PENERAPAN PROGRAM SISTEM KREDIT SEMESTER

PENERAPAN PROGRAM SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA MUHAMMADIYAH 3 JAKARTA
Abdurrahman Wahid
Dosen Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Email : Arraw70@yahoo.co.id

Abstract :
This research aims to reveal the depth understanding of the application of the System Credit
Semester (SKS) of Islamic religious education in SMA Muhammadiyah 3. This research used a
qualitative descriptive method using Ethnographic approach. These results indicate that there are
values in the moral education. The results of this study indicate that SMA Muhammadiyah 3 need to
review the application of credits that will be applied in the teaching syllabus of Religious Education
/ Akhlaq for students.

Keywords: Education, Semester Credit System, SMA Muhammadiyah 3.

Abstrak:
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan secara mendalam tentang penerapan system kredit
semester pendidikan agama islam di SMA muhammadiyah 3. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan Etnografi. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak dalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SMA
muhammadiyah 3 perlu meninjau kembali penerapan SKS yang akan diterapkan dalam silabus
pembelajaran Pendidikan Agama / Akhlaq untuk siswa.

Kata kunci: Pendidikan, Sistem Kredit Semester, SMA Muhammadiyah 3.

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

21

(kurang dari 3 tahun). Hal ini menyebabkan

PENDAHULUAN
Menurut UUD 1945 bahwa setiap
warga

Negara

berhak


mendapatkan

pendidikan. Melalui pendidikan yang baik,
setiap warga Negara diharapkan menjadi
pribadi yang unggul dan mampu menghadapi
keadaan masa depan. Untuk menciptakan
peserta didik yang unggul tersebut pendidikan
harus

berorientasi

generasi

muda

untuk

yang

menciptakan


mandiri

kualitas

pendidikan

banyak terkait dengan masalah pelayanan dan
pemenuhan kebutuhan peserta didik, maka
untuk

mewujudkan

pendidikan

yang

berkualitas dibutuhkan pelayanan yang prima
kepada


peserta

didik

sesuai

dengan

karakteristik kecerdasan dan bakat masing –
masing.

Untuk

melayani

peserta

akselerasi

yang


secara individual berupa sekelompok peserta
didik berkecerdasan dan berbakat istimewa
untuk secara mandiri memilih mata pelajaran
tertentu yang akan diikuti dalam proses
akselerasi.
Penyelenggaraan

UUD 1945 dan UU no. 20/2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Secara lebih
spesifik landasan hukum yang digunakan
untuk penyelenggaraan program SKS adalah :
1.

Undang - undang No. 20 / 2003 tentang
Sisdiknas :
a.

Program


SKS

ini

memungkinkan

peserta didik dapat secara mandiri dan bebas
memilih materi dan mata pelajaran yang ingin
dipelajarinya dalam semester yang berjalan,
sehingga waktu belajar yang disediakan selam
3 tahun dapat ditempuh secara lebih cepat

22

Pasal 5 ayat 4, warga Negara
memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa berhak memperoleh
pendidikan khusus

kemudian


menerapkan system kredit semester (SKS).

program

pendampingan merupakan penganjewantahan

didik

berkembang menjadi sekolah mandiri yang

SKS dapat

dikembangkan akselerasi klasikal maupun

beberapa sekolah tertentu telah mengadakan
program

percepatan belajar


peserta didik (akselerasi).

dengan

memberikan pendidikan yang berkualitas.
Peningkatan

terwujudnya program

b.

Pasal 32 ayat 1 pendidikan khusus
merupakan pendidikan bagi peserta
didik yang memiliki tingkat kesulitan
dalam

mengikuti

proses


pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional,

mental,

social

dan

memiliki potensi kecerdasan dan
bakan istimewa.

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

2.

Undang undang no. 23 / 2002 tentang
perlindungan anak pasal 52.
Anak


yang

A. Konsep dan Prinsip Sistem Kredit

memiliki

keunggulan

diberikan kesempatan dan aksesbilitas

3.

Semester
Acuan untuk merumuskan konsep

utuk memperoleh pendidikan khusus.

SKS yaitu sebagaimana yang dimuat

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun


dalam Peraturan Menteri Pendidikan

2005

Nasional

Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Pendidikan dalam Pasal 11 mengatur

Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar

bahwa:

dan menengah. Dalam peraturan tersebut

·

·

·

Ayat

tentang

(1)

Standar

Beban

belajar

untuk

bahwa:

Sistem

Kredit

SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain

Semester adalah sistem penyelenggaraan

yang

program

pendidikan

yang

dalam satuan kredit semester (sks);

didiknya

menentukan

sendiri

Ayat

untuk

belajar dan mata pelajaran yang diikuti

SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau

setiap semester pada satuan pendidikan.

bentuk lain yang sederajat pada

Beban belajar setiap mata pelajaran pada

pendidikan formal kategori standar

Sistem Kredit Semester dinyatakan dalam

dapat dinyatakan dalam satuan kredit

satuan kredit semester (sks). Beban

semester;

belajar satu sks meliputi satu jam

sederajat

(2)

dapat

Beban

dinyatakan

belajar

peserta
beban

untuk

pembelajaran tatap muka, satu jam

SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau

penugasan terstruktur, dan satu jam

bentuk lain yang sederajat pada

kegiatan mandiri tidak terstruktur. Dalam

pendidikan formal kategori mandiri

panduan ini “Sistem Kredit Semester”

dinyatakan

disingkat dengan “SKS” dan “satuan

Ayat

(3)

Beban

dalam

belajar

satuan

kredit

kredit semester” disingkat dengan “sks”.

semester; dan
·

dinyatakan

Ayat (4) Beban belajar minimal dan

Oleh

maksimal bagi satuan pendidikan

diartikan sebagai

yang

penerapan program pendidikan yang

menerapkan

sistem

sks

karena

itu

SKS

dapat

salah satu

peserta

didik

sistem

ditetapkan dengan Peraturan Menteri

menempatkan

sebagai

berdasarkan usul dari BSNP.

subyek. Pembelajaran berpusat

pada

peserta didik, yaitu bagaimana peserta

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

23

didik

belajar.

Peserta

didik

diberi

e.

Peserta didik memiliki kesempatan

kebebasan untuk merencanakan kegiatan

untuk memilih program studi dan

belajarnya

mata

sesuai

kemampuan,

dengan

dan

harapan

minat,

sesuai

dengan

potensinya.

masing-

masing. Namun demikian SKS memiliki

pelajaran

f.

Peserta didik dapat pindah (transfer)

beberapa prinsip yang harus dipahami

kredit ke sekolah lain yang sejenis

agar tidak disalahmengerti oleh pelaksana

yang menggunakan SKS dan semua

kebijakan

kredit yang telah diambil dapat

tersebut

diantara

prinsip

dipindahkan ke sekolah yang baru.

prinsip tersebut adalah
Mengacu

pada

konsep

SKS,

g.

Sekolah menyediakan sumber daya

penyelenggaraan SKS di SMP/MTs dan

pendidikan yang lebih memadai

SMA/MA

secara teknis dan administratif.

berpedoman

pada

prinsip
h.

sebagai berikut:
a

b.

Peserta didik menentukan sendiri

diupayakan

beban belajar dan mata pelajaran

kebutuhan

yang diikuti pada setiap semester

potensi peserta didik yang mencakup

sesuai dengan kemampuan, bakat,

pengetahuan,

dan minatnya.

keterampilan.

Peserta didik yang berkemampuan
dan

berkemauan

dapat

Guru

akademik

minatnya.

tetap

untuk

memenuhi
pengembangan

sikap,

peserta

studinya dari periode belajar yang
dengan

dapat

memfasilitasi

dengan

kemampuan,

dan

kebutuhan
didik

sesuai

bakat,

dan

Jika seluruh prinsip tersebut sudah dapat

memperhatikan ketuntasan belajar.

dipahami

Peserta

direalisasikan maka tidak akan terjadi

didik

memberdayakan

d.

tinggi

i.

mempersingkat waktu penyelesaian

ditentukan

c.

Penjadwalan kegiatan pembelajaran

didorong

untuk

dirinya

sendiri

multitafsir

dan

dalam

kemudian

mampu

pelaksanaannya

di

dalam belajar secara mandiri.

lembaga pendidikan, demikian pula yang

Peserta didik dapat menentukan dan

dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 3

mengatur strategi belajar dengan

Jakarta.

lebih fleksibel.

24

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

Jumlah peserta didik yang diterima
sebanyak 128 peserta didik yang dibagi
dalam 5 kelas. Keberhasilan proses

B. Alasan penggunaan sistem SKS
yang perlu

belajar mengajar sangat tergantung pada

dicermati dalam menentukan penggunaan

kualitas pengelola, kompetensi guru dan

system SKS di SMA Muhammadiyah 3

kemampuan berfikir peserta didik.

1.

Realitas menunjukan bahwa setiap

Kompetensi

guru

peserta didik adalah makhluk yang

dengan

peningkatan

unik

pembelajaran, baik proses maupun hasil

Realitas menunjukan bahwa otonomi

melalui

Penelitian

Tindakan

Kelas

pengembangan

(PTK).

Hal

tentunya

sangat

Ada beberapa alasan

2.

digulirkan

3.

kurikulum

yaitu

dengan

sudah
adanya

ini

disini

berkenaan
kualitas

menentukan keberhasilan proses belajar

KTSP

mengajar

Realitas menunjukan bahwa yang

menunjang terjadinya kelas akselerasi.

terdapat

Penguasaan

dalam

pembelajaran

pada

system

materi

SKS

dan

yang

metodologi

seharusnya adalah kelompok yang

pembelajaran yang baik oleh guru akan

cepat

memudahkan penalaran peserta didik

dan

yang

lambat,

tidak

mengenal system tidak naik kelas.

sehingga diharapkan merangsang peserta
didik untuk lebih kreatif dalam menggali
ide

PEMBAHASAN
A. Profil

Program

SKS

di

SMA

pendidikan

yang

dalam

permasalahan

pembelajaran. Sekolah

yang terletak

dibilangan Jakarta Selatan ini

Muhammadiyah 3 Jakarta
Program

ide

berkaitan

dengan pelayanan kebutuhan yang prima
kepada peserta didik dengan karakteristik
kecerdasan dan bakat istimewa mulai
diselenggarakan di SMA Muhammadiyah
3 Jakarta tahun 2008. Pada periode tahun
ajaran 2008 - 2009 SMA Muhammadiyah
3 menerapkan system SKS pada kelas 1.

juga

memiliki sarana dan prasana yang cukup
menunjang

untuk

dilaksanakannya

program SKS, hal tersebut terbukti
dengan

mampunya

SMA

Muhammadiyah 3 melaksanakan moving
class, sarana lainnya yang menunjang
adalah

ruang

multimedia,
biologi

serta

perpustakaan,

laboratorium
lapangan

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

fisika
futsal

ruang
dan
yang

25

semuanya merupakan sumber belajar

2.

Melaksanakan

pelayanan

belajar

bagi peserta didik baik secara mandiri

lebih cepat daripada peserta didik

maupun terbimbing.

pada

Untuk

itu

diperlukan:

B. Program SKS
Prinsip dasar penerapan SKS
adalah

umumnya.

bagaimana

sistem



Pelayanan kegiatan tatap muka,

pelayanan

tugas terstruktur, tugas mandiri

sekolah dapat memenuhi kebutuhan dan

tidak terstruktur bagi kelompok

kepuasan

percepatan

peserta

didik

dalam

belajar

melalui

mengembangkan potensi dirinya secara

pembentukan kelas percepatan,

optimal. Memberikan pelayanan belajar

bergabung pada kelas di atasnya,

kepada peserta didik melalui penciptaan

atau melalui pelayanan secara

kondisi sekolah yang dapat memenuhi

individu.

kebutuhan
sehingga

belajar
tiap

secara

individual



Modul sebagai perangkat berajar

individu

menampakan

potensinya

secara

optimal.

3. Pelayanan standar untuk peserta

Pelaksanaannya

pelayanan

diberikan

didik rata-rata yang tidak berbeda

peserta didik.

kepada tiga kelompok peserta didik yaitu:

dengan

Pelayanan

semester.

secara

individual

atau

pelayanan

sistem

paket

berkelompok kepada peserta didik yang

4. Sistem administrasi sekolah yang

memiliki daya belajar tinggi untuk

mewadahi dinamika perkembangan

mendapatkan pelayanan pengayaan atau

peserta didik yang beragam seperti

percepatan menyelesaikan beban belajar

penerbitan kartu bukti melaksanakan

tanpa terhambat oleh peserta belajar

tatap muka dan kartu hasil studi per

lainnya. Pelayanan diberikan berupa:

semester. Jika jumlah pelajaran pada

1.

Melaksanakan tatap muka sesuai

sistem paket semester setiap peserta

dengan jadwal reguler namun dengan

didik sama, maka pada sistem kredit

memberikan

semester tiap peserta didik dapat

pengayaan

untuk

meningkatkan kompetensi yang lebih

menyelesaikan

tinggi daripada peserta didik pada

yang berbeda. Dengan demikian

umumnya.

model rapot berubah menjadi laporan

jumlah

pelajaran

kemajuan belajar (transkrip nilai)

26

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

yang

memuat

Indeks

Prestasi

yang lebih banyak. Jika peserta didik
dapat menyelesikan pelajaran lebih cepat,

Komulatif.
kepeserta

maka peserta didik diberi pelayanan

didikan seperti leger daftar nilai

untuk melanjutkan pelajaran lebih cepat

dalam buku induk tiap semester tidak

sehingga dapat menyelesaikan studinya

seragam serta memuat transkrip nilai

lebih cepat daripada peserta didik rata-

yang

rata.

5. Perangkat

administrasi

menggambarkan

kemajuan

pelayanan

belajar.
Pelayanan terhadap peserta didik
rata-rata jika melihat jumlah sebaran
secara

Dalam

empirik

memerlukan

ini

sekolah

model

memerlukan

kesiapan pada :


bentuk

pelayanan terbesar karena sebagian besar

melaksanakan

Tim

pendidik

yang

melayani

program percepatan


Membentuk pembimbing akademik

peserta didik mendapat pelayanan dalam

yang

kelompok ini. Oleh karena itu pada

memutuskan siapa-siapa saja yang

kelompok

boleh

ini

sesungguhnya

tidak

diperlukan sarana yang berbeda jauh
daripada sistem penyelenggaraan paket

akan

membantu

mengambil

kredit

dan

pada

sejumlah tertentu


Menyediakan kartu kredit untuk

semester. Sistem pengelolaan kelas pun

dibawa peserta didik dalam tiap

tidak mutlak harus menggunakan sistem

kegiatan tatap muka

moving class. Jumlah ruang kelas dan



Menggantikan sistem rapot ke dalam

jam belajar pada pelayanan kelompok

sistem Kartu Hasil Studi (KHS) yang

rata-rata dapat berjalan seperti dalam

dapat

penyelenggaraan

menyelesaikan kreditnya

sebagaimana

paket

semester

sekolah

telah



melaksanakannya pada saat ini.
Pelayanan

plus

dalam

diisi

Ruangan

tiap

tempat

peserta

didik

memberikan

pelayanan percepatan kepada peserta
SKS

diperlukan untuk memberikan pelayanan

didik


Tambahan

waktu

ekstra

dalam

akselerasi kepada peserta didik kelompok

memberikan

atas.

kepada rombongan kelompok atas

Kelompok

peserta

didik

ini

semestinya dalam sistem ini diberi

dan

bawah

pelayanan

sehingga

belajar

bentuk

peluang untuk melakukan kontrak kredit

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

27





penjadwalan belajar berbeda dari

sekolah

pola sistem paket semester.

percepatan belajar pada kelompok atas.

Modul

yang

adalah

Berdasarkan

dengan

pelayanan

keterangan

diatas

materi pelajaran, perangkat latihan

maka SMA Muhammadiyah 3 pada Ujian

kerja peserta didik, latihan kerja

Nasional 2010 bulan Maret yang lalu

mandiri, perangkat evaluasi ulangan,

telah mengikut sertakan

sampai

didiknya yang memeliki masa tempuh

pada

perangkat

ulangan

28 peserta

umum untuk tiap mata pelajaran.

belajar 2 tahun ( sebagai bukti akselarasi

Memberikan peluang belajar kepada

dari system SKS ). Oleh karena itu SMA

peserta didik

yang berakselerasi

Muhammadiya 3 sudah menerapkan SKS

untuk mengikuti kegiatan tatap muka

TQS. Karena Penerapan SKS merupakan

dengan peserta didik angkatan di

bagian

atasnya pada mata pelajaran yang

manajemen Total Quality Management

sama (misalnya,peserta didik dari

(TQM). Secara filosofis model ini fokus

rombongan

pada

bergabung


dilengkapi

sediakan

belajar

kelas

belajar

10

dengan

dari

pemenuhan

dari

Memberikan peluang kepada peserta

melakukan

didik

kolaborasi

telah

menyelesaikan

model

kebutuhan

dan

kepuasan pelanggan. TQM telah diadopsi

rombongan belajar kelas 11)

yang

penerapkan

sistem

lembaga

usaha

dalam

perubahan.

Dari

hasil

Universitas

Washington

seluruh kreditnya untuk mengikuti

dengan

ujian akhir.

munculah konsep Total Quality Schools

Substansi pelayanan plus itu pada
dasarnya

untuk

memiliki

kemampuan

dengan

kepada

peserta

peserta

sekolah

negeri

di

St.Louis

(TQS) yaitu konsep unik tentang strategi

didik

yang

meningkatkan

efektivitas

belajar

cepat

(http://www.crossroad.to

didik

yang

TQM.html)

dengan

sekolah
/Quotes/

mendayagunakan

memiliki kemampuan belajar lambat

TQM sebagai konsep maupun perangkat

sama saja. Namun jika kondisi sekolah

pembaharuan.

baik sehingga peserta didik kolompok

meningkatkan mutu pelayanan sekolah

lambat dapat dibantu secara optimal,

melalui kerja sama dengan seluruh

maka prioritas pelayanan yang perlu

pemangku kepentingan sebagai solusi

Tujuannya

adalah

untuk membantu peserta didik melalui

28

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

pengembangan kondisi sekolah sebagai

peningkatan

tempat terbaik untuk peserta didik belajar

pembaharuan dalam proses pengelolaan

dan mengembangkan potensinya secara

(http://www.orgdynamics.com/tqci.html).

optimal. Sistem kerja sama yang efektif

Sebagai landasan utama dari sistem

tentu

perubahan

memerlukan

perencanaan,

mutu,

ini

melakukan

maka

sekolah

perlu

pengorganisasian, kendali, pengarah, staf,

mengembangkan sumber daya yang lebih

dan

cerdas, lebih kompak, dan berkomitmen

secara

keseluruhan

membentuk

untuk meningkatkan mutu seluruh tahap

sistem yang visioner.
Beberapa

pilar

utama

dalam

pelaksanaan TQS ialah efektifnya kerja

pekerjaan

secara

terencana

dan

berkelanjutan.

sama, semua melayani semua, kepala

Selama

ini

sekolah

sekolah, guru, peserta didik, staf selalu

menyelenggarakan

menjaga

(2)

pendekatan sistem paket semester. Pada

menerapkan ukuran kualitas produk yang

pendekatan ini peserta didik diperlakukan

mengacu pada basis kriteria kebutuhan

secara seragam. Memulai program dan

peserta didik berprestasi (3) menerapkan

menyelesaikan pelajaran pada waktu

ukuran dan pembaharuan mutu proses

yang sama. Peserta didik yang dapat

pembelajaran (3) memahami bagaimana

belajar lebih cepat idealnya mendapat

pengelolaan input menjadi output dengan

pengayaan

selalu

sehingga

membuatnya

selalu menghasilkan hasil pekerjaan yang

penyelesaian

pendidikannya.

inovatif (4) memahami dengan baik

didik

tidak

harapan orang tua peserta didik dan

remedial, namun sesudah memenuhi

peserta didik melalui proses kerja sehari-

batas

hari.

bergabung pada kelompoknya.

(1)

efisiensi

berlandaskan

biaya,

kreasi

kurikulum

belajar,

yang

namun

untuk

ketuntasan

melalui

tidak

mempercepat

tuntas

mereka

Peserta
mendapat

kembali

Untuk mendapatkan mutu output

Model pelayanan itu dipandang

pendidikan terbaik maka sekolah harus

tidak efektif karena tidak memberikan

membangun

kualitas

pelayan

pelaksanaan

pekerjaan

pada

tiap

sehari-hari,

optimal

terutama

terhadap

peserta didik yang memiliki potensi

mendayagunakan guru dan staf sekolah

untuk

untuk memecahkan tiap masalah dalam

dengan cepat. Dalam memenuhi harapan

menyelesaikan

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

pelajarannya

29

untuk memeberikan pelayanan belajar

jam penugasan terstruktur, dan satu

yang dapat memenuhi kebutuhan setiap

jam kegiatan mandiri tidak terstruktur.

individu inilah sistem kredit semester

Dalam program SKS pada tingkat

diterapkan.

Dengan

dasar

SMA beban belajar minimal sebanyak

hakekatnya

sistem

kredit

ini

pada

semester

diterapkan untuk memberikan peluang
memfasilitasi

peserta

114 SKS dan terdiri


didik

mengembangkan potensi dirinya melalui

memotivasi

peserta

didik

:

28

:

42

:

42

SKS


kegiatan pembelajaran yang interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang,

Mata Pelajaran Umum

Mata Pelajaran Wajib
SKS



untuk

Mata Pelajaran Pilihan
SKS

berpartisipasi aktif, serta memberikan



ruang

Seluruh SKS ini ditempuh dengan

yang

cukup

bagi

prakarsa,

Muatan Lokal

: 2 SKS

kreativitas, dan kemandirian sebagaimana

masa studi rata rata 6 semester

diamanatkan dalam Pasal 19 PP 19 tahun

Dalam pemilihannnya dapat diatus

2005.

sebagai berikut :


C. Penerapan

program

SKS

Semester 1 pemilihan terbatas
(beban belajar dan mata pelajaran

dalam

ditentukan)

kurikulum


1. Beban belajar

Semester 2 disesuaikan dengan

Acuan untuk menetapkan komponen

potensi

SKS yaitu sebagaimana yang dimuat

semester 1

dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006



Semester

dan

hasil belajar

berikutnya

sesuai

potensi dan pilihan karir

tentang Standar Isi. Dalam peraturan

Hak yang diperoleh peserta didik

tersebut dinyatakan bahwa: Beban

dalam pemilihan beban belajar adalah:

belajar setiap mata pelajaran pada

 Peserta didik berhak memperoleh

sistem kredit semester dinyatakan

pertimbangan

dalam satuan kredit semester (sks).

beban belajar dan mata pelajaran

Beban belajar satu sks meliputi satu

dari:

dalam

memilih

jam pembelajaran tatap muka, satu

30

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

 Penasehat/pembimbing

Dalam penerapannya dilapangan jenis
penilaian dapat dikelompokan dalam

akademik
 Guru BK/guru mata pelajaran
 Penasehat/pembimbing akademik:

jenis mata pelajarannya
 Jenis

 Bertanggung jawab atas 20

penilaian

untuk

Mata

Pelajaran Umum adalah Penilaian

didik

Proses oleh Pendidik Penilaian

(maksimal) selama berada di

Hasil Oleh Pendidik /Sekolah

SMA terhadap kemajuan dan

melalui UH,UTS/UAS, atau Ujian

hasil belajarnya

Sekolah

orang

peserta

record

 Penilaian untuk Mata Pelajaran

peserta didik tentang minat,

Wajib adalah Penilaian Proses

bakat, dan potensinya

oleh Pendidik dan/atau Ujian

 Mendokumentasikan

Praktik

2. Pola pembelajaran

Penilaian

Hasil

Oleh

Dalam setiap semester terdapat 18

Pendidik (UH, UTS/UAS ) dan

minggu aktif, setiap SKS terdapat 16

Pemerintah (UN)

kali kegiatan tatap muka, 16 kali

 Penilaian untuk Mata Pelajaran

kali

Pilihan adalah Penilaian Proses

kegiatan mandiri. Setiap peserta didik

oleh Pendidik Penilaian Hasil

memilih mata pelajaran sesuai dengan

Oleh

kemampuannya, oleh karena itu setiap

/Sekolah/Pemerintah(UH,

selesai 1 mata pelajaran terjadi adanya

UTS/UAS) dan UN/US

kegiatan

terstruktur

dan

16

Pendidik

moving class. (berpindahnya peserta

 Penilaian untuk Mata Pelajaran

didik ke kelas sesuai dengan mata

Muatan Lokal adalah Penilaian

pelajarn yang ia pilih). Pembelajaran

Proses dan Hasil Oleh Pendidik

dapat dilakukan didalam kelas atau

Adapun Ujian Mata Pelajaran diambil

menggunakan sumber belajar lainnya

dari hal berikut

seperti perpustakaan , laoratorium

o

Fisika, Kimia, Komputer, Biologi
maupun lapangan olahraga.
3. Sistem Evaluasi

Ujian Akhir Semester (Beberapa
MPU dan Mulok)

o

Ujian Sekolah (MPU dan MPP)

o

Ujian

Nasional

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

(MPW

dan

31

o

Ujian

Khusus

studi

Cambridge

sejumlah

mata

dapat

masing satuan pendidikan dengan

mengambil

pelajaran

KKM minimum 6.0 yang secara

dengan

bertahap meningkat menjadi 7.0

jumlah sks berdasarkan IP semester
sebelumnya dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) IP

<

5.0

dapat

mengambil

maksimal 10 sks.
b) IP 5.0 – 5.9 dapat mengambil
maksimal 14 sks.
c) IP 6.0 – 6.9 dapat mengambil
maksimal 20 sks.
d) IP 7.0 – 8.5 dapat mengambil
maksimal 28 sks.
e) IP

>

8.5

dapat

mengambil

maksimal 36 sks.
Penjurusan dapat dilaksanakan mulai
semester pertama tahun pertama.
Beberapa

ketentuan

dalam

pedoman pelaksanaan evaluasi dengan
menggunakan program SKS :
a.

Peserta didik dapat memanfaatkan
semester pendek hanya untuk
mengulang mata pelajaran yang
gagal.

b.

Peserta

didik

dinyatakan

lulus

SMA/MA
pada

mata

pelajaran utama dalam program

32

mencapai

pelajaran lain diatur oleh masing-

Peserta didik pada semester 2
seterusnya

telah

KKM 7.0. Sedang untuk mata

International Examination (MPP)

dan

apabila

atau diatasnya.
c.

Kelulusan

peserta

satuan

pendidikan

menyelenggarakan
dilakukan

pada

didik

dari
yang

SKS

dapat

setiap

akhir

semester.
Kelulusan peserta didik dari
satuan

pendidikan

Peraturan

sesuai

Pemerintah

dengan

Nomor

19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 72 ayat (1) Peserta
didik dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
1) Menyelesaikan seluruh program
pembelajaran;
2) Memperoleh nilai minimal baik
pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata
pelajaran

agama

dan

akhlak

mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganewaraan
kepribadian,

kelompok

dan
mata

pelajaran estetika, dan kelompok

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

mata pelajaran jasmani, olah raga,

1.

ia kehendaki

dan kesehatan;
3) Lulus

ujian

Peserta didik Memilih pelajaran yang

sekolah/madrasah

2.

Peserta didik mengetahui secara pasti

untuk kelompok mata pelajaran

kemampuan dirinya dari hasil yang

ilmu pengetahuan dan teknologi;

ia peroleh
3.

dan

Peserta didik terpacu untuk selesai
lebih cepat

4) Lulus Ujian Nasional.

D. Kelebihan program SKS

4.

Tidak mengenal system tinggal kelas

5.

Penguasaan materi lebih mendalam

Ada beberapa kelebihan dalam program
SKS yaitu :

Satuan Beban Belajar

Jam Pelajaran

Satuan Kredit Semester

Jumlah Beban Belajar dan

Ditentukan oleh sekolah

Dipilih sesuai dengan Pilihan

Mata Pelajaran

Karier dan Pendidikan
Lanjutan

Motivasi Belajar

Bervariasi karena kadang-

Tinggi karena Sesuai dengan

kadang tidak sesuai dengan

Minat, Potensi, dan

minat dan kebutuhannya

Kebutuhannya

Jumlah Mata Pelajaran

Ditentukan berjumlah 17,

Jumlahnya hanya sekitar 10,

Semester 1, 2, 3, 4, 5, dan 6

17, 14, 14, 14, dan 14

8, 7, 6, 5, dan 5

Program Akselerasi

Terkesan Dipaksakan

Berlangsung secara alamiah

dalam Kelas Tertentu
Kompetensi Lulusan

Kurang mendalam karena

Luas dan mendalam.

jumlah MP terlalu banyak

Siswa lebih terfokus, MP
tidak terlalu banyak

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

33

semester,

KESIMPULAN
Bahwa dalam pelaksanaan program

mata

pelajaran

yang

ditawarkan ada yang wajib dan

SKS tidak semua sekolah diperkenankan

pilihan,

melaksanakannya

penyelenggaraan, memiliki pedoman

jika

tidak

memiliki

panduan/dokumen

kualifikasi yang telah ditentukan, hal tersebut

pembelajaran,

digunakan dalam rangka meminimalisasi

pemilihan mata pelajaran sesuai

tingkat

yang

dengan potensi dan minat, memiliki

memerlukan beberapa persyaratan dalam

panduan menjajagi potensi peserta

rangka menunjang programnya, sekolah yang

didik

diperbolehkan menyelenggarakannya harus

penilaian.

kegagalan

program

SKS

Dukunan Internal
 Kinerja

Sekolah
Sekolah

indikator

melaksanakan
Semester,

tahun

menyatakan

terakhir

minimum

memiliki

pedoman

menyatakan

terakreditasi A, rerata nilai UN tiga
7,00,

bersedia

Sistem

Persentase
ingin

Kredit

guru

yang

melaksanakan

persentase kelulusan UN ≥ 90 %

SKS

untuk tiga tahun terakhir, animo tiga

administrasi

tahun terakhir > daya tampung,

melaksanakan

prestasi akademik dan non akademik

staf administrasi akademik dalam

yang

menggunakan komputer.

diraih,

melaksanakan

manajemen berbasis sekolah, jumlah



 Sumber

90%,

Pernyataan

akademik

Daya

SKS,

staf

bersedia

Kemampuan

Manusia,

dengan

peserta didik per kelas maksimal 32

indikator persentase guru memenuhi

orang, ada pertemuan rutin pimpinan

kualifikasi

dengan guru, ada pertemuan rutin

relevansi guru setiap mata pelajaran

sekolah dengan orang tua.

dengan latar belakang pendidikan

 Kurikulum,
memiliki
Kategori

34

dan

pedoman

 Kesiapan sekolah, dengan indikator

memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.

memiliki

dengan
kurikulum
Mandiri,

akademik



75%,

indikator

(90 %), rasio guru dan peserta didik,

Sekolah

jumlah tenaga administrasi akademik

beban

studi

memadai, tersedia guru bimbingan

dinyatakan dengan satuan kredit

konseling/ karir. (e) Fasilitas di

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

sekolah, dengan indiktor memiliki

prasarana dan kemampuan peserta

ruang kepala Sekolah, ruang wakil

didik.

kepala sekolah, ruang guru, ruang
bimbingan, ruang Unit Kesehatan,
tempat Olah Raga, tempat ibadah,

2.

1.

Guru

lapangan bermain, komputer untuk

Semua guru bidang studi yang

administrasi, memiliki laboratorium:

mengajar

Bahasa,

Teknologi

minimal Strata 1 (S1), guru juga

informasi/komputer, Fisika, Kimia,

memiliki komitmen yang tinggi

Biologi,

IPS,

dalam penyelenggaraan program

Perpustakaan yang memiliki koleksi

SKS disamping itu guru juga

buku

mempunyai motivasi yang tinggi

Multimedia,

setiap

mata

pelajaran,

memberikan Layananan bimbingan

dalam

karir

penguasaan

Dukungan eksternal
Untuk

dari

sekolah,orang
dukungan

SKM/SSN

dukungan
tua

dari

meningkatkan
materi

melalui

pelatihan pelatihan.

menyelenggarakan

berasal

berpendidikan

komite

peserta
Dinas

2.

Sarana dan prasarana
Ruang kelas dilengkapi oleh

didik,

OHP

Pendidikan

dan

LCD

mendukung

sehingga

proses

belajar

Kabupaten/Kota, dukungan dari tenaga

mengajar, selain itu sarana yang

pendamping pelaksanaan SKS.

lain

dimiliki

adalah

sumber

Jika melihat persyaratan tersebut

belajar seperti perpustakaan ,

maka dapat dilihat analisis SWOT dari

laoratorium fisika, biologi dan

sekolah SMA Muhammadiyah 3 Jakarta

kimia, laboratorium bahasa dan

sebagai salah satu pelaksana program

ruang

SKS di Jakarta

computer

a.

dengan internet.

Strenght ( Kekuatan )
Potensi

yang

ada

di

SMA

3.

multi

media

yang

dengan
terhubung

Rekrutmen peserta didik melalui

Muhammadiyah 3 Jakarta dalam

proses seleksi yang terprogram

penyelenggaraan

yaitu

meliputi

:

tenaga

program
guru,

SKS
sarana

mereka

memenuhi

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

yang

criteria

;a.

telah
telah

35

diterima sebagai peserta didik

meningkatkan citra sekolah. Hal ini

SMA Muhammadiyah 3 Jakarta,

pada gilirannya akan memperbesar

b. Memiliki nilai ujian akhir

peluang

nasional untuk matematika SMP

berkompetisi

dalam

mendapatkan

>8.0 c. nilai matematika di

dana

hibah

dan

raport kelas 3 >8. d. lulus tes

pengembangan program SKS dan

kemampuan

yang

meningkatkan calon peserta didik

dilakukan / di ujikan oleh pusat

yang akan masuk dan mendapatkan

e. lulus Tes Potensi Akademik (

kepercayaan dari masyarakat.

akademis

TPA ) f. lulus tes wawancara

b.

untuk

untuk

Threat ( ancaman )
Persepsi yang kurang tepat tentang

dari orang tua.

program akselerasi dan program SKS

Weakness ( Kelemahan )

merupakan salah satu ancaman yang
penting

perlu dianatisipasi. Perpsepsi yanbg

keberhasilan

kurang tepat akan mengakibatkan

belajar peserta didik. Pada saat ini

pengelolaan yang kurang tepat pula

guru SMA Muahmmadiyah 3 perlu

sehingga

ditingkatkan dalam hal penelitian

diselenggarakannya program SKS

tindakan kelas dan presentasi serta

tidak

publikasi.

kecendrungan

merupakan

dalam

factor

menunjang

Dengan

demikian

tujuan

tercapai,

dan

sasaran

disamping

itu

semakin

kemampuan dalam hal penelitian dan

meningkatnya jumlah sekolah yang

pembuatan karya tulis ilmiyah dan

merencanakan program SKS harus

publikasi perlu ditingkatkan.

terus

Opportunity ( Peluang )

kualitasnnya sehingga dapat bersaing

Penyelenggraan program SKS yang

secara

baik

penyelenggara SKS dan outcomenya

akan

menghasilkan

peserta

berupaya

sehat

meningkatkan

antar

sekolah

didik dengan kompetensi yang baik

juga

sehingga mampu berkompetisi dalam

Nasional maupun Internasional

olimpiade matematika atau yang

Melihat dari analisis SWOT yang

lainnya
Universitas

36

dana

tersebut

dan g. Mendapat persetujuan

Guru

c.

d.

sekolah

dan

masuk
terkemuka

kepada
akan

dapat

bersaing

ditingkat

ada maka SMA Muhammadiyah 3
Jakarta

diharapkan

untuk

terus

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

meningkatkan

kualitasnya

dalam

dengan TQS sehingga memuaskan semua

peningkatan Program SKS yang sesuai

pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Cofer & Appley (1963). Motivation: Theory and Research, Willey Estern Limited, New
Delhi Bangalor, Bombay Kalkuta.
Depdiknas.2008. Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri /Sekolah Standar
Nasional. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Mengah Atas. Dirjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah
http://gurupembaharu.com/home/?p=175
http://www.crossroad.to/Quotes/TQM.html
Ralph W Tyler, Basic Principles of Curriculum and Intructions, The University oh
Chichago Press
Tim

Prodi

Pendidikan

Matematika

FKIP

UHAMKA.2008.

Peningkatan

mutu

penyelenggaraan Program akselerasi CI /BI di SMA Muhammadiyah 3 Jakarta mata pelajaran
Matematika, Jakarta

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

37

38

JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Volume 7, Nomor 2, September 2016

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76

DISKRIMINATOR KELAYAKAN KREDIT MODAL KERJA BAGI UKM PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. CABANG LUMAJANG

5 61 16

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

JUMLAH DANA DAN KREDIT DARI BANK TABUNGAN MENJADI BANK UMUM PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) CABANG DENPASAR

3 91 12