PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN MENULIS SEBAGAI UPAYA PENYIAPAN ALAT UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING.

(1)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENUTUR ASING

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan SastraIndonesia

oleh

Winni Siti Alawiah NIM 0906903

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengembangan Tes Keterampilan

Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat

Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi

Penutur Asing

Oleh

Winni Siti Alawiah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Winni Alawiah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing


(4)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN MENULIS SEBAGAI UPAYA PENYIAPAN ALAT UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA BAGI

PENUTUR ASING

Jumlah pembelajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) terusmengalami peningkatan. Perkembangan bahasa Indonesia semakin diperkuat dengan adanya kabar yang menyatakan bahwa sebanyak empat puluh negara mempelajari bahasa Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu sebab kebutuhan akan alat evaluasi yang terstandardisasi itu diperlukan.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1) bagaimana kondisi objektif tes keterampilan menulis berbahasa Indonesia bagi penutur asing?; 2) bagaimana ruang lingkup materi yang sesuai?; 3) bagaimana bentuk butir soal tes; 4) bagaimana sistem penskorannya; dan 5) bagaimana kualitas (validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda) alat uji.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berupa wawancara kepada kepala Balai Bahasa Bandung dan ketua sekaligus pengajar BIPA Pusat Bahasa Unpad, dokumentasi, angket, dan tes untuk mengujicobakan soal tes keterampilan menulis BIPA. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah penutur asing yang tinggal di Indonesia baik yang belajar bahasa Indonesia secara formal maupun tidak. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan dan diperkuat dengan hitungan statistik untuk memperoleh kesimpulan yang objektif serta berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas.

Penyusunan perangkat berbentuk uraian yang dibagi menjadi, esai terbatas dan esai luas, soal melengkapi menjadi beberapa jenis yaitu, soal melengkapi isian singkat, soal melengkapi isian panjang, soal melengkapi isian klose, dan soal melengkapi jawaban singkat. Soal melengkapi isian klose terbagi lagi menjadi isian klose teratur dan isian klose tidak teratur (Idris, 2010:12-14).

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas diperoleh nilai dengan persentase 20 soal (69%) soal sangat tinggi, 4 soal (14%) kategori sedang dan 5 (17%) soal kategori sangat tidak valid. Tingkat reliabilitas yang diperoleh adalah 0,96 atau reliabilitas tinggi. Secara keseluruhan tingkat kesukaran dari 29 soal adalah 4 (20%) soal termasuk sangat mudah, 4 (13%) soal mudah, 10 (34%) soal sedang, 5 (20%) soal sukar, dan 6 (13%) soal sangat sukar. Daya pembeda dari 29 soal yang telah dibuat 12 soal (40%) termasuk sangat baik, 7 soal (23%) termasuk baik, 1 soal (4%) termasuk sedang, 3 soal (10%) termasuk cukup dan 6 soal (23%) termasuk sangat jelek.


(5)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing


(6)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iii

ABSTRAK v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GRAFIK x

DAFTAR BAGAN xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 5

C.Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 7

E. Struktur Organisasi 8

BAB II TES KETERAMPILAN MENULIS BAGI PENUTUR ASING, KRITERIA TES BIPA, TES STANDAR, PENYUSUNAN

TES, ANALISIS KUALITAS ALAT UJI, , DAN UKBIPA 10 A. Tes Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing 10

1. Tes Esai 12

2. Tes Pertanyaan Menggunakan Kata Tanya 12

3. Tes Pertanyaan Jawaban Pendek 14


(7)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Kriteria Tes BIPA 15

C. Tes Standar 18

D. Penyusunan Tes Keterampilan Menulis 19

1. Penyusunan Rencana Tes 19

2. Penyusunan Perangkat Tes 22

3. Analisis Hasil Tes 23

E. Analisis Kualitas Alat Uji (Validitas dan Reliabilitas) 25 F. Uji Kemahiran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (UKBIPA) 30

1. Tujuan UKBIPA 31

2. Penutur Asing 32

BAB III METODE PENELITIAN 38

A. Metode Penelitian 38

B. Prosedur Penelitian 38

1. Potensi dan Masalah 39

2. Pengumpulan Informasi 40

3. Desain Produk 41

4. Validasi Desain 42

5. Revisi Desain 43

6. Uji Coba Produk 43

7. Revisi Produk 44

8. Produk 44

C. Definisi Operasional 45

D. Instrumen Penelitian 45

E. Teknik Pengumpulan Data 47

F. Teknik Analisis Data 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(8)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Wawancara 55

2. Angket 56

3. Studi Dokumentasi 59

B. Draft Awal Bentuk Soal Tes Menulis 62

1. Format Soal Menulis 62

2. Timbangan Pakar 66

C. Hasil Uji Coba 71

4. Analisis Tingkat Validitas Soal 77

5. Analisis Tingkat Reliabilitas Soal 80

6. Analisis Tingkat Kesukaran Soal 80

7. Analisis Daya Pembeda Soal 81

D. Revisi Produk 83

E. Pembahasan 88

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 93

A. Simpulan 93

B. Saran 95

DAFTAR PUSTAKA 96

RIWAYAT HIDUP 99


(9)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Jumlah pembelajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) terus mengalami peningkatan. Seperti yang diberitakan dalam Kompas.com (1 Juni 2009), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri (PKLN) kembali menyelenggarakan Program Darmasiswa pada tahun 2012 ini. Peminat Darmasiswa terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun ini, terdapat sekitar 2.400 mahasiswa asing dari berbagai negara yang mendaftar untuk menjadi peserta program. Namun, hanya 750 mahasiswa yang berhasil lolos seleksi untuk mengikuti program selama satu atau dua semester. Tahun ini, 750 peserta Darmasiswa yang berasal dari 77 negara akan disebar ke 59 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Sekretaris Jenderal (Sekjen ) Kemendikbud Ainun Na'im mengungkapkan dalam penutupan orientasi dan pembekalan peserta beasiswa Darmasiswa pada tanggal 10 September 2012 bahwa peserta Darmasiswa akan dapat mempelajari dan menikmati perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia, seperti perbedaan agama, budaya, serta bahasa. Program ini juga terbukti menjadi sarana yang efektif menyebarluaskan budaya dan bahasa Indonesia di luar negeri.

Sebagaimana tertuang dalam situs Kompas.com (12 Juni 2009), seorang diplomat Indonesia juga melaporkan bahwa Pemerintah Daerah Ho Chi Minh City, Vietnam, telah mengumumkan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua secara resmi pada bulan Desember 2007. Bahkan, bahasa Indonesia disejajarkan dengan bahasa Inggris, bahasa Perancis, dan bahasa Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan. Adapun jumlah mahasiswa yang mendaftar hingga November 2008 sebanyak 63 orang.

Selain itu, bahasa Indonesia juga menjadi salah satu mata pelajaran bahasa asing yang ditawarkan di beberapa sekolah di Australia (Kompas.com, 1 Juli


(10)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2009). Perkembangan bahasa Indonesia semakin diperkuat dengan adanya kabar yang menyatakan bahwa sebanyak empat puluh negara mempelajari bahasa Indonesia. Adapun negara yang paling intens mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing di sekolah di antaranya Jepang, Malaysia, Singapura, dan Australia.

Secara umum, tidak kurang dari 36 negara telah mengajarkan bahasa Indonesia kepada para penutur asing, seperti Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Korea, Cina, dan Autralia. Perkembangan pesat bahasa Indonesia di mata dunia diperkuat dengan wacana mengenai pengukuhan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN (Association of Southeast Asian Nastion) pada tahun 2013. Wacana tersebut telah menjadi daya tarik bagi para penutur asing untuk mempelajari bahasa Indonesia.

Seiring dengan meningkatnya minat penutur asing mempelajari bahasa Indonesia, maka lembaga-lembaga penyelenggara BIPA di Indonesia maupun di luar negeri pun meningkat secara cepat. Menteri Pendidikan Nasional dalam (Sartika 2009) mengatakan bahwa di Indonesia, 45 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta menyelenggarakan Program Darmasiswa. Program tersebut merupakan program pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing yang di selenggarakan oleh pemerintah RI, khususnya Biro Kerjasama Luar Negeri Departemen Pendidikan Nasional. Program Darmasiswa berjalan sejak tahun 2005 dengan peserta dari 110 dari lima benua (Asia, Amerika, Australia, Eropa, dan Afrika).

Pesatnya perkembangan pembelajaran BIPA di Indonesia dan di luar negeri seperti yang diterangkan di atas menuntut kebutuhan akan perangkat pembelajaran BIPA yang terstpesertardisasi semakin mendesak agar pembelajaran BIPA dapat berjalan secara optimal dan seragam. Mulyati (2006: 4) mengungkapkan bahwa di samping perangkat pembelajaran, lembaga pendidikan juga perlu memiliki perangkat evaluasi yang terstandardisasi. Setiap lembaga sudah seharusnya memiliki perangkat tes untuk mengevaluasi peserta didiknya


(11)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

setelah melalui pembelajaran. Perangkat tes tersebut haruslah tes yang terstandardisasi. Standardisasi tes uji kemahiran berbahasa ini harus disediakan untuk berbagai keperluan.

Berdasarkan beberapa keterangan tersebut, kebutuhan perangkat evaluasi BIPA semakin penting dan mendesak. Di samping itu diperlukan pengembangan tes bahasa yang terstpesertardisasi. Adapun tes bahasa harus disesuaikan dengan materi pembelajaran BIPA yang meliputi empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, menulis, dan membaca), kosakata dan tata bahasa.

Saat ini Indonesia hanya memiliki sebuah tes bahasa terstandardisasi yang mampu mengukur kemahiran berbahasa Indonesia dengan baik, yaitu Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Namun, Janniah (2011: 58) mengungkapkan bahwa UKBI ini belum teruji dapat mengukur tingkat kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing, karena soal-soal dalam UKBI lebih ditujukan untuk penutur asli bahasa Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan sebuah tes bahasa yang serupa UKBI, namun lebih di spesifikkan untuk mengukur kemahiran berbahasa Indonesia penutur asing.

Tes Uji Kemahiran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing atau UKBIPA saat ini tengah dikembangkan oleh pusat bahasa. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya penyiapan tes UKBIPA agar tes UKBIPA segera terselesaikan dengan baik dan lengkap. Janiah pada tahun 2011 melakukan sebuah penelitian dan pengembangan tes UKBIPA yang sayangnya hanya mengembangkan alat evaluasi yang berupa tes salah satu kompetensi berbahasa saja yaitu membaca. Hasil dari penelitian tersebut adalah seperangkat alat uji berupa soal membaca yang sudah melalui beberapa tahap, validitas, reliabilitas, kesukaran, daya pembeda, dan uji coba. Penelitian dan pengembangan tes UKBIPA dilanjutkan oleh Sartika pada tahun 2012. Namun, penelitian dan pengembangan yang dilakukannya hanya menitikberatkan pada satu kompetensi berbahasa, yaitu keterampilan menyimak. Hasil dari penelitian tersebut adalah seperangkat alat uji berupa soal menyimak


(12)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang telah melalui beberapa tahap, validitas, reliabilitas, kesukaran, daya pembeda, revisi dan uji coba.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dikuasai setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Bagi para pembelajar BIPA tingkat dasar, mereka belum sepenuhnya menguasai keterampilan menulis. Hal ini sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh pengajar BIPA di Balai Bahasa UPI yang menyatakan bahwa pembelajar masih menggunakan ejaan dan tata bahasa yang kurang tepat pada saat menulis. Keterampilan menulis dapat dikatakan sebagai proses yang akan dilalui pembelajar untuk dapat menuangkan pikiran dan perasaannya ke dalam bentuk tulisan. Hal tersebut dapat mengasah kemampuan untuk melahirkan pikiran dan perasaan para pembelajar lewat tulisan, di samping mengetahui tingkat kemahiran berbahasa Indonesia.

Pentingnya pengembangan UKBIPA yang bersifat alat uji eksternal juga diungkapkan oleh beberapa ahli. Salah satunya oleh Maryanto (2003:14) yang mengungkapkan bahwa:

Pengujian internal yang dilakukan dalam pengajaran BIPA dapat dianggap belum cukup untuk menevaluasi kemampuan penutur asing bahasa Indonesia. Selain bahan evaluasi yang sekarang digunakan dalam pengajaran BIPA masih sangat bervariasi, pengajaran BIPA hanya merupakan salah satu kegiatan yang memungkinkan penutur asing melakukan pembelajaran bahasa itu. Pembelajaran tentu dapat dilakukan di luar program pengajaran. Karena hasil pengujian internal tidak selalu mencerminkan kemampuan sesungguhnya dalam berbahasa Indonesia. Oleh karena itulah, sarana pengujian eksternal, seperti halnya UKBI, perlu disediakan bagi pembelajar yang sewaktu-waktu hendak mengukur kemampuannya dalam berbahasa Indonesia.

Maka dari itu pengembangan alat uji kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing perlu dilakukan. Setelah sebelumnya pengembangan UKBIPA yang memfokuskan pada dua aspek keterampilan yakni keterampilan membaca dan menyimak. Agar sebuah alat uji dapat dipergunakan maka empat aspek keterampilan berbahasa harus dapat terangkum di dalamnya. Salah satu keterampilan tersebut adalah keterampilan menulis. Setiap pembelajar BIPA akan


(13)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

semakin terasah kemampuan berbahasanya apabila semua aspek keterampilan berbahasanya terkuasai. Mampu berbicara dengan bahasa Indonesia, menyimak, membaca, dan menulis.

Berdasarkan pemaparan di atas terlihat jelas bahwa belum ada penelitian dan pengembangan yang memfokuskan pada keterampilan menulis. Oleh sebab itu, penelitian dan pengembangan tes UKBIPA yang harus meliputi keempat aspek keterampilan (membaca, menyimak, berbicara dan menulis) perlu dilengkapi agar sebuah tes kemahiran bagi penutur asing dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Adapun tes menulis pada UKBIPA ini berupa tes esai yang meliputi soal melengkapi, (isian singkat, isian panjang, isian klose), soal jawaban singkat, soal esai terbatas terarah, dan soal esai luas kompleks.

Djiwandono (2008: 68) mengungkapkan bahwa Sebuah alat ukur, tes harus memenuhi beberapa syarat diantarannya validitas, reliabilitas, skorabilitas kepraktisan. Selain penyiapan butir-butir soal diperlukan pula sistem penskoran yang terstandardisasi. Tentu saja dengan harapan keperluan akan tes UKBIPA aka segera lengkap meliputi keempat kompetensi berbahasa yang diperlukan dan tentu saja terstandardisasi.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Rincian masalah penelitian ini terdiri atas identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Hal-hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut. 1.Identifikasi Masalah

Program BIPA merupakan program untuk pembelajar asing yang ingin mempelajari bahasa Indonesia. Pembelajar BIPA tentu saja akan diberikan pembelajaran tentang bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan. Dalam penelitian ini, ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut.

1) Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk orang asing berbeda dengan bahasa Indonesia untuk orang Indonesia;


(14)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Pengujian internal yang dilakukan lembaga-lembaga atau institusi pengajaran BIPA belum cukup untuk mengevaluasi keterampilan menulis penutur asing. 3) Bahan evaluasi keterampilan menulis yang digunakan pada setiap pengajaran

BIPA belum teruji dan terstpesertardisasi.

4) Uji kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI) belum dapat mengukur tingkat kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing secara baik.

2.Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, peneliti membatasi ruang lingkup masalah penelitian sebagai berikut.

1) Penelitian ini berfokus pada pengembangan model alat evaluasi kemampuan (proficiency) berbahasa Indonesia bagi penutur asing sesi menulis.

2) Penelitian ini menganalisis tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda setiap butir soal tes keterampilan menulis BIPA yang diteliti dan dikembangkan.

3) Penelitian ini menganalisis bentuk penskoran yang terstpesertardisasi sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kesukaran setiap butir soal.

3.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut ini.

1) Bagaimana kondisi objektif tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing?

2) Bagaimana ruang lingkup materi yang sesuai untuk bahan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing sesuai dengan silabus BIPA? 3) Bagaimana bentuk butir soal tes keterampilan menulis bahasa Indonesia yang

sesuai dengan penutur asing?

4)Bagaimana sistem penskoran dalam tes keterampilan menulis bahasa Indonesia yang perlu dikembangkan dalam penelitian?

5) Bagaimana kualitas (validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda) alat uji keterampilan menulis bagi peutur asing?


(15)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pokok-pokok persoalan yang diuraikan seperti berikut:

1) mendeskripsikan kondisi objektif tes keterampilan berbahasa Indonesia bagi penutur asing;

2) mendeskripsikan materi yang sesuai untuk dijadikan bahan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing;

3) mendeskripsikan bentuk butir soal tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing;

4) mendeskripsikan sistem penskoran tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing;

5) mendeskripsikan kualitas (validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda) alat uji keterampilan menulis bagi penutur asing.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian dan pengembangan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing dalam upaya menyiapkan alat uji kemahiran berbahasa Indonesia, memiliki banyak manfaat secara teoretis maupun secara praktis.

1.Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini memiliki tiga manfaat.

1) Penelitian ini akan menambah pembendaharaan bentuk tes evaluasi BIPA mengenai keterampilan menulis serta format penilaian yang terstandardisasi. 2) Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk berupa kisi-kisi, butir

soal, dan format penilaian yang valid. Produk yang dapat dipergunakan untuk melengkapi penyiapan alat uji kemahiran berbahasa Indonesia (UKBIPA). 3) Uraian penelitian ini juga diharapkan dapat bermakna dan bermanfaat dalam

peningkatan kemampuan menulis bagi penutur asing yang sedang mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya.


(16)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini sekurang-kurangnya memiliki tiga manfaat, sebagai berikut.

1) Penelitian ini dapat mengukur tingkat keterampilan menulis bahasa Indonesia penutur asing.

2) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penyusunan alat evaluasi keterampilan menulis penutur asing.

3) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penyiapan alat uji kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing.

4) Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pembuatan soal tes menulis berbagai lembaga penyelenggara BIPA (tes internal).

E.Struktur Organisasi

Adapun rincian urutan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.

PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C.Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian E. Struktur Organisasi


(17)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 2 TES KETERAMPILAN MENULIS BAGI PENUTUR ASING, KRITERIA TES BIPA, TES STANDAR, DAN PENYUSUNAN TES, ANALISIS KUALITAS ALAT UJI, UKBIPA

A. Tes Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing 1. Tes Esai

2. Tes Pertanyaan Menggunakan Kata Tanya 3. Tes Pertanyaan Jawaban Pendek

4. Tes Melengkapi B. Kriteria Tes BIPA C. Tes Standar

D. Penyusunan Tes Keterampilan Menulis 1. Penyusunan Rencana Tes

2. Penyusunan Perangkat Tes 3. Analisis Hasil Tes

a. Penskoran b. Pengolahan Skor

c. Analisis Tes Secara Keseluruan

E. Analisis Kualitas Alat Uji (Validitas dan Reliabilitas)

F. Uji Kemahiran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (UKBIPA) BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian B. Prosedur Penelitian C. Definisi Operasional D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Studi Awal


(18)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Format Soal Menulis

2. Timbangan Pakar C. Hasil Uji Coba

1. Analisis Tingkat Validitas Soal 2. Analisis Tingkat Reliabilitas Soal 3. Analisis Tingkat Kesukaran Soal 4. Analisis Daya Pembeda Soal D. Revisi Produk

E. Pembahasan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

B. Saran dan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(19)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau sering disebut juga dengan metode Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan dapat digunakan untuk menghasilkan produk tertentu untuk bidang pendidikan. Menurut Sugiyono (2012:407) metode R & D dapat digunakan untuk penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan menguji keefektifan produk tersebut agar dapat berfungsi di masyarakat. Penelitian dan pengembangan dalam metode research and development bersifat longitudinal, artinya penelitian dilakukan secara bertahap terus-menerus dan berkesinambungan). Maka metode tersebut sesuai apabila digunakan dalam pengembangan dan penyusunan perangkat tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing. Perangkat tes yang akan dikembangkan dan disusun diperuntukan bagi penutur asing yang akan menguji kemahiran berbahasa Indonesianya. Seperangkat butir soal beserta sistem penskoran dan kisi-kisi soal menjadi produk yang dihasilkan dalam penelitian ini.

B. Prosedur Penelitian

Dalam sebuah penelitian terdapat prosedur yang menjadi rambu-rambu saat pelaksaannya. Berdasarkan prosedur tersebut penelitian dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan proses pelaksanaannya akan lebih terarah, sistematis dan terstruktur.

Prosedur penelitian atau langkah-langkah penggunaan metode research and development (R & D) yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut.


(20)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Bagan 3.1

Prosedur Penelitian R&D

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi yang diangkat menjadi masalah pada penelitian ini adalah meningkatnya perkembangan pembelajaran BIPA yang mendesak kebutuhan akan perangkat evaluasi kebahasaan bagi penutur asing bahasa Indonesia, khususnya tes kompetensi menulis yang sudah teruji atau terstandar. Dalam bidang bahasa Inggris, misalnya, tes TOEFL (Test of English as a Foreign Language) merupakan salah satu contoh tes kemampuan untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris orang-orang bukan penutur asli. Begitu juga dengan tes IELTS (The International English Testing Systems) sebagai tes kemampuan bahasa Inggris yang sering diprasyaratkan bagi mereka yang ingin meneruskan studi di Inggris atau Australia. Pemilihan materi

Potensi dan masalah

Pengumpulan Informasi

Desain Produk

Validasi Desain Revisi Desain

Ujicoba Produk

Revisi Produk


(21)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dan penskoran dalam IELTS menjadi salah satu landasan dan referensi dalam proses penyusunan. Maka dari itu, pengembangan alat uji kemahiran bahasa Indonesia bagi penutur asing (UKBIPA) khususnya keterampilan menulis perlu dikembangkan agar dapat memenuhi prasyarat empat keterampilan berbahasa dalam tes UKBIPA.

2. Pengumpulan Informasi

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual, maka tahap selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan berbagai informasi mengenai materi sebagai bahan penyusunan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing. Informasi yang dikumpulkan berkaitan dengan tes UKBI, TOEFL, IELTS, dan UKBIPA.

Tes UKBI merupakan satu-satunya tes yang memiliki validitas baik dalam menguji tingkat kemahiran berbahasa Indonesia seseorang. Alat evaluasi untuk mengukur kemampuan berbahasa Indonesia yang sudah sahih/valid hanyalah UKBI. Maryanto (2003: 14) mengungkapkan dalam sebuah makalahnya yang

berjudul “Tes UKBI dan Pengajaran BIPA”

“Pengujian internal yang dilakukan dalam pengajaran BIPA dapat dianggap belum cukup untuk mengevaluasi kemampuan penutur asing bahasa Indonesia. Selain bahan evaluasi yang sekarang digunakan dalam pengajaran BIPA masih sangat bervariasi, pengajaran BIPA hanya merupakan salah satu kegiatan yang memungkinkan penutur asing melakukan pembelajaran bahasa itu. Oleh karena itulah, sarana pengujia eksternal, seperti halnya UKBI, perlu disediakan bagi pembelajar yang sewaktu-waktu hendak mengukur kemampuannya dalam berbahasa Indonesia.”

Namun, tes UKBI ini belum teruji baik untuk mengukur tingkat kemahiran berbahasa Indonesia penutur asing karena sejatinya pengukuran terhadap penutur asli dengan penutur asing pasti berbeda. Kegiatan pengumpulan informasi ini dilakukan dengan dua cara yakni studi kepustakaan dan wawancara. Studi kepustakaan dilakukan untuk menggali teori-teori yang berkenaan dengan penyusunan sebuah tes keterampilan menulis yang terstandardisasi bagi penutur


(22)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

asing. Adapun kegiatan wawancara dalam tahap ini dilakukan kepada beberapa ahli yang berkompeten dalam hal penyusunan sebuah tes standar bagi penutur asing seperti dosen ahli evaluasi BIPA dan Kepala Balai Bahasa Bandung.

Kegiatan pengumpulan informasi ini dilakukan dengan dua cara yakni dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data berupa dokumen-dokumen seperti naskah UKBI ddan naskah soal terstandardisasi lain seperti IELTS. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis untuk menggali teori-teori yang berkenaan dengan penyusunan sebuah tes keterampilan menyimak yang terstandardisasi bagi penutur asing. Adapun kegiatan wawancara dalam tahap ini dilakukan kepada beberapa ahli yang berkompeten dalam hal penyusunan sebuah tes standar bagi penutur asing seperti pengajar BIPA dan Kepala Balai Bahasa.

3. Desain Produk

Pada tahap ini peneliti mendesain produk yang berupa sebuah tes keterampilan menulis. Namun sebelumnya peneliti menganalisis tes menulis yang terdapat dalam UKBI dan yang terdapat dalam buku-buku yang berkaitan dengan BIPA atau buku bahan ajar BIPA. Selain itu, sebagai bahan referensi tambahan peneliti juga menganalisis tes bahasa lainnya yang telah teruji tingkat validitas dan reliabilitasnya seperti TOEFL, TESOL dan IELTS.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam mendesain produk berupa seperangkat tes menulis bagi penutur asing ini adalah sebagai berikut:

a. membaca berbagai sumber materi tes menulis BIPA;

b. melakukan wawancara kepada dosen ahli evaluasi BIPA dan Kepala Balai Bahasa Bandung;

c. membandingkan materi dan bentuk tes menulis UKBI dengan model tes dalam bahan ajar BIPA serta tes menulis TOEFL, TESOL, IELTS;

d. menentukan materi dan bentuk tes yang sesuai dengan penutur asing; e. membuat rencana tes keterampilan menulis;


(23)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

g. membuat soal tes BIPA berdasarkan kisi-kisi tersebut; dan h. membuat petunjuk pengerjaan tes keterampilan menulis BIPA.

Pada tahap produk yang dihasilkan berupa soal, kisi-kisi, penskoran, kriteria penskoran, dan pemetaan tema untuk setiap soal. Pada tahap selanjutnya akan dilakukan validasi oleh beberapa ahli. Validasi oleh ahli atau judgement ahli dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat validasi yang sudah didapatkan.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini perangkat tes berupa soal dan kisi-kisi sudah layak dan sesuai atau belum. Kegiatan validasi desain dilakukan dengan meminta beberapa dosen yang ahli di bidang BIPA dan evaluasi BIPA untuk menilai atau memberikan judgement instrumen yang berupa kisi-kisi serta butir soal tes menulis yang dibuat. Analisis terhadap kisi-kisi tes dilakukan untuk meminta pertimbangan para ahli mengenai kesesuaian persentase tingkat kognitif dengan karakteristik penutur asing serta kesesuaian tema-tema yang digunakan dan disusun dalam kisi-kisi dengan karakteristik penutur asing. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sudjana (2002, 113-114) berikut :

“Dalam hal tertentu untuk tes yang telah disusun sesuai dengan materi dan tujuannya agar memenuhi validitas isi dapat pula dimintakan bantuan dari para ahli bidang studi untuk menelaah apakah konsep yang telah diajukan memadai atau tidak.”

Untuk menguji validitas instrumen penelitian, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut; 1) membuat tabel data uji avaliditas antarpenimbang; 2) menghitung jumlah kuadrat soal, penimbang, total, dan kekeliruan; 3) menghitung kadar validitas antarpenimbang. Berikut rumus perhitungan uji validitas antarpenimbang.


(24)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan:

: Kadar validitas antarpenimbang

: Kadar validitas timbangan seorang penimbang : Variansi soal/pertanyaan

: Variansi galat/ kekeliruan K : Banyak penimbang

Berdasarkan pemaparan di atas hasil perhitungan uji validitas antarpenimbang dimasukan dalam tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Tabel Guillford

Rentang Kriteria

0,80-1,00 Validitas sangat tinggi 0,60-0,80 Validitas tinggi 0,40-0,60 Validitas sedang 0,20-0,40 Validitas rendah 0,00-0,20 Validitas sangat rendah

5. Revisi Desain

Pada tahap ini produk yang telah dihasilkan sebelumnya direvisi berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan para ahli. Pada tahap revisi ini dilakukan perevisian terhadap kisi-kisi dan butir soal yang telah dinilai sebelumnya. Revisi desain produk yang berupa kisi-kisi dilakukan dengan mengganti tema yang dianggap kurang baik dan mengubah susunan tema-tema yang telah disusun pada kisi-kisi.

Sementara itu, revisi desain yang berupa butir soal dilakukan dengan mengganti soal-soal yang dianggap tidak layak untuk digunakan dengan soal baru, memperbaiki soal-soal yang harus diperbaiki, dan mempertahankan soal-soal yang


(25)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dianggap layak dan baik. Setiap butir soal diperbaiki sesuai dengan kebutuhan soal baik dari penempatan, tingkat kesukaran maupun isi.

Setelah desain produk berupa instrumen tes selesai divalidasi, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Para pakar ahli akan menemukan beberapa soal ada yang perlu diubah, direvisi, atau di buang. Soal-soal tersebut kemudian diperbaiki untuk kemudian dikonstruksi menjadi sebuah soal tes.

6. Uji Coba Produk

Setelah instrumen tes divalidasi, maka soal dapat langsung diujicobakan pada sampel penelitian yang telah ditentukan. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan teknik sampel berstrata (stratified sampling) yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan adanya tingkatan-tingkatan atau strata dalam pengambilan sampel. Penentuan sampel dengan teknik ini bertujuan agar objek penelitian lebih merata dan objektif. Penutur asing yang tinggal di Indonesia baik yang belajar bahasa Indonesia secara formal maupun tidak, yang memiliki tingkatan berbeda-beda. Secara garis besar, ada tiga tingkatan umum, yakni level dasar (basic), level menengah (intermediate), dan level lanjut (advance).

Sampel uji coba juga sudah mewakili semua strata atau level penutur asing. Uji coba bisa dilakukan berkali kali sesuai dengan kebutuhan dan analisis yang didapatkan dari uji coba sebelumnya. Peneliti berancana akan melakukan uji coba hingga soal yang didapatkan sudah teruji validitas dan reliabilitasnya.

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis hasil uji coba. Hal-hal yang peneliti analisis meliputi (1) validitas butir soal, (2) reliabilitas butir soal, dan (3) tingkat kesulitan butir soal.

Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap butir soal. Uji coba produk ini dilakukan kepada beberapa pembelajar BIPA yang memiliki tingkatan yang berbeda. Setelah kegiatan uji coba produk ini selesai, peneliti menganalisis jawaban setiap pembelajar guna mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan tingkat daya pembeda setiap butir soal.


(26)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7. Revisi Produk

Pada tahap ini peneliti memperbaiki butir soal yang tidak memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas soal yang baik. Produk yang telah diujicobakan, direvisi berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan tingkat daya pembeda setiap butir soal. Sama halnya dengan revisi produk sebelumnya, soal-soal yang dianggap tidak layak untuk digunakan akan diganti dengan soal baru, soal-soal yang harus diperbaiki akan diperbaiki, sedangkan soal-soal yang dianggap layak dan baik akan tetap dipertahankan.

8. Produk

Dalam tahap terakhir yang berupa menciptakan produk akhir, dilakukan beberapa langkah berikut ini:

1. mengkontruksi kembali tes uji kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing;

2. membuat perangkat tes uji kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing sesi menulis sebanyak 6 soal;

3. mengkonstruksi petunjuk sistem penskoran tes uji kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing yang dikembangkan dalam penelitian ini.

C. Definisi Operasional

Variabel-variabel dalam judul penelitian perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap judul penelitian yang diambil. Berikut adalah variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini.

1. Pengembangan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing dalam penelitian ini adalah pengembangan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing yang berbentuk tes kemampuan (proficiency test). 2. UKBIPA adalah sebuah alat uji yang berupa tes untuk menguji tingkat

kemahiran berbahasa Indonesia penutur asing.

3. Penutur Asing adalah para pembelajar asing yang belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya.


(27)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu D. Instrumen Penelitian

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah pedoman yang peneliti gunakan saat melakukan observasi dan wawancara pada saat pengumpulan informasi. Peneliti melakukan wawancara dengan penanggung jawab BIPA di Balai Bahasa Bandung. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Kepala Program BIPA Balai Bahasa UPI dan Pusat Bahasa Bandung, yang sekaligus mengajar BIPA. Format pedoman wawancara terlampir.

2. Kisi-Kisi Soal

Kisi-kisi soal merupakan suatu instrumen yang sangat penting dalam penelitian karena penelitian ini akan menghasilkan seperangkat tes menulis dalam rangka menyiapkan tes UKBIPA. Kisi-kisi soal ini merupakan rancangan yang akan menjadi arahan dalam penyusunan seperangkat tes yang dibuat. Kisi-kisi tes tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Soal Tes Keterampilan Menulis Bagi Penutur Asing

No Tema No Soal Ragam Soal

1 Identitas Diri 1 Soal melengkapi (Isian panjang) 9 Soal esai terbatas terarah

2 Kegiatan Sehari-hari (di dalam dan di luar rumah)

2,3,4,5 Soal melengkapi (Isian klose) 10,11,12,13,14 Soal melengkapi (Isian klose) 16,17 Soal melengkapi (Isian singkat) 3 Kegemaran 6,7,8 Soal melengkapi (Isian singkat)

19,20,21 Soal melengkapi (Isian klose) 4 Kesenian Daerah 18 Soal esai terbatas terarah

24,25 Soal melengkapi (Isian singkat) 27 Soal esai luas kompleks


(28)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Jalan-jalan 28 Soal melengkapi (Isian singkat)

6 Kebudayaan 15 Soal esai terbatas terarah

23 Soal esai terbatas terarah 26 Soal esai luas kompleks

29 Soal melengkapi (Isian singkat)

3. Angket

Angket merupakan serangkaian pertanyaan tertulis kepada responden mengenai masalah-masalah tertentu, yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari responden tersebut. Instrumen penelitian yang berupa angket ini digunakan pada saat peneliti meminta pertimbangan beberapa dosen ahli BIPA untuk melakukan validasi terhadap kisi-kisi soal, butir soal, maupun kualitas soal.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu teknik yang penting dalam sebuah penelitian karena menggambarkan bagaimana data diperoleh dalam suatu penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Dokumentasi

Menurut Setiyadi (2006: 249) dokumen merupakan salah satu sumber data dalam penelitian kualitatif. Sumber data ini relative merupakan data ilmiah dan mudah diperoleh. Berbeda dengan teknik pengumpulan data yang lain, alat pengumpul data ini tidak relatif sehingga subjek tidak dapat menyembunyikan sesuatu.

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen atau berkas seperti naskah soal UKBI, TOEFL, IELTS dan naskah terstandardisasi lainnya yang diperlukan. Selanjutnya dokumen dan berkas tersebut akan dikaji berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan tes menulis bagi pembelajar bahasa


(29)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Indonesia bagi penutur asing. Studi dokumentasi ini dilakukan sebagai landasan modal ilmu yang akan sangat berguna dalam penelitian yang dilaksanakan.

2. Wawancara

Setiyadi (2006: 243) mengatakan bahwa wawancara yang dipakai dalam penelitian kualitatif termasuk cara pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan terbuka. Model ini dapat digunakan untuk menggali hubungan sebab akibat antar aspek dalam penelitian kualitatif.

Kegiatan wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai penyusunan sebuah alat evaluasi menulis yang standar bagi penutur asing. Oleh sebab itu, kegiatan wawancara ini dilakukan pada pengajar BIPA, kepala Pusat Bahasa Unpad dan Balai Bahasa UPI, serta Kepala Balai Bahasa Bandung.

3. Tes

Kegiatan tes ini berupa kegiatan ujicoba tes menulis yang telah dibuat. Tes ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan tingkat daya pembeda setiap butir soal dari hasil jawaban para peserta tes. Adapun peserta tes disini adalah para penutur asing baik sebagai pembelajar BIPA maupun tidak yang memiliki tingkatan yang berbeda.

F. Teknik Analisis Data

Berikut ini adalah teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang telah terkumpul.

1. Sistem Penskoran Soal

Menurut Djiwandono (2008: 59) penskoran tes keterampilan menulis atau tes subjektiftidak dilakukan dengan menggunakan bentuk kunci jawaban seperti yang digunakan dalam penskoran tes objektif atau pilihan ganda, melainkan dengan dengan dasar rambu-rambu penskoran (scoring guide).

Rambu-rambu penskoran tes subjektif sekadar memuat pedoman, kriteria yang menyebutkan jawaban yang diharapkan dalam hal relevansi isi, susunan,


(30)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bahasa yang digunakan termasuk ejaan, bahkan panjang dan pendeknya jawaban, dan proporsi skor masing-masing soal berdasarkan tingkat kesukaran. Rambu-rambu penskoran tes tersebut secara analitik dapar dibuat seperti pada contoh berikut.

Tabel. 3.3

Contoh Rincian Kriteria Penskoran Tes Subjektif

No KRITERIA RINCIAN KRITERIA SKOR

1 Relevansi Isi Isi sepenuhnya sesuai dengan pertanyaan 3 Isi sebagian besar sesuai dengan pertanyaan 2 Isi jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan 1

2 Ketuntasan Jawaban tuntas 3

Jawaban kurang tuntas 2

Jawaban jauh dari tuntas 1

3 Pengorganisasian Sistematis 3

Kurang sistematis 2

Tidak Sistematis 1

Penskoran jawaban peserta tes terhadap masing-masing butir tes berdasarkan sejumlah kriteria, yaitu aspek-aspek yang dianggap penting.

1. Relevansi isi jawaban peserta tes dengan jawaban yang diharapkan. 2. Kecukupan isi jawaban peserta tes tentang masalah yang ditanyakan. 3. Kerapian dan kejelasan penyusunan isi jawaban peserta tes.

4. Lain-lain yang perlu dan relevan dengan bidang kajian dan titik berat sasaran tes (dengan uraian dan rinciannya), misalnya dengan penggunaan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti.

2. Analisis Butir Tes

Analisis perlu dilakukan terhadap unjuk kerja masing-masing tesnya. Analisis terhadap unjuk kerja butir tes ini meliputi (1) tingkat kesulitan dan (2)


(31)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

daya pembeda. Namun berdasarkan jenis tes tertulis, maka analisis yang dilakukan hanya pada tahap tingkat kesulitan saja.

a. Tingkat Kesulitan

Analisis tingkat kesukaran butir tes dimaksudkan untuk mengetahui seberapa sulit atau mudahnya tes yang telah diselenggarakan. Tingkat kesulitan itu diperhitungkan dari perbandingan antara jumlah peserta tes yang dapat menjawab dengan benar dan yang tidak mampu menjawab dengan benar. Dasar perhitungannya yaitu semakin banyak peserta tes yang dapat menjawab dengan benar, semakin mudah tes. Rumus sederhana untuk menghitung tingkat kesulitan butir tes berupa:

Perhitungan Tingkat Kesulitan Butir Tes (P)10

Suherman (2003: 170) mengklasifikasi indeks kesulitan yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan formula di atas, diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria berikut.

Tabel 3.4

Klasifikasi Indeks Kesulitan

Koefisien Korelasi Interpretasi

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,70< IK <1,00 Mudah


(32)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

IK = 1,00 Terlalu Mudah

Dari segi tingkat kesulitan, dampak terhadap jumlah butir tes secara keseluruhan berupa upaya agar (1) sebagian besar butir tesnya berupa butir tes yang normal, dalam arti tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah, (2) sedikit butir tes yang lebih mudah dan sedikit butir tes yang lebih sulit, (3) jauh lebih sedikit butir tes yang amat mudah dan yang amat sulit.

Butir-butir tes itu disusun sedemkian rupa sehingga secara keseluruhan, tes diawali dengan butir tes yang amat mudah, diikuti dengan butir-butir tes yang sedang atau normal, butir tes yang lebih sulit, dan diakhiri dengan butir-butir tes yang paling sulit (Djiwandono, 2008: 220).

b. Daya Pembeda

Dalam menentukan tingkat daya pembeda setiap butir soal yang dibuat, digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

DP : Daya pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : Banyak peserta kelompok atas ( nilai tinggi)

JB : Banyak peserta kelompok bawah (nilai rendah)

Nilai daya pembeda yang diperoleh berdasarkan rumus di atas, kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria klasifikasi daya pembeda berikut ini (Suherman, 2003: 161).


(33)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya pembeda (DP) Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik

3. Uji Validitas Soal

Uji validitas internal dengan menggunakan analisis butir soal dilakukan dengan mengkolerasikan skor yang ada pada butir soal dengan skor total. Hal ini berdasarkan pada pernyataan Arikunto (2002:169) yang menyatakan bahwa “untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud (x) dikorelasikan dengan skor total (y)”.

“Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dan hendak dievaluasi” (Arikunto, 2008:65). Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2001:78), yang disajikan di bawah ini

rxy = N∑ XY – (∑ X) (∑ Y)

√(N ∑ X2– (∑ X)2 ) (N∑Y2 - (∑Y)2)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = banyaknya siswa


(34)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ∑X = jumlah skor siswa pada setiap butir soal ∑Y = jumlah total skor siswa

∑XY = jumlah hasil perkalian skor siswa pada setiap butir soal dnegan total skor siswa.

Selain mengukur validitas tiap butir soal, kita juga dapat menghitung validitas soal secara keseluruhan. Tes yang dikatakan memiliki validitas apabila hasilnya sesuai dengan kriteria, maksudnya memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria. Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi product moment memakai angka kasar (raw score) dari Karl Pearson (Arikunto, 2001:72) sebagai berikut ini.

r ½ ½ = N ∑ X1X2– (∑ X1) (∑x2)

√(N ∑ X12– (∑ X1)2 (N ∑ X22– (∑ X2)2)

Keterangan:

N = Banyaknya Subyek

X1 = Belahan data kelompok ganjil X2 = Belahan data kelompok genap r ½ ½ = Koefisien reliabilitas bagian

Menurut Guilford (Suherman, 2003:112) Setelah koefisien korelasi diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien korelasi yang diinterpretasikan dalam kriteria sebagai berikut.


(35)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.6

Kriteria Koefisien Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,08 < rxy≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < rxy≤ 0,80 Validitas tinggi 0,40 < rxy≤ 0,60 Validitas sedang 0,20 < rxy≤ 0,40 Validitas rendah

0,00 ≤ rxy≤ 0,20 Validitas sangat rendah

rxy≤ 0,00 Validitas valid

4. Uji Reliabilitas Soal

Menurut Suherman (2003:178), reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

Penghitungan tingkat ketepercayaan (r) hasil penghitungan, juga dapat menggunakan tabel nilai-nilai korelasi. Sebab, berbagai penghitungan yang menggunakan koefisien r dengan angka paling besar 1,00 (umumnya di bawah 1,00) pada prinsipnya memakai logika yang sama. Taraf signifikansi atau validasi nilai r yang diperoleh akan sangat dipengaruhi oleh besarnya N atau jumlah subjek (Nurgiyantoro, 2009:121).

Uji reliabilitas untuk soal pilihan ganda pada penelitian ini, menggunakan teknik belah dua. Pengujian tingkat ketepercayaan tes dengan teknik belah dua dilakukan dengan memisahkan skor hasil tes ke dalam dua kelompok, kelompok ganjil dan kelompok genap. Kemudian dihitung jumlah skor untuk butir-butir soal yang bernomor ganjil dan yang bernomor genap. Kedua jumlah skor tersebut kemudian dikorelasikan untuk mendapatkan koefisien korelasi (r) antara keduanya dengan rumus product moment memakai angka kasar (raw score).


(36)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar diketahui bahwa taraf signifikansi atau r ½1/2. Harga tersebut baru menunjukkan reliabilitas separo tes. Untuk menghitung koefisien reliabilitas alat evaluasi keseluruhan yaitu menggunakan rumus dari Spearman-Brown (Arikunto, 2008:93).

r 11 = 2 r ½ ½ 1 + r ½ ½ Keterangan:

r 11 =Koefisien reliabilitas keseluruhan r = Koefisien reliabilitas bagian

Guilford (Suherman, 2003: 139) memaparkan setelah koefisien reliabilitas keseluruhan diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan derajat reliabilitas alat evaluasi yang diinterpretasikan dalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.7

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Koefisien korelasi Interpretasi

0,80 < r 11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < r 11 ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < r 11 ≤ 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < r 11 ≤ 0,40 Reliabilitas rendah 0,00 < r 11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah

r 11 ≤ 0,00 Tidak reliabiltas

Pada akhir analisis reliabilitas tes diungkapkan dalam rumusan tentang tingkat korelasi yang diperoleh disertai angka hasil perhitungan berdasarkan rumus yang telah digunakan.


(37)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa pengembangan keterampilan menulis sebagai upaya penyiapan alat uji kemahiran bahasa Indonesia bagi penutur asing bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1) bagaimana kondisi objektif tes keterampilan menulis berbahasa Indonesia bagi penutur asing?; 2) bagaimana ruang lingkup materi yang sesuai untuk bahan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing sesuai dengan silabus BIPA?; 3) bagaimana bentuk butir soal tes; 4) bagaimana sistem penskorannya; dan 5) bagaimana kualitas (validitas, reliabilitas dan daya pembeda) alat uji.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berupa wawancara kepada kepala Balai Bahasa Bandung dan ketua sekaligus pengajar BIPA Pusat Bahasa Unpad, dokumentasi, angket, dan tes untuk mengujicobakan soal tes keterampilan menulis BIPA. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah penutur asing yang tinggal di Indonesia baik yang belajar bahasa Indonesia secara formal maupun tidak. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan dan diperkuat dengan hitungan statistik untuk memperoleh kesimpulan yang objektif serta berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas.

Kondisi objektif tes keterampilan menulis berbahasa Indonesia bagi penutur asing berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Pusat Bahasa Unpad bahwa tes terstandardisasi bahasa Indonesia (UKBI) belum dapat dijadikan sebagai tes standar untuk mengukur kemampuan bahasa Indonesia penutur asing, meskipun standar nilainya sudah diturunkan menjadi nol. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan dan latar belakang penutur asing. Materi isi dan kebahasaan dalam


(38)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UKBI belum dapat memenuhi hal tersebut. UKBI terlalu sulit bagi para penutur asing. Oleh sebab itu beberapa lembaga penyelenggara BIPA membuat sendiri alat ujinya sesuai dengan standar dan kebijakannya masing-masing. Pengembangan alat uji kemahiran bahasa Indonesia bagi penutur asing sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para penutur asing yang ingin mengetahui kemampuan bahasa Indonesianya.

Berkaitan dengan penyusunan butir soal, peneliti mengklasifikasikan ruang lingkup materi untuk bahan tes keterampilan menulis BIPA sesuai dengan silabus BIPA yang disesuaikan dengan kebutuhan penutur asing. Soal yang disusun sebanyak 29 soal, tema yang digunakan merupakan hasil angket dari para penutur asing. Tema-tema tersebut adalah Identitas diri, kegiatan sehari-hari, kegemaran, kesenian daerah, tempat wisata dan jalan-jalan, dan kebudayaan. Cakupan materi dari keseluruhan soal adalah menulis kata tunjuk, kata sambung antar kalimat, kata sambung antar paragraf, frasa, kalimat sederhana, kalimat majemuk setara dan campuran, paragraf deskriptif, naratif, dan argumentatif, dan berbagai jenis imbuhan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bentuk butir soal tes keterampilan menulis bahasa Indonesia yang sesuai dengan penutur asing adalah soal melengkapi (isian singkat), soal melengkapi (isian klose), soal melengkapi (isian panjang), soal esai terbatas terarah, dan soal esai luas kompleks.

Adapun sistem penskoran dalam tes keterampilan menulis bahasa Indonesia yang perlu dikembangkan dalam penelitian ini berupa skor 1 untuk jawaban benar dan skor nol untuk jawaban salah pada soal melengkapi. Sedangkan untuk soal esai terbatas terarah dan soal esai luas kompleks menggunakan kriteria penskoran 0-4. Adapun aspek yang dinilai dalam setiap kriteria yaitu relevansi isi, ketuntasan, dan pengorganisasian.

Hasil perhitungan terhadap kualitas alat uji keterampilan menulis bagi penutur asing. Dilakukan dengan menghitung kadar validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas


(39)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diperoleh nilai dengan persentase 20 soal (69%) soal yang dinyatakan sangat tinggi, 4 soal (14%) termasuk kategori sedang dan 5 (17%) soal lainnya termasuk kategori sangat tidak valid. Tingkat reliabilitas yang diperoleh adalah 0,96 atau dapat dikategorikan ke dalam tes yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Secara keseluruhan tingkat kesukaran dari 29 soal adalah 4 (20%) soal termasuk kategori sangat mudah, 4 (13%) soal kategori mudah, 10 (34%) soal kategori sedang, 5 (20%) soal kategori sukar, dan 6 (13%) soal kategori sangat sukar. Daya pembeda dari 29 soal yang telah dibuat 12 soal (40%) termasuk kategori sangat baik, 7 soal (23%) termasuk kategori baik, 1 soal (4%) termasuk kategori sedang, 3 soal (10%) termasuk kategori cukup dan 6 soal (23%) termasuk kategori sangat jelek.

B. Saran

Dari penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1) Penelitian ini masih merupakan tahap awal dalam pengembangan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing. Daya pembeda yang masih kurang bagus merupakan catatan penting dalam penelitian ini yang harus diperbaiki. Soal tes yang telah direvisi ulang, sebaiknya dapat diujicobakan kembali agar tingkat validitas dan reliabilitasnya dapat diketahui. 2) Uji Kemahiran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (UKBIPA) sebagai tes terstandardisasi yang dapat mencakup seluruh aspek berbahasa, tidak hanya sesi menulis sebaiknya harus dapat dikembangkan sesegera mungkin oleh para peneliti BIPA. Pentingnya sebuah alat ukur kemampuan berbahasa (proficiency test) merupakan harga mutlak bagi penutur asing untuk dapat mengukur kemampuan berbahasa Indonesianya.

3) Hambatan atau kendala yang peneliti hadapi selama proses penelitian sebaiknya dapat diantisipasi pada penelitian pengembangan tes evaluasi BIPA selanjutnya, yaitu keterbatasan waktu penelitian sehingga peneliti tidak dapat mengujicobakan kembali tes yang telah direvisi.


(40)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Budi Utami, Kartika. 2012. Artikel Bahasa [Online] Tersedia http://stpp- malang.ac.id/index.php/component/content/article/68-artikel/183-bahasa. [11 Oktober 2012].

Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks.

E. Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama Widya. Gani, Erizal. 2012. Efektivitas Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi

Penutur Asing: Studi Kasus pada Seorang Pelajar dari Belanda. Makalah Bahasa, FBSS UNP Padang.

Hatmanto, Endro Dwi. 2012. Selayang Pandang Essay Writing IELTS.

Idris, Nuny Sulistiany. 2010. Handout Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Karmin, Y. 2000. Pengembangan Tes BIPA. Makalah Prosiding Konferensi Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) III, pada tanggal 11-13 Oktober 1999 di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Komarudin. 1974. Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.

Lado, Robert. 1977. Language Testing, The Construction and Use of Foreign Language Test. Hongkong: Wing Tai Cheung.

Madsen, Harold S. (1983). Technique in Testing. Oxford : Oxford University Press.

Mahanani, Tri. Pengembangan Metode Kolaborasi Dalam Pembelajaran Karangan Narasi Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 3


(41)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). Tersedia [Online]

repository.upi.edu

Mariani, Scolastika. 2008. Evaluasi Keterampilan Menulis. [Online] Tersedia http://scmariani-unnes.blogspot.com/2008/11/evaluasi-keterampilan-menulis.html. [13 Oktober 2012].

Maryanto. 2003. “Tes UKBI dan Pengajaran BIPA dalam Prosiding Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur asing (KIBBIPA) IV. Denpasar: IALF.

Mueller, Daniel J. (1986). Measuring Social Attitude. New York : Teachers College Press.

Muliastuti, Liliana dan Sulastri, Euis. 2010. Panduan Pengajaran BIPA untuk siswa BIPA. Bandung: Saujana.

Muliastuti, Liliana. 2010. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing. Prosiding Semiloka Nasional Pengujian Bahasa, Kemendiknas. Mulyono, Iyo. 2004. Dasar-dasar Belajar Bahasa. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Mulyono, Iyo. 2012. Dari Karya Tulis Ilmiah sampai dengan Soft Skills. Bandung: Yrama Widya.

Nurgiantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Oebaidillah, Syarief. 2012. Program Darmasiswa Kenalkan Budaya RI kepada Dunia. [Online] Tersedia www. kompas.com. [01 Oktober 2012]

Pendidikan Indonesia.

Pengembangan Bahan Ajar BIPA Berdasarkan Standar The Comrmon European Framework of Reference for Language (CEFR).

Rivai, Ovi Soviaty, dkk. 2010. Pemetaan Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Asia. Jakarta: Pusat Bahasa [PDF].

Sartika, Ita. 2012. Pengembangan Tes Keterampilan Menyimak Berbahasa Indonesia dalam Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Dapat diunduh repository.upi.edu

Setiyadi, Bambang. 2006. Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(42)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudjana. 1989. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI.

Sulistiany, Nuny dan Idris. 2010. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. FPBS UPI.

Sunarya, Yaya. 2012. Bahan Evaluasi Asesmen Tes Uraian. Tersedia www.upi.edu.

Sutama, I Made. 1998. Pemaduan Pendekatan Konteks, Proses, dan Pola dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Menulis (Hasil Penelitian). Singaraja: STKIP.

Suyata, Pujianti. 2000. “Model Alat Ukur Evaluasi BIPA” dalam Prosiding Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur asing (KIBBIPA) III. Bandung: Andira.

Tarigan, Hendri Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tsamaratul, Janniah. 2011. Pengembangan Tes Kompetisi Membaca Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Bahasa Indonesia. Tersedia repository.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahya. 2011. Pengajaran Keterampilan Menulis pada Program Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di Universitas Padjadajaran. [Online] Tersedia http://www.infodiknas.com/086pengajaran- keterampilan-menulis-pada-program-pengajaran-bahasa-indonesia-untuk-penutur-asing-di-universitas-padjadajaran/. [04 Oktober 2012]. Warsiman. Perkembangan Pengajaran Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing

BIPA. [Online] Tersedia: http://www.blogcop.com/blog/perkembangan-


(1)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa pengembangan keterampilan menulis sebagai upaya penyiapan alat uji kemahiran bahasa Indonesia bagi penutur asing bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1) bagaimana kondisi objektif tes keterampilan menulis berbahasa Indonesia bagi penutur asing?; 2) bagaimana ruang lingkup materi yang sesuai untuk bahan tes keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing sesuai dengan silabus BIPA?; 3) bagaimana bentuk butir soal tes; 4) bagaimana sistem penskorannya; dan 5) bagaimana kualitas (validitas, reliabilitas dan daya pembeda) alat uji.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini berupa wawancara kepada kepala Balai Bahasa Bandung dan ketua sekaligus pengajar BIPA Pusat Bahasa Unpad, dokumentasi, angket, dan tes untuk mengujicobakan soal tes keterampilan menulis BIPA. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah penutur asing yang tinggal di Indonesia baik yang belajar bahasa Indonesia secara formal maupun tidak. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan dan diperkuat dengan hitungan statistik untuk memperoleh kesimpulan yang objektif serta berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas.

Kondisi objektif tes keterampilan menulis berbahasa Indonesia bagi penutur asing berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Pusat Bahasa Unpad bahwa tes terstandardisasi bahasa Indonesia (UKBI) belum dapat dijadikan sebagai tes standar untuk mengukur kemampuan bahasa Indonesia penutur asing, meskipun standar nilainya sudah diturunkan menjadi nol. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan dan latar belakang penutur asing. Materi isi dan kebahasaan dalam


(2)

94

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UKBI belum dapat memenuhi hal tersebut. UKBI terlalu sulit bagi para penutur asing. Oleh sebab itu beberapa lembaga penyelenggara BIPA membuat sendiri alat ujinya sesuai dengan standar dan kebijakannya masing-masing. Pengembangan alat uji kemahiran bahasa Indonesia bagi penutur asing sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan para penutur asing yang ingin mengetahui kemampuan bahasa Indonesianya.

Berkaitan dengan penyusunan butir soal, peneliti mengklasifikasikan ruang lingkup materi untuk bahan tes keterampilan menulis BIPA sesuai dengan silabus BIPA yang disesuaikan dengan kebutuhan penutur asing. Soal yang disusun sebanyak 29 soal, tema yang digunakan merupakan hasil angket dari para penutur asing. Tema-tema tersebut adalah Identitas diri, kegiatan sehari-hari, kegemaran, kesenian daerah, tempat wisata dan jalan-jalan, dan kebudayaan. Cakupan materi dari keseluruhan soal adalah menulis kata tunjuk, kata sambung antar kalimat, kata sambung antar paragraf, frasa, kalimat sederhana, kalimat majemuk setara dan campuran, paragraf deskriptif, naratif, dan argumentatif, dan berbagai jenis imbuhan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bentuk butir soal tes keterampilan menulis bahasa Indonesia yang sesuai dengan penutur asing adalah soal melengkapi (isian singkat), soal melengkapi (isian klose), soal melengkapi (isian panjang), soal esai terbatas terarah, dan soal esai luas kompleks.

Adapun sistem penskoran dalam tes keterampilan menulis bahasa Indonesia yang perlu dikembangkan dalam penelitian ini berupa skor 1 untuk jawaban benar dan skor nol untuk jawaban salah pada soal melengkapi. Sedangkan untuk soal esai terbatas terarah dan soal esai luas kompleks menggunakan kriteria penskoran 0-4. Adapun aspek yang dinilai dalam setiap kriteria yaitu relevansi isi, ketuntasan, dan pengorganisasian.

Hasil perhitungan terhadap kualitas alat uji keterampilan menulis bagi penutur asing. Dilakukan dengan menghitung kadar validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas


(3)

95

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diperoleh nilai dengan persentase 20 soal (69%) soal yang dinyatakan sangat tinggi, 4 soal (14%) termasuk kategori sedang dan 5 (17%) soal lainnya termasuk kategori sangat tidak valid. Tingkat reliabilitas yang diperoleh adalah 0,96 atau dapat dikategorikan ke dalam tes yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Secara keseluruhan tingkat kesukaran dari 29 soal adalah 4 (20%) soal termasuk kategori sangat mudah, 4 (13%) soal kategori mudah, 10 (34%) soal kategori sedang, 5 (20%) soal kategori sukar, dan 6 (13%) soal kategori sangat sukar. Daya pembeda dari 29 soal yang telah dibuat 12 soal (40%) termasuk kategori sangat baik, 7 soal (23%) termasuk kategori baik, 1 soal (4%) termasuk kategori sedang, 3 soal (10%) termasuk kategori cukup dan 6 soal (23%) termasuk kategori sangat jelek.

B. Saran

Dari penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1) Penelitian ini masih merupakan tahap awal dalam pengembangan tes

keterampilan menulis bahasa Indonesia bagi penutur asing. Daya pembeda yang masih kurang bagus merupakan catatan penting dalam penelitian ini yang harus diperbaiki. Soal tes yang telah direvisi ulang, sebaiknya dapat diujicobakan kembali agar tingkat validitas dan reliabilitasnya dapat diketahui.

2) Uji Kemahiran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (UKBIPA) sebagai tes

terstandardisasi yang dapat mencakup seluruh aspek berbahasa, tidak hanya sesi menulis sebaiknya harus dapat dikembangkan sesegera mungkin oleh para peneliti BIPA. Pentingnya sebuah alat ukur kemampuan berbahasa (proficiency test) merupakan harga mutlak bagi penutur asing untuk dapat mengukur kemampuan berbahasa Indonesianya.

3) Hambatan atau kendala yang peneliti hadapi selama proses penelitian

sebaiknya dapat diantisipasi pada penelitian pengembangan tes evaluasi BIPA selanjutnya, yaitu keterbatasan waktu penelitian sehingga peneliti tidak dapat mengujicobakan kembali tes yang telah direvisi.


(4)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Budi Utami, Kartika. 2012. Artikel Bahasa [Online] Tersedia http://stpp- malang.ac.id/index.php/component/content/article/68-artikel/183-bahasa. [11 Oktober 2012].

Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks.

E. Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama Widya. Gani, Erizal. 2012. Efektivitas Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi

Penutur Asing: Studi Kasus pada Seorang Pelajar dari Belanda. Makalah Bahasa, FBSS UNP Padang.

Hatmanto, Endro Dwi. 2012. Selayang Pandang Essay Writing IELTS.

Idris, Nuny Sulistiany. 2010. Handout Perkuliahan Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Karmin, Y. 2000. Pengembangan Tes BIPA. Makalah Prosiding Konferensi Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA) III, pada tanggal 11-13 Oktober 1999 di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Komarudin. 1974. Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Bandung: Angkasa.

Lado, Robert. 1977. Language Testing, The Construction and Use of Foreign Language Test. Hongkong: Wing Tai Cheung.

Madsen, Harold S. (1983). Technique in Testing. Oxford : Oxford University Press.

Mahanani, Tri. Pengembangan Metode Kolaborasi Dalam Pembelajaran Karangan Narasi Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 3


(5)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). Tersedia [Online] repository.upi.edu

Mariani, Scolastika. 2008. Evaluasi Keterampilan Menulis. [Online] Tersedia http://scmariani-unnes.blogspot.com/2008/11/evaluasi-keterampilan-menulis.html. [13 Oktober 2012].

Maryanto. 2003. “Tes UKBI dan Pengajaran BIPA dalam Prosiding Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur asing (KIBBIPA) IV. Denpasar: IALF.

Mueller, Daniel J. (1986). Measuring Social Attitude. New York : Teachers College Press.

Muliastuti, Liliana dan Sulastri, Euis. 2010. Panduan Pengajaran BIPA untuk siswa BIPA. Bandung: Saujana.

Muliastuti, Liliana. 2010. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing. Prosiding Semiloka Nasional Pengujian Bahasa, Kemendiknas. Mulyono, Iyo. 2004. Dasar-dasar Belajar Bahasa. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Mulyono, Iyo. 2012. Dari Karya Tulis Ilmiah sampai dengan Soft Skills. Bandung: Yrama Widya.

Nurgiantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Oebaidillah, Syarief. 2012. Program Darmasiswa Kenalkan Budaya RI kepada Dunia. [Online] Tersedia www. kompas.com. [01 Oktober 2012]

Pendidikan Indonesia.

Pengembangan Bahan Ajar BIPA Berdasarkan Standar The Comrmon European Framework of Reference for Language (CEFR).

Rivai, Ovi Soviaty, dkk. 2010. Pemetaan Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Asia. Jakarta: Pusat Bahasa [PDF].

Sartika, Ita. 2012. Pengembangan Tes Keterampilan Menyimak Berbahasa Indonesia dalam Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Dapat diunduh repository.upi.edu

Setiyadi, Bambang. 2006. Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(6)

Winni Siti Alawiah, 2013

Pengembangan Tes Keterampilan Menulis Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Bagi Penutur Asing

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sudjana. 1989. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika UPI.

Sulistiany, Nuny dan Idris. 2010. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. FPBS UPI.

Sunarya, Yaya. 2012. Bahan Evaluasi Asesmen Tes Uraian. Tersedia www.upi.edu.

Sutama, I Made. 1998. Pemaduan Pendekatan Konteks, Proses, dan Pola dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Menulis (Hasil Penelitian). Singaraja: STKIP.

Suyata, Pujianti. 2000. “Model Alat Ukur Evaluasi BIPA” dalam Prosiding

Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur asing (KIBBIPA) III. Bandung: Andira.

Tarigan, Hendri Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tsamaratul, Janniah. 2011. Pengembangan Tes Kompetisi Membaca Sebagai Upaya Penyiapan Alat Uji Kemahiran Bahasa Indonesia. Tersedia repository.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahya. 2011. Pengajaran Keterampilan Menulis pada Program Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di Universitas Padjadajaran.

[Online] Tersedia

http://www.infodiknas.com/086pengajaran- keterampilan-menulis-pada-program-pengajaran-bahasa-indonesia-untuk-penutur-asing-di-universitas-padjadajaran/. [04 Oktober 2012]. Warsiman. Perkembangan Pengajaran Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing

BIPA. [Online] Tersedia: http://www.blogcop.com/blog/perkembangan-