ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU.

(1)

ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh : T. Putri Tiara

(0903916)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Oleh T. Putri Tiara

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© T. Putri Tiara 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

T. PUTRI TIARA NIM. 0903916

ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Prof. Dr. Darsiharjo, M.S. NIP. 19620921 198603 1 005

Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui

Ketua jurusan pendidikan Geografi FPIPS

Dra. Hj. Epon Ningrum M.PD. 19620304 198704 2 001


(4)

i

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Oleh :

T. Putri Tiara (0903916)

Pariwisata di Indonesia memiliki potensi yang cukup baik dan merupakan salah satu sektor yang memacu perekonomian di Indonesia. Perencanaan pariwisata sangat penting dilakukan mengingat sektor pariwisata kini dijadikan sector unggulan karena dapat memacu sektor lainnya seperti bisnis transportasi, hotel, restoran, hiburan, dan lain-lain sehingga dapat dikatakan dengan memacu sektor pariwisata pemerintah daerah akan memperoleh keuntungan di bidang-bidang lain yang terkait dengan pariwisata. Pulau Karimun sebagai salah satu pulau yang terdapat di Kepulauan Riau memiliki peluang untuk memberikan keuntungan baik bagi masyarakat maupun bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun. Namun hal ini dapat terjadi apabila pengembangan dan pengelolaan pariwista di Pulau Karimun dapat terlaksana dengan baik,

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh daya tarik wisata yang ada di Pulau Karimun. Sampel wilayahnya meliputi 8 daya tarik wisata dari 3 kecamatan di Pulau Karimun yang berasal dari jenis wisata pantai, budaya, alam, minat khusus dan religius. Sampel respondenya terdiri dari 71 orang responden penduduk dengan teknik proporsional, responden wisatawan dengan teknik aksidental sebanyak 80 orang, dan 10 orang responden pengelola pariwisata. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, angket, studi literatur, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan, pengharkatan, pembobotan, presentase dan analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi fisik wisata Pulau Karimun yang paling tinggi adalah daya tarik wisata Air Terjun Pongkar dengan bobot 37 yang termasuk pada kategori potensi tinggi/sangat menunjang. Untuk potensi aksesibilitas wisata Pulau Karimun adalah daya tarik wisata Coastal Area dengan bobot 20 yang termasuk pada kategori potensi tinggi/sangat menunjang. Begitu pula untuk potensi sarana dan prasarana wisata Pulau Karimun yang paling tinggi adalah daya tarik wisata Coastal Area dengan bobot 33 yang termasuk kedalam kategori potensi tinggi/sangat menunjang. Strategi yang didapat dari hasil analisis SWOT antara lain: (1) mengembangkan potensi daya tarik wisata yang dimiliki Pulau Karimun seperti event-event wisata (2) meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan wisata yang dilakukan. (3) menambah variasi objek daya tarik wisata yang lebih inovatif seperti olahraga air, outbond dll (3) memperbaiki kualitas aksesibilitas dan meningkatkan fasilitas wisata yang terdiri dari tempat peribadatan, sarana informasi dan juga keamanan.


(5)

ii

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF TOURISM POTENTIAL ON THE KARIMUN ISLAND OF RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE

by :

T. Putri Tiara (0903916)

Tourism in indonesia has the potential quite good and is one of the sectors that trigger the economy in indonesia. Planning tourism is very important considering the tourism sector is also used as sector seed because they can spur other sectors, such as business of transporting hotels, restaurants, the entertainment and others, so it can come out with a spur the tourism sector local governments will be gain an advantage in other subjects related to tourism. The Karimun Islands as one of the Islands in the Riau archipelago have opportunities to provide good benefits to society as well as for the local government County of Karimun. However, this can occur when tourism development and management at Karimun Island can be implemented properly,

A method of research that we use is a method of descriptive. The population in this research is the tourist attraction on the island of Karimun. A sample area covering 8 tourist attraction of 3 districts in Karimun, which comes from the kind of beach tourism, culture, nature, special interest and religious. The sample consisted of 71 respondent population with proportional techniques, respondents travelers with accidental techniques as much as 80 people, and 10 respondents from tourism Manager. The technique of collecting data include observation, interview poll, the study of literature, and study of documentation. Data analysis techniques using, weighting, percentage and SWOT analysis.

The results showed that the physical potential of the Karimun Island tours the most high was attraction of Waterfall Pongkar weighing 37 which includes the category of potential high/very conducive. For the potential tourist accessibility of karimun was the attraction of Coastal Areas with weights 20 included in the category of potential high/very conducive. Similarly, for the potential of tourism infrastructure and facilities the Karimun Island is a tourist attraction of Coastal Area with weights 33 contains the categories of potential high/very conducive. The Strategy obtained from the result analysis training among other: (1) develop the potential of the tourist attraction island of Karimun as tourist events (2) increase public participation to the activities performed. (3) add variations objects of attraction of more innovative like water sports, the outbound dll (4) improve the quality of tourism facilities and improving the accessibility of places of worship, and means of information security.


(6)

v

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Dasar Kepariwisataan ... 7

1. Definisi Pariwisata ... 7

2. Segmentasi Wisatawan... 11

3. Karakteristik dan Jenis-Jenis Wisatawan ... 13

4. Motivasi Wisatawan ... 15

5. Kawasan Pariwisata ... 17

B. Potensi dan Pengembangan Pariwisata ... 18

1. Potensi Fisik Objek dan Daya Tarik Wisata ... 18

a. Pengertian Objek Wisata ... 18

b. Pengertian Daya Tarik Wisata ... 19

2. Potensi Sarana dan Prasarana Pariwisata ... 22


(7)

vi

C. Upaya Pengembangan Pariwisata ... 26

D. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Wisata ... 29

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 31

A. Lokasi Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 34

C. Metode Penelitian ... 38

D. Definisi Operasional ... 39

E. Variabel Penelitian... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

1. Observasi Lapangan ... 42

2. Studi Literatur ... 42

3. Studi Dokumentasi ... 42

4. Wawancara dan Angket ... 42

G. Analisis Data ... 43

1. Pengharkatan (Scoring) ... 43

2. Analisis SWOT ... 58

3. Presentase ... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Kondisi Geografis Daerah Penelitian ... 61

1. Letak dan Luas Lokasi Penelitian ... 61

2. Iklim ... 66

3. Topografi ... 67

4. Geologi ... 71

5. Hidrologi ... 71

B. Sejarah Pulau Karimun ... 73

C. Daya Tarik Wisata Pulau Karimun ... 74


(8)

vii

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Pantai Pongkar ... 79

3. Air Terjun Pongkar ... 80

4. Prasasti Pasie Panjang ... 81

5. Coastal Area ... 82

6. Sampan Layar Jong ... 84

7. Pasar Malam Akau ... 85

8. Mesjid Al-Mubaraq ... 87

D. Kemenarikan DTW menurut Persepsi Wisatawan ... 88

E. Pengelola Pariwisata di Pulau Karimun ... 90

F. Hasil Analisis Potensi Pariwisata ... 93

1. Analisis Potensi Fisik ... 93

2. Analisis Potensi Aksesibilitas ... 95

3. Analisis Potensi Sarana dan Prasarana ... 101

G. Strategi Pengembangan Pariwisata Pulau Karimun ... 110

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 114

A. Kesimpulan ... 114

1. Potensi Pariwisata Pulau Karimun ... 114

2. Persepsi Wisatawan Pulau Karimun ... 116

3. Strategi Pengembangan Wisata Pulau Karimun ... 116

B. Rekomendasi ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 118

LAMPIRAN ... 122


(9)

viii

DAFTAR TABEL Tabel

3.1 Populasi Penelitian ... 33

3.2 Populasi Penduduk Sekitar Daya Tarik Wisata ... 33

3.3 Sampel Wilayah Keseluruhan ... 35

3.4 Jumlah Sampel Manusia (Penduduk) sekitar Daya Tarik Wisata ... 37

3.5 Jumlah Sampel Wisatawan ... 38

3.6 Variabel Penelitian ... 41

3.7 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Suhu (ºC) ... 44

3.8 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Curah Hujan ... 45

3.9 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Keadaan Pencemaran Udara ... 45

3.10 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Bentuk Lahan ... 46

3.11 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Tutupan Vegetasi ... 46

3.12 Harkat, Kelas dan Kriteria Kualitas Air ... 47

3.13 Harkat, Kelas, dan Kriteria Jarak Sumber Air dari Daya Tarik Wisata ... 47

3.14 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Variasi Daya Tarik Wisata ... 48

3.15 Harkat Kelas dan Kriteria Jenis Jalan ... 49

3.16 Harkat Kelas dan Kriteria Waktu Tempuh... 49

3.17 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Jalan ... 50

3.18 Harkat Kelas dan Kriteria Transportasi (Angkutan Umum) ... 50

3.19 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Akomodasi ... 51

3.20 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Restoran / Rumah Makan ... 52

3.21 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Telekomunikasi ... 52

3.22 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Kebersihan ... 53

3.23 Harkat Kelas dan Kriteria Sarana Kesehatan ... 53

3.24 Harkat Kelas dan Kriteria Tempat Ibadah ... 54

3.25 Harkat Kelas dan Kriteria Tempat Parkir... 54

3.26 Nilai Kesesuaian Pariwisata untuk Potensi Fisik ... 55


(10)

ix

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.28 Nilai Kesesuaian Pariwisata untuk Potensi Sarana dan Prasarana ... 56

3.29 Penilaian Potensi Fisik yang menunjang Potensi Pariwisata ... 57

3.30 Penilaian Potensi Aksesibilitas yang menunjang Potensi Pariwisata ... 57

3.31 Penilaian Potensi Sarana Prasarana yang menunjang Potensi Pariwisata ... 58

3.32 Penilaian Potensi Fisik, Aksesibilitas dan Srana Prasarana ... 59

4.1 Kelas Kemiringan Lereng ... 67

4.2 Rata-rata Ketinggian Dari Permukaan Laut menurut Kecamatan di Pulau Karimun, 2010 ... 69

4.3 Fungsi dan Peran Kota Tanjung Balai Karimun ... 70

4.4 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Melalui Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Menurut Asal Negara, 2010 ... 75

4.5 Persepsi Wisatawan tentang Potensi Pariwisata Pulau Karimun ... 88

4.6 Tingkat Pendidikan Pengelola Pariwisata Pulau Karimun ... 90

4.7 Hasil Analisis Potensi Fisik ... 93

4.8 Hasil Analisis Potensi Aksesibilitas ... 95

4.9 Lalu Lintas Kapal Pelayaran Dalam Negeri yang Singgah di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun per Bulan, 2010 ... 96

4.9 Lalu Lintas Kapal Pelayaran Luar Negeri yang Singgah di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun per Bulan Tahun 2010 ... 97

4.10 Lalu Lintas Penumpang yang Melalui Pelabuhan Tanjung Balai Karimun per Bulan Menurut Jenis Pelayaran yang Digunakan, 2010 ... 98

4.11 Jumlah Angkutan Darat menurut Jenis di Pulau Karimun, 2006-2010 ... 98

4.12 Panjang Jaringan Jalan yang Tersedia menurut Jenis Permukaan dan Kecamatan (m) di Pulau Karimun, 2010 ... 99

4.13 Panjang Jaringan Jalan yang Tersedia menurut Status dan Kecamatan (m) di Pulau Karimun, 2010... 100

4.14 Hasil Pembobotan Sarana dan Prasarana ... 102

4.15 Jumlah Perusahaan Akomodasi/Hotel, Restoran dan Rumah Makan menurut Kecamatan di Pulau Karimun, 2010 ... 105


(11)

x

4.16 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan Rata-rata Lama Menginap Wisatawan menurut Jenis Hotel dan Bulan

di Kabupaten Karimun, 2010 ... 106 4.17 Matriks Analisis SWOT Potensi Pariwisata Pulau Karimun ... 112


(12)

xi

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Tiga Elemen Pariwisata... 9

4.1 Peta Administratif Pulau Karimun ... 65

4.2 Peta kemiringan Lereng di Pulau Karimun ... 68

4.3 Danau Teluk Lekup ... 72

4.4 Danau Tebing ... 73

4.5 Peta Sebaran jenis wisata ... 76

4.6 Pantai Pelawan ... 78

4.7 Pantai Pongkar ... 79

4.8 Air Mineral Atarin... 80

4.9 Air Terjun Pongkar ... 81

4.10 Prasasti Pasir Panjang Tanjung Balai Karimun ... 82

4.11 Coastal Area ... 83

4.12 Pertunjukan Tari Tradisional di Coastal Area ... 84

4.13 Sampan Layar Jong ... 85

4.14 Pasar Malam Akau ... 86

4.15 Mesjid Al-Mubaraq dan Rumah Raja Ishak... 87

4.16 Promosi melalui Media Cetak ... 92

4.17 Pengelola Pariwisata (Kabag.Promosi Dinas Pariwisata) ... 92

4.18 Akomodasi / Hotel Aston ... 105

4.19 RSUD Tanjung Balai Karimun ... 107

4.20 Mesjid Baiturrahman ... 108

4.21 Mesjid Agung Karimun ... 108

4.20 Vihara Sasana ... 109

4.21 Bandara Sungai Bati ... 110


(13)

xii DAFTAR DIAGRAM Diagram

1.1 Lalu Lintas Penumpang yang Melalui Pelabuhan Tanjung Balai

Karimun ... 2 1.2 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke

Kabupaten Karimun ... 3 4.1 Jumlah Wistawan Mancanegara yang Berkunjung ke Kabupaten Karimun


(14)

1

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pariwisata dalam arti luas adalah kegiatan rekreasi diluar domisili seseorang untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana baru yang dapat menyegarkan kembali kejenuhan dari aktivitas sehari-hari. Sebagai suatu aktivitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat maju dan sebagian kecil negara berkembang. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha.

Sektor Pariwisata di Indonesia memiliki potensi yang cukup baik dan merupakan salah satu sektor yang memacu perekonomian di Indonesia. Potensi yang dimilikipun beragam baik potensi fisik, sosial, maupun budaya. Pembangunan kepariwisataan diarahkan dapat menjadi sektor andalan yang mampu menjadi peluang kerja, pendapatan asli daerah dan tentunya menjadi salah satu penghasil devisa Negara. Potensi sumber daya alam dan budaya Indonesia yang berlimpah dan beranekaragam diberbagai daerah tentunya memiliki keunikan dan ciri tersendiri yang dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung.

Berbeda dengan komoditi-komoditi ekonomi yang lain, pariwisata merupakan komoditi yang diproduksi melalui proses kolektif yang sangat unik, melibatkan partisipasi masyarakat yang mendalam.Industri Pariwisata memiliki prospek yang bagus karena banyak potensi objek wisata alam dan budaya yang menarik dan beranekaragam sehingga layak untuk dijual di pasar internasional. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar


(15)

2

10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat.

Pada umumnya Sektor pariwisata kini dijadikan sector unggulan karena dapat memacu sektor lainnya seperti bisnis transportasi, hotel, restoran, hiburan, dan lain-lain sehingga dapat dikatakan dengan memacu sektor pariwisata pemerintah daerah akan memperoleh keuntungan di bidang-bidang lain yang terkait dengan pariwisata.iwisata yang nantinya akan membuka pintu bagi wistawab untuk berkunjung ke suatu daerah tertentu.

Ada banyak upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah, baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Salah satunya dengan cara melakukan pembangunan baik itu pembenahan objek wisata berupa sarana maupun prasarana yang menunjang kegiatan pariwisata. Menurut Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional Tahun 2010-2025, Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik yang didalamnya meliputi upaya-upaya perencanaan, implementasi, dan pengendalian dalam rangka penciptaan nilai tambah sesuai yang dikehendaki. Selain itu promosi juga merupakan hal penting dalam pengembangan pariwisata. Hal ini telah dilakukan oleh berbagai daerah tujuan wisata yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.

Provinsi Kepulauan Riau memiliki 5 kabupaten dan 2 kota diantaranya Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Anambas, Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna, Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang. Masing-masinjg kabupaten/kota memiliki keunikan daya tarik wisata tersendiri. Dilihat dari letak geografis Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan negara luar membuat setiap daerah berlomba-lomba untuk meningkatkan daya tarik wisata masing-masing. Dan tidak dipungkiri Pulau Karimun merupakan salah satu tujuan wisatawan khususnya dari Singapura, Vietnam, Philipina dan Malaysia. Jumlah wisatawan yang datang berkunjungpun cenderung naik dan turun. Hal ini dapat dilihat dari Diagram 1.1 dan 1.2


(16)

3

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Diagram 1.1

Lalu Lintas Penumpang yang Melalui Pelabuhan Tanjung Balai Karimun

Sumber : BPS Kabupaten Karimun Tahun 2010 Diagram 1.2

Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Kabupaten Karimun

Sumber : BPS Kabupaten Karimun Tahun 2010

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau memiliki 9 kecamatan yang terdiri dari beberapa pulau besar seperti Pulau Karimun, Pulau Kundur dan Pulau Sugi dan banyak pulau kecil. Pulau Karimun merupakan salah satu pulau besar yang terdapat di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Hampir setiap pulau di Kabupaten Karimun ini memiliki daya tarik wisata yang dapat dijadikan sumber pendapatan sekaligus sebagai lahan kerja bagi masyarakat. Pulau Karimun merupakan salah satu pulau yang memiliki daya tarik pariwisata yang indah serta di dukung oleh aksesibilitasnya yang tinggi.


(17)

4

Hal ini merupakan kesempatan besar bagi Pemerintah Kabupaten Karimun untuk mengelola dan mengembangkan potensi pariwisata yang ada untuk dimanfaatkan secara optimal. Ditambah lagi dengan posisi Pulau Karimun yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura. Hal ini merupakan peluang besar untuk menarik wisatawan luar datang dan berkunjung ke Pulau Karimun yang terdapat di Kabupaten Karimun, Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun Asal wisatan yang datang ke Kabupaten Karimun berasal dari berbagai Negara seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Australia, Jerman, Belanda, Inggris, dan lain-lain.

Menururt RIPPDA (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah) Kabupaten Karimun Tahun 2001, berdasarkan struktur PAD Karimun, sektor pariwisata menempati urutan kedua setelah pertambangan sebagai penyumbang pendapatan. Kabupaten Karimun kaya akan potensi objek wisata, berupa wisata alam, wisata sejarah/budaya dan wisata minat khusus. Bila dibandingkan dengan wilayah lain di Provinsi Kepulauan Riau, dari sisi jumlah dan jenis potensi wisata, maka Kabupaten Karimun merupakan satu-satunya yang terbesar. Dimana Pulau Karimun merupakan salah satu yang berpotensi di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Demikian juga dari perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, Pulau Karimun DTW ketiga Setelah Batam dan Bintan. Sedangkan dari kondisi peluang investasi pada sektor pariwisata yang ditawarkan, pada wilayah Karimun terdapat banyak alternatif tawaran peluang investasi.

Namun tidak semua DTW yang ada di Pulau Karimun dapat dikembangkan. Mengingat dalam pengembangan pariwisata dibutuhkan pembiayaan dan fasilitas yang memadai serta jumlah objek wisata yang tidak sedikit yang tersebar di Pulau Karimun. Sehingga perlu adanya pemilihan objek wisata yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang nantinya berada dalam satu kesatuan aksesibilitas. Sehingga dapat dilakukan pengembangan dan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kepariwisataan di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Dalam pemilihan tersebut tentunya membutuhkan beberapa pertimbangan diantaranya yang pertama, keunikan dan kekhasan yang dimiliki oleh


(18)

5

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DTW di Pulau Karimun, kemudian tingkat aksesibilitas dari DTW di Pulau Karimun baik yang bersifat bahari, pantai, alam maupun budaya serta persepsi wisatawan terhadap kemenarikan DTW di Pulau Karimun. Dibandingkan dengan pulau-pulau lain yang berada di Kabupaten Karimun, Pulau Karimunlah yang memiliki aksesibilitas tinggi ditambah lagi dengan objek pariwisatanya yang indah dan memiliki kekhasan tersendiri.

Perkembangan dan pertumbuhan pariwisata di Pulau Karimun tentunya harus berjalan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sehingga dengan menganalisis potensi pariwisata diharapkan pengelolaan dan pengembangan pariwisata di Pulau Karimun dapat dioptimalkan. Bertitik tolak dari berbagai kenyataan di atas penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian ini, dengan mengajukan judul “ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU” dalam penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalahnya adalah :

1) Daerah mana saja yang memiliki potensi wisata yang paling tinggi untuk dikembangkan di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau?

2) Bagaimanakah kemenarikan daya tarik wisata menurut persepsi wisatawan di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau?

3) Bagaimanakah Strategi Pengembanagan Pariwisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi potensi wisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau. 2. Menganalisis persepsi wisatawan tentang kemenarikan DTW di Pulau


(19)

6

3. Membuat strategi pengembanagan pariwisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dalam mendukung perkembangan wisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau.

2) Sebagai bahan masukan untuk instansi terkait yaitu pihak pengelola seperti dinas pariwisata daerah setempat, PHRI (Persatuan Hotel dan Resort Indonesia), Biro Perjalanan (tour travel), dan lain-lain dalam mendukung perkembangan wisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau.

3) Sebagai bahan masukan untuk pengelola dalam mendukung perkembangan wisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau sehingga dapat digunakan untuk pengembangan dan pengelolaan selanjutnya.

4) Sebagai salah satu sumber data dan informasi bagi pengembangan penelitian selajutnya terutama dalam bidang pariwisata.


(20)

31

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian 1. Lokasi Absolut

Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau memiliki luas wilayah keseluruhan 7.984 km2 yang terdiri dari luas daratan 1.524 km2 dan luas lautan 6.460 km2 dengan ibukota kabupaten yang berkedudukan di Tanjung Balai Karimun meliputi 9 (sembilan) Kecamatan yaitu Moro, Kundur, Durai, Kundur Barat, Buru, Kundur Utara, Meral, Karimun dan Tebing. Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Karimun memiliki 245 pulau dimana 3 (tiga) diantaranya merupakan pulau-pulau yang besar, yakni: Pulau Karimun, Pulau Kundur dan Pulau Sugi.

Pulau Karimun sebagai salah satu pulau besar yang terdapat di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 3 kecamatan diantaranya Kecamatan karimun, Meral dan Tebing. Secara astronomis terletak antara 0º35’ Lintang Utara sampai dengan 1º10’ Lintang Utara dan 103º30’ Bujur Timur sampai dengan 104º Bujur Timur, Pulau ini berbatasan langsung dengan :

Utara : Selat Malaka dan Singapura. Selatan : Kecamatan Karimun

Barat : Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Pelalawan. Timur : Kota Batam dan Kepulauan Riau.

Laporan RIPPDA (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah) menyebutkan bahwa dari hasil Inventarisasi 245 pulau di wilayah Kabupaten Karimun terdiri dari 73 pulau berpenghuni, 172 pulau tidak berpenghuni, 200 pulau benama, 45 pulau tidak bernama.


(21)

32

2. Lokasi Relatif

Untuk menempuh perjalanan ke Tanjung Balai Karimun, dari Kota Bandung menuju ke Jakarta menggunakan Travel atau mobil pribadi sekitar 2,5-3 jam, setelah tiba Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta dilanjutkan dengan perjalanan ke Batam dengan menggunakan pesawat udara (Lion, Garuda, Merpati, Sriwijaya, City Link, dll) dengan lama tempuh sekitar 1 jam 40 menit dengan kisaran harga tiket tergantung hari pemesanan (weekend lebih mahal) biasanya harga termurah bias mencapai 400ribu. Setelah tiba di Bandara Internasional Hang Nadim perjalanan dilanjutkan ke pelabuhan sekupang dengan menggunakan taksi dengan lama tempuh 30 menit. Setelah tiba di pelabuhan sekupang dilanjutkan dengan perjalanan laut menggunakan kapal ferry yang cukup besar dan nyaman dengan fasilitas AC menuju Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dengan lama tempuh 1 jam 30 menit dengan harga tiket sebesar 75ribu. Setelah itu anda akan tiba di Pulau Tanjung Balai Karimun.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Sumaatmaja (1988 : 122) populasi adalah : ―Keseluruhan gejala (fisis, sosial, ekonomi, budaya, politik), individu (manusia baik perorangan maupun kelompok), kasus (masalah, peristiwa tertentu) yang ada pada ruang tertentu‖.

Menurut Tika (2005:24) populasi adalah ―Himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Himpunan individu atau objek yang terbatas adalah himpunan individu atau objek yang dapat diketahui atau diukur dengan jelas jumlah maupun batasnya‖.

Berdasarkan dari pengertian di atas maka populasi yang akan diteliti meliputi wilayah yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata yaitu :

a. Populasi wilayah yang meliputi 3 kecamatan (Meral, Tebing, Karimun) yang terdiri dari semua daya tarik wisata yang ada di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada Tabel 3.1


(22)

33

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Jenis Wisata Daya Tarik Wisata

1 Wisata

Budaya/Sejarah

 Prasasti Pasir Panjang  Upacara Adat

 Dangkong Dance Festival  Coastal Area

2 Wisata Alam  Air Terjun Pongkar  Pulau Karimun Anak 3 Wisata Pantai  Pantai Pongkar

 Pantai Pelawan

 Pantai Tanjung Melolo 4 Wisata

Religius

 Mesjid Al-Mubaraq

 Klenteng Tua (Lok Kwi Thong) 5 Wisata Minat

Khusus

 Pasar Malam  Sampan Layar Jong

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten karimun Tahun 2010

b. Populasi manusia yang terdiri dari 3 komponen yaitu yaitu keseluruhan penduduk sekitar objek wisata, pihak pengelola pariwisata, dan semua wisatawan yang ditemui peneliti dilapangan. dapat dilihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Populasi Penduduk Sekitar Daya Tarik Wisata

No Keluruhan Jumlah

Penduduk

Jumlah Kepala Keluarga

1 Pangke 5.244 1.048

2 Pongkar 2.293 611

3 Parit 3.967 821

4 Teluk Air 9.146 2.356

5 Pasir Panjang 4.747 949

6 Meral Kota 19.215 4.421

7 Tanjung Balai Karimun 15.333 3.938

JUMLAH 59.945 14.144


(23)

34

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari objek atau individu –individu yang mewakili suatu populasi. Penarikan jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan yang dikemukakan oleh Nasuiton (1987:4): ― Penarikan sampel tidak ada aturan tertentu tentang jumlah dan proporsinya‖. Hal ini diperkuat oleh Sumaatmadja ( 1988:113) yang mengatakan bahwa : ― Besarnya sampel tidak ada ketentuan angka yang pasti yang terpenting adalah sampel harus mewakili populasi‖.

Suharsimi Arikunto (1987) mengemukakan bahwa banyaknya sampel tergantung pada :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya

b. Sempit dan luasnya pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Untuk penentuan jumlah sampel Pabundu (2005:33) berpendapat bahwa :

―Sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu populasi yang akan diteliti. Namun dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah 30‖.

a. Sampel Wilayah

Ada beberapa jenis wisata yang terdapat di Pulau Karimun juga dengan jumlah yang berbeda antar kecamatan. Dalam penelitian ini peneliti akan membagi pembagian sampel wilayah berdasarkan jenisnya untuk masing-masing kecamatan yaitu berupa wisata pantai, wisata alam, wisata minat khusus, wisata religius dan wisata budaya/sejarah. Untuk pengambilan sampel wilayah digunakan teknik purposive sample atau sampel pertimbangan. Menurut Ridwan (2007:64), "Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya masalah lokasi responden yang akan diteliti lebih mudah dikunjungi dan efisiensi waktu penelitian".


(24)

35

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari pengertian diatas, sampel yang diambi dalam penelitian ini adalah 8 daya tarik wisata yang terdiri atas 5 jenis wisata yaitu wisata budaya / sejarah, alam, pantai, religius dan wisata minat khusus yang dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3

Sampel Wilayah Keseluruhan

No Jenis Wisata Daya Tarik Wisata Lokasi DTW

1 Wisata

Budaya/Sejarah

- Prasasti Pasir Panjang - Coastal Area

- Kecamatan Meral - Kecamatan Karimun 2 Wisata Alam - Air Terjun Pongkar - Kecamatan Tebing 3 Wisata Pantai - Pantai Pelawan

- Pantai Pongkar

- Kecamatan Meral - Kecamatan Tebing 4 Wisata Religius - Mesjid Al-Mubaraq - Kecamatan Meral 5 Wisata Minat

Khusus

- Pasar Malam - Sampan Layar Jong

- Kecamatan Karimun - Kecamatan Karimun Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun tahun 2010

b.Sampel Manusia

Penduduk yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah penduduk yang tinggal di sekitrar daya tarik wisata karena baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki pengaruh terhadap perkembangan wisata di kawasan pariwisata tersebut. Teknik pengambilan sampel penduduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel proporsional (proporsional sampling) dimana menurut Arikunto (2002:116), sampel proporsional adalah pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah yang ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah. Untuk jumlah sampel seluruhnya diperoleh dengan menggunakan formula dari Dixon dan B.Leach dalam Pabundu (1997:35) yaitu sebagai berikut :

P = Jumlah Total Kepala Keluarga yang dijadikan sampel


(25)

36

P = Jumlah Kepala Keluarga x 100% —–––-———————

Jumlah Penduduk = 14.144 / 59.945 x 100 = 23,59 %

= 24 %

Menentukan Variabilitas V = √P (100-P)

= √24 (100-24) = √1824

= 42,70 = 43

Menentukan Jumlah Sampel n =

[

Z.V / c

]

²

Keterangan

n : Jumlah Sampel

Z : Convidence Level atau tingkat kepercayaan 95% besarnya 1,96 V : Variabilitas, diperoleh dari hasil sebelumnya

C : Convidence Limit atau batas kepercayaan, besarnya 10 (berdasarkan tabel) Jumlah sampel yang dihitung antara lain :

n =

[

Z.V / c

]

²

= [1,96.43/10] ² = 71,03

= 71

Dari formula diatas, maka jumlah sampel penduduk yang diambil dalam penelitian ini adalah 71 responden yang diambil dari setiap desa atau kelurahan yang berdekatan dengan lokasi penelitian. Untuk mengetahui jumlah dari masing-masing


(26)

37

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

desa atau kelurahan maka formula dari Soepono dalam Nuryeti (2006:39) yang akan digunakan yaitu sebagai berikut :

Keterangan :

N : Jumlah sampel KK tiap kelurahan P’ : Jumlah populasi KK tiap kelurahan P : Jumlah populasi keseluruhan n : Jumlah seluruh sampel

Berdasarkan hasil perhitungan dengan teknik ini, maka jumlah sampel tiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4

Jumlah Sampel Manusia (Penduduk) sekitar Daya Tarik Wisata

No Keluruhan Jumlah

Penduduk

Jumlah Kepala Keluarga

Jumlah Sampel

1 Pangke 5.244 1.048 5

2 Pongkar 2.293 611 3

3 Parit 3.967 821 4

4 Teluk Air 9.146 2.356 12

5 Pasir Panjang 4.747 949 5

6 Meral Kota 19.215 4.421 22

7 Tanjung Balai Karimun 15.333 3.938 20

JUMLAH 59.945 14.144 71

Sumber : BPS Kabupaten Karimun Tahun 2011

Untuk teknik pengambilan sampel wisatawan yang digunakan adalah teknik sampel aksidental (Accidental Sampling) pada akhir pekan (sabtu-minggu) dimana penentuan sampel berdasarkan seluruh wisatawan yang ditemui peneliti dilapangan. Menurut Sugiyanto (2010:62), ―sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang cocok sebagai sumber


(27)

38

data‖. Untuk jumlah sampel manusia (wisatawan) dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5

Tabel 3.5

Jumlah Sampel Manusia (Wisatawan)

No Sampel Wilayah Sampel Manusia

1 Prasasti Pasir Panjang 10

2 Alun-alun Coastal Area 10

3 Air Terjun Pongkar 10

4 Pantai Pelawan 10

5 Pantai Pongkar 10

6 Mesjid Al-Mubaraq 10

7 Sampan Layar Jong 10

8 Pasar Malam 10

JUMLAH 80

Jumlah sampel pengelola pariwisata berjumlah 10 orang yang berasal dari pengelola pariwisata lokal 3 orang, bagian pengembangan pariwisata 3 orang dan bagian promosi 3 orang dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian memiliki peranan penting dalam sebuah penelitian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara alamiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembutian, dan pengembangan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan survey. Menurut Pabundu (2005:4) metode deskriptif adalah penelititan yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Hasil penelitian difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. Sedangkan teknik pengumpul data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode survey.


(28)

39

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sedangkan menurut Pabundu (2005:6), metode survey adalah ―Metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variable, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan‖. Survei dapat digunakan untuk tujuan deskriptif.

Penelitian deskriptif yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada saat ini dan pemecahannya tidak hanya terbatas sampai pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi juga meliputi analisis dan interprtasi data. Setelah data terkumpul kemudian menghubungkannya dengan sumber data sekunder yang di peroleh yang kemudian akan dianalisa sehingga pada akhirnya akan didapatkan suatu rumusan yang menggambarakan suatu keadaan yang sebenarnya dengan dasar teori yang ada melalui studi literatur.

D. Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah ―ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU‖. Untuk mempermudah pembahasan dan menghindari kesalahan penafsiran istilah-istilah yang digunakan pada judul penelitian ini, Maka, penulis perlu menjelaskan definisi operasional yang terkandung dalam tulisan ini, yaitu :

1) Analisis Potensi Pariwisata

Analisis potensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian potensi baik dari segi potensi fisik ataupun potensi sosial-budaya. Potensi adalah daya, kekuatan, kesanggupan, kekuasaan, kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Potensi terbagi menjadi potensi fisik daya tarik wisata, potensi aksesibilitas dan potensi sarana prasarana.. Potensi fisik adalah potensi keadaan fisik di daetah penelitian yang nantinya akan meliputi : iklim, morfologi, hidrologi, variasi objek wisata dan lain-lain. Sedangkan Potensi sosial yang dimaksud adalahpartisipasi masyarakat, aksesibilitas serta sarana dan prasarana.

Potensi fisik yang dimaksud adalah potensi keadaan fisik di daerah penelitian yang meliputi:


(29)

40

a. Kondisi iklim : diartikan sebagai keadaan iklim dilihat dari tipe iklim suhu, dan curah hujan yang dapat menunjang kegiatan wisata.

b. Morfologi : bentukan lahan berupa pegunungan, perbukitan, dan daratan. c. Kebersihan lingkungan : lingkungan yang bebas dari polusi udara, air,

kebisingan, dan limbah domestik sehingga mendukung untuk dijadikan objek wisata.

d. Hidrologi : diartikan sebagai kondisi air yang tersedia di sekitar daya tarik wisata yang dapat digunakan baik untuk wisatawan maupun masyarakat e. Variasi objek :diartikan sebagai ragam objek wisata yang dapat dinikmati

oleh wisatawan.

Sedangkan potensi Aksesibilitas yang dimaksud adalah potensi di daerah penelitian yang meliputi :

a. Aksesibilitas : meliputi kondisi jalan, jenis kendaraan/alat transportasi menuju lokasi,frekuensi kendaraan, dan jarak lokasi dengan pemerintah dan fasilitas kota.

Potensi Sarana dan Prasarana yang dimaksud adalah potensi di daerah penelitian yang meliputi :

a. Fasilitas wisata : meliputi sarana dan prasarana yang tersedia. yaitu

Dalam penelitian ini potensi pariwisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu: potensi fisik daya tarik wisata, potensi aksesibilitas dan potensi sarana dan prasarana. 2) Pengembangan Pariwisata

Menurut Marpaung (2002:19) perkembangan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Dalam hal ini diharapkan pengembangan yang dilakukan di daerah penelitian dapat tercapai secara opttimal sehingga memberikan dampak positif, antara lain menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya dan meningkatkan perekonomian daerah.

3) Pulau Karimun (Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau)

Pulau Karimun adalah salah satu dari 3 pulau besar yang ada di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Kabupaten Karimun memiliki 9 kecamatan diantaranya : Karimun, Meral, Tebing, Buru, Kundur, Kundur Barat, Kundur Utara, Durai dan Moro. Dimana ada beberapa kecamatan yang dipisahkan oleh laut dan ada beberapa kecamatan yang berada dalam satu pulau. Pulau Karimun terdiri dari 3


(30)

41

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kecamatan yaitu Kecamatan Karimun, Meral dan Tebing. Pulau ini dekat dengan pulau Sumatra daratan (provinsi Riau) serta dengan Negara Malaysia dan Singapura. DTW yang tersebar di Pulau Karimun meliputi : Pantai Pongkar, Pantai Pelawan, Pantai Tanjung Melolo, Air terjun Pongkar, Prasasti Pasir Panjang, Pulau Karimun Anak dan lain-lain yang tersebar di 3 kecamatan yaitu : Kecamatan Karimun, Kecamatan Meral dan Kecamatan Tebing.

E. Variabel Penelitian

Variable penelitian merupakan ukuran sifat atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok atau suatu set yang berbeda dengan yang lainnya. variable penelitian ini terdiri dari variable tunggal yang memiliki beberapa indikator.

Menurut Arikunto (2002:99) variable adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah potensi yang terdapat di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Untuk lebih jelas, variable beserta indikatornya dapat dilihat pada Tabel 3.6

Tabel 3.6 Variabel Penelitian

No Variabel Tunggal Indikator

1

Potensi Pariwisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Daya tarik pariwisata (Kondisi Geografis) a. Iklim b. Morfologi c. Hidrologi d. Variasi Objek e. Aksesibilitas

f. Sarana dan Prasarana Pariwisata 2 Strategi Pengembangan Pariwisata (Pengelola) g. Promosi h. Kebijakan i. Fasilitas

3 Persepsi

Wisatawan

j. Daya tarik paling unggul.


(31)

42

F. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Lapangan

Observasi lapangan adalah teknik pengamatan langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas menyangkut objek penelitian. Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data yang actual dan langsung. Metode Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode observasi langsung. Menururt Pabundu (2005:42) mengatakan bahwa : ―Observasi Langsung adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti‖.

Dalam penelitian ini observasi lapangan ditujukan untuk mengidentifikasi potensi wisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau.

b. Studi Literatur

Studi literatur adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku, majalah dan informasi lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti, terutama yang menyangkut masalah potensi wisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, data dari instansi pemerintah dan sebagainya. Studi ini digunakan untuk melengkapi data yang berhubungan dengan maslah yang akan diteliti.

d. Wawancara dan Angket

Wawancara yaitu melakukan komunikasi langsung secara terbuka. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap wisatawan, pengelola objek wisata, tokoh masyarakat dan instansi terkait. Sedangkan angket digunakan untuk memperoleh data primer dari responden di objek wisata.


(32)

43

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Pabundu (2005:43) ―Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan padatujuan penelitian‖.

G. Analisis Data

Langkah-langkah pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut 1) Tahap Persiapan

a. Memeriksa dan mengecek kelengkapan identitas pengisi

b. Memeriksa dan mengecek kelengkapan data, memeriksa isi instrument pengumpulan data

c. Mengecek macam-macam isian data 2)Tahap Tabulasi

a. Inventarisasi data berdasarkan homogenitas dan menyajikannya dalam bentuk table, gambar dan peta.

3)Pengolahan dan penyajian data

a. Menjumlahkan keragaman data dan menabelkan berdasarkan acuan penulis. Selanjutnya data yang telah terkumpul berupa tabel, bagan, gambar ataupun peta kemudian dianalisa dengan menggunakan :

a. Pengharkatan (scoring)

Pengharkatan (scoring) merupakan teknik analisis data kuantitatif yang digunakan untuk memberikan nilai pada masing-masing karakteristik parameter dari sub-sub variabel agar dapat dihitung nilainya.

Parameter dari variabel yang dinilai meliputi iklim, penggunaan lahan, jenis tanah, struktur geologi, hidrologis, fasilitas wisata, aksesibilitas, respon dan partisipasi masyarakat. Peringkat masing-masing parameter dari sub variabel diturunkan ke dalam beberapa kategori yaitu :

1) Harkat nilai tertinggi untuk parameter yang memenuhi semua kriteria yang dijadikan indikator.


(33)

44

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah dengan metode kuantitatif dan motede kualitatif yang digunakan adalah kuantitatif empiris,yaitu dengan melakukan pengharkatan (scoring) ini digunakan untuk memberikan nilai pada masin g-masing karakteristik parameter pada sub-sub variabel agar dapat dihitung nilainya serta dapat ditentukan peringkatnya. Peringkat dari setiap parameter diurutkan berdasarkan kategori yaitu 5 untuk kelas sangat baik, nilai 4 untuk kelas baik, nilai 3 untuk kelas sedang, nilai 2 untuk kelas kurang baik, nilai 1 untuk kelas buruk.

1. Pengharkatan untuk Aspek Fisik

Pengharkatan pada aspek fisik bertujuan untuk melihat nilai atau harkat pada faktor fisik yang menjadi variabel dalam penelitian ini dan dianggap menunjang pengembangan pariwisata yang menyangkut kondisi alam. Pengharkatan untuk aspek fisik seperti iklim yang terdiri dari iklim, curah hujan dan keadaan pencemaran udara dan morfologi yang terdiri dari bentuk lahan dan tutupan vegetasi dapat dilihat pada Tabel 3.7, 3.8, 3.9, 3.10, 3.11. Sedangkan Hidrologis yang terdiri dari Kualitas Air, Jarak sumber air dari daya tarik wisata, dan variasi objek dapat dilihat pada Tabel 3.12, 3.13,3.14

a. Iklim

Tabel 3.7

Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Suhu (ºC)

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik 28-30

4 Baik 25-27

3 Cukup 22-24

2 Kurang 20-21

1 Sangat Kurang <20


(34)

45

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.8

Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Curah Hujan

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik 1.001-2.500

4 Baik 1.501-2.000

3 Cukup 2.001-2.500

2 Kurang 2.501-3.000

1 Sangat Kurang 3.000-3.500

Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013 Tabel 3.9

Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Keadaan Pencemaran Udara

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik Tidak terdapat pencemaran

4 Baik

Terjadi pencemaran yang disebabkan oleh salah satu polusi (alam, industri, sampah, kebisingan)

3 Cukup Terjadi pencemaran yang disebabkan oleh 2 polusi (alam, industri, sampah, kebisingan) 2 Kurang Terjadi pencemaran yang disebabkan oleh 3 polusi

(alam, industri, sampah, kebisingan)

1 Sangat

Kurang

Terjadi pencemaran yang disebabkan 4 polusi (alam, industri, sampah, kebisingan)

Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013 b. Morfologi

Tabel 3.10

Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Bentuk Lahan

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik Hutan lahan kerucut parasiter

4 Baik Berada dibawah lereng gunung api dan kaki perbukitan, tidak ada dataran


(35)

46

2 Kurang Bentuk lahan berupa daratan alluvial dan berada di kaki gunung api

1 Sangat

Kurang

Bentuk daratan berupa daratan alluvial, orientasi pegunungan.

Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013 Tabel 3.11

Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Tutupan Vegetasi

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik Jenis flora hutan dan semak, jumlahnya sangat banyak

4 Baik Jenis flora hutan, jumlahnya cukup banyak

3 Cukup Jenis flora semak, jumlahnya sedang

2 Kurang Jenis flora rumput dan pepohonan,

jumlahnya sedikit 1 Sangat Kurang Tidak ada flora. Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013 c. Hidrologis

Tabel 3.12

Harkat, Kelas dan Kriteria Kualitas Air

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik

Kualitas air golongan A atau sangat baik yaitu yang dapat digunakan untuk air minum secara langsung tanpa diolah dulu

4 Baik

Kualitas air golongan B yaitu air baku yang baik untuk minum, rumah tangga dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain.

3 Cukup

Kualitas air golongan C yang baik untuk keperluan perikanan dan peternakan dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya, tetapi tidak sesuai dengan golongan A dan B


(36)

47

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 Kurang

Kualitas air golongan D yaitu air yang baik untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan tenaga listrik

1 Sangat Kurang Kualitas ar yang tidak memenuhi peruntukan golongan A, B, C, dan D.

Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013 Tabel 3.13

Harkat, Kelas, dan Kriteria Jarak Sumber Air dari Daya Tarik Wisata

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik 0 - 3 km

4 Baik 3,1 - 5 km

3 Cukup 5,1 - 7 km

2 Kurang 7,1 - 10 km

1 Sangat Kurang Lebih dari 11 km

sumber : diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013 d. Variasi Daya Tarik Wisata

Tabel 3.14

Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Variasi Daya Tarik Wisata

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik

- Wisata Pantai - Wisata Alam - Wisata Budaya - Wisata Religius

4 Baik Terdapat 3 jenis yang disebutkan diatas.

3 Cukup Terdapat 2 jenis yang disebutkan diatas. 2 Kurang Terdapat 1 jenis yang disebutkan diatas.

1 Sangat Kurang Tidak ada

Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013

2. Pengharkatan untuk Aspek Aksesibilitas

Ada beberapa hal yang mempengaruhi aksesibilitas suatu tempat yaitu jenis jalan, kondisi jalan, waktu tempuh, transportasi dan tarif angkutan,. Semakin baik aksesibilitas suatu objek wisata, wisatawan yang berkunjung dapat semakin banyak jumlahnya. Sebaliknya, jika aksesibilitasnya kurang baik, wisatawan akan merasa


(37)

48

berbagai hambatan dalam kunjungan yang dilakukan. Pengharkatan untuk aspek aksesibilitas meliputi jenis jalan, waktu tempuh, kondisi jalan, dan jenis transportasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.15,3.16,3.17,3.18

e. Aksesibilitas

Tabel 3.15

Harkat Kelas dan Kriteria Jenis Jalan

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik Jalan arteri primer didesain dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 8 meter 4 Baik Jalan kolektor didesain dengan lebar badan

jalan tidak kurang dari 7 meter

3 Sedang Jalan lokal primer didesain dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 6 meter 2 Kurang Jalan lokal didesain dengan lebar badan

jalan tidak kurang dari 3,5 meter

1 Sangat Kurang Jalan kampung

Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013

Tabel 3.16

Harkat Kelas dan Kriteria Waktu Tempuh

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik Laju kendaraan dengan kecepatan sangat tinggi (minimum 100km/jam)

4 Baik Laju kendaraan dengan kecepatan tinggi

(minimum 80km/jam)

3 Sedang Laju kendaraan dengan kecepatan sedang

(60km/jam)

2 Kurang Laju kendaraan dengan kecepatan lambat

(20km/jam)

1 Sangat Kurang Laju kendaraan dengan kecepatan sangat lambat (20km/jam)


(38)

49

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.17

Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Jalan

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik

Jalan beraspal dengan kondisi sangat baik, tidak bergelombang dan dapat dilalui dengan berabagai jenis kendaraan.

4 Baik

Jalan beraspal dengan kondisi baik dan dapat dilalui kendaraan roda empat tanpa adanya kesulitan.

3 Cukup Baik

Jalan beraspal dengan kondisi bergelombang dan sedikit berlubang, terbatas untuk kendaraan roda empat.

2 Kurang Baik

Jalan perkerasan atu atau jalan aspal yang telah mengalami kerusakan sehingga menghambat perjalanan.

1 Sangat Kurang Jalan dengan kondisi sangat rusak dan sulit dilalui.

Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013 Tabel 3.18

Harkat Kelas dan Kriteria Transportasi (Angkutan Umum)

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik

Tersedia angkutan yang dapat membawa wisatawan dengan mudah dan dengan harga murah serta kondisi kendaraan yang memadai

4 Baik

Tersedia angkutan yang dapat membawa wisatawan dengan mudah dan dengan harga murah dengan kondisi kendaraan kurang memadai

3 Cukup Baik

Tersedia angkutan yang dapat membawa wisatawan, tidak terdapat jadwal yang jelas dan ongkos yang relatif mahal dengan kondisi kendaraan yang tidak memadai

2 Kurang Baik

Tersedia angkutan dengan kondisi tidak memadai dan sulit untuk ditemukan juga dengan harga yang mahal

1 Sangat Kurang Tidak terdapat kendaraan Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013


(39)

50

f. Sarana dan Prasarana

Kategori yang diberikan untuk pengharkatan sarana dan prasarana pariwisata ini adalah 5 untuk nilai tertinggi dengan kelas sangat memadai, 4 untuk kelas memadai, 3 untuk kelas sedang, 2 untuk kelas kurang memadai, dan 1 untuk kelas sangat tidak memadai. Pengharkatan untuk aspek sarana dan prasarana meliputi :akomodasi, rumah makan, telekomunikasi, fasilitas kebersihan, sarana kesehatan, tempat ibadah dan tempat parkir yang dapat dilihat pada Tabel 3.19, 3.20,3.21,3.22,3.23,3.24, 3.25,3.26

Tabel 3.19

Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Akomodasi

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Memadai

Terdapat hotel berbintang 1 s/d 5 dengan kualitas pelayanan dan fasilitas yang lengkap.

4 Memadai

Terdapat hotel non bintang 1 s/d 5 dengan kualitas pelayanan dan fasilitas setara hotel berbintang 1 s/d 3

3 Sedang

Tersedia penginapan, mess, wisma, guess house dengan pelayanan dan fasilitas setara hotel berbintang.

2 Kurang Memadai Tersedia penginapan dengan fasilitras kurang memadai

1 Sangat Tidak

Memadai

Tidak tersedia penginapan. Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013


(40)

51

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.20

Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Restoran / Rumah Makan

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Memadai

Tersedia restoran dengan fasilitas lengkap dan ditunjang oleh karyawan yang

profesional dibidang restoran

4 Memadai Tersedia restoran dengan fasilitas dan karyawan yang memadai

3 Sedang Tersedia rumah makan dengan fasilitas dan pelayanan setingkat restoran

2 Kurang Memadai Tersedia rumah makan dengan fasilitas kurang memadai

1 Tidak Memadai Tersedia rumah makan dengan fasilitas dan pelayanan yang tidak memadai

Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013

Tabel 3.21

Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Telekomunikasi

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Memadai Tersedia fasilitas telekomunikasi (telepon, pos dan giro) dalam kondisi yang sangat layak untuk digunakan

4 Memadai Tersedia fasilitas telekomunikasi (telepon, pos dan giro) dalam kondisi yang layak untuk digunakan

3 Sedang Tersedia fasilitas telekomunikasi (telepon, pos dan giro) dalam kondisi yang cukup layak untuk digunakan

2 Kurang Memadai Tersedia fasilitas telekomunikasi (telepon, pos dan giro) dalam kondisi yang cukup memadai

1 Tidak Memadai Tidak tersedia fasilitas telekomunikasi Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013


(41)

52

Tabel 3.22

Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Kebersihan

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik Tersedia fasilitas kebersihan di lokasi dengan jarak sangat dekat dengan kondisi yang sangat memadai

4 Baik Tersedia di lokasi, jarak dengan, dengan kondisi memadai.

3 Cukup Tersedia di sekitar lokasi, jarak cukup jauh, dengan kondisi yang cukup memadai. 2 Kurang Tersedia di sekitar lokasi, jarak cukup jauh,

dengan kondisi yang tidak memadai. 1 Sangat Kurang Tidak tersedia fasilitas kebersihan Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013

Tabel 3.23

Harkat Kelas dan Kriteria Sarana Kesehatan

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik Tersedia di lokasi, jarak sangat dekat dengan kualitas dan pelayanan sangat lengkap.

4 Baik Tersedia di lokasi, jarak dekat dengan

kualitas dan pelayanan cukup lengkap. 3 Cukup Tersedia di sekitar lokasi, jarak cukup jauh,

kualitas dan pelayanan cukup lengkap. 2 Kurang Tersedia di sekitar lokasi, jarak cukup jauh,

kualitas dan pelayanan kurang lengkap. 1 Sangat Kurang Tidak tersedia sarana kesehatan.

Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013 Tabel 3.24

Harkat Kelas dan Kriteria Tempat Ibadah

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik Tersedia di lokasi, dengan fasilitas dan kondisi yang sangat layak untuk digunakan 4 Baik Tersedia di lokasi, dengan fasilitas dan


(42)

53

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kondisi yang layak untuk digunakan 3 Cukup Tersedia di sekitar lokasi, dengan fasilitas

dan kondisi yang kurang memadai 2 Kurang Tersedia di sekitar lokasi dengan fasilitas

yang tidak memadai 1 Sangat Kurang Tidak tersedia sama sekali Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013

Tabel 3.25

Harkat Kelas dan Kriteria Tempat Parkir

Harkat Kelas Kriteria

5 Sangat Baik Tersedia di lokasi, dengan fasilitas dan kondisi yang sangat layak untuk digunakan 4 Baik Tersedia di lokasi, dengan fasilitas dan

kondisi yang layak untuk digunakan 3 Cukup Tersedia di sekitar lokasi, dengan fasilitas

dan kondisi yang kurang memadai 2 Kurang Tersedia di sekitar lokasi dengan fasilitas

yang tidak memadai 1 Sangat Kurang Tidak tersedia sama sekali Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013

Didalam penelitian ini ditentukan bahwa bobot terbesar untuk aspek fisik adalah adalah 40 dan terkecil adalah 8. Bobot terbesar untuk aspek aksesibilitas adalah 20 dan terkecil adalah 4. Bobot terbesar untuk aspek sarana dan prasarana adalah 35 dan terkecil adalah 7. Nilai tiap kriteria dalam penelitian ini ditetapkan dengan scoring, skor terendah untuk keseluruhan aspek yaitu 1 dan tertinggi 5. Sedangkan skor berkisar antara 1 sampai 5 dimana besarnya nilai masing-masing kriteria merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap parameter yang berkaitan

Setelah dilakukan pengharkatan terhadap potensi kawasan wisata langkah berikutnya adalah melakukan analisis terhadap pengembangan kawasan wisata yang berpatokan pada harkat dan parameter-parameter yang telah ditentukan. Analisis ini untuk mengetahui seberapa besar potensi pariwisata yang dimiliki Pulau Karimun


(43)

54

sehingga dapat dilakukan pengembangan dan pengelolaan dengan ketentuan kelas sebagai berikut:

Kelas I : Potensi tinggi/sangat menunjang Kelas II : Potensi sedang/menunjang

Kelas III : Potensi rendah/kurang menunjang Kelas IV : Tidak menunjang

Tabel 3.26, 3.27 dan 3.28 berikut merupakan nilai kesesuaian lahan untuk potensi fisik, aksesibilitas dan sarana prasarana.

Tabel 3.26

Niai Kesesuaian Pariwisata Untuk Aspek Fisik

No Parameter Terendah Tertinggi

Nilai Skor Nilai Skor

1 Suhu 1 8 5 40

2 Curah Hujan 1 8 5 40

3 Kebersihan Udara 1 8 5 40

4 Bentuk Lahan 1 8 5 40

5 Tutupan Vegetasi 1 8 5 40

6 Kulaitas Air 1 8 5 40

7 Jarak Sumber Air 1 8 5 40

8 Variasi objek 1 8 5 40

Sumber: Hasil Pengolahan (2013)

Tabel 3.27

Nilai Kesesuaian Pariwisata Untuk Aspek Aksesibilitas

No Parameter Terendah Tertinggi

Nilai Skor Nilai Skor

1 Jenis Jalan 1 4 5 20

2 Waktu Tempuh 1 4 5 20

3 Jarak Tempuh 1 4 5 20

4 Transportasi 1 4 5 20


(44)

55

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.28

Nilai Kesesuaian pariwisata Untuk Aspek Sarana dan Prasarana

No Parameter Terendah Tertinggi

Nilai Skor Nilai Skor

1 Akomodasi 1 7 5 35

2 Rumah makan/restoran 1 7 5 35

3 Sarana Telekomunikasi 1 7 5 35

4 Sarana kebersihan 1 7 5 35

5 Sarana kesehatan 1 7 5 35

6 Tempat Peribadatan 1 7 5 35

8 Tempat Parkir 1 7 5 35

Sumber: Hasil Pengolahan (2013)

Penentuan kelas potensi dukungan terhadap pengembangan objek wisata dilakukan dengan menentukan panjang interval dari hasil perhitungan skor masing-masing variabel dengan menggunakan rumus interval yang dikemukakan oleh Subana, dkk (2000:40).

Keterangan:

P : Panjang Interval R : Rentang Jangkauan K : Banyaknya kelas

Berdasarkan rumus interval tersebut kemudian ditentukan kelas-kelas potensi dukungan dengan ketentuan sebagaimana digambarkan pada Tabel 3.29 di bawah ini:

Tabel 3.29

Penilaian Potensi Fisik yang menunjang Potensi Pariwisata Kelas Tingkat

Penilaian Potensi

Jenjang

Rata-rata Kelas Pemerian

I Sangat

Menunjang

33-40 Suatu kawasan yang sangat tinggi potensi dukungan atraksi wisata terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.


(45)

56

dukungan atraksi wisata terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

III Kurang

Menunjang

17-24 Suatu kawasan yang kurang potensi dukungan atraksi wisata terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

IV Tidak

Menunjang

8-16 Suatu kawasan tidak terdapat potensi dukungan atraksi wisata terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

Sumber : Hasil Pengolahan 2013

Tabel 3.30

Penilaian Potensi Aksesibilitas yang menunjang Potensi Pariwisata Kelas Tingkat Penilaian

Potensi

Jenjang Rata-rata

Kelas Pemerian

I Sangat

Menunjang

17-20 Suatu kawasan yang sangat tinggi potensi dukungan aksesibilitas terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

II Menunjang 13-16 Suatu kawasan yang tinggi potensi dukungan aksesibilitas terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

III Kurang

Menunjang

9-12 Suatu kawasan yang kurang potensi dukungan aksesibilitas terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

IV Tidak Menunjang 4-8 Suatu kawasan yang tidak terdapat potensi dukungan aksesibilitas terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.


(46)

57

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.31

Penilaian Potensi Sarana dan Prasarana yang menunjang Potensi Pariwisata Kelas Tingkat Penilaian

Potensi

Jenjang Rata-rata

Kelas Pemerian

I Sangat

Menunjang 33 – 40

Suatu kawasan yang sangat tinggi potensi dukungan sarana dan prasarana terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

II Menunjang 25 32

Suatu kawasan yang tinggi potensi dukungan sarana dan prasarana terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

III Kurang

Menunjang 17 – 24

Suatu kawasan yang kurang potensi dukungan sarana dan prasarana terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

IV Tidak Menunjang 8 16

Suatu kawasan yang tidak tedapat potensi dukungan sarana dan prasarana terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

Sumber : Hasil Pengolahan 2013

Tabel 3.32

Penilaian Potensi Fisik, Aksesibilitas dan Sarana Prasarana yang Menunjang Potensi Pariwisata

Kelas Tingkat Penilaian Potensi

Jenjang Rata-rata

Kelas Pemerian

I Sangat

Menunjang 83-100

Suatu daya tarik yang memiliki potensi fisik, aksesibilitas dan sarana prasarana yang sangat menunjang terhadap pengembangan pariwisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

II Menunjang 63-80

Suatu daya tarik yang memiliki potensi fisik dan sarana prasarana yang menunjang terhadap pengembangan pariwisata serta didukung dengan aksesibilitas yang cukup memadai.


(47)

58

III Kurang

Menunjang 43-60

Suatu daya tarik yang memiliki potensi fisik, yang menunjang terhadap pengembangan pariwisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan namun kurang didukung oleh sarana prasarana dan aksesibilitas yang memadai.

IV Tidak Menunjang 20-40

Suatu daya tarik yang tidak memiliki potensi fisik, aksesibilitas dan sarana prasarana yang menunjang terhadap pengembangan pariwisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.

Sumber : Hasil Pengolahan 2013

b.Analisis SWOT

Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, dengan menggunakan teknik analisis pengharkatan dan pembobotan, kemudian dilakukan analisis SWOT, yaitu Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threat (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dengan tujuan untuk mengetahui strategi pengembangan, perencanaan dan pengelolaan kawasan pariwisata.

Analisis SWOT memungkinkan untuk mengembangkan model strategi yang didasarkan pada infromasi yang telah dikumpulkan. Analisis SWOT mengasumsikan bahwa organisasi akan mencapai strategi yang sukses dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan hambatan (Ukas, 2006: 215).

SWOT adalah merupakan akronim untuk kata Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan satu persatu yaitu:

a. Kekuatan (Strength), yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki pariwisata. Dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pasar dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya.


(48)

59

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Kelemahan (Weakness), yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi pariwisata.

c. Kesempatan (Opportunties), yaitu semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian nasional atau global yang dianggap memberi peluang bagi pariwisata untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang.

d. Ancaman (Threats), yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi pariwisata, seperti Peraturan Pemerintah yang tidak memberikan kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, penularan penyakit Aids, meningkatnya pelacuran atau gejolak sosial sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour operator asing yang lebih professional, yaitu dengan melihat kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities) dan ancaman (Threats) Kepariwisataan di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Analisis ini di disusun berdasarkan pembobotan dan pengharkatan yang telah dilakukan sebelumnya pada faktor-faktor penentu strategi pengembangan pariwisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam pengembangan dan pengelolaan pariwisata selanjutnya.

c. Analisis Prosentase

Analisis Prosentase adalah untuk mengetahui kencenderungan-kecenderungan jawaban responden dan fenomena-fenomena di lapangan. Adapun rumus prosentase yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

P= x 100% Keterangan :

P = Prosentase

f = Frekuensi tiap kategori jawaban reponden n = Jumlah keseluruhan responden


(49)

60

Jika perhitungan telah selesai dilakukan, maka hasil perhitungan berupa prosentase tersebut dikategorikan menurut kriteria sebagai berikut:

0% : Tidak seorangpun

15% - 24 % : Sebagian kecil 25% - 49% : Hampir setengahnya

50% : Setengahnya

51% - 74% : Sebagian besar 75% - 99% : Hampir seluruhnya 100% : Seluruhnya


(50)

114

T. Putri Tiara, 2013

Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berlandaskan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Studi Analisis Potensi Pariwisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau” maka penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

A.Kesimpulan

1. Potensi Pariwisata di Pulau Karimun a. Potensi Fisik

Berdasarkan hasil pembobotan potensi fisik pariwisata di Pulau Karimun, Total bobot tertinggi untuk potensi fisik ada pada daya tarik wisata Air Terjun Pongkar dengan jumlah 296 dengan mean 37. Dan dengan jumlah ini termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung kepariwisataan.Posisi kedua ada pada daya tarik wisata Pantai Pelawan dengan total 272 dengan mean 34 yang termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung. Posisi ketiga ada pada daya tarik wisata Pantai Pongkar dengan total 248 dengan mean 31 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau mendukung. Posisi keempat ada pada daya tarik wisata Coastal Area dan Sampan Layar Jong dengan total skor 240 dan mean 30 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau menunjang. Posisi kelima ada pada daya tarik wisata Pasar Malam dengan total skor 216 dan mean 27 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau menunjang. Posisi keenam ada pada daya tarik wisata Mesjid Al-Mubaraq dengan total skor 200 dan mean 25 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau menunjang. dan diposisi terakhir ada pada daya tarik wisata prasasti pasir panjang dengan total skor 184 dan mean 23.

b. Potensi Aksesibilitas

Berdasarkan hasil pembobotan potensi aksesibilitas pariwisata di Pulau Karimun, Total bobot tertinggi untuk potensi aksesibilitas ada pada daya tarik wisata


(51)

115

Coastal Area dan Pasar Malam dengan jumlah 80 dan mean 20. Dan dengan jumlah

ini termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung kepariwisataan. Posisi kedua ada pada daya tarik wisata Mesjid Al-Mubaraq dengan total 72 dengan mean 18 yang termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung. Posisi ketiga ada pada daya tarik wisata Sampan Layar Jong dengan total 68 dengan mean 17 yang termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung. Posisi keempat ada pada daya tarik wisata Pantai Pelawan dengan total skor 60 dan mean 15 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau menunjang. Posisi kelima ada pada daya tarik wisata Pantai Pongkar dengan total skor 56 dan mean 14 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau menunjang. Posisi keenam ada pada daya tarik wisata Air Terjun Pongkar dengan total skor 48 dan mean 12 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang menunjang. dan diposisi terakhir ada pada daya tarik wisata prasasti pasir panjang dengan total skor 40 dan mean 10 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang menunjang. c. Potensi Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil pembobotan potensi Sarana dan Prasarana pariwisata di Pulau Karimun. Total bobot tertinggi untuk potensi sarana dan prasarana ada pada daya tarik wisata Coastal Area dengan total skor 231 dan mean 33 yang termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung kepariwisataan. Posisi kedua ada pada daya tarik wisata Mesjid Al-Mubaraq dengan total 175 dengan mean 25 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau mendukung. Posisi ketiga ada pada daya tarik wisata Pasar Malam dengan total 168 dengan mean 24 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang mendukung. Posisi keempat ada pada daya tarik wisata Pantai Pelawan dan Sampan Layar Jong dengan total skor 161 dan mean 23 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang mendukung. Posisi kelima ada pada daya tarik wisata Pantai Pongkar dengan total skor 147 dan mean 21 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang mendukung Posisi keenam ada pada daya tarik wisata Air Terjun Pongkar dengan total skor 119 dan mean 17 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang menunjang.


(1)

114 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berlandaskan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Studi Analisis Potensi Pariwisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau” maka penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

A.Kesimpulan

1. Potensi Pariwisata di Pulau Karimun a. Potensi Fisik

Berdasarkan hasil pembobotan potensi fisik pariwisata di Pulau Karimun, Total bobot tertinggi untuk potensi fisik ada pada daya tarik wisata Air Terjun Pongkar dengan jumlah 296 dengan mean 37. Dan dengan jumlah ini termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung kepariwisataan.Posisi kedua ada pada daya tarik wisata Pantai Pelawan dengan total 272 dengan mean 34 yang termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung. Posisi ketiga ada pada daya tarik wisata Pantai Pongkar dengan total 248 dengan mean 31 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau mendukung. Posisi keempat ada pada daya tarik wisata Coastal Area dan Sampan Layar Jong dengan total skor 240 dan mean 30 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau menunjang. Posisi kelima ada pada daya tarik wisata Pasar Malam dengan total skor 216 dan mean 27 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau menunjang. Posisi keenam ada pada daya tarik wisata Mesjid Al-Mubaraq dengan total skor 200 dan mean 25 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau menunjang. dan diposisi terakhir ada pada daya tarik wisata prasasti pasir panjang dengan total skor 184 dan mean 23.

b. Potensi Aksesibilitas

Berdasarkan hasil pembobotan potensi aksesibilitas pariwisata di Pulau Karimun, Total bobot tertinggi untuk potensi aksesibilitas ada pada daya tarik wisata


(2)

115

Coastal Area dan Pasar Malam dengan jumlah 80 dan mean 20. Dan dengan jumlah

ini termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung kepariwisataan. Posisi kedua ada pada daya tarik wisata Mesjid Al-Mubaraq dengan total 72 dengan mean 18 yang termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung. Posisi ketiga ada pada daya tarik wisata Sampan Layar Jong dengan total 68 dengan mean 17 yang termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung. Posisi keempat ada pada daya tarik wisata Pantai Pelawan dengan total skor 60 dan mean 15 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau menunjang. Posisi kelima ada pada daya tarik wisata Pantai Pongkar dengan total skor 56 dan mean 14 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau menunjang. Posisi keenam ada pada daya tarik wisata Air Terjun Pongkar dengan total skor 48 dan mean 12 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang menunjang. dan diposisi terakhir ada pada daya tarik wisata prasasti pasir panjang dengan total skor 40 dan mean 10 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang menunjang. c. Potensi Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil pembobotan potensi Sarana dan Prasarana pariwisata di Pulau Karimun. Total bobot tertinggi untuk potensi sarana dan prasarana ada pada daya tarik wisata Coastal Area dengan total skor 231 dan mean 33 yang termasuk kedalam kategori potensi tinggi atau sangat mendukung kepariwisataan. Posisi kedua ada pada daya tarik wisata Mesjid Al-Mubaraq dengan total 175 dengan mean 25 yang termasuk kedalam kategori potensi sedang atau mendukung. Posisi ketiga ada pada daya tarik wisata Pasar Malam dengan total 168 dengan mean 24 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang mendukung. Posisi keempat ada pada daya tarik wisata Pantai Pelawan dan Sampan Layar Jong dengan total skor 161 dan mean 23 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang mendukung. Posisi kelima ada pada daya tarik wisata Pantai Pongkar dengan total skor 147 dan mean 21 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang mendukung Posisi keenam ada pada daya tarik wisata Air Terjun Pongkar dengan total skor 119 dan mean 17 yang termasuk kedalam kategori potensi rendah atau kurang menunjang.


(3)

dan diposisi terakhir ada pada daya tarik wisata prasasti pasir panjang dengan total skor 98 dan mean 14 yang termasuk kedalam kategori potensi sangat rendah atau tidak menunjang.

2. Persepsi Wisatawan

Berdasarkan hasil wawancara di lapangan mengenai persepsi wisatawan, peneliti merangkum potensi yang ada menjadi tiga kelompok besar yaitu potensi fisik, potensi aksesibilitas dan potensi sarana dan prasarana. Dari 80 responden yang berasal dari wisatawan yang ditemui dilapangan sebanyak 37,5 % memilih Air Terjun Pongkar sebagai daya tarik wisata dengan potensi fisik paling tinggi, dimana terdapat banyak variasi objek yang menjadi daya tarik bagi wisatawan diantaranya air terjun yang terletak di kaki gunung, kolam pemandian, hutan dengan satwanya dan lain-lain. 41,25 % memilih Coastal Area sebagai daya tarik wisata dengan potensi aksesibilitas paling tinggi dan 60 % juga memilih Coastal Area sebagai daya tarik wisata dengan potensi sarana dan prasarana paling tinggi.

3. Strategi Pengembangan Pariwisata

Hasil analisis SWOT memperlihatkan terdapat beberapa strategi dalam pengembangan daya tarik wisata di Pulau Karimun, yaitu sebagai berikut:

1) Menambah dan memperbaiki kualitas sarana dan prasarana di setiap daya tarik wisata Pulau Karimun.

2) Mengembangkan potensi daya tarik wisata yang dimiliki Pulau Karimun seperti event-event wisata.

3) Membuka jaringan kerjasama dan promosi guna menarik investor untuk dapat mengembangkan wisata di Pulau Karimun


(4)

117

B.Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Dalam pengembangannya Pulau Karimun telah memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi, namun sarana transportasi yang tersedia masih kurang dalam segi kuantitasnya sehingga perlu di tambah agar wisatawan tidak kesulitan dalam mencari transportasi umum memnuju daya tarik wisata.

b. Meningkatkan upaya promosi dengan menggunakan media yang lebih efektif c. Penambahan jumlah sumber daya manusia yang ahli dan profesional dalam

bidang pariwisata.

d. Dapat menjalin kerjasama dengan penanam modal / investor sehingga pariwisata di Pulau Karimun dapat lebih diexplore dan berkembang untuk meningkatkan daya jual pariwisata

e. Memelihara Sarana dan Prasarana yang telah ada agar wisatawan dapat lebih nyaman pada saat tinggal di Pulau Karimun.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

AJ, Muljadi. (2009). KEPARIWISATAAN dan PERJALANAN. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA

E, Maryani. (1991). Pengantar Geografi Pariwisata. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung

H, Marpaung. (2000). Pengetahuan Kepariwisataan: Bandung : Alfabeta H, Marpaung. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.

Ismayanti. (2010), Pengantar Pariwisata. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Damanik, Janianton. (2006). Perencanaan Ekowisata.Yogyakarta : C.V Andi OFFSET.

Pendit, S Nyoman. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramitagt

Yoeti, A Oka. (2008). Perencanaan dan Pengembangan PARIWISATA. Jakarta : PT PRADNYA PARAMITA

Yoeti, A Oka (1996). PEMASARAN PARIWISATA. Jakarta : PT PRADNYA PARAMITA

Yoeti, A Oka (2006). Tours and Travel. Jakarta : PT PRADNYA PARAMITA Damardjati, R.S. (2006). Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramita

Pitana dan Gayatri, (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi Yogyakarta Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito Bandung


(6)

121

Rai Utama dan Mahadewi. (2012). Metodologi Penelitian Pariwisata dan

Perhotelan. Denpasar : ANDI dan UNDHIRA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional),

Prajogo, M. (1976). Pengantar Pariwisata Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pariwisata Departemen Perhubungan.

Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun. (2001). Sejarah Daerah Kabupaten Karimun. Tanjng Balai Karimun.

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Karimun Tahun 2001

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakart: Sinar Grafika Offsets Ukas, M. (2006). Manajemen Konsep Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Agnini

Bandung.

Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

Karimun dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun Tahun 2011 Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten karimun tahun 2010