bercerita ... 53

5. Tokoh ... 53

6. Latar ... 54

B. PERSIAPAN ... 54

1. Observasi ... 54

2. Alat dan Bahan ... 55

C. PROSES PENCIPTAAN ... 57

1. Pembuatan Sinopsis dan Naskah ... 57

2. Pembuatan Storyline... 58

3. Pembuatan StoryBoard... 58

4. Pembuatan Sketsa... 60

5. Penintaan Gambar ... 60

6. Pemindaian Hasil Gambar... 61

7. Pewarnaan (Coloring) ... 62

8. Pemberian Teks (Lettering)... 64

9. Pencetakan dan Penjilidan... 65

10.Uji Coba Karya ... 66

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA ... 67

A. ANALISIS KONSEPTUAL ... 67

1. Pengembangan Ide ... 67

2. Karakter (Penokohan) ... 67


(10)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

B. ANALISIS VISUAL ... 74

1. Gaya Pengambaran ... 74

2. Proses Pewarnaan dan Teknik Pembuatan ... 75

3. Isi Cerita Bergambar “Mari Berketerampilan” ... 78

a. Prolog ... 78

b. Cerita ... 80

c. Epilog ... 91

d. Kolom Keterampilan ... 93

4. Teks dan Penomoran Halaman ... 101

5. Sampul Depan dan Belakang ... 102

a. Sampul (Cover) Depan ... 102

b. Sampul Belakang ... 104

6. Halaman Pendukung ... 104

7. Pesan Moral ... 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

A. KESIMPULAN... 107

B. SARAN...108 DAFTAR PUSTAKA ... DAFTAR ISTILAH ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP


(11)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penciptaan

Manusia sekarang memerlukan kesiapan yang matang untuk menerima informasi yang begitu gencar dari berbagai media seperti buku, radio, televisi, koran, dan internet, yang justru lebih terjangkau agar informasi yang kita cari lebih mudah. Serta di gunakan oleh semua kalangan masyarakat tidak terkecuali anak-anak.

Seiring dengan perkembangan waktu, dalam sebuah pembelajaran di sekolah yang menitikberatkan pada sebuah praktikum atau berkegiatan praktek, diperlukan sebuah variasi pembelajaran dan penggunaan media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut. Hal tersebut senada dengan pernyataan Nurkolis (2003; hlm 74-78) bahwa “untuk mencapai pendidikan berkualitas tentunya dibutuhkan perencanaan program pendidikan yang baik.” Dalam perencanaan pendidikan untuk mencapai pendidikan berkualitas perlu memperhatikan kondisi yang mempengaruhi strategi-strategi pendidikan dan penggunaan media, agar menghasilkan perencanaan yang memiliki kriteria pendidikan yang baik sejak dini.

Faktor lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan dan pendidikan anak, penanaman nilai-nilai sosial terhadap anak biasa menjadi pribadi yang baik hingga dewasa. Peran orang tua memberi pelajaran moral kepada anak sejak dini menjadi modal awal bagi perkembangan anak kelak. Salah satu peran orang tua dalam menanamkan moral dan membentuk karakter anak adalah dengan membacakan sebuah cerita bergambar pada anak. Sesuai dengan pendapat Mulyana (2011; hlm 65) bahwa:

“secara psikologis, anak usia sekolah dasar adalah kondisi yang memungkinkan untuk penanaman nilai-nilai sosial. Hal tersebut dikarenakan usia anak yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan, baik secara kognisitif, fisikal, maupun psikologisnya.”


(12)

2

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ilustrasi merupakan media, penyampaian ide, gagasan dan bahasan kebebasan berpikir. Isi pesan dari ilustrasi menjadi kunci bentuk cerita bergambar yang berupa gambar dan tulisan. Media tersebut dapat memudahkan anak dalam memahami materi pada pembelajaran yang mengandalkan metode ceramah. Melalui cerita bergambar akan meningkatkan kebiasaan membaca serta memudahkan proses belajar anak. Ketika mereka memulai memasuki jenjang pendidikan, orang tua juga dapat menyisipkan nilai-nilai akan cinta lingkungan hidup serta moral pada anak dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan bagi anak.

Ilustrasi pada cerita bergambar dapat menjadikan media komunikasi yang efektif. Peran ilustrasi pada cerita bergambar sangatlah penting dalam melengkapi teks, tetapi juga menjadi satu kesatuan dengan cerita bahkan, gambar ilustrasi dapat merangsang kreativitas anak secara visual. Media ilustrasi cerita bergambar bisa menjadi media pembelajaran alternatif bagi pembelajaran untuk anak dan orang tua, serta dapat membentuk nilai moral dan karakter di dalamnya.

Didasari hasil observasi penulis ke berbagai toko buku di Kota Bandung, perpustakaan, dan sumber dari internet yang dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2013, ditemukan sedikit cergam yang bertema lingkungan hidup dan terkadang, hanya berbentuk buku seri pengetahuan anak. Contoh: yang penulis temui di toko buku dan sekitarnya adalah “Widya Wiyata Permata Anak-anak dan “Mister Maker Ciptakan Kreasimu” penerbit Tiga Ananda Solo serta sumber lainnya seperti dari internet. Bahkan sangat jarang sekali cergam yang mengangkat tema lingkungan hidup, seperti karya “MOLI DAN TELSI: Menyingkap Rahasia Kehidupan Hutan Tropiskarya Edy Hendras Wahyono yang hanya terfokus pada cerita saja, sedangkan minat pasarnya adalah anak-anak yang akan jenuh bila terlalu banyak bacaan. Berdasarkan hal itu penulis menyumbangkan gagasan, menampilkan karya ilustrasi cergam yang sedianya menjadi media pengenalan dan sekaligus media pendidikan nilai moral serta pembentukan karakter bagi anak usia dini khususnya dalam bentuk skripsi penciptaan dengan judul:


(13)

3

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“MARI BERKETERAMPILAN” CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI.

B. Masalah Penciptaan

Hasil karya ilustrasi ini akan dikemas dalam sebuah buku yang berjudul Mari Berketerampilan ada pun rumusan masalah dari skripsi ini sebagai berikut: 1. Bagaimana ide dan konsep penciptaan dalam pembuatan buku cerita

bergambar “Mari Berketerampilan”?

2. Bagaimana proses dan teknik pembuatan karya buku cerita bergambar “Mari Berketerampilan”?

3. Bagaimana analisis visual dan kajian apresiasi karya dari buku cerita bergambar “Mari Berketerampilan”?

C. Tujuan Penciptaan

Dalam pembuatan karya skripsi ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui bagaimana ide dan konsep penciptaan dalam pembuatan cerita bergambar“Mari Berketerampilan”.

2. Untuk mengetahui bagaimana pembuatan proses dan teknik karya cerita bergambar “Mari Berketerampilan”.

3. Untuk memperoleh gambaran visual dan kajian apresiasi dari buku cerita bergambar “Mari Berketerampilan”.

D. Manfaat Penciptaan

Manfaat pembuatan media Ilustrasi cerita bergambar untuk anak usia dini adalah: 1. Penulis, melalui kegiatan pembuatan media ini dapat mengembangkan

pembelajaran langsung dengan menggunakan media ilustrasi cerita bergambar.


(14)

4

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menarik minat anak untuk lebih mengenal dan mengetahui pengetahuan tentang keterampilan seni rupa.

3. Membantu orangtua dalam membimbing dan mengajarkan pembelajaran tentang keterampilan seni rupa pada anak melalui media ilustrasi cerita bergambar.

4. Untuk dunia pendidikan diharapkan media ini bisa menjadi referensi dan berguna, khususnya dalam proses pembelajaran dengan media ilustrasi cerita bergambar.

5. Untuk profesi ilustrator diharapkan media ini menjadi salah satu acuan dalam membuat ilustrasi cerita bergambar untuk anak-anak.

E. Proses Penciptaan

Rancangan awal dalam pembuatan karya ilustrasi cerita bergambar ini diawali dengan:

1. Proses Observasi

Proses pengamatan, untuk mengumpulkan informasi secara langsung dengan mengunjungi tempat toko-toko buku terdekat di sekitar kota bandung.

2. Proses Literatur

Mempelajari contoh-contoh buku ilustrasi cerita bergambar, hal ini juga menjadi sebuah acuan dalam mengembangkan ilustrasi cerita bergambar dan gaya gambar yang akan dibuat.

3. Persiapan Alat dan Bahan

Pada pembuatan proses karya ilustrasi cerita bergambar, penulis menggunakan alat serta bahan sebagai berikut: kertas A4, alat tulis dan gambar, komputer, alat pemindai (scanner), dan perangkat lunak (software) pendukung dalam pembuatan karya ini.

4. PenulisanNaskah

Adalah proses pembuatan cerita dasar, tahapan ini sebagai awal dari semua tahapan dalam membuat media ilustrasi cerita bergambar, yang bertujuan menentukan karakter dan setting tempat pengambilan objek.


(15)

5

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pembuatan Storyline (Alur Cerita)

Storyline sebuah tahapan dari naskah yang dipecah menjadi beberapa adegan

dan kejadian yang akan dituangkan dalam storyboard nantinya, di samping itu pula storyline berfungsi sebagai panduan keseluruhan gambar untuk proses terjadinya naik dan turunnya alur cerita.

6. Pembuatan Storyboard

Storyboard adalah alat bantu untuk menyalurkan ide cerita ke dalam bentuk

visual, membuat storyboard, tidak harus menggambar sangat rapi. Hal terpenting adalah seluruh ide cerita yang ada dalam skenario tertuang jelas dalam gambar dan tidak keluar dari skenario.

7. Pembuatan Sketsa dan Penintaan Gambar

Setelah proses pembuataan Storyboard, maka dilanjutkan pada bagian gambaran awal atau biasa disebut sketsa yang hanya berupa gambaran awal dengan menggunakan pensil. Agar gambar terlihat tebal, setelah pembuataan sketsa dapat ditebalkan dengan pena gambar (drawing pen) atau pun spidol pen, proses ini dilakukan agar ketika gambar dipindai melalui alat pemindai (scanner) dan akan lebih mudah dikerjakan secara digital dengan komputer.

8. Pewarnaan Gambar dan Lettering (Pemberian Teks)

Tahapan pewarnaan gambar serta pemberian kata sepenuhnya dengan menggunakan teknik digital pada komputer, perangkat lunak (software) yang mendukung dalam proses ini seperti Adobe Photoshop CS4.

9. Pengemasan Hasil Karya

Pada tahap ini semua hasil lembar kerja yang telah melalui proses sebelumnya akan dibentuk menjadi sebuah buku dan siap untuk distribusikan.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan menguraikan pengantar penyusun skripsi penciptaan yang meliputi latar belakang penciptaan, masalah penciptaan, tujuan penciptaan, manfaat penelitian, metode penciptaan, dan sistematika penulisan.


(16)

6

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II Kajian Teoretis menguraikan landasan dari proses penerapan pokok bahasan yang berasal dari kajian kepustakaan dan informasi sumber lainnya. Kajian ini terbagi atas dua yaitu kajian pustaka dan empirik.

BAB III Metode Penciptaan menguraikan dan membahas tentang proses penciptaan yang diuraikan dalam perwujudan karya, persiapan alat dan proses penciptaan.

BAB IV Visualisasi dan Analisis Karya pokok bahasan ini akan menguraikan deskripsi analisis karya secara visual terkonsep dan melatar belakangi hasil karya penciptaan dan metode yang digunakan.

BAB V Simpulan dan Saran menguraikan hasil karya penciptaan secara keseluruhan dan saran mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses penciptaan karya tersebut.


(17)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51 BAB III

METODE PENCIPTAAN

A. Perwujudan Ide Karya

Karya cerita bergambar “Mari Berketerampilan” dibuat melalui berbagai tahapan yang cukup panjang. Untuk mempermudah pemahaman proses kerja yang dilakukan, penulis membuat skema proses berkarya seperti berikut:

Bagan 3.1. Skema Proses Berkarya (Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(18)

52

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Ide Penciptaan

Gagasan dan ide penciptaan skripsi ini lahir dari hasil observasi penulis ke beberapa tokoh buku, melihat hanya sedikit cerita bergambar anak yang disisipi sebuah keterampilan agar sebuah cerita bergambar bukan hanya sebuah dongeng melainkan eksperimen keterampilan yang bisa anak-anak coba.

Tema yang diambil untuk cergam ini adalah lingkungan. Tema ini karena terdapat di sekitar kita namun dalam kehidupan juga terkadang dianggap sepele, padahal bila dilihat lebih dalam lagi dari lingkungan bisa dimanfaatkan sebagai keterampilan dan menjaga lingkungan. Sasaran utamanya adalah anak-anak agar mengerti bahwa menjaga lingkungan adalah ibadah seperti Hadist “kerbersihan

sebagian dari iman.” Di samping mengetahui pentingnya menjaga lingkungan

juga menambah wawasan, pengetahuan serta kecintaan terhadap lingkungan. Dalam pembuatan karya ini penulis menggunakan teknik hibrida (hybrid),

dengan cara mengabungkan cara tradisional “manual” dan cara digital, di mana

penulis menggunakan alat-alat untuk keperluan awal pembuatan naskah hingga sketsa secara tradisional lalu menggabungkannya dengan teknologi dan alat-alat digital seperti menggunakan alat pemindai (scanner), komputer serta beberapa peranti lunak (softwares) yang menunjang dalam pembuatan karya dan keseluruhan pengolahan digital terhadap karya.

2. Tema

Tema ibarat sebuah pondasi dalam sebuah karya, pada cerita bergambar tema sangat berperan penting, karena keseluruhan unsur pembuatan cerita gambar seperti tokoh, latar, alur cerita, dan sebagainya akan turut disesuaikan. Seperti yang diungkapkan Gumelar bahwa “Story theme: tema atau gagasan utama,

dikembangkan dari ide yang telah dimiliki” (2009, hlm. 8). Dari begitu banyak

tema yang ada, penulis menggunakan tema hibrida (hybrid themes). “Hybrid themes atau bisa disebut juga dengan mixed themes, kisah yang menggabungkan


(19)

53

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fiction, tema comedy dengan horror sekaligus science fiction” (Gumelar, 2009, hlm. 11). Tema dalam pembuatan cerita bergambar ini adalah gabungan dari cerita yang terjadi dilingkungan kehidupan sehari-hari dan sedikit ditambahkan sentuhan fiksi.

3. Plot

Plot atau alur cerita adalah backbone (essence) of story. kerangka untuk menyusun keseluruhan cerita dari awal sampai akhir secara terperinci berfungsi sebagai tuntunan agar cerita tidak keluar dari bahasan dan tema yang diperlukan (Gumelar, 2009: 11). Sasaran utama dalam pembuatan cerita bergambar ini adalah anak pada masa pra sekolah, yang berusia 2 sampai 5 atau 6 tahun, maka plot yang digunakan dalam cergam ini plot maju yang tidak sulit dan mudah dipahami.

4. Teknik Bercerita

Teknik bercerita yang digunakan untuk cerita bergambar, sudah melalui beberapa pertimbangan. Teknik bercerita ini sangat penting, karena berkaitan dengan menyusun strategi yang akan digunakan dalam cerita itu sendiri. Penulis sendiri harus cermat mengetahui cara berpikir anak, sehingga cerita yang dibuat bisa anak pahami dengan baik berikut pengetahuan dan nilai-nilai yang terdapat di dalam cerita bergambar tersebut.

Pembuatan cerita bergambar ini penulis menggunakan sudut pandang

“Orang Ketiga Fokus”, di mana tokoh dalam cerita dan penuturannya tidak hanya

berpusat kepada satu atau dua tokoh saja. Tidak mengetahui secara mendetail mengenai tokoh-tokoh sampingan di luar tokoh utama sebagai fokusnya.

5. Tokoh

Tokoh utama yang dihadirkan dalam cerita adalah anak-anak disesuaikan dengan tema, karena sasaran utamanya adalah anak-anak. Di dalamnya terdapat pula tokoh-tokoh yang membantu yang dekat dengan kehidupan anak seperti Ayah, warga, dan juga si penjahat sebagai peran antagonis. Tujunya anak dapat


(20)

54

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenal karakter seseorang atas apa yang dilakukannya. Serta perbuatan baik atau buruk.

6. Latar (Setting)

Latar adalah unsur dasar yang penting dalam pembuatan sebuah cerita bergambar. Keseluruhan keterangan latar harus tergambar secar visual dalam bentuk ilustrasi dan semua sudah dirancang dalam sebuah naskah cerita, seperti latar tempat juga waktu tidak terlewatkan. Begitu penting kedua unsur ini hingga berpengaruh besar terhadap kualitas dari gambar ilustrasi. Cerita bergambar ini mengenai lingkungan kehidupan sehari-hari, dan menggunakan latar tempat yang berada di kompleks rumah, taman seperti kehidupan sehari-hari dari lingkungan kota Bandung yang menjadi objek utama dari cerita, walaupun tidak ditampilkan secara simbolis. Untuk waktu yang terjadi dalam cergam ini. meliputi pagi, siang dan malam hari.

B. Persiapan

1. Hasil Observasi Karya Cerita Bergambar

Penulis melakukan observasi kecil ke berbagai toko buku di Kota Bandung, perpustakaan, dan sumber dari internet yang dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember 2013. Hal yang ditelusuri adalah keberagaman cerita serta teknik yang akan digunakan menjadi media pengenalan dan sekaligus media pendidikan nilai moral serta pembentukan karakter bagi anak usia dini. Penulis menemukan sedikit cergam yang bertema lingkungan hidup dan terkadang, hanya berbentuk buku seri pengetahuan anak. Peluang ini dimanfaatkan untuk membuat cerita bergambar dengan berlandaskan pengetahuan, keterampilan serta nilai moral dan mencintai lingkungannya sendiri. Selain itu pula, untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sebuah karya cergam, dengan cara membaca cerita bergambar dan menonton film animasi agar dapat membuat ilustrasi yang sesuai dengan keinginan penulis.


(21)

55

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan cerita bergambar: a. Kertas Gambar ukuran A4 dan Pengaris

Penulis menggunakan kertas gambar A4 sebagai media untuk menciptakan

Storyboard karena mempermudah dalam membuat sketsa gambar.

Gambar 3.1

(Kiri) Kertas Gambar Ukuran A4 (Kanan) Penggaris Ukuran 30cm (Sumber: dokumentasi penulis)

b. Pensil 2B dan Penghapus

Pensil 2B dan pensil mekanik digunakan penulis untuk membuat storyboard dan sketsa gambar awal agar mudah dihapus dan tidak meninggalkan bekas pada kertas kerja, serta penghapus karet yang lunak digunakan agar tidak merusak kertas.


(22)

56

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

(Kiri) Pensil 2B dan Pensil Mekanik (Kanan) Penghapus Karet (Sumber: dokumentasi penulis)

c. Pena Gambar (Drawing Pen) 0.1, 0.2, 0.3 dan Spidol Pen Hitam

Pena gambar digunakan utuk proses penintaan (inking) sketsa gambar 0.1, 0.2 dan 0.3 untuk mempermudah penulis dalam memberikan aksen tebal dan tipis pada objek gambar dengan menggunakan beberapa jenis pena gambar. Spidol pen hitam dipakai untuk memberikan garis pinggir pada sketsa gambar. Penulis memilih spidol pen hitam karena karakter goresan yang dihasilkan sesuai untuk garis pinggir gambar.

Gambar 3.3

Pena Gambar (Drawing Pen) 0.1, 0.2, 0.3 dan Spidol Pen Hitam (Sumber: Dokumentasi penulis)

d. Komputer

Perangkat komputer dengan spesifikasi prosesor Intel Atom R4, dengan Ram 2 GB (gigabyte), Hardisk Toshiba MK1246GX 800 Gb, kartu grafis ATI R18 Graphics Media Accelator 32-bit pada CPU komputer. Sedangkan pada monitor Lcd Generis Cyrux dengan resolusi yang direkomendasikan 1024 x 600. Komputer ini digunakan untuk mengolah gambar, pewarnaan (coloring) dan pemberian teks pada gambar (lettering)


(23)

57

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Alat pemindai (Scanner)

Scanner canon pixma MP49 multi sebagai alat pemindai yang digunakan

penulis untuk memindahkan sketsa gambar agar dapat dikerjakan menggunakan

software pada komputer.

Gambar 3.4

(Kiri) Printer Scanner Canon Pixma MP497, (Kanan) 1 Unit Komputer (Sumber: Dokumentasi penulis)

f. Perangkat Lunak (software)

Untuk proses pewarnaan dan pemberian teks pada gambar, penulis menggunakan perangkat lunak (software) Adobe Photoshop CS 4. Perangkat lunak yang berbasis pengolah gambar, sudah menjadi standar pada sebuah kegiatan desain pada umum. Penulis memilih perangkat lunak ini dikarenakan fiturnya mudah dan fleksibel di operasikan dalam pengerjaan cerita bergambar. C. Proses Penciptaan

1. Proses Pembuatan Sinopsis dan Naskah

Naskah merupakan sebuah tulisan yang sangat berperan penting sebagai pondasi untuk memberi informasi, cerita serta percakapan yang digunakan pada sebuah cerita bergambar.

Langkah awal dalam proses pembuatan naskah adalah menentukan tema yang akan dikembangkan dalam bentuk alur atau kerangka cerita. kerangka cerita


(24)

58

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini berfungsi menentukan setiap bagian dari sebuah cerita seperti awal cerita, puncak cerita hingga bagian penutup, tidak lupa setiap bagian sudah disisipi penambahan dialog.

2. Pembuatan Storyline

Setiap cerita memiliki alur yang menjadi pusat untuk semua kejadian yang terjadi pada sebuah cerita. Pembuatan storyline merujuk pada naskah yang sudah dibuat sebelumnya oleh penulis, dan bertujuan memetakan alur cerita, percakapan, hingga tata letak dari semua kejadian agar tidak keluar dari cerita.

Tabel 3.1 Storyline Cerita Bergambar Mari Berketerampilan Storyline

Mari Berketerampilan

Halaman Narasi Deskripsi Gambar

1

Alkisah di sebuah lingkungan yang baik di daerah perkotaan.

Menggambarkan suasana sekitar perumahan komplek

2

Tinggallah sepasang kakak beradik yaitu Lany dan Lana.

Dua anak sedang bermain di taman dengan gembira

3

Walaupun suka bermain, mereka berdua tak lupa salat dan menjaga kebersihan. Mereka berdua selalu ingat kata Ayah “Kebersihan sebagian dari iman”

Kedua anak sedang salat. Anak-anak mendengar nasihat dari orang tua mereka

4

Suatu ketika mereka berdua sedang asyik bermain di halaman rumah.

Menggambarkan dua ank sedang bermain dengan mainannya di halaman 5

Tiba-tiba muncul awan hitam menutupi langit. Mengetahui langit mulai gelap, Lany bergegas mengajak adiknya.

Lany memandangi langit yang mulai gelap, dan di sampingnya adiknya masih asik bermain

6

“Kak, lihat di langit ada sesuatu yang

aneh” ujar lana pada kakaknya

Lana sedang menunjukan jarinya ke arah langit yang di ambil dari sudut pandang atas

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)


(25)

59

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah naskah selesai dibuat kemudian penulis mulai membuat storyboard atau rencana tata letak. Di dalamnya terdapat penentuan sudut pandang, jarak pandang dan komposisi. Seperti yang diungkapkan Darmawan dalam bukunya “How to Make Comicbahwa storyboard adalah sebuah naskah yang berisi adegan dan dialog (Darmawan; 2012 hal 150).

Gambar 3.5

Pembuatan Storyboard dan Sketsa Gambar Secara Manual (Sumber: Dokumentasi penulis)


(26)

60

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.6

(Kiri) Contoh Storyboard Cergam (Kanan) Contoh Sket Cergam “Mari Berketerampilan” (Sumber: Dokumentasi penulis)

3. Pembuatan Sketsa

Pembuatan sketsa merupakan tahap lanjutan dari storyboard yang dikembangkan menjadi sebuah gambar sketsa yang lebih rapih dan detail sesuai dengan storyboard hasil gambar akan siap dipindahkan ke perangkat komputer untuk kemudian diolah secara detail pada proses berikutnya.

4. Penintaan Sketsa (Inking)

Setelah semua proses pembuatan sketsa selesai, maka tahap berikutnya penintaan (inking). Pada proses ini penulis melakukan penintaan secara manual dan dilakukan dengan sangat hati-hati. Pemberian kontur garis pada karakter yang cukup tebal dengan menggunakan spidol pen berwarna hitam, dan untuk mengisi bagian lainnya seperti latar dan benda di sekitarnya menggunakan drawing pen ukuran 0.2 dan 0.3. Setelah semua gambar telah diberi tinta, maka semua gambar dibersihkan dari sketsa pensil 2B menggunakan penghapus karet. Pada proses ini gambar dibersihkan dari sisa-sisa sketsa pensil, agar nantinya terlihat tegas hitam dan bersih. Apabila proses penghapusan sisa sketsa ini tidak selesai maka akan sulit pada saat pewarnaan karena menghalangi serta terkesan kotor pada hasil gambarnya.


(27)

61

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.7 Proses Penintaan (Inking) Sketsa Gambar

(Sumber: Dokumentasi penulis)

Gambar 3.8

Hasil Penintaan Gambar Sketsa Menggunakan Drawing Pen (Sumber: Dokumentasi penulis)

5. Pemindaian Sketsa (Scanning)

Proses selanjutnya adalah pemindaian gambar menggunakan alat pindai yaitu Scanner, pemindaian atau scaning adalah sebuah tahap gambar yang telah bersih dari sisa sketsa menggunakan penghapus lalu dipindahkan ke dalam perangkat komputer untuk nantinya proses pemberian warna.


(28)

62

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.9

(Kiri) Proses pemindaian gambar, (Kanan) Hasil gambar yang telah dipindai

(Sumber: Dokumentasi penulis)

6. Pewarnaan (Coloring)

Setelah penulis selesai dengan proses pemindaian, penulis melanjutkan proses berikutnya yaitu pewarnaan secara digital. Pewarnaan dilakukan dengan

software Photoshop CS 4. Pertama gambar hasil pemindaian diatur levelnya

proses ini bertujuan untuk mengatur terang gelap gambar sebelum pewarnaan.

Gambar 3.10 Software Adobe Photoshop CS4

(Sumber: Dokumentasi penulis)

Kedua, dalam pewarnaan cerita bergambar ini penulis menggunakan pewarnaan dengan menggunakan teknik template, di mana penulis tinggal mengambil warna dari hasil template dan menyeleksi sesuai dengan gambar cerita bergambar. Agar tidak menghalangi objek, template dijadikan tembus pandang dengan objek, caranya mengatur layer dari normal menjadi multiple. Ketiga untuk tambahan lainnya seperti bagian latar belakang penulis menggunakan efek dari aplikasi software photoshop seperti brush water color.


(29)

63

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.11

Proses pengaturan Level Sebelum Lanjut Proses Pewarnaan (Sumber: Dokumentasi penulis)

Gambar 3.12

(Kiri) Proses pewarnaan menggunakan template (Kanan) Hasil pewarnaan dasar (Sumber: Dokumentasi penulis)

Setelah proses pewarnaan menggunakan template selesai, berlanjut pada proses tahapan mendetail pada gambar. Pada proses ini penulis mengisi bidang gambar agar terlihat lebih baik, dan pemberian gradasi, dengan menggunakan

brush tool pada Photoshop. Hal ini pun bertujuan sebagai pemberian bayangan

terhadap objek gambar agar lebih terlihat menonjol dari latar.


(30)

64

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.13

Proses penyempurnaan gambar menggunakan Brush Tool (Sumber: Dokumentasi penulis)

Gambar 3.14

Tahapan proses pewarnaan (Sumber: Dokumentasi penulis)

8. Penyisipan Kata (Lettering)

Tahapan ini masih menggunakan program Adobe Photoshop CS4 yang dikhususkan untuk menyisipkan teks hingga menjadi satu kesatuan yang utuh antara gambar dan teks sebagai cerita bergambar, Pengambilan jenis huruf dan ukuran huruf sangat berperan penting dan menjadi satu perhatian khusus agar cergam ini dapat diterima dengan baik oleh sasaran pembaca yang diharapkan.


(31)

65

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.15

Hasil Akhir Tahap Lettering pada Sampul, (Kiri) dan Isi (Kanan) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

9. Pencetakan dan Penjilidan

Setelah keseluruhan halaman cergam selesai dibuat, file disusun berdasarkan halaman yang berurutan. Penulis melakukan proses pencetakan awal sebagai hasil setengah jadi atau disebut juga dummy. Dummy merupakan sebuah purwarupa atau hasil sementara sebelum akhirnya naik cetak. Tujuan dibuatnya adalah untuk mengetahui apabila ada dialog atau narasi yang salah. Sebelumnya dummy di- serahkan serta dikoreksi oleh pembimbing, dalam hal ini pembimbing berperan sebagai editor. Proses ini membantu penulis untuk merevisi kesalahan yang terdapat pada dummy.

Pada saat selesai acc/koreksi dari pembimbing berakhir, penulis memperbaiki hasl karya sesuai anjuran dari pembimbing. Cergam siap naik cetak, pencetakan dilakukan cergam di Percetakan Tirta Anugerah Bandung pada kertas jenis art paper 150 g dengan hasil akhir jadi berukuran A4 yang berjumlah 42 halaman yang berjilid soft cover.


(32)

66

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10. Uji Coba Karya

Setelah cerita gambar bertema lingkungan ini selesai dibuat, lalu penulis melakukan uji coba singkat, kepada anak dengan rentang usia 3-5 tahun yang disesuaikan berdasarkan cergam yang telah diselesaikan. Penulis melakukan ujicoba kepada anak di lingkungan Taman Pendidikan Agama (TPA) pada tanggal 27 dan 28 Februari 2015 untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari cerita bergambar. Sekaligus mengetahui keseluruhan ilustrasi serta konsep cerita sudah sesuai dengan minat anak. Uji coba pertama dengan responden uji coba, berkisar 4 sampai 5 tahun penulis menceritakan isi dari cerita bergambar, pada uji coba kedua penulis, mendemonstrasi salah satu keterampilan pada kolom keterampilan di cerita bergambar, jumlah responden uji coba sama dengan uji coba pertama. Hasil uji coba tersebut dijadikan acuan untuk memperbaiki karya cergam. Walaupun pada saat di lapangan, sebagian responden meleset dari cerita dan bingung dengan ilustrasi yang ada dalam cergam yang dibawakan. Tetapi sebagian responden mengatakan bagus dan lucu pada gambar, sedangkan untuk kolom keterampilan keseluruhan responden mengikuti dan paham dengan yang dibawakan dalam kolom keterampilan. Maka dari itu penulis melakukan perubahan berdasarkan uji coba di atas, seperti pada bagian warna yang terlalu gelap menjadi terang, tulisan yang terlalu kecil diganti agar mudah dibaca.


(33)

67

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(34)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

107 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Buku cerita bergambar “Mari Berketerampilan” merupakan karya ilustrasi mengenai tema lingkungan hidup yang bercerita bagaimana menjaga lingkungan dari sampah dan memanfaatkan sebagai barang berguna juga memiliki banyak pesan moral dan pendidikan. Buku cerita bergambar ini ditujukan untuk anak pada 3 sampai 5 tahun (early childhood) yang dapat disebut masa prasekolah atau kanak-kanak. Anak pada rentang usia itu sudah mulai menunjukkan pemikiran secara simbolis melalui kata–kata dan gambar. Selain itu, anak pada usia ini, ego anak masih tinggi, dan tidak mampu melihat perspektif orang lain. Sehingga peran orang tua pada cergam ini sangat penting, baik membimbing secara komunikatif maupun menjelaskan. Cerita bergambar ini dapat menjadi suatu media baru yang bisa ikut menambah wawasan dan mengasah kreativitas dalam membentuk jati dirinya.

Karya ilustrasi cergam ini dibuat melalui proses yang menggabungkan proses manual dan digital yang biasa disebut dengan teknik hibrida (hybrid). Untuk proses digital, digunakan perangkat lunak Adobe Photoshop CS4 dengan proses pewarnaan pada ilustrasi menggunakan sisipan (template) yang telah di buat sebelumnya oleh penulis.

Tahapan untuk proses pembuatan cergam “Mari Berketerampilan” adalah pemilihan tema, menyiapkan alat dan bahan, pembuatan sinopsis dan naskah cerita, menentukan alur cerita menggunakan storyline, pembuatan storyboard berdasarkan alur cerita yang ditentukan, selanjutnya pembuatan cerita bergambar dari mulai sketsa, penintaan (inking), pemindaian gambar, pewarnaan (coloring), mengatur tata letak (layouting), penyisipan teks (lettering), asistensi karya, uji coba karya, pencetakan (printing) dan penjilidan karya (binding).


(35)

108

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gaya yang digunakan dalam cerita bergambar ini adalah gambar kartun. Kecenderungan warna yang digunakan adalah warna pokok atau dasar (primer), dan warna sekunder akan menimbulkan kesan ceria pada dunia anak-anak. Pada beberapa objek, seperti gambar rumah dan lingkungan yang menjadi latar cerita dibuat sesuai dengan keadaan sebenarnya, walaupun sedikit ditambah imajinasi penulis. Sudut pandang dan jenis pengambilan gambar yang digunakan dibuat berbeda agar gambar tidak membosankan. Penyajian cerita dalam cergam ini dengan pola berurutan dan cerita yang sederhana agar mudah terhubung serta dipahami, ditambah dengan beberapa halaman yang berisi cara membuat prakarya dan pengetahuannya. Tata letak (layout) dalam cergam ini bervariasi, menggunakan komposisi berdasarkan unsur-unsur rupa dalam visual cergam, sebagai acuan dalam pembuatan karya penciptaan cerita bergambar. Penulis menambahkan efek untuk divisualisasikan, dengan beberapa adegan-adegan yang menegangkan dan menarik menurut pilihan penulis.

Nilai moral yang utama dalam cerita ini adalah menjadi pribadi yang santun didalam kehidupan dan mencintai serta melestarikan alam sekitar, agar kelak dapat di nikmati oleh generasi berikutnya

B. SARAN

Media cergam berbentuk buku masih sangat diminati walaupun dengan tema berbeda karena adanya era teknologi merambah kehidupan saat ini mudah untuk dikonsumsi oleh masyarakat tidak terkecuali anak-anak, penulis berkeinginan agar cergam yang bertemakan pendidikan dapat di minati kembali oleh semua kalangan dengan karakter gambar, cerita serta penyajian keseluruhan yang unik.

Untuk Departemen Pendidikan Seni Rupa diharapkan dapat memberikan wawasan serta pengalaman dalam pengembangan berkarya cergam. Sehingga bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk lebih produktif khususnya berkarya cergam. Pada perkuliahan khusunya dalam mata kuliah Ilustrasi III, harus dibekali materi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun sebuah proses pembuatan cergam atau komik yang baik. Dengan adanya bekal tersebut


(36)

109

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memungkinkan memunculkan suatu karya yang berkualitas tinggi lebih dari yang diharapkan penulis.

Universitas Pendidikan Indonesia sebagai kampus juga tempat untuk mahasiswa mengungkapkan kreativitas, khususnya mahasiswa departemen pendidikan senirupa agar tidak membatasi kreativitas berkarya dan mendorong mencetak generasi senirupa terbaik di industri kreatif.

Untuk Dunia ilustrasi indonesia semoga nantinya dapat menjadikan ide atau inovasi dalam pembuatan cergam yang bertemakan lingkungan dan media pembelajaran baik dari segi penyajian cerita serta visual yang memunculkan cergam bertemakan pendidikan lingkungan hidup dengan format yang lebih baik dari penulis ciptakan saat ini. Para penulis berikutnya, haruslah lebih meningkatkan wawasan dan pemahaman terhadap lingkup dunia ilustrasi dengan baik melalui studi pustaka, observasi, dan pengalaman. Mempunyai banyak referensi mengenai dunia ilustrasi yang ada di luar negeri dan di negeri sendiri. Sebagai acuan bahan pembelajaran agar menciptakan ide dan inovasi yang jauh lebih hebat.


(37)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Boneff, Marcel. (1998). Komik Indonesia, Jakarta: KPG dan Terjemahan: Rahayu

S. Hidayat, forum Jakarta-Paris.

Darmaprawira W.A, Sulasmi (2002). Warna, Teori dan Kreativitas Penggunanya. Bandung: Penerbit ITB.

Darmawan, H. (2012). How to Make Comic Menurut Para Master Dunia. Jakarta: Plotpoint Publishing (PT. Bentang Pustaka).

Dewi, Rosmala. (2010). Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah. Medan: Unimed Pascamuda.

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

McCloud, Scott (2000). Understanding Comics (Memahami Komik) Terjemahan: S. Kinanti, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset.

Koendoro Br, Dwi. (2007). Yuk, Bikin Komik. Bandung: DAR!mizan.

Preble, Duane and Sarah. (1985), Artforms, Harper and Row. New York: Publishers, Inc. New York

Sachari, A. dan Sunarya, Y. (2001). Desain dan Dunia Kesenirupaan Indonesia

dalam Wacana Transformasi Budaya. Bandung: ITB.

Santrock , John W. (1995). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Seodarso, Sp. (1991). Perjalanan Seni Rupa Indonesia; Dari Zaman Prasejarah

Hingga Masa Kini. Bandung: KIAS

Suadi, H. (2000). Sebuah Riak dalam Gelombang Sejarah Seni Ilustrasi di

Indonesia. Bandung: Dewan Kesenian Daerah Jawa Barat.

Universitas Pendidikan Indonesia (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wong, Wucius. (1986) Beberapa Asas merancang Dwimatra. (Bandung):Penerbit ITB


(38)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Skripsi:

Faizah, U. (2009). Keefektifan Cerita Bergambar untuk Pendidikan Nilai dan

Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Tesis,

Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta.

Kurniya, Anita S. (2010). Pengaruh Penggunaan Media Cerita Bergambar

Terhadap Peningakatan Keterampila Menyimak dan Membaca Pada Anak Berkesulitan Belajar Kelas II Sdn Petoran Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi, Program S1, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sumber Makalah:

Riyana, Cepi. (2008). Konsep dan Aplikasi Media Pembelajaran UPI. Makalah, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet:

Gumelar, M. S. (2009). Comic Making (Part 1). [Online]. Tersedia di: reeyaw.files.wordpress.com/2010/03/comic.pdf [Diakses 22 Maret 2015]. Cartoon Museum, British. (2001). History of Cartoon & Comic. diterjemahkan

[Online]. Tersedia di: (http://the-cartoon-museum.org/history-cartoon/comic [Diakses 19/01/2015].

Edu Paint. Warna Menurut Teori Brewster. [Online]. Tersedia di: http://www.edupaint.com/warna/roda-warna/486-read-110617-teori-warna-brewster.html [Diakses 12/06/2014].

Stephanie, O. L. (2009) Rules of Picture Books for Kids. [Online]. Tersedia di: http://writing-world.com/children/sparkle.htm [Diakses 10/04/2015].

Encarta Encyclopedia. Illustration. [Online]. Tersedia di: http://www.encarta.com/illustration/ [Diakses 04/12/2013].

Sumber Internet Untuk Gambar:

http://www.adicita.com/katalog/kat/40/picturebooks/8 http://1.bp.fine4rt.com/titik


(39)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015 MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://deviantart.com/shape-form/11/2/2015 http://deviantart.com /pen-and-ink-texture.html

http://www.edupaint.com/warna/roda-warna/486-read-110617-teori-warna-brewster.html

http://sbelen.com/2014/06/01/leonardo-da-vinci-jenius-serba-bisa-yang-sulit-tertandingi/

http://uniqpost.com/lukisan http:// vanamaliashram.org

http//:Pagina-met-informatie-over-de-indische-boekjes-met-illustraties-van-Cornelis Jetses.htm

http://flickr.com/asterix-and-obelix http://saiyanland.tumblr.com http://media.tumblr.com http://image2.fanpop.com http://deviant-art/cities-scape fc09.deviantart.net

http://deviant-art/dynasty-warior

http//:fbcdn-akamaihd.net/walking-dead http://slideshare.net

http://deviantart.com/typhograph http://dewey.petra.ac.id

http://3bp.art.com/sound-effect http://flickr.com/unity-htm http:/mikki.com/catalog http://mizanstore.com http://askbd.org-com-ask


(1)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015

MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

107

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Buku cerita bergambar “Mari Berketerampilan” merupakan karya ilustrasi mengenai tema lingkungan hidup yang bercerita bagaimana menjaga lingkungan dari sampah dan memanfaatkan sebagai barang berguna juga memiliki banyak pesan moral dan pendidikan. Buku cerita bergambar ini ditujukan untuk anak pada 3 sampai 5 tahun (early childhood) yang dapat disebut masa prasekolah atau kanak-kanak. Anak pada rentang usia itu sudah mulai menunjukkan pemikiran secara simbolis melalui kata–kata dan gambar. Selain itu, anak pada usia ini, ego anak masih tinggi, dan tidak mampu melihat perspektif orang lain. Sehingga peran orang tua pada cergam ini sangat penting, baik membimbing secara komunikatif maupun menjelaskan. Cerita bergambar ini dapat menjadi suatu media baru yang bisa ikut menambah wawasan dan mengasah kreativitas dalam membentuk jati dirinya.

Karya ilustrasi cergam ini dibuat melalui proses yang menggabungkan proses manual dan digital yang biasa disebut dengan teknik hibrida (hybrid). Untuk proses digital, digunakan perangkat lunak Adobe Photoshop CS4 dengan proses pewarnaan pada ilustrasi menggunakan sisipan (template) yang telah di buat sebelumnya oleh penulis.

Tahapan untuk proses pembuatan cergam “Mari Berketerampilan” adalah pemilihan tema, menyiapkan alat dan bahan, pembuatan sinopsis dan naskah cerita, menentukan alur cerita menggunakan storyline, pembuatan storyboard berdasarkan alur cerita yang ditentukan, selanjutnya pembuatan cerita bergambar dari mulai sketsa, penintaan (inking), pemindaian gambar, pewarnaan (coloring), mengatur tata letak (layouting), penyisipan teks (lettering), asistensi karya, uji coba karya, pencetakan (printing) dan penjilidan karya (binding).


(2)

108

ANUGRAH HASRULLANA, 2015

MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gaya yang digunakan dalam cerita bergambar ini adalah gambar kartun. Kecenderungan warna yang digunakan adalah warna pokok atau dasar (primer), dan warna sekunder akan menimbulkan kesan ceria pada dunia anak-anak. Pada beberapa objek, seperti gambar rumah dan lingkungan yang menjadi latar cerita dibuat sesuai dengan keadaan sebenarnya, walaupun sedikit ditambah imajinasi penulis. Sudut pandang dan jenis pengambilan gambar yang digunakan dibuat berbeda agar gambar tidak membosankan. Penyajian cerita dalam cergam ini dengan pola berurutan dan cerita yang sederhana agar mudah terhubung serta dipahami, ditambah dengan beberapa halaman yang berisi cara membuat prakarya dan pengetahuannya. Tata letak (layout) dalam cergam ini bervariasi, menggunakan komposisi berdasarkan unsur-unsur rupa dalam visual cergam, sebagai acuan dalam pembuatan karya penciptaan cerita bergambar. Penulis menambahkan efek untuk divisualisasikan, dengan beberapa adegan-adegan yang menegangkan dan menarik menurut pilihan penulis.

Nilai moral yang utama dalam cerita ini adalah menjadi pribadi yang santun didalam kehidupan dan mencintai serta melestarikan alam sekitar, agar kelak dapat di nikmati oleh generasi berikutnya

B. SARAN

Media cergam berbentuk buku masih sangat diminati walaupun dengan tema berbeda karena adanya era teknologi merambah kehidupan saat ini mudah untuk dikonsumsi oleh masyarakat tidak terkecuali anak-anak, penulis berkeinginan agar cergam yang bertemakan pendidikan dapat di minati kembali oleh semua kalangan dengan karakter gambar, cerita serta penyajian keseluruhan yang unik.

Untuk Departemen Pendidikan Seni Rupa diharapkan dapat memberikan wawasan serta pengalaman dalam pengembangan berkarya cergam. Sehingga bisa menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk lebih produktif khususnya berkarya cergam. Pada perkuliahan khusunya dalam mata kuliah Ilustrasi III, harus dibekali materi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun sebuah proses pembuatan cergam atau komik yang baik. Dengan adanya bekal tersebut


(3)

109

ANUGRAH HASRULLANA, 2015

MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memungkinkan memunculkan suatu karya yang berkualitas tinggi lebih dari yang diharapkan penulis.

Universitas Pendidikan Indonesia sebagai kampus juga tempat untuk mahasiswa mengungkapkan kreativitas, khususnya mahasiswa departemen pendidikan senirupa agar tidak membatasi kreativitas berkarya dan mendorong mencetak generasi senirupa terbaik di industri kreatif.

Untuk Dunia ilustrasi indonesia semoga nantinya dapat menjadikan ide atau inovasi dalam pembuatan cergam yang bertemakan lingkungan dan media pembelajaran baik dari segi penyajian cerita serta visual yang memunculkan cergam bertemakan pendidikan lingkungan hidup dengan format yang lebih baik dari penulis ciptakan saat ini. Para penulis berikutnya, haruslah lebih meningkatkan wawasan dan pemahaman terhadap lingkup dunia ilustrasi dengan baik melalui studi pustaka, observasi, dan pengalaman. Mempunyai banyak referensi mengenai dunia ilustrasi yang ada di luar negeri dan di negeri sendiri. Sebagai acuan bahan pembelajaran agar menciptakan ide dan inovasi yang jauh lebih hebat.


(4)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015

MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Boneff, Marcel. (1998). Komik Indonesia, Jakarta: KPG dan Terjemahan: Rahayu

S. Hidayat, forum Jakarta-Paris.

Darmaprawira W.A, Sulasmi (2002). Warna, Teori dan Kreativitas Penggunanya. Bandung: Penerbit ITB.

Darmawan, H. (2012). How to Make Comic Menurut Para Master Dunia. Jakarta: Plotpoint Publishing (PT. Bentang Pustaka).

Dewi, Rosmala. (2010). Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah. Medan: Unimed Pascamuda.

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

McCloud, Scott (2000). Understanding Comics (Memahami Komik) Terjemahan: S. Kinanti, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset.

Koendoro Br, Dwi. (2007). Yuk, Bikin Komik. Bandung: DAR!mizan.

Preble, Duane and Sarah. (1985), Artforms, Harper and Row. New York: Publishers, Inc. New York

Sachari, A. dan Sunarya, Y. (2001). Desain dan Dunia Kesenirupaan Indonesia

dalam Wacana Transformasi Budaya. Bandung: ITB.

Santrock , John W. (1995). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.

Seodarso, Sp. (1991). Perjalanan Seni Rupa Indonesia; Dari Zaman Prasejarah

Hingga Masa Kini. Bandung: KIAS

Suadi, H. (2000). Sebuah Riak dalam Gelombang Sejarah Seni Ilustrasi di

Indonesia. Bandung: Dewan Kesenian Daerah Jawa Barat.

Universitas Pendidikan Indonesia (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Wong, Wucius. (1986) Beberapa Asas merancang Dwimatra. (Bandung):Penerbit ITB


(5)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015

MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Skripsi:

Faizah, U. (2009). Keefektifan Cerita Bergambar untuk Pendidikan Nilai dan

Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Tesis,

Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta.

Kurniya, Anita S. (2010). Pengaruh Penggunaan Media Cerita Bergambar

Terhadap Peningakatan Keterampila Menyimak dan Membaca Pada Anak Berkesulitan Belajar Kelas II Sdn Petoran Jebres Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi, Program S1, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sumber Makalah:

Riyana, Cepi. (2008). Konsep dan Aplikasi Media Pembelajaran UPI. Makalah, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Internet:

Gumelar, M. S. (2009). Comic Making (Part 1). [Online]. Tersedia di: reeyaw.files.wordpress.com/2010/03/comic.pdf [Diakses 22 Maret 2015]. Cartoon Museum, British. (2001). History of Cartoon & Comic. diterjemahkan

[Online]. Tersedia di: (http://the-cartoon-museum.org/history-cartoon/comic [Diakses 19/01/2015].

Edu Paint. Warna Menurut Teori Brewster. [Online]. Tersedia di: http://www.edupaint.com/warna/roda-warna/486-read-110617-teori-warna-brewster.html [Diakses 12/06/2014].

Stephanie, O. L. (2009) Rules of Picture Books for Kids. [Online]. Tersedia di: http://writing-world.com/children/sparkle.htm [Diakses 10/04/2015].

Encarta Encyclopedia. Illustration. [Online]. Tersedia di: http://www.encarta.com/illustration/ [Diakses 04/12/2013].

Sumber Internet Untuk Gambar:

http://www.adicita.com/katalog/kat/40/picturebooks/8 http://1.bp.fine4rt.com/titik


(6)

ANUGRAH HASRULLANA, 2015

MARI BERKETERAMPILAN

CERITA BERGAMBAR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK USIA DINI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu http://deviantart.com/shape-form/11/2/2015

http://deviantart.com /pen-and-ink-texture.html

http://www.edupaint.com/warna/roda-warna/486-read-110617-teori-warna-brewster.html

http://sbelen.com/2014/06/01/leonardo-da-vinci-jenius-serba-bisa-yang-sulit-tertandingi/

http://uniqpost.com/lukisan http:// vanamaliashram.org

http//:Pagina-met-informatie-over-de-indische-boekjes-met-illustraties-van-Cornelis Jetses.htm

http://flickr.com/asterix-and-obelix http://saiyanland.tumblr.com http://media.tumblr.com http://image2.fanpop.com http://deviant-art/cities-scape fc09.deviantart.net

http://deviant-art/dynasty-warior

http//:fbcdn-akamaihd.net/walking-dead http://slideshare.net

http://deviantart.com/typhograph http://dewey.petra.ac.id

http://3bp.art.com/sound-effect http://flickr.com/unity-htm http:/mikki.com/catalog http://mizanstore.com http://askbd.org-com-ask