FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA APARATUR INSPEKTORAT KABUPATEN LABUHANBATU.

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA APARATUR INSPEKTORAT KABUPATEN

LABUHANBATU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

MUHAMMAD IKHLASH NIM : 708532057

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu”.

Shalawat dan salam mari kita hadiahkan keharibaan junjungan yang mulia Nabi Muhammad SAW, semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan syafa’atnya di hari kemudian. Amiiin…..

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memperbaiki kesempurnaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan lancar, kecuali dengan dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik secara individu dan institusi, atau dalam bentuk moril dan materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Keluarga besarku, terutama kepada kedua orang tua penulis, Ayahanda Mukhlish dan Ibunda Siti Ramadhan, serta adik-adik saya Fathul Anshary dan Meutia Rahmah. Terimakasih atas segala do’a, perhatian serta motivasi dan dukungannya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terimakasih yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini sebagai berikut:

1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si, sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.


(5)

iv

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, M.E, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. La Ane, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si, Ak, sebagai sekretaris Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Penguji yang telah memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Muhammad Ridha Habibi Z, SE, M.Si, Ak, sebagai Dosen Pembimbing skripsi saya, terimakasih pak atas waktu untuk mengarahkan, membimbing penulis dan memberikan masukan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Surbakti Karo-Karo, M.Si, sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan saran yang membangun sebagai masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Ibu Yulita Triadiarti, SE, M.Si, Ak, sebagai Dosen Penguji yang telah memberi saran dalam penulisan skripsi ini.

8. Seluruh teman-teman seperjuangan stambuk 2008 Jurusan Akuntansi Pemerintahan yang senantiasa berbagi suka dan duka.

9. Bang Riki selaku Staf Jurusan yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

10.Dan semua pihak yang memberikan dukungan dan Do’a kepada penulis

yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih sebanyak-banyaknya.


(6)

v

Semoga Alah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas budi baik dan dorongan yang telah diberikan kepada penulis. Mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiiin.

Medan, Maret 2013 Penulis,

Muhammad Ikhlash Nim 708532057


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK/ABSTRACT ...

i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ...

x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 10

1.3. Pembatasan Masalah... 10

1.4. Rumusan Masalah ... 10

1.5. Tujuan Penelitian ... 11

1.6. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Kerangka Teori ... 12

2.1.1 Latar Belakang Pendidikan Pemeriksa ... 12

2.1.2 Kompetensi Teknis ... 13

2.1.3 Pelatihan Berkelanjutan ... 15

2.1.4 Kinerja Inspektorat ... 17

2.1.5 Penelitian Terdahulu ... 20

2.2 Kerangka Berfikir ... 22

2.3 Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.2.Populasi dan Sampel ... 25

3.3.Jenis dan Sumber data ... 26


(8)

3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.6.Teknik Analisa Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1.Hasil Penelitian ... 34

4.1.1 Analisa Data Penelitian ... 34

4.1.2 Regresi Berganda ... 49

4.1.3 Uji Hipotesis ... 51

4.2.Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

BAB V PENUTUP ... 57

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Keterbatasan ... 58

5.3 Saran ... 58


(9)

DAFTAR GAMBAR


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

DAFTAR PERTANYAAN KUISIONER

TABULASI DATA KUISIONER

LAMPIRAN B

HASIL PENGOLAHAAN SPSS

LAMPIRAN C


(11)

i

ABSTRAK

MUHAMMAD IKHLASH, NIM 708532057, Judul Skripsi :

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Aparatur Inspektorat Kabupaten

Labuhanbatu.

Fenomena belum efektifnya peran pengawas internal daerah menyebabkan kinerja yang dihasilkan oleh Aparatur Inspektorat tidak maksimal. Akibatnya, sering terjadi penyelewengan seperti tindak pidana korupsi. Hasi survei Transperency International 2009, Indonesia berada pada peringkat 111 dari 180 negara terkorupsi dengan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2,8. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa mengenai faktor latar belakang pendidikan, kompetensi teknis, pelatihan berkelanjutan berpengaruh terhadap kinerja Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh aparatur inspektorat Kabupaten Labuhanbatu yang berjumlah 36 (tiga puluh enam) orang. Untuk menguji pengaruh faktor kompetensi terhadap latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknis dan pelatihan berkelanjutan secara simultan menggunakan uji F dan secara parsial menggunakan uji t.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Inspektorat ditunjukkan pada nilai Fhitung sebesar

14,690 dan signifikasni 0,000 secara statistic Fhitung> Ftabelatau 14,690 > 2,61 dan

tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 artinya latar belakang pendidikan, komeptensi teknis dan pelatihan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kinerja Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu.

Kesimpulan dari penelitian ini secara simultan bahwa latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan pendidikan masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kinerja inspektorat. Hipotesis penelitian berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa telah terbukti Hipotesis diterima. Uji model menunjukkan besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,579 atau 57.9%, sedangkan sisanya 42,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Secara Parsial bahwa latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan pendidikan masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kinerja inspektorat, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kinerja inspektorat adalah kompetensi teknis dan yang paling kecil adalah pelatihan berkelanjutan.

Kata Kunci : Kompetensi aparatur inspektorat: Latar belakang pendidikan pemeriksa, kompetensi teknis dan pelatihan berkelanjutan serta kinerja inspektorat.


(12)

ii ABSTRACT

MUHAMMAD IKHLASH, NIM 708532057, Thesis Title: Factors Affecting Performance Labuhanbatu District Administrative Inspectorate.

the ineffectiveness internal supervisory role of government has led the performance generated by the Administrative Inspectorate was not optimal. As a result, frequent instances of abuse such as corruption. Hasi survey Transperency International 2009, Indonesia was ranked 111 out of 180 countries with corruption Corruption Perception Index (CPI) 2.8. The purpose of this study was to identify and analyze the factors educational background, technical competence, ongoing training affect the performance of the District Administrative Inspectorate Labuhanbatu..

The sample in this study are all apparatus Labuhanbatu district inspectorate which accounted for 36 (thirty six). To examine the influence of competence on the educational background of the examiner, technical competence and ongoing training simultaneously using the partial F test and using the t test.

These results prove that simultaneous factors that affect the performance of the Inspectorate shown in Fhitung value of 14.690 and 0.000 are statistically signifikasni Fhitung> F table or 14.690> 2.61 and a significance level of 0.000 <0.05 means that the educational background, technical komeptensi and training together (simultaneously) a significant effect on the performance of the District Inspectorate Labuhanbatu.

The conclusion of this study that simultaneously educational background, technical competence and education of each significant effect on the performance of the inspectorate. The research hypothesis based on the results of the calculation can be said that has proven hypothesis is accepted. Model test shows the magnitude of the coefficient of determination (R2) of 0.579 or 57.9%, while the remaining 42.1% is influenced by other variables outside the model. In Partial that educational background, technical competence and education of each significant effect on the performance of the inspectorate, but who has the greatest influence on the performance of the inspectorate is the technical competence and the smallest is ongoing training.

Keywords: Competence inspectorate officials: Education inspectors, technical competence and ongoing training and performance of the inspectorate.


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kewenangan yang luas dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah perlu didukung oleh suatu lembaga pengawasan di daerah, sehingga kewenangan tersebut tidak disalah gunakan oleh aparat Pemerintah Daerah. Urgensi lembaga pengawasan di daerah sangat dibutuhkan, bukan hanya karena luasnya kewenangan yang dimiliki, namun juga praktek penyelenggaraan pemerintahan daerah yang tidak selalu mulus. Dengan demikian, pengawasan pada umumnya dan pengawasan fungsional pemerintah pada khususnya, memegang peranan penting dalam mengarahkan clean government dan good governance.

Pengawasan terhadap pemerintahan menjadi penting, oleh karena pemerintahan sebagai organisasi kekuasaan tidak mungkin terlepas dari ketidaktertiban (unorder).

Pengawasan diperlukan untuk koordinasi antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, dan sebagai media kontrol terhadap Pemerintah Daerah yang bermakna, sebagai usaha preventif atau perbaikan bilamana terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Di samping itu, juga sebagai tindakan represif, hal mana dasar-dasarnya diatur dalam konstitusi dan penjabarannya diatur dalam undang-undang.

Peran pengawasan fungsional pemerintah yang cenderung belum efisien, dan efektif menjadi penyebab terjadinya tindak pidana korupsi, termasuk dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hasil survei Transparency International


(14)

2

2009, Indonesia berada pada peringkat 111 dari 180 negara dengan tingkat korupsi yang tinggi, meski terjadi sedikit peningkatan pada Indeks Persepsi Korupsi (IPK) di Indonesia, yakni dari 2,3 (2007) menjadi 2,6 (2008) dan 2,8 (2009).

Fenomena belum efisien dan efektifnya peranan pengawasan fungsional pemerintah tidak hanya bersifat umum, namun juga bersifat khusus di lingkungan Pemerintah Daerah, sehingga dirasakan kebutuhan akan pentingnya suatu bentuk koordinasi yang tepat, dan komitmen yang tinggi dalam upaya efektivitas pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan.

Fungsi pengawasan pemerintahan daerah memiliki kewenangan berjenjang, dan terintegrasi dalam mekanisme pengawasan dan pemeriksaan, sedangkan sasaran pengawasan, adalah ditemukannya penyimpangan atas rencana atau target. Tindakan yang dilakukan antara lain, adalah mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan menyarankan, agar ditekan adanya pemborosan, mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran sesuai dengan rencana, menilai kinerja aparat pemerintah, sebagai institusi pelatihan dan clearing house serta pemberian masukan kepada Top Management (Presiden), tentang kondisi dan solusi distorsi birokrasi. Intinya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengawasan berlangsung sinergis baik di pusat maupun daerah.

Maraknya pemberitaan media massa tentang kasus-kasus yang melibatkan eksekutif, dan legislatif menggambarkan betapa lemahnya fungsi pengawasan yang dilakukan. Perilaku birokrasi dalam menjalankan tugas pokok, dan fungsinya cenderung berorientasi proyek, dalam arti volume beban kerja yang ada ditentukan oleh seberapa besar nilai proyek yang dibiayai oleh anggaran belanja yang ada.


(15)

3

Inspektorat mempunyai tugas pokok menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pasal 12 melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desadan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Fungsi Inspektorat adalah untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Inspektorat mempunyai fungsi :

a. Perumusan perencanaan program pengawasan. b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan.

c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.

d. Pengelolaan administrasi umum, meliputi urusan umum, urusan keuangan, urusankepegawaian dan perlengkapan.

Setiap Aparatur Inspektorat memiliki tanggung jawab dalam memastikan bahwa semua tugas yang dilaksanakan oleh Aparatur Inspektorat secara kolektif memiliki visi dan misi organisasi untuk meningkatkan kinerja akan keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, Aparatur Inspektorat harus memiliki prosedur rekrutmen. Pengangkatan, pengembangan berkelanjutan dan evaluasi atas tugas untuk membantu Aparatur Inspektorat yang memiliki kopetensi yang memadai. Sifat, luas dan formalitas dari proses tersebut akan tergantung pada berbagai faktor seperti jenis tugas, struktur dan besarnya organisasi pada aparatur Inspektorat.

Kinerja merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (out put) individu maupun kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh


(16)

4

kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi lebih baik dengan adanya pengawasan dari intern lingkungan Inspektorat itu sendiri.

Pengawasan intern dilingkungan Departemen, Kementrian dan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal dan Inspektorat Utama/Inspektorat untuk kepentingan Menteri/Pimpinan LPND dalam upaya pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada dalam kendalinya. Pelaksanaan fungsi Inspektorat Jenderal dan Inspektorat Utama/Inspektorat tidak terbatas pada fungsi audit tapi juga unsur pembinaan terhadap pengelolaan keuangan negara. Pengawasan intern dilingkungan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Inspektorat Propinsi/Kabupaten/Kota untuk kepentingan Gubernur/Bupati/Walikota dalam melaksanakan pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada dalam kepemimpinannya. Sedangkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang berada dibawah Presiden melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Keberadaan beberapa unsur Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) seperti yang disebutkan diatas perlu didukung dengan pedoman dan peraturan perundang- undangan tentang pengawasan intern pemerintah yang merumuskan ketentuan- ketentuan pokok dalam bidang pengawasan intern pemerintah dalam rangka menjamin terlaksananya pengawasan intern pemerintah yang efektif dan efisien.


(17)

5

Mengingat sampai saat ini belum seluruh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) mempunyai standar yang seragam, untuk itu dalam membawas penelitian ini menggunakan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. meliputi standar-standar yang terkait dengan karakteristik organisasi dan individu- individu yang melakukan kegiatan audit. Pada Standar Umum 2200 mengatur tentang keahlian, secara garis besar menyatakan bahwa keahlian pemeriksa harus mempunyai latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan pelatihan.

Latar belakang pendidikan akan menambah pengetahuan Auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dengan tingkat pendidikan formal minimal strata satu (S-1) atau yang setara.

Umi Pratiwi dan Sri Hermediyanti (2013:5) menyatakan bahwa “secara

simultan pengetahuan berpengaruh terhadap kinerja internal inspektorat.”

Hal itu agar tercipta kinerja audit yang baik maka APIP harus mempunyai kriteria tertentu dari auditor yang diperlukan untuk merencanakan audit, mengidentifikasi kebutuhan profesional auditor dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi audit agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah .

Menurut Precilia dan Abdul Rohman (2012:3) bahwa “faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas kinerja audit, yaitu pengetahuan auditor”.

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) juga harus mengidentifikasi keahlian yang belum tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian dari proses


(18)

6

rekrutmen. Aturan tentang tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan untuk dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).

Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh pemeriksa yang mempunyai pendidikan auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi yang menjadikan pemeriksa adalah seorang yang profesionalisme.

Hal ini sejalan dengan pendapat Rosnidah, Rawi, & Kamarudin (2011:465) bahwa “dengan profesionalisme pemeriksa akan akan meningkatkan

kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat Inspektorat”.

Pelatihan berkelanjutan, antara lain sebagai berikut : Pemeriksa harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional education). Untuk itu pemeriksa wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan sertifikasi jabatan fungsional auditor yang sesuai dengan jenjangnya.

Menurut Djakfar (2010:32) dan Slamet (2009: 17) bahwa “untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada Inspektorat sebaiknya pegawai sering mengikuti pendidikan dan pelatihan agar keterampilan dan kemampuan pegawai dalam mengetahui dan menguasai pekerjaan dapat meningkat”.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 5 Tahun 2008 tanggal 14 November 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu, pasal 130 menyebutkan “Inspektorat mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan


(19)

7

Pemerintahan Daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pelaksanaan urusan Pemerintahan Desa”. Untuk itu Anggota Inspektorat dituntut keahlian/ kompetensinya dalam pelaksanaan pengawasan, agar terselenggara pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan pemerintahan desa yang baik dan efektif.

Kabupaten Labuhanbatu lahir dari tuntutan aspirasi masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan, Pelaksanaan Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Wilayahnya. Kabupaten Labuhanbatu adalah kabupaten lama yang telah berdiri sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1945 dan pembagian Sumatera Timur di antaranya adalah Kabupaten Labuhanbatu pada bulan Maret 1946 dan Pada tanggal 10 Desember 1948.

Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu disahkan dengan keputusan komisariat pemerintahan pusat (kompemsus) dengan nomor 89/KOM/U yang wilayahnya sebagaimana yang telah ditetapkan dalam siding pleno Komite Nasional Daerah Keresidenan Sumatera Timur tanggal 19 juni 1946. Selanjutnya dengan perkembangan dan pertumbuhan yang pesat di Kabupaten Labuhanbatu, maka pada tanggal 8 Mei 2003 DPRD Kabupaten Labuhanbatu mengeluarkan rekomendasi kepada Bupati Labuhanbatu, kemudian bupati labuhanbatu menindaklanjuti rekomendasi dari DPRD Kabupaten Labuhanbatu dengan mengirimkan surat ke Gubernur pada tanggal 18 Maret 2005 perihal pemekaran Kabupaten Labuhanbatu menjadi 3 (tiga) kabupaten.


(20)

8

Dasar diusulkannya pemekaran Kabupaten Labuhanbatu adalah Undang-Undang Nomor 7 DRT tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kabupaten-Kabupaten di Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang akhirnya pembentukan Kabupaten pemekaran disyahkan pada tanggal 21 Juli 2008 yaitu Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu dengan jumlah pegawai 36 (tiga puluh enam) orang yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan. Organisasi pemeriksa dan pemeriksa tak jarang dipengaruhi oleh keahlian/kompetensi auditor yang dapat mempengaruhi kinerjanya dalam melakukan tugas pemeriksaan. Sehingga tak jarang pula hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu sebagai Pemeriksa Internal Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu belum bisa diharapkan hasil kinerjanya yang berkualitas.

Kompetensi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu IAI (2001 : 220). Kompetensi atau kemampuan yang dimiliki oleh aparatur Inspektorat dapat diperoleh dari menggunakan pelayanan ini pada siapapun mereka yang mempunyai pengetahuan penting, kemampuan dan pengalaman dan dalam melakukan pelayanan pemeriksaan internal yang sesuai dengan standar internasional untuk praktek profesional dari pemeriksaan internal serta terus menerus memperbaiki keahlian mereka dan keefektifan dan kualitas dari pelayanan mereka sebagaimana baru-baru ini .


(21)

9

Aparat Inspektorat atau SKPD se-Labuhan batu mengikuti diklat pada tanggal 10 Desember 2012 menurut Plt Sekdakab Labuhanbatu, kagiatan ini untuk profesiolisme karena aparat Inspektorat atau SKPD diangkat berdasarkan penilaian, sehingga kinerja dapat lebih efektif dan efisien. Terlebih, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maju dengan pesatnya dan memudahkan bendahara dalam mengelola administrasi keuangan di SKPD masing-masing. Sebab, tekhnologi tidak akan berguna apabila kompetensi aparat SKPD tidak dapat memahami dan menguasai tegnologi tersebut.

Penelitian ini adalah relpikasi dari penelitian Agus Mulyono (2009) yang melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dengan hasil penelitian bahwa secara simultan faktor latar belakang pendidikan, kompetensi teknis, Pelatihan berkelanjutan berpengaruh terhadap kinerja inspektorat dan besar pengaruhnya adalah 83,3% dan faktor kompetensi tehnik lebih dominan mempengaruhi kinerja. Dari hal tersebut penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap peningkatan kinerja Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu yang perlu didukung dengan faktor-faktor kompetensi yang memadai apakah memiliki pengaruh yang sama dengan penelitian di atas tersebut.

Oleh sebab itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan topik Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu.


(22)

10

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Inspektorat Kabuapaten Labuhanbatu sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 ?

2. Apakah secara garis besar menyatakan bahwa keahlian auditor telah memenuhi standart latar belakang pendidikan, kompetensi teknis, Pelatihan sehingga mengindikasi berpengaruh terhadap kinerja Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penelitian peneliti mempunyai keterbatasan antara lain : Batasan Aspek yaitu penelitian yang dibatasi pada audit internal dilingkup pemerintahan,khususnya pada tugas dan fungsi Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu.

1.4 Rumusan Masalah

Apakah latar belakang pendidikan, kompetensi teknis, Pelatihan berkelanjutan berpengaruh terhadap kinerja Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu?.


(23)

11

1.5 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisa mengenai faktor latar belakang pendidikan, kompetensi teknis, Pelatihan berkelanjutan berpengaruh terhadap kinerja Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Peneliti untuk menambah wawasan dan pengalaman mengenai fator-faktor kompetensi Aparatur Inspektorat dan pengeruhnya terhadap kinerja inspektorat Kabupaten Labuhanbatu.

b. Bagi Inspektorat dan perangkat daerah Kabupaten Labuhanbatu untuk mengetahui fator-faktor kompetensi Aparatur Inspektorat dan pengeruhnya terhadap kinerja inspektorat Kabupaten Labuhanbatu guha pengambilan kebijakan.

c. Bagi Akademisi khususnya calon peneliti sebagai referensi untuk penelitian yang sejenis untuk mengetahui fator-faktor kompetensi Aparatur Inspektorat dan pengeruhnya terhadap kinerja inspektorat Kabupaten Labuhanbatu.


(24)

56 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Secara simultan bahwa latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan pelatihan berkelanjutan masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kinerja inspektorat, sehingga demikian penelitian ini sejalan dengan Trisnaningsih (2007). Hipotesis penelitian berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa telah terbukti Hipotesis diterima. Uji model menunjukkan besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,579 atau 57.9% , sedangkan sisanya42,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

2. Secara Parsial bahwa latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan pelatihan berkelanjutan masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kinerja inspektorat, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kinerja inspektorat adalah kompetensi teknis dan yang paling kecil adalah pelatihan berkelanjutan.


(25)

57

5.2. Keterbatasan Penelitian

1. Jumlah sampel yang diambil relatif sedikit dan hanya melibatkan pada satu inspektorat saja, yaitu inspektorat Kabupaten Labuhanbatu, sehingga tingkat generalisasi dari penelitian sangat rendah, sehingga kesimpulan yang diambil mungkin hanya berlaku pada Inspektorat yang bersangkutan dan tidak dapat digeneralisasikan ke Inspektorat se-Indonesia.

2. Hanya tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen : latar belakang pendidikan (X1), kompetensi teknis (X2) dan

pendidikan (X3) dan variabel dependen: kinerja inspektorat Kabupaten

Labuhanbatu (Y) sehingga hanya mempengaruhi 57.9%.

3. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat persepsi yang bersifat subjektif sehingga data yang dikumpulkan cendrung menunjukkan persepsi positif.

5.3. Saran

Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran:

1. Menambah jumlah sampel yang diteliti, variabel lain seperti moderating contonya reward dan punishman, maupun variabel independe yang memiliki kemungkinan berpengaruh terhadap faktor-faktor kompetensi Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu dan pengaruhnya terhadap


(26)

58

kinerja inspektorat Kabupaten Labuhanbatu dengan demikian diharapkan tingkat generalisasi dari analisis akan lebih akurat.

a. Karena faktor pelatihan kecil pengaruhnya terhadap kinerja inspektorat Kabupaten Labuhanbatu, diharapkan inspektorat agar lebih meningkatkan kompetensinya dengan pelatihan-pelatihan seperti auditing, akuntansi administrasi pemerintahan dan komunikasi.

b. Agar semua inspektorat dalam memilih staf/pemeriksa juga memperhitungkan/memperhatikan kompetensi calon staf/pemeriksa tersebut untuk memperoleh kinerja yang benar-benar dapat dipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap inspektorat.

c. Agar sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Daerah yang mewajibkan latar belakang pendidikan pemeriksa adalah minimal S-1 atau setara, maka hendaknya Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu dapat menyesuaikan dengan peraturan yang ada.

d. Untuk perekrutan pegawai selanjutnya agar menggunakan standar minimal S-1 atau setara.

e. Pada penelitian selanjutnya agar dilakukan pengukuran data yang dilakukan dengan menggunakan data yang objektif untuk menguji konsistensi temuan penelitian ini.


(27)

59

DAFTAR PUSTAKA

Bahrunsyah, Moh. Habbe, Abd Hamed dan Asdar, 1999. Competent Factors That Influence To Inspectorate Performance In Sub-Province Gorontalo, Jurnal pasca.Unhas.ac.id.

Budi, Triton Prwaira, 2006, SPSS 15,0 Terapan :Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta : Andi Offset.

Djakfar, Yunizir, 2010, Kinerja Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ulu Dalam Mendukung Perwujudan Pemerintahan Yang Bersih (Clean Government), Jurnal Online Dinamika Fisip Unbara Volume 3 No. 6 Edisi Desember 2010 ISSN: 1979-0899X.

Hasibuan, Melayu S.P.2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan Kedua, Jakarta : Bumi Aksara.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta : Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia Kompetensi Akuntan Publik, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik per1 januari 2001, seksi 220 PSA No. 04 Alinea 02, Jakarta : Salemba Empat.

Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi Dan Manajemen, Medan : Madju Medan Cipta.

Indrianto dan Supomo, 1998. Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi Terhadap Keefektifan Partisipasi Anggaran dalam Peningkatan Kinerja Manajerial: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ekonomi, N0.18. Hal. 61 s/d 68.

Karo-Karo, Surbakti, 2006, Analisis Faktor - Faktor Kompetensi Anggota Badan

Pengawas dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Badan Pengawas

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI) di Kota Medan, Thesis. USU Medan. http : etd.eprints.usu.ac.id 21792B20060217.pdf (10 Juni 2011)

Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Jakarta: Erlangga.

Saifuddin, 2004. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Kuasieksperimen pada Auditor dan Mahasiswa). Semarang. Jurnal Maksi Vol. 4 Agustus 2004


(28)

60

Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005.

Mangkunegara, AA Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku I, Edisi 6, Jakarta: Salemba Empat.

Mulyono, Agus, 2009, Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, Tesis, USU Medan. http : etd.eprints.usu.ac.id 71256B200903375.pdf (10 Juni 2011)

Pratiwi, Umi dan Harmeidiyanti, Sri, 2013, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemeriksa Internal Inspektorat di Wilayah Kabupaten Banyumas, Jurnal. usm.ac.id/elibs/USM_cd2b9.

Rohman, Abdul dan Queena, Precilia Prima, 2012, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat Inspektorat Kota/ Kabupaten Di Jawa Tengah, Ejurnal-s1,undip.ac.id/index.php/accounting, Vol. 1 No. 2Tahun 2012, hal. 1-12.

Rosnidah, Ida, Rawi dan Kamarudin, 2011, Analisis Dampak Motivasi dan Profasionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabuapten Cirebon), Pekbis Jurnal, Vol 3. No. 2 Juli, 2011, hal 456-466.

Slamet, A.U, Analisis Pengaruh Faktor Pengalaman dan Pelatihan Terhadap Kinerja Aparat Pengawasan Fungsional Wilayah VI Dilingkungan Inspektorat Jenderal Departemen Pekerjaan Umum, Jurnal STIE Gotong Royong,Vol. 26 No. 280 Tahun 2009.

Simamora, Henry,1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, , Bandung : Alfabeta.

Zainuddin, 2011, Pengawasan Fungsional Pemerintah Daerah Sebagai Instrumen Good Local Governance, Jurnal Ilmiah Ishlah, Vol. 12 No. 2 Edisi Mei-Agustus 2011 ISSN 1410-9328.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165.


(29)

61

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2008 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Tahun 2007.

Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu

Peraturan Bupati Labuhanbatu Nomor 886 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu.


(1)

56 BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Secara simultan bahwa latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan pelatihan berkelanjutan masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kinerja inspektorat, sehingga demikian penelitian ini sejalan dengan Trisnaningsih (2007). Hipotesis penelitian berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa telah terbukti Hipotesis diterima. Uji model menunjukkan besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,579 atau 57.9% , sedangkan sisanya42,1% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

2. Secara Parsial bahwa latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan pelatihan berkelanjutan masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kinerja inspektorat, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kinerja inspektorat adalah kompetensi teknis dan yang paling kecil adalah pelatihan berkelanjutan.


(2)

57

5.2. Keterbatasan Penelitian

1. Jumlah sampel yang diambil relatif sedikit dan hanya melibatkan pada satu inspektorat saja, yaitu inspektorat Kabupaten Labuhanbatu, sehingga tingkat generalisasi dari penelitian sangat rendah, sehingga kesimpulan yang diambil mungkin hanya berlaku pada Inspektorat yang bersangkutan dan tidak dapat digeneralisasikan ke Inspektorat se-Indonesia.

2. Hanya tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen : latar belakang pendidikan (X1), kompetensi teknis (X2) dan pendidikan (X3) dan variabel dependen: kinerja inspektorat Kabupaten Labuhanbatu (Y) sehingga hanya mempengaruhi 57.9%.

3. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat persepsi yang bersifat subjektif sehingga data yang dikumpulkan cendrung menunjukkan persepsi positif.

5.3. Saran

Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran:

1. Menambah jumlah sampel yang diteliti, variabel lain seperti moderating contonya reward dan punishman, maupun variabel independe yang memiliki kemungkinan berpengaruh terhadap faktor-faktor kompetensi Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu dan pengaruhnya terhadap


(3)

58

kinerja inspektorat Kabupaten Labuhanbatu dengan demikian diharapkan tingkat generalisasi dari analisis akan lebih akurat.

a. Karena faktor pelatihan kecil pengaruhnya terhadap kinerja inspektorat Kabupaten Labuhanbatu, diharapkan inspektorat agar lebih meningkatkan kompetensinya dengan pelatihan-pelatihan seperti auditing, akuntansi administrasi pemerintahan dan komunikasi.

b. Agar semua inspektorat dalam memilih staf/pemeriksa juga memperhitungkan/memperhatikan kompetensi calon staf/pemeriksa tersebut untuk memperoleh kinerja yang benar-benar dapat dipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap inspektorat.

c. Agar sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Daerah yang mewajibkan latar belakang pendidikan pemeriksa adalah minimal S-1 atau setara, maka hendaknya Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu dapat menyesuaikan dengan peraturan yang ada.

d. Untuk perekrutan pegawai selanjutnya agar menggunakan standar minimal S-1 atau setara.

e. Pada penelitian selanjutnya agar dilakukan pengukuran data yang dilakukan dengan menggunakan data yang objektif untuk menguji konsistensi temuan penelitian ini.


(4)

59

DAFTAR PUSTAKA

Bahrunsyah, Moh. Habbe, Abd Hamed dan Asdar, 1999. Competent Factors That

Influence To Inspectorate Performance In Sub-Province Gorontalo, Jurnal

pasca.Unhas.ac.id.

Budi, Triton Prwaira, 2006, SPSS 15,0 Terapan :Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta : Andi Offset.

Djakfar, Yunizir, 2010, Kinerja Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ulu

Dalam Mendukung Perwujudan Pemerintahan Yang Bersih (Clean Government), Jurnal Online Dinamika Fisip Unbara Volume 3 No. 6 Edisi

Desember 2010 ISSN: 1979-0899X.

Hasibuan, Melayu S.P.2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan Kedua, Jakarta : Bumi Aksara.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta :

Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia Kompetensi Akuntan Publik, 2001, Standar Profesional

Akuntan Publik per1 januari 2001, seksi 220 PSA No. 04 Alinea 02, Jakarta : Salemba Empat.

Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi

Dan Manajemen, Medan : Madju Medan Cipta.

Indrianto dan Supomo, 1998. Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi Terhadap

Keefektifan Partisipasi Anggaran dalam Peningkatan Kinerja Manajerial: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ekonomi, N0.18. Hal. 61

s/d 68.

Karo-Karo, Surbakti, 2006, Analisis Faktor - Faktor Kompetensi Anggota Badan

Pengawas dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Badan Pengawas Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI) di Kota Medan, Thesis.

USU Medan. http : etd.eprints.usu.ac.id 21792B20060217.pdf (10 Juni 2011)

Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Jakarta: Erlangga.

Saifuddin, 2004. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Opini Audit

Going Concern (Studi Kuasieksperimen pada Auditor dan Mahasiswa). Semarang. Jurnal Maksi Vol. 4 Agustus 2004


(5)

60

Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi

Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005.

Mangkunegara, AA Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku I, Edisi 6, Jakarta: Salemba Empat.

Mulyono, Agus, 2009, Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat

Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang,

Tesis, USU Medan. http : etd.eprints.usu.ac.id 71256B200903375.pdf (10 Juni 2011)

Pratiwi, Umi dan Harmeidiyanti, Sri, 2013, Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kinerja Pemeriksa Internal Inspektorat di Wilayah Kabupaten Banyumas, Jurnal. usm.ac.id/elibs/USM_cd2b9.

Rohman, Abdul dan Queena, Precilia Prima, 2012, Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat Inspektorat Kota/ Kabupaten Di Jawa Tengah, Ejurnal-s1,undip.ac.id/index.php/accounting, Vol. 1 No.

2Tahun 2012, hal. 1-12.

Rosnidah, Ida, Rawi dan Kamarudin, 2011, Analisis Dampak Motivasi dan

Profasionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kabuapten Cirebon), Pekbis Jurnal, Vol 3. No. 2 Juli, 2011, hal 456-466.

Slamet, A.U, Analisis Pengaruh Faktor Pengalaman dan Pelatihan Terhadap

Kinerja Aparat Pengawasan Fungsional Wilayah VI Dilingkungan Inspektorat Jenderal Departemen Pekerjaan Umum, Jurnal STIE Gotong

Royong,Vol. 26 No. 280 Tahun 2009.

Simamora, Henry,1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, , Bandung : Alfabeta.

Zainuddin, 2011, Pengawasan Fungsional Pemerintah Daerah Sebagai Instrumen

Good Local Governance, Jurnal Ilmiah Ishlah, Vol. 12 No. 2 Edisi

Mei-Agustus 2011 ISSN 1410-9328.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165.


(6)

61

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit

Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2008 tentang Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Tahun 2007.

Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 5 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu

Peraturan Bupati Labuhanbatu Nomor 886 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu.