KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH BAGI MASYARAKAT MENURUT UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA NO. 5 TAHUN 1960 DI KELURAHAN PARTALI TORUAN KECAMATAN TARUTUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA.

(1)

KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH BAGI MASYARAKAT

MENURUT UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

NO. 5 TAHUN 1960 DI KELURAHAN PARTALI

TORUAN KECAMATAN TARUTUNG

KABUPATEN TAPANULI UTARA

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Sovia Lauren Silalahi NIM.309111070

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Sovia Lauren Silalahi. NIM. 309111070. Kepemilikan Hak Atas Tanah Bagi Masyarakat Menurut Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 di Kelurahan Partali Toruan Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemilikan hak atas tanah bagi masyarakat menurut Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960. Adapun metode penelitian yang digunakan peneliti adalah bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran angket, wawancara dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Partali Toruan Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di kelurahan tersebut yaitu sebanyak 564 kepala keluarga. Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 10% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 56 kepala keluarga (56 KK). Data yang telah terkumpul, dianalisis melalui teknik perhitungan statistik sederhana dengan menggunakan tabel frekuensi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan kepemilikan hak atas tanah bagi masyarakat dilakukan dengan pendaftaran tanah untuk memperoleh sertifikat tanah. Hal tersebut dilaksanakan atas kesadaran sendiri, tanpa pengaruh orang lain. Masalah yang dihadapi dalam proses pendaftaran tanah ini adalah biaya yang mahal, juga kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah setempat dalam perealisasian pembuatan akte tanah. Terkhusus PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) sebagai program pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak disosialisasikan dengan baik sehingga banyak masyarakat kurang mengetahui prosedurnya. Penerbitan sertifikat hak atas tanah jelaslah untuk pegangan kepada pemiliknya akan bukti-bukti haknya yang tertulis agar pemegang hak dengan mudah membuktikan haknya. Dapat diketahui bahwa fungsi dari sertifikat tanah itu adalah adanya kepastian hukum, menjaga terjadinya sengketa tanah, menjaga stabilitas harga tanah, dapat dijadikan sebagai agunan/jaminan untuk melakukan peminjaman terhadap BANK atau pemberi modal lainnya. Pemahaman masyarakat Kelurahan Partali Toruan terhadap Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 menjadi salah satu faktor terpenting agar Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 ini dapat benar-benar diterapkan. Ketika pemahaman masyarakat Kelurahan Partali Toruan cukup tinggi terhadap Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 akan timbul kesadaran masyarakat dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat sehingga kepemilikan hak atas tanah dapat diperoleh dengan kepastian hukum.


(5)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN. ... 1

A. Latar Belakang Masalah. ... 1

B. Identifikasi Masalah. ... 4

C. Batasan Masalah. ... 5

D. Rumusan Masalah. ... 5

E. Tujuan Penelitian. ... 6

F. Manfaat Penelitian. ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. ... 8

A. Kajian Teori. ... 8

1. Konsep Hak Milik Atas Tanah... 7

2. Sertifikat Hak Milik Atas Tanah ... 16

3. Hukum Adat Dalam UUPA ... 18


(6)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. ... 24

A. Lokasi Penelitian. ... 24

B. Populasi dan Sampel. ... 24

1. Populasi ... 24

2. Sampel... 25

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 25

1. Variabel Penelitian ... 25

2. Definisi Operasional ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data. ... 26

E. Teknik Analisis Data... 27

BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Hasil Penelitian ... 28

1. Kondisi Fisik Wilayah ... 28

2. Kondisi Non Fisik Wilayah ... 29

B. Pembahasan Penelitian... 30

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA. ... 62 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 1: Badan Pertanahan Kabupaten/Kota Mensosialisasikan

Undang-Undang Pokok Agraria No. 6 Tahun 1960 di Kelurahan

Partali Toruan...31

Tabel 2: Perlu Diadakan Penyuluhan Hukum Mengenai Cara

Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah...32

Tabel 3: Setuju Bahwa dengan Mendaftarkan Hak Milik Atas

Tanah Dapat Memperkuat Kepemilikan Hak Atas Tanah ...33

Tabel 4: Perlu dilakukan Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah ...34

Tabel 5: Pernah Mengurus Sertifikat Atas Tanah ...35

Tabel 6: Perlu dilakukan Penyuluhan Hukum Mengenai Fungsi

dan Pentingnya Sertifikat Atas Tanah...36

Tabel 7: Sudah Memiliki Sertifikat Tanah Atas Tanah yang dimiliki……. 37

Tabel 8: Mengerti Bagaimana Cara Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah ...38

Tabel 9: Proses Pendaftaran Tanah yang dimiliki dilakukan Pengukuran, Perpetaan, dan Pembukuan Tanah ...40

Tabel 10: Ada Kendala yang dihadapi dalam Proses Pendaftaran Tanah ...41 Tabel 11: Biaya yang ditentukan Oleh Pemerintah dalam Pendaftaran

Tanah Memberatkan ...42

Tabel 12: Lembaga Pertanahan Memberikan Penyuluhan Hukum Untuk


(8)

Tabel 13: Bukti Perlunya Melakukan Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah ....45

Tabel 14: Cara Responden dalam Mensertifikatkan Hak Milik Atas Tanah.. 47

Tabel 15: Peran Lurah, Camat, BPN dalam Mensosialisasikan Pendaftaran Tanah...48

Tabel 16: Pernah Mengalami Sengketa Kepemilikan Hak Atas Tanah ...52

Tabel 17: Ada Peran Adat Setempat Menyelesaikan Sengketa Tanah ...53

Tabel 18: Peran Tetua Adat Menyelesaikan Sengketa Tanah ...54

Tabel 19: Setuju dengan Ketentuan Mengenai Hak Milik Atas Tanah yang diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960.. 55


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 : Daftar Angket

Lampiran 2 : Daftar Pertanyaan Wawancara Lampiran 3 : Dokumentasi

Lampiran 4 : Sertifikat Tanah Lampiran 5 : Nota Tugas

Lampiran 6 : Surat Penelitian Dari Jurusan Lampiran 7 : Surat Penelitian Dari Fakultas

Lampiran 8 : Surat Penelitian Dari Tempat Penelitian

Lampiran 9 : Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PPK-n Lampiran 10 : Surat Keterangan Perpustakaan UNIMED Lampiran 11 : Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Lampiran 12 : Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 13 : Lembar Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran 14 : Daftar Riwayat Hidup Penulis


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanah merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia. Kebutuhan manusia

terhadap tanah dewasa ini makin meningkat. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya jumlah

penduduk, sementara di sisi lain luas tanah tidak bertambah. Begitu pentingnya tanah bagi

kehidupan manusia, maka setiap orang akan selalu berusaha memiliki dan menguasainya.

Dengan adanya hal tersebut maka dapat menimbulkan suatu sengketa tanah di dalam masyarakat

Tanah dalam pengertian yuridis adalah permukaan bumi, hak atas tanah adalah hak

atas sebagian tertentu dari permukaan bumi, yang terbatas, berdimensi dua dengan ukuran

panjang dan lebar. Dasar kepastian hukum dalam peraturan-peraturan hukum tertulis sebagai

pelaksana diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 (UUPA),

memungkinkan para pihak-pihak yang berkepentingan untuk dengan mudah mengetahui hukum

yang berlaku dan wewenang serta kewajiban yang ada atas tanah yang dipunyai.

Secara umum pengaturan mengenai hak milik atas tanah dalam Undang-Undang

Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 dapat dilihat dalam Bagian III Bab II Pasal 20 sampai dengan

Pasal 27, menurut prinsip-prinsip umum tentang hak milik atas tanah.

Hak milik itu berdasarkan Pasal 20 Undang-Undang Pokok Agraria bahwa merupakan

hak yang turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah dan memberi

wewenang untuk mempergunakan bagi segala macam keperluan selama waktu yang tidak


(11)

Dalam rangka memberi kepastian hukum kepada para pemegang hak atas tanah

diberikan penegasan terhadap kekuatan sertifikat. Dampak arti praktisnya selama belum

dibuktikan yang sebaliknya data fisik dan data yuridis dalam perbuatan hukum maupun sengketa

di depan pengadilan harus diterima sebagai data yang benar.

Kepemilikan terhadap Hak Atas Tanah ditentukan paling tidak oleh dua hal yaitu

sertifikat hak atas tanah dan penguasaan fisik atas tanah dalam periode yang panjang. Sertifikat

hak atas tanah adalah salinan Buku Tanah yang merupakan tanda bukti yang kuat sebagaimana

diatur oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1960.

Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 bahwa

bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Atas dasar itu agar pelaksanaan peralihan

penguasaan hak dari negara atau masyarakat atas tanah di Indonesia tidak menimbulkan berbagai

masalah atau sengketa mengenai kepentingan-kepentingan terhadap tanah, maka diperlukan

adanya pengaturan yang tegas dan landasan hukum yang kuat dibidang pertanahan. Sesuai

dengan sifat-sifat dari ketentuan di atas masalah agraria menjadi tugas dari pemerintah pusat.

Adanya wewenang dan tugas yang dimiliki pemerintah mengenai masalah agraria ini

memberikan konsekuensi bahwa pemerintah pusat harus menyusun kebijaksanaan dalam rangka

menyusun politik hukum dibidang agraria.

Kebijaksanaan yang dimaksud adalah Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun

1960 sebagaimana dinyatakan dalam Harsono (2008:558) bahwa kebijakan tersebut tertuang

dalam:

Pasal 19 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut: “untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah” dan Pasal 22 ayat (1) dan (2) yang bernbunyi:


(12)

(1) Terjadinya hak milik menurut hukum adat diatur dengan Peraturan Pemerintah.

(2) Selain menurut cara yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini hak milik terjadi karena:

a. Penetapan Pemerintah, menurut cara dan syarat-syarat yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;

b. Ketentuan undang-undang.

Kabupaten Tapanuli Utara yang terdapat beberapa kelurahan di dalamnya secara

khusus Kelurahan Partali Toruan dimana masyarakatnya juga memiliki hubungan erat dengan

tanah. Tanah merupakan sumber kehidupan sekaligus tempat melakukan aktivitas sehari-hari,

oleh karena itu setiap tanah yang dimiliki masyarakat butuh pengakuan atas kepemilikan tanah

tersebut. Namun yang terlihat, penerapan akan adanya undang-undang yang mengatur tentang

tanah belum merata, dimana masyarakat di kelurahan tersebut yang masih jauh dari perkotaan

tidak menerapkan sistem kepemilikan tanah seperti yang diatur dalam Undang Undang Pokok

Agraria yakni untuk mendaftarkan tanahnya dan memperoleh sertifikat untuk dapat dijadikan

sebagai pengakuan yang sah akan tanah yang dimilikinya. Berbeda dengan masyarakat yang

lebih dekat dengan kota sudah menerapkan dengan adanya sertifikat tanah yang dimiliki.

Penerapan akan adanya undang-undang yang mengatur tentang tanah yakni Undang

Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 sangat dibutuhkan untuk memperoleh pengakuan atas

kepemilikan tanah. Namun yang terjadi di Kelurahan Partali Toruan, kepemilikan hak atas tanah

tidak sepenuhnya diperoleh oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena sistem kekerabatan

masyarakat adat yang berlaku di kelurahan tersebut. Penerbitan akan sertifikat tanah pun kerap

kali tidak dibutuhkan untuk memperoleh kepemilikan hak atas tanah, sehingga dapat

menimbulkan kerugian di salah satu pihak.

Berdasarkan hal tersebut di atas, tentunya menarik perhatian peneliti mengadakan


(13)

Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 di Kelurahan Partali Toruan Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat suatu gambaran tentang suatu

permasalahan yang akan dihadapi. Agar pembahasan tidak terlalu jauh maka masalah yang

diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Respon masyarakat Kelurahan Partali Toruan terhadap Undang-Undang Pokok Agraria No. 5

Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

2. Kepatuhan masyarakat Kelurahan Partali Toruan terhadap Undang-Undang Pokok Agraria

No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

3. Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Agraria sudah diterapkan di Kelurahan Partali Toruan

4. Penguatan kepemilikan hak atas tanah bagi masyarakat Kelurahan Partali Toruan menurut

Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Agraria

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari pemahaman yang terlalu luas dalam penelitian ini, maka perlu

kiranya menentukan pembatasan masalah pada hal-hal yang pokok saja untuk mempertegas

sasaran yang akan dicapai yaitu untuk melihat bagaimana penguatan kepemilikan hak atas tanah

bagi masyarakat Kelurahan Partali Toruan menurut Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun

1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.


(14)

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di

atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam penelitian ini yakni bagaimana penguatan

kepemilikan hak atas tanah bagi masyarakat Kelurahan Partali Toruan menurut Undang-Undang

Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria?

E. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas sebagai pedoman dalam

mengadakan penelitian, sehingga akan menunjukkan kualitas dari penelitian tersebut. Adapun

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penguatan

kepemilikan hak atas tanah bagi masyarakat Kelurahan Partali Toruan menurut Undang-Undang

Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, manfaat utama yang diharapkan tercapai, yaitu bagi:

1. Kelurahan tempat penelitian

a. Peneliti berharap hasilnya mampu memberikan informasi kepada masyarakat serta

meningkatkan kesadaran hukum secara khusus bagi masyarakat Kelurahan Partali Toruan

b. Menambah pengetahuan masyarakat Kelurahan Partali Toruan akan penerapan Undang

Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960

c. Dapat dijadikan masukan kepada masyarakat mengenai arti pentingnya tata cara

pemberian hak milik atas tanah

2. Peneliti


(15)

b. Dapat memperdalam pengetahuan peneliti tentang tata cara pemberian hak milik atas

tanah

3. Penelitian lanjutan

a. Dapat membantu mahasiswa/peneliti lainnya sebagai dasar penelitian selanjutnya


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam penelitian ini, bertitik tolak pada hasil

observasi, angket, wawancara, dan studi dokumentasi maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan kepemilikan hak atas tanah bagi masyarakat

dilakukan dengan pendaftaran tanah untuk memperoleh sertifikat tanah. Hal tersebut

dilaksanakan atas kesadaran sendiri, tanpa pengaruh orang lain.

2. Masalah yang dihadapi dalam proses pendaftaran tanah ini adalah biaya yang mahal, juga

kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah setempat dalam perealisasian pembuatan

sertifikat tanah (kurang keterbukaan informasi). Terkhusus PRONA sebagai program

pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak disosialisasikan dengan baik

sehingga banyak masyarakat kurang mengetahui prosedurnya.

3. Penerbitan sertifikat hak atas tanah jelaslah untuk pegangan kepada pemiliknya akan

bukti-bukti haknya yang tertulis agar pemegang hak dengan mudah membukti-buktikan haknya. Dapat

diketahui bahwa fungsi dari sertifikat tanah itu adalah adanya kepastian hukum, menjaga

terjadinya sengketa tanah, menjaga stabilitas harga tanah, dapat dijadikan sebagai


(17)

4. Pemahaman masyarakat Kelurahan Partali Toruan terhadap Undang Undang Pokok Agraria

No. 5 Tahun 1960 menjadi salah satu faktor terpenting agar Undang Undang Pokok Agraria

No. 5 Tahun 1960 ini dapat benar-benar diterapkan. Ketika pemahaman masyarakat

Kelurahan Partali Toruan cukup tinggi terhadap Undang Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun

1960 akan timbul kesadaran masyarakat dan menerapkannya dalam kehidupan

bermasyarakat sehingga kepemilikan hak atas tanah dapat diperoleh dengan kepastian

hukum.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran yang dapat diberikan

oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran hukum akan pentingnya

mendaftarkan tanah yang dimiliki untuk memperoleh sertifikat tanah untuk menjamin

kepastian hukum dan masyarakat Kelurahan Partali Toruan harus lebih menggali informasi

mengenai PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) baik tata cara atau prosedur untuk ikut

serta dalam memperolehnya.

2. Kepada pemerintah agar lebih melaksanakan tanggung jawabnya sebagai alat Negara untuk

menyampaikan kebijakan-kebijakan hukum yang ada di Negara Indonesia. Terkhusus

mengenai kepemilikan hak atas tanah, lebih disosialisasikan agar masyarakat paham


(18)

3. Terkait masalah biaya yang memberatkan golongan ekonomi lemah, maka pemerintah

hendaknya memberikan penyuluhan tentang program pemerintah yakni PRONA untuk

membantu golongan ekonomi lemah dalam mendaftarkan tanhnya.

4. Diharapkan proses pendaftaran tanah sebagai penguatan kepemilikan hak atas tanah untuk

memperoleh sertifikat tanah dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan hukum


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Ali. 2004. Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharmisi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta

Harsono, Boedi. 2008. Hukum Agraria Indonesia: Himpunan Peraturan-

Peraturan Hukum Tanah. Jakarta: Djambatan

---2008. Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan

Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaanya Jilid I.

Jakarta: Djambatan

Hutagalung, Soekanti dan Markus Gunawan. 2008. Kewenangan Pemerintah

Dalam Pertanahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Marzuki, Peter. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana

Nazir. Moh, Ph.D. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Parlindungan, A.P. 2005. Pendaftaran Tanah Indonesia. Bandung: Mandar Maju

---2003. Tanya Jawab Hukum Agraria dan Pertanahan. Bandung: Mandar Maju

Rashid, Harun. 2001. Sekilas Tentang Jual Beli Tanah. Jakarta: Ghalia

Soekanto, Soejono. 2007. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suhendar, Endang. Tanah Sebagai Komoditas. Jakarta: Elsam

Supranto, J. 2003. Metode Penelitian Hukum dan Statistik. Jakarta: Rineka Cipta

Urip Santoso, S.H.,M.H. 2008. Hukum Agraria dan Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana


(20)

Undang-Undang:

UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

PP No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah

Internet:

Massofa. Pentingnya Pendaftaran Tanah

http://massofa.wordpress.com/2013/11/03/pentingnya-pendaftaran-


(1)

b. Dapat memperdalam pengetahuan peneliti tentang tata cara pemberian hak milik atas tanah

3. Penelitian lanjutan

a. Dapat membantu mahasiswa/peneliti lainnya sebagai dasar penelitian selanjutnya b. Sumber referensi dalam penelitian selanjutnya


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam penelitian ini, bertitik tolak pada hasil observasi, angket, wawancara, dan studi dokumentasi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan kepemilikan hak atas tanah bagi masyarakat dilakukan dengan pendaftaran tanah untuk memperoleh sertifikat tanah. Hal tersebut dilaksanakan atas kesadaran sendiri, tanpa pengaruh orang lain.

2. Masalah yang dihadapi dalam proses pendaftaran tanah ini adalah biaya yang mahal, juga kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah setempat dalam perealisasian pembuatan sertifikat tanah (kurang keterbukaan informasi). Terkhusus PRONA sebagai program pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak disosialisasikan dengan baik sehingga banyak masyarakat kurang mengetahui prosedurnya.

3. Penerbitan sertifikat hak atas tanah jelaslah untuk pegangan kepada pemiliknya akan bukti-bukti haknya yang tertulis agar pemegang hak dengan mudah membukti-buktikan haknya. Dapat diketahui bahwa fungsi dari sertifikat tanah itu adalah adanya kepastian hukum, menjaga terjadinya sengketa tanah, menjaga stabilitas harga tanah, dapat dijadikan sebagai agunan/jaminan untuk melakukan peminjaman terhadap BANK atau pemberi modal lainnya.


(3)

4. Pemahaman masyarakat Kelurahan Partali Toruan terhadap Undang Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 menjadi salah satu faktor terpenting agar Undang Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 ini dapat benar-benar diterapkan. Ketika pemahaman masyarakat Kelurahan Partali Toruan cukup tinggi terhadap Undang Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 akan timbul kesadaran masyarakat dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat sehingga kepemilikan hak atas tanah dapat diperoleh dengan kepastian hukum.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Kepada masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran hukum akan pentingnya mendaftarkan tanah yang dimiliki untuk memperoleh sertifikat tanah untuk menjamin kepastian hukum dan masyarakat Kelurahan Partali Toruan harus lebih menggali informasi mengenai PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) baik tata cara atau prosedur untuk ikut serta dalam memperolehnya.

2. Kepada pemerintah agar lebih melaksanakan tanggung jawabnya sebagai alat Negara untuk menyampaikan kebijakan-kebijakan hukum yang ada di Negara Indonesia. Terkhusus mengenai kepemilikan hak atas tanah, lebih disosialisasikan agar masyarakat paham bagaimana cara penguatan kepemilikan hak atas tanah yang dimilikinya.


(4)

3. Terkait masalah biaya yang memberatkan golongan ekonomi lemah, maka pemerintah hendaknya memberikan penyuluhan tentang program pemerintah yakni PRONA untuk membantu golongan ekonomi lemah dalam mendaftarkan tanhnya.

4. Diharapkan proses pendaftaran tanah sebagai penguatan kepemilikan hak atas tanah untuk memperoleh sertifikat tanah dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan hukum yang berlaku.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Ali. 2004. Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharmisi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta

Harsono, Boedi. 2008. Hukum Agraria Indonesia: Himpunan Peraturan- Peraturan Hukum Tanah. Jakarta: Djambatan

---2008. Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan

Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaanya Jilid I. Jakarta: Djambatan

Hutagalung, Soekanti dan Markus Gunawan. 2008. Kewenangan Pemerintah Dalam Pertanahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Marzuki, Peter. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana

Nazir. Moh, Ph.D. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Parlindungan, A.P. 2005. Pendaftaran Tanah Indonesia. Bandung: Mandar Maju

---2003. Tanya Jawab Hukum Agraria dan Pertanahan. Bandung: Mandar Maju

Rashid, Harun. 2001. Sekilas Tentang Jual Beli Tanah. Jakarta: Ghalia Soekanto, Soejono. 2007. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Suhendar, Endang. Tanah Sebagai Komoditas. Jakarta: Elsam

Supranto, J. 2003. Metode Penelitian Hukum dan Statistik. Jakarta: Rineka Cipta

Urip Santoso, S.H.,M.H. 2008. Hukum Agraria dan Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana


(6)

Undang-Undang:

UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria PP No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah

Internet:

Massofa. Pentingnya Pendaftaran Tanah

http://massofa.wordpress.com/2013/11/03/pentingnya-pendaftaran- tanah. Diakses tanggal 11/03/2013 pukul 20.03 WIB


Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Gadai Tanah Pertanian Ditinjau Dari Undang-Undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960)...

1 24 5

ANALISA YURIDIS HAK MENGUASAI DARI NEGARA ATAS TANAH MENURUT UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA (Lembaran Negara 1960. Nomor : 104, Tambahan Lembaran Negara 2043 )

0 15 13

HAK MASYARAKAT ADAT SUKU DAYAK ATAS TANAH DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK POKOK AGRARIA DI KECAMATAN HULU KABUPATEN KAPUAS KALIMANTAN TENGAH

0 5 11

KAJIAN YURIDIS PENDAFTARAN HAK MILIK ATAS TANAH MELALUI PRONA DI DESA JATIAN KECAMATAN PAKUSARI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2013 MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA

0 18 14

Analisis Hukum Tentang Asas Perlekatan Vertikal dalam Kepemilikan Hak Atas Tanah di Indonesia Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Agraria

16 77 57

KAJIAN PENGELOLAAN USAHATANI DI KELURAHAN PARTALI TORUAN KECAMATAN TARUTUNG KABUPATEN TAPANULI UTARA.

1 5 23

EKSISTENSI LEGENDA LIANNG BORU NATUMANDI DI KELURAHAN HUTABARAT PARTALI TORUAN KECAMATAN TARUTUNG, KABUPATEN TAPANULI UTARA.

3 34 24

PEMBATALAN HIBAH TERHADAP HAK ATAS TANAH YANG DIBERIKAN MELALUI WASIAT MENURUT HUKUM ISLAM DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA DAN KHI.

0 1 2

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MUSNAHNYA HAK KEPEMILIKAN ATAS TANAH AKIBAT BENCANA ALAM TSUNAMI DI ACEH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA.

1 4 3

STATUS HAK MILIK ATAS TANAH DI KAWASAN SEMPADAN PANTAI KELURAHAN TANJUNG KETAPANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA

0 0 16