EKSTRAKURIKULER SENI TARI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN POTENSI SENI SISWA DI SMA NEGERI TANJUNGSARI.

(1)

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Endang Rusmiati

0807476

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


(2)

Oleh Endang Rusmiati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni

© Endang Rusmiati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Frahma Sekarningsih S.Sen., M.Si NIP.195710181985032001

Pembimbing II

Ace Iwan Suryawan, S.Pd., M. Hum NIP. 1972304200112100

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih S.Sen., M.Si NIP.195710181985032001


(4)

Endang Rusmiati, 2014

DAFTAR ISI

HAK CIPTA SKRIPSI PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangPenelitian ... 1

B. IdentifikasiMasalahPenelitian ... 6

C. RumusanMasalahPenelitian ... 6

D. TujuanPenelitian ... 6

E. ManfaatPenelitian ... 7

F. StrukturOrganisasiSkripsi ... 8

BAB II KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI TARI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN POTENSI SENI SISWA DI SMA NEGERI TANJUNGSARI ... 10

A. KegiatanEkstrakurikulerSeniTari ... 10

B. PotensiDiriManusia ... 22

C. EkstrakurikulerSeniTariSebagaiSaranaPengembangan PotensiSeniSiswa ... 29

D. AsumsiPenelitian ... 37


(5)

A. Lokasi,SubjekdanPopulasi/SampelPenelitian ... 38

B. DesainPenelitian ... 41

C. Langkah-langkahPenelitian ... 43

D. MetodePenelitian... 43

E. DefinisiOperasional... 45

F. Instrument Penelitian ... 46

G. TeknikPengumpulan Data ... 47

H. Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. HasilPenelitian ... 53

1. Deskripsi Awal Penelitian ... 53

2. Materi kegiatan ekstrakurikuler tari di SMA Negeri Tanjungsari ... 54

3. Deskripsi Kegiatan Ekstrakurikuler Tari di SMA Negeri Tanjungsari ... 56

4. Hasil Belajar Kegiatan Ekstrakurikuler Tari ... 74

B. PembahasanHasilPenelitian ... 83

1. Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai sarana Pengembangan Potensi Seni Siswa Di SMA Negeri Tanjungsari ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Rekmendasi ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91

LAMPIRAN ... 92


(6)

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul Ekstrakurikuler Tari Sebagai Sarana Pengembangan

Potensi Seni Siswa Di SMA Negeri Tanjungsari ini berangkat dari latar

belakang potensi diri siswa kurang berkembang pada saat proses pembelajaran di kelas sehingga siswa memerlukan sebuah wadah atau sarana untuk tambahan pembelajaran di luar mata pelajaran tatap muka yakni ekstrakurikuler. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kegiatan ekstrakurikuker seni tari sebagai sarana pengembangan potensi seni siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler tari menjadi sarana yang baik dalam pengembangan potensi seni siswa. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas dan kreativitas yang ditunjukkan siswa setelah mengikuti pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakulikuler. Dengan demikian maka direkomendasikan kegitan ekstrakurikuler dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pengembangan potensi seni siswa.

Kata Kunci: Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Tari, Pengembangan, Potensi Seni

Siswa.


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia merupakan mahluk yang diciptakan oleh Alloh SWT dengan memiliki perbedaan dengan mahluk yang lainnya. Manusia merupakan mahluk yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk lain. Manusia diberikan akal serta pikiran untuk menjalani hidup. Setiap manusia diberikan potensi di dalam dirinya. Potensi dapat dikatakan sebagai kemampuan yang dimiliki setiap manusia. Menurut kamus bahasa Indonesia (1989, hlm. 697) “Potensi merupakan kemampuan dasar yang belum terungkap”. Pengertian lain dari potensi diri dari segi peristilahan, menurut Udo Yamin Effendi (2007, hlm. 86) kata potensi berasal dari bahasa Inggris

to potent yang berarti keras , kuat, sedangkan diri adalah akumulatif dari

pikiran kita. Jadi potensi diri adalah kemampuan yang kita miliki yang bisa dikembangkan. Selain pengertian di atas adapula yang menjelaskan mengenai pengertian potensi diri. Endra K (2004, hlm. 6) mengemukakan bahwa:

Potensi dapat disebut kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam dan belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi yang dimaksud disini suatu kekuatan yang masih terpendam yang berupa fisik karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri tetapi belum dimanfaatkan dan diolah.

Dari uraian di atas dapat dimaknai bahwa potensi merupakan suatu kekuatan yang masih terpendam dan belum dapat dikembangkan dengan baik. Selanjutnya Sri Habsari (2005, hlm. 2) menyatakan bahwa “ potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik”. Dari berbagai pengertian di atas memberi pemahaman bahwa potensi diri merupakan suatu daya yang


(8)

dimiliki oleh diri manusia, namun daya tersebut belum dapat dikembangkan. Setiap manusia memiliki hak untuk mengembangkan semua kemampuan yang dimiliki. Beberapa potensi yang dimiliki manusia, seperti yang diuraikan oleh Budiyono (2006, hlm. 3) yakni:

1. Potensi Fisik(psychomotoric).

2. Potensi Mental Spiritual ( Intelegent Quotient) 3. Potensi Kecerdasan Emosi (Emotional Quotient) 4. Potensi Daya Juang (Adversity Quotient)

5. Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)

Beberapa jenis potensi di atas merupakan potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Setiap individu dalam hal ini peserta didik mempunyai potensi yang belum di kembangkan. Permasalahan yang terjadi pada kehidupannya adalah bagaimana cara peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya khususnya potensi seni yang tertanam pada dalam dirinya.

Dalam mengembangkan potensi diri setiap individu memerlukan kondisi di luar dirinya untuk membantu untuk mengembangkan potensinya. Salah satu yang dapat membantu untuk mengembangkan potensi adalah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan sebuah wadah yang mempunyai tugas utama untuk mengungkap dan mengembangkan potensi diri setiap peserta didik. Di lembaga pendidikan formal, terdapat kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada jam mata pelajaran di kelas yang sering dikenal dengan kegiatan intrakurikuler dan kegiatan yang dilakukan di luar jam mata pelajaran atau ekstrakurikuler.

Di lingkungan pendidikan formal siswa dapat menerima pengalaman-pengalaman yang membantu untuk lebih memahami beberapa makna kehidupan. Melalui sekolah siswa didorong serta dimotivasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Di sekolah, siswa melakukan beberapa kegiatan salah satunya adalah belajar. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dialami oleh seseorang sehingga terjadinya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu karena adanya pengalaman. Menurut Slameto (2003, hlm. 2) bahwa “Belajar adalah suatu


(9)

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Pada saat melakukan belajar di kelas, adanya suatu interaksi antara yang belajar serta orang yang menjadi sumber ajar. Proses interaksi ini biasanya di sebut proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2004, hlm. 28) “pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematis dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber ajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Dari hasil proses belajar dapat dilihat bagaimana perkembangan potesi yang dimiliki oleh siswa apakah berkembang dan terarah pada suatu perilaku yang baik atau kurang terarah dan tidak berkembang dengan baik. Namun permasalahan yang ditemui dewasa ini adalah proses pembelajaran yang diikuti oleh siswa di dalam kelas (intrakurikuler) tidak cukup untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, sehingga diperlukan sebuah kegiatan yang lebih membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri ke arah yang lebih baik.

Salah satu kegiatan yang dapat membantu siswa adalah kegiatan di luar jam pelajaran namun masih dalam ruang lingkup sekolah. Kegiatan yang di laksanakan di luar jam pelajaran serta masih dalam ruang lingkup sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Seperti yang dijelaskan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Kurikulum SMK 1984, Depdikbud:6) bahwa:

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.


(10)

Dari kutipan di atas dapat dimaknai bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran di kelas yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi diri ke arah yang lebih baik, serta dapat menunjang kegiatan pada pembelajaran di dalam jam mata pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler dianggap sebagai kegiatan yang tepat sebagai sarana dalam membantu siswa untuk mengembangkan potensi seni yang dimiliki siswa sehingga potensi yang dimiliki bisa merubah menjadi perilaku yang lebih positif. Seperti yang telah di jelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah:

1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif, dan dan psikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. 3. Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan

satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.

Dari uraian di atas dapat dimaknai bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki tujuan untuk meningkatkan berbagai kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu. Hal ini, memberikan penguatan bahwa setiap peserta didik dapat ditingkatkan kemampuannya melalui kegiatan ekstrakurikuler. SMA Negeri Tanjungsari merupakan sekolah yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan program kegiatan pembelajaran di luar jam pelajaran. Kegiatan tersebut adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri Tanjungsari dilaksanakan setiap hari. Waktu pelaksanaannya setelah pembelajaran intrakurikuler di kelas selesai. Kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di antaranya adalah ekstrakurikuler Seni Tari, Seni Musik, PASKIBRA, PRAMUKA, PMR dan Pecinta Alam. Keikutsertaan para siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi serta potensi siswa dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kegiatan intrakurikuler. Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa,


(11)

kegiatan ekstrakurikuler sangat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran intrakurikuler.

Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang menunjang dalam meningkatkan potensi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan adalah kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang dilaksanakan bertujuan untuk membantu para siswa menggali minat, bakat serta potensi diri. Namun hal ini juga memberikan suatu tujuan agar peserta didik tidak meninggalkan potensi akademiknya di dalam kelas. Kegiatan ekstrakurikuler Seni Tari diharapkan memberikan pengaruh terhadap minat dan potensi siswa pada bidang intrakurikulernya di kelas,sehingga siswa termotivasi untuk belajar dengan baik. Pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari ini siswa diberi pengetahuan seni dan keterampilan yang lebih luas daripada kegiatan pembelajaran intrakurikuler di kelas. Kegiatan seni tari juga memberikan pengarahan agar siswa termotivasi untuk belajar lebih baik. Selain itu, dengan adanya minat siswa merupakan suatu kenyataan yang perlu disadari dan perlu diketahui untuk mendapat bimbingan tertentu agar tercipta proses pembelajaran yang kondusif dan peningkatan prestasi siswa yang terarah. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Juju Masunah (2003, hlm. 248) , bahwa:

Apabila kita analisis kegiatan tari, maka ranah pendidikan yang meliputi aspek psikomotor, kognitif, dan afektif akan dicapai dengan baik. Dalam kegiatan tersebut pun, para guru dapat menanamkan nilai-nilai religious, estetis, historis, sosial dan budaya. Aspek psikomotor dapat dicapai melalui kegiatan siswa bergerak dalam upaya mengekspresikan imaji kreatifnya melalui tubuhnya. Imaji kreatif ini merupakan hasil pemikiran tentang suatu kemungkinan gerak tubuh atau gerak perumpamaan, tanpa pengolahan pikir tidak akan terwujud gerak yang dapat dipertanggung jawabkan. Proses berfikir dan mempertanggung jawabkan bentuk gerak oleh siswa merupakan usaha mengolah aspek kognitif. Aspek kognitif sering dipandang hanya dari sudut pengetahuan teoritis saja, padahal proses berfikir dalam mewujudkan gerak pun merupakan aspek kognitif.


(12)

Afektif siswa dapat dilihat antara lain dari keberanian, inisiatif, kerjasama kelompok dan tanggung jawab.

Dari uraian di atas dapat dimaknai bahwa kegiatan tari dapat meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor hal tersebut mencakup potensi yang dimiliki peserta didik. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler tari di luar jam pelajaran diharapkan menjadi sarana yang baik untuk mebantu siswa dalam meningkatkan motivasi untuk mengembangkan potensi dirinya yang terpendam..

Sekaitan dengan paparan di atas, peneliti tertarik untuk memahami lebih jauh proses pembelajaran pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari sebagai sarana pengembangan potensi seni siswa. Untuk itu, peneliti mengangkatnya ke dalam judul “Ekstrakurikuler Seni Tari Sebagai Sarana Pengembangan Potensi Seni Siswa di SMA Negeri Tanjungsari”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan pengamatan di lapangan, ditemukan permasalahan diantaranya:

1. Siswa kurang mampu mengembangkan potensi seni pada kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Siswa memerlukan sarana yang baik untuk mengembangkan potensi seni yang dimilikinya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Materi apa saja yang dipelajari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMA Negeri Tanjungsari?

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tari sebagai pengembangan potensi seni siswa di SMA Negeri Tanjungsari?

3. Bagaimana hasil kegiatan ekstrakurikuler tari sebagai sarana pengembangan potensi seni siswa di SMA Negeri Tanjungsari?


(13)

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran tari pada kegiatan ekstrkurikuler di SMA Negeri Tanjungsari, sedangkan tujuan khusus dari penelitan ini ialah:

1. Untuk mendeskripsikan tentang materi yang dipelajari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SMA Negeri tanjungsari.

2. Untuk mendeskripsikan tentang proses kegiatan ekstrakurikuler seni tari sebagai sarana pengembangan potensi siswa di SMA Negeri Tanjungsari.

3. Untuk memperoleh gambaran hasil kegiatan tari sebagai sarana pengembangan potensi seni siswa di SMA Negeri Tanjungsari.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kekayaan tari tradisi yang berkembang di Jawa Barat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Memberi pengalaman langsung dalam mengkaji suatu permasalahan tari di sekolah serta menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tari.

b. Bagi Siswa

Memberi pengetahuan akan pentingnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana pengembangan potensi seni.

c. SMA Negeri Tanjungsari

Memberikan pengetahuan serta wawasan akan pentingnya mengadakan kegiatan ekstrakurikuler khususnya seni tari sebagai sarana yang baik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.


(14)

Penelitian ini diharapkan menambah referensi mengenai pentingnya kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah sebagai sarana pengembangan potensi siswa.

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Dalam penulisan skripsi ini dibagi kedalam lima bab, yang dapat dilihat pada uraian berikut:

BAB I : pada bab ini dijelaskan mengenai latarbelakang penelitian yakni potensi seni siswa kurang berkembang memerlukan sarana dalam mengembangkan potensi seni di sekolah, sehingga peneliti terdorong untuk meneliti kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMA Negeri Tanjungsari. Pada BAB I ini dijelaskan pula mengenai identifikasi masalah penelitian diantaranya adalah 1). Siswa kurang mampu mengembangkan potensi seni pada kegiatan pembelajaran di kelas. 2). Siswa memerlukan sarana yang baik untuk mengembangkan potensi seni yang dimilikinya Dari identifikasi masalah di atas, ditentukan menjadi tiga persoalan masalah yakni mengenai Materi ekstrakurikuler seni tari, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni tari , serta hasil kegiatan ekstrakurikuler tari sebagai sarana pengembangan potensi seni siswa di SMA Negeri Tanjungsari. Dalam BAB ini dikemukakan pula tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti serta manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini.

BAB II : pada bab ini dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan topik yang diangkat peneliti yaitu pengertian kegiatan ekstrakurikuler, pengertian potensi diri pada manusia, serta


(15)

kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana pengembanagan potensi seni siswa. Pada BAB ini di jelaskan pula mengenai asumsi penelitian yaitu kegiatan ekstrakurikuler merupakan sarana yang baik dalam mengembangkan potensi seni siswa di SMAN Tanjungsari.

BAB III : pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan yakni metode deskriftif analisis dengan pendekatan kualitatif. BAB IV : pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian. Pada point hasil penelitian dibagi menjadi tiga yakni deskripsi awal siswa pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari, materi ajar yang diberikan pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari, proses pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler seni tari, serta hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Kemudian pada point pembahasan hasil penelitian merupakan penjabaran secara lebih rinci dari hasil penelitian.

BAB V : pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisikan kesimpulan-kesimpulan yang disimpulkan berdasarkan penjabaran dari BAB I hingga BAB IV, bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA Negeri tanjungsari merupakan salah satu sarana yang baik sebagai faktor pendukung untuk mengembangkan potensi seni siswa. Saran diberikan untuk para pembaca, khususnya yang ingin membuat penelitian lanjutan dari penelitian ini.


(16)

Endang Rusmiati, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek danPopulasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri Tanjungsari, Jl. Tanjungsari No.404 kecamatan Tanjungsari kabupaten Sumedang. SMA Negeri Tanjungsari dibangun di atas tanah yang cukup luas sekitar 11.000m² dan luas bangunan sekitar 8.320m². SMA Negeri Tanjungsari memiliki fasilitas ruangan yang cukup diantaranya ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang wakil kepala sekolah, ruang kesenian, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, kantin sekolah, ruang koperasi sekolah, ruang kesenian, ruang BK, ruang tamu, perpustakaan, fasilitas kamar kecil, mesjid, lapangan upacara, lapang olahraga, ruang OSIS, ruang ekstrakurikuler ARIAPAGA, ruang ekstrakurikuler PASKIBRA, ruang ekstakurikuler PRAMUKA dan ruang UKS.

Adapun jumlah siswa tahun ajaran 2012/2013 adalah 1.084 terdiri atas: kelas X yang terdiri dari 356 siswa, kelas XI terdiri dari 362 siswa dan kelas XII terdiri dari 366 siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan SMA Negeri Tanjungsari dilaksanakan setiap hari setelah kegiatan intrakurikuler sekolah selesai. Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMA Negeri Tanjungsari diantaranya adalah: PASKIBRA, PRAMUKA, PMR, Seni Tari, Seni Musik, Seni Teater, bola Voli, Basket, Futsal, Hikmatul Iman, pecinta Alam, Rohis, majalah SMANTSA dan lain-lain.

Pemilihan lokasi ini karena SMA Negeri Tanjungsari merupakan salah satu sekolah yang unggul dalam pengelolaan bidang akademik dan non


(17)

akademiknya. Pada saat observasi awal ditemukan adanya satu permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan kegiatan intrakurikuler Seni Budaya dan keterampilan (SBK), Salah satunya adalah kurang berkembangnya potensi seni siswa dalam kegiatan intrakurikuler. Oleh karena itu proses pembelajaran khususnya seni tari lebih dioptimalkan pada kegiatan ekstrakurikuler Hal ini melatarbelakangi peneliti untuk mengkaji lebih jauh pelaksanaan kegiatan pembelajaran di luar jam pelajaran (ekstrakurikuler tari) yang dapat menjadi sarana untuk mengembangkan potensi diri siswa

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji. populasi diartikan sebagai kumpulan individu-individu sejenis pada suatu daerah tertentu

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) bahwa:

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi.

Kutipan di atas menjelaskan bahwa populasi adalah generalisasi atas obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu, yang dalam kaitan ini adalah sekelompok orang/individu yang memiliki karakteristik tertentu dalam hal ini ialah seluruh siswa kelas X SMAN Tanjungsari. Sementara yang dimaksud dengan sampel ialah bagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh siswa SMAN Tanjungsari yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler . Siswa yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 25 orang. Dari 25 orang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Seni Tari terdiri atas 16 siswi dan 9 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini:


(18)

Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Tari Nomor

Nama siswa Kelas Ket

Urut Induk

1. 121310253 Adi Mulyana X-2 L

2. 111210426 Agung Barkah XI IPA 4 L

3. 121310160 Alan Suharlan X-2 L

4. 111210443 Andriansyah XI IPA 4 L

5. 121310203 Anggi Sugiarti X-2 P

6. 121310242 Desy Nur Setiani X-8 P

7. 121310106 Dini Yanti Oktaviani X-2 P

8. 121310107 Eka Euis Hatimah X-4 P

9. 121310140 Fahmi Nurhasanah X-2 P

10. 121310193 Febry Lahiriansyah X-2 L

11. 121310180 Helga Dwiyantie F X-6 P

12. 121310043 Kemal Fauzi L X-2 L

13. 121310215 Kurniasari X-7 P

14. 111210589 Mochamad Zaki zakaria XI IPA 2 L

15. 111210598 Muhamad Rizal Ali Fahlefi XI IPS 2 L

16. 121310221 Nadya Nurul Hadi X-7 P

17. 121310055 Nisvah Merdika Utami X-2 P

18. 121310189 Putri Denisa Amelia N X-6 P

19. 12131057 Rahma Anisa Putri X-7 P

20. 121310223 Resa Diana X-7 P

21. 121310122 Restika Hera Sundari X-4 P

22. 121310273 Rinaldi Hidayat Sidiq X-2 L


(19)

24. 121310064 Syahksiyah Inda S X-4 P

25. 121310165 Winda Purnamasari X-5 P

B. Desain Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian peneliti membutuhkan tahap-tahap atau serangkaian rencana yang harus disusun agar peneliti dapat melaksanakan penelitian terarah pada tujuan yang ingin dicapai. Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif analisis untuk memperoleh data yang tepat dalam mendeskripsikan kegiatan pembelajaranseni budaya dan keterampilan (SBK) dan kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang dilaksanakan di SMA Negeri Tanjungsari. Desain penelitian ini dibuat untuk mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian, serta memberikan arahan kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian.


(20)

Bagan 3.1

Perencanaan penelitian

Menentukan objek penelitian

1. Menentukan judul penelitian 2. Penyusunan proposal penelitian 3. Seminar proposal

Observasi awal

Pelaksanaan penelitian dan Pengumpulan data

Bimbingan dengan dosen pembimbing

Pengolahan Data

Penyusunan dan penelitian Skripsi


(21)

Desain Penelitian C. Langkah-langkah Penelitian

1. Rencana Penelitian

Pada tahap perencanaan penelitian, beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah menentukan objek yang akan diteliti, kemudian menentukan judul penelitian dan membuat proposal penelitian. Setelah penyususnan proposal selesai peneliti melakukan observasi awal secara langsung untuk melihat permasalahan yang terjadi untuk diteliti lebih lanjut.

2. Pelaksanaan Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap pengumpulan data-data di lapangan yang dilakukan secara observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi.Data-data yang didapat kemudian diolah serta dilakukan bimbingan kepada dosen pembimbing sehingga pada saat pengolahan data mendapat perbaikan.

3. Penulisan Laporan

Pada tahap penulisan laporan ini merupakan penyusan data-data yang telah diperoleh dilapangan serta telah diolah dengan baik.Pada saat penyusunan laporan penelitian ini, peneliti di bawah bimbingan dosen pembimbing.

D. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan setiap penelitian seorang peneliti harus menggunakan metode serta pendekatan yang akan digunakan agar memperoleh data yang tepat. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif analisis. Menurut Arikunto (2005, hlm. 45) menyatakan bahwa maksud dari

penelitian deskriftif analisis adalah “Penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.

Metode penelitian deskriftif analisis ini digunakan peneliti karena dianggap tepat untuk menggambarkan mengenai keadaan di lapangan yaitu


(22)

mengenai materi apa saja yang dipelajari pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari, bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Seni Tari di SMA Negeri Tanjungsari dan bagaimana hasil belajar kegiatan ekstrakurikuler seni tari sebagai sarana pengembangan potensi seni siswa. Selain metode yang di uraikan di atas, peneliti juga menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif untuk membantu peneliti melakukan penelitian agar memperoleh data yang akurat mengenai pengaruh kegiatan ekstrakurikuler Seni Tari terhadap aktivitas belajar siswa pada kegiatan intrakurikuler mata pelajaran SBK.

1. Variabel Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian terdapat variabel untuk membantu peneliti menjawab pertanyaan penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 38)

variabel penelitian adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang saling berhubungan yaitu :

a. Variabel Independen (variabel bebas)

Menurut Sugiyono(2012, hlm 39) “Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,predictor,antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat).”Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

bebas adalah kegiatan ekstrakurikuler seni tari. b. Variabel Dependen (variabel terikat)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas.”Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya merupakan


(23)

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya salah persepsi dalam mengartikan istilah dalam judul penelitian, diperlukan adanya definisi operasional dalam

suatu penelitian. “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan

kepada suatu variable atau konstruk dengan cara memberikan arti, atau mempersepsikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur konstruk atau variable tersebut” (Nazir,1988,

hlm. 152).

1. Ekstrakurikuler menurut Direktorat pendidikan menengah kejuruan adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum (kurikulum SMK 1984, hlm. 6)

2. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008, hlm. 1268), sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan.

3. Sri Habsari (2005, hlm. 2) menyatakan bahwa “ potensi diri adalah

kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila

dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik”.

4. Seni Tari menurut Haukins (1990, hlm. 2) “Seni Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak, sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis yang


(24)

Berdasarkan pemaparan definisi operasional di atas maka dapat di simpulkan bahwa kegiatan Seni Tari yang dilaksanakan di luar jam pelajaran menjadi sarana untuk siswa dalam mengembangkan kemampuan yang ada di dalam diri individu agar menjadi perilaku yang baik.

F. Instrumen Penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Sugiyono (2012, hlm. 102) menyatakan

bahwa “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua

fenomena ini disebut variabel penelitian.” Instrument ini digunakan sebagai

alat pengumpul data yang dapat berbentuk test, angket/kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi.

Dalam melaksanakan penelitian “Ekstrakurikuler Tari sebagai sarana pengembangan potensi seni siswa Di SMA Negeri Tanjungsari” ini peneliti membutuhkan instrument penelitian yang tepat dalam menemukan data yang tepat. Instrument yang digunakan diantaranya :

1. Wawancara

Dalam melakukan wawancara ini peneliti menyediakan beberapa pertanyaan untuk melakukan Tanya jawab terhadap nara sumber mengenai pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMAN Tanjungsari, materi apa saja yang di pelajari pada kegiatan ekstrakurikuler serta bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Wawancara dilakukan kepada Pembina kegiatan ekstrakurikuler seni tari dan kepada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat beberapa data-data yang diperoleh pada saat melaksanakan penelitian. Lembar observasi ini diantaranya:

a. Lembar observasi kegiatan ekstrakurikuler seni tari, digunakan utuk mencatat hal-hal yang ditemukan oleh peneliti pada saat mengamati


(25)

kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang didalamnya terdapat aktivitas belajar siswa serta materi apa saja yang diberikan oleh Pembina kepada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut.

b. Lembar observasi hasil belajar siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

G. Teknik Pengumpulan Data

Setelah instrument ditentukan peneliti selanjutnya bisa mengumpulkan data-data yang telah diperoleh. Teknik pengumpulan data merupakan langkah dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Mengingat informasi yang diperlukan sifatnya beragam, maka beragam pula teknik-teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data di lapangan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dibuat adalah meliputi tes, wawancara, observasi, dokumentasi dan studi literatur.

1. Wawancara

Hopkins dalam Kunandar (2010, hlm. 157) mengungkapkan bahwa, „Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain‟. Wawancara merupakan suatu bentuk interaksi tatap muka atau situasi peran antar pribadi mengenai masalah atau pengalaman tertentu responden. Nara sumber di sini selain sebagai guru mata pelajaran seni budaya dan keterampilan (SBK) beliau juga merupakan pembina kegiatan ekstrakurikuler tari. Dalam proses ini peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan kepada narasumber untuk memberikan keterangan serta informasi mengenai pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tari yang di laksanakan di SMAN Tanjungsari. Selain kepada Pembina kegiatan ekstrakurikuler peneliti melakukan wawancara terhadap siswa yang mengikiuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mendapatkan informasi mengenai minat mereka terhadap kegiatan ekstrakurikuler dan


(26)

bagaimana pengaruh ekstrakurikuler terhadap pengembangan potensi seni siswa.

2. Observasi

Menurut sutrisno Hadi (Sugiyono, 2012, hlm. 145) pengertian dari observasi adalah „suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis‟. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk mencatat aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan ekstrakurikuler tari, dan mencatat materi apa saja yang diberikan oleh Pembina kepada siswa, kemudian observasi dilakukan untuk mencatat hasil belajar siswa setelah melakukan kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Hasil belajar tersebut sebagai tolak ukur perkembangan potensi seni siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari.

3. Dokumentasi

Dokumentasi di sini merupakan cara untuk memperoleh data sebagai bukti telah dilaksanakannya suatu penelitian. Dalam teknik dokumentasi ini peneliti dimungkinkan untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber tertulis atau dokumen. Dokumen yang didapat digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan kemampuan siswa sebelum dilakukan tindakan hingga tindakan selesai dilaksanakan. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto dan rekaman video.

4. Studi literatur

Dalam tahap pengumpulan data, peneliti menyempurnakan kekurangan data dengan melakukan studi literatur yang berhubungan dengan judul penelitian ini.

H. Analisis Data

Menganalisa data berarti memilah, mengelompokkan atau menggolongkan data menurut jenis, sifat atau bentuknya sehingga hasilnya dapat dibaca, dimengerti, dan dimaknai. Tegasnya analisis dapat membantu


(27)

peneliti dalam menarik kesimpulan sehingga jawaban masalah penelitian dapat ditemukan. Prosesnya meliputi pengelompokkan hasil pengamatan dengan menghitung frekuensi, tanda cek, dan seterusnya. Data hasil observasi penelitian ini untuk kepentingan analisis digunakan teknik statistik deskriptif (presentase, perhitungan rata-rata). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147) :

Statistik deskriftif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Data hasil penelitian yang akan di analisis peneliti adalah sebagai berikut:

1. Analisis hasil pengamatan kegiatan ekstrakurikuler seni tari

Analisis hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan observasi mengenai aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada kegiatan ekstrakurikuler tari. Indikator penilaian aktivitas siswa dapat dilihat di bawah ini:

Table 3.2 Indikator Penilaian Kegiatan Ekstrakurikuler Tari

Nilai

Indikator Penilaian Aktivitas Siswa

Kognitif Apektif Psikomotor

86-95 Siswa mampu

memahami dan menghafal semua

gerak yang

dipelajari Sikap siswa dalam memperhatikan, menyimak, disiplin, dan menghayati sangat baik.

Siswa mampu

memperagakan gerak dengan baik dan benar sesuai dengan iringan musik serta sesuai dengan pola lantai serta dapat menghayati tarian.


(28)

76-85

Siswa hanya

mampu menghafal 80% gerak yang dipelajari.

Sikap siswa dalam

memperhatikan, menyimak, disiplin, dan menghayati baik.

Siswa mampu

memperagakan gerak dengan baik dan benar sesuai dengan iringan musik serta sesuai dengan pola lantai, akan tetapi kurang penjiwaan. 66-75 Siswa hanya

mampu menghafal 70% materi gerak yang dipelajari.

Sikap siswa dalam

memperhatikan, menyimak, disiplin, dan menghayati cukup.

Siswa mampu

melakukan gerak dengan benar, namun kurang sesuai dengan iringan musik dan kurang penghayatan.

<65 Siswa hanya mampu menghafal 50% materi gerak yang dipelajari.

Sikap siswa dalam

memperhatikan, menyimak, disiplin, dan menghayati kurang.

Siswa kurang mampu melakukan gerak dengan benar, dan tidak sesuai dengan iringan musik dan penghayatan.

Dari indikator penilaian yang telah ditentukan, maka ditentukan pula format penilaian hasil belajar pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari di bawah ini:

Table 3.3


(29)

No Nama Siswa Pertemuan Rata-Rata I II III IV V VI VII

Tabel 3.4

Format Penilaian Hasil Belajar Aspek Apektif

No Nama Siswa Pertemuan

Rata-Rata I II III IV V VI VII

Tabel 3.5

Format Penilaian Hasil Belajar Apektif

No Nama

Siswa

Pertemuan

Rata-Rata I II III IV V VI VII

2. Analisis perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari.

Analisis hasil pengamatan terhadap perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Pengamatan dilakukan sesuai dengan menjumlahkan rata-rata aspek penilaian hasil belajar setiap siswa.

Table 3.4


(30)

No Nama Siswa Nilai Ket

Penilaian di atas merupakan format penilaian ketika peneliti melihat hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Format penilaian di atas diisi dengan nilai-nilai dengan kriteria penilaian di bawah ini.

Tabel 3.5 Skala Penilaian

Nilai Kriteria Penilaian

< 65 Kurang

66-75 Cukup

76-85 Baik


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data yang ditemukan dalam penelitian, sebagimana yang telah disajikan dalam Bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran, sebagai berikut:

A. KESIMPULAN

Mata pelajaran seni tari dipelajari pada jam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Alokasi waktu yang terbatas menyebabkan pemberian materi ajar seni tari dirasa kurang maksimal. Kemudian, permasalahan yang timbul adalah kurang berkembangnya potensi seni siswa pada kegiatan intrakurikuler. Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi seni yang ada pada dirinya. Salah satu kegiatan tersebut adalah kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Alasannya adalah karena kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah.

Pada kegiatan Ekstrakurikuler seni tari di SMAN tanjungsari peneliti mengkaji mengenai bagaimana proses pembelajaran, materi ajar yang diberikan, serta bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrkurikuler tersebut. Dari proses observasi peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Kegiatan ekstrakurikuler seni tari dilaksanakan setiap seminggu sekali pada hari rabu.

2. Materi ajar yang diberikan adalah tari yang dikemas dalam prosesi upacara adat yakni Tari Merak, Tari Pamayang, Tari Umbul-Umbul. Tari Payung Agung Dan Tari Baksa.


(32)

3. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif, aspek apektif. Aspek psikomotor. Hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler meningkat, penilaian tersebut didapat dari penilaian hasil belajar setiap pertemuan belajar pada pertemuan I sampai VII.

Dari pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti terdapat beberapa kelemahan serta keunggulan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan SMA Negeri Tanjungsari. Keunggulan tersebut diantaranya adalah:

1. Kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan motivasi terhadap siswa yang memiliki minat, bakat serta potensi seni pada dirinya kea rah yang lebih baik.

2. Siswa mendapat wawasan serta pengetahuan mengenai tari tradisi. 3. Memberikan pembelajaran apresiaisi seni music pada siswa.

4. Meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif, dan dan psikomotor.

5. mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa serta mngembangkan rasa tanggungjawab terhadap proses berkegiatan.

Pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang diselenggarakan SMN Tanjungsari memiliki bebrapa Kekurangan diantaranya:

1. kurangnya tenaga pendidik dibidang tari yang professional.

2. Tidak adanya program kegiatan olah tubuh pada kegiatan tersebut. 3. Kurangnya pemberian materi yang merangsang kreatifitas siswa,

misalnya permainan kreatif.

Ukuran keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terbatas pada hasil belajar yang lazim diukur dengan tes hasil belajar, melainkan yang lebih penting dari itu adalah peningkatan minat bakat serta motivasi untuk terus belajar serta meningkatkan kemampuan untuk mengukur kemajuan belajar dan sarana penguat motivasi serta minat belajar sangat penting. Oleh karena itu, bagi siswa yang memiliki minat serta bakat terhadap seni, lebih


(33)

baik dapat diikutsertakan pada pelaksanaan kegiatan belajar diluar jam mata pelajaran yakni kegiatan ekstrakurikuler seni tari.

Kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang dilaksanakan di SMA Negeri Tanjungsari dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan tambahan kepada peserta didik di luar jam mata pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri Tanjungsari dapat digunakan sebagai wadah untuk para siswa dalam meningkatkan kreatifitas yang dimiliki serta mendapatkan tambahan waktu untuk mengembangkan potensi yang belum dikembangkan. Serta peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari dapat menanamkan rasa tanggung jawab terhadap kegiatan yang diikutinya. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni mendapat pembinaan dari pembina kegiatan ekstrakurikuler sehingga mendapatkan pengetahuan serta keterampilan yang lebih luas dalam bidang seni. Pengalaman yang didapat dari pembinaan kegiatan ekstrakurikuler yang telah berpengaruh terhadap minat dan bakat siswa akan memotivasi siswa agar melaksanakan proses belajar dengan baik.

B. REKOMENDASI

1. Untuk pihak SMAN Tanjungsari kegiatan Ekstrakurikuler Seni Tari merupakan kegiatan yang baik dilaksankan di sekolah, sehingga pihak sekolah untuk tetap mempertahankan kegiatan tersebut serta memperbaiki program-programnya agar menjadi sarana yang baik untuk siswa dalam mengembangkan potensi seni yang terdapat dalam dirinya. 2. Sebaiknya dihadirkan tenaga pendidik di bidang tari yang lebih

professional untuk memperkuat program kegiatan ekstrakurikuler agar lebih baik lagi.

3. Pembina ekstrakurikuler sebaiknya memperbaiki program yang kurang. Misalnya memberikan tambahan materi seni tari yang lebih beragam.


(34)

4. Bagi Lembaga Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan pendidikan Seni tari diharapkan untuk lebih menambah literature mengenai bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan ditindak lanjuti dengan penelitian yang lebih luas cakupannya, khususnya yang berkaitan dengan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler seni tari di sekolah untuk mengembangkan potensi seni siswa di sekolah.

Demikian saran-saran yang dapat dikemukakan baik rekomendasi untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMAN Tanjungsari, maupun penliti lain yang merasa berkenan dan berkepentingan dengan proses pembelajaran ekstrakurikuler lain di sekolah.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kurikulum SMA Edisi Tahun 2006.

Jakarta: Depdiknas.

Dimiyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA

Habsari, Sri.(2005). Bimbingan dan Konseling SMA Kelas XI. Jakarta: Grasindo

Hamalik, Oemar. (2002). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Kartadinata, S. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung : UPI Press

Kusnandar (2008). Langkah Mudah Pemilihan Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Majdi, Udo Yamin Efendi. (2007). Quranic Quotient. Jakarta: Qultum Media. Makmun, A.S. (1997). Psikologi kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya.

Masunah, Juju., dan Narawati, Tati. (2003). Seni dan Pendidikan Seni. Bandung:P4ST UPI

Nashori, Fuad. (2003). Potensi-potensi Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Panggabean, Luhut. (1996). Penelitian. PendidikanBandung:FPMIPA UPI Prihadhi, Endra K (2004). My Potensi. Jakarta: Efek Media Komputindo.


(36)

Putri, Kemala Dwina.(2012). Pembelajaran tari dana bagi siswa kelas VII di

SMP Negeri 9 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Rachmayanti, Rindu. (2011). Pengaruh Pengembangan Ekstrakurikuler Seni

Terhadap Kreatifitas Gerak Tari Dalam Pembelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan (SBK) Di SMP YAS Bandung. Skripsi Sarjana pada

FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sagala, Syaiful H. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman, Arief. (2007) Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakata: Rajawali Pers

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdikarya

Sugiyono . (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung : CV. ALFABETA.

Sugono, Dendy. Et al. (2008). Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Sunar P, Dwi (2010). Edisi Lengkap Tes IQ, EQ & SQ. Yogyakarta: Flashbook.

Suryosubroto, B. (2009) . Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

Sutisna, Otemg. (1983). Administrasi Pendidikan, Dasar TeoritikaUntuk

Praktek Professional.Bandung: Angkasa

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis dan Disertasi). Bandung: UPI


(37)

Yuri, Arief.(2009). Pentingnya Kegiatan Ekstrakurikuler. [Online]. Tersedia : http://ariefyuri.blogspot.com. [16 februari 2012]


(1)

Endang Rusmiati, 2014

Ekstrakurikuler Seni Tari Sebagai Sarana Pengembangan Potensi Seni Siswa Di Sma Negeri Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif, aspek apektif. Aspek psikomotor. Hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler meningkat, penilaian tersebut didapat dari penilaian hasil belajar setiap pertemuan belajar pada pertemuan I sampai VII.

Dari pengamatan yang dilaksanakan oleh peneliti terdapat beberapa kelemahan serta keunggulan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan SMA Negeri Tanjungsari. Keunggulan tersebut diantaranya adalah:

1. Kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan motivasi terhadap siswa yang memiliki minat, bakat serta potensi seni pada dirinya kea rah yang lebih baik.

2. Siswa mendapat wawasan serta pengetahuan mengenai tari tradisi. 3. Memberikan pembelajaran apresiaisi seni music pada siswa.

4. Meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif, dan dan psikomotor.

5. mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa serta mngembangkan rasa tanggungjawab terhadap proses berkegiatan.

Pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang diselenggarakan SMN Tanjungsari memiliki bebrapa Kekurangan diantaranya:

1. kurangnya tenaga pendidik dibidang tari yang professional.

2. Tidak adanya program kegiatan olah tubuh pada kegiatan tersebut. 3. Kurangnya pemberian materi yang merangsang kreatifitas siswa,

misalnya permainan kreatif.

Ukuran keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terbatas pada hasil belajar yang lazim diukur dengan tes hasil belajar, melainkan yang lebih penting dari itu adalah peningkatan minat bakat serta motivasi untuk terus belajar serta meningkatkan kemampuan untuk mengukur kemajuan belajar dan sarana penguat motivasi serta minat belajar sangat penting. Oleh karena itu, bagi siswa yang memiliki minat serta bakat terhadap seni, lebih


(2)

baik dapat diikutsertakan pada pelaksanaan kegiatan belajar diluar jam mata pelajaran yakni kegiatan ekstrakurikuler seni tari.

Kegiatan ekstrakurikuler seni tari yang dilaksanakan di SMA Negeri Tanjungsari dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan tambahan kepada peserta didik di luar jam mata pelajaran. Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri Tanjungsari dapat digunakan sebagai wadah untuk para siswa dalam meningkatkan kreatifitas yang dimiliki serta mendapatkan tambahan waktu untuk mengembangkan potensi yang belum dikembangkan. Serta peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari dapat menanamkan rasa tanggung jawab terhadap kegiatan yang diikutinya. Peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni mendapat pembinaan dari pembina kegiatan ekstrakurikuler sehingga mendapatkan pengetahuan serta keterampilan yang lebih luas dalam bidang seni. Pengalaman yang didapat dari pembinaan kegiatan ekstrakurikuler yang telah berpengaruh terhadap minat dan bakat siswa akan memotivasi siswa agar melaksanakan proses belajar dengan baik.

B. REKOMENDASI

1. Untuk pihak SMAN Tanjungsari kegiatan Ekstrakurikuler Seni Tari merupakan kegiatan yang baik dilaksankan di sekolah, sehingga pihak sekolah untuk tetap mempertahankan kegiatan tersebut serta memperbaiki program-programnya agar menjadi sarana yang baik untuk siswa dalam mengembangkan potensi seni yang terdapat dalam dirinya. 2. Sebaiknya dihadirkan tenaga pendidik di bidang tari yang lebih

professional untuk memperkuat program kegiatan ekstrakurikuler agar lebih baik lagi.

3. Pembina ekstrakurikuler sebaiknya memperbaiki program yang kurang. Misalnya memberikan tambahan materi seni tari yang lebih beragam.


(3)

Endang Rusmiati, 2014

Ekstrakurikuler Seni Tari Sebagai Sarana Pengembangan Potensi Seni Siswa Di Sma Negeri Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi Lembaga Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan pendidikan Seni tari diharapkan untuk lebih menambah literature mengenai bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

5. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan ditindak lanjuti dengan penelitian yang lebih luas cakupannya, khususnya yang berkaitan dengan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler seni tari di sekolah untuk mengembangkan potensi seni siswa di sekolah.

Demikian saran-saran yang dapat dikemukakan baik rekomendasi untuk pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SMAN Tanjungsari, maupun penliti lain yang merasa berkenan dan berkepentingan dengan proses pembelajaran ekstrakurikuler lain di sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kurikulum SMA Edisi Tahun 2006.

Jakarta: Depdiknas.

Dimiyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA

Habsari, Sri.(2005). Bimbingan dan Konseling SMA Kelas XI. Jakarta: Grasindo

Hamalik, Oemar. (2002). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara Kartadinata, S. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung : UPI Press

Kusnandar (2008). Langkah Mudah Pemilihan Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Majdi, Udo Yamin Efendi. (2007). Quranic Quotient. Jakarta: Qultum Media. Makmun, A.S. (1997). Psikologi kependidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya.

Masunah, Juju., dan Narawati, Tati. (2003). Seni dan Pendidikan Seni. Bandung:P4ST UPI

Nashori, Fuad. (2003). Potensi-potensi Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Panggabean, Luhut. (1996). Penelitian. PendidikanBandung:FPMIPA UPI Prihadhi, Endra K (2004). My Potensi. Jakarta: Efek Media Komputindo.


(5)

91

Endang Rusmiati, 2014

Ekstrakurikuler Seni Tari Sebagai Sarana Pengembangan Potensi Seni Siswa Di Sma Negeri Tanjungsari

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Putri, Kemala Dwina.(2012). Pembelajaran tari dana bagi siswa kelas VII di

SMP Negeri 9 Bandung. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Rachmayanti, Rindu. (2011). Pengaruh Pengembangan Ekstrakurikuler Seni

Terhadap Kreatifitas Gerak Tari Dalam Pembelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan (SBK) Di SMP YAS Bandung. Skripsi Sarjana pada

FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sagala, Syaiful H. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman, Arief. (2007) Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakata: Rajawali Pers

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdikarya

Sugiyono . (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung : CV. ALFABETA.

Sugono, Dendy. Et al. (2008). Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Sunar P, Dwi (2010). Edisi Lengkap Tes IQ, EQ & SQ. Yogyakarta: Flashbook.

Suryosubroto, B. (2009) . Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.

Sutisna, Otemg. (1983). Administrasi Pendidikan, Dasar TeoritikaUntuk

Praktek Professional.Bandung: Angkasa

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis dan Disertasi). Bandung: UPI


(6)

92

Yuri, Arief.(2009). Pentingnya Kegiatan Ekstrakurikuler. [Online]. Tersedia : http://ariefyuri.blogspot.com. [16 februari 2012]