STUDI TENTANG PELAKSANAAN SISTEM SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS) JENJANG PROGRAM SARJANA PADA IKIP BANDUNG.
STUDI TENTANG
PELAKSANAAN
SISTEM SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS)
JENJANG
PROGRAM SARJANA
PADA
IKIP
BANDUNG
T E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi sebagian syarat Program Pasca Sarjana
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
H.
Tb.
Hasanuddin
Nomor Pokok :
FAKULTAS
171/D3/VII
PASCA
INSTITUT KEGURUAN
DAN
SARJANA
ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8
6
DISETUJUI DAN DI SAHKAN TIM PEMBIMBING
(Prof. Dr. A. S
Pembimbing II
FAKULTAS
PASCA
SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JULI 1986
DAFTAR ISI
halaman
PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING
ij-
KATA PENGANTAR
iiA
PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR/BAGAN/MODEL
BAB
I
ix
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1
B. Rumusan Masalah Penelitian
5
C. Tujuan Penelitian
1°
D. Pentingnya Penelitian
BAB
II
BAB III
..•
11
STUDI KEPUSTAKAAN
A. Konsep-Konsep Dasar
12
B. Rangkuman Hasil Studi Kepustakaan
67
PROSEDUR PENELITIAN
A. Tujuan Khusus
•
^8
B. Populasi Penelitian
&9
C. Metoda Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
• •
D. Pedoman Pengolahan Data
75
E. Definisi Operasional, Penetapan
dan A sum si
BAB
IY
74
1
- Model SKS
^5
- Daftar Nilai Kredit S:emester
do
- Beban Studi Atas Dasar Rata-rata './aktu-waktu Kerja.
b7
- Huoungan antara Konsep/Teori dengan ^ermasalahan
-
Fenelitian
68
- Jenjang Pendidikan Kelompok Profesi Non ^ependidikan dan Kependidikan dan Program Akta Mengajar
72
- Daftar Beban Studi Khusus Untuk Program Sarjana ...
73
- Pedoman Pengolahan Data
7b
MODEL
A.
TABULASI
:
Untuk Mahasi sv/a :
1. Nilai IP untuk tiap Semester
77
II. Jumlah SKS masing-masing Mata Kuliah
78
III. Kontrak Kredit Mahasiswa tiap Semester
79
IV. V/aktu untuk Tatap Muka, Jumlah Tatap Muka Dilak
sanakan, Tugas yang Diberikan dan Hasil
Mata Kuliah Yang Bersangkutan
LTjian
80
X
halaman
V. Distribusi Perincian Tugas
80
B. Untuk Pengajar :
I. Distribusi Frekuensi Tugas Mengajar
81
II. Distribusi Jumlah SKS Perkelompok Mata Kuliah.
81
III. Distribusi Frekuensi Penyusunan Jadwal Perku
liahan, Penetapan Tugas Mengajar dan Penyeleng
garaan Tatap Muka
82
- Definisi Operasional, Penetapan Kriteria dan Asumsi
83
- Definisi Operasional Indikator dan Criteria
84
TABEL : I. Keadaan Nilai IP untuk Tiap Semester ....
8b
IP untuk Program Sarjana
86
Kurva IP antara IP 2 - kurang dari 3 dan IP 3 sampai
dengan kurang dari 4
8S
TABEL : II. Jumlah SKS masing-masing Kelompok
Mata
Kuliah
89
Pola Beban SKS pada .^Urogram Sarjana
91
Pola Ketaatan akan Ketentuan Beban Studi
Kelompok
Mata Kuliah
91
Pola Kontrak Kredit Berdasarkan Indeks Prestasi ....
92
TABEL III ; Kontrak Kredit mahasiswa pada Tiap Se
mester
93
TABEL IV : Indeks Prestasi per Semester
Kurva Indeks Prestasi antara 2,5 - lebih dari
94
atau-
sama dengan 3 dan kurang dari 2
TABEL V
95
: Program SKS (Tatap Muka, Akademik
struktur dan Akademik Mandirij
TABEL VI ; Prosentase Program SKS'"
.
. Per
97
*98
xi
halaman
TABEL VII : Panilaian Tu as oleh Mengajar
100
TABEL VIII : Distribusi Beban Tugas
101
TABEL IX
: Distribusi jumlah Seluruh SKS Per Ke
lompok Mata Kuliah Menurut Staf Penga-
jar
TABEL X
1°2
: Distribusi Frekuensi Penyusunan Jadwal
Penetapan Tugas ^engajar, Penyelengga
raan Tatap Muka
TABEL XI
: Distribusi Frekuensi Penetapan
Mengajar
1°3
Tugas
1°4
Kurva Hasil Penelitian Indeks Prestasi
114-
- Kontrak Kredit Per Semester
11?
- Pelaksanaan Kelompok MKDU
119
BAB
I
PENDAHULUA N
A.
PERMASALAHAN
1. Latar belakang permasalahan
Tanggal 8 Juni 1979 Menteri ^endidikan dan Kebudayaan-
RI mengeluarkan Surat Keputusan No. 0124/U/1979 tentang Jen-
jang Program Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar da
lam Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Keputusan tersebut pada dasarnya berisi ketentuan
Surat
mengenai
usaha mengatur kembali cara penyelenggaraan pendidikan ting
gi, meliputi pengaturan jenjang program dan teknis penyeleng
garaannya.
Penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain
diatur
mengenai beban studi, lama studi, baik untuk kelompok profe
si Non Kependidikan dan Kependidikan yang masing-masing terdiri dari Jalur Gelar dan Non Gelar. Untuk pendidikan kelom
pok profesi Non Kependidikan Jalur Gelar terdiri dari
empat
jenjang, yaitu :
a.
Doktor
b. Pasca Sarjana
c. Sarjana
d. Sarjana Muda.
Sedang untuk Jalur Non Gelar ditetapkan sebanyak lima jen
jang, yaitu :
a. Spesialisasi II
d. Diploma II
b. Spesialisasi I
e. Diploma I
c. Diploma III
Untuk profesi Kependidikan mempunyai jalur gelar
terdiri
atas jenjang :
a.
Doktor
b. Pasca Sarjana
c. Sarjana
Sedang untuk jalur Non gelar terdiri dari tiga jenjang,ya
itu
:
a. Diploma III
b. Diploma II
c. Diploma I
Untuk masing-masing kelompok profesi dan jenjang telah pula
ditetapkan beban studi dan lama studi.
Sesuai dengan lingkup penelitian, disini disampaikan beban
studi, lama studi dan kode program untuk profesi kependidi
kan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidik
an dan Kebudayaan No. 0124/U/1979 tentang jenjang
Program
Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar di dalam ling
kungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 8 Juni
1979 Pasal 5 ayat (2) sebagai berikut :
a. Jalur (Program) Gelar :
1. Doktor mempunyai beban studi, lama studi, dan
kode
program sama dengan yang disebut pada ayat (1) huruf
a angka 1 di atas.
2. Pasca Sarjana mempunyai beban studi, lama studi, dan
kode program sama dengan yang tersebut pada ayat (1)
huruf a, angka (2) di atas.
3. Sarjana mempunyai beban studi, lama studi, dan
kode
program sama dengan yang tersebut pada ayat (1)
hu-
ruf a, angka (3) di atas.
Adapun yang dimaksud adalah :
Program Doktor mempunyai beban studi minimal 228 SKS, maksimal 233 SKS, lama studi 8 tahun sampai dengan 11
tahun,
kode program S, (Strata 3).
Program Pasca Sarjana mempunyai beban studi minimal 180
SKS maksimal 194 SKS dengan lama studi 6 tahun dengan
kode
program Sp (Strata 2).
Program Sarjana mempunyai beban studi minimal
maksimal 160 SKS dengan lama studi 4 sampai dengan
144
7
SKS
tahun
dengan kode program S-j (Strata 1).
Jenjang program Sarjana menjadi pilihan dalam penelitian
ini, disebabkan usia programnya lebih lama dibandingkan
de
ngan program lairmya, disamping kegiatan penyelenggaraannya-
yang telah berjalan secara berkesinambungari dengan
mahasiswa yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
jumlah
jum
lah mahasiswa pada program lainnya, yakni program Diploma, -
Sp, dan S16 Of
MKDK
MKPBM I
MKPBM II
14 >H 35» 4 63
F
%
Penetapan
Tugas Kuliah
F
X3
%
II
Pelaksanaan
Tatap
%
F
%
F
X?
X6
X5
h
Muka
%
F
%
F
X8
%
F
%
Keterangan : X.. = Dibicarakan bersana Pimpinan Jurusan/Program
dan Dosen
X„ = Ditetapkan oleh Pimpinan
Penetapan tugas
X„
=
X.
= Penetapan tugas
X,-
=
Penetapan tugas
X^-
=
Pelaksanaan tatap muka sesuai waktu terjadwal
X„ =
Pelaksanaan tatap muka lebih dari waktu ter
jadwal
X8 "
Pelaksanaan tatap muka kurang dari waktu ter
jadwal
si tentang penyelenggaraan sistem SKS pada program sarjana
No.
Definisi operasional
1.
2.
Nilai
Kriteria
indikator
2
1
3
Indeks Prestasi
Nilai kumulatip prestasi
yang dapat dicapai oleh
seorang mahasiswa pada setiap akhir semester
b
< 2,
angka 1,2,3,4
dengan menggu
nakan rumus
Asumsi
4
2 - 3,
3 - 4.
IP = ^J?
2-1
Jumlah beban SKS dari se
Jumlah SKS
tiap kelompok mata kuliah
yang ditetap
.
Jumlah SKS
kan
2.1.
16 SKS
MKDU
/
Ketentuan tentang beban MKDU = 16 SKS dianggap
benar dan dijadikan pedoman pelaksanaan.
16 SKS
16 SKS
2.2.
MKDK
2.3. MKPBM I
2.4.
14 SKS
14 SKS
14 SKS
28 SKS
28 SKS
< 28 SKS
>28 SKS
4 SKS
MKPBM II
4
< 4
>4
2.5.
63 SKS
MK.B.S.
Ketentuan tentang beban studi MKDK H
Ketentuan tentang beban studi MKPBM I - 28 SKS
dianggap benar dan dijadikan pedoman pelaksa
naan.
Ketentuan tentang beban studi MKPBM II
SKS
SKS
SKS
18 SKS
Kontrak kredit
Adalah banyaknya mata kuli
ah yang akan diikuti oleh
seorang mahasiswa dalam se
suatu semester.
Ketentuan tentang beban studi MK.B.S.
sebesar
63 SKS dianggap benar dan dijadikan pedoman pe
63 SKS
laksanaan
dikontrak oleh seorang mahasiswa sebanyak
18
SKS dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan.
Penentuan-
-perkuliahan sesuatu
mata Kuliah
4.1. Waktu tatap muka
menit
.
Ketentuan rata-rata minimal yang bisa diambil/
18 SKS
< 18 SKS
>18 SKS
ditentukan oleh IP.
Proses
SKS
naan.
banyak SKS yang dikontrak
4.
4
dianggap benar dan dijadikan pedoman pelaksa
63 SKS
3.
SKS di
anggap benar dan dijadikan pedoman pelaksanaan
5 SKS x 50 mnt
4.2. Jumlah tatap muka
SKS
£SKS dalam
semester.
4.3. Jumlah macam tugas
SKS
ZSKS dalam 1
1
80
Disamping evaluasi penyelenggaraan sistem SKS oleh ma
hasiswa, dilakukan pula terhadap pengajar. Dibawah ini di
sampaikan matriks tentang definisi operasional, indikator
dan kriteria serta asumsi sebagai berikut :
No.
1.
Definisi operasional
Indikator
Banyak SKS tugas me
Banyak mata
ngajar
kuliah ( 2
Kriteria
2 jam kerja per
minggu
SKS )
^2.
Asumsi
Ketentuan tentang dasar jam
kerja dianggap benar dan men
jadi ukuran.
Jumlah SKS per kelom
Beban studi
pok mata kuliah
tiap
2: SKS normal.-'
Ketentuan tentang beban stu
di tiap kelompok mata kuliah
mata'
kuliah(SKS)
dianggap benar dan
pedoman
bagi pelaksanaan..
3.
Penyusunan jadwal pe
- Bersama-
netapan tugas pelak
sama (Pirn
sanaan tatap muka
pinan dan
Pengajar
- S SKS/ming
gu
-
Bersama
- iSKS/minggu
Ketentuan tentang hal terse
but dianggap benar dan menja
di pedoman pelaksanaan
BAB
V
KESIMPULAN DAN REKOM'RNDASI
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan olahan,- analisis data, diskusi hasil pene
litian, selanjutnya penulis sampaikan kesimpulan yang berke
naan dengan pelaksanaan sistem SKS, yang dilakukan oleh ma
hasiswa,
Pertama
1.
pengajar dan lembaga tingkat jurusan.
: Pelaksanaan
sistem SKS oleh mahasisv/a
Nilai Indeks Prestasi
terdapat kecenderungan semakin lama studi di perguruan
tinggi,
pencapaian prestasi belajar semakin menurun. Diper
oleh kesimpulan bahwa usaha yang dilakukan mahasiswa sekedar
untuk mencapai tingkat kelulusan (passing grade).
2. Pelaksanaan SKS dari masing-masing kelompok mata kuliah
- Mata kuliah Dasar Umum (MKBli) pada umumnya telah ter
laksana secara penuh, sesuai dengan ketentuan jumlah
SKS
yang ditetapkan.
- Mata kuliah PBM I sebahagian besar belum memenuhi ke
tentuan Ijetentuan jumlah SKS yang ditentukan.
- Mata kuliah PBM II, sebahagian besar telah
memenuhi
ketentuan jumlah SKS yang ditetapkan.
- Mata kuliah Bidang Studi Mayor sebahagian besar telah
memenuhi jumlah SKS yang ditentukan.
- Mata kuliah Bidang Studi Minor sebahagian besar
be
lum mencapai jumlah SKS yang ditentukan.
3. Kontrak kredit semester
Terdapat petunjuk pada semester I sampai dengan VI, s^e
bahagian besar mahasiswa melakukan kontrak kredit
sebanyak
rata-rata 18 SKS, yang berarti nilai indeks prestasi sebesar
150
131
2,5 atau lebih. Sedangkan pada semester VII dan seterusnyasebahagian besar mahasisv/a melakukan kontrak kredit kurang
dari jumlah 18 SKS, yang berarti nilai indeks prestasi
di
capai sebesar kurang dari 2,5.
4. Program Mata Kuijah Dasar Umum
Penyelenggaraan tatap muka MKDU pada umumnya telah me
menuhi ketentuan. Demikian pula dengan penyelenggaraan pro
gram akademik terstruktur dan mandiri, menunjukkan
terlak-
sananya program secara penuh. Manfaat lain yang didapat,se
bagian besar mahasiswa telah lulus sekaligus dalam menempuh
ujian-ujian MKDU.
5. Pemberian nilai oleh pengajar terhadap tugas-tugas
yang
dikerjakan mahasiswa
Sebahagian besar pengajar pada MKDU dan MKDK telah mela
kukan pemeriksaan dan pemberian nilai terhadap hasil pekerjaan mahasiswa.
Kedua : Pelaksanaan tugas pengajar
1• Seban tugas pengajar
Sebahagian besar pengajar memperoleh tugas mengajar le
bih dari 3 mata kuliah, dan sebahagian kecil mendapat tugas
1
2.
atau
2
mata kuliah.
Bobot SKS beban tugas
Sebahagian besar pengajar melakukan tugas mengajar ku
rang dari jumlah SKS yang telah ditetapkan. Hal ini menun
jukkan adanya gejala penetapan jumlah SKS oleh fakultas dan
jurusan kurang dari jumlah SKS yang ditetapkan Institute.
132
3. Pelaksanaan tatap muka
Sebahagian besar pengajar telah melaksanakan tatap mu
ka sesuai jadwal atau ketentuan. Pelaksanaan program akade
mik terstruktur dan mandiri, khusus MKDU telah terlaksana
sesuai ketentuan. Untuk mata kuliah lainnya belum diketahui
karena tidak dilakukan pembandingan mengingat heterogenitas
disiplin ilmu, dosen serta metoda mengajar.
Ketiga : Kebijaksanaan lembaga dalam penetapan tugas menga
jar dan penyusunan program akademik.
1. Peraturan tentang beban studi menunjukkan
:
1.1. Beban studi yang melebihi ketentuan jumlah patokan
jam kerja perminggu.
1.2. Beban studi yang sesuai dengan jumlah patokan jam
kerja perminggu.
1.3. Beban
studi dimana jumlah jam studi kurang dari
jumlah
patokan jam kerja perminggu.
2• Penyusunan program akademik
Terdapat dua cara penyusunan :
1.1. Disusun bersama antara pimpinan dan pengajar.
1.2. Disusun oleh pimpinan sendiri tanpa bekerja sama de_
ngan pengajar.
3• Penetapan tugas mengajar
Dasar penetapan tugas pengajar :
2.1. Pangkat/golongan
2.2.
Keahlian
2.3. Kesediaan
Penetapan berdasar pangkat/golongan merupakan jumlah ter
kecil.
B.
RraOmttlDARI
Pertama : Pelaksanaan sistem SKS oleh mahasiswa
1. Masalah nilai indeks prestasi
Sebagai patokan pencapaian prestasi studi, nilai indeks
prestasi merupakan hasil studi mahasisv/a
yang perlu
untuk
terus menerus dipantau terutama untuk tingkat semester akhir
pada program Sarjana (S,). Mengingat adanya gejala
semakin
menurun pencapaian prestasi belajar oleh mahasisv/a
pada
tingkat-tingkat tersebut.
Penurunan nilai indeks prestasi oleh mahasiswa
pada
tingkat-tingkat tersebut membawa implikasi semakin kecil jum
lah lulusan
jalur skripsi
dan semakin bertambah jumlah lu
lusan jalur makalah dan lulusan tanpa karya tulis.
Untuk mengatasi penurunan prestasi yang membawa berba
gai implikasi, maka perlu adanya usaha pembinaan dan pengem
bangan yang terus menerus terhadap pelaksanaan jenjang Sarja
na (S.) dengan sasaran :
a. Faktor pendukung :
1. penerimaan/seleksi mahasisv/a
2. pengajar/do sen
3.
sarana/prasaran
4.
proses belajar mengajar
5. faktor pendukung lainnya.
b. Faktor penghambat
c.
Faktor kendala.
•^erdasar hasil pantauan yang terus menerus dan berkelanjutan terhadap faktor-faktor tersebut,
bagi penyusunan,
perencanaan dan
merupakan
dasar -
program akad ernik mend a tang
yang secara realistik dapat memecahkan masalah.
134
2. Masalah pelaksanaan SKS dari masing-masing kelompok mata
kuliah
felaksanaan mata kuliah Dasar Umum telah memenuhi
ke
tentuan jumlah SKS yang ditentukan. Untuk ini usaha pembina
an terus menerus terhadap seluruh komponen pelaksana
MKDU
sehingga prestasi yang telah dicapai dapat dipertahankan.
Demikian pula untuk mata kuliah Dasar Kependidikan,
mata
kuliah Bidang Studi Mayor yang telah memenuhi ketentuan jum
lah SKS yang telah ditentukan.
Untuk mata kuliah -^roses Belajar Mengajar I dan II,dan
mata kuliah Bidang Studi Minor, yang belum memenuhi ketentu
an SKS, perlu dilakjikan peninjauan yang seksama untuk menemukan titik kelemahan. Apakah kelemahan terjadi pada
ting
kat perencanaan, tingkat penjabaran program atau pelaksana
an. Berdasar pada hasilnya, agar disusun kembali
berbagai
peraturan yang melandasi pelaksanaan, atau pengambilan tin
dakan korektif lainnya.
3. Masalah kontrak kredit semester sebagai petunjuk prestasi
Identik dengan indeks prestasi, kontrak kredit
pada
awal perkuliahan, merupakan petunjuk tentang tingkat presta
si yang dicapai mahasiswa pada semester sebelumnya. DIdapat
kesimpulan,
semakin tinggi jenjang studi, indeks
prestasi
semakin menurun.
Keadaan demikian perlu mendapat perhatian karena penu
runan indeks prestasi pada semester-semester akhir
jenjang
Sarjana (S.) mempunyai dampak lebih jauh pada nilai judisium
ujian akhir dan jalur yang dipilih untuk mengatasi hal
ini,
135
mahasiswa perlu diberikan penjelasan yang seluas-luasnya
,
tentang akibat-akibat yang dapat menimpa dirinya,
khusus
nya menyangkut jalur yang diperbolehkan. Semakin
rendah-
qualifikasi jalur yang ditempuh,
semakin terbatas daya jan£
kau terhadap kesempatan memperoleh pekerjaan. Antara
adanya ketentuan syarat menjadi dosen,
lain
calon mesti mencapai
tingkat kelulusan jalur skripsi. Para lulusan jalur makalah
apalagi jalur tuntas, dengan demikian tidak dapat memenuhisyarat untuk menjadi pengajar atau dosen. Hal demikian ber
arti kesempatan menjadi dosen bagi lulusan jalur tersebut sudah tertutup.
4. Masalah program mata kuliah Dasar Umum
Penyelenggaraan program akademik tatap muka mata kuli
ah dasar umum, telah sepenuhnya terlaksana sebagaimana jad
wal yang telah ditetapkan. Terpenuhinya ketentuan tatap muka
merupakan petunjuk bagi terlaksananya program akademik terstruktur dan program akademik mandiri secara penuh pula.
Kondisi mata kuliah dasar umum perlu mendapat kajian secara
khusus, mengingat pola pengaturan yang berbeda dengan kelom
pok mata kuliah lainnya. Dilain pihak mata kuliah dasar umum
merupakan satu-satunya kelompok mata kuliah yang telah dapat
melaksanakan sistem SKS secara penuh,
dibandingkan
dengan
kelompok mata kuliah lainnya.
Kebaikan dan kelemahan pola pengaturan penyelenggaraan
mata kuliah dasar umum dapat dijadikan bahan masukan
untuk
pengaturan kelompok mata kuliah lainnya, yang belum
dapat
memenuhi ketentuan.
136
Khusus untuk penyelenggaraan MKDU agar metoda yang dilakukan
dapat terus dipertahankan.
5. Masalah pemberian nilai oleh pengajar/do sen terhadap tuffas-tugas mahasiswa
Dampak negatif tidak diberikannya nilai terhadap tugastugas mahasiswa, diantaranya, mahasiswa akan bekerja
secara
asal jadi, keadaan demikian memberi pengaruh tidak sehat pa
da minat dan hasil belajar mahasiswa. Maksud pemberian tugas
untuk meningkatkan penguasaan ilmu oleh mahasiswa,
dengan
begitu tidak akan tercapai. Oleh karena itu, upaya
memberi
motivasi kepada dosen agar bersedia memeriksa hasil dan mem
beri nilai nilai kepada tugas mahasisv/a, merupakan
usaha
nyata bagi pembinaan minat dan semangat belajar mahasisv/a.
Kedua : Pelaksanaan tugas oleh pengajar
1. Beban tugas pengajar,
Adanya petunjuk pemberian tugas kepada dosen lebih dari
3 mata kuliah, dan sebagian kecil yang memperoleh tugas
1
atau 2 mata kuliah, hal demikian menunjukkan perlunya kebijak
sanaan pemerataan tugas, sehingga tidak terjadi penumpukan tugas pada sekelompok dosen tertentu dan sedikitnya tugas pada
kelompok dosen yang lain. Keadaan demikian akan menciptakansuasana psikologis yang mengganggu, disamping terlalu berat
nya beban bagi dosen yang mendapat tugas mengajar lebih dari
3 mata kuliah.
137
Akibatnya dosen tidak akan mampu melaksanakan tugas mengajar
secara sepenuhnya, baik dalam penguasaan subject matter atau
penyajiannya. Demikian pula terhadap pelaksanaan tugas
aka
demik lainnya, yakni program akademik terstruktur dan mandi
ri. Untuk itu diperlukan langkah-langkah penetapan kebijaksanaan pemerataan tugas.
2.
Bobot SKS beban tugas
Tidak terlaksananya sebagian besar tugas mengajar, yak
ni tidak mencapai jumlah SKS yang ditetapkan,
hal ini
ke
mungkinan disebabkan oleh dua hal :
pertama : karena lembaga (fakultas, jurusan) menetapkan jum
lah SKS kurang dari semestinya.
kedua
:.karena dosen tidak memenuhi ketentuan tugas seba-"
gaimana mestinya.
Oleh karena itu, hendaknya diusahakan :
1). Agar lembaga (fakultas, jurusan, program) menetapkan jum
lah nilai bobot SKS sesuai dengan ketentuan SKS, sebagai
mana diatur dalam Keputusan Kektor IKIP .Bandung
uomor :
5S81/PT.25.R/M/1982 tentang Pedoman Pengembangan Kurikulum/program IKIP Bandung.
2). Agar diadakan sistem pantau terhadap pelaksanaan program
2.1 pelaksanaan oleh lembaga (fakultas,jurusan,program)
'1.2 pelaksanaan oleh dosen.
Untuk keperluan terakhir diperlukan pengaxuran sistem in
i'ormasi dengan menggunakan formulir-formulir tertentu
yang memuat data tentang jumlag SKS yang seharusnya
SKS yang senyatanya dilaksanakan.
dan
138
3. Pelaksanaan tatap muka
Sebahagian besar dari
pengajar telah melaksanakan pro
gram akademik tatap muka sesuai ketentuan terjadwal. Hal de,
mikian menunjukkan bahwa satu pertiga bahagian jam SKS telah
dipenuhi sebagaimana mestinya, dan tentunya juga proses be
lajar mengajar telah berlangsung, lepas dari penilaian apa
kah penyelenggaraannya telah sesuai dengan ketentuau. Namun
demikian, bilamana dihubungkan dengan indeks prestasi,
dan
kontrak kredit yang diperbolehkan bagi mahasiswa pada bebe
rapa semester yang diteliti, terdapat kecenderungan
bahv/a
pelaksanaan dari proses belajar mengajar telah berjalan se
suai ketentuan.
Kondisi ini hendaknya setidak-tidaknya tetap diperta-
hankan, dan maksimal untuk dapat lebih ditingkatkan. Mengi
ngat pula, bahwa jumlah SKS untuk kelompok mata kuliah sela
in MKDU, menunjukkan jumlah SKS dibawah minimum.
Ketiga: Kebijaksanaan Lembaga dalam menetapkan program akade
mik dan pemberian tugas.
1 . Peraturan ten tana; beban studi
•.engatur
tentang jumlah SKS yang dapat atau harus diam
bil oleh seorang maha si swa.
Jumlah beban studi tersebut terdapat tlga kategori. Dari ke
tiga kategori tersebut maka beban studi yang sesuai dengan
patokan jumlah jam kerja perminggu yang dapat dll: ksanakan
aecara v/ajar oleh mahasis-./a,.
Jumlah beban studi yang m 1chilli patokan jumlah j m kerja
h.aiya dapat diiaicsanakan oleh mahasisv/a yang memiliki kemam
puan den semangat bo"1 a jar yeng tinggi, disamping teraed ;i anya
i3y
fasilitas belajar, kurikulum, dosen, ruangan2, porpuatakaan,
buku2 serta sarana belajar lainnya. Kesemuanya itu untuk da
pat memungkinkan melakukan sistem belajar sesuai dengan sis
tem satuan kredit semester.
Dengan perkataan lain, ketentuan beban studi maksimal akan
dapat dilaksanakan bilamana tersedia secara penuh faktor-fak
tor
pendukung proses belajar mengajar.
Faktor-fak tor pendukung diluar mahasisv/a, tidaklah berarti
banyak. Disampingnya, maka mahasisv/a sendiri -arupekan penen
tu keberhasilan studi.
Minat dan semangat belajar merupakan faktor utama dalam ke.berhasilan studi. Maka hendaknya suasana dan lingkungan bela
jar harus mampu mendorong dan memotivasi minat dan semangat
belajar mahasiswa. Suasana belajar demikian sepenuhnya meru
pakan tugas dari Lembaga.
Kurang tersedianya faktor pendukung tersebut, tidaklah mung
kin mahasisv/a mampu memenuhi persaratan beban studi maksinal
2 . Menetapkan program akademik
Didalam menetapkan program akademik, ternyata
masih
didapat Pimpinan lembaga yang menetapkan sendiri program
akademik.
Mengingat bahwa proses belajar mengajar sangat ditentu
kan oleh dosen/pengajar, maka hendaknya diciptakan suasana-
yang memungkinkan terbinanya kerjasama antara komponen yang
mendukung proses tersebut.
14C
Agar dihindarkan terjadinya kesenjangan antara
berbagai
komponen, kesenjangan antara dosen dengan program, dan an
tara pimpinan dengan dosen, yang kesemuanya akan berakibat
buruk kepada pelaksanaan program.
Oleh karenanya, penyusunan program akademik hendaknya
disusun bersama di antara berbagai pihak yang tterlibat,
khususnya para dosen/pengajar, hendaknya dapat ditampung keinginan serta harapannya selaku pelaku utama
program dan proses belaja* mengajar.
pelaksana
DAFTAR KEPUSTAKAAN
A Committee of College and University Examiners, Taxanomyof Educational Objectives. David Mc Kay,Inc.,New York,
1975.
Awad E.M., Systems Analysis and Design, Richard D.
Irwin,
Ind., Ontario, 1979.
Benjamin S. Bloom (Et.al), Handbook on Formative and Summa
tive Evaluation of Student ^earning, Mc draw-Hill Book
Company, 1971.
Blanchard B.E., A rew system of education, ETC Publication,
Illinois, 1375":
Bingham J. Davis G.W.P., A Handbook of System Analysis, Mac
Millan Press Ltd., London, 1972.
Bonita J. Campbell, Understanding Information System, Pren
tice Hall of India, Privated Limited, New Delhi,110001,
1979.
Burch, Strafer, Information Systems. John Willey & Sons,Inc
1974.
Churchman, C. Wast, The Systems Approach, New York,
Dell,
1974.
Cliland D., King W.R., Systems Analysis and Project Manage
ment, Mc Graw Hill
Dick, Walter (Et.al), The Systematic Design of Instruction,
Foreman and Coy. Cleaview,
Illinois, 1978.
Donnell, Koontz, 0., (Et.al), Management, Mc Graw-Hill, In
ternational Book Company, 1980.
Fitz Gerald J., Fitz Gerald A.F., Stallings W.D.,Jr., Fun
damentals of systems Analysis, John Willey & Sons, ^ew
York, 1981.
Harold L. Dahnke (Et.^al), Higher Education Facilities Plan
ning and Management. Manuals, Western Institute Commision for Higher Education, 1980.
Heckert, J. Brooks (Et.al), ControIIership. Donald Press Coy
New York, 1963.
Johnson, Kast, Rosenzweig, The Theory and Management of Sys
terns, Mc Graw-Hill Book Kogakusha, Tokyo, 1973.
Kline D., Reseach Method for Educational Planning, UNESCO,
1980.
Kast F.E. Rosenzweig, Organizations and Management, Mc ^raw
Hill Book, Tokyo,
1979.
Mc Nanama, J., Systems Analysis for Effective School Admi
nistration. Parker Publishing Coy, Inc. , New Jersey,""T975":
M-orphet E., Reller, John R., Educational Crganj_gatin and Ma
nagement, Prentice-Hall, Inc., New Jersey,
1982
141
142
Ostrander R.H., Dethy R.C., A Values Approach to Education
al Administration. American Book Company,
New York,
Rilley M.J., Management Informations System. Kansas
Uni ver sity, 1981.
State
Robbins S.P., The Administrative Process, Prentice-Hall of
India, New Delhi,
1979.
S. Nasution, Didaktik Asaa-aeaa Mengajar, Jemmars,Bandung,
1982.
Shrode W.A., Vorch D., Organization and Management, BasicSystems Concepts,
1974
Sikuia Pribadi, In Search of Formulation of The General Aim
of Education, The Ohio State University,
1960.
Smith A.W., Management Systems, Analysis and Application,Holt Saunders International Edditions, Japan, 1982
Stonner, J.A., Management, Prentice-Hall, Inc., London,1982
Sutisna Oteng, Administrasi Pendidikan. FIP-IKIP Bandung,1982.
UNESCO, Reading in Economic of Education, 1982.
Sumber-sumber lain :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Surat ^eputusan No. 0124/U/1979, tanggal 8 Juni 1979 tentang Pedoman
Penyelenggaraan ^roses Pendidikan Tinggi atas dasar System Kredit, 1980^
Keputusan No. 0140/U/1975 tentang Kebijakan Dasar Pe
ngembangan -^endidikan Tinggi.
Keputusan No. 0212/U/1982 tentang -^edoman Penyuluhan
Kurikulum Pendidikan Tinggi.
Keputusan No. 0211/U/1982 tentang Program PendidikanTinggi dalam Lingkungan Departemen Pendidikan dan Ivebudayaan.
Direktur Jenderal ^endidikan Tinggi, Keputusan No. 48/DJ/
Kep/1983.
Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang
(KPPTJP), 1976.
Rektor IKIP Bandung, Keputusan No. 5881/PT.25.R/M/1982.
Pedoman Akademik Fakultas dalam Lingkungan IKIP Bandung
PELAKSANAAN
SISTEM SATUAN KREDIT SEMESTER (SKS)
JENJANG
PROGRAM SARJANA
PADA
IKIP
BANDUNG
T E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi sebagian syarat Program Pasca Sarjana
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
H.
Tb.
Hasanuddin
Nomor Pokok :
FAKULTAS
171/D3/VII
PASCA
INSTITUT KEGURUAN
DAN
SARJANA
ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8
6
DISETUJUI DAN DI SAHKAN TIM PEMBIMBING
(Prof. Dr. A. S
Pembimbing II
FAKULTAS
PASCA
SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JULI 1986
DAFTAR ISI
halaman
PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING
ij-
KATA PENGANTAR
iiA
PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR/BAGAN/MODEL
BAB
I
ix
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1
B. Rumusan Masalah Penelitian
5
C. Tujuan Penelitian
1°
D. Pentingnya Penelitian
BAB
II
BAB III
..•
11
STUDI KEPUSTAKAAN
A. Konsep-Konsep Dasar
12
B. Rangkuman Hasil Studi Kepustakaan
67
PROSEDUR PENELITIAN
A. Tujuan Khusus
•
^8
B. Populasi Penelitian
&9
C. Metoda Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
• •
D. Pedoman Pengolahan Data
75
E. Definisi Operasional, Penetapan
dan A sum si
BAB
IY
74
1
- Model SKS
^5
- Daftar Nilai Kredit S:emester
do
- Beban Studi Atas Dasar Rata-rata './aktu-waktu Kerja.
b7
- Huoungan antara Konsep/Teori dengan ^ermasalahan
-
Fenelitian
68
- Jenjang Pendidikan Kelompok Profesi Non ^ependidikan dan Kependidikan dan Program Akta Mengajar
72
- Daftar Beban Studi Khusus Untuk Program Sarjana ...
73
- Pedoman Pengolahan Data
7b
MODEL
A.
TABULASI
:
Untuk Mahasi sv/a :
1. Nilai IP untuk tiap Semester
77
II. Jumlah SKS masing-masing Mata Kuliah
78
III. Kontrak Kredit Mahasiswa tiap Semester
79
IV. V/aktu untuk Tatap Muka, Jumlah Tatap Muka Dilak
sanakan, Tugas yang Diberikan dan Hasil
Mata Kuliah Yang Bersangkutan
LTjian
80
X
halaman
V. Distribusi Perincian Tugas
80
B. Untuk Pengajar :
I. Distribusi Frekuensi Tugas Mengajar
81
II. Distribusi Jumlah SKS Perkelompok Mata Kuliah.
81
III. Distribusi Frekuensi Penyusunan Jadwal Perku
liahan, Penetapan Tugas Mengajar dan Penyeleng
garaan Tatap Muka
82
- Definisi Operasional, Penetapan Kriteria dan Asumsi
83
- Definisi Operasional Indikator dan Criteria
84
TABEL : I. Keadaan Nilai IP untuk Tiap Semester ....
8b
IP untuk Program Sarjana
86
Kurva IP antara IP 2 - kurang dari 3 dan IP 3 sampai
dengan kurang dari 4
8S
TABEL : II. Jumlah SKS masing-masing Kelompok
Mata
Kuliah
89
Pola Beban SKS pada .^Urogram Sarjana
91
Pola Ketaatan akan Ketentuan Beban Studi
Kelompok
Mata Kuliah
91
Pola Kontrak Kredit Berdasarkan Indeks Prestasi ....
92
TABEL III ; Kontrak Kredit mahasiswa pada Tiap Se
mester
93
TABEL IV : Indeks Prestasi per Semester
Kurva Indeks Prestasi antara 2,5 - lebih dari
94
atau-
sama dengan 3 dan kurang dari 2
TABEL V
95
: Program SKS (Tatap Muka, Akademik
struktur dan Akademik Mandirij
TABEL VI ; Prosentase Program SKS'"
.
. Per
97
*98
xi
halaman
TABEL VII : Panilaian Tu as oleh Mengajar
100
TABEL VIII : Distribusi Beban Tugas
101
TABEL IX
: Distribusi jumlah Seluruh SKS Per Ke
lompok Mata Kuliah Menurut Staf Penga-
jar
TABEL X
1°2
: Distribusi Frekuensi Penyusunan Jadwal
Penetapan Tugas ^engajar, Penyelengga
raan Tatap Muka
TABEL XI
: Distribusi Frekuensi Penetapan
Mengajar
1°3
Tugas
1°4
Kurva Hasil Penelitian Indeks Prestasi
114-
- Kontrak Kredit Per Semester
11?
- Pelaksanaan Kelompok MKDU
119
BAB
I
PENDAHULUA N
A.
PERMASALAHAN
1. Latar belakang permasalahan
Tanggal 8 Juni 1979 Menteri ^endidikan dan Kebudayaan-
RI mengeluarkan Surat Keputusan No. 0124/U/1979 tentang Jen-
jang Program Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar da
lam Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Keputusan tersebut pada dasarnya berisi ketentuan
Surat
mengenai
usaha mengatur kembali cara penyelenggaraan pendidikan ting
gi, meliputi pengaturan jenjang program dan teknis penyeleng
garaannya.
Penyelenggaraan pendidikan tinggi antara lain
diatur
mengenai beban studi, lama studi, baik untuk kelompok profe
si Non Kependidikan dan Kependidikan yang masing-masing terdiri dari Jalur Gelar dan Non Gelar. Untuk pendidikan kelom
pok profesi Non Kependidikan Jalur Gelar terdiri dari
empat
jenjang, yaitu :
a.
Doktor
b. Pasca Sarjana
c. Sarjana
d. Sarjana Muda.
Sedang untuk Jalur Non Gelar ditetapkan sebanyak lima jen
jang, yaitu :
a. Spesialisasi II
d. Diploma II
b. Spesialisasi I
e. Diploma I
c. Diploma III
Untuk profesi Kependidikan mempunyai jalur gelar
terdiri
atas jenjang :
a.
Doktor
b. Pasca Sarjana
c. Sarjana
Sedang untuk jalur Non gelar terdiri dari tiga jenjang,ya
itu
:
a. Diploma III
b. Diploma II
c. Diploma I
Untuk masing-masing kelompok profesi dan jenjang telah pula
ditetapkan beban studi dan lama studi.
Sesuai dengan lingkup penelitian, disini disampaikan beban
studi, lama studi dan kode program untuk profesi kependidi
kan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidik
an dan Kebudayaan No. 0124/U/1979 tentang jenjang
Program
Pendidikan Tinggi dan Program Akta Mengajar di dalam ling
kungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 8 Juni
1979 Pasal 5 ayat (2) sebagai berikut :
a. Jalur (Program) Gelar :
1. Doktor mempunyai beban studi, lama studi, dan
kode
program sama dengan yang disebut pada ayat (1) huruf
a angka 1 di atas.
2. Pasca Sarjana mempunyai beban studi, lama studi, dan
kode program sama dengan yang tersebut pada ayat (1)
huruf a, angka (2) di atas.
3. Sarjana mempunyai beban studi, lama studi, dan
kode
program sama dengan yang tersebut pada ayat (1)
hu-
ruf a, angka (3) di atas.
Adapun yang dimaksud adalah :
Program Doktor mempunyai beban studi minimal 228 SKS, maksimal 233 SKS, lama studi 8 tahun sampai dengan 11
tahun,
kode program S, (Strata 3).
Program Pasca Sarjana mempunyai beban studi minimal 180
SKS maksimal 194 SKS dengan lama studi 6 tahun dengan
kode
program Sp (Strata 2).
Program Sarjana mempunyai beban studi minimal
maksimal 160 SKS dengan lama studi 4 sampai dengan
144
7
SKS
tahun
dengan kode program S-j (Strata 1).
Jenjang program Sarjana menjadi pilihan dalam penelitian
ini, disebabkan usia programnya lebih lama dibandingkan
de
ngan program lairmya, disamping kegiatan penyelenggaraannya-
yang telah berjalan secara berkesinambungari dengan
mahasiswa yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
jumlah
jum
lah mahasiswa pada program lainnya, yakni program Diploma, -
Sp, dan S16 Of
MKDK
MKPBM I
MKPBM II
14 >H 35» 4 63
F
%
Penetapan
Tugas Kuliah
F
X3
%
II
Pelaksanaan
Tatap
%
F
%
F
X?
X6
X5
h
Muka
%
F
%
F
X8
%
F
%
Keterangan : X.. = Dibicarakan bersana Pimpinan Jurusan/Program
dan Dosen
X„ = Ditetapkan oleh Pimpinan
Penetapan tugas
X„
=
X.
= Penetapan tugas
X,-
=
Penetapan tugas
X^-
=
Pelaksanaan tatap muka sesuai waktu terjadwal
X„ =
Pelaksanaan tatap muka lebih dari waktu ter
jadwal
X8 "
Pelaksanaan tatap muka kurang dari waktu ter
jadwal
si tentang penyelenggaraan sistem SKS pada program sarjana
No.
Definisi operasional
1.
2.
Nilai
Kriteria
indikator
2
1
3
Indeks Prestasi
Nilai kumulatip prestasi
yang dapat dicapai oleh
seorang mahasiswa pada setiap akhir semester
b
< 2,
angka 1,2,3,4
dengan menggu
nakan rumus
Asumsi
4
2 - 3,
3 - 4.
IP = ^J?
2-1
Jumlah beban SKS dari se
Jumlah SKS
tiap kelompok mata kuliah
yang ditetap
.
Jumlah SKS
kan
2.1.
16 SKS
MKDU
/
Ketentuan tentang beban MKDU = 16 SKS dianggap
benar dan dijadikan pedoman pelaksanaan.
16 SKS
16 SKS
2.2.
MKDK
2.3. MKPBM I
2.4.
14 SKS
14 SKS
14 SKS
28 SKS
28 SKS
< 28 SKS
>28 SKS
4 SKS
MKPBM II
4
< 4
>4
2.5.
63 SKS
MK.B.S.
Ketentuan tentang beban studi MKDK H
Ketentuan tentang beban studi MKPBM I - 28 SKS
dianggap benar dan dijadikan pedoman pelaksa
naan.
Ketentuan tentang beban studi MKPBM II
SKS
SKS
SKS
18 SKS
Kontrak kredit
Adalah banyaknya mata kuli
ah yang akan diikuti oleh
seorang mahasiswa dalam se
suatu semester.
Ketentuan tentang beban studi MK.B.S.
sebesar
63 SKS dianggap benar dan dijadikan pedoman pe
63 SKS
laksanaan
dikontrak oleh seorang mahasiswa sebanyak
18
SKS dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan.
Penentuan-
-perkuliahan sesuatu
mata Kuliah
4.1. Waktu tatap muka
menit
.
Ketentuan rata-rata minimal yang bisa diambil/
18 SKS
< 18 SKS
>18 SKS
ditentukan oleh IP.
Proses
SKS
naan.
banyak SKS yang dikontrak
4.
4
dianggap benar dan dijadikan pedoman pelaksa
63 SKS
3.
SKS di
anggap benar dan dijadikan pedoman pelaksanaan
5 SKS x 50 mnt
4.2. Jumlah tatap muka
SKS
£SKS dalam
semester.
4.3. Jumlah macam tugas
SKS
ZSKS dalam 1
1
80
Disamping evaluasi penyelenggaraan sistem SKS oleh ma
hasiswa, dilakukan pula terhadap pengajar. Dibawah ini di
sampaikan matriks tentang definisi operasional, indikator
dan kriteria serta asumsi sebagai berikut :
No.
1.
Definisi operasional
Indikator
Banyak SKS tugas me
Banyak mata
ngajar
kuliah ( 2
Kriteria
2 jam kerja per
minggu
SKS )
^2.
Asumsi
Ketentuan tentang dasar jam
kerja dianggap benar dan men
jadi ukuran.
Jumlah SKS per kelom
Beban studi
pok mata kuliah
tiap
2: SKS normal.-'
Ketentuan tentang beban stu
di tiap kelompok mata kuliah
mata'
kuliah(SKS)
dianggap benar dan
pedoman
bagi pelaksanaan..
3.
Penyusunan jadwal pe
- Bersama-
netapan tugas pelak
sama (Pirn
sanaan tatap muka
pinan dan
Pengajar
- S SKS/ming
gu
-
Bersama
- iSKS/minggu
Ketentuan tentang hal terse
but dianggap benar dan menja
di pedoman pelaksanaan
BAB
V
KESIMPULAN DAN REKOM'RNDASI
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan olahan,- analisis data, diskusi hasil pene
litian, selanjutnya penulis sampaikan kesimpulan yang berke
naan dengan pelaksanaan sistem SKS, yang dilakukan oleh ma
hasiswa,
Pertama
1.
pengajar dan lembaga tingkat jurusan.
: Pelaksanaan
sistem SKS oleh mahasisv/a
Nilai Indeks Prestasi
terdapat kecenderungan semakin lama studi di perguruan
tinggi,
pencapaian prestasi belajar semakin menurun. Diper
oleh kesimpulan bahwa usaha yang dilakukan mahasiswa sekedar
untuk mencapai tingkat kelulusan (passing grade).
2. Pelaksanaan SKS dari masing-masing kelompok mata kuliah
- Mata kuliah Dasar Umum (MKBli) pada umumnya telah ter
laksana secara penuh, sesuai dengan ketentuan jumlah
SKS
yang ditetapkan.
- Mata kuliah PBM I sebahagian besar belum memenuhi ke
tentuan Ijetentuan jumlah SKS yang ditentukan.
- Mata kuliah PBM II, sebahagian besar telah
memenuhi
ketentuan jumlah SKS yang ditetapkan.
- Mata kuliah Bidang Studi Mayor sebahagian besar telah
memenuhi jumlah SKS yang ditentukan.
- Mata kuliah Bidang Studi Minor sebahagian besar
be
lum mencapai jumlah SKS yang ditentukan.
3. Kontrak kredit semester
Terdapat petunjuk pada semester I sampai dengan VI, s^e
bahagian besar mahasiswa melakukan kontrak kredit
sebanyak
rata-rata 18 SKS, yang berarti nilai indeks prestasi sebesar
150
131
2,5 atau lebih. Sedangkan pada semester VII dan seterusnyasebahagian besar mahasisv/a melakukan kontrak kredit kurang
dari jumlah 18 SKS, yang berarti nilai indeks prestasi
di
capai sebesar kurang dari 2,5.
4. Program Mata Kuijah Dasar Umum
Penyelenggaraan tatap muka MKDU pada umumnya telah me
menuhi ketentuan. Demikian pula dengan penyelenggaraan pro
gram akademik terstruktur dan mandiri, menunjukkan
terlak-
sananya program secara penuh. Manfaat lain yang didapat,se
bagian besar mahasiswa telah lulus sekaligus dalam menempuh
ujian-ujian MKDU.
5. Pemberian nilai oleh pengajar terhadap tugas-tugas
yang
dikerjakan mahasiswa
Sebahagian besar pengajar pada MKDU dan MKDK telah mela
kukan pemeriksaan dan pemberian nilai terhadap hasil pekerjaan mahasiswa.
Kedua : Pelaksanaan tugas pengajar
1• Seban tugas pengajar
Sebahagian besar pengajar memperoleh tugas mengajar le
bih dari 3 mata kuliah, dan sebahagian kecil mendapat tugas
1
2.
atau
2
mata kuliah.
Bobot SKS beban tugas
Sebahagian besar pengajar melakukan tugas mengajar ku
rang dari jumlah SKS yang telah ditetapkan. Hal ini menun
jukkan adanya gejala penetapan jumlah SKS oleh fakultas dan
jurusan kurang dari jumlah SKS yang ditetapkan Institute.
132
3. Pelaksanaan tatap muka
Sebahagian besar pengajar telah melaksanakan tatap mu
ka sesuai jadwal atau ketentuan. Pelaksanaan program akade
mik terstruktur dan mandiri, khusus MKDU telah terlaksana
sesuai ketentuan. Untuk mata kuliah lainnya belum diketahui
karena tidak dilakukan pembandingan mengingat heterogenitas
disiplin ilmu, dosen serta metoda mengajar.
Ketiga : Kebijaksanaan lembaga dalam penetapan tugas menga
jar dan penyusunan program akademik.
1. Peraturan tentang beban studi menunjukkan
:
1.1. Beban studi yang melebihi ketentuan jumlah patokan
jam kerja perminggu.
1.2. Beban studi yang sesuai dengan jumlah patokan jam
kerja perminggu.
1.3. Beban
studi dimana jumlah jam studi kurang dari
jumlah
patokan jam kerja perminggu.
2• Penyusunan program akademik
Terdapat dua cara penyusunan :
1.1. Disusun bersama antara pimpinan dan pengajar.
1.2. Disusun oleh pimpinan sendiri tanpa bekerja sama de_
ngan pengajar.
3• Penetapan tugas mengajar
Dasar penetapan tugas pengajar :
2.1. Pangkat/golongan
2.2.
Keahlian
2.3. Kesediaan
Penetapan berdasar pangkat/golongan merupakan jumlah ter
kecil.
B.
RraOmttlDARI
Pertama : Pelaksanaan sistem SKS oleh mahasiswa
1. Masalah nilai indeks prestasi
Sebagai patokan pencapaian prestasi studi, nilai indeks
prestasi merupakan hasil studi mahasisv/a
yang perlu
untuk
terus menerus dipantau terutama untuk tingkat semester akhir
pada program Sarjana (S,). Mengingat adanya gejala
semakin
menurun pencapaian prestasi belajar oleh mahasisv/a
pada
tingkat-tingkat tersebut.
Penurunan nilai indeks prestasi oleh mahasiswa
pada
tingkat-tingkat tersebut membawa implikasi semakin kecil jum
lah lulusan
jalur skripsi
dan semakin bertambah jumlah lu
lusan jalur makalah dan lulusan tanpa karya tulis.
Untuk mengatasi penurunan prestasi yang membawa berba
gai implikasi, maka perlu adanya usaha pembinaan dan pengem
bangan yang terus menerus terhadap pelaksanaan jenjang Sarja
na (S.) dengan sasaran :
a. Faktor pendukung :
1. penerimaan/seleksi mahasisv/a
2. pengajar/do sen
3.
sarana/prasaran
4.
proses belajar mengajar
5. faktor pendukung lainnya.
b. Faktor penghambat
c.
Faktor kendala.
•^erdasar hasil pantauan yang terus menerus dan berkelanjutan terhadap faktor-faktor tersebut,
bagi penyusunan,
perencanaan dan
merupakan
dasar -
program akad ernik mend a tang
yang secara realistik dapat memecahkan masalah.
134
2. Masalah pelaksanaan SKS dari masing-masing kelompok mata
kuliah
felaksanaan mata kuliah Dasar Umum telah memenuhi
ke
tentuan jumlah SKS yang ditentukan. Untuk ini usaha pembina
an terus menerus terhadap seluruh komponen pelaksana
MKDU
sehingga prestasi yang telah dicapai dapat dipertahankan.
Demikian pula untuk mata kuliah Dasar Kependidikan,
mata
kuliah Bidang Studi Mayor yang telah memenuhi ketentuan jum
lah SKS yang telah ditentukan.
Untuk mata kuliah -^roses Belajar Mengajar I dan II,dan
mata kuliah Bidang Studi Minor, yang belum memenuhi ketentu
an SKS, perlu dilakjikan peninjauan yang seksama untuk menemukan titik kelemahan. Apakah kelemahan terjadi pada
ting
kat perencanaan, tingkat penjabaran program atau pelaksana
an. Berdasar pada hasilnya, agar disusun kembali
berbagai
peraturan yang melandasi pelaksanaan, atau pengambilan tin
dakan korektif lainnya.
3. Masalah kontrak kredit semester sebagai petunjuk prestasi
Identik dengan indeks prestasi, kontrak kredit
pada
awal perkuliahan, merupakan petunjuk tentang tingkat presta
si yang dicapai mahasiswa pada semester sebelumnya. DIdapat
kesimpulan,
semakin tinggi jenjang studi, indeks
prestasi
semakin menurun.
Keadaan demikian perlu mendapat perhatian karena penu
runan indeks prestasi pada semester-semester akhir
jenjang
Sarjana (S.) mempunyai dampak lebih jauh pada nilai judisium
ujian akhir dan jalur yang dipilih untuk mengatasi hal
ini,
135
mahasiswa perlu diberikan penjelasan yang seluas-luasnya
,
tentang akibat-akibat yang dapat menimpa dirinya,
khusus
nya menyangkut jalur yang diperbolehkan. Semakin
rendah-
qualifikasi jalur yang ditempuh,
semakin terbatas daya jan£
kau terhadap kesempatan memperoleh pekerjaan. Antara
adanya ketentuan syarat menjadi dosen,
lain
calon mesti mencapai
tingkat kelulusan jalur skripsi. Para lulusan jalur makalah
apalagi jalur tuntas, dengan demikian tidak dapat memenuhisyarat untuk menjadi pengajar atau dosen. Hal demikian ber
arti kesempatan menjadi dosen bagi lulusan jalur tersebut sudah tertutup.
4. Masalah program mata kuliah Dasar Umum
Penyelenggaraan program akademik tatap muka mata kuli
ah dasar umum, telah sepenuhnya terlaksana sebagaimana jad
wal yang telah ditetapkan. Terpenuhinya ketentuan tatap muka
merupakan petunjuk bagi terlaksananya program akademik terstruktur dan program akademik mandiri secara penuh pula.
Kondisi mata kuliah dasar umum perlu mendapat kajian secara
khusus, mengingat pola pengaturan yang berbeda dengan kelom
pok mata kuliah lainnya. Dilain pihak mata kuliah dasar umum
merupakan satu-satunya kelompok mata kuliah yang telah dapat
melaksanakan sistem SKS secara penuh,
dibandingkan
dengan
kelompok mata kuliah lainnya.
Kebaikan dan kelemahan pola pengaturan penyelenggaraan
mata kuliah dasar umum dapat dijadikan bahan masukan
untuk
pengaturan kelompok mata kuliah lainnya, yang belum
dapat
memenuhi ketentuan.
136
Khusus untuk penyelenggaraan MKDU agar metoda yang dilakukan
dapat terus dipertahankan.
5. Masalah pemberian nilai oleh pengajar/do sen terhadap tuffas-tugas mahasiswa
Dampak negatif tidak diberikannya nilai terhadap tugastugas mahasiswa, diantaranya, mahasiswa akan bekerja
secara
asal jadi, keadaan demikian memberi pengaruh tidak sehat pa
da minat dan hasil belajar mahasiswa. Maksud pemberian tugas
untuk meningkatkan penguasaan ilmu oleh mahasiswa,
dengan
begitu tidak akan tercapai. Oleh karena itu, upaya
memberi
motivasi kepada dosen agar bersedia memeriksa hasil dan mem
beri nilai nilai kepada tugas mahasisv/a, merupakan
usaha
nyata bagi pembinaan minat dan semangat belajar mahasisv/a.
Kedua : Pelaksanaan tugas oleh pengajar
1. Beban tugas pengajar,
Adanya petunjuk pemberian tugas kepada dosen lebih dari
3 mata kuliah, dan sebagian kecil yang memperoleh tugas
1
atau 2 mata kuliah, hal demikian menunjukkan perlunya kebijak
sanaan pemerataan tugas, sehingga tidak terjadi penumpukan tugas pada sekelompok dosen tertentu dan sedikitnya tugas pada
kelompok dosen yang lain. Keadaan demikian akan menciptakansuasana psikologis yang mengganggu, disamping terlalu berat
nya beban bagi dosen yang mendapat tugas mengajar lebih dari
3 mata kuliah.
137
Akibatnya dosen tidak akan mampu melaksanakan tugas mengajar
secara sepenuhnya, baik dalam penguasaan subject matter atau
penyajiannya. Demikian pula terhadap pelaksanaan tugas
aka
demik lainnya, yakni program akademik terstruktur dan mandi
ri. Untuk itu diperlukan langkah-langkah penetapan kebijaksanaan pemerataan tugas.
2.
Bobot SKS beban tugas
Tidak terlaksananya sebagian besar tugas mengajar, yak
ni tidak mencapai jumlah SKS yang ditetapkan,
hal ini
ke
mungkinan disebabkan oleh dua hal :
pertama : karena lembaga (fakultas, jurusan) menetapkan jum
lah SKS kurang dari semestinya.
kedua
:.karena dosen tidak memenuhi ketentuan tugas seba-"
gaimana mestinya.
Oleh karena itu, hendaknya diusahakan :
1). Agar lembaga (fakultas, jurusan, program) menetapkan jum
lah nilai bobot SKS sesuai dengan ketentuan SKS, sebagai
mana diatur dalam Keputusan Kektor IKIP .Bandung
uomor :
5S81/PT.25.R/M/1982 tentang Pedoman Pengembangan Kurikulum/program IKIP Bandung.
2). Agar diadakan sistem pantau terhadap pelaksanaan program
2.1 pelaksanaan oleh lembaga (fakultas,jurusan,program)
'1.2 pelaksanaan oleh dosen.
Untuk keperluan terakhir diperlukan pengaxuran sistem in
i'ormasi dengan menggunakan formulir-formulir tertentu
yang memuat data tentang jumlag SKS yang seharusnya
SKS yang senyatanya dilaksanakan.
dan
138
3. Pelaksanaan tatap muka
Sebahagian besar dari
pengajar telah melaksanakan pro
gram akademik tatap muka sesuai ketentuan terjadwal. Hal de,
mikian menunjukkan bahwa satu pertiga bahagian jam SKS telah
dipenuhi sebagaimana mestinya, dan tentunya juga proses be
lajar mengajar telah berlangsung, lepas dari penilaian apa
kah penyelenggaraannya telah sesuai dengan ketentuau. Namun
demikian, bilamana dihubungkan dengan indeks prestasi,
dan
kontrak kredit yang diperbolehkan bagi mahasiswa pada bebe
rapa semester yang diteliti, terdapat kecenderungan
bahv/a
pelaksanaan dari proses belajar mengajar telah berjalan se
suai ketentuan.
Kondisi ini hendaknya setidak-tidaknya tetap diperta-
hankan, dan maksimal untuk dapat lebih ditingkatkan. Mengi
ngat pula, bahwa jumlah SKS untuk kelompok mata kuliah sela
in MKDU, menunjukkan jumlah SKS dibawah minimum.
Ketiga: Kebijaksanaan Lembaga dalam menetapkan program akade
mik dan pemberian tugas.
1 . Peraturan ten tana; beban studi
•.engatur
tentang jumlah SKS yang dapat atau harus diam
bil oleh seorang maha si swa.
Jumlah beban studi tersebut terdapat tlga kategori. Dari ke
tiga kategori tersebut maka beban studi yang sesuai dengan
patokan jumlah jam kerja perminggu yang dapat dll: ksanakan
aecara v/ajar oleh mahasis-./a,.
Jumlah beban studi yang m 1chilli patokan jumlah j m kerja
h.aiya dapat diiaicsanakan oleh mahasisv/a yang memiliki kemam
puan den semangat bo"1 a jar yeng tinggi, disamping teraed ;i anya
i3y
fasilitas belajar, kurikulum, dosen, ruangan2, porpuatakaan,
buku2 serta sarana belajar lainnya. Kesemuanya itu untuk da
pat memungkinkan melakukan sistem belajar sesuai dengan sis
tem satuan kredit semester.
Dengan perkataan lain, ketentuan beban studi maksimal akan
dapat dilaksanakan bilamana tersedia secara penuh faktor-fak
tor
pendukung proses belajar mengajar.
Faktor-fak tor pendukung diluar mahasisv/a, tidaklah berarti
banyak. Disampingnya, maka mahasisv/a sendiri -arupekan penen
tu keberhasilan studi.
Minat dan semangat belajar merupakan faktor utama dalam ke.berhasilan studi. Maka hendaknya suasana dan lingkungan bela
jar harus mampu mendorong dan memotivasi minat dan semangat
belajar mahasiswa. Suasana belajar demikian sepenuhnya meru
pakan tugas dari Lembaga.
Kurang tersedianya faktor pendukung tersebut, tidaklah mung
kin mahasisv/a mampu memenuhi persaratan beban studi maksinal
2 . Menetapkan program akademik
Didalam menetapkan program akademik, ternyata
masih
didapat Pimpinan lembaga yang menetapkan sendiri program
akademik.
Mengingat bahwa proses belajar mengajar sangat ditentu
kan oleh dosen/pengajar, maka hendaknya diciptakan suasana-
yang memungkinkan terbinanya kerjasama antara komponen yang
mendukung proses tersebut.
14C
Agar dihindarkan terjadinya kesenjangan antara
berbagai
komponen, kesenjangan antara dosen dengan program, dan an
tara pimpinan dengan dosen, yang kesemuanya akan berakibat
buruk kepada pelaksanaan program.
Oleh karenanya, penyusunan program akademik hendaknya
disusun bersama di antara berbagai pihak yang tterlibat,
khususnya para dosen/pengajar, hendaknya dapat ditampung keinginan serta harapannya selaku pelaku utama
program dan proses belaja* mengajar.
pelaksana
DAFTAR KEPUSTAKAAN
A Committee of College and University Examiners, Taxanomyof Educational Objectives. David Mc Kay,Inc.,New York,
1975.
Awad E.M., Systems Analysis and Design, Richard D.
Irwin,
Ind., Ontario, 1979.
Benjamin S. Bloom (Et.al), Handbook on Formative and Summa
tive Evaluation of Student ^earning, Mc draw-Hill Book
Company, 1971.
Blanchard B.E., A rew system of education, ETC Publication,
Illinois, 1375":
Bingham J. Davis G.W.P., A Handbook of System Analysis, Mac
Millan Press Ltd., London, 1972.
Bonita J. Campbell, Understanding Information System, Pren
tice Hall of India, Privated Limited, New Delhi,110001,
1979.
Burch, Strafer, Information Systems. John Willey & Sons,Inc
1974.
Churchman, C. Wast, The Systems Approach, New York,
Dell,
1974.
Cliland D., King W.R., Systems Analysis and Project Manage
ment, Mc Graw Hill
Dick, Walter (Et.al), The Systematic Design of Instruction,
Foreman and Coy. Cleaview,
Illinois, 1978.
Donnell, Koontz, 0., (Et.al), Management, Mc Graw-Hill, In
ternational Book Company, 1980.
Fitz Gerald J., Fitz Gerald A.F., Stallings W.D.,Jr., Fun
damentals of systems Analysis, John Willey & Sons, ^ew
York, 1981.
Harold L. Dahnke (Et.^al), Higher Education Facilities Plan
ning and Management. Manuals, Western Institute Commision for Higher Education, 1980.
Heckert, J. Brooks (Et.al), ControIIership. Donald Press Coy
New York, 1963.
Johnson, Kast, Rosenzweig, The Theory and Management of Sys
terns, Mc Graw-Hill Book Kogakusha, Tokyo, 1973.
Kline D., Reseach Method for Educational Planning, UNESCO,
1980.
Kast F.E. Rosenzweig, Organizations and Management, Mc ^raw
Hill Book, Tokyo,
1979.
Mc Nanama, J., Systems Analysis for Effective School Admi
nistration. Parker Publishing Coy, Inc. , New Jersey,""T975":
M-orphet E., Reller, John R., Educational Crganj_gatin and Ma
nagement, Prentice-Hall, Inc., New Jersey,
1982
141
142
Ostrander R.H., Dethy R.C., A Values Approach to Education
al Administration. American Book Company,
New York,
Rilley M.J., Management Informations System. Kansas
Uni ver sity, 1981.
State
Robbins S.P., The Administrative Process, Prentice-Hall of
India, New Delhi,
1979.
S. Nasution, Didaktik Asaa-aeaa Mengajar, Jemmars,Bandung,
1982.
Shrode W.A., Vorch D., Organization and Management, BasicSystems Concepts,
1974
Sikuia Pribadi, In Search of Formulation of The General Aim
of Education, The Ohio State University,
1960.
Smith A.W., Management Systems, Analysis and Application,Holt Saunders International Edditions, Japan, 1982
Stonner, J.A., Management, Prentice-Hall, Inc., London,1982
Sutisna Oteng, Administrasi Pendidikan. FIP-IKIP Bandung,1982.
UNESCO, Reading in Economic of Education, 1982.
Sumber-sumber lain :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Surat ^eputusan No. 0124/U/1979, tanggal 8 Juni 1979 tentang Pedoman
Penyelenggaraan ^roses Pendidikan Tinggi atas dasar System Kredit, 1980^
Keputusan No. 0140/U/1975 tentang Kebijakan Dasar Pe
ngembangan -^endidikan Tinggi.
Keputusan No. 0212/U/1982 tentang -^edoman Penyuluhan
Kurikulum Pendidikan Tinggi.
Keputusan No. 0211/U/1982 tentang Program PendidikanTinggi dalam Lingkungan Departemen Pendidikan dan Ivebudayaan.
Direktur Jenderal ^endidikan Tinggi, Keputusan No. 48/DJ/
Kep/1983.
Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang
(KPPTJP), 1976.
Rektor IKIP Bandung, Keputusan No. 5881/PT.25.R/M/1982.
Pedoman Akademik Fakultas dalam Lingkungan IKIP Bandung