BAB IV HASIL PENELITIAN - BAB IV

33

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pada saat penelitian dilakukan penulis ragu apakah penelitian ini akan
berhasil apa tidak, karena akan membuka cerita masa lalu bagi subjek. Hal inilah
yang menjadi pertimbangan penulis bagaimana menggunakan kalimat pertanyaan
yang tidak membuat subjek merasa tidak nyaman untuk menjawabnya.
Atas pertimbangan tersebut penulis harus melakukan wawancara dan
observasi memerlukan waktu yang lama dan penulis juga harus mencari waktu
dan kondisi yang tepat untuk mewawancara subjek.
1.
a.

b.

Subjek
Identitas Subjek
Nama


:Y

Usia

: 46 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat/ Tanggal Lahir

: Bogor, 16 juni 1959

Pendidikan

: SLTP

Anak Ke


:3

Suku Bangsa

: Sunda

Gambaran umum subjek

1)

Pelaksanaan Observasi
Wawancara I
Tanggal

: 12 Agustus 2005

Waktu

: 08.00 - selesai


Tempat

: Rumah Subjek (Cikampek)

Wawancara II

34

Tanggal

: 16 Agustus 2005

Waktu

: 10.00 - selesai

Tempat

: Rumah Subjek (Cikampek)


Wawancara III

2)
a)

Tanggal

: 21 Agustus 2005

Waktu

: 08.00 - selesai

Tempat

: Rumah Subjek (Cikampek)

Hasil Obsevervasi
Setting
Pada saat peneliti melakukan observasi pertama kali di tempat tinggal


subjek, yaitu di Cikampek. Pada saat observasi dilakukan berdua yaitu antara
obsever dan subjek. Obsevasi dilakukan di kamar subjek yang berukuan 5 x 5
meter, dan tedapat tempat tidur diatas tempat tidur terdapat mukena dan Al Qur’an
yang telah dapakai subjek untuk melaksanakan solat dhuha, meja rias, lemari
pakaian. Suasana kamar terlihat nyaman dan tenang. Di ruang tengah terdapat
foto subjek semasa muda yang terpajang mengenakan kebaya, dan di ruang tamu
terdapat juga foto bersama anaknya serta banyak ditempel juga beberapa lukisan
kaligerafi di dinding. Dapur subjek terlihat peralatan dapur yang lengkap
dikarenakan subjek mempunyai usaha catering yang ditekuninya hampir 20 tahun.
b)

Subjek
Pada saat peneliti melakukan observasi pertama di rumah subjek, terlihat

penampilanya anggun dan keibuan busana muslim yang panjang berwarna putih
dengan motif bunga-bunga kecil berwarna merah karena subjek mempunyai kulit
putih dan mempunyai berat badan 55kg begitu serasi karena memang busana
muslim sudah menjadi busana keseharian subjek pakai. Pada saat diwawancarai
subjek duduk diranjang sambil membersihkan tempat tidur dan kamar karena

selesai melaksanakan salat dhuha , sesekali subjek melipat kain pakaian dan
menulis susunan menu makanan sepertinya subjek sedang menerima orderan
catering yang cukup banyak terlihat dari adanya beberapa tumpukan bok makanan
yang disususn dipinggir pintu kamar subjek. Disaat menceritakan tentang

35

kehidupan dan keluarganya subjek menceritakan dengan antusias dan terkadang
subjek berubah sedih ini ditandai dengan subjek mengerutkan keningnya sesekali
subjek meneteskan air mata , tetapi tidak berlangsung lama kemudian suasana
kembali seperti semula yang penuh semangat dan harapan. Diantara ruang kamar
subjek terdapat hasil kerajian tangan yaitu setrimin hasil karya subjek yang di
pajang di diding kamarnya karena subjek senang dengan kerajinan setrimin dan
kaligerafi, dilakukan dikala santai dan tidak ada orderan catering, ruangan terlihat
rapi dan bersih subjek mengaku bahwa subjek tidak betah kotor dan debu terlihat
kaca jendela yang mengkilap dan bersih. Subjek juga menceritakan jika lagi ada
orderan catering subjek sangat sibuk karena harus harus turun langsung ke dapur
maklumlah subjek tidak bayak mempunyai karyawan hanya ada 4 orang ibu
rumah tangga yang berasal dari keluarga yang sangat sederhana, hubungan subjek
dengan karyawannya sangat dekat seperti saudara, hal inidapat


terlihat dari

adanya jadwal pengajian rutin yang diselenggarakan antara subjek dan karyawan
di rumah subjek setiap seminggu dua kali.
c. Wawancara
1)

Pelaksaan wawancara
Wawancara I
Tanggal

: 12 Agustus 2005

Waktu

: 08.00 - selesai

Tempat


: Rumah Subjek (Cikampek)

Wawancara II
Tanggal

: 16 Agustus 2005

Waktu

: 10.00 - selesai

Tempat

: Rumah Subjek (Cikampek)

Wawancara III
Tanggal

: 21 Agustus 2005


Waktu

: 08.00 - selesai

Tempat

: Rumah Subjek (Cikampek)

36

2)
a)

Hasil Wawancara
Latar Belakang Subjek
Subjek adalah seorang wanita yang berumur 46 tahun. Ayah ibu berasal

suku Sunda. Subjek adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Subjek berasal dari
keluarga yang sederhana.
“ Usia sekarang adalah 46 tahun. Saya adalah anak ketiga dari empat

berasudara. Saya berasal dari suku sunda dan saya berasal dari keluarga yang
sederhana. “
Subjek mengaku hubungan dengan keluarganya sangat baik dan penuh
kasih sayang. Kedua orang tuanya sangat menyayangi subjek. Meskipun subjek
lebih banyak menghabiskan waktunya dengan ibunya dikarenakan ayah subjek
bekerja sebagai supir yang selalu keluar kota tapi komunikasi diantara anakanakanya sangat baik.
“ Saya dari kecil dekat dengan ibu saya karena ayah saya jarang di
rumah karena harus bekerja sebagai supir diluar kota tapi meskipun ayah saya
jarang ketemu dia amat sangat menyayangi saya”
Subjek mulai mengenal masa pacaran waktu duduk dibangku sekolah
SLTP, pada waktu itu umur subjek baru 15 tahun subjek berkenalan dengan
seorang laki-laki tampan dan menjadi pacarnya.
“Saya mulai pacaran ketika SLTP, sejak saat itu mengenal laki-laki dan
menemukan sang pacar yang ganteng”
b)

Latar belakang hubungan pacaran subjek.
Subjek bertemu dengan pacarnya dikenalkan oleh salah satu temanya

mainya di sebuah acara lomba 17 agustusan . Pacar subjek adalah seorang

mahasiswa perguruan tinggi di kota bandung. Semenjak perkenalan itu subjek dan
kekasihnya hubungan lebih akrab.
“ saya pertama kali mengenalnya dikenalkan oleh teman, saya senang
sekali karena baru pertama jatuh cinta apalagi dia seorang mahasiswa ada

37

kebanggaan sekali pada waktu itu mempunyai pacar seorang mahasiswa,
akhirnya saya memutuskan untuk pacaran denganya”
Subjek mengaku kedua orang tuanya mengetahui hubunganya dengan
pacarnya bahkan subjek selalu membawa pacarnya kerumahnya. Subjek juga
bertutur kedua orang tuanya tidak melarang hubunganya, kedua orang tuanya
bangga bahwa anaknya mempuanyai pacar mahasiswa.
“ Kedua orang tua saya mengetahui hubungan kami. Mereka amat
senang dan ramah kalau dia main ke rumah…euuu..mungkin karena dia seorang
mahasiswa dan punya wajah yang tampan.
Subjek menjalani pacaran hampir dua tahun. seiring berjalanya waktu dan
subjek lulus dari sekolahnya. Subjek tidak melanjutkan sekolahnya ke SLTA
karena kekurangan biaya jadi tidak ada kegiatan yang dilakukan. Subjek lebih
banyak menghabiskan waktunya di rumah apalagi ibu subjek tinggal sendiri
karena adik bungsu subjek meninggal dunia.Hubungan subjek dengan pacar
makin akrab dan lebih sering ketemu. apalagi ayah subjek kerja di luar kota dan
saudara-saudara sudah berkeluaraga terpisah jauh dengan tempat tinggal subjek,
pertemuan itu dilakukan tidak selalu di rumah lebih sering diluar rumah dan
diluar pengetahuan kedua orang tuanya. Bahkan subjek pernah menginap di
sebuah villa bersama sang pacar dari situlah sebuah dosa yang menurut subjek
tidak pernah terpupus dalam hidupnya.
“ Selepas saya lulus dari SLTP, saya tidak melanjutkan sekolah ke SLTA
karena kekurangan biaya. Adik saya meninggal dunia pada usia yang masih
kecil. Jadi waktu saya lebih banyak dihabiskan di rumah. Hubungan dengan
pacar makin akrab, mungkin tidak ada yang mengkontrol karena ayah kerja di
luar kota dan saudara-saudara sudah berkeluarga dan bertempat tinggal jauh
dari rumah.. Saya lebih sering ketemu dengan dia diluar rumah, kadang-kadang
kedua orang tua tidak mengetahuinya, saya juga pernah menginap di sebuah villa
di daerah bogor…ehhh… dari situ aku melakukan hal yang dilarang oleh agama,
dan dari situlah awal malapetaka itu terjadi.”
Subjek mengaku hubungan itu semakin lama semakin akrab, hubungan
subjek yang dilarang itu dilakukan lebih dari satu kali. Subjek juga merasa
menyesal tapi tidak bisa menolak ajakan sang pacar untuk berbuat layaknya

38

pasangan suami istri karena dengan rasa cinta dan sayang yang besar subjek rela
menyerahkan kesucianyanya tampa memikirkan resiko yang akan terjadi.
“Saya melakukan dosa itu lebih dari 1 kali, saya sangat mencintainya
jadi saya tidak mampu untuk menolaknya. Mungkin karna terbawa suasana jadi
saya rela meyerahkan keperawanan saya kepadanya tampa berpikir panjang dan
berfikir akan terjadi kehamilan.”
Subjek mengatakan kejadian itu terus berulang dan sampai suatu ketika
subjek mengalami keadaan dimana subjek telat datang bulan. Subjek merasa
takut

dan bingung

akhirnya

subjek memutuskan

untuk memeriksakan

kandungannya seorang diri tampa ditemanai oleh siapapun ke dukun beranak
karna tempat tinggal subjek bisa di bilang kampung jarang ada dokter pada waktu
itu. Subjek dikatakan sedang mengandung 3 bulan jalan.
“ saya bingung takut karena saya telat datang bulan. Saya memberanikan
diri untuk memeriksakan kandungan saya ke dukun beranak yang ada di kampung
saya. Saya mempunyai firasat yang tak enak karena saya sadar telah berbuat
dosa. Firasat saya benar ternyata di kandungan saya telah berisi seorang bayi…
ternyata memang benar saya hamil.”
Subjek merasa kaget, binggung, takut ketika mendengar bahwa dirinya
sedang hamil sedangkan subjek belum menikah. Terlebih lagi subjek sudah tidak
bertemu dengan pacarnya sudah 4 bulan karena lagi sibuk menyelesaikan tugas
kuliah. Biasanya subjek hampir 3 kali dalam 1 minggu bertemu denganya.
“ saya bingung, takut bigitu tahu kalau saya hamil, saya belum menikah
apalagi saya sudah lama tidak ketemu denganya selama beberapa bulan, saya
semakin bingung dan takut bagaimana menghadapi semua ini. “
Subjek merasa dirinya terhimpit. Subjek kalut dan bingung begitu bertemu
dengan kekasihnya subjek menceritakan tentang jabang bayi yang dikandungnya
tetapi pacarnya beinisiatif untuk menggurkan kandunganya karena merasa dirinya
tidak siap menjadi seorang ayah dan belum menyelesaikan kuliahnya.
“ saya binggung dan takut mengalami situasi ini. Saya begitu shock
mendengar pacar saya menyuruh untuk menggugurkan kandungan ini. dengan
alasan tidak siap menjadi seorang ayah.”

39

Subjek berkata, subjek menuruti perintah pacarnya dengan mendatangi
dukun beranak untuk digugurkan akan tetapi dukun mengatakan bahwa
kandunganya sudah berumur dan beresiko bila digugurkan. Dukun hanya
memberikan ramuan untuk peluntur saja walaupun tidak membuahkan hasil.
“Saya sempat mendatangi dukun untuk menggugurkan kandungan saya
tapi dukunnya menolak karena usia sudah berumur…dukun hanya memberikan
sebuah ramuan kepada saya untuk diminum walaupun tampa hasil.”
Subjek mengatakan ini adalah resiko yang harus ditanggung akibat
perbuatan yang telah dilakukan.
“ saya menyadari apa yang telah saya alami….dan saya harus
menanggung segala resikonya meskipun dipikul sendiri.”
Subjek mengaku tidak mau berbuat dosa untuk yang kedua kalinya dengan
menggurkan kandunganya yang tengah berumur 3 bulan, meskipun pacarnya
menyuruhnya untuk digugurkan subjek tetap ingin mempertahankan kandunganya
karena takut akan dosa meskipun harus menanggung malu dan aib.
“ yaa….. dia tetap menyuruh saya untuk menggurkan kandungan ini, tapi
saya menolaknya karena saya tidak mau berbuat dosa untuk yang kedua kalinya,
meskipun saya harus malu hamil diluar nikah.”
Subjek mengaku kandunganya semakin membesar dan tidak mampu untuk
ditutupi. Akhirnya subjek berterus terang kepada kedua orang tuanya terhadap
kondisi yang terjadi, betapa terpukul dan kecewa

perasan orangtua dan

keluarganya. mendengar penjelasan subjek. ditambah pacarnya tersebut tidak
bersedia bertanggungjawab atas perbuatan yang telah dilakukan..
“Saya tak tahan harus merahasiakan kehamilan ini akhirnya saya
berterus terang kepada kedua orang tua kalau saat sedang hamil. Reaksi mereka
terkejut dan sangat marah apalagi kekasih saya tidak mau bertanggung jawab
atas perbuatanya. saya sadar apa yang terjadi saat ini merupakan kesalahn dan
resiko yang harus ditanggung dan dijalani. Saya bersyukur keluarga dapat
menerima kondisi ini dan memaafkan kesalahan saya serta mendukung keputusan
untuk mempertahankan kehamilan ini.”
Setelah subjek mengambil keputusan untuk menjaga kandunganya sampai
nantinya melahirkan dan membesarkan. Berarti dimasa kehamilan subjek harus

40

benar-benar menjaga kondisi kesehatanya terutama janin yang ada dalam
kadunganya dari pantangan-pantangan yang akan membahayakan kandunganya.
Selama hamil subjek tidak melakukan pantangan-pantangan dan tidak pernah
memeriksakan kandunganya ke dokter melainkan cukup dengan paraji (dukun
beranak) saja. Subjek juga mengatakan tidak mengalami gangguan-gangguan
yang berarti hanya saja subjek merasa cepat lelah dan letih. Dengan hamil
aktivitas subjek tidak terganggu karena memang subjek sebelumya lebih banyak
tinggal di rumah serta jarang bergaul dan membuat kandunganya tidak diketahui
banyak orang.
“ selama hamil saya tidak melakukan pantangan-pantangan yang berarti
dan tidak pernah juga memeriksakan kandungan ke dokter cukup dengan paraji
dukun kampung saja. Kehamilan saya tidak mengganggu aktivitas saya karena
saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, terkadang saya merasa cepat
capek dan letih tapi saya bersyukur kehamilan saya tidak rewel.”
Selama

kehamilan hingga proses melahirkan tidak pernah sekalipun

pacarnya menjenguk dan memberikan biaya. Orang tuanya yang merawat dan
mencukupi semua

kebutuhan selama subjek hamil sampai melahirkan. Dan

sampai kedua orang tua subjek meninggal dunia kekasihnya

tidak pernah

menampakan diri dan ada itekad untuk bertanggung jawab atas perbuatanya.
“ selama saya hamil saya tidak pernah dijenguk oleh pacar saya, saya
tidak pernah mengetahui keberadaan sampai bayi saya lahir orang tua saya
yang merawat dan mencukupi kebutuhan saya sampai akhir hayat mereka.
c)

Single Mother
Kehidupan harus tetap berjalan setelah kedua orang tua subjek meninggal

dunia tinggalah subjek dan anaknya,

subjek sudah harus sudah memikirkan

langkah apa yang harus diambil guna menghidupi dan membesarka anaknya.
“setelah orangtua saya meninggal yang awalnya kehidupan saya
ditopang oleh mereka berdua kini saya harus menanggung dan menjalaninya
sendiri. Saya harus mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan guna untuk
mencukupi kebutuhan hidup.”
Selain subjek berperan sebagai ibu dalam membesarkan anaknya, subjek
juga berperan sebagai ayah dalam memberikan kehidupan bagi anaknya. Peran

41

ganda subjek jalani guna memberikan yang terbaik untuk buah hati
kesayangannya.
“ menjadi ibu sekaligus bapak itulah yang saya jalani dalam hari-hari
bersama anak, meskipun demikian saya selalu ingin memberikan yang terbaik
untuk anak saya.”
Walaupun subyek harus bekerja mencari nafkah seorang diri

tanpa

bantuan dari suaminya, subyek bertekat dan berkeinginan menjadikan anaknya
bisa berguna melebihi dirinya.
“ walau saya harus banting tulang sendiri tidak memutuskan niat saya
untuk menjadikan anaknya berhasil melebihi dirinya, saya ingin sekali…melihat
anak saya sukses dan berhasil.”
Subjek merasa perbuatannya

salah dimasa lalu tidak boleh terulang

kembali dalam hidupnya, dari pengalaman pahit tersebut subyek gunakan dalam
sebagai pelajaran berharga dalam menjaga dan membesarkan anaknya.
“saya selalu mengkontrol pergaulan anak saya, saya takut kejadiaan
masa lalu yang saya alami dirasakan oleh anak saya…saya tidak ingin anak
saya menderita seperti saya, sebisa mungkin saya selalu mengontrol pergaulan
pergaulan anak saya.
Pada saat subjek menjalankan hidup dengan berperan menjadi single
mother yang awalnya tidak terbayang sama sekali harus bersusah payah sendiri.
Tapi justru dari situ subyek menjadi gigih bekerja melawan keadaan (rasa malu)
untuk membesarkan anaknya, seiring dengan berjalannya waktu subjek bisa
menceritakan keadaan yang sebenarnya pada anaknya mengenai status dirinya
yang lahir tanpa ayah dan dengan begitu subjek tidak terbebani lagi.
“ membesarkan anak seorang diri sebelumnya tak pernah terfikir ternyata
bukanlah hal yang mudah juga untuk saya jalani, tapi saya yakin dengan tekad
dan kerja keras pasti bisa meraih kehidupan yang lebih baik.”
d)
1)

Kebermaknaan Hidup
Sumber-sumber makna hidup
(a) Nilai Kreatif

42

Di dalam wawancara subjek menjelaskan bahwa subjek mempunyai
kegemaran memasak, dari kegemaranya itu subjek membuka usaha
catering untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, jika pesenan catering
tidak ada subjek mempergunakan waktu luangnya untuk menyulam dan
membersihkan rumah.
“saya suka masak…yaa saya membuka usaha catering dari usaha itu
saya dapat mencukupi kebutuhan hidup saya dan menyekolahkan anak
saya..alhamdulillah sampe perguruan tinggi meskipun saya harus banting
tulang, kalau sedang tidak ada pesanan saya menyulam atau beres-beres
rumah.. pokoknya saya orangnya gak bisa diem harus ada yang
dikerjakan
(b) Nilai Penghayatan
Subjek selalu ingin berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya,
keluarga dan lingkungan sekitarnya. Subjek selalu ingin memberikan apa
yang subjek mampu karena menurut subjek apa yang dimilikinya
semuanya adalah hanya titipan dari Allah SWT dan dapat diambil kapan
saja jika Allah SWT sudah berkehendak.
“Saya selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak saya,untuk
lingkungan sekitar tempat saya tinggal…..saya akan memberikan apa
yang saya mampu karena semua ini hanya titipan kok..
(c) Nilai bersikap
Subjek menjalani kehidupan ini dengan penuh optimis meskipun dalam
menjalani hidup subjek tidak luput dari cobaan penderitaan namun subjek
menyikapinya dengan ikhlas.
“ Menderita…saya menerima apa adanya hidup ini… tidak selamanya
akan menderita…semuanya ada yang mengatur, saya yakin kebahagiaan
itu pasti datang….
2)

Faktor – faktor

mendukung subjek dalam menemukan makna

hidup
(a) Pemahaman diri
Subjek mengenali kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, salah
satunya merasa tidak begitu sukses dalam pendidikan karena tidak bisa

43

melanjutkan pendidikan ke jenjang SLTA. Namun subjek bersyukur
mempunyai kegemaran memasak dari kelebihan ini subjek dapat
membuka usaha.
“saya sangat mengenali diri saya…kelemahan saya..saya bukan orang
pinter dan gak biasa jadi wanita karier...tapi saya bersyukur diberi
kelebihan dalam memasak sehingga saya dapat membuka usaha dan
dapat mencukupi kebutuhan hidup saya dan keluarga.
(b) Bertindak positif
Subjek dalam keseharian selalu berusaha berbuat baik terhadap sesama,
berusaha bertindak positif dan selalu berusaha meningkatkan hubungan
yang baik dengan lingkungannya.
“ saya bekerja dengan kemampuan yang saya miliki…meskipun saya
seorang single mother saya berusaha memberikan yang terbaik untuk
anak saya…dalam pergaulan di lingkungan sekitar saya mencoba untuk
bersikap ramah dan
mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
meskipun suara sumbang masih terdengar…tapi gak apa-apa biasa…
mungkin lingkungan belum biasa memaklumi setatus saya..tapi saya
harus menerimanya.
(c) Dukungan keluarga
Subjek mengaku dalam menjalani hidup sebagai seorang single mother
tidak lepas dari dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. Kedua orang
tua subjek yang sangat mendukung, memotivasi subjek ketika dalam
keadaan terhimpit agar tetap mempertahankan kehamilanya, melindungi
subjek dari gunjingan masyarakat sekitar yang mengetahui subjek hamil
diluar nikah,memberikan dukungan subjek dalam membuka dan
menjalankan usaha cateringnya.
“ Disaat saya terpuruk alhamdulillah keluarga saya sangat memberikan
dorongan dan motivasi…meskipun mereka kecewa atas perbutan saya
tapi mereka masih menyayangi, melindungi saya terutama kedua orang
tua saya…pada saat membangun usaha catering mereka senantiasa setia
terhadap saya.
(d) Ibadah

44

Subjek berusaha selalu mendekatkan dirinya pada Allah SWT , subjek
sangat taat mengerjakan ibadah wajib dan sunat, dan juga selalu mengikuti
pegajian rutin yang diselenggarakan di lingkungannya.
“ Saya berusaha taat mengerjakan perintah Allah SWT….baik yang wajib
maupun sunnat, saya merasa hidup lebih tenang….bila tidak sibuk
dengan pekerjaan, saya sempatkan untuk mengikuti pengajian.
2.

Significant Other

a.

Identitas Significant other
Nama

: Titi

Usia

: 62 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pendidikan

: SLTA

Anak ke

:2

Suku bangsa

: Sunda

Hubungan dengan Subjek

: kakak Subjek

b.

Gambaran umum subjek

1)

Pelaksanaan Observasi
Pelaksanna I
Tanggal

25 Agustus 2005

Waktu

: 09.00- selesai

Tempat

: Cikampek

Observer

: Peneliti

Pelaksanna II
Tanggal

: 29 Agustus 2005

Waktu

:14.00- selesai

Tempat

: Cikampek

Observer

: peneliti

45

c.

Wawancara

1)

Latar belakang significant Other
Significant Other dari subjek adalah kakak subjek. Pada saat ini kakaknya

berumur 62 tahun.
‘ Saya kakak subjek.”
Significant Other menyatakan subjek adalah orang yang pendiam dan
cenderung tertutup dan tak pernah menceritakan bagaimana perihal hubunganya
dengan kekasihnya, jarang sekali bertemu atau bertatap muka dengan pacar
subjek.
“Dia tuh… orangnya tertutup sekali, tapi saya pernah dikenalkan dengan
kekasihnya bahkan pernah bertemu dirumah”
Pacarnya adalah seorang mahasiswa dan berasal dari kalangan yang lebih
kaya. Awalnya significant Other menduga- duga hubungan mereka biasa-biasanya
saja tampa ada kecurigaan yang berlebihan karena sikap subjek yang baik dan
santun walaupun pada akhirnya significant Other merasa kaget dan kecewa
mendengar berita bahwa subjek hamil tampa ada pertanggungjawaban yang jelas
dari pacarnya.
“……memang pacarnya tampan dan kaya, saya gak pernah berfikir yang
tidak-tidak terhadap adik saya karena saya tahu betul adik saya adalah orang
yang baik., begitu saya dengar adik saya hamil kontan saya kaget dan tak
percaya dan yang membuat shock…pacarnya tidak mau bertanggung jawab atas
perbuatanya.”
Significant

Other

dan

kedua

orangtuanya

sepakat

untuk

tetap

mempertahankan kehamilan adiknya meskipun ini aib keluarga tapi perbuatan
untuk aborsi adalah membuat dosa untuk yang kedua kalinya apalagi usia
kandunganya sudah jalan 3 bulan, meskipun perbuatan aborsi itu hampir
dilakukan oleh subjek atas perintah pacarnya tapi untunglah niat itu urung
dilakukan atas kesadaran subjek.

46

“ awalnya adik saya akan menggugurkan kandunganya atas saran
pacarnya, tapi alhamdulillah niat itu dia urungkan…. Ketika adik saya
menyatakan kehamilannya meskipun saya sekeluarga kecewa atas kehamilanya
tapi tetap kami menyarankan untuk tidak mengugurkan kandunganya…untunglah
adik saya pun menyadarinya dan mempunyai pemikiran yang sama dengan
keluarga yaitu mempertahankan kehamilan. “
Significant Other dan keluarga sangat terpukul setelah mengetahui
keadaan subjek yang ternyata sudah berbadan dua, keluarga tidak pernah
menyangka keadaan ini akan menimpa keluarganya. Akan tetapi semua sudah
terjadi dan tidak mungkin seperti semula, yang harus dilakukan bukan
menyalahkan subjek atas kondisi ini tetapi yang harus dipikirkan adalah
bagaimana langkah kedepan. Keluarga berpendapat keaadaan ini tidak boleh dan
tidak bisa hanya ditanggung sendiri oleh subjek, keluarga pihak laki-laki harus
mengetahui kondisi yang sebenarnya. Atas dasar itulah maka Significant Other
dan keluarga berusaha menghubungi dan meminta pertanggungjawabannya, tetapi
jawaban yang diterima sungguh diluar dugaan keluarga laki-laki tidak mau dan
bersedia bertanggung jawab.
“ saya dan keluarga awal kaget mendengar pengakuan subjek, setelah
saya pikirkan.. ya sudahlah semua sudah terjadi.. istilah nasi sudah jadi bubur,
mau marah seperti apa pun keadaan tidak bisa dikembalikan semula, tetapi yang
harus dipikirkan kedepannya bagaimana, harus ada pertanggungjawaban dari
pihak laki-laki dan keluarga., tapi apa yang kami dapatkan jauh dari apa yang
dibayangkan, keluarga laki-laki lepas tangan atas apa yang sudah terjadi”
Significant Other Menyatakan Semenjak mengandung dari umur 3 bulan
hingga melahirkan bahkan sampai anaknya duduk di bangku kuliah pacar subjek
tidak pernah muncul apalagi memberi nafkah untuk subjek dan anaknya. Subjek
sampai detik ini yang kerja banting tulang membuka usaha catering untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan menyekolahkan anaknya seorang diri tampa
bantuan seorang suami karena sampai saat ini subjek masih sendiri tampa ada
seorang pendamping.
“ adik saya sangat sabar dan pekerja keras, semenjak ditinggalkan oleh
pacarnya adik saya bekerja membuka usaha catering untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Alhamdullilah dengan kerja keras dan kesabaranya adik saya bisa
menyekolahkan anaknya tampa bantuan dari pacarnya…hingga anaknya duduk

47

dibangku kuliah karena adik saya bercita-cita ingin melihatnya anaknya menjadi
seorang sarjana.“

1.

Sumber Makna Hidup
(a)

Nilai kreatif
Menurut significant other, dalam mencukupi kebutuhan hidupnya subjek
membuka usaha catering subjek juga menggemari kerajinan menyulam
yang dikerjakan subjek bila sedang tidak ada orderan cateringnya. Hasil
dari usahanya subjek dapat mencukupi kebutuhan dan menyekolahkan
anaknya.
“ Adik saya itu orangnya sangat rajin dan pekerja keras dari usahanya
membuka catering dia dapat mencukupi kebutuhan hidup dan membiaya
sekolah anaknya…

(b)

Nilai Penghayatan
Significant other menuturkan bahwa subjek selalu ingin memberikan
sesuatu yang terbaik untuk anaknya, subjek selalu ingin membantu
kepada orang yang membutuhkan bantuanya.
“ Dia sangat mencintai anaknya dan tidak perhitungan jika nolong orang
yang butuh bantuanya…

(c)

Nilai Bersikap
Dalaim menyikapi kehidupan menurut significant other

subjek selalu

sabar walaupun subjek memang sedikit melankolis,significant other juga
menceritakan kesedihan subjek ketika ditinggalkan oleh kedua orang
tuanya.tapi subjek selalu optimis dan mem punyai sifat ikhlas.
“Sedikit cengeng…gampang sedih itu sifat adik saya, tapi sebetulnya
orangnya sabar.
2.

Faktor-faktor menemukan Makna Hidup

(a) Pemahaman diri
Menurut significant other subjek mengenali kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya, dan subjek mengembangkan potensi yang dimilikinya.

48

“Kekutan fisik yaa…adik saya suka gak mau diem..adaa.. aja yang dia
kerjakan, kekutan batin atau pikiran dia suka mencoba menu-menu baru
untuk masakanya agar lebih bervariasi.
(b) Bertindak positif
Significant other menyatakan bahwa subjek sangat berhubungan baik
dengan lingkungan sekitar meskipun dengan statusnya sebagai single
mother tapi subjek selalu bertindak positif dan aktif.
“Hubungan dengan lingkungan sekitar adik saya sangat baik…dia selalu
ramah pada setiap orang... menjadi single mother tidak membuat dia
berkeci hati..
(c) Dukungan Sosial dan keluarga
Significant other menyatakan bahwa keluarga selalu memberikan motivasi
dan dukungan pada subjek, bahkan pada saat subjek terpuruk dan merasa
putus asa keluarga hadir untuk memberikan yang terbaik.
“Saya sangat menyayangi adik saya terlebih lagi kedua orang tua saya
sangat menyayanginya…saya tidak membiarkan adik saya putus asa dalam
menghadapi masalah hidupnya.
(d) Ibadah
Dalam menyikapi hidup menurut significant other subjek selalu pasrah dan
mendekat diri kepada Allah SWT.subjek rajin menjalankan ibadah wajib dan
sunat
“ Adik saya sangat taat pada ibadahnya…..menjadikan dia lebih sabar
dalam menjalani hidup sebagai single mother karena tujuan dia ingin
membesarkan anaknya dengan sebaik-baiknya.

49

B. Analisis Subjek

Tabel

1:

Gambaran
Identitas
Subjek
Inisial
Jenis Kelamin
Status
Usia
Pendidikan
Terakhir
Pekerjaan
Agama
Alamat

Y
Perempuan
Adik
46 Tahun

Significant Other
T
Perempuan
Kakak
62 Tahun

SLTP

SLTA

Ibu Rumah Tangga
Islam
Cikampek

Ibu Rumah Tangga
Islam
Cikampek

Tabel 2 : Rangkuman Biografi Subjek

50

Rentang Usia
Usia 15
Tahun

Usia 17
Tahun

Peristiwa

Penghayatan

Subjek duduk di bangku SLTP
tepatnya kelas 3, dan mulai
mengenal dunia pacaran
1.
Usia pacaran yang lama
kurang lebih 2 tahun
2.
Kedua
orangtua
tidak
melarang subjek pacaran karena
karena orangtuanya melihat
pacar subjek baik dan terlebih
pacar subjek adalah seorang
mahasiswa.

Subjek merasa senang,
memiliki
seorang
pacar
Subjek merasa bangga
mempunyai
pacar
seorang
mahasiswa
yang dianggap seorang
mahasiswa
adalah
sosok
yang
berintelektual tinggi.
1.

Usia 19
Tahun

Usia 21
Tahun

Merasa senang
lulus
dari
SLTP,
keinginan
untuk
melanjutkan ke SLTA
tidak
kesampaian
Melakukan hubungan suami isteri
karena
tidak
ada
pertama kali
biaya.
Hamil Pranikah
2.
Merasa takut dan
malu
3.
Melakukan hal
tersebut karena saling
mencintai.
Merasa senang dan
bahagia
dapat
Melahirkan
melahirkan
dengan
selamat meskipun tampa
kehadiran sang suami.

1.
Usia 23
Tahun

ditinggalkan
kedua
orangtua
menghadap
ALLAH SWT.
2.
Membesarkan
anak seorang diri
3.
Membuka usaha
catering

Usia 28
Tahun

1. Menyekolahkan anak kejenjang
sekolah dasar

Merasa terpukul dan
sedih
Meskipun tanpa suami
terlebih ditinggal oleh
kedua orangtua, hidup
harus berjalan dan harus
tegar
Untuk mempertahankan
hidup
dan
menyekolahkan
anaknya.
Membekali agar anak
tumbuh menjadi cerdas
Merasa terpukul untuk
kesekian kalinya

51

Usia 34

menyekolahkan anak ke tingkat
SLTP

Usia 37

1. menyekolahkan anak ke tingkat
SLTA
2. anak masuk ke
tinggi di jakarta

Usia 40

3.

Giat dan gigih ingin
mewujudkan
keberhasilan anaknya
untuk lebih baik
Giat dan gigih ingin
mewujudkan
keberhasilan anaknya
untuk lebih baik

perguruaan

menekuni

usaha

Ingin melihat anaknya
berhasil dan sukses
kelak menjadi orang
yang berguna
Dengan tekad dan kerja
keras keberhasilan pasti
akan datang

catering

Usia 46

1. menekuni usaha catering
2. menanti anaknya lulus

Berharap anaknya lulus
dan berhasil dan dapat
mengangkat derajatnya
kelak dengan bekal ilmu
yang
diraihnya
di
bangku kuliah.

Tabel 3 : Hasil Analisis Hamil Pra nikah
Kehamilan
Riwayat subjek

Terjadinya hamil pranikah

Deskripsi
Subjek adalah anak ketiga dari tiga bersaudara,
subjek pertama kali pacaran pada usia 15 tahun
ketika duduk dibangku kelas 3 SMP dan mulai
mengenal dunia pacaran dengan lawan jenisnya.
Karena begitu besar rasa cinta kepada sang pacar
subjek rela menyerahkan kesuciannya kepada
pacarnya tampa berfikir tentang resiko yang akan
dihadapi, peristiwa itu dilakukan setelah lulus dari
bangku sekolah SLTP.

52

Kondisi Kehamilan

Subjek merasa kehamilanya baik-baik saja, tidak
ada keluhan atau masalah dan subjek juga tidak
merasa ngidam yang berlebihan.
Table 4 : Single Mother

Single mother
Proses Kelahiran

Deskripsi
Proses kelahiran berjalan dengan baik, kondisi ibu
dan anak dalam keadaan sehat.

Peranan Subjek

Dalam Membesarkan dan mendidik anak subjek
selain bertindak sebagai ibu bagi anaknya dalam
memberikan kasih sayang, subjek juga bertindak
sebagai ayah dalam memberikan nafkah kehidupan
dan pendidikan kepada anaknya

Kegiatan Subjek

Dalam mencukupi kebutuhan
menjalani usaha catering

hidup

subjek

Tabel 5 : Sumber-sumber Makna Hidup
No

1

2
3

No

Sumber-sumber
Makna hidup

Deskripsi

Membuka usaha catering,sehingga dapat
mencukupi
kebutuhan
hidupnya
dan
Nilai kreatif
menyekolahkan anaknya.
Menyulam
Membersihkan rumah
Menolong sesama
Nilai Penghayatan
Rasa cinta terhadap anak
Berbuat sesuatu yang bermanfaat
Menerima kenyataan dengan ikhlas dalam
Nilai Bersikap
menjalani kehidupan sigle mother
Tabel 6: Faktor-faktor menemukan makna hidup
Metode menemukan
makna hidup

1

Pemahaman Diri

2

Bertindak Positif

3

Dukungan sosial

4

Ibadah

Deskripsi
Menyadari akan potensi yang dimiliki subjek
membuka usaha catering untuk kelangsungan
hidupnya.
Bersikap baik pada setiap orang
Melakukan sesuatu yang bermanfaat
Dorongan, motivasi, nasehat yang membangun
dari orang-orang terdekat
Melaksanakan ibadah wajib dan sunat

53

Atas dasar analisis terhadap kasus subjek ditemukan komponenkomponen yang menentukan keberhasilan mengubah penghayatan hidup tak
bermakana menjadi bermakana yaitu:
1.

Faktor pemicu (trigger factor) : yaitu ketika mengetahui dirinya hamil
dan pacarnya tidak mau bertanggung jawab atas kehamilanya. Sebuah
peristiwa yang menyedihkan namun menimbulkan pemahaman diri dan
pengubahan sikap menjadi lebih baik.

2.

Dukungan Sosial (social support) : yaitu hadirnya orang-orang tertentu
yang secara pribadi memberikan nasihat, motivasi, mengarahkan, memberikan
nasihat dan meninjukan jalan keluar pada waktu subjek sedang putus asa, juga
pada saat menghadapi berbagai kendala dalam melakukan kegitan terarah.

3.

Pemahaman Diri (self insight) : yaitu kesadaran tentang pentingnya
memperbaiki kondisi hidup yang tidak bermanfaat sikap hidup selama ini
yang terlarut dalam kekecewaan dan perasaan diri tidak berguna.

4.

Makna Hidup (the meaning of life) : yakni kehamilanya sendiri jika
lahir nanti memerlukan bimbingan dan pemeliharaan sepenuhnya. Ini yang
terutama dijadikan tujuan hidupnya selain itu bekerja keras dan berkarya
(creative values) dalam bidang tata boga yaitu cattring yang ditekuninya.

5.

Pengubahan Sikap (changing attitude) : yaitu secara sadar mengubah
cara hidup dari keadaan sedih menjadi lebih rasional dan realistis mengdapi
hidup.

6.

Keikatan Diri (self commitment) : yaitu memantapkan niat dan
mengikrarkan diri untuk berusaha memenuhi makna dan tujuan hidupnya
menbesarkan anak dan memberikan pendidikan yang lebih baik.

7.

Kegitan Terarah ( directed activities) : yaitu usaha memanfaatkan
keterampilan memasak usaha catering yang semuanya dilakukan secara sadar
dan terarah untuk mendapatkan uang guna mencukupi kebutuhan hidup dan
membiayai pendidikan anak.

54

8.

Tantangan –tantangan (challnges) yaitu hambatan bergerak bebas
sebagai seorang single mother kesulitan keungan dan gunjingan orang-orang
karna status wanita hamil diluar nikah yang selalu dialami.

9.

Keimanan (faith) yaitu keyakinan sepenuhnya atas lindungan dan
pertolongan Allah SWT dalam melaksanakan niat baik dalam mencari nafkah
yang halal untuk memelihara dan membesarkan anak.

Proses pengalaman subjek dalam mengubah kondisi hidupnya dari tak bermakna
menjadi bermakana. Itu dilalui tahap-tahap sbb:

Pengalaman tragis

Dukungan keluarga

55

Pemahaman diri

Penemuan makna hidup & tujuan hidup

Pengubahan sikap

Keikatan diri

Kegiatan terarah dan

Keimanan

Tantangan

Hidup bermakna

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap subjek dan
signifikan other yang dilakukan oleh penulis dapat dijelaskan secara rinci bahwa,
subjek adalah seorang single mother yang berumur 46 tahun dan mempunyai satu
orang putri, subjek berasal dari suku sunda serta hidup dalam keadaan yang
sederhana.

56

Subjek mengenal masa pacaran sejak duduk dibangku SLTP, pada waktu
itu umur subjek baru 15 tahun subjek berkenalan dengan seorang mahasiswa dari
bandung. Semenjak pertemuan itu subjek memutuskan untuk menjalin kasih
dengan laki-laki tersebut, hubungan mereka pun diketahui oleh kedua orang tua
subjek dan subjek pun selalu mengajak kekasihnya ke rumah. menurut
mengakuan significant other laki-laki yang menjadi pacar subjek berasal dari
kalangan orang yang berada.
Dengan seiringnya waktu hubungan subjek dan kekasihnya makin hari
hubungan itu makin akrab setelah lulus dari SLTP subjek tidak melanjutkan
ketingkat SMU dikarenakan tidak mempunyai biaya untuk membayar uang
sekolah mengingat pekerjaan ayah subjek adalah seorang supir bis dan ibunya
adalah ibu rumah tangga biasa. karena pekerjaan ayahnya seorang supir bis jadi
jarang ada di rumah dengan keadaan demikian subjek sering melakukan
pertemuan dengan kekasihnya diluar rumah tampa sepengetahuan kedua orang
tuanya, hubungan mereka pun semakin dekat dan serius mereka berani melakukan
kissing, necking, petting, sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Duval dan
Miller (1985) bahwa bentuk-betuk keintiman heteroseksual yang dilakukan oleh
sepasang manusia mengikuti suatu proses. Bahkan subjek rela menyerahkan
segala-galanya sebagai bukti cinta pada kekasihnya. Ketika melakukan hubungan
badan pertama kali subjek merasa sedih dan kecewa serta timbul perasaan malu.
Hubungan badan itu dilakukan lebih dari satu kali semua itu dilakukan atas cinta.
Ketika subjek merasa telat datang bulan subjek merasa bingung dan cemas
akhirnya subjek memutuskan untuk memeriksa kandunganya ke dukun beranak ,
setelah mengetahui dirinya sedang hamil subjek kaget dan merasa berdosa. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kartono (1996) bahwa kehamilan
pranikah pada umumnya tidak direncanakan dan menimbulkan perasaan bersalah,
berdosa dan malu pada remaja yang mengalaminya, ditambah lagi dengan adanya
sangsi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan dan kelahiran anak tanpa ikatan
pernikahan.
Setelah mengetahui dirinya hamil, subjek memberitahukan kabar ini
kepada kekasihnya, namun pacarnya menolak untuk bertanggung jawab tapi

57

sebaliknya pacarnya menganjurkan subjek untuk menggugurkan kandungannya.
Subjek menuruti perintah kekasihnya tersebut akan tetapi ketika mendatangi
tempat dukun beranak menolak untuk melakukan aborsi karena kandungannya
sudah besar dan sangat beresiko bila dilakukan aborsi, dukun tersebut hanya
memberikan ramuan – ramuan untuk peluntur kandungan meskipun ramuan
tersebut tidak membuahkan hasil, subjek pun bingung dengan keadaan tersebut.
Akhirnya subjek menceritakan kehamilannya kepada kedua orangtuanya
dan saudara – saudaranya karena subjek sudah tidak mampu lagi menutupi
perutnya yang semakin hari semakin besar, kedua orangtua dan saudara –
saudaranya sangat kaget dan marah mengetahui keadaan subjek yang sudah
berbadan dua. Menurut Significant other : kedua orangtua subjek sempat shock
terlebih – lebih pihak keluarga pacarnya yang tidak mau bertanggung jawab atas
keadaan ini setelah orangtua subjek berusaha menghubungi keluarga pacarnya
tetapi tidak ada tanggapan dan jawaban. Meskipun demikian kedua orangtua dan
saudara – saudara subjek menyarankan untuk mempertahankan kehamilannya.
Subjek pun menyadari kesalahan akan perbuatan yang dilakukannya, subjek
memutuskan untuk mempertahankan dan merawat kehamilannya karena tidak
ingin berbuat dosa untuk kedua kalinya.
Selama kehamilannya subjek tidak melakukan pantangan – pantangan
yang berlebihan, malah subjek tidak pernah memeriksakan kandungannya ke
dokter melainkan hanya pergi ke seorang paraji ( dukun beranak ) dan selama
kehamilannya subjek tidak mengalami ngidam yang berlebihan, hanya saja subjek
merasa lebih cepat letih dan lesu. Aktivitas subjek sehari – harinya pun tidak ada
yang berubah, subjek adalah orang yang jarang bergaul dan lebih banyak di
rumah.
Setelah usia kandungannya sembilan bulan akhirnya jabang bayi pun lahir,
subjek melahirkan seorang bayi perempuan. Dalam proses kelahirannya subjek
tidak didampingi oleh pacarnya melainkan orangtua dan saudara – saudaranya,
meskipun demikan subjek tetap tegar walaupun harus membesarkan anaknya
seorang diri, hal ini sesuai dengan teori dari : Sanger Dkk ( dalam Duval dan

58

Miller, 1985 ) single mother adalah wanita yang secara sendiriaan membesarkan
anak-anaknya tampa kehadiran, dukungan atau tanggung jawab pasanganya.
Subjek membesarkan anaknya seorang diri tanpa didampingi oleh
kekasihnya yang seharusnya mendampinginya sebagai seorang suami. Subjek
beserta kedua orangtuanya membesarkan anak tersebut, kedua orangtuanya sangat
menyayangi cucunya tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama, sebelum cucunya
beranjak dewasa kedua orangtua subjek dipanggil oleh Allah SWT, keadaan ini
sangat memukul subjek karena selama ini dalam membesarkan dan merawat
anaknya orangtua subjek sangat berperan penting.
Hidup harus tetap bertahan, untuk mempertahankan hidupnya subjek
membuka usaha Catering yang diawali dengan membuka di rumah, karena subjek
dari kecil senang memasak jadi subjek sangat ahli dalam hal masak – memasak
dengan usahanya ini subjek dapat mencukupi hidupnya tanpa meminta belas
kasihan dari oranglain, menjadi single mother tidaklah gampang subjek harus
banting tulang, bekerja kadang tidak mengenal malam jika pesanan catering
sedang laris semua itu subjek lakukan untuk mencukupi kebutuhan hidup dan
menyekolahkan anaknya, walaupun tanpa kehadiran figur seorang suami. Sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh : Papalia Dkk, ( 2002 ) bahwa menjadi
Single mother bukan suatu pilihan hidup yang tidak mudah dijalani, membesarkan
anak, mengurusi keperluan rumah tangga dan bekerja untuk memenuhi tuntutan
hidup tentunya membutuhkan banyak waktu, tenaga dan pikiran.
Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar dan
didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang ( Bastaman, 1996).
Hal ini telihat dari motivasi subjek yang ingin membesarkan anaknya hingga
berhasil meskipun harus banting tulang seorang diri.
Dilihat dari teori Frankl ( Dalam Trimadhany, 2003 ) manusia adalah
mahluk yang istimewa karena mempunyai kebebasan, kebebasan disini adalah
kebebasan yang bertanggung jawab. Hal ini terlihat pada subjek yang merasa
bebas berkreasi dengan kreativitas memasak yang dimiliki, subjek mendapatkan
penghasilan dengan membuka usaha catering.

59

Motivasi hidup manusia adalah mencari makna, subjek dalam memaknai
hidup yaitu dengan berusaha mengenali diri dan memenuhi agar menjadi individu
yang bermakana yaitu dengan membuka usaha catering yang ditekuninya.
Mengenai makna hidup itu sendiri sifatnya menarik dan menawari karena sifatnya
yang menarik itu, maka individu termotivasi untuk memenuhinya agar menjadi
individu yang bermakna dengan berbagai kegiatan yang penuh makna.
Menurut. Frankl ( 1970 ) sumber – sumber makna hidup dapat ditemukan
melalui tiga nilai dimana nilai kreatif subjek diraih melalui kegiatan dalam hal ini
mencoba menu – menu baru untuk masakannya atau membuat kerajinan tangan
setrimin untuk mengisi kekosongan waktunya. Sementara itu nilai penghayatan
menerima apa yang ada dengan penuh pemaknaan dan penghayatan yang
mendalam dan cara subjek memperolehnya yaitu dengan berbuat sesuatu yang
berguna bagi dirinya, anaknya dan orang lain. Begitu pula dengan nilai bersikap
meskipun subjek menjadi single mother dan harus mencukupi kehidupan dan
anaknya subjek tetap bisa mencapai makna hidupnya karena subjek selalu berpikir
keras dan berdoa tidak putus asa agar dapat bertahan hidup.
Makna dalam hidup yang dapat membawa manusia kepada makna
hidupnya (Frankl, 1968) yaitu makna kerja berhubungan dengan pekerjaan
seseorang sebagai kontribusinya terhadap masyarakat dan bukan semata-mata
jenis pekerjaan yang sesungguhnya dinilai.
Makna penderitaan memberikan sesuatu makna bila individu menghadapi
dengan sikap tepat situasi tragis yang tidak dapat dihindari dan makna cinta yang
didasari oleh dapat menyekolahkan anaknya meskipun harus banting tulang, tahap
demi tahap subjek menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam menemukan makna hidup tidak hanya ditunjukan bagi mereka
yang sehat dan memiliki kehidupan baik dan dapat mengambil manfaat sejauh
mereka ingin lebih menyadari makan dan tujuan hidupnya atau ingin
mengembangkan kualitas preibadi lebih baik lagi (Bastaman, 1996). Dari metode
subjek dalam menemukan makna hidup antara lain dengan mengenali secara
objektif kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan lingkungan. Subjek selalu
bertindak positif

dalam menerapkan

dan melaksanakan

dalam prilaku dan

60

tindakan sehari-hari yang dianggap baik dan bermanfaat. Subjek juga masih
berhubungan baik dan dipercaya oleh lingkungan sekitarnya. Pada pendalaman
dan pemahaman tri-nilai, subjek berupaya untuk memahami dan memenuhi tiga
ragam nilai yang dianggap sebagai sumber makna hidup dengan penuh tanggung
jawab. Dalam beribadah subjek sangat mendekatkan diri pada Allah SWT , subjek
selalu melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
Dalam menjalani hidup subjek selalu optimis dan penuh harapan
meskipun harus banting tulang seorang diri untuk mencukupi kebutuhan hidup
dan membesarkan anaknya tampa bantuan seorang suami yang seharusnya
menafkahi, membantu dan mendampinginya, akan tetapi subjek merasa senang
dan bahagia dengan kerja kerasnya subjek dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
dan menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi.

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62