FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) PADA PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU.

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

PADA KABUPATEN LABUHANBATU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

FATHUL ANSHARY NIM. 709330015

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, rahmat serta karunia-Nya yang melimpahkan pengetahuan serta memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Medan Jurusan Akuntansi, kekhususan Akuntansi Pemerintahan.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu”.

Penghargaan yang tulus serta ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya teristimewa kepada Kedua orang tua saya yaitu Bapak Tercinta Mukhlish dan Ibu Tercinta Siti Ramadhan, Saudara-saudaraku Muhammad Ikhlash, SE, Ak dan Meutia Rahmah yang senantiasa mendoakan, membantu, semangat, penghiburan, kasih saying serta dukungan moril maupun materil diberikan dengan tulus dan penuh kasih sayang kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Medan.

3. Bapak Muhammad Ishak, SE, M.Si, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan dan juga selaku dosen penguji.

4. Bapak Drs. La Ane, M.Si, Selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan skripsi dan memberi masukan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Surbakti Karo-Karo, M.Si, Ak, CA. Selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan koreksi dan memberi masukan kepada penulis.

6. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si, Ak, CA. selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan koreksi dan memberi masukan kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan bekal ilmu

pengertahuan selama penulis menempuh perkuliahan.

8. Kepada Abangda Ricky Adrian bagian administrasi yang telah banyak membantu


(4)

iv 9. Sahabat-sahabat Mahasiswa Akp yaitu ajo, ery,uni, adra, reza, indah, ulpah, laylan,

dinda, juni, nova, novrizal, fatma, Ahmad dan sahabat lain nya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terkhususnya Anak Akp 09, 08 dan 010 ,terimakasih banyak atas pengertian, kebersamaan, dukungan, nasehat, penghiburan, pertolongan, kesedihan, amarah, benci mauapun sukacita

10. Kepada saudara Siswandi Ajo dan Sari Yunita yang sangat membantu penulis dalam

mengerjakan SPSS dan memberikan motivasi, semangat kepada penulis

11. Kepada Saudari Lita Utari yang telah memberikan penulis semangat, terimakasih yang

sedalamnya.

12. Teman teman kecil Penulis Ali, Dian, Ebeh, Munir, Raffy, Ricky, Rivi, Sangkot terima kasih atas segala support dan masukan terhadap penulis

13. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Akhir kata saya berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat memenuhi fungsi yang semestinya. Semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpal atas segala bantuan dan kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis. Amin.

Medan, Maret 2015 Penulis,

Fathul Anshary NIM. 709330015


(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR………... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah …...……… 1

1.2 Identifikasi Masalah ……… 9

1.3 Pembatasan Masalah ……… 10

1.4 Rumusan Masalah ……… 10

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis………... 13

2.1.1 Kinerja SKPD... 13

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 17

2.1.2.1 Sumber Daya Manusia ... 19

2.1.2.2 Latar Belakang Pendidikan ... 22

2.1.2.3 Sarana Pendukung ... 25

2.2 Penelitian Terdahulu ………. 26

2.3 Kerangka Berpikir ...……… 28

2.4 Hipotesis ………. 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan jadwal penelitian ……….. 31

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ..………. 31

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...………... 32

3.3.1 Variabel Penelitian ... 32

3.3.2 Defenisi Operasional Variabel ... 32

3.4 Teknik Pengumpulan data …....……... 34

3.5 Teknk Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 34

3.5.1 Teknik Analisis Data ... 34

3.5.2 Uji Kualitas Data ... 35

3.5.2.1 Uji Validitas ... 35

3.5.2.2 Uji Reliabilitas ... 35

3.5.3 Uji Asumsi Klasik ... 35

3.5.3.1 Uji Normalitas... 35


(6)

vi

3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 36

3.5.4 Pengujian Hipotesis ... 37

3.5.4.1 Uji F ... 37

3.5.4.2 Uji T ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Gambaran Umum Sampel ... 38

4.1.2 Karakteristik Sampel... 40

4.2 Hasil Uji Kualitas Data ... 42

4.2.1 Uji Validitas ... 42

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 43

4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 46

4.2.3.1 Uji Normalitas... 46

4.2.3.2 Uji Multikolinieritas ... 47

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas... 48

4.2.4 Hasil Analisis Linear Berganda ... 47

4.2.5 Hasil Uji Hipotesis ... 50

4.2.5.1 Hasil Uji koefisien determinasi... 50

4.2.5.2 Uji F ... 52

4.2.5.3 Uji T ... 53

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 60

5.3 Saran... 60


(7)

vii DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ……… 26

Tabel 4.1 Karakteristik Penelitian Menurut Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.2 Karakteristik Penelitian Menurut Usia... 40

Tabel 4.3 Karakteristik Penelitian Menurut Tingkat Pendidikan... 41

Tabel 4.4 Karakteristik Penelitian Menurut Masa Kerja... 41

Tabel 4.5 Uji Validitas Kualitas Sumber Daya Manusia ... 42

Tabel 4.6 Uji Validitas Latar Belakang Pendidikan... 42

Tabel 4.7 Uji Validitas Sarana Pendukung ... 43

Tabel 4.8 Uji Validitas Kinerja SKPD ... 43

Tabel 4.9 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ...... 44

Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Kualitas Sumber Daya Manusia ... 44

Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Latar Belakang Pendidikan ... 44

Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Sarana Pendukung ... 45

Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Kinerja SKPD ... 45

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas ... 46

Tabel 4.15 Hasil Uji Multikoliniearitas ... 47

Tabel 4.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 49

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda ... 49

Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2 square) ... 51

Tabel 4.19 Hasil Uji F ... 52


(8)

viii DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir ....……… 29


(9)

ix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Tabulasi Data dan Kuesioner

Lampiran B Hasil Output SPSS


(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang – Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 dan diubah dengan Peraturan Perundang – undangan (Perpu) No. 3 Tahun 2005 serta UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang direvisi menjadi UU No. 33 Tahun 2004, kemudian direvisi menjadi UU No. 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menjadi tonggak awal dari otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi daerah tersebut. Dengan pemberian Otonomi Daerah Kabupaten dan Kota, pengelolaan keuangan sepenuhnya berada di tangan Pemerintah Daerah.

Pengelolaan keuangan negara/daerah di Indonesia telah banyak mengalami perubahan atau perbaikan seiring dengan semangat reformasi manajemen keuangan pemerintah untuk mencapai keberhasilan otonomi daerah. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya paket Peraturan Perundang-undangan di bidang Keuangan Negara beserta peraturan-peraturan turunannya yang juga telah banyak mengalami revisi dan penyempurnaan. Beberapa peraturan terkait dengan


(11)

2

implementasi Otonomi Daerah yang telah dikeluarkan adalah paket undang- undang bidang keuangan negara yakni UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,, UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Dalam rangka mengimplementasikan perundang-undangan bidang keuangan negara telah dikeluarkan berbagai aturan pelaksanaan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP), antara lain PP No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dan PP No. 21 tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga, PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), diubah menjadi PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Khusus berkenaan dengan pengelolaan keuangan daerah dikeluarkan Peraturan Pemerintah No 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Sebagai tindak lanjut PP No. 58 tahun 2005, Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan terakhir telah direvisi dengan Permendagri No. 59/2007 tentang Perubahan Atas Permendagri No. 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah diubah menjadi Permendagri No 21 tahun 2011 tentang perubahan kedua Permendagri No 13 tahun 2006. Peraturan ini khusus mengatur mengenai pedoman pengelolaan keuangan daerah yang baru, sesuai arah reformasi tata kelola Keuangan Negara / Daerah. Perubahan yang sangat mendasar dalam peraturan ini adalah bergesernya fungsi Ordonancering dari Badan/Bagian/Biro Keuangan ke setiap Satuan Kerja


(12)

3

Perangkat Daerah (SKPD), dan SKPD sebagai accounting entity berkewajiban

untuk membuat laporan keuangan SKPD serta penegasan bahwa Bendahara Pengeluaran sebagai Pejabat Fungsional. Oleh karena itu, setiap Bendahara Pengeluaran harus memiliki keahlian khusus di bidang kebendaharaan dan dibuktikan dengan sertifikat keahlian dari lembaga yang berwenang untuk menyelenggarakan Diklat Sertifkasi Bendahara Pengeluaran. Peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengelolaan Keuangan Daerah tersebut diatas sudah diimplementasikan secara bertahap di tahun 2007-2008. Oleh karena itu, setiap daerah sudah mulai mempersiapkan semua perangkat yang diperlukan termasuk menata dan meningkatkan kemampuan SDM aparaturnya khususnya di bidang keuangan guna mengantisipasi perubahan-perubahan dalam pengelolaan APBD dan pertanggungjawabannya pada akhir tahun anggaran. Berhasil-tidaknya pelaksanaan suatu sistem pengelolaan keuangan daerah sangat tergantung dari kompetensi para pengelolanya sehingga peningkatan kualitas SDM pengelola merupakan hal yang wajib dilaksanakan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 51 ayat (2), Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran harus menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya. Hal ini berarti bahwa setiap SKPD harus membuat laporan keuangan unit kerja. Pasal 56 UU ini menyebutkan bahwa laporan keuangan yang harus dibuat setiap unit kerja adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, sedangkan yang menyusun laporan arus Kas adalah Kepala Satuan Kerja


(13)

4

Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Melalui Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang telah direvisi dengan Permendagri No. 59/2007 tentang Perubahan Atas Permendagri No. 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, diubah menjadi Permendagri No 21 tahun 2011 tentang perubahan kedua Permendagri No 13 tahun 2006, implementasi paradigma baru yang berorientasi pada prestasi/kinerja diterapkan dalam penyusunan APBD, Sistem akuntansi dan pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu maka setiap pemerintah daerah harus dapat mempersiapkan diri untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan tersebut.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah yang dijabarkan oleh Permendagri Nomor 13 tahun 2006 merupakan pedoman pengelolaan keuangan daerah. Penatausahaan keuangan daerah dalam pelaksanaan APBD mengalami perubahan yang cukup fundamental dibandingkan dengan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, diantara perubahan tersebut adalah dilimpahkannya sebagian mekanisme peraturan keuangan di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah/biro/bagian keuangan kepada SKPD, lingkup penatausahaan keuangan yang dilimpahkan diantaranya pengujian Surat Permintaan Pembayaran (SPP) baik Langsung (LS), Uang Persediaan (UP), Ganti Uang (GU) maupun Tambahan Uang (TU) serta penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM). Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah adanya perubahan mekanisme pengelolaan keuangan pada bendahara pengeluaran, sebelumnya menganut sistem uang untuk dipertanggungjawabkan (UUDP) diubah


(14)

5

menjadi uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD), disamping itu terjadi perubahan yang terkait dengan laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pelaksanaan pembukuan bendahara pengeluaran lebih rumit dan detail dibandingkan dengan peraturan Sebelumnya, namun demikian berdasarkan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 pasal 225 untuk memudahkan pelaksanaan pembukuan bendahara pengeluaran

diperkenankan menggunakan software aplikasi, tetapi konsekuensinya pada

bendahara pengeluaran harus mampu dan mahir dalam mengoperasikan komputer serta memahami aplikasi prosedur penatausahaan keuangan daerah dan pembukuan bendahara pengeluaran. Berdasarkan hal tersebut maka penatausahaan keuangan daerah dan pembukuan bendahara pengeluaran mutlak diperlukan SDM yang profesional

Desentralisasi merupakan penyerahan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab. Hakekat semangat otonomi harus tercermin dalam pengelolaan keuangan daerah mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi. Pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan anggaran daerah pada dasarnya dimaksudkan agar setiap rupiah yang dibelanjakan pemerintah berdampak terhadap kepentingan dan kebutuhan publik. Dalam kaitan ini, jelas keberadaan sumber daya manusia, latar belakang pendidikan dan sarana pendukung SKPD menjadi sangat penting agar penyelenggaraan anggaran daerah dapat dievaluasi. Hasil evaluasi tersebut merupakan umpan balik bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Terjadinya penambahan wewenang membawa


(15)

6

konsekuensi penambahan tugas kepada daerah. Untuk melaksanakan tugas itu kemudian dilakukan restrukturisasi kelembagaan.

Menurut Mardiasmo (2006) transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas, seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dapat dipantau

Menurut Sumarsono (2009) keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan keuangan daerah, sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Transparansi pengelolaan keuangan pada akhirnya akan menciptakan Horizontal accountability antara pemerintah daerah dan masyarakatnya, sehingga tercipta pemerintah daerah yang bersih, efektif, efesien, akuntabel dan responsip terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat.

Sejalan dengan restrukturisasi organisasi pemerintah yang dilakukan, dibutuhkan peningkatan kinerja pegawai agar dengan melaksanakan tugas yang ada sebaik mungkin. Untuk itu perlu diperhatikan sikap dasar pegawai terhadap diri sendiri, kompetensi, pekerjaan saat ini serta gambaran mereka mengenai peluang yang bisa diraih dalam struktur organisasi yang baru.

Menurut Zainuddin (2011) Individu dengan komitmen organisasi yang rendah akan mempunyai perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan organisasi dan cenderung berusaha memenuhi kepentingan pribadinya.

Sumber daya manusia sangat diperlukan di dalam suatu organisasi, karena manusia sebagai komponen yang menggerakkan organisasi tersebut. Dengan


(16)

7

adanya sumber daya manusia yang berkualitas, berarti seseorang lebih memiliki ilmu sehingga lebih dapat menguasai pekerjaan yang akan di kerjakan nya.

Persoalan umum yang dihadapi oleh seluruh SKPD adalah masalah keterlambatan pencairan anggaran APBD, sehingga sulit untuk mengaitkan antara sistem penganggaran dengan sistem akuntabilitas kinerja. Keterlambatan ini bisa dimulai dari keterlambatan pemerintah daerah mengajukan ke DPRD. Hal ini berdampak terhadap kinerja aparatur (Aidnil, 2009).

Latar belakang pendidikan juga penting dalam meningkatkan kinerja pegawai. SKPD yang berada di Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari berbagai bidang, untuk itu keanekaragaman latar belakang pendidikan sangat berguna dalam meningkatkan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu.

Suatu pekerjaan tidak bisa dikerjakan dengan baik jika tanpa sarana pendukung. Buruknya di dalam pengelolaan keuangan daerah di Labuhanbatu hal ini mungkin kurangnya sarana pendukung di dalam proses pekerjaan. Apakah itu berupa komputer, maupun software pendukungnya.

Kapasitas pengelolaan keuangan publik dan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Labuhanbatu menunjukkan kelemahan-kelemahan, terutama dalam bidang perencanaan dan penganggaran. Berdasarkan Permendagri No. 59 Tahun 2007 dijelaskan bahwa perencanaan dan penganggaran adalah dokumen yang berisi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam APBD. Selain itu, berdasarkan Permendagri No. 59 Tahun 2007 setiap Satuan Kerja


(17)

8

Perangkat Daerah harus dapat mempersiapkan diri untuk melakukan suatu pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Prayogi (2010) telah melaksanakan penelitian tentang Pengaruh Efektifitas Penerapan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Dalam Pengelolaan Keuangan Publik. Penelitian ini menyimpulkan : Perencanaan dan penganggaran, audit internal, dan pengelolaan aset berpengaruh terhadap kinerja aparatur Pemerintah Kota Medan. Sedangkan pengelolaan kas, akuntansi dan pelaporan, dan audit eksternal memiliki yang negatif terhadap kinerja aparatur Pemerintah Kota Medan.

Menurut Rahayu (2007) Sikap mental para aparatur harus diperbaiki. Kesadaran akan kewajiban selaku pelayan masyarakat harus ditingkatkan. Kesadaran untuk melakukan perubahan demi memenuhi tuntutan masyarakat akan mempercepat proses perubahan

Warisno (2009) telah melaksanakan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Provinsi Jambi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa : Kualitas SDM, Komunikasi, Sarana Pendukung, dan Komitmen Organisasi secara simultan berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja SKPD.

Tuasikal (2007) melakukan penelitian tentang Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Pada Kabupaten Maluku Tengah). Penelitian ini menyimpulkan baik secara simultan maupun parsial pemahaman mengenai sistem akuntansi dan pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja SKPD.


(18)

9

Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Rahmadsyah (2011) dengan dependen variabel yaitu Kinerja SKPD dan independen variabel yaitu Kualitas SDM, Komunikasi, Sarana Pendukung, Komitmen Organisasi dan Motivasi. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada, daerah penelitian, periode dan waktu penelitian dan adanya penambahan satu variabel yaitu faktor Latar Belakang Pendidikan, karena menurut penulis faktor tersebut juga sangat penting untuk mempengaruhi kinerja pegawai SKPD.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan ini menarik untuk diteliti dan

mengambil judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Pada Kabupaten Labuhanbatu dengan maksud

melanjutkan penelitian sebelumnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :

1. Apakah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Latar Belakang

Pendidikan dan Sarana Pendukung mempunyai pengaruh terhadap kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu?

2. Apakah besar pengaruh faktor kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),

Latar Belakang Penelitian dan Sarana Pendukung terhadap kinerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu adalah sama ?


(19)

10

3. Apakah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Latar Belakang

Pendidikan dan Sarana Pendukung mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Kabupaten Labuhanbatu

4. Apakah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Latar Belakang

Pendidikan dan Sarana Pendukung mempunyai pengaruh dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Kabupaten Labuhanbatu.

5. Apakah keterlambatan pencairan APBD mempunyai pengaruh terhadap

kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Kabupaten Labuhanbatu

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalahpahaman terhadap permasalahan yang akan diteliti, maka perlu adanya suatu pembatasan masalah untuk memberi arah pada pembahasan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis membatasi masalah hanya pada faktor kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Latar Belakang Pendidikan dan Sarana Pendukung yang mempengaruhi kinerja SKPD.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap kinerja


(20)

11

2. Apakah Latar Belakang Pendidikan berpengaruh terhadap kinerja SKPD di

Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu?

3. Apakah Sarana Pendukung berpengaruh terhadap kinerja SKPD di

Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu?

4. Apakah Terdapat pengaruh kualitas SDM, latar belakang pendidikan dan

sarana pendukung terhadap kinerja SKPD di Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Menguji pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap

kinerja SKPD di Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

2. Menguji pengaruh Latar Belakang Pendidikan terhadap kinerja Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

3. Menguji pengaruh Sarana Pendukung terhadap kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

4. Menguji pengaruh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Latar Belakang

Pendidikan dan Sarana Pendukung terhadap kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu


(21)

12

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pelajaran yang sangat

berharga, terutama dalam memperbaiki cara berfikir penulis dalam menganalisis dan memecahkan masalah dengan metode ilmiah

2. Dalam bidang akademik diharapkan dapat menambah literatur yang

berhubungan dengan akuntansi pemerintahan, khususnya mengenai kinerja pemerintah

3. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti seluruh Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Labuhanbatu dapat menjadi bahan untuk lebih lanjut memperbaiki SKPD nya

4. Bagi penulis selanjutnya dapat dijadikan sebagai referensi untuk


(22)

59 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat disajikan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh negatif terhadap Kinerja

SKPD di Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

2. Latar Belakang Pendidikan berpengaruh positif terhadap Kinerja SKPD di Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

3. Sarana Pendukung berpengaruh positif terhadap Kinerja SKPD di

Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu

4. Kualitas Sumber Daya Manusia, Latar Belakang Pendidikan serta Sarana

Pendukung berpengaruh positif secara simultan terhadap Kinerja SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemerintah Kabupaten Labuhanbaatu sebesar 66,2 % . sedangkan sisanya 33,8 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ada dalam penelitian ini

5. koefesien korelasi (R) sebesar 0,829 menunjukkan adanya hubungan yang

positif antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel independen di ikuti dengan variabel dependen. Dan kekuatan hubungan antara variabel dependen dengan independen ditunjukkan hasil pengolahan SPSS sebesar 82,9%.


(23)

60

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan dari penelitian ini.

1. Pengambilan responden dilakukan pada satu kota saja. Oleh karena itu,

hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan untuk objek di luar penelitian. Hasil penelitian mungkin akan berbeda untuk daerah lain

2. Hanya tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel

independen : kualitas sumber daya manusia (X1), latar belakang

pendidikan (X2) dan sarana pendukung (X3) dan variabel dependen: Kinerja SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) pada Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu (Y) sehingga hanya mempengaruhi 66,2%.

5.3 Saran

Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan sara untuk penelitian selanjutnya :

a. Peneliti selanjutnya sebaiknya mengusahakan untuk menggunakan

observasi atau pengamatan langsung kepada objek, atau menggunakan metode eksperimen sebagai pengganti metode kuesioner.

b. Penelitian ini selanjutnya dikembangkan lebih jauh lagi untuk

mendapatkan hasil yang lebih kuat. Peneliti dapat menambah variabel lain sehingga penelitian dapat lebih digeneralisasi.

c. Agar Kepala Daerah dalam memilih pegawai SKPD juga


(24)

61

untuk memperoleh kinerja yang benar-benar dapat dipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap SKPD.

d. Kepada Kepala Daerah untuk meningkatkan kinerja Pemda dalam

melakukan pengelolaan keuangan daerah adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yaitu dengan cara melakukan Diklat dan Pelatihan


(25)

62

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, N. Robert, dan Govindarajan, V.2005. “Sistem Pengendalian Manajemen”. Buku II, Edisi 11. Penerbit Salemba Empat. http://goo.gl/Wuo0SX

Anggraeni, Rafika. 2009. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara. Medan

Bastian, Indra. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik, Modul untuk PelatihanPenyusunan Laporan Keuangan. Partnership for Government Ferorm In Indonesia, Salam Bulasukmur

Daeng, M. 2009. Kesiapan SDM Pemerintah Menuju Tata Kelola KeuanganNegara yang Akuntabel dan Transparan. Jurnal BPK

Fakultas Ekonomi Unimed. 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Medan Ghani, Achmad. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Makassar. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol 7 No.1 Februari 2009

Gibson. 1987. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kinerja. http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

Husnan, Suad. 2002. Sarana Pendukung. http://bit.ly/1nNloSO

Ikhlash, Muhammad. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu. [Skripsi] Universitas Negeri Medan Ilmiha, Jalilah. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Asahan. [Tesis] Universitas Sumatera Utara

Irsan, MA. 2010. Pengaruh Sumber Daya Manusia serta Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Kabupaten Langkat

Kumorotomo, Wahyudi dan Erwan Agus Purwanto. 2005. Anggaran Berbasis Kinerja, Konsep, dan Aplikasinya. [Tesis] Magister Admisnistrasi Publik UGM. Yogyakarta


(26)

63

Kuratko Dan Hodgetts. 1998. Kualitas Sumber Daya Manusia. http://bit.ly/1qlA4yi

Lusthaus. 1999. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi. http://ow.ly/BmSfV

Mahsun, Mohammad, Firma & Heribertus. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit BPFE Yogyakarta

Mangkunegara, AA Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : Andi

Mardiasmo. 2006. Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik :suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi pemerintah Vol 2, No.1, Mei 2006

Mathis dan Jackson. 2001. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Individu. http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku I, Edisi 6, Jakarta: Salemba Empat

Permendagri No 59 Tahun 2007 tentang Kinerja Aparatur Pemerintah Dalam Pengelolaan Keuangan Publik

Peraturan Perundang-undangan No 3 tahun 2005 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Prayogi. 2010. Pengaruh Efektivitas Penerapan Permendagri No 59 Tahun 2007 Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Dalam Pengelolaan Keuangan Publik (Studi empiris pada Pemerintah Kota Medan), [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

Purwadarminta, W. J. S. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Rahmadsyah. 2011. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) (Studi Empiris di Pemerintah Kabupaten DeliSerdang). [Skripsi] Universitas Negeri Medan

Republik Indonesia. 1974. Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah.

Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.


(27)

64

Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah.

Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Jakarta.

Republik Indonesia. 2004. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara / Lembaga.

Republik Indonesia. 2004. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 TentangPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Jakarta . Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.


(28)

65

Sastrohadiwiryo, Siswanto.2001. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Admministratif Dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju

Soekidjo Notoatmojo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: RienekaCipta.

Suharyadi dan Purwanto. 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern 2. Jakarta : Salemba Empat

Sumarsono, Hadi. 2009. Analsis Kemandirian Otonomi Daerah. Jurnal Akuntansi Pemerintah Vol.1. No 1. 2009.

Sunarcaya Putu. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. [Tesis]. Program Pasca Sarjana Universitas Terbuka Jakarta Susilo. 2002. Sumber Daya Manusia. http://goo.gl/qwUlig

Tuasikal, A. 2007. Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, Vol 08. No 1. Februari 2007

Ulrich. 1997. Human Resource Champions: the next agenda for adding value and

delivering results. Harvard Business School Press, USA.

http://bit.ly/1Bu71La

Warisno. 2009. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi. [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Zainuddin, 2011, Pengawasan Fungsional Pemerintah Daerah Sebagai Instrumen

Good Local Governance, Jurnal Ilmiah Ishlah, Vol. 12 No. 2 Edisi Mei-Agustus 2011 ISSN 1410-9328.

Zetra, Aidnil. 2009. Strategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal BPK


(1)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan dari penelitian ini.

1. Pengambilan responden dilakukan pada satu kota saja. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan untuk objek di luar penelitian. Hasil penelitian mungkin akan berbeda untuk daerah lain

2. Hanya tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel

independen : kualitas sumber daya manusia (X1), latar belakang

pendidikan (X2) dan sarana pendukung (X3) dan variabel dependen: Kinerja SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) pada Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu (Y) sehingga hanya mempengaruhi 66,2%.

5.3 Saran

Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan sara untuk penelitian selanjutnya :

a. Peneliti selanjutnya sebaiknya mengusahakan untuk menggunakan

observasi atau pengamatan langsung kepada objek, atau menggunakan metode eksperimen sebagai pengganti metode kuesioner.

b. Penelitian ini selanjutnya dikembangkan lebih jauh lagi untuk

mendapatkan hasil yang lebih kuat. Peneliti dapat menambah variabel lain sehingga penelitian dapat lebih digeneralisasi.

c. Agar Kepala Daerah dalam memilih pegawai SKPD juga


(2)

untuk memperoleh kinerja yang benar-benar dapat dipercaya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap SKPD.

d. Kepada Kepala Daerah untuk meningkatkan kinerja Pemda dalam

melakukan pengelolaan keuangan daerah adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yaitu dengan cara melakukan Diklat dan Pelatihan


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, N. Robert, dan Govindarajan, V.2005. “Sistem Pengendalian Manajemen”. Buku II, Edisi 11. Penerbit Salemba Empat. http://goo.gl/Wuo0SX

Anggraeni, Rafika. 2009. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara. Medan

Bastian, Indra. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik, Modul untuk PelatihanPenyusunan Laporan Keuangan. Partnership for Government Ferorm In Indonesia, Salam Bulasukmur

Daeng, M. 2009. Kesiapan SDM Pemerintah Menuju Tata Kelola KeuanganNegara yang Akuntabel dan Transparan. Jurnal BPK

Fakultas Ekonomi Unimed. 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Medan Ghani, Achmad. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Makassar. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol 7 No.1 Februari 2009

Gibson. 1987. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kinerja. http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

Husnan, Suad. 2002. Sarana Pendukung. http://bit.ly/1nNloSO

Ikhlash, Muhammad. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparatur Inspektorat Kabupaten Labuhanbatu. [Skripsi] Universitas Negeri Medan Ilmiha, Jalilah. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Asahan. [Tesis] Universitas Sumatera Utara

Irsan, MA. 2010. Pengaruh Sumber Daya Manusia serta Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Kabupaten Langkat

Kumorotomo, Wahyudi dan Erwan Agus Purwanto. 2005. Anggaran Berbasis Kinerja, Konsep, dan Aplikasinya. [Tesis] Magister Admisnistrasi Publik UGM. Yogyakarta


(4)

Kuratko Dan Hodgetts. 1998. Kualitas Sumber Daya Manusia. http://bit.ly/1qlA4yi

Lusthaus. 1999. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi. http://ow.ly/BmSfV

Mahsun, Mohammad, Firma & Heribertus. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit BPFE Yogyakarta

Mangkunegara, AA Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : Andi

Mardiasmo. 2006. Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik :suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi pemerintah Vol 2, No.1, Mei 2006

Mathis dan Jackson. 2001. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Individu. http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku I, Edisi 6, Jakarta: Salemba Empat

Permendagri No 59 Tahun 2007 tentang Kinerja Aparatur Pemerintah Dalam Pengelolaan Keuangan Publik

Peraturan Perundang-undangan No 3 tahun 2005 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Prayogi. 2010. Pengaruh Efektivitas Penerapan Permendagri No 59 Tahun 2007 Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintah Dalam Pengelolaan Keuangan Publik (Studi empiris pada Pemerintah Kota Medan), [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

Purwadarminta, W. J. S. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Rahmadsyah. 2011. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) (Studi Empiris di Pemerintah Kabupaten DeliSerdang). [Skripsi] Universitas Negeri Medan

Republik Indonesia. 1974. Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah.

Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.


(5)

Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah.

Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Republik Indonesia. 2000. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Jakarta.

Republik Indonesia. 2004. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara / Lembaga.

Republik Indonesia. 2004. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 TentangPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, Jakarta . Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.


(6)

Sastrohadiwiryo, Siswanto.2001. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Admministratif Dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju

Soekidjo Notoatmojo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: RienekaCipta.

Suharyadi dan Purwanto. 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern 2. Jakarta : Salemba Empat

Sumarsono, Hadi. 2009. Analsis Kemandirian Otonomi Daerah. Jurnal Akuntansi Pemerintah Vol.1. No 1. 2009.

Sunarcaya Putu. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. [Tesis]. Program Pasca Sarjana Universitas Terbuka Jakarta Susilo. 2002. Sumber Daya Manusia. http://goo.gl/qwUlig

Tuasikal, A. 2007. Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik, Vol 08. No 1. Februari 2007

Ulrich. 1997. Human Resource Champions: the next agenda for adding value and

delivering results. Harvard Business School Press, USA.

http://bit.ly/1Bu71La

Warisno. 2009. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi. [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Zainuddin, 2011, Pengawasan Fungsional Pemerintah Daerah Sebagai Instrumen

Good Local Governance, Jurnal Ilmiah Ishlah, Vol. 12 No. 2 Edisi Mei-Agustus 2011 ISSN 1410-9328.

Zetra, Aidnil. 2009. Strategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal BPK


Dokumen yang terkait

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Asahan

3 65 110

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi

27 196 123

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 16

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 2

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 10

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 17

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 5

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karo

0 0 27

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Samosir dengan Pengawasan Inspektorat sebagai Variabel Moderating

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN TESIS

0 0 15