Lenyapnya mawas diri.

2 I SElASAIOJANUARI2017_

Lenyapnya M awas Diri

BERMUIA darilcasus Ahokyang
air bah yangmenghempas. Kabar
las serta mengapllkasikan mawas
memecah belah komunitas, dan
yang melenceng dari fa1cta ini
did untuk menimbang apakah
lalcsana minyak tanah yang disi- ; perbuatan(memotong, memanlmenguras energi gara-garaperapkan menyiram,i api supaya.
pulasi,mengunggah,sertamenyebuatan seorang terpelajar menyumbuJat-mbuJatdanawetmenya'barluaskan) yang dia lakonl senat kata "pakal" dalam pidato
cara moral dapat dibenarbn dan
Ahok,lantas mengunggahnya ke Ia. W alliasil, media sosial kIni bagaikan medariKurusetIa, lapangan
dipertanggungjawabkan.
media sosial tanpa berp1ldr panjang. Tambah keruh oleh cultan
perangpenghabisanantarakeluIawaban yang dicarinya ialah
(perbuatan) Dwi Estlningsih mearga Pandawa dan Kurawa yang
dengan jalan menelaah hati nurani. Hal ini menyang1cut aspek
nyoallima gambar pahlawan di terslirat dalam epos M ahabarata.
M ayatyang kita tangisiitu berkejujuranseb8gaInfiaipokokdalam

uang rupiah baru yang disebutnya
nama "mawas diri~ Dalam khadiri manusia. ApabUa perbuatan
kafir, Padahal, dla jebolan pascasarjana, tentu akrab dengan
zanah kebudayaan Jciwa,mawas
ltu berpang1cal pada kebencian,
diri berarti meninjau ke dalam,
keserakahan, dan.kedengkian,
kerja veriflkasi dan argumeiltasi
logis bertopang data valid. Kega- ke hati nurani gunamelongok
maka ia cenderuitg ingkar alias .
benar-tidaknya,
bertanggung
. ti$kjujurterhadaphatinurani
duhan politik merembet pada
kehldupan sosial, karena banyak
jawab tidaknya sebuah tindakan
..Perlu dlcamkan, lenyapnya
yang telah kita ambU. Secara tek- mawas diri berujung fatal. Bukan
orang gegabah turut menyebarkan berita maupun gambar hoax
nis psikologis, upaya ini bisa

curna tak memperolehketenteratanpa kroscek terlebih dahulu.
disebut pula introspeksi.
man hldup dalam dlri (perekayasa
Juga situs abal-abal bergentayaIntinya, pencarian tanggungjadan pengungah kabar bohong)
ngan mengolah Informasi bohong
wab ke relung hati tentang suatu
di kemudian hari, namun juga
lantas disorongkan ke publik bak WVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
perbuatan. M anusia Jawa mengumenyebabkan orang lain harus

O Ie h : H e r f P r fy e tm o k o

")

ikut ribut gara-gara perbuatannya
yang berdasarkan nguja hardaning hawa nepsu itu. Orang yang
tak tahu menahu dan termakan
oleh hasutan, akhirnya terlibat
dalam pusarankonfllk,
Semangat kolektivitas sebagai

makhluk sosial dan sesama warga negara Indonesia seketika
--- -----.

_

terkoyak karena bela rasa (hati
nurani) yang merupakan sendi
terpenting dalam hidup manusia
perlahan dilupakan. Sebetulnya,
bela rasa juga bagian dati nilai
kearifan dalam diri manusia.
.
Kemudian, orang saling bermusuhan.M ereka terbelah dalam
kubu-kubu sesual aliran atau
ideologi yang diusung. Aksi intoleransi pun merunyak. rasa welas
asih menguap, dan rasa kamanungsan mengalami kegersangan,
Dalam paras negeri yang bermurah durja ini, jangan harap rasa
empati akan hadir, Sekadar sirnpati untuk sesama manusia saja
belum tentu menyambangi.
PasaInya, telah mengakar pernahaman bahwa orang yang diban-'

tu adalah orangyang sealiran atau
sepaham saja Tepa selira sebagai
nilai kearifan turut nyungsep. M en-

_..

Jawa Pos- RADAR JOGJA
gutip penjelasari budayawan Sind- sarjana kelu/ kalulun hila tidal
tidhem tandhaning dumadi/ arhunata bahwa tepaseum merupadayengrat dene karabon rubedo.
kan jaringan rasa, yang dapat
menajamkanempati akan pendeTerjemahan bebasnya: situasi neritaan orang lain. Karena dengan
geri saat ini semakin merosot.
tepa selira, sesungguhnya orang Keadaan negara telah rusak, kaakan saling tolong-menolong di rena sudah tak ada yang diikuti
dalam menghadapi krisis, M e- lagi. Telah banyak yang meninggalkan tradisLOrang cerdik pandai
ngendap setitik pemahaman, tepa
selira ialah empati. Setiap orang terbawa arus zaman. Suasananya
(Jawa)tahu, hubungan balk dengan
mencekam, sebab dunia penuh
orang lain tergantungpadakadar
dengan kerepotan.

rasa empati kita. Empati terhadap
Ya, semua ini bermula dari himasalah orang lain, kesulitannya,
langnya mawas diri. Semen tara
penderitaan dan keterbatasannya.
orang yang bercokol di wilayah
M endapati kenyataan buruk di pedesaan, jauh dari kehidupan
atas, saya teringatcuilan ternbang
media sosial dan hiruk pikuk
sinom dalam Serat Kalatidha ga- politik, mawas din terus digengrapan pujangga kondang Rangga- gam. Ketenteraman.pun senanwarsita. Mangkya darajating pratiasa menyertai batin mereka.

ja/ kawuryan wus sunyaturil rurah
pangrehing ukara/ karana tanpa
palupi/ atilar silastuti/ sujana
.----- .----~ -.- ..
.

. 'J Penulls adaJah
dosen Sejarah, Fakultas Sastra.
Universitas Sanata Dhuma J o g ja .


---

------.---------~..••...