05. BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang mengemban tugas mempersiapkan para siswa menjadi warga masyarakat yang sesuai dengan cita-cita dan harapan dan nilai-nilai yang berlaku dan sesuai dalam agama dan masyarakat. Hal tersebut selaras dengan kebijakan pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas tujuan pembangunan nasional, maka kedudukan dan peran guru dan supervisor pendidikan semakin signifikan, masyarakat pada umumnya menaruh perhatian dan harapan yang besar terhadap guru dan supervisor dalam menjalankan profesinya dalam menghasilkan lulusan yang kompetitif dan berkualitas.
A. Latar Belakang Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya MTsN Langkapan
MTsN Langkapan terletak di Desa Maron Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Berdirinya MTsN ini melalui proses yang sangat panjang, mulai dari Sekolah Diniyah, MTs Al-Hikmah sampai menjadi MTsN yang sekarang ini. MTs Al-Hikmah Langkapan sendiri didirikan pada tahun 1949. Pada mulanya madrasah tersebut berbentuk madrasah diniyah, yang hanya mengajarkan ilmu agama saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan semakin besar, maka pelaksanaan
(2)
pendidikan di MTs ini dikelola secara profesional sesuai dengan perkembang dan tuntutan zaman.
Dengan diprakarsai oleh para kyai, pembelajarannya pun dilaksanakan dengan bertempat di rumah bapak Kyai Ali Umar dan serambi masjid Langkapan, dengan susunan pengurus periode 1949-1960 sebagai berikut :
Ketua : Kyai Imam Kurdi
Wakil ketua : 1. Kyai Ali Umar
2. Kyai Haji Abdul Fatah
Madrasah tersebut terus berkembang dan pada awal tahun 1950, berbentuk Madrasah Salafiyah di bawah pimpinan Kyai Hamam.
Pada tahun 1960 di bawah pimpinan Bapak Kyai Hamam sebagai Kepala Sekolah dan Bapak Suyuti Yusuf sebagai wakilnya, madrasah tersebut diubah namanya menjadi Madrasah Tsanawiyah. Sejak tahun tersebut MTs Al-Hikmah terus maju (tahun 1960-1974).
Kemudian pada tahun 1995 para pengurus Yayasan Al-Hikmah
mempunyai gagasan untuk mengajukan status kenegerian kepada Departemen Agama agar lembaga ini lebih dipercaya masyarakat sebagai tempat
menitipkan putra-putrinya dalam bidang pendidikan. Ternyata pengajuan tersebut dikabulkan oleh pemerintah dengan diturunkannya Surat Keputusan Menteri Agama No: 515 A tanggal 25 Nopember 1995. Tanggal inilah yang
(3)
diperingati sebagai hari lahir MTs Negeri Langkapan Srengat Blitar hingga sekarang.
2. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : MTs N Langkapan
Status : Regular
NISN : 9955730587 Nomor Telp / Fax : ( 0342 ) 552116
E-mail : matsanela@yahoo.com
Alamat : Dukuh Langkapan Desa Maron Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar.
Kecamatan : Srengat
Kabupaten / Kota : Blitar
Kode pos : 66152
Tahun Berdiri : 1995
Waktu Belajar : Pagi Hari
3. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan
Sebagai upaya memberikan arah dan sekaligus memotivasi bagi seluruh jajaran yang terlibat langsung dalam pengembangan MTs Negeri Langkapan, maka perlu dirumuskan visi dan misi yang dikembangkan lembaga ini. Rumusan itu juga dipandang sangat penting untuk menyatukan persepsi, pendangan dan cita-cita semua pihak yang terlibat di dalamnya.
(4)
a. Visi Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan.
Islami
Unggul
Kreatif
Indah, dan
Mandiri.
b. Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan.
1. Menumbuhkembangkan aktifitas dan amaliyah yang bernafaskan Islami.
2. Mengoptimalkan perkembangan akademik melalui proses belajar mengajar dan bimbingan belajar.
3. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga madrasah baik dalam pertasi akademik maupun non akademik. 4. Menciptakan lingkungan madrasah yang sehat, bersih dan indah. 5. Menerapkan managemen partisipatif melibatkan seluruh warga
madrasah dan komite madrasah.
4. Struktur Organisasi MTsN Langkapan
Organisasi merupakan hal yang sangat penting dan sangat berperan dalam rangka kelancaran proses pendidikan. Di samping itu suatu lembaga (sekolah) tidak akan terlepas dari suatu manajemen, guna kelancaran dan kesuksesan dari lembaga tersebut, tidak terkecuali di MTsN ini. Maka
(5)
pengawasan tugas pada MTsN ini dituangkan dalam struktur organisasi sebagai berikut:
Bagan 4.1 Struktur Organisasi MTsN Langkapan Srengat Blitar STRUKTUR ORGANISASI
MTs Negeri Langkapan Srengat Blitar
Keterangan:
: Garis Komando : Garis Kordinasi
Kepala
H.Nur Huda, S.Ag, M.Pd
Komite H. Romadhon
Tata Usaha Eko Santoso, S.PdI
Kurikulum
Gozi Ansori, S.Ag Sarana prasaranaDrs, Suwito Drs, SihabudinKesiswaan Suparli, S. PdHumas
Koordinator Guru Mata Pelajaran
(MGMP) Wali Kelas
Guru Mata Pelajaran
Guru Pembimbing
Tenaga Kependidikan
Lainya
Siswa-siswi Waka Mad
(6)
5. Letak Geografis MTsN Langkapan
Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan berada di lingkungan Pondok Pesantren Al-Hikmah terletak di Dusun Langkapan, Desa Maron, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Letak Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan 4 km dari ibu kota Kecamatan, ke arah selatan dan 10 km di sebelah barat Kota Blitar. Di samping terletak di lingkungan Pondok Pesantern Al-hikmah Langkapan, juga berdekatan dengan Pondok Pesantren Darur Roja’ Selokajang ( tetangga desa) dan di Desa Selokajang ini juga terletak SMP Negeri Srengat III ( ± 2 km di sebelah selatan ).
6. Kondisi Obyektif MTsN Langkapan Luas tanah seluruhnya ± 5.810 m2
Tabel 4.1 Data Tanah menurut sumber ( m2 )
Sumber Tanah
Status Kepemilikan Sudah di
gunakan ( m2 )
Belum di gunakan
( m2 )
Sudah Disertifikat Belum Disertifikat
Pemerintah - - -
-Wakaf /
Sumbangan - - -
-Beli 3.010 2.800 3.010 2.800
7. Keadaan Guru
Setiap membicarakan pendidikan maka guru merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan bahkan dapat dikatakan tanpa adanya guru proses belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan tidak akan berjalan
(7)
dengan baik. Guru adalah salah satu komponen manusia dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia. Oleh karena itu guru sangat penting dalam proses belajar mengajar. Table 4.2 Data Guru dan Karyawan di MTs Negeri Langkapan Srengat Blitar
Tahun 2009-2010.
No. NAMA NIP JABATAN
1 H. NUR HUDA, S.Ag, M.Pd 150252287 Kepala Madrasah
2 EKO SANTOSO, S.Pd.I 150235667 KTU
3 REDI HARI DWI W., S.Pd. 150293788 Bendahara
4 Drs. SIHABBUDIN 150280292 Guru
5 SITI RODIYAH, S.Pd. 150281189 Guru
6 Hj. ANIS NURHAYATI, S.Pd 150287497 Guru
7 GOZI ANSORI, S.Ag 150292963 Guru
8 CHUMAIDA, S.Pd 150270702 Guru
9 DEWI HUSNA, S.Ag 150286162 Guru
10 RIRIN RIMAWATI, S.Pd 132229867 Guru
11 SITI MAEMUNAH, S.Ag 150320581 Guru
12 ENDI ZUSIANI, S.Pd 131590619 Guru
13 SUPARLI, S.Pd 150369560 Guru
14 ISTIKAROH, S.Pd 150287497 Guru
15 AGUS WAHYUDIONO, S.Pd 150337374 Guru
16 NISWATUL C., S.Pd 150337376 Guru
17 Drs. SUWITO 150384496 Guru
18 SUNAN, S.Pd 150392716 Guru
19 BIBIT ARIANI, S.Pd 150391932 Guru
20 NUR KHOLIS, S.Pd 150394251 Guru
21 TITIS MAYUDHA, A.Ma. 150231780 TU
22 Drs. H. NUR AZIZ - Guru
23 Hj. SITI MUKAROMAH, S.Ag - Guru
24 Hj. SITI ARTILAH, S.Ag - Guru
25 WIWIK KUSMARDIANA, S.Pd - Guru
26 MUNAWAROH, S.Ag - Guru
27 Hj. SITI NURJANAH, S.Ag - Guru
28 M. ZAINAL A., S.E, M.Ag - Guru
29 Dra MUJIATI - Guru
30 MAZIA, S.Q - Guru
31 NIZAM ARQODH A., S.Ag - Guru
32 LUTHFI MAYASARI, S.Ag - Guru
33 ZULMA ILMAN BAHRI, S.Hi - Guru
(8)
35 ABDUL KHOLIQ, S.Pd - Guru
Bersambung
Lanjutan Tabel IV. 2.
36 M. MUNIR, S.Ag - Guru
37 FILIA FRIDAWATI, A.Md - Guru
38 AHMAD ROKIB, S.Hi - Guru
39 RUDDANA MUSHOFFA, S.Pd - Guru
40 USATUN HASANAH, S.Pd - Guru
41 SURYANTO - Ekstra T.Q
42 ABDUL ROZAQ - Ekstra T.Q.
43 ISTOTIN FINIA - Pegawai TU
44 SAMSUL MA’ARIF - Pegawai TU
45 MAMIK NURCAHYANI - Pegawai TU
46 TAUFIK - Penjaga
47 DARONI - Satpam
48 SUKAMDI - Kebersihan
8. Keadaan Anak Didik
Tidak kalah pentingnya dengan guru di atas, anak didik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pendidikan. Karena tanpa adanya anak didik proses belajar mengajar mustahil akan berjalan. Disini saya setuju dengan pendapat Bapak H. Nur Huda selaku kepala sekolah yang menggunakan istilah anak didik dari pada menggunakan istilah siswa ataupun murid, karena anak didik lebih berarti pada anak-anak yang membutuhkan didikan, pengajaran, serta bimbingan.
Adapun jumlah siswa MTsN Langkapan Srengat Blitar pada tahun 2009-2010 adalah 459 siswa, yang terdiri dari :
Table 4.3 Data Keadaan Siswa MTsN Langkapan Srengat Blitar Tahun Pelajaran 2009-2010
No. KELAS ROMBEL JUMLAH SISWA JUMLAH
L P
(9)
2. VIII 5 78 99 177
3. IX 4 69 57 126
Jumlah 13 220 239 459
9. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang sekolah dalam proses belajar-mengajar. Sarana dan prasaran di MTsN Langkapan Srengat Blitar sudah cukup memadai namun masih perlu penambahan-penambahan dalam berbagai bidang. Adapun sarana dan prasarana di MTsN Langkapan Srengat Blitar meliputi :
1. Ruang Kantor, terdiri dari ruang kepala madrasah dan ruang tata usaha, masing-masing telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai yang dilengkapi dengan 3 unit komputer dan 1 unit televisi. Berikut hasil dokumentasi yang diambil penulis pada saat suasana kerja di ruang Tata Usaha MTsN Langkapan Srengat Blitar yang letaknya bersebelahan dengan ruang kepala sekolah:
(10)
2. Ruang guru juga sudah cukup memadai, dengan dilengkapi 1 unit komputer untuk memudahkan para guru mengerjakan tugas-tugasnya. Namun sepertinya untuk tempat duduk guru masih kurang karena masih ada beberapa guru yang belum mempunyai tempat duduk tetap.
3. Ruang belajar siswa juga sudah cukup memadai dengan ruang kelas seluas 9 x 7 m sebanyak 13 ruangan yang terdiri dari 4 ruangan untuk kelas satu, 5 ruangan untuk kelas dua dan 4 ruangan lagi untuk kelas tiga. Sarana dan prasarana di dalamnya juga cukup sesuai, serta meja dan kursi yang masih cukup layak untuk dipakai.
4. Perpustakaan sudah cukup banyak memiliki koleksi buku, terutama buku-buku pelajaran, tetapi perpustakaan tersebut belum mempunyai ruangan khusus karena selama ini ruang perpustakaan masih menjadi satu dengan
(11)
ruang TU (Tata Usaha). Berikut hasil dokumentasi penulis di ruang perpustakaan:
5. Laboratorium IPA dengan peralatan percobaan yang cukup lengkap meskipun bila dibandingkan dengan jumlah siswa masih sangat kurang mencukupi. Selain itu, untuk ruangannya pun masih belum ada, dan selama ini masih menjadi satu dengan ruang kelas VIII D. Berikut hasil dokumentasi penulis ketika ada pelajaran praktik IPA di Laboratorium IPA :
(12)
6. Laboratorium Komputer sudah cukup memadai dengan komputer yang digunakan untuk siswa berjumlah 20 unit.
Berikut hasil dokumentasi penulis ketika ada mata pelajaran komputer di laboratorium komputer :
(13)
7. Ruang UKS dengan obat-obatan, serta sarana dan prasarana yang sudah cukup memadai, meskipun apabila ada siswa laki-laki dan perempuan sakit mereka dijadikan satu ruangan.
8. Koperasi sekolah menyediakan peralatan sekolah, peralatan pramuka, serta menyediakan beberapa macam makanan ringan yang tahan lama. 9. Toilet keadaannya masih bagus dan memadai, jumlahnya pun juga
memadai, yaitu 2 bilik untuk toilet khusus guru, dan untuk siswa berjumlah 8 bilik.
10. Gudang cukup memadai, meski gudang tersebut selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat olahraga dan beberapa barang milik sekolah yang belum mempunyai tempat, juga berfungsi sebagai tempat tinggal penjaga sekolah baik siang maupun malam hari, serta tempat istirahat sekaligus ruang kerja bagi guru yang belum memiliki tempat duduk tetap di ruang guru.
11. Belum memiliki aula, sehingga untuk ruang pertemuan besar menggunakan ruang serbaguna yang kesehariannya adalah ruang kelas, dimana tiga ruang kelas yang berderet seolah-olah dijadikan satu ruang dengan menghubungkan ketiganya.
12. Madrasah memiliki pagar keliling permanen yang mengelilingi seluruh lingkungan madrasah dengan tinggi pagar ± 3,5 m.
13. Lapangan upacara, keadaannya cukup memadai yang dapat menampung seluruh siswa pada saat upacara. Lapangan upacara ini juga berfungsi
(14)
sebagai lapangan olahraga untuk para siswa. Berikut foto yang diambil penulis ketika ada latihan paskibraka dan kebetulan pada saat itu juga sedang ada pelajaran Penjaskes di lapangan :
B. DATA VARIABLE PENELITIAN
Berkaitan dengan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh supervisor di MTsN Langkapan Srengat Blitar, maka penulis berusaha untuk mendapatkan datanya secara langsung dari sumber data yang ada di MTsN Langkapan Srengat Blitar. Sumber data tersebut meliputi kepala sekolah selaku supervisor dan guru serta komponen yang ada dan bisa memberi keterangan tentang fenomena yang ada.
Sebagai upaya memberikan arah dan sekaligus memberi motivasi bagi seluruh jajaran yang terlibat langsung dalam pengembangan Madrasah Tsanawiyah Negeri Langkapan yang berkaitan dengan upaya supervisor dalam hal
(15)
ini dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di lembaga tersebut, maka misi yang dikembangkan yaitu mengoptimalkan perkembangan akademik melalui proses belajar mengajar dan bimbingan belajar serta menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga madrasah baik dalam prestasi akademik maupun non akademik.
Seperti yang telah dijelaskan dalam kajian teori, supervisor adalah orang yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru, menimbulkam motif guru kearah peningkatan suasana proses belajar mengajar yang lebih baik. Kegiatan supervisi pendidikan tersebut tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang apalagi oleh orang yang tidak dipersiapkan terlebih dahulu, karena seorang supervisor adalah orang yang professional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dan dalam skripsi ini lebih memfokuskan kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai upayanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dimana salah satu fungsi, tugas dan program kinerja kepala sekolah adalah sebagai supervisor.
Berdasarkan hasil observasi di MTsN Langkapan Srengat Blitar, penulis memperoleh data mengenai fungsi dan tugas kepala sekolah dalam menyelenggarakan supervisi yaitu :
Proses belajar mengajar
(16)
Kegiatan ekstra kurikuler
Kegiatan ketatausahaan
Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait
Sarana dan prasarana
Kegiatan OSIS
Kegiatan 7K ( keamanan, keindahan, kekeluargaan, ketertiban, kebersihan, kenyamanan, dan kerindangan )1
Di samping itu, sebagai supervisor kepala sekolah mempunyai program kerja, yaitu2 :
Table IV. 4. Data Program Kerja Kepala Sekolah sebagai Supervisor.
No. Aspek Indikator
1. Kemampuan menyusun
program supervisi.
a. Memiliki program supervisi kegiatan belajar mengajar dan bimbingan konseling.
b. Memiliki program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler.
2. Kemampuan melaksanakan
supervisi.
a. Memiliki program supervisi kelas (klinis). b. Melaksanakan program supervisi dadakan
(klinis).
c. Melaksanakan program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler.
3. Menggunakan hasil supervisi. a. Memanfaatkan hasil supervisi untuk
1Kantor Kepala Sekolah, Observasi, Senin 10 Mei 2010, Jam 09.30. 2Ibid.
(17)
meningkatkan kualitas guru dan karyawan. b. Memanfaatkan hasil supervisi untuk
mengembangkan sekolah.
Di lain kesempatan, bapak Nur Huda menjelaskan mengenai strategi beliau menyupervisi guru-guru misalnya dengan mengumpulkan seluruh guru mata pelajaran yang ada, ataupun dibuat jadwal supervisi bagi guru yang dimonitor, dan kadang-kadang juga dilakukan dengan cara mendadak.3 Hal ini
dibenarkan oleh bapak Nur Aziz selaku guru Qur’an Hadist, “Ya secara prosedural atau sesuai jadwal saya rutin mengikuti supervisi, tapi kalau pas ada suatu kegiatan atau permasalahan yang sifatnya mendadak, ya segera saya sampaikan meskipun itu tidak pas jadwalnya dilakukan supervisi”.4
Sedangkan mengenai caranya yang biasa dilakukan, beliau mengungkapkan “Dengan melihat guru secara langsung dalam menyajikan program pembelajaran, atau dengan melihat kegiatan-kegiatan para guru baik secara dekat maupun jauh, dan terkadang juga sambil ngobrol santai, bahkan terkadang juga saya panggil keruangan saya”.5 Hal senada juga diungkapkan oleh
Bapak Nazilul Farkhan selaku guru shorof, “Biasanya kalau saya sedang ada keluhan tentang pembelajaran jarang saya ungkapkan di forum, saya lebih sering mengungkapkannya sewaktu ngobrol santai dengan pak Huda, jadi nggak terlalu formal dan kaku gitu mbak, karena menurut saya itu lebih nyaman.6
3Nur Huda, Interview, Selasa, 18 Mei 2010, Jam 08.15- 09.00 WIB 4Nur Aziz, Interview, Selasa, 11 Mei 2010, Jam 10.45 WIB 5Nur Huda, Interview, Selasa, 18 Mei 2010, Jam 08.15- 09.00 WIB 6Nazilul Farkhan, Interview, Senin, 17 Mei 2010, Jam 11.00 WIB
(18)
Kepala sekolah sebagai seorang supervisor memikul tanggungjawab untuk membantu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran secara efektif sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolahnya, salah satunya dengan memberikan solusi terbaik terhadap setiap permasalahan yang dihadapi guru.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Ibu Siti Artilah selaku guru SKI, mengenai solusi yang diberikan oleh supervisor terhadap masalah yang beliau hadapi, beliau mengatakan bahwa, “Pak Huda selama ini selalu memberikan saran pemecahan terhadap masalah yang saya hadapi, dan alhamdulillah saran-saran tersebut sangat membantu dalam meningkatkan profesionalisme saya sebagai seorang guru”.7 Hal tersebut juga diamini oleh
guru-guru yang lain.
1) Upaya Supervisor dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di MTsN Langkapan Srengat Blitar.
Masalah utama dalam kajian ini mempersoalkan bagaimana usaha yang dilakukan kepala sekolah melalui supervisi pendidikan kepada guru sebagai upayanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dari wawancara dengan Bapak Nur Huda mengungkap pernyataan yang mengemukakan bahwa “Agar kegiatan supervisi dapat efektif dimulai dengan hubungan awal yang akrab dan bersahabat antara saya selaku kepala sekolah dan guru, dari situ dapat dilihat dengan mudah mekanisme guru dalam 7Siti Artilah, Interview, Jum’at, 14 Mei 2010, Jam 09.35 WIB
(19)
menyajikan program pembelajaran baik secara langsung maupun tidak, sehingga saya bisa mengetahui bantuan seperti apa yang dibutuhkan oleh guru tersebut”.8
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa bapak Nur Huda berusaha untuk mempersempit jarak birokrasi antara beliau sebagai pemimpin pembelajaran dengan guru yang dipimpinnya, karena untuk melaksanakan pengawasan perlu dimulai dengan hubungan yang akrab dan bersahabat.
Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah tampaknnya tidak bisa lepas dari kegiatannya selaku kepala sekolah. Kegiatan supervisi yang dilakukan masih dalam lingkup melaksanakan tugas kepemimpinan pembelajaran, yaitu menjalankan roda sekolah supaya berjalan dengan baik dan semua guru dapat mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan tugas akademik yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Nur Huda mengenai guru yang perlu memperoleh prioritas mendapatkan supervisi, adalah “Guru yang kurang bisa menguasai mata pelajaran yang mereka ampu, guru yang kurang disiplin, serta guru yang kurang memiliki loyalitas pada lembaga”.9
Perilaku kepala sekolah selaku supervisor diwujudkan dalam beragam pelayanan atau bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dan juga memperbaiki beragam kelemahan yang ada. Sehingga diharapkan
8Nur Huda, Interview, Selasa, 18 Mei 2010, Jam 08.15- 09.00 WIB 9Ibid.
(20)
berdampak pada peningkatan kualitas mengajar guru. Seperti yang menjadi tujuan bapak Nur Huda dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor adalah untuk meningkatakan mutu pendidikan, mutu tenaga pendidik dan mutu seluruh personalia yang ada.
Dalam menjalankan tugasnya beliau selalu memberikan pelayanan berupa bimbingan dan pengarahan kepada para guru dalam usaha memperbaiki mutu mengajar dan meningkatkan profesionalismenya, namun terkadang beliau menemui suatu masalah dari usaha tersebut yang sulit ditemukan titik terangnya, apabila itu terjadi maka beliau berkoordinasi bersama para wakil kepala sekolah, namun apabila belum menemui titik terang juga pemecahan masalah tersebut dilakukan antara dewan guru bersama komite sekolah. Semua itu beliau lakukan agar keberhasilan dan tujuan akhir pendidikan dapat tercapai.10 Hal tersebut dapat dirasakan oleh
para guru, seperti yang diungkapkan oleh bapak Suparli bahawa “Menurut saya, selama ini kegiatan supervisi memberikan dampak yang positif, dan mendukung kearah perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik”.11
Dari situ terlihat bagaimana upaya-upaya supervisor dalam hal ini dilakukan oleh kepala sekolah MTsN Langkapan Srengat Blitar untuk meningkatakan kualitas pembelajaran di sekolahnya, sehingga tujuan
10Ibid.
(21)
supervisi yang dilakukan berhasil mencapai sasaran peningkatan mutu yang diinginkan dan sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan.
2) Faktor Pendukung dan Penghambat Supervisor dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di MTsN Langkapan Srengat Blitar.
Masalah faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala sekolah kepada guru tampaknya disadari sebagai suatu aspek yang tidak bisa dilepaskan dari seluruh keberhasilan kegiatan upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
Dalam hal yang berkaitan dengan faktor pendukung dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di MTsN Langkapan Srengat Blitar, penulis melakukan penggalian data dengan kepala sekolah selaku supervisor, guru dan melakukan observasi secara langsung di lokasi penelitian. Dari hasil observasi, dapat penulis ketahui bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang kondusif mengakomodasi kemauan stafnya, motifasi kerja guru yang tinggi, serta lingkungan di sekolah yang juga turut mendukung terhadap upaya supervisor dalam peningkatan kualitas pembelajaran.12 Hal ini sesuai dengan
pernyataan bapak Nur Huda bahwa “Kalau faktor yang mendukung kegiatan supervisi ya contohnya saja dengan adanya alat sarana dan prasarana, serta tenaga-tenaga dari para guru dan tenaga kantor yang lain yang tentunya mendukung upaya yang saya lakukan sebagai supervisor tentunya”.13
12Lingkungan Sekolah, Observasi, Rabu, 16 Juni 2010, Jam 08.30-11.00 WIB 13Nur Huda, Interview, Selasa, 18 Mei 2010, Jam 08.15- 09.00 WIB
(22)
Selain itu, faktor yang juga turut mendukung upaya supervisor tersebut adalah adanya hubungan yang baik antara guru dengan kepala sekolah yang menciptakan suasana yang bersahabat dan akrab, sehingga diantara kepala sekolah dan guru lebih bisa terbuka yang tentunya dapat memperkecil jarak birokrasi antara ia sebagai pemimpin pembelajaran dengan guru yang dipimpinnya.14
Sedangkan untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat supervisor dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di MTsN Langkapan Srengat Blitar penulis melakukan interview dengan kepala sekolah dan guru. Dari kepala sekolah diperoleh keterangan bahwa yang menjadi penghambatnya adalah kegiatan tersebut dapat menyita waktu guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, selain itu apabila supervisor akan memberi supervisi kepada guru, mereka terhalang oleh adanya kegiatan-kegiatan/tugas akademik lain.15 Sedangkan dari hasil interview dengan
guru-guru diperoleh keterangan bahwa yang menjadi penghambat sehingga pelaksanaan supervisi menjadi kurang efektif adalah karena waktu yang terbatas, sehingga pelayanan bimbingan dan pengarahan dari masalah yang dihadapi guru kurang maksimal.16
Selain itu, dari hasil observasi yang penulis lakukan, diketahui bahwa yang menjadi penghambat selain keterangan kepala sekolah dan guru 14Lingkungan Sekolah, Observasi, Rabu, 16 Juni 2010, Jam 09.00-11.00 WIB
15Nur Huda, Interview, Selasa, 18 Mei 2010, Jam 08.15-09.00 WIB 16Dewi Husna, Interview, Senin 17 Mei 2010, Jam 09.40 WIB
(23)
di atas adalah juga dikarenakan banyaknya acara yang melibatkan anak pada berbagai kegiatan dinas sehingga mengganggu kegiatan belajar, serta panggilan rapat dinas mendadak yang harus diikuti, sehingga menelantarkan kegiatan hari itu yang terpaksa ditinggalkan.17
C. Temuan dan Pembahasan Penelitian
Dari seluruh data yang penulis kumpulkan di lapangan dan penulis sajikan, tahap selanjutnya yang akan penulis lakukan adalah menganalisis data. Data-data tersebut akan penulis analisis dengan analisis data deskriptif, induktif kulitatif yang dilakukan dengan pola berfikir rasional.
1. Temuan tentang upaya supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di MTsN Langkapan Srengat Blitar.
a. Meningkatkan kualitas guru
Pendidik adalah orang yang paling bertanggung jawab menyampaikan materi pelajaran dan membentuk kepribadian seorang peserta didik yang pada akhirnya memiliki kepribadian yang utama. Sehingga untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, tentunya kualitas guru juga harus diperhatikan.
Sebagai seorang supervisor sekaligus kepala sekolah, beliau harus memperhatikan hal tersebut, misalnya dengan memberikan pelayanan, bimbingan, dukungan, penyuluhan, saran dan kritik untuk menunjang profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan kualitas 17Lingkungan Sekolah, Observasi, Rabu, 16 Juni 2010, Jam 09.00-11.00 WIB
(24)
pembelajaran. Upaya yang ditempuh bapak Nur Huda seperti yang beliau ungkapkan pada peneliti misalnya dengan mengadakan pelatihan kepada guru-guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran, mengadakan studi banding ke lembaga yang lebih bermutu, serta menambah kelengkapan sarana dan prasarana.18
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran
Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menekankan pada materi yang diberikan guru kepada siswa, misalnya dari metode, media, alat, dan evaluasi pendidikan agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai secara efektif.
c. Meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana
Srana dan prasarana adalah segala sesuatu yang digunakan dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Penulis mendapatkan data tentang sarana dan prasarana sebagai pendukung upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, misalnya adanya laboratorium komputer, laboratorium IPA, perpustakaan, alat pembelajaran, serta hal-hal lain yang mendukung peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Temuan tentang faktor pendukung dan penghambat supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
(25)
a. Faktor pendukung supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Dari hasil temuan yang penulis peroleh mengenai faktor pendukung supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di MTsN Langkapan Srengat Blitar, yaitu :
1) Adanya alat sarana dan prasarana yang mendukung. 2) Motivasi kerja guru yang tinggi.
3) Kepemimpinan yang kondusif mengakomodasi kemauan stafnya. 4) Tenaga-tenaga dari para guru dan tenaga kantor yang juga ikut
mendukung.
b. Faktor penghambat supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Sedangkan dari hasil temuan yang penulis peroleh mengenai faktor penghambat supervisor dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di MTsN Langkapan Srengat Blitar, yaitu :
1) Menyita waktu guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. 2) Apabila supervisor akan memberi supervisi kepada guru, mereka
terhalang oleh adanya kegiatan-kegiatan/tugas akademik lain.
3) Banyaknya acara yang melibatkan anak pada berbagai kegiatan dinas sehingga mengganggu kegiatan belajar.
4) Panggilan rapat dinas mendadak yang harus diikuti, sehingga menyebabkan terlantarnya kegiatan hari itu yang terpaksa ditinggalkan.
(26)
RINGKASAN DATA HASIL INTERVIEW,
OBSERVASI DAN DOKUMENTSI
Hari, Tanggal : Senin, 10 Mei 2010
Jam : 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Bapak Nur Huda adalah kepala sekolah MTsN Langkapan Srengat Blitar, beliau menuturkan bahwa “Kegiatan supervisi pendidikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena dalam kegiatan tersebut dapat meningkatkan profesionalisme guru. Guru diberikan pengarahan, motifasi, dan pembinaan komitmennya sebagai seorang guru”. Namun sayangnya pertanyaan saya hanya sampai disitu saja, karena beliau ada panggilan rapat mendadak.
Hari, Tanggal : Senin, 10 Mei 2010
Jam : 09.30 WIB
Lokasi : Kantor Kepala Sekolah
Teknik : Observasi
Hari ini saya berangkat pagi, dengan harapan dapat menginterview bapak kepala sekolah, namun dikarenakan beliau ada rapat mendadak, jadi saya hanya bisa berbincang-bincang sebentar saja. Namun saya tidak kecewa karena saya mendapatkan data mengenai fungsi dan tugas kepala sekolah dalam menyelenggarakan supervise. Data tersebut ditulis dipapan yang digantung didinding ruang kepala sekolah, data tersebut, yaitu :
Proses belajar mengajar
Kegiatan bimbingan dan konseling
Kegiatan ekstra kurikuler
Kegiatan ketatausahaan
Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait
Sarana dan prasarana
Kegiatan OSIS
Kegiatan 7K ( keamanan, keindahan, kekeluargaan, ketertiban, kebersihan, kenyamanan, dan kerindangan )
(27)
Selain data tersebut, saya juga mendapatkan data mengenai program kerja kepala sekolah sebagai supervisor, yaitu :
No. Aspek Indikator
1. Kemampuan menyusun program
supervisi.
c. Memiliki program supervisi kegiatan belajar mengajar dan bimbingan konseling.
d. Memiliki program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler.
2. Kemampuan melaksanakan
supervisi.
d. Memiliki program supervisi kelas (klinis). e. Melaksanakan program supervisi dadakan
(klinis).
f. Melaksanakan program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler.
3. Menggunakan hasil supervisi. c. Memanfaatkan hasil supervisi untuk
meningkatkan kualitas guru dan karyawan. d. Memanfaatkan hasil supervisi untuk
mengembangkan sekolah.
Hari, Tanggal : Selasa, 11 Mei 2010
Jam : 10.45 WIB
Sumber : Bapak Nur Aziz
Teknik : Interview
Bapak Nur Aziz adalah guru mata pelajaran Qur’an Hadist di MTsN Langkapan Srengat Blitar, beliau mengemukakan mengenai tanggapannya terhadap kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan kepala sekolah selaku supervisor, “Tanggapan saya dengan adanya kegiatan supervisi sangat positif, karena kegiatan seperti itu dapat mengarahkan dan memberi motifvasi guru dengan baik dalam kegiatan pembelajaran. Kalau rutin tidaknya, ya secara prosedural atau sesuai jadwal saya rutin mengikuti supervisi, tapi kalau pas ada suatu kegiatan atau permasalahan yang sifatnya mendadak, ya segera saya sampaikan meskipun itu tidak pas jadwalnya dilakukan supervisi”.
(28)
Hari, Tanggal : Jum’at, 14 Mei 2010
Jam : 09.35 WIB
Sumber : Ibu Siti Artilah
Teknik : Interview
Ibu Siti Artilah adalah guru mata pelajaran SKI di MTsN Langkapan Srengat Blitar, beliau menuturkan bahwa “solusi yang diberikan Pak Huda selama ini selalu memberikan saran pemecahan terhadap masalah yang saya hadapi, dan alhamdulillah saran-saran tersebut sangat membantu dalam meningkatkan profesionalisme saya sebagai seorang guru”.
Hari, Tanggal : Senin, 17 Mei 2010
Jam : 09.40 WIB
Sumber : Dewi Husna
Teknik : Interview
Ibu Dewi Husna adalah guru mata pelajaran Fiqh di MTsN Langkapan Srengat Blitar, ketika saya menanyakan mengenai tanggapan beliau mengenai faktor penghambat dalam kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah selaku supervisor, adalah bahwa “Menurut saya yang menjadi penghambat sehingga pelaksanaan supervisi menjadi kurang efektif adalah karena waktu yang terbatas, sehingga pelayanan bimbingan dan pengarahan dari masalah yang dihadapi guru kurang maksimal”.
(29)
Hari, Tanggal : Senin, 17 Mei 2010
Jam : 11.00 WIB
Sumber : Bapak Nazilul Farkhan
Teknik : Interview
Bapak Nazilul Farkhan adalah guru mata pelajaran shorof di MTsN Langkapan Srengat Blitar, terkait dengan pertanyaan saya mengenai sesering apa beliau menemui supervisor, beliau mengemukakan bahawa “Kalau saya sich biasanya apabila saya sedang ada keluhan tentang pembelajaran jarang saya ungkapkan di forum, saya lebih sering mengungkapkannya sewaktu ngobrol santai dengan pak Huda, jadi nggak terlalu formal dan kaku gitu mbak, karena menurut saya itu lebih nyaman”.
Hari, Tanggal : Senin, 17 Mei 2010
Jam : 11.30 WIB
Sumber : Bapak Suparli
Teknik : Interview
Bapak Suparli adalah guru mata pelajaran B. Indonesia di MTsN Langkapan Srengat Blitar, terkait dengan pertanyaan saya mengenai respon beliau mengenai kegiatan supervisi, beliau menuturkan bahwa “Menurut saya, selama ini kegiatan supervisi memberikan dampak yang positif, dan mendukung kearah perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik”.
(30)
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Hari ini saya bergegas menuju lokasi dengan harapan bapak Nur Huda tidak sibuk seperti kemarin, ketika saya sampai di lokasi, alhamdulillah tidak berapa lama beliau pun datang, dan nampaknya beliau sudah dapat mengerti maksud saya dan mempersilakan saya masuk keruangannya. Dalam wawancara saya menanyakan mengenai strategi beliau menyupervisi guru-guru, beliau menuturkan bahwa “Strategi saya dalam menyupervisi yaitu dengan mengumpulkan seluruh guru mata pelajaran yang ada, ataupun dibuat jadwal supervisi bagi guru yang dimonitor, dan kadang-kadang juga saya lakukan dengan cara mendadak”.
(31)
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Pada hari yang sama, saya juga menanyakan kepada Bapak Nur Huda mengenai cara menyupervisi guru yang biasa beliau lakukan , beliau mengungkapkan “Caranya dengan melihat guru secara langsung dalam menyajikan program pembelajaran, atau dengan melihat kegiatan-kegiatan para guru baik secara dekat maupun jauh, dan terkadang juga interview secara langsung tapi sambil ngobrol santai”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Dihari yang sama, Bapak Nur Huda menuturkan bahwa “Agar kegiatan supervisi dapat efektif dimulai dengan hubungan awal yang akrab dan bersahabat antara saya selaku kepala sekolah dan guru, dari situ dapat dilihat dengan mudah mekanisme guru dalam menyajikan program pembelajaran baik secara langsung maupun tidak, sehingga saya bisa mengetahui bantuan seperti apa yang dibutuhkan oleh guru tersebut”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Dihari yang sama saya juga menanyakan tentang guru yang perlu memperoleh prioritas mendapatkan supervisi, terkait hal tersebut bapak Nur Huda mengungkapkan bahwa “Tentunya yang menjadi prioritas adalah guru yang kurang bisa menguasai mata pelajaran yang mereka ampu, bisa juga guru yang kurang disiplin, serta guru yang kurang memiliki loyalitas pada lembaga”
(32)
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Dalam kesempatan yang sama, bapak Nur Huda juga menuturkan “Terkait tugas saya sebagai supervisor pendidikan, saya selalu berusaha memberikan pelayanan berupa bimbingan dan pengarahan kepada para guru dalam usaha memperbaiki mutu mengajar dan meningkatkan profesionalismenya, namun terkadang saya menemui suatu masalah ataupun hambatan dari usaha tersebut yang sulit ditemukan titik terangnya, apabila itu terjadi maka saya akan berkoordinasi bersama para wakil kepala sekolah, namun apabila belum menemui titik terang juga, pemecahan masalah tersebut saya koordinasikan antara dewan guru bersama komite sekolah, dengan harapan dapat menemui titik terang demi kebaikan bersama”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Pada kesempatan yang sama, saya juga menanyakan mengenai faktor pendukung bapak Nur Huda dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisor, beliau menuturkan bahwa “Kalau faktor yang mendukung adalah dengan adanya alat sarana dan prasarana yang tentunya mendukung, serta tenaga-tenaga dari para guru dan tenaga kantor yang lain yang tentunya mendukung upaya yang saya lakukan sebagai supervisor”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Dalam kesempatan yang sama saya juga menanyakan mengenai faktor penghambat dalam kegiatan supervisi kepada bapak Nur Huda, beliau menuturkan bahwa “Sedangkan kalau kegiatan yang menghambat, kegiatan tersebut bisa menyita waktu guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, selain itu apabila saya akan memberi supervisi kepada guru, kadang mereka terhalang oleh adanya kegiatan-kegiatan/tugas akademik lain”.
(33)
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Dalam kesempatan yang sama juga saya tanyakan mengenai upaya yang dilakukan bapak Nur Huda dalam upayanya meningkatkan kualitas guru dalam kaitannya sebagai supervisor beliau mengungkapkan bahwa “Upaya saya terkait hal tersebut misalnya dengan mengadakan pelatihan kepada guru-guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran, mengadakan studi banding ke lembaga yang lebih bermutu, serta menambah kelengkapan sarana dan prasarana.
Hari, Tanggal : Rabu, 16 Juni 2010
Jam : 08.30-11.00 WIB
Lokasi : Lingkungan MTsN Langkapan Srengat Blitar
Teknik : Observasi
Dari informasi yang saya dapatkan bahwa hari ini kepala sekolah dan guru-gru MTsN Langkapan Srengat Blitar akan mengadakan rapat. Maka saya pun datang ke lokasi untuk mengamati kegiatan supervisi yang dilakukan pada rapat tersebut. Dari hasil penelitian peneliti yang juga telah diamati pada waktu-waktu sebelumnya, saya mengambil kesimpulan bahwa faktor pendukung kegiatan supervisi di sekolah tersebut adalah dari ini kepemimpinan kepala sekolah yang kondusif mengakomodasi kemauan stafnya, motifasi kerja guru yang tinggi, serta lingkungan di sekolah yang juga turut mendukung terhadap upaya supervisor dalam peningkatan kualitas pembelajaran, dan juga yang tidak boleh dilupakan adalah adanya hubungan yang baik antara guru dengan kepala sekolah yang menciptakan suasana yang bersahabat dan akrab, sehingga diantara kepala sekolah dan guru lebih bisa terbuka yang tentunya dapat memperkecil jarak birokrasi antara ia sebagai pemimpin pembelajaran dengan guru yang dipimpinnya.
(34)
Hari, Tanggal : Rabu, 16 Juni 2010
Jam : 08.30-11.00 WIB
Lokasi : Lingkungan MTsN Langkapan Srengat Blitar
Teknik : Observasi
Pada kesempatan yang sama, di samping peneliti melakukan penelitian terhadap faktor pendukung kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan kepala sekolah selaku supervisor, peneliti juga meneliti faktor yang menjadi penghambatnya dan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang menjadi penghambat adalah karena banyaknya acara yang melibatkan anak pada berbagai kegiatan dinas sehingga mengganggu kegiatan belajar, serta panggilan rapat dinas mendadak yang harus diikuti, sehingga menelantarkan kegiatan hari itu yang terpaksa ditinggalkan.
(1)
Bapak Nazilul Farkhan adalah guru mata pelajaran shorof di MTsN Langkapan Srengat Blitar, terkait dengan pertanyaan saya mengenai sesering apa beliau menemui supervisor, beliau mengemukakan bahawa “Kalau saya sich biasanya apabila saya sedang ada keluhan tentang pembelajaran jarang saya ungkapkan di forum, saya lebih sering mengungkapkannya sewaktu ngobrol santai dengan pak Huda, jadi nggak terlalu formal dan kaku gitu mbak, karena menurut saya itu lebih nyaman”.
Hari, Tanggal : Senin, 17 Mei 2010
Jam : 11.30 WIB
Sumber : Bapak Suparli
Teknik : Interview
Bapak Suparli adalah guru mata pelajaran B. Indonesia di MTsN Langkapan Srengat Blitar, terkait dengan pertanyaan saya mengenai respon beliau mengenai kegiatan supervisi, beliau menuturkan bahwa “Menurut saya, selama ini kegiatan supervisi memberikan dampak yang positif, dan mendukung kearah perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan kearah yang lebih baik”.
(2)
Hari ini saya bergegas menuju lokasi dengan harapan bapak Nur Huda tidak sibuk seperti kemarin, ketika saya sampai di lokasi, alhamdulillah tidak berapa lama beliau pun datang, dan nampaknya beliau sudah dapat mengerti maksud saya dan mempersilakan saya masuk keruangannya. Dalam wawancara saya menanyakan mengenai strategi beliau menyupervisi guru-guru, beliau menuturkan bahwa “Strategi saya dalam menyupervisi yaitu dengan mengumpulkan seluruh guru mata pelajaran yang ada, ataupun dibuat jadwal supervisi bagi guru yang dimonitor, dan kadang-kadang juga saya lakukan dengan cara mendadak”.
(3)
Pada hari yang sama, saya juga menanyakan kepada Bapak Nur Huda mengenai cara menyupervisi guru yang biasa beliau lakukan , beliau mengungkapkan “Caranya dengan melihat guru secara langsung dalam menyajikan program pembelajaran, atau dengan melihat kegiatan-kegiatan para guru baik secara dekat maupun jauh, dan terkadang juga interview secara langsung tapi sambil ngobrol santai”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Dihari yang sama, Bapak Nur Huda menuturkan bahwa “Agar kegiatan supervisi dapat efektif dimulai dengan hubungan awal yang akrab dan bersahabat antara saya selaku kepala sekolah dan guru, dari situ dapat dilihat dengan mudah mekanisme guru dalam menyajikan program pembelajaran baik secara langsung maupun tidak, sehingga saya bisa mengetahui bantuan seperti apa yang dibutuhkan oleh guru tersebut”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Dihari yang sama saya juga menanyakan tentang guru yang perlu memperoleh prioritas mendapatkan supervisi, terkait hal tersebut bapak Nur Huda mengungkapkan bahwa “Tentunya yang menjadi prioritas adalah guru yang kurang bisa menguasai mata pelajaran yang mereka ampu, bisa juga guru yang kurang disiplin, serta guru yang kurang memiliki loyalitas pada lembaga”
(4)
Dalam kesempatan yang sama, bapak Nur Huda juga menuturkan “Terkait tugas saya sebagai supervisor pendidikan, saya selalu berusaha memberikan pelayanan berupa bimbingan dan pengarahan kepada para guru dalam usaha memperbaiki mutu mengajar dan meningkatkan profesionalismenya, namun terkadang saya menemui suatu masalah ataupun hambatan dari usaha tersebut yang sulit ditemukan titik terangnya, apabila itu terjadi maka saya akan berkoordinasi bersama para wakil kepala sekolah, namun apabila belum menemui titik terang juga, pemecahan masalah tersebut saya koordinasikan antara dewan guru bersama komite sekolah, dengan harapan dapat menemui titik terang demi kebaikan bersama”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Pada kesempatan yang sama, saya juga menanyakan mengenai faktor pendukung bapak Nur Huda dalam melaksanakan tugasnya sebagai supervisor, beliau menuturkan bahwa “Kalau faktor yang mendukung adalah dengan adanya alat sarana dan prasarana yang tentunya mendukung, serta tenaga-tenaga dari para guru dan tenaga kantor yang lain yang tentunya mendukung upaya yang saya lakukan sebagai supervisor”.
Hari, Tanggal : Selasa, 18 Mei 2010
Jam : 08.15 – 09.00 WIB
Sumber : Bapak Nur Huda
Teknik : Interview
Dalam kesempatan yang sama saya juga menanyakan mengenai faktor penghambat dalam kegiatan supervisi kepada bapak Nur Huda, beliau menuturkan bahwa “Sedangkan kalau kegiatan yang menghambat, kegiatan tersebut bisa menyita waktu guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, selain itu apabila saya akan memberi supervisi kepada guru, kadang mereka terhalang oleh adanya kegiatan-kegiatan/tugas akademik lain”.
(5)
Dalam kesempatan yang sama juga saya tanyakan mengenai upaya yang dilakukan bapak Nur Huda dalam upayanya meningkatkan kualitas guru dalam kaitannya sebagai supervisor beliau mengungkapkan bahwa “Upaya saya terkait hal tersebut misalnya dengan mengadakan pelatihan kepada guru-guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran, mengadakan studi banding ke lembaga yang lebih bermutu, serta menambah kelengkapan sarana dan prasarana.
Hari, Tanggal : Rabu, 16 Juni 2010
Jam : 08.30-11.00 WIB
Lokasi : Lingkungan MTsN Langkapan Srengat Blitar
Teknik : Observasi
Dari informasi yang saya dapatkan bahwa hari ini kepala sekolah dan guru-gru MTsN Langkapan Srengat Blitar akan mengadakan rapat. Maka saya pun datang ke lokasi untuk mengamati kegiatan supervisi yang dilakukan pada rapat tersebut. Dari hasil penelitian peneliti yang juga telah diamati pada waktu-waktu sebelumnya, saya mengambil kesimpulan bahwa faktor pendukung kegiatan supervisi di sekolah tersebut adalah dari ini kepemimpinan kepala sekolah yang kondusif mengakomodasi kemauan stafnya, motifasi kerja guru yang tinggi, serta lingkungan di sekolah yang juga turut mendukung terhadap upaya supervisor dalam peningkatan kualitas pembelajaran, dan juga yang tidak boleh dilupakan adalah adanya hubungan yang baik antara guru dengan kepala sekolah yang menciptakan suasana yang bersahabat dan akrab, sehingga diantara kepala sekolah dan guru lebih bisa terbuka yang tentunya dapat memperkecil jarak birokrasi antara ia sebagai pemimpin pembelajaran dengan guru yang dipimpinnya.
(6)
Pada kesempatan yang sama, di samping peneliti melakukan penelitian terhadap faktor pendukung kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan kepala sekolah selaku supervisor, peneliti juga meneliti faktor yang menjadi penghambatnya dan dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang menjadi penghambat adalah karena banyaknya acara yang melibatkan anak pada berbagai kegiatan dinas sehingga mengganggu kegiatan belajar, serta panggilan rapat dinas mendadak yang harus diikuti, sehingga menelantarkan kegiatan hari itu yang terpaksa ditinggalkan.