STUDI EVALUATIF TENTANG MANAJEMEN SISTEM PERENCANAAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN PEN6ANG6ARAN (SP4) PADA IKIP BANDUNG.

STUDI EVALUATIF TENTANG MANAJEMEN SISTEM PERENCANAAN

PENYUSUNAN PROGRAM DAN PEN6ANGGARAN (SP4) PADA IKIP
BANDUNG

T

E

S

I

S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis IKIP Bandung
untuk memenuhi Sebagian dari Syarat Program

Pasca Sarjana (S2) dalam Bidang Sludi
Administrasi Pendidikan


O

1 e h

:

PUPUNG UMAR HASAN

No. Pokok : 405/A/XV1-8

FAKULTAS

PASCA

SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PBNDIDIKAN
BANDUNG

19 8 8


MBNGETAHUI DAN MBNYBTUJUI

Prof.

Dr.

Achmad Sanusi, SH MPA
Pembimbing

FAKULTAS

PASCA

I

SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG


19 8 8

few
4?
IKIP

DAFTAR ISI

Ha la man

KATA PENGANTAR

i

UCAPAN SYUKUR DAN PENGHARGAAN

iii

DAFTAR ISI


vi

DAFTAR TABEL

vi*i

DAFTAR GAMBAR

ix

BAB

I

PENDAHULUAN

A. Permasalahan

5


1. Latar Belakang Masalah

2. Identifikasi Masalah

15

3. Rumusan Masalah

2k

B. Tujuan dan Pentingnya Penelitian

BAB

II

5

26


1. Tujuan

26

2. Pentingnya Penelitian

27

C. Paradigma Penelitian

27

D. Lokasi Penelitian

28

STUDI KEPUSTAKAAN

A. Tinjauan Teoritik/Konsep-konsep Sehubungan

Dengan Permasalahan

Kepentingan Studi dan Evaluasi

31

1. Konsep SPlf

35

2. Konsep Sistem

^

3. Pendekatan Sistem dalam Perencanaan Pen

didikan

67


k, Manajemen Perencanaan

72

5. Penerapan Sistem dalam Manajemen SPk . %
vi

Halaman

B. Kesimpulan Studi Kepustakaan Sehubungan

dengan Permasalahan

97

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Asumsi-Asumsi Yang Digunakan

99


B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan

Data

BAB IV

BAB V

100

C. Populasi Penelitian

10*+

D. Prosedur Pengumpulan Data

106

E. Kriteria Pengukuran


109

HASIL PENELITIAN

1. Proses Penyusunan SPk

11^

2. Pelaksanaan SPk

117

3. Pengelolaan Dana SPJ+

119

If. Pengawasan SPlf

121


5. Pertanggungjawaban SPk

122

DISKUSI, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Diskusi

125

B. Kesimpulan

136

C. Rekomendasi

139

DAFTAR KEPUSTAKAAN

143

ABSTRAKSI

1Z+7

CURRICULUM VITAE

150

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Kaitan antara Konsep Manajemen, Perenca

naan dan Manajemen Perencanaan

77

Tabel 2 : Managing The Planning Process

78

Tabel 3 : PERT-CPM Comparison

9k

Tabel k : Rincian UP dan DIP Berdasarkan KPU Tahun

1984/1985

118

viii

DAFTAR GAMBAR

Ha la man

Gambar

1 : Paradigma Proses Implementasi SPk dalam
,

SPT atau dalam SPk YDK
Gambar

2

: Siklus SPk

Gambar

3

: Kegiatan Pejabat/Lembaga yang terlibat



16
19

SPk

19

Gambar

k

Paradigma Studi Evaluatif Manajemen SPk

29

Gambar

5

Perkembangan Perluasan Lahan Kampus ....

30

Gambar

6

Tahapan-tahapan Rekayasa Sistem

48

Gambar

7

Ragam Jenis Sistem

52

Gambar

8

Pengambilan Keputusan

60

Gambar

9

Pengambilan Keputusan Menggunakan Anali63

sis Keputusan
Gambar 10

: Desain Manajemen Perencanaan Strategik .

Gambar 11

: Penataan Manajemen Perencanaan Operasional

Gambar 12

t

81

86

: Hubungan Konsep/teori dengan Permasala
98

han

Gambar 13 : Paradigma Alur Penelitian

ix

108

IKIP

BAB I

PENDAHULUAN

Menjelang dekade terakhir

abad ke XX,

ditandai oleh berbagai perubahan besar.

dunia ini

Dunia

sekarang

ini berada di tengah-tengah munculnya kemajuan-kemajuan,

seperti robotisasi, sistem informasi, sistem komunikasi,
sistem transportasi, sistem komputerisasi

sampai sistem

perang bintang.

Kemajuan-kemajuan

itu demikian pesat,

sehingga

membawa banyak perubahan besar. Hal itu terjadi,

karena

perkembangan ilmu dan teknologi. Perubahan dan perkemba-

ngan itu membawa akibat yang sangat luas, sehingga

dam-

paknya mempengaruhi sistem nilai dan pola-pola hidup dan
kehidupan, hampir pada setiap individu, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Pengaruhnya membawa dampak pu

la pada berbagai segi tata-cara kehidupan ekonomi, politik, sosial dan budaya. Dengan timbulnya berbagai

bahan, yang raencakup segi sedemikian luas dan

peru

kompleks,

menjadi banyak hal yang baru dan asing, sehingga

muncul

sebutan istilah modern.

Proses modernisasi berjalan terus di mana-mana, ini terjadi di berbagai belahan bumi, dan merupakan feno-

mena yang universal. Manusia ataupun bangsa-bangsa
dunia pada zaman sekarang ini dihadapkan pada

di

keharusan

menentukan sikap hidup di dalam kancah kehidupan

dunia

yang sedang berubah dan berkembang. Dalam keadaan

dunia

demikian, bangsa dan negara Indonesia

sedang

melakukan

pembangunan, yaitu pembangunan di segala bidang.
Pembangunan Indonesia pada hakekatnya adalah membangun manusia seutuhnya dan masyarakat seluruhnya. Salah

satu faktor penting ialah pembangunan di bidang pendidik
an. Di dalam pendidikan itu terdapat istilah-istilah pen
didikan informal, pendidikan nonformal dan

pendidikan

formal. Pendidikan informal seperti terdapat di

rumah-

rumah dalam keluarga. Pendidikan nonformal dan

formal

bentuknya berbagai jenis dan jenjang, dalam kursus-kursus

dan sekolah-sekolah. Jenis-jenis pendidikan
dan formal

bersifat umum

nonformal

dan kejuruan atau keterampil-

an. Jenjang pendidikan formal ialah dari tingkat sekolah
dasar sampai ke perguruan tinggi. Dari jenjang - jenjang

pendidikan ini yang menjadi fokus perhatian adalah

pendidikan tinggi. Karena pada pendidikan tinggi

pada

inilah

yang menjadi pusat tumpuan dan harapan munculnya kemajuan dan modernisasi melalui pengembangan ilmu dan

tekno-

logi.

Pendidikan adalah aerupakan hakekat manusia. Manu

sia adalah produk daripada proses pendidikan. Bagi bang
sa Indonesia, pendidikan merupakan usaha sadar mempenga
ruhi pengembangan dan pembentukan manusia modern, menge

nai perubahan-perubahan nilai dan sikap, yang berdasarkan

pada budaya bangsa, aspirasi atau cita-cita

masyarakat,

dalam bentuk negara kesatuan Republik Indonesia,

dengan

konstelasi Bhineka Tunggal Ika, berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan manusia Indonesia mo

dern, seperti yang disebut di atas itu menjadi idaman

dan

tujuan utama pembangunan pendidikan di Indonesia, yang pa
da dasarnya pendidikan itu menjadi tanggungjawab keluarga,
masyarakat dan pemerintah.
Pendidikan manusia Indonesia modern memerlukan kri-

teria. Usaha menemukan kriteria harus kembali pada sumber-

nya, ialah yang tercantum dalam GBHN. Penjabarannya
Pelita dan dengan berbagai cara serta metoda

dalam

pelaksanaan-

nya. Sebagai realisasinya berlangsung pada operasional pro

gram dan kurikulum. Kriteria yang dimaksud ialah yang

me-

menuhi ciri-ciri ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ke-

cerdasan, kepribadian, keterampilan, berdemokrasi,

tanah air, rasa tanggungjawab, lebih dapat menerima

cinta

dan

menyesuaikan diri kepada perubahan-perubahan yang positif
dan meninggalkan hal-hal yang negatif, lebih mampu
tarakan pendapat dengan substansi yang benar dengan

mengucara

yang baik, berorientasi ke masa depan yang lebih baik, kesadaran akan makna dan waktu, organisasi, teknologi

dan

ilmu pengetahuan.
Gambaran di atas menunjukkan kompleksitas dunia pen

didikan dan bertumpu pada keterkaitan berbagai unsur

harus terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan,

yang

membentuk

manusia seutuhnya dalam pembangunan masyarakat seluruhnya.
Salah satu alat utama untuk mewujudkannya ialah pendidikan,

yang harus direncanakan, dilaksanakan dan disertai dengan

pengawasan melalui program operasional, sehingga

menun-

jang cita-cita pembangunan Indonesia. Di dalam konteks ini

arti perguruan tinggi menjadi penting. Lembaga

ini

diharapkan dapat menciptakan para ilmuwan yang berkepriba-

dian, memiliki sikap hidup dalam kehidupan dan berkembangnya ilmu dan teknologi, yang pada gilirannya menjadi

pe-

nunjang dalam memacu dinamika kemajuan bagi proses modernisasi. Hal ini mengingat fenomena, bahwa yang

mendasari

perubahan-perubahan besar sekarang ini, pada waktu menje-

lang berakhirnya abad ke XX, terutama adalah ilmu dan tek
nologi. Demikian tugas besar yang diemban lembaga pendidi

kan tinggi merupakan komponen pembangunan, yang harus

i-

kut serta mempersiapkan kondisi tinggal landas.

Berdasarkan garabaran tersebut, perguruan tinggi se

bagai lembaga pendidikan formal pada

peringkat tertinggi,

harus membenahi diri agar dapat mewujudkan harapan

dan

menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang bisa diandalkan. Un
tuk itu ia harus menjalin fungsi-fungsi manajemen,
memadukan unsur-unsurnya dan melakukan

serta

kegiatan-kegiatan

terhadap program-program utama. Dalam konteks itulah per
guruan tinggi perlu menata penanganan manajemen,

dalam

hal ini manajemen sistem perencanaan, penyusunan

program

dan penganggaran (SP4), yang telah tertuang dalam

pola

Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi (KDPPT)
di Indonesia dalam mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Dengan perkataan lain bahwa dalam melaksanakan penanganan

perguruan tinggi, salah satu ukuran keberhasilannya ialah
terletak pada tingkat kemampuan mengimplementasikan mana

jemen SP4, secara efisien dan efektif, yang khusus menja
di kasus yang menarik untuk dijadikan penelitian.
A. Permasalahan

1. Latar Belakang Masalah

Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang melaksanakan

pendidikan tinggi formal, raerupakan salah satu sub sistem
pendidikan, yang menempati posisi penting dalam pembangu
nan bangsa dan negara Indonesia. Peranan penting yang diembannya dapat dilihat dari berbagai sudut pandangan. Per

guruan Tinggi dapat dilihat sebagai lembaga

pendidikan

tinggi bagi investasi sumber daya manusia, yang

karyanya

kelak akan menunjang dinamisasi kemajuan proses

moderni-

sasi untuk meningkatkan kemajuan bangsa. Pandangan

menjanjikan harapan, bahwa lembaga pendidikan tinggi,

ini

a-

kan berperan menghasilkan tenaga-tenaga yang cerdas, unggul, ampuh dan berkualitas akademik, yang pada gilirannya
mampu menghadapi perubahan-perubahan yang berkembang ser
ta turut menyertai masyarakat menyongsong masa depan yang
dinamis dan lebih baik. Sehingga akhirnya dapat meningkat

kan kesejahteraan individu, keluarga, masyarakat dan

ne

gara.

Perguruan Tinggi adalah wadah tempat mengasuh

membina pendidikan putera-puteri bangsa pada

dan

peringkat

pendidikan tinggi dalam upaya menghasilkan tenaga, yang kelak akan mengemban tugas menunaikan kewajibannya di bidang

tanggungjawab yang dipikulnya, yang bersifat

ilmiah

dan

profesional.

Sisi lain dapat dilihat dari pandangan bahwa pergu

ruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tinggi

mempunyai

peranan dan fungsi penting, mengembangkan ilmu, teori, pengetahuan dan menemukan hal-hal yang baru.

Pandangan

menaruh harapan pada perguruan tinggi menjadi pusat

ini
pe

ngembangan ilmu dan teknologi serta budaya. Dengan

perka-

taan lain perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan ting

gi menjadi tumpuan harapan mendinamisasikan masyarakat dan
menjadi pelopor dalam pengembangan penemuan-penemuan
dan merealisasikan hasilnya guna kesejahteraan umat

baru
manu

sia.

Pandangan lain melihat pendidikan tinggi itu
berperan bahwa, ia mengemban tugas mengembangkan

dapat
budaya

dan moralitas umat. Banyak umat manusia di berbagai tempat
belahan dunia dilanda gejolak hidup dan kehidupan yang ti

dak menentu, serta berkelanjutan menjurus pada

hal-hal

yang tidak etis. Keberadaan negara maju di tengah - tengah

banyak bangsa yang merana, sehingga menimbulkan

berbagai

penderitaan dan kelaparan, disamping itu perang tidak resmi berkepanjangan dengan menggunakan berbagai alat persen-

jataan, yang memerosotkan peradaban. Banyak
kehidupan yang tajam dalam tawa dan tangis umat

kontradiksi
manusia.

Dalam banyak kejadian ironisnya bersamaan dengan derap di-

namika jaman kemajuan. Hal ini semua bagi kita menjadi cer-

rain dan pelajaran, sekaligus tantangan untuk tidak

surut

mundur ke belakang, melainkan terus maju memantapkan

diri

dengan kerangka dasar tinggal landas, dalam proses modernisasi bangsa yang sedang membangun, yang pada

gilirannya

lebih berjaya dan turut serta mewujudkan perdamaian dunia.
Dalam hal itu pendidikan tinggi menjadi katalisator

dan dinamisator, yang harus mampu mengantarkan

perjalanan

masyarakat sekarang ke kehidupan masa depan yang lebih ba
ik. Dapat meneruslanjutkan arahan modernises! lebih mantap,

yang bagi

bangsa Indonesia terbangunnya

masyarakat

yang patriotik, cerdas dan sejahtera.
Dengan demikian menjadi jelas,

bahwa

pendidikan

tinggi mempunyai fungsi ganda, yakni memberikan pengajaran,

pelatihan dan pendidikan, serta menemukan hal-hal baru da
ripada hasil penelitian, pengembangan ilmu, teknologi dan
budaya dengan memberikan sumbangan berupa pengabdian kepa
da masyarakat sejalan dengan kemajuan modernisasi

zaman.

Tampak fungsi pendidikan tinggi dalam pembangunan

bangsa,

posisinya sangat penting. Berbagai aspek meluas kaitannya
dalam lembaga pendidikan tinggi. Dimensi administrasi pen
didikan membuka cakupannya, ia memadukan fungsi-fungsi dan
unsur-unsur dalam manajemen bagi pengembangan dan pembang

unan. Dengan perkataan lain pengelolaan pendidikan

tinggi

menyangkut fungsi-fungsi perencanaan, pelaksanaan dan

pe-

8

ngawasan dipadukan dengan unsur-unsur manusia, fasilitas/
sarana dan dana, demikian pula dengan alam budaya.
Semua itu menunjukkan gambaran perguruan tinggi se

bagai lembaga pendidikan tinggi formal, perlu

penanganan

yang seksama, pembinaan yang terarah, sistematis dan berkelanjutan. Untuk itu perlu melakukan penanganan

dengan

cara pendekatan sistem, oleh karena itu pula perlu

pema-

haman dan penguasaan berbagai konsep dan operasionalisasi
secara profesional. Hal ini sehubungan dengan

berbagai

kegiatan program-program lembaga dengan sasaran dan tuju

an yang telah ditetapkan. Pembangunan pendidikan yang ba

ik adalah yang memenuhi kriteria sesuai dengan TAP MPR/
GBHN, yang dijabarkan dalam pelita, antara lain yaitu se-

perti yang dikemukakan oleh Tilaar (1970:53): "Jadi, pen
didikan yang baik dapat dirumuskan sebagai suatu

sistem

pendidikan yang mempunyai keseimbangan antara aspek kualitas dan kuantitas". Tentu rumusan itu cukup padat,
rena didalamnya tersirat hal-hal yang menyangkut

tivitas pendidikan. Upaya untuk mencapai

ka

produk-

produktivitas

pendidikan adalah hal yang tidak berdiri sendiri, ia mem

punyai interelasi dengan banyak faktor dan variabel, kai
tan produktivitas erat dengan organisasi, proses dan

in-

dividu pelaksana. Produktivitas adalah kombinasi efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah sebagai proses, men-

cakup unsur-unsur kegairahan, semangat, kepercayaan diri,
disiplin, tanggungjawab dan penyelenggaraan yang

lancar.

Dalam hal ini tekanannya pada penyelenggaraan. Efektivitas

adalah hal-hal yang berkenaan dengan pemerataan pendidikan,

hasil yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat lu

as, penempatan kerja, dan pendapatannya yang layak. Menge
nai efektivitas menunjukkan keberhasilan. Faktor lain yang

turut berpengaruh ialah pengawasan. Pengawasan sangat mem

pengaruhi produktivitas, sehingga dampaknya akan nampak pa

da proses dan hasilnya. Pengawasan adalah mencakup berbagai
hal mengenai edukatif, personil dan materiil.

Pelaksanaan

pengawasan dalam bentuk supervisi, inspeksi dan

kontrol

dalam rangka pembinaan, pengembangan dan peningkatan

duktivitas pendidikan. Pengelolaan tidak lepas

pertanggungjawaban. Hal itu semua menyangkut

pro

daripada

permasalahan

yang erat kaitannya dengan implementasi manajemen.

Dalam

hal ini yang dimaksud manajemen SP4 pada IKIP Bandung.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, M. Makagiansar

dalam Memorandum Akhir Jabatannya, mengingatkan para peja-

bat dan pengelola pendidikan pada KDPPT dengan

mengemuka-

kan perlunya konsep-konsep utama yang jelas. Ditunjukkan -

nya bahwa konsep dasar itu memerlukan filsafat yang

kon-

krit dan pengembangan program-program yang jelas. Maka de
ngan demikian, kedua unsur itu, yakni filsafat dan program
memberi kemungkinan pelaksanaan tugas-tugas pokok yang ba
ik.

Kedudukan dan tugas perguruan tinggi sebagai lemba

ga pendidikan tinggi seiring dengan gerak dinamikanya

za-

10

man dalam proses modernisasi yang melanda dunia,

khusus

bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun, maka perguru

an tinggi harus bergerak dinamis dalam proses modernisasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi M. Makagiansar (1980 :
10) mengingatkan pada pidato Menteri Pendidikan dan

Kebu-

dayaan sebagai berikut :

Pendidikan Tinggi harus dapat menghubungkan keadaan
sekarang dan masa depan, harus dapat mengusahakan ditemukannya arah modernisasi yang dituju, yaitu menuju
kepada pembangunan masyarakat dikemudian hari. Jelaslah bahwa fungsi pendidikan tinggi tidaklah terletak
dalam hanya memberi pengajaran, akan tetapi dalam halhal baru yang kiranya dapat memberi sumbangan nyata
kepada pengarahan azas modernisasi.

Dalam posisinya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,

Syarif Thayeb mengemukakan di depan Rapat Kerja tahunan an
tara Direktorat Jenderal dan para Rektor Uhiversitas/Institut Negeri bulan Februari 1975, yang kemudian inti pidato-

nya itu dikukuhkan pada bulan Juli 1975, dengan Surat

Ke

putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0140/U/1975,
tentang Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi
(KDPPT), yang isinya seperti tersebut di atas.
Pengarahan pelaksanaan yang ditetapkan KDPPT

ter-

cantum dalam Memorandum Akhir Jabatan M. Makagiansar (1980
:30) mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Penjiwaan atau penghayatan tugas pendidikan tinggi.
2. Kedudukan pendidikan tinggi sebagai lembaga masya
rakat .

3. Cara-cara pelaksanaan pendidikan tinggi.
4. Keharusan berpartisipasi dalam pengembangan.
5. Mencapai tujuan pendidikan.

Butir-butir itu merupakan perincian dalam pengara-

11

nan bagi pegangan untuk perencanaan dan pelaksanaan pengem

bangan dan pembangunan perguruan tinggi. Menyinggung halhal yang mencakup perguruan tinggi, adalah meliputi naungan terhadap struktur kelembagaan pendidikan tinggi

nasio-

nal dan formal, sebagai suatu sistem baik lembaga pendidi
kan tinggi negeri maupun swasta harus berlindung dalam sa

tu pola yang sama. Upaya-upaya seperti tercantum dalam Me
morandum Akhir Jabatan Direktur Jenderal,

M. Makagiansar

(1980:30) sebagai berikut :

1. Pengembangan Ianjut dari pemantapan peranan lem
baga perguruan tinggi sebagai suatu sarana nasional (National Instrument) yang menjamin pembentukan manusia seutuhnya serta tercapainya secara
efektif persatuan bangsa dan negara.
2. Konsolidasi lembaga pendidikan tinggi secara re

gional di dalam daerah-daerah tertentu yang mem-

punyai potensi untuk menjadi pusat-pusat pemba
ngunan dalam rangka pengembangan wilayah untuk
kepentingan nasional.

3. Pembinaan sistem pendidikan tinggi yang memungkinkan kerjasama yang luas dan intensif antara
berbagai lembaga pendidikan tinggi sebagai unsur
unsur sistem yang saling berkaitan dan
saling
mengisi.

Unsur-unsur pokok dalam butir-butir itu menandai ka-

idah-kaidah, yang merupakan ciri-ciri bagi lembaga pendidi
kan tinggi melaksanakan missi dengan arahan yang harus di-

tuju, nampak jelas diwarnai makna konsep manajemen. Seba
gai contoh mengenai implementasi manajecen dalam Memoran
dum Akhir Jabatan Direktur Jenderal Pendidikan

Tinggi ,

M. Makagiansar (1980:15), tentang evaluasi pendidikan ting
gi pada tahun 1975,
berikut

:

yang hasilnya

diungkapkan

sebagai

12

1. Adanya ketidakseimbangan yang beear/menyolok an
tara lembaga-lembaga pendidikan tinggi kita, ba
maik ditinjau dari segi potensi, hasil usaha

pun peminat (permintaan masuk calon mahasiswa).

2. Produktivitas yang sudah

atau

kekuranglancaran

pendidikan.

3. Komposisi dan struktur pembidangan ilmu yang kurang meyakinkan, terutama untuk perkembangan ke
depan.

Zf. Menghadapi permintaan masuk yang besar.
5. Kemampuan yang sangat terbatas untuk tumbuh (berkembang) melalui kekuatan sendiri.
6. Belum adanya ketenangan yang mantap
dikalangan
masyarakat belajar.
Butir-butir tersebut merupakan

hasil penelaahan a-

tau evaluasi yang dilakukan dalam rapat tersebut.

Bukan

bermaksud untuk membicarakan isinya, namun dalam

melihat

pokok-pokok masalahnya, nampak kumpulan butir-butir itu raenunjukkan adanya unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan, pe

ngawasan atau evaluasi serta pertanggungjawaban. Dangan kata lain , hal itu berarti mengungkapkan penilaian

terhadap

operasional manajemen yang sudah berjalan.

Dengan melakukan evaluasi, kita dapat melihat perma
salahan dalam pendidikan. Kemudian muncul upaya yang harus

dilakukan untuk mengadakan perubahan atau perbaikan berupa
"adjusment" dan "re-adjusment", atau "re-planning" dan se-

teru8nya, yang pada gilirannya perlu didorong dengan

mem

beri kemungkinan untuk mampu dan berani berinovasi.

Yang

jelas dalam hal ini, bahwa program dan penyusunan strategi
dalam melaksanakan manajemen pengembangan

dan pembangunan

pendidikan tinggi sangat penting.

Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan

tinggi

13

memegang tanggung jawab dalam kemajuan ilmu

dan teknologi,

yang realisasinya dihadapkan pada keharusan melakukan

pe-

ngelolaan yang terarah, sistematis, menyeluruh dan kontinu.
Usaha tersebut perlu didukung

oleh konsep manajemen mela-

lui suatu model dengan pendekatan sistem. Pelaksanaan rea-

lisasi pendidikan tinggi seperti diharapkan dapat mewujudkan produktivitas, dan relevans dengan program pendidikan.
Dengan demikian pelaksanaan kegiatan program memerlukan ma
najemen perencanaan. Penampilan manajemen perencanaan

da

lam arti luas dapat terjadi khusus di dalam unit perencana

an, tetapi juga terjadi di dalam semua unit suatu

orga-

sasi.

Pelaksanaan KDPPT yang dikemukakan Dirjen Pendidik

an Tinggi di dalam Rapat Kerja Rektor Uhiversitas/Institut
Negeri seluruh Indonesia pada tanggal 17 Februari 1975 di
Jakarta ditawarkan acuan implementasi konsep

operasional

"Planning, Programming, Budgeting System" (PPBS) untuk di

jadikan model pengelolaan Perguruan Tinggi di
Akhirnya rapat itu raenetapkan sebagai keputusan

Indonesia.
dari pada

kesepakatan bersama, mensyahkan PPBS menjadi model dan se
cara bertahap gagasan itu diimplementasikan di

Perguruan

Tinggi seluruh Indonesia, dan berkembang apa yang sekarang
disebut SP4.

Penerapan SP4 secara penuh telah diimplementasikan

dalam pengelolaan Perguruan Tinggi Negeri di seluruh

In

donesia. Demikian pula IKIP Bandung sejak tahun 1977 telah

14

melaksanakan pengembangan dan pembangunan, yang pengelola-

annya menggunakan cara SP4, sesuai dengan kesepakatan bersama dan ketentuan yang berlaku serta mengakomodasikan pola KDPPT.

Berbagai upaya perbaikan dan penyempurnaan pengelo
laan telah dilakukan guna peningkatan efisiensi dan
tivitas dalam rangka mencapai produktivitas

efek

pendidikan.

Berbagai kebijaksanaan,baik berdasarkan kebijaksanaan nasional maupun institusional dengan mempertimbangkan

dan

memperhatikan berbagai perkembangan dan kemajuan IKIP Ban

dung sendiri, telah disusun Usulan Anggaran Rutin (UAR) dan
Proyeksi Anggaran Rutin (PAR) tiap tahun.
Berbagai macam masalah dan hambatan dicoba-pecahkan

dengan harapan memberi dampak positif guna peningkatan keberhasilan mencapai tujuan dan sasaran. Pelaksanaan SP4 di
IKIP Bandung memadukan fungsi-fungsi manajemen dan

unsur-

unsurnya dengan kegiatan gagasan-gagasan KPU. Adapun gaga-

san-gagasan KPU yang tercantum dalam Memo Rektor IKIP Ban

dung, ialah mengenai : Peningkatan produktivitas pendidik
an, Peningkatan daya tampung, Pendayagunaan potensi pene
litian, Peningkatan kepekaan sosial melalui pengabdlan ke

pada masyarakat, Bidang kemahasiswaan, Kemampuan untuk ber
kembang, dan Kerumahtanggaan.

Berbagai upaya pengembangan dan pembinaan pendidik

an tinggi seperti dikemukakan di atas itu, menunjukkan per-

lunya penanganan secara menyeluruh dan jelas tujuannya. SPif

15

telah dilaksanakan di IKIP Bandung. Sejauh mana implemen-

tasi manajemen SP4 itu ? Hal ini merupakan hal yang menarik untuk diteliti.
2. Identifikasi Masalah

Sejalan dengan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, berulangkali disebutkan persoalannya

me-

nyangkut manajemen SP4 pada IKIP Bandung. Di bawah ini dijelaskan identifikasi masalahnya.

"Sistem Penganggaran Terpadu" (SPT) atau

dikenal

dengan istilah SP4 yang dikembangkan (SP4 TDK) telah dicoba dan diterapkan dalam Penyusunan Anggaran Rutin

diproses bersama-sama dengan Penyusunan Anggaran

yang

Pemba

ngunan. Seyogianya demikian dalam penyusunan anggaran, a-

gar terdapat sinkronisasi dan simplikasi pelaksanaan pe

ngembangan dan pembangunan pada lembaga perguruan

tinggi

sebagai suatu sistem, guna memudahkan pengaturan dan

ngawasan dalam pencapaian sasaran, karena kedua

pe

bidang

anggaran itu meminta pertanggungjawaban yang berbeda

dan

terpieah. Hal itu berjalan pada perguruan tinggi-perguru-

an tinggi di seluruh Indonesia, berdasarkan ketentuan yang
telah ditetapkan sesuai KDPPT, dan menjadi

kesepakatan

bersama untuk menggunakan cara pengelolaan perguruan ting

gi di Indonesia dengan model pendekatan SP4. Demikian juga pengelolaan yang diterapkan pada IKIP Bandung,

gamba-

rannya seperti terdapat dalam paradigma gambar-1 berikut
ini.

16

Gambar 1

Paradigma Proses Implementasi SP4 dalam
SPT atau dalam SP4 yang dikembangkan

Badan

f-

Clvitaa
Akademika

Anggaran
Rutin
Perencanaan
S.P.T.

Program

SBf Yk

Program
Pengembangan
dan Pembangun

-)[ Tujuan

an Pendidikan

Proyek

Karakter SP4

Anggaran

Unsur SP4

Pembangunan

a. Anggaran Rutin ditujukan untuk penyelenggaraan pendidi
kan, yang berlangsung secara konvensional, berlaku se-

perti biasa. Adapun anggaran pembangunan (DIP) dituju
kan bagi kegiatan pengembangan dan

perbaikan

sistem

pendidikan.

b. SP4 adalah cara

penyusunan perencanaan dan pelaksanaan

program dan penganggaran merupakan suatu model kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan dengan

memanfaatkan

sarana dan sumber daya yang ada dan disediakan

secara

berencana. "Sistem Penganggaran Terpadu" (SP4 YDK), su-

17

atu penyusunan Anggaran Rutin bersama-sama diproses de
ngan penyusunan Anggaran Pembangunan.
c. Perencanaan, program dan proyek merupakan

penjabaran

struktur operasional pelaksanaan, secara hierarkhi dan
terinci dari SP4.

d. Program pengembangan dan pembangunan pendidikan dengan

Anggaran Rutin dan

Anggaran Pembangunan, realisasinya

menggunakan model yang telah disepakati bersama

ialah

dengan cara SP4 yang menggunakan SPT atau SP4 YDK.
e. Lembaga serta badan-badannya merupakan komponen-komponen struktural, yang merupakan wadah dan wahana proses

operasional konsep dan realisasi pelaksanaan

rencana,

program dan proyek.

f. Civitas akademika adalah para partisipan aktif dan kre-

atif, yang secara integral dan individual turut mengambil bagian dan penuh tanggung jawab.

g. Karakteristik dan unsur-unsur SP4 adalah merupakan kon
sep, wawasan, pedoman, petunjuk-petunjuk, pegangan dan
arah dalam proses pengelolaan dan pelaksanaan rencana,

program dan proyek guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

h. Tujuan, target dan sasaran merupakan struktur

cita-

cita yang diharapkan berdasarkan rasional kebutuhan menurut kondisi waktu dan lingkungan.

Keterpaduan operasional dalam proses

penyusunan

anggaran dan implementasinya antara lain ditandai oleh :

18

a. Masalah-masalah yang dihadapi harus dilihat sebagai su
atu keseluruhan yang integral.

b. Penggunaan strategi

dan kebijaksanaan

yang sama seba

gai satu kesatuan yang utuh.
c. Menetapkan penggunaan data dasar dan unit biaya sama.

d. Penggunaan pola dan metoda pendekatan yang sama,

yaitu

SP4 dengan UAR, PAR dan Anggaran Pembangunan (DIP).
Sebagai tinjauan umum tentang SP4 di Perguruan Ting

gi di Indonesia mengenai siklus SP4 dan kegiatan para

pe-

jabat/lembaga yang terlibat SP4, serta struktur programnya,
gambarannya seperti dikemukakan di bawah ini :
Siklus SP4

SP4 memiliki siklus operasional yang mengatur urutan dan jadwal kegiatan administrasi pembangunan bagi selu
ruh perangkat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

dan

Perguruan Tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia.
lus ini telah disesuaikan dengan administrasi

Sik

pembangunan

nasional yang menggunakan DUP dan DIP. Sehingga dengan de

mikian pelaksanaan SP4 sejalan dengan prosedur pelaksanaan
peraturan

dan ketentuan siklus

administrasi

pembangunan

nasional.

Kegiatan-kegiatan yang ada dalam siklus perencanaan

SP4, mempunyai hubungan yang satu dengan lainnya,

seperti

Perguruan Tinggi/Kopertis, Direktur dan Konsorsium

sampai

ke tingkat Menteri melalui Direktur Jenderal,

singkat dapat dilihat dalam gambar-2

yang secara

dan gambar-3.

19
Gambar-2
SIKLUS

SISTEM

PERENCANAAN

PENYUSUNAN PROGRAM DAN PENGANGGARAN

LEMBAGA

Penetapan Program DUP

Penetapan Kebijaksanaan

pejabat/
MEI

MENTERI

IS + 2

TS + 1

TS

JUN JUL AGS SEP

OKT NOP DES JAN

FEB MRT APR MEI

FENGA
RAHAN
PEREN
CANAAN
PROGRAM

.

cq
DIRJEN

DIP

JUL AGS SEP OKT

JUN

NOP OES JAN

FEB MRT APR

^NE

PE
NGE
SAH

PENE
TAPAN

1

TAP

ANGG

PROG
RAM

M?K

1

AN

DIP

1
1

iii.

1

DIREKTUK

Hiiii

4
KONSEf

i
i

MPK

i

DAN

M K 0

KDNSOK -

i

SIUM

R
&

1
1

K

1 .

SrJ
JL

PtRGURUAN
KPO

TINGGI /

UP

A
K

KOPERTIS

TS « tahun sekarang ,
KPO • Konsep Program Op.railon11
MRO * Memorandum Rencana Operaslonll

'

R

K

DIP-

OUP

&
K

OIP « Daftar Islan Proyek
DUP « Oaftar Usulan Proyek

UP « Usulan Program
RAK « Review A Kcmentar

MDK » Memo Program Koordinatlp

Gambar-3
KEGIATAN PEJABAT/LEMBAGA YANG TERLIBAT SP4
W A K T U

PEJABAT/

KEGIATAN

LEMBAGA

JAN

feb|mrt

APR

meiIjun

JUL AGS SEP OKT NOP DES

1

Mensahkan DAFTAR

MENTERI

ISIAN PROYEK

Menyusun PENGARAHAN PERENCANAAN PROGRAM

•1

Menqeluarkan PENGARAHAN PERENCANAAN PROGRAM
DIREKTUR
JENDERAL

•I



I

Mem 11j h dan menetapkan PKOGKAM
Menetapkan Anggaran

m

Penyempurnaan KONSEP MEMO PROGRAM KOORO. dan

penyesualan MPK

Menglrlmkan MEMO PROGRAM KOOROINATIF
SECRETARIAT

Menalrlmkan OAFTAR PROGRAM yq.tlh.dlsetujul

DIREKTUR

Menyusun DAFTAR USULAN PKOYtK - PUSAT

JkNDERAL

Menglrlmkan D»FTAR USULAN PROYEK KE BAPPENAS

JL
1



Menglrlmkan SURAT PfcMBbRllAHUAN PLAFOND ANOG. j|
Merevlsl

KONSEP DAFTAR ISIAN PROYEK

UlREKTUR/

Menyusun KONSEP MEMO PROGRAM KOOROINATIF

KONSORblUM

Menyusun MEMORANDUM RENCANA OPERAS1UNIL



J


i

Menyusun KONSEP OAFTAR ISIAN PROYEK
Menglrlmkan KONSEP DAFTAR ISIAN PROYEK
PtRGURUAN
TINGGI

'

KOPERTIS

1

Menyusun USULAN PROGRAM
Menyusun KONSEP PROGRAM OPERASIONIL

m

MengirlmKan USULAN PROG.dan KUNSEP PHOGR.OPR.
Menyusun DAF1AR USULAN PROYEK
Menglrlmkan DAFTAR USULAN PHOYEK

1

20

Urutan kegiatan yang ada pada gambar-2

dan jadwal

kegiatan para pejabat/lembaga pada gambar-3 maka terlihat
aktivitas siklus sebagai berikut:

a. Mulai pada bulan Juni tahun sekarang (TS)

Perguruan

Tinggi menyusun Konsep Program Operasional (KPO) untuk
tahun (TS + 2) sampai dengan (TS + 4).
b. KPO setelah diteriraa dari Perguruan Tinggi, maka

pada

bulan September dan Oktober tahun sekarang (TS),Direk
tur dan Konsorsium menyusun Memorandum Rencana

Opera

sional (MRO).

c. Berdasarkan MRO dan KPO, mulai awal bulan Desember ta

hun sekarang (TS) sampai bulan Januari (TS + 1),

Di

rektur Jenderal menyusun Pengarahan Perencanaan

Prog

ram (P3).

d.

Berdasarkan dokumen (P3) dan pendapat-pendapat

ruan Tinggi tentang dokumen tersebut, dari

Pergu

awal bulan

Maret sampai dengan pertengahan bulan April tahun

(TS

+1), Direktur dan Konsorsium menyusun Konsep Memo Pro
gram Koordinatif (MPK) untuk tahun (TS + 2).

e. Setelah menerima MPK, dari pertengahan bulan April sam

pai pertengahan bulan Mei tahun (TS + 1), Direktur Jen
deral menyempurnakan konsep tersebut dan mengesahkannya

menjadi dokumen MPK untuk tahun (TS + 2).

f. Setelah menerima MPK, pada bulan Juni tahun

(TS + 1),

Perguruan Tinggi menyusun UP untuk tahun (TS + 2).

21

g. Setelah menerima UP dari Perguruan Tinggi, mulai per

tengahan Juli sampai dengan akhir Agustus tahun (TS +
1), Direktur Jenderal memilih dan menetapkan

proyek

yang dapat dilaksanakan beserta perkiraan

anggaran

yang akan diterima oleh suatu Perguruan Tinggi

untuk

tahun (TS + 2).

h. Berdasarkan hasil penetapan proyek dari Direktur Jen

deral, mulai pertengahan bulan Oktober sampai

pertengahan bulan November tahun (TS + 1),

dengan

Perguruan

Tinggi menyusun Daftar Usulan Proyek untuk tahun

(TS

+ 2).

i. Setelah menerima DUP dari Perguruan Tinggi, pada
lan Desember tahun (TS + 1), Direktur Jenderal

bu

mene

tapkan anggaran yang akan dialokasikan ke suatu

Per

guruan Tinggi.

j. Setelah mengetahui besarnya alokasi anggaran yang
kan diterima, mulai pertengahan bulan Januari

a-

sampai

minggu pertama bulan Februari tahun (TS + 2), Perguru
an Tinggi menyusun konsep DIP.
k. Pada bulan Maret tahun (TS + 2), Menteri

Pendidikan

dan Kebudayaan mensyahkan DIP proyek Perguruan Tinggi.
Struktur Program

a. Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang

oleh Dirjen Dikti sebagai Rencana Strategi (rapat Rek
tor Februari 1977) menjadi pegangan dasar usaha

pe-

22

ngembangan sistem pendidikan tinggi nasional. Kerangka tersebut menetapkan arah-arah pengembangan dan te

lah dirumuskan jenis-jenis usaha sampai dengan

ting-

kat Program Utama (PU).

b. Dirjen dan Perguruan Tinggi berusaha mempertinggi
fisiensi dan efektivitas proses-proses

e-

administrasi

dalam usaha-usaha pengembangan, sebanyak mungkin meng

gunakan metode perencanaan yang sistematis. Perumusan
usaha-usaha pengembangan diperinci di tingkat program.

c. Program-program diperinci menjadi kesatuan- kesatuan
kegiatan pengembangan yang lebih spesifik,

disebut

proyek.

d. Perumusan proyek mengenai hal yang berkaitan langsung

dengan sesuatu program tertentu, sepenuhnya

menjadi

urusan lembaga perguruan tinggi.

Penerapan SP4 pada Perguruan Tinggi

di Indonesia

dalam pelaksanaannya berhasil menyusun program - program

yang kemudian dijadikan sebagai pedoman dan pegangan da
lam suatu kurun waktu tertentu. Hal itu berpengaruh pada

berbagai analisis dalam penyusunan KPO, yang pada dasarnya merupakan mekanisme perencanaan untuk kurun waktu
tahun, yang dimodifikasi pada setiap tahun

3

penyusunan

program. Disamping itu terdapat pula dokumen lain, ialah
Usulan Program (UP), yang disusun untuk satu tahun angga
ran.

KPO dan UP, kedua-duanya raenunjukkan gambaran ek-

23

sistensi otonomi kelembagaan perguruan tinggi dalam penyu

sunan program, karena kedua dokumen SP4 tersebut

sebagai perencanaan lembaga, yang selanjutnya

disusun

untuk

diu-

sulkan kepada pihak-pihak yang mengatur pengalokasian dana

pembangunan. Produk akhir kegiatan SP4 muncul dalam wujud
berupa Daftar Isian Proyek (DIP). Ia merupakan

gambaran

terpadu "bottom up and top down" dalam perencanaan dan pe

nyusunan program berupa perpaduan antara otonomi

lembaga

dan pengarahan dari atas. Maka DIP adalah ukuran

kualitas

KPO, yang menjadi indikator kualitas dan fisibilitas prog

ram-program yang diusulkan lembaga. Karena hal itu menjadi
salah satu ciri utama dalam SP4, sebagai penganggaran pro

gram. Derajat fisibilitas program merupakan tanda yang da
pat menentukan persetujuan terhadap anggaran yang diajukan,
Dalam proses impleraentasinya mempertimbangkan :

a. SP4 ialah cara penyusunan dan pelaksanaan

pembiayaan

untuk mencapai tujuan, yang telah ditetapkan sebelumnya
b. Perencanaan, program dan proyek ialah penjabaran struk
tur operasional pelaksanaan.

c. Lembaga, badan dan unit merupakan komponen struktur

o-

perasional.

d. Civitas akademika adalah para partisipan aktif, indivi
dual dan integral.
e. Pelaksanaan dan pengawasan.

f. Pertanggungjawaban.

24

Hal-hal tersebut muncul dalam kaitannya dengan ma

najemen SP4. Program-program garapan dengan berbagai persoalan yang dihadapi IKIP Bandung cukup banyak.

Demikian

pula terdapat banyak permasalahan yang menarik untuk

di-

kaji. Namun yang menjadi fokus penelaahan dalam hal

ini

dilihat dari sudut administrasi pendidikan, khususnya me

ngenai manajemen, lebih khusus lagi implementasi

manaje

men SP4.

Dari pembatasan identifikasi masalah dapat dijelaekan bahwa penelitian yang dilakukan bermuara pada masalah

manajemen SP4, yang dapat dirangkumkan sebagai berikut :
a. Inti permasalahan penelitian ini dipusatkan di seputar
implementasi manajemen SP4, berkenaan dengan

fungsi-

fungsi sehubungan dengan unsur-unsurnya.

b. Objek studi penelitian ini diarahkan pada fungsi-fungsi

manajemen SP4» ialah penyusunan, pelaksanaan, pengelo
laan, pengawasan dan pertanggungjawaban, sehubungan de

ngan unsur-unsur manajemen SP4, ialah personil, materi
al, dana, ekspertis dan waktu.
3. Rurausan Masalah

Dalam manajemen SP4 di IKIP Bandung, menghendaki efisiensi dan efektivitas dalam implementasinya. Manajemen

menyangkut fungsi eksekutif kepemimpinan, yang pada dasar-

nya adalah; kegiatan perencanaan, kegiatan pengorganisasi-

an, kegiatan pelaksanaan dan kegiatan pengawasan.

Adapun

kegiatan manajemen SP4 sebagaimana telah berulangkali di-

25

sebutkan terdahulu adalah; penyusunan SP4,

pelaksanaan

SP4, pengelolaan dana SP4, pengawasan SP4, dan

pertang

gungjawaban SP4.
Masalahnya sekarang yang menjadi pokok penelitian

adalah, sampai sejauh namakah efisiensi dan

efektivitas

manajemen SP4 itu. Dari masalah yang disebutkan

di atas

dapatlah dirumuskan sub-sub masalah sebagai berikut.
a. Dalam kegiatan Penyusunan SP4

1) Bagaimana komposisi personalia dalam

penyusunan

SP4 ?

2) Bagaimana alokasi dan penggunaan dana dalam penyu
sunan SP4 ?

3) Bagaimana jenis dan jumlah material dalam penyusu
nan SP4 ?

4) Bagaimana penggunaan/pemanfaatan waktu dalam

pe

nyusunan SP4 ?

5) Bagaimana memanfaatkan orang-orang yang berkeahlian
dalam penyusunan SP4 ?

6) Bagaimana mempartisipaslkan peserta dalam penyusu
nan SP4 ?

b. Dalam kegiatan Pelaksanaan SP4_

1) Bagaimana operasionalisasi/realisasi DIP dilaksanakan ?

2) Apakah operasionalisasi program dalam DIP

tergam-

barkan pada kegiatan tujuh KPU ?

3) Apakah realises! dana anggaran DIP

tergambarkan

26

dalam kegiatan program tujuh KPU ?
c. Dalam kegiatan Pengelolaan Dana SP4

1) Bagaimana komposisi pengelola proyek, yaitu

perso

nalia Proyek P3T ?

2) Berapakah dana yang digunakan dalam pelaksanaan pro
yek ?

3) Program-program apa yang dilola oleh Proyek P3T ?
k) Bahan/material apa yang digunakan dalam pengelolaan
proyek ?
d. Dalam kegiatan Pengawasan SP4

1) Siapakah yang melaksanakan pengawasan dalam imple
mentasi manajemen SP4 ?

2) Kepada eiapa pengawasan SP4 dilakukan ?

3) Apakah pengawasan yang dilakukan menyeluruh terha
dap dana, kegiatan/fisik dan supervisi ?
e. Dalam kegiatan Pertanggungjawaban SPJt

1) Siapa yang mempertanggungjawabkan SP4 ?

2) Kepada siapa pertanggungjawaban SP4 dilaksanakan ?
3) Apakah ada tindak lanjut setelah pertanggungjawaban
SP4 dilaksanakan ?

B. Tu.luan dan Pentingnya Penelitian
1. Tujuan
a.

Tujuan Uraum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui se

cara uraum, efisiensi dan efektivitas tentang implementasi
manajemen SP4 di IKIP Bandung melalui studi evaluasi.

27

b.

Tujuan Khusus

1) Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang manajemen

SP4, sehubungan dengan proses penyusunan SP4, kegiatan
pelaksanaan SP4, pengelolaan dana SP4, kegiatan penga
wasan SP4, dan pertanggungjawaban SP4 di IKIP Bandung.
2) Untuk memperoleh gambaran tentang persoalan yang

tim-

bul sehubungan dengan manajemen SP4.
2. Pentingnya Penelitian

Dengan timbulnya masalah, maka penelitian ini

di-

pandang penting, karena :

a. Penelitian ini berguna bagi pelaksanaan dalam mengoperasionalkan manajemen SP4, secara efisiensi dan

efek
yang

tivitas di IKIP Bandung, melalui temuan-temuan

diperoleh dalam penelitian ini.
b. Penelitian ini berguna bagi perencanaan di

lingkungan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dalam

mengem

bangkan konsep maupun operasional manajemen SP4

pada

perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia.
c. Masalah penelitian ini berguna bagi pengembangan

dalam bidang studi administrasi pendidikan pada

ilmu

umum-

nya, khususnya bidang manajemen pendidikan.
C. Paradigma Penelitian

Studi evaluatif tentang manajemen SP4, dimana ter

dapat lima fungsi, yakni ; proses penyusunan SP4,

pelak

sanaan SP4, pengelolaan dana SP4, pengawasan SPk, dan per-

28

tanggungjawaban SP4. Kelima fungsi manajemen SP4 ini, ma-

sing-masing dihadapkan pada tujuh Kategori Program Utama
(KPU). Ketujuh KPU itu isinya ; peningkatan produktivitas

pendidikan, peningkatan daya tampung, pendayagunaan
tensi penelitian, pengabdian kepada masyarakat,

po-

bidang

kemahasiswaan, kemampuan untuk berkembang, dan kebijaksa
naan kerumahtanggaan. Dimensi pengukurannya dengan meng

gunakan kriteria efisiensi dan efektivitas.

Paradigma

tersebut dapat dilihat pada gambar 4.
D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian mengenai "Studi Evaluatif

tang manajemen SP4" dilaksanakan di IKIP Bandung,
DR. Setiabudi No. 229 Bandung. Melihat konteks

ten

jalan

permasa

lahan yang tergambarkan di IKIP Bandung dalam segala perkembangannya. Tahun 1988 memiliki sejumlah mahasiswa se-

banyak 14.505 orang, jauh berbeda dibanding pada saat dibukanya pada tahun 1954 dengan nama PTPG (Perguruan Ting
gi Pendidikan Guru), yang memiliki jumlah mahasiswa sekitar 200 orang. Peta lokasi dapat dilihat pada gambar 5-

Gambar 4

PARADIGMA STUDI EVALUATIF MANAJEMEN SPk

MANAJEMEN SP4

EVALUASI

r*1-

Proses Penyusunan SP4 -i

-»2.

Pelaksanaan SP4

PADA IKIP BANDUNG

ISI SP4 (7 KPU)

KRITERIA

r>l.

tivitas Pendidikan
>2.

t-^3.

Pengelolaan Dana SP4

*3.
**4.

Efektivitas

^5.

Daya

Potensi Penelitian

Pengabdian kepada
Masyarakat

SP4

-}4.

Peningkatan

Tampung
Efisiensi

MANAJEMEN

Peningkatan Produk

Kemahasiswaan

Pengawasan SP4

Pertanggungjawaban SP4

*6.

Kemampuan untuk
Berkembang

V7.

Kerumahtanggaan

30

$

i

V

g ? *

$

3

III Nil

UN
fn
CO

,Q
8
CO

IKIP

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab III ini dibahas mengenai metodologi pene

litian, dimana perlu dijelaskan tentang pendekatan peneli

tian yang dilakukan. Proses manajemen yang diwujudkan oleh
perilaku eksekutif para pejabat yang berkenaan dengan pe
laksanaan kegiatan fungsi-fungsi manajemen, yang dalam hal

ini manajemen SP4, memerlukan pengamatan secara kualitatif

daripada yang dilakukan. Karena itu pendekatan penelitian
ini, adalah pendekatan kualitatif.

Dan kalau dilihat dari

tujuannya, maka penelitian ini merupakan studi evaluatif.
A. Asumsi-asurasi yang digunakan

1. Setiap kegiatan yang bertujuan, agar dicapai efisien
si dan efektivitas, digunakan fungsi-fungsi

manaje

men.

2. Fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan,

peng-

organisasian, penggerakkan dan pengawasan.

3. SP4 sebagai kegiatan yang bertujuan, didekati dengan
sistem manajemen yaitu manajemen SPk*

k, Kegiatan-kegiatan dalam manajemen SP4, meliputi
nyusunan, pelaksanaan, pengelolaan, pengawasan

pe
dan

pertanggungjawaban SP4.

5. Pengukuran keberhasilan kegiatan manajemen SP4
wujudkan adanya efisiensi dan efektivitas
SP4.

99

di

manajemen

100

B. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, penggunaan metode atau pen

dekatan merupakan suatu pilihan yang utama. Pemilihan
toda ini tergantung dari masalah dan tujuan yang

me

dikehen-

daki. Di dalam penelitian yang penting adalah memenuhi sya-

rat-syarat sebagai berikut, seperti yang dikemukakan

oleh

S. Nasution (1988:1) :

1. Harus mengikuti metode yang ketat,
"rigerous",
yang secara berdisiplin berpegang teguh pada pe-

raturan-peraturan tertentu agar mencapai

hasil

yang obyektif.

2. Harus sedapat mungkin membatasi kekeliruan

atau

kesalahan dalam data yang dikumpulkan maupun da
lam penafsirannya.

3. Harus mempublikasikan hasil penelitian agar merabukanya bagi kritik dari semua pihak untuk
dibantah, ditolak atau diteriraa.

Adapun metode penelitian yang dipilih dalam

studi

ini adalah metode kualitatif. Dalam penelitian kualitatif,

teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui observasi,
wawancara, dokumentasi dan lain-lain.

Diantara teknik pengumpulan data yang dilakukan da

lam penelitian ini, studi dokumentasi merupakan teknik pe

ngumpulan data yang pertama. S. Nasution (1988:85)
takan : "Melakukan penelitian naturalistik tidak

mengaberarti

hanya melakukan observasi dan wawancara, walaupun kedua ca

ra itu yang paling dominan. Bahan dokumentasi juga

perlu

mendapat perhatian yang selayaknya". Dari data pertama yang
diperoleh dari studi dokumentasi ini kemudian diberi makna

dengan observasi langsung penelitian lapangan ataupun

wa-

101

wancara secara informal dengan para pejabat yang berkena

an dan terkait dengan penyusunan, pelaksanaan, pengelola

an, pengawasan dan pertanggungjawaban SP4.
Disamping menggunakan metode kualitatif, maka

di

lihat dari tujuannya, metode yang digunakan dalam peneli
tian ini termasuk dalam penelitian evaluatif. Fokusnya me

ngenai manajemen, khususnya tentang implementasi manaje
men SP4 terhadap program-program, yang berkenaan

dengan

aspek-aspek efisiensi dan efektivitas. Dari pada itu menurut David Kline (1980: P-IX-7 - IX-10) terdapat tipolo-

gi penelitian evaluasi, ialah : "(1) Formatif sumatif dis

tinction, (2) Input-output distinction, (3) Proses

dis

tinction". Penelitian yang berkenaan dengan penelitian e-

valuatif ini, dilakukan terhadap proses manajemen fungsi-

fungsi khususnya berkenaan dengan "process distinction".
Penelitian ini mengenai evaluasi tentang manajemen

SP4. Oleh karena itu evaluasi ini terhadap pelaksanaan ke

giatan yang telah berlangsung dan kegiatan itu

tercatat

dalam dokumen yang lengkap dan terberita acara, maka

da

lam pengumpulan data ini, yang diutamakan adalah data ke

giatan penyusunan SPk, pelaksanaan SP4, pengelolaan

dana

SP4, pengawasan SP4, dan pertanggungjawaban SP4. Dokuraendokumen yang menjadi sumber data yang relevan,

seperti

MPK Rektor, KPO, UP, dan DIP IKIP Bandung, merupakan sua
tu bahan telaahan yang berharga dalam memaknai lingkungan,

tempat dan kegiatan yang sedang berlangsung dalam peneli-

102

tian. Demikian juga halnya rapat-rapat yang

berlangsung,

lokakarya, seminar yang berkenaan dengan kegiatan,yang da

pat berguna untuk diamati dalara pemahaman dan

pemaknaan

gejala yang ada. Adapun dokumen-dokuraen SP4 lainnya

yang

berguna sebagai penunjang, adalah :

a. Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi,

SK

Mendikbud 12 Juli 1975, No. 0140/U/1975, 1980.

b. Pidato Pengarahan Pelaksanaan Direktur Jenderal Pendidi
kan Tinggi, 1980.

c. Memorandum Akhir Jabatan Direktur Jenderal

Pendidikan

Tinggi,1980.

d. Memo Program Koordinatif Direktur Jenderal

Pendidikan

Tinggi, 1980.

e. Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka

Panjang

oleh D.A. Tisna Amidjaja (Dirjen Dikti lama), 1980.

f. Memo Program Koordinatif Rektor IKIP Bandung 1983.

g. Konsep Program Operasional (KPO), 1982 dan 1983.
h. Usulan Program (UP), 1983 dan 1984.
i. Daftar Isian Proyek (DIP), 1984/1985.

j. Rencana Induk Pengembangan (RIP) IKIP Bandung, 1982.
k. Sistim Informasi Manajemen (SIM), 1980.

Data ini dipilih untuk dikumpulkan berdasarkan per
timbangan bahwa :

1. Penelitian ini raengenai studi evaluatif terhadap

yang

telah dilaksanakan.

2. Pendekatan ini terhadap penerapan pada yang sudah

ber-

103

laku.

3. Dokumen-dokuraen tersebut memang tersedia dan memungkinkan untuk dipelajari.

k, Penerapan model perencanaan ini berlaku

pelaksanaan

yang seragam dalam hal ini penyusunan model tertentu.
5. Dokumen-dokumen tersebut raenjadi sumber data penelitian.
Penelitian ini bersifat evaluatif. Cakupannya cukup

luas. Maka disini dibatasi pada

fungsi-fungsi manajemen

SP4, yang berlaku dalam tahun 1984/1985. Cakupan

periode

tahun tersebut ditandai sebagai tahun pertama Pelita

IV,

yang didalamnya terdapat tinjauan pembangunan selama Peli
ta III. Disamping itu terdapat arahan perencanaan perspektif kegiatan-kegiatan program selama Pelita IV. Luas caku

pan itu, seperti dijelaskan Muhararaad Numan Soemantri dalam
MPK Rektor 1983 (1983:i) *•

MPK Rektor 1983 berpedoman pada MPK Dirjen Dikti
1983, SP4 dan KPO, UAR dan PAR 1982 dan RIP IKIP
Bandung yang sudah mencapai tahap B-2. Selanjutnya dalam MPK Rektor 1983 ini dikemukakan (1) Pe
ngertian anggaran terpadu, ciri khas SP4
tahun
1983/1984, pengertian dasar wawasan almamater;(2)
Perkembangan IKIP Bandung Selama Pelita III; (3)
Kebijaksanaan Umum Repelita IV IKIP Bandung; (4)
Kebijaksanaan untuk tahun 1984/1985, Kebijaksana
an anggaran 1984/1985.

Sudah barang tentu yang diungkapkan Rektor tersebut

cukup padat. Ia mengandung makna memberi pijakan jauh men-

jorok ke belakang dan jangkauan jauh ke depan dalam gamba
ran penelitian ini. Dengan demikian MPK Rektor IKIP

Ban

dung tahun tersebut, mempunyai cakupan memadai dalam pene
litian ini yang selama hal itu telah dilaksanakan.

104

C. Populasi Penelitian

Dalam penelitian ini menyangkut berbagai karakteris
tik yang berkenaan dengan implementasi manajemen SP4 dalam
kegiatan pelaksanaan program-program pengembangan dan pem-

bangunannya. Penelitian ini merabatasi diri pada kasus- kasus tersebut yang permasalahannya berada dalam konsep dan
teori manajeraen perencanaan, dalara hal ini manajeraen SP4,
khusus raengenai penyusunan, pelaksanaan ,pengelolaan, pe

ngawasan dan pertanggungjawaban. Garabaran pelaksanaan SP4
pada IKIP Bandung, terlukis dalara realisasi MPK Rektor IKIP
Bandung, yang dijabarkan dalara KPO dan UP yang raenghasilkan
terbitnya DIP.

SP4 yang pada awalnya lahir dan mengacu pada konsep
dan teori PPBS, implementasinya menjalani modifikasi dan

penyesuaian diakomodasikan dengan sebutan yang dikenal se
karang dengan istilah SP4. SP4 di IKIP Bandung telah dilak
sanakan sejak tahun 1977 sampai sekarang tahun 1988. Walau

pun demikian, hasil penelitian ini tidak dimaksudkan untuk
generalisasi sebagai gambaran manajemen SPk pada seluruh
perguruan tinggi di Indonesia, tidak juga bagi seluruh IKIP.
Kasus ini khusus terbatas pada penelitian apa yang terjadi

pada IKIP Bandung, itupun dibatasi pada periode tahun 1984/
1985.

Kurun waktu yang materinya dijadikan objek peneliti

an, adalah berdasarkan pilihan dari berbagai alternatif :
1. Berdasarkan pada kurun waktu sejak tahun dimulai SP4 an-

105

tara tahun 1977 sampai dengan sekarang tahun 1987/1988.
2. Berdasarkan semua periode Pelita yang