UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMBELAJARAN “BALS” (Belajar Pada Alam dan Lingkungan Sekitar) : Penelitian Tindakan Kelas di Raudlatul Athfal Al-Shidiq Kubangsari Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, Tahu

(1)

Risma Rahmahwati, 2013

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMBELAJARAN “BALS” (Belajar

Pada Alam dan Lingkungan Sekitar)

(Penelitian Tindakan Kelas di Raudlatul Athfal Al-Shidiq Kubangsari Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, Tahun Ajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Risma Rahmahwati 0802009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Risma Rahmahwati, 2013

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains Anak Taman Kanak-kanak Melalui Pembelajaran

“BALS” (Belajar Pada Alam dan Lingkungan Sekitar)” sepenuhnya karya saya

sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan menjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, April 2013 Yang membuat pernyataan


(3)

Risma Rahmahwati, 2013

RISMA RAHMAHWATI 0802009

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMBELAJARAN “BALS”

(Belajar Pada Alam dan Lingkungan Sekitar)

(Penelitian Tindakan Kelas di RA Al-Shidiq Kubangsari Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Yeni Rachmawati, M. Pd NIP. 19730308 200003 2 001

Pembimbing II

Dr. Badru Zaman, M. Pd NIP. 19740806 200112 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi PG-PAUD

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 19600707 198601 2001


(4)

Risma Rahmahwati, 2013

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

RISMA RAHMAHWATI 0802009

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMBELAJARAN “BALS” (Belajar

Pada Alam dan Lingkungan Sekitar)

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Anak Taman Kanak-kanak Kelompok B di RA Al-Shidiq Kubangsari Manonjaya Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012/2013)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Penguji I,

Hj.Cucu Eliyawati, M.Pd NIP.19701022 199802 2 001

Penguji II,

dr. Nur Faizah Romadona, M.Kes NIP.19701129 200312 2 001

Penguji III,

Dr. Aan Listiana, M,Pd NIP.19720803 200112 2 001

Penguji IV,

I Gusti Komang Arya P, M.Hum NIP.19770312 200812 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 19600707 198601 2001


(5)

Risma Rahmahwati, 2013

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMBELAJARAN “BALS” (Belajar

Pada Alam dan Lingkungan Sekitar)

(Penelitian Tindakan Kelas di Raudlatul Athfal Al-Shidiq Kubangsari Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, Tahun Ajaran 2012-2013)

Risma Rahmahwati (0802009) ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang menunjukkan bahwa kemampuan keterampilan proses sains anak kelompok B RA (Raudlatul Athfal) As-Shidiq masih jauh dari harapan diantaranya karena metode atau model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini, yaitu a) Untuk mengetahui kondisi objektif keterampilan proses sains anak RA Al-Shidiq kelompok B sebelum menggunakan model pembelajaran “Bals”, b) mengetahui implementasi model pembelajaran “Bals” untuk meningkatkan keterampilan proses sains anak kelompok B di RA Al-Shidiq, c) mengetahui keterampilan proses sains anak di RA Al-Shidiq kelompok B setelah menggunakan model pembelajaran “Bals”. Pembelajaran keterampilan proses sains anak selama ini belum memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan secara ilmiah untuk memperoleh pengalaman belajar dari hasil proses sains yang dipelajarinya. Subjek penelitian diambil dari sekelompok anak usia dini kelompok B di Raudlatul Athfal (RA) Al-Shidiq, dengan 11 anak sebagai subjek. Desain penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan dan studi dokumentasi dengan menggunakan model pembelajaran “Bals” sesuai dengan tema yang ada.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis keterampilan proses sains anak kelompok B berkembang baik. Hal ini terlihat dari lembar observasi yang menunjukkan peningkatan dari setiap siklusnya, pada pra siklus yang termasuk kategori K (kurang) berjumlah 9 anak sedangkan 2 anak termasuk kategori C (cukup), pada siklus 1 yang termasuk kategori K (kurang) berjumlah 8 anak, sedangkan 3 anak termasuk kategori C (cukup), pada siklus 2 yang termasuk kategori K (kurang) berjumlah 4 anak, yang termasuk kategori C (cukup) berjumlah 5 anak, dan 2 anak termasuk pada kategori B (baik). Perbaikan tersebut ditunjukkan dengan keterampilan proses sains anak mengidentifikasi, mengelompokkan, menyimpulkan, mengkomunikasikan yang semakin berkembang baik. Dan dari data itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran “Bals” dapat meningkatkan keterampilan proses sains anak.

Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Model Pembelajaran “Bals” (Belajar Pada Alam dan Lingkungan Sekitar), Anak Taman Kanak-kanak.


(6)

Risma Rahmahwati, 2013

DAFTAR ISI

hal ABSTRAK ………...………. KATA PENGANTAR ……….. UCAPAN TERIMAKSIH ………...…….………... DAFTAR ISI ………..……….. DAFTAR TABEL ………...………. DAFTAR GAMBAR ………...………. DAFTAR GRAFIK ………..…... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……….…………... B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ...………..…… C. Tujuan Penelitian ………..………. D. Manfaat Penelitian ………..………...……… E. Struktur Organisasi Skripsi ………...………. BAB II KONSEP KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK TAMAN KANAK-KANAK DAN MODEL PEMBELAJARAN “BALS”

A. Pembelajaran Sains Untuk Anak Taman Kanak-kanak

1. Pengertian Sains ………...

2. Tujuan Pengembangan Pembelajaran Sains di Taman Kanak-kanak .. B. Keterampilan Proses Sains pada Anak Taman Kanak-kanak

1. Definisi Keterampilan Proses Sains ……….

2. Bentuk-bentuk Keterampilan Proses Sains pada Anak Taman

Kanak-kanak ………...……….

C. Belajar dengan Memanfaatkan Alam dan Lingkungan

1. Pengertian Belajar ………...……….

2. Pengertian Alam ………..………

3. Pengertian Lingkungan ………...………. 4. Langkah-langkah Belajar dengan Memanfaatkan Alam dan

Lingkungan ………...………... 5. Pembelajaran Keterampilan Proses Sains dengan Memanfaatkan

Alam dan Lingkungan Sekitar ………...……….. D. Pembelajaran Sains dengan Menggunakan Model Pembelajaran “Bals”

I ii iii vi ix x xi 1 7 7 8 9 10 12 15 17 26 27 27 31 33


(7)

Risma Rahmahwati, 2013

1. Definisi Model Pembelajaran “Bals” ………...… 2. Keutamaan dan Manfaat Model Pembelajaran “Bals” ……...………. 3. Penggunaan Media dalam Model Pembelajaran “Bals” …...………... 4. Langkah-langkah Model Pembelajaran “Bals” ...………. E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ………...……… BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian ………...………... 2. Subjek Penelitian ………...………..

B. Desain Penelitian ………...………

C. Metode Penelitian ………..

D. Penjelasan Instilah ...……….. E. Instrument Penelitian ………. F. Teknik Pengumpulan Data ……...………...

1. Observasi ……….

2. Studi Dokumentasi ………...

G. Analisis Data ………..

1. Reduksi Data ………

2. Mendeskipsikan Data/Display Data ……….

3. Penarikan Kesimpulan ……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………..

1. Kondisi Umum Lapangan ………

2. Kondisi Awal Keterampilan Proses Sains Anak Kelompok B di RA

Al-Shidiq ………..

3. Implementasi Pelaksanaan Model Pembelajaran “Bals” untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Anak Kelompok B RA

Al-Shidiq ………..

B. Pembahasan ……….

1. Kondisi Awal Keterampilan Proses Sains Anak Kelompok B RA Al-Shidiq Sebelum diterapkan Model Pembelajaran “Bals”……… 2. Pelaksanaan Model Pembelajaran “Bals” untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains Anak Kelompok B RA Al-Shidiq ……… 3. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Anak Kelompok B RA Al-Shidiq Sesudah diterapkan Model Pembelajaran “Bals”……….

34 35 37 39 40 42 42 42 46 47 48 56 56 56 57 57 57 57 59 59 61 63 84 84 86


(8)

Risma Rahmahwati, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan ………...

B. Rekomendasi ………...

LAMPIRAN

88

96 97


(9)

Risma Rahmahwati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini sangat penting dilakukan karena pendidikan bagi anak usia dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yang ditandai dengan perkembangan karakter positif, budi pekerti luhur, pandai, dan terampil. Berdasarkan landasan keilmuan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa perkembangan intelektual anak usia 4 tahun telah mencapai 50%, pada usia 8 tahun mencapai 80% dan mencapai 100% pada usia sekitar 18 tahun. Pesatnya perkembangan yang terjadi pada masa anak inilah yang biasa disebut sebagai masa keemasan atau masa “golden age”. (Depdiknas, 2004)

Sejalan dengan pernyataan diatas, Erikson (Syaodih, 2003:6) memandang periode usia 4-6 tahun sebagai fase sense of initiative. Sedangkan Froebel (Solehudin dan Hatimah, 2007: 194) mengemukakan bahwa masa anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, dan merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia (a noble and malleable phase of human life). Dengan demikian masa usia anak dari 4-6 tahun ini sering dipandang sebagai masa emas. Rentangan usia anak tersebut dalam pendidikan formal berada pada lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal.

Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan formal. Sesuai dengan karakteristiknya pada usia ini anak sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental dalam berbagai aspek, baik fisik maupun psikisnya bagi kehidupan selanjutnya. Anak pada masa ini memiliki karateristik tersendiri, anak sangat aktif, dinamis, memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi terhadap apa yang dilihat dan apa yang didengarnya dan seakan tidak berhenti untuk belajar.

Permendiknas nomor 58 tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa, perkembangan anak belangsung secara berkesinambungan yang


(10)

Risma Rahmahwati, 2013

berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara konsisten.

Salah satu aspek perkembangan anak yaitu perkembangan kognitif yang memiliki peranan penting ketika anak dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan berfikir. Dalam proses pembelajaran seringkali anak dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan masalah. Kegiatan tersebut dapat dilakukan anak secara fisik, seperti mengamati penampilan obyek yang berupa wujud atau karakteristik dari obyek tersebut. Tetapi lebih lanjut anak dituntut untuk menanggapinya secara mental melalui kemampuan berfikir, khususnya mengenai konsep, kaidah atau prinsip atas obyek masalah dan pemecahannya. Ini berarti aktivitas dalam belajar tidak hanya menyangkut masalah fisik semata, tetapi yang lebih penting adalah keterlibatannya secara mental yaitu aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi kognitif. (Nugraha 2008:32)

Aspek perkembangan kognitif salah satunya dapat dikembangkan melalui keterampilan proses sains, sesuai dengan keterampilan proses sains yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak sesungguhnya mengarah pada tujuan pengembangan pembelajaran sains untuk anak usia dini yaitu agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga diharapkan anak lebih berminat untuk menghayati keterampilan proses sains. Booth (dalam Winarti & Karyadi 2003:3) menyatakan bahwa pengajaran sains harus mementingkan proses berfikir dari pada isi atau konsep, namun bukan berarti isi atau konsep tersebut tidak penting. Keterampilan proses sains yang sesungguhnya tidak hanya berupa konsep


(11)

Risma Rahmahwati, 2013

dan hapalan yang sebatas produk, seperti diutarakan di atas harus lebih difokuskan pada proses dan tidak hanya berpusat pada guru, dalam hal ini perhatian anak menjadi tidak fokus. Karena anak tidak diajak terlibat langsung dalam keterampilan proses sains tersebut.

Dalam pembelajaran keterampilan proses sains yang sesungguhnya anak-anak harus diajarkan bagaimana merasakan, mengalami, dan mencoba berbagai fenomena alam, karena kegiatan yang berhubungan dengan eksperimen ini akan mengacu kreatifitas anak. Anak juga akan belajar untuk berani mencoba yang merupakan suatu sifat mental yang kini sangat berharga dalam dunia sains. Kalau kegiatan keterampilan proses sains dilakukan oleh anak sejak masa kanak-kanak, maka ini akan menjadi potensi besar dalam memori masa kecil yang menyenangkan.

Secara teoritis anak usia dini seyogyanya memiliki keterampilan proses yang memadai seperti keterampilan mengobservasi meliputi mengidentifikasi ciri suatu benda, mengidentifikasi perbedaan dan persamaan benda, mencocokan gambar dengan tulisan, mengurutkan dan memberikan uraian tentang benda dan peristiwa tertentu. Selain itu, dalam keterampilan menggolongkan anak diharapkan mampu menggolongkan dan mengamati persamaan, perbedaan dan hubungan serta pengelompokkan objek berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. Pada keterampilan mengkomunikasikan anak diharapkan mampu menyampaikan sesuatu baik secara lisan maupun tulisan, sedangkan dalam keterampilan memprediksi/meramalkan anak diharapkan mampu membuat dugaan berdasarkan pola-pola tertentu (sebab-akibat) dan mengantisipasi suatu peristiwa berdasarkan pola atau kecenderungan. (Nugraha 2008:125).

Pentingnya pengembangan pembelajaran keterampilan proses sains pada anak usia dini bisa dilakukan dengan memberikan berbagai pengalaman-pengalaman yang bermakna bagi anak sehingga akan dibawa oleh anak selama hidupnya. Namun kenyataannya banyak sebagian yang menyatakan bahwa pembelajaran sains hanya sekedar kumpulan teori saja. Selain itu proses pembelajaran yang terjadi saat ini masih menggunakan metode ceramah sehingga anak hanya berada dalam ruangan


(12)

Risma Rahmahwati, 2013

tanpa menikmati alam dan lingkungan sekitar sebagai sarana belajar berpikir mereka. Menulis, menggambar, berhitung, membaca adalah sebuah rutinitas yang dilaksanakan didalam kelas. Anak terlihat jenuh dengan pembelajaran yang terjadi sekarang yang akibatnya anak tidak aktif dalam berfikir sehingga anak tidak mempunyai sifat berpikir kritis. Amin (dalam Tapilow & Saepudin 2008:303)

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 5 Juni 2012 dengan guru Kelompok B RA (Raudlatul Athfal) Al-Shidiq, diperoleh informasi tentang kondisi keterampilan proses sains anak di kelas. Berdasarkan informasi tersebut keterampilan proses sains anak di kelompok B masih jauh dari harapan. Seperti terlihat pada keterampilan proses sains mengamati, mengklasifikasikan, membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan masih rendah. Hal ini terlihat pada kegiatan keterampilan proses sains untuk Anak Taman Kanak-kanak yang belum disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, seperti pada aspek perkembangan kognitif anak sudah mulai mengenal konsep jumlah, warna, ukuran dan lain-lain. Mengetahui adanya kondisi tersebut peneliti mencoba mendeteksi apa penyebab ketidaktercapaian tujuan tersebut antara lain disebabkan karena metode atau model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, kurangnya lingkungan yang melibatkan anak dalam kegiatan pembelajaran keterampilan proses sains, proses pembelajaran masih kaku dan kurang menarik minat anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran keterampilan proses sains.

Pada umumnya permasalahan keterampilan proses sains anak taman kanak-kanak diantaranya anak belum mampu mengidentifikasi persamaan benda, membedakan rasa, bau, suara, tekstur dan warna. Anak juga belum mampu mengidentifikasi persamaan menjelaskan peristiwa secara berurutan sesuai pola atau kecenderungan, anak belum mampu menjelaskan hubungan suatu peristiwa, anak belum mampu menghubungkan lambang bilangan dengan benda. Selain itu juga anak belum mampu mengantisifasi peristiwa berdasarkan kecenderungan tertentu serta anak belum mampu mengkomunikasikan atau menyampikan pengetahuannya baik


(13)

Risma Rahmahwati, 2013

secara lisan maupun tulisan kepada guru, teman sebaya, orang tua dan orang dewasa lainnya.

Temuan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Nurfarida (2012:113) pembelajaran keterampilan proses sains anak TK masih cenderung menggunakan metode ceramah, menginformasikan materi hanya satu arah tanpa memberikan kesempatan pada anak untuk bertanya. Selanjutnya menurut Kharningsih (2009:5) bahwa kenyataan dilapangan menunjukan pembelajaran keterampilan proses sains masih bersifat mentransper materi-materi berupa fakta-fakta sains yang bersifat produk dan mengesampingkan kemampuan keterampilan proses. Sedangkan menurut Ronawati (2012:6) bahwa pada pembelajaran keterampilan proses sains metode atau cara yang disampaikan kurang menarik dan media tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Menyikapi hal tersebut, RA (Raudlatul Athfal) Al-Shidiq sebagai salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang selayaknya mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh potensi anak termasuk mengembangkan kemampuan keterampilan proses sains anak. Dalam proses belajar mengajar kebanyakan guru hanya terpaku pada lembar kegiatan siswa sebagai salah satunya sumber belajara mengajar. Oleh karena itu pengenalan keterampilan proses sains selama ini ini kurang menggembirakan, karena kemampuan sains anak belum mencapai hasil yang baik. Dalam pembelajaran keterampilan proses sains masih banyak kekurangan-kekurangan, terutama kurang melibatkan anak dalam melakukan proses sains. Kegiatan-kegiatan keterampilan proses sains dapat dilakukan oleh anak yaitu menguasai atau keterampilan cara (metode) pengenalan dan perolehan sains, seperti melakukan pengamatan, mengklasifikasi benda berdasarkan fungsi; menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik, menyimpulkan hasil pengamatan, dan mencoba mengkomunikasikannya dengan bahasa yang sederhana. Dalam penelitian ini, keterampilan proses sains yang dikembangkan meliputi: mengamati, mengklasifikasikan, membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan, dengan merujuk pada pendapat Nugraha (2008:125).


(14)

Risma Rahmahwati, 2013

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, media pembelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajara dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa. Pemilihan dan penentuan model pembelajaran yang di anggap terbaik tergantung pada tujuan yang hendak dicapai, situasi penunjang, dukungan sumber alat dan bahan, serta kemampuan guru dalam mengorganisasikan dan melaksanakannya. Pada umumnya semua model pembelajaran baik, tergantung pada aspek-aspek yang ingin dicapai dan mempengaruhinya. (Saepudin 2009).

Peneliti merasa tertarik dengan model pembelajaran “Bals” (Belajar Alam Lingkungan Sekitar) dengan ruang lingkup pengembangan keterampilan proses sains. Menurut Rachmawati (2012:2) Model pembelajaran “Bals” (Belajar Alam Lingkungan Sekitar), merupakan satu model pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini yang telah dikembangkan untuk mengantisipasi persoalan yang muncul di lapangan berkenaan dengan keterbatasan para guru dalam memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan yang berlimpah disekitarnya.

Selain itu model pembelajaran “Bals” (Belajar Alam Lingkungan Sekitar) dengan pengembangan lain telah digunakan sebelumnya oleh Rachmawati (2012) dengan pengembangan kreativitas dan peneliti merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang “Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Anak Taman Kanak-kanak dengan menggunakan model pembelajaran “Bals” (Belajar Alam Lingkungan Sekitar)”.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis melakukan penelitian untuk mendalami keterampilan proses sains pada anak usia Taman Kanak-kanak dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterempilan Proses Sains dengan menggunakan model


(15)

Risma Rahmahwati, 2013

Pembelajaran “Bals” (Belajar Alam Lingkungan Sekitar) dengan Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Raudlatul Athfal (RA) Kelompok B di RA Al-Shidiq Kubangsari Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Tahun Ajaran 2012-2013”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dalam proses penelitian diperlukan suatu proses identifikasi terhadap faktor-faktor yang bisa mempengaruhi permasalahan yang sedang diteliti, sehingga lebih mudah dan jelas. Oleh karena itu, peneliti mengidentifikasi masalah tersebut dipengaruhi faktor-faktor yang diantaranya, metode atau model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, kurangnya lingkungan yang melibatkan anak dalam kegiatan pembelajaran keterampilan proses sains, proses pembelajaran masih kaku dan kurang menarik minat anak untuk mengikuti kegiatan pembelajaran keterampilan proses sains. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut peneliti menuangkan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana kondisi objektif keterampilan proses sains anak di RA Al-Shidiq kelompok B sebelum menggunakan model pembelajaran “Bals” ?

b. Bagaimana implementasi model pembelajaran “Bals” untuk meningkatkan

kemampuan proses sains anak kelompok B di RA Al-Shidiq?

c. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sains anak di RA Al-Shidiq kelompok B setelah menggunakan model pembelajaran “Bals” ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kondisi objektif keterampilan proses sains anak RA Al-Shidiq kelompok B sebelum menggunakan model pembelajaran “Bals”.

b. Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran “Bals” untuk

meningkatkan keterampilan proses sains anak kelompok B di RA Al-Shidiq. c. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains anak di RA

Al-Shidiq kelompok B setelah menggunakan model pembelajaran “Bals”. D. Manfaat Penelitian


(16)

Risma Rahmahwati, 2013

Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat memperoleh manfaat, khususnya bagi guru TK, bagi peneliti dan umumnya bagi semua pihak yang memerlukan hasil penelitian ini. Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah pemahaman pengetahuan tentang Model pembelajaran “Bals” (Belajar Alam Lingkungan Sekitar) terhadap keterampilan proses sains anak usia TK. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan referensi di bidang pendidikan, terutama bagi pendidikan anak usia dini. Hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi masukan untuk menambah dan memperkaya pembelajaran membaca dini pada anak TK.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Menambah pengalaman dan wawasan keilmuan dalam cara meningkatkan keterampilan proses sains dengan menggunakan metode “Bals” (Belajar Alam Lingkungan Sekitar), yang menyenangkan bagi anak.

b. Bagi anak

Dapat membantu meningkatkan keterampilan proses sains pada anak usia dini khususnya anak Taman Kanak-kanak.

c. Bagi guru

Sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya meningkatkan keterampilan proses sains pada anak Taman Kanak-kanak dengan

menggunakan model pembelajaran “Bals” (Belajar Alam Lingkungan

Sekitar). d. Bagi orang tua

Sebagai masukan pembelajaran keterampilan proses sains yang menyenangkan bagi anak sehingga anak termotivasi untuk belajar.


(17)

Risma Rahmahwati, 2013

Merupakan salah satu alternatife strategi pembelajaran dalam meningkatkan kualitas anak didik, dan khususnya dalam keterampilan proses sains di Taman Kanak-kanak.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut dibawah ini adalah gambaran umum dari bab ke bab isi dari penulisan skripsi ini :

Bab 1. Pendahuluan, pada bab ini mengemukakan tentang : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian, Struktur Organisasi Skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, Menguraikan tentang teori-teori dan konsep tentang masalah yang sedang diteliti.

Bab III Metode Penelitian, pada bab ini mengemukakan tentang : Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instumen Penelitian, Proses Pengembangan Instumen, Teknik pengumpulan Data dan Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini mengemukakan tentang : Pengolahan dan Analisis Data, Pembahasan Data dan Analisis Temuan.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, pada bab ini mengemukakan tentang : Kesimpulan yang akan diambil dan Saran atau Rekomendasi yang diberikan.


(18)

Risma Rahmahwati, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah Raudatul Athfal (RA) Al-Shifiq yang beralamat di Kp. Kubangsari RT/RW 018 Desa Gunajaya Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak didik di Raudatul Athfal (RA) Al-Shidiq yang berjumlah 9 anak. Adapun jumlah anak perempuan sebanyak 4 anak sedangkan jumlah anak laki-laki sebanyak 5 anak.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan model Elliot yang terdiri atas komponen penelitian tindakan (perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi) dalam suatu sistem spiral yang sering terkait. Aqib (2008: 24) menyatakan bahwa Model ini lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri atas beberapa aksi yaitu tiga sampai lima aksi. Sementara itu setiap aksi kemungkinan terdiri atas beberapa langkah atau step yang terealisasi dalam bentuk kegiatan mengajar.

Pemilihan riset aksi Model Elliot dianggap sudah lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, karena didalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi memungkinkan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada Penelitian Tindakan Kelas Model Elliot ini, agar terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf didalam pelaksanaan aksi atau proses belajar-mengajar.


(19)

Risma Rahmahwati, 2013

Siklus dilaksanakan secara berkesinambungan hingga peneliti mendapatkan solusi untuk memecahkan permasalahan yang muncul secara optimal, sehingga proses pembelajaran dapat meningkat ke arah yang lebih baik lagi.

Adapun siklus tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Riset Aksi Model Elliot

(Muslihuddin 2009:71)

Berdasarkan gambar alur penelitian tindakan kelas diatas, terdapat 4 (empat) tahap yang lazim dilalui dalam model penelitian ini. Tahap tersebut dijabarkan dalam langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Perencanaan.

Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian tindakan kelas, dimana peneliti dan guru melakukan beberapa perencanaan yang berkaitan dengan

Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan Perencanaan

Pengamatan Siklus 1


(20)

Risma Rahmahwati, 2013

waktu dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan. Tahap perencanaan ini terdiri dari menyiapkan rancangan pembelajaran melalui kegiatan yang akan dilaksanakan di RA (Raudlatul Athfal) tersebut, membuat skenario pembelajaran dan Satuan Kegiatan Harian (SKH), menyiapkan pedoman observasi

ketreampilan proses sains terhadap model pembelajaran “Bals”.

Perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus I sebagai berikut:

a. Guru mengangkat tema/topik bahasan dari alam dan lingkungan sekitar anak yaitu tentang tanaman padi yang dilakukan disawah letaknya berada disekitar lingkungan sekolah (tahap pertama)

b. Guru bercerita, berdiskusi tentang tanaman padi dan manfaatnya yang dilakukan disawah. (tahap ke dua)

c. Anak dipersiapkan dan diajak melakukan pengamatan tentang tanaman padi yang dilakukan disawah. (tahap ke tiga)

d. Guru mengaktifkan multisensoris anak dengan cara anak diajak langsung untuk melihat tanaman padi yang ada disawah, mencoba langsung menanam tanaman padi disawah, berdiskusi tentang manfaat tanaman padi yang dilakukan disawah. (tahap ke empat)

Pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II sebagai berikut:

1) Guru mengangkat tema/topik bahasan dari alam dan lingkungan sekitar anak yaitu tentang tanaman biji kacang tanah letaknya berada di kebun sekitar lingkungan sekolah. (tahap pertama)

2) Guru bercerita, berdiskusi tentang tanaman biji kacang tanah yang dilakukan di kebun. (tahap ke dua)

3) Anak dipersiapkan dan diajak melakukan pengamatan tentang tanaman biji kacang tanah yang dilakukan di kebun. (tahap ke tiga)

4) Guru mengaktifkan multisensoris anak dengan cara anak diajak langsung untuk melihat tanaman biji kacang tanah yang berada di kebun, mencoba


(21)

Risma Rahmahwati, 2013

langsung menanam tanaman biji kacang tanah, berdiskusi tentang ciri-ciri tanaman biji kacang tanah yang dilakukan di kebun. (tahap ke empat)

2. Pelaksanaan.

Tahap ini merupakan kegiatan nyata atau implementasi kegiatan pembelajaran keterampilan proses sains terhadap model pembelajaran “Bals”. Dengan demikian segala persiapan harus dipastikan sudah lengkap, guru harus mengingat kegiatan yang sudah direncanakan dalam rancangan. Pada tahap ini, guru berperan sebagai fasilitator, motivator, observatory dan evaluator terhadap kegiatan yang tengah berlangsung. Pelaksanaan tindakan yang akan disampaikan pada anak sebagai berikut:

a. Membuat perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran “Bals” dengan tema “Tanaman”, sub tema “Tanaman Padi”,

Topik “Manfaat tanaman padi”

Keterampilan proses sains yang akan dikembangkan dengan menggunakan

model pembelajaran “Bals” yaitu:

Mengamati terdiri dari: mengidentifikasi ciri-ciri tanaman padi, mengidentifikasi perbedaan tanaman padi, memberikan uraian mengenai manfaat tanaman padi secara sederhana. Mengelompokkan terdiri dari: mengelompokkan tanaman padi berdasarkan bentuk, mengelompokkan tanaman padi berdasarkan warna, menunjuk tanaman padi yang memiliki kesamaan. Menyimpulkan terdiri dari: menyimpulkan apa yang terjadi berdasarkan pengamatan, memahami pendapat teman. Menceritakan/mengkomunikasikan terdiri dari: menceritakan kembali cerita, menceritakan tentang penanaman padi secara sederhana. Untuk keterampilan proses sains yang lain tetap dikembangkan tetapi tidak diamati secara khusus karena disesuaikan dengan kebutuhan (tujuan pembelajaran) dan waktu yang tersedia.

b. Mengembangkan skenario pembelajaran tentang ”tanaman padi”

c. Menyiapkan format observasi pembelajaran dalam hal ini observasi terhadap kemampuan anak dan guru.


(22)

Risma Rahmahwati, 2013

3. Pengamatan.

Tahap ini dilaksanakan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Pada tahap ini guru dan peneliti, berperan sebagai observer dan evaluator. Guru dan peneliti bersama-sama mengamati dan mendokumentasikan (mencatat dan merekam) proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang muncul selama kegiatan tersebut berlangsung. Hasil pengamatan ini akan dijadikan bahan analisis dan dasar refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan alat perekam seperti kamera dan video seobjektif mungkin, karena keterbatasan peneliti dan guru kurang mampu mengingat kegiatan-kegiatan yang telah berlangsung dalam proses pembelajaran

4. Refleksi.

Tahap ini merupakan tahap kegiatan mengkaji semua informasi yang diperoleh dari penelitian. Kegiatan refleksi dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru untuk mendiskusikan hasil dari kegiatan yang sudah dilakukan. Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Pelaksanaan refleksi diusahakan tidak boleh lebih dari 24 jam, artinya begitu selesai observasi atau pengamatan langsung diadakan refleksi.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Dikatakan penelitian tindakan kelas karena penelitian ini merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto 2010:130). Masih menurutnya penelitian tindakan kelas merupakan metode dan proses untuk menjebatani antara teori dan praktek. Dan dapat mengkaji permasalahan secara praktis, memecahkan masalah yang dihadapi. Kegiatan yang dimunculkan ini adalah untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi didalam kelas. Pendapat diatas dapat dipahami bahwa penelitian tindakan kelas bertujuan untuk


(23)

Risma Rahmahwati, 2013

memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang optimal. Masalah di RA (Raudlatul Athfal) yang diteliti adalah kurang optimalnya keterampilan proses sains pada sejumlah anak kelas B, maka penelitian difokuskan pada peningkatan keterampilan proses sains anak taman kanak-kanak melalui model

pembelajaran “Bals”.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Syaodih (2005:60). Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas, sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok. Demikian pula pendapat Moleong (dalam Arikunto 2010:22) yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oelh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya (sumber data). Sumber data penelitian kualitatif adalah manusia atau orang dan yang bukan mausia. D. Penjelasan Istilah

Untuk membatasi dan memfokuskan penelitian maka, peneliti membuat penjelasan tentang Sains, keterampilan proses sains, dan model pembelajaran “Bals” sebagai berikut:

1. Bahwa sains bukan hanya kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup yang dilakukan dengan percobaan dan pengamatan, tetapi juga menyangkut cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari serta kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.(Nugraha 2008:3)

2. Penelitian keterampilan proses sains yang dikembangkan meliputi: mengamati, mengklasifikasikan, membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan, dengan merujuk pada pendapat Nugraha (2008:125). Untuk keterampilan proses sains yang lain tetap dikembangkan tetapi tidak diamati secara khusus karena disesuaikan dengan kebutuhan (tujuan pembelajaran) dan waktu yang tersedia.


(24)

Risma Rahmahwati, 2013

3. Model Pembelajaran “Bals” (Belajar Alam Lingkungan Sekitar) merupakan

suatu model pembelajaran untuk mengembangkan potensi dan kemampuan perkembangan anak yang memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.(Rachmawati 2012:2)

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 160), instrument penelitian memiliki pengertian sebagai berikut, yakni :

“Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya pada saat penelitian lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah.”

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan format observasi dengan keteranpilan proses sains, yakni memiliki tingkatan dalam penilaianya antara lain terdapat tiga tingkatan yaitu: berkembang baik, dalam proses dan perlu stimulasi.

Adapun langkah-langkah dalam menyusun format observasi dengan keterampilan proses sains ini adalah sebagai berikut :

a. Penulis menyusun dan membuat kisi – kisi instrumen penelitian

b. Menyusun pedoman instrumen dengan mengacu pada kisi – kisi instrument yang telah disusun sebelumnya.

c. Melakukan judgment instrument dengan berkonsultasi pada para ahli. d. Melakukan penyempurnaan terhadap pedoman instrumen (Observasi). e. Menggunakan instrumen untuk melakukan penelitian di lokasi penelitian.


(25)

Risma Rahmahwati, 2013

Tabel 3.1

Pedoman Model Pembelajaran “BALS” (Belajar Pada Alam dan Lingkungan Sekitar)

Variabel Sub Variabel Indikator Teknik

Pengumpulan Data

Sumber Data Model

Pembelajaran

“Bals”

Mengangkat tema/topik bahasan dari alam dan lingkungan sekitar anak

Langkah pertama

Guru menentukan tema/topik bahasan dari alam dan lingkungan sekitar anak

Observasi Guru

Bercerita, berdiskusi tentang topik

Langkah kedua

Guru bercerita, berdiskusi tentang topik

Observasi Guru

Menggunakan alam atau lingkungan sekitar anak sebagai media pembelajaran

Guru menggunakan alam atau lingkungan sekitar anak sebagai media pembelajaran

Observasi Guru

Mengaktifkan multisensoris (panca indera)

Guru mengaftifkan multisensoris (panca indera) anak


(26)

Risma Rahmahwati, 2013

Tabel 3.2 Kisi- kisi Instrumen

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Anak Taman Kanak-kanak Melalui Model

Pembelajaran “Bals” (Belajar Pada Alam dan Lingkungan Sekitar)

Variabel Sub Variabel Indikator Teknik

Pengumpulan Data Sumber Data Keterampilan Proses Sains Mengidentifikasi (mengamati)

1. Anak mengidentifikasi ciri-ciri benda tertentu

2. Anak mengidentifikasi perbedaan benda tertentu

3. Anak dapat memberikan uraian mengenai manfaat benda tertentu secara sederhana

Observasi Guru

Mengelompokkan (mengklasifikasikan)

4. Anak dapat mengelompokkan benda tertentu berdasarkan bentuk 5. Anak dapat mengelompokkan

benda tertentu berdasarkan warna 6. Anak dapat menunjuk benda

tertentu yang memiliki kesamaan

Observasi Guru

Menyimpulkan

(membuat kesimpulan)

7. Anak dapat menyimpulkan apa yang terjadi berdasarkan pengamatan

8. Anak dapat memahami pendapat teman

Observasi Guru

Menceritakan

(mengkomunikasikan)

9. Anak dapat menceritakan kembali cerita

10.Anak dapat menceritakan tentang benda tertentu secara sederhana

Observasi Guru

Sumber :

Depdiknas. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal. Depdiknas: Jakarta.

Nugraha, Ali (2008). Pengembangan Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung: Jilsi Foundation Pembelajaran

Rachmawati (2012). Model Pembelajaran Belajar Alam Lingkungan Sekitar (Bals). Bandung.


(27)

Risma Rahmahwati, 2013

Berdasarkan pada kisi-kisi diatas, maka instrumen yang dibuat adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi untuk guru dan anak yang dikembangkan dalam format-format sebagai berikut:

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Guru Sebelum Penggunaan Model Pembelajaran “Bals”

Nama : ……….. Hari/Tanggal : ……….. Jabatan : ………..

Pertanyaan :

1. Bagaimana keterampilan proses sains pada anak kelompok B di RA Al-Shidiq?

………

2. Keterampilan proses apa saja yang dikembangkan di RA Al-Shidiq kelompok B?

... 3. Apakah semua keterampilan proses sains sudah sesuai dengan harapan?

………

4. Jika ada keterampilan proses yang belum dikuasai, apa saja?

……… ………

5. Media apa saja yang digunakan dalam menyampaikan keterampilan proses?

……… ………

6. Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan keterampilan proses anak?


(28)

Risma Rahmahwati, 2013

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara Guru Setelah Penggunaan Model Pembelajaran “Bals”

Nama : ……….. Hari/Tanggal : ……….. Jabatan : ………..

Pertanyaan :

1. Apakah ibu pernah mendengar model pembelajaran “Bals”?

………

2. Apa pendapat ibu mengenai model pembelajaran “Bals”?

………

3. Bagaimana perasaaan ibu ketika mengajar menggunakan model pembelajaran

“Bals” di kemlompok B?

………

4. Model pembelajaran apa saja yang pernah dilakukan guru untuk pembelajaran keterampilan proses sains?

………

5. Apa yang menjadi dasar pertimbangan guru memilih model pembelajaran tersebut?

………

6. Menurut pengamatan ibu, apakah anak terlihat senang dengan model pembelajaran yang diterapkan dikelas selama ini?

………

7. Kendala apa yang ditemui dalam pembelajaran keterampilan proses sains?


(29)

Risma Rahmahwati, 2013

Tabel 3.5

Pedoman Observasi Anak selama Kegiatan Pembelajaran

Nama : ……….. Kelompok: …………. Hari/Tanggal : ………...

Tempat : ……….. Nama Observer : ………...

Keterampilan Proses

Sains Indikator

Penilaian

Ket

1 2 3

Mengidentifikasi (mengamati)

1. Anak mengidentifikasi ciri-ciri benda tertentu

2. Anak mengidentifikasi perbedaan benda tertentu 3. Anak dapat memberikan uraian

mengenai manfaat benda tertentu secara sederhana

Mengelompokkan (mengklasifikasikan)

4. Anak dapat mengelompokkan benda tertentu berdasarkan bentuk

5. Anak dapat mengelompokkan benda tertentu berdasarkan warna

6.Anak dapat menunjuk benda tertentu yang memiliki kesamaan

Menyimpulkan (membuat kesimpulan)

7.Anak dapat menyimpulkan apa yang terjadi berdasarkan pengamatan

8.Anak dapat memahami pendapat teman

Menceritakan

(mengkomunikasikan)

9.Anak dapat menceritakan kembali cerita

10.Anak dapat menceritakan tentang benda tertentu secara sederhana

Keterangan:

Nilai 1 : anak melakukan kegiatan dengan selalu dibantu oleh guru Nilai 2 : anak melakukan kegiatan dengan sekali-kali dibantu guru


(30)

Risma Rahmahwati, 2013

Tabel 3.6

Pedoman Observasi Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Nama : ……… Hari/Tanggal: …………

Tema/Topik : ……… Tempat : ……… Nama Observer : ………

No Uraian Ya Tidak Keterangan

1 Guru menjelaskan tema/topik bahasan dari alam dan lingkungan sekitar anak

2 Guru menyampaikan tema pembelajaran 3 Guru memberikan apersepsi berdasarkan

tema berisi tentang hal-hal yang anak-anak alami berkaitan dengan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan

4 Guru bercerita tentang tema/topik 5 Guru melakukan tanya jawab berkaitan

tema/topik

6 Guru melakukan demontrasi tentang apa yang dikerjakan

7 Guru mengarahkan anak untuk mengikuti langkah kegiatan

8 Guru mengajak anak untuk bermain dengan memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar 9 Guru memberikan stimulus pada anak agar

panca indera bisa berkembang

10 Guru mengkoordinasikan anak didik pada suasana menyenangkan

11 Guru memberikan evaluasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan


(31)

Risma Rahmahwati, 2013

Tabel 3.7

Perbandingan Observasi Kemampuan Keterampilan Proses sains Anak Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Keterampilan Proses

Sains Indikator

Indikator

Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Mengidentifikasi (mengamati)

1. Anak mengidentifikasi ciri-ciri benda tertentu 2. Anak mengidentifikasi

perbedaan benda tertentu 3. Anak dapat memberikan

uraian mengenai manfaat benda tertentu secara sederhana

Mengelompokkan (mengklasifikasikan)

4. Anak dapat

mengelompokkan benda tertentu berdasarkan bentuk

5. Anak dapat

mengelompokkan benda tertentu berdasarkan warna

6. Anak dapat menunjuk benda tertentu yang memiliki kesamaan

Menyimpulkan (membuat kesimpulan)

7. Anak dapat

menyimpulkan apa yang terjadi berdasarkan pengamatan

8. Anak dapat memahami pendapat teman

Menceritakan

(mengkomunikasikan)

9.Anak dapat menceritakan kembali cerita

10.Anak dapat menceritakan tentang benda tertentu secara sederhana

Keterangan:

Nilai 1 : anak melakukan kegiatan dengan selalu dibantu oleh guru Nilai 2 : anak melakukan kegiatan dengan sekali-kali dibantu guru


(32)

Risma Rahmahwati, 2013

F. Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini antara lain:

1. Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiono 2011:145) mengemukakan bahwa,observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologi dan psikhologis.

Observasi atau pengamatan dimaksudkan untuk memperoleh data mengunakan alat indra secara langsung atau suatu teknik yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak. (Syaodih 2005: 220).

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan teknik observasi terstuktur. Sugiono (2011: 146) mengemukakan bahwa observasi terstuktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dengan format penilaian mengunakan alat obsevasi.

Observasi digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang lebih mendalam tentang keterampilan proses sains anak. Observasi ini dilakukan oleh peneliti sebelum, pada saat dan sesudah diterapkannya kegiatan model pembelajaran

“Bals” untuk mengembangkan keterampilan proses sains anak di RA (Raudlatul Athfal) Al-Shidiq Kubangsari Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.

2. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Studi dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari penerapan kegiatan model pembelajaran “Bals” untuk mengembangkan keterampilan proses sains anak RA Al-Shidiq Kubangsari Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.


(33)

Risma Rahmahwati, 2013

Studi dokumentasi digunakan untuk mempertegas bagaimana proses pelaksanaan kegiatan model pembelajaran “Bals” pada setiap siklusnya.

G. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengunakan teknik analisis interaktif dengan pendekatan kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984). Kunandar (Yuliasari, 2009: 73) mengemukakan bahwa analisis interaktif terdiri dari tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lainnya. Komponen tersebut yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Reduksi data dimulai dari pembuatan rangkuman dari setiap data dengan tujuan agar mudah dipahami.

2. Mendeskipsikan Data/Display Data

Beberapa macam data PTK yang telah direduksi perlu dideskripsikan dengan tertata rapi berupa narasi dan grafik. Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk deskripsi yang menyeluruh pada setiap aspek keterampilan proses sains anak RA Al-Shidiq Kubangsari Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya yang diteliti.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir siklus satu kesimpulan terevisi pada akhir siklus dua dan seterusnya dan kesimpulan terakhir pada siklus terakhir.

Data hasil observasi setiap butir aspek yang diamati selama pra siklus, siklus 1 dan 2 dihitung dengan menggunakan tabel frekuensi, menurut Supranto (2000: 62) distribusi frekuensi adalah pengelompokkan data kedalam beberapa kelompok (kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk kedalam tiap kelas. Cara


(34)

Risma Rahmahwati, 2013

perhitungan kemampuan keterampilan proses sains anak menggunakan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Tabel Distribusi Frekuensi

Kemampuan Keterampilan Proses Sains Anak

No Kategori Interval Tally F %

1 B 2 C 3 K Keterangan :

a. Mencari Interval

1) Jumlah indikator x nilai tertinggi. ( 10 x 3 = 30 ) 2) Hasil perkalian – jumlah indicator. ( 30 x 10 = 20 ) 3) Hasil pengurangan – jumlah kategori. ( 20 x 3 = 6,6 )

Ditemukan hasil interval adalah 6,6 dibulatkan menjadi 7 yang akan ditetapkan pada kategori

Interval untuk kategori K (Kurang) = 10 – 16 C (Cukup) = 17 – 23 B (Baik) = 24 – a. Mengisi Tally dan Frekuensi (F)

Mengisi coloum tally dan frekuensi (F) berdasarkan hasil skor kemampuan keterampilan proses sains anak

b. Mencari persentase

Mencari persentase dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi

N : Jumlah anak P = F X 100%


(35)

Risma Rahmahwati, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan keterampilan proses sains anak melalui model pembelajaran “Bals” di RA Al-Shidiq, dapat diuraikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi objektif kemampuan keterampilan proses sains anak di RA Al-Shidiq sebelum diterapkan model pembelajaran “Bals” pada kelompok B terlihat masih belum optimal. Proses pembelajaran masih berupa penyampaian dan penguasaan tentang konsep-konsep yang harus dikuasai anak melalui percobaan, dengan kata lain sains identik dengan percobaan/eksperimen. Media yang digunakan kurang menarik dan keterbatasan cara penyampaian pembelajaran keterampilan proses sains pada anak masih kurang dikuasai. Pembelajaran keterampilan proses sains biasa dilakukan didalam kelas dengan memberikan penugasan lembar kerja dan percobaan juga terkadang dilakukan tetapi sangat jarang sekali.

2. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran “Bals” dalam peningkatan keterampilan proses sains anak terdiri dari beberapa tahapan yaitu: langkah pertama guru mengangkat tema/topik bahasan dari alam dan lingkungan sekitar anak, langkah kedua guru bercerita, bercerita tentang topik, langkah ketiga guru menggunakan alam atau lingkungan sekitar anak sebagai media pembelajaran, langkah ke empat guru mengaktifkan multisensoris (panca indera). Pembelajaran ini diberikan secara bertahap berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran

“Bals”. Penerapan model pembelajaran ini telah berhasil memberikan

dampak yang positif terhadap pembelajaran dan dapat merangsang minat anak untuk belajar sains.


(36)

Risma Rahmahwati, 2013

3. Keterampilan proses sains anak setelah diterapkan model pembelajaran

“Bals” mengalami peningkatan yang cukup baik dari pra siklus hingga

siklus kedua. Peningkatan dapat dilihat dari minat dalam pembelajaran keterampilan proses sains. Anak-anak tertarik dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran keterampilan proses sains, serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mengeksplorasi sesuatu yang ada di alam dan lingkungan sekitar anak. Sedangkan pada keterampilan proses sains

melalui model pembelajaran “Bals” adalah anak dapat mengidentifikasi

(mengamati) ciri-ciri, perbedaan benda tertentu dan memberikan uraian tentang manfaat benda tertentu secara sederhana, mengelompokkan (mengklasifikasikan) benda tertentu, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Terlihat ada peningkatan dari setiap siklusnya, pada pra siklus yang termasuk kategori K (kurang) berjumlah 9 anak sedangkan 2 anak termasuk kategori C (cukup), pada siklus 1 yang termasuk kategori K (kurang) berjumlah 8 anak, sedangkan 3 anak termasuk kategori C (cukup), pada siklus 2 yang termasuk kategori K (kurang) berjumlah 4 anak, yang termasuk kategori C (cukup) berjumlah 5 anak, dan 2 anak termasuk pada kategori B (baik).

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, penulis mengajukan beberapa rekomendasi untuk perbaikan selanjutnya dan pengembang pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan proses sains anak.

1. Bagi Guru

a. Guru membuka wawasan dengan mengikuti seminar tentang model-model pembelajaran yang lebih beragam.

b. Perlu adanya peningkatan profesionalisasi tenaga di lapangan perlu dilakukan melalui berbagai program pendidikan baik yang bersifat kualifikasi maupun yang sifatnya pencerahan seperti seminar, lokakarya khusunya tentang keterampilan proses sains.


(37)

Risma Rahmahwati, 2013

c. Menerapkan berbagai metode atau model pembelajaran yang lebih variatif, agar anak lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran keterampilan proses sains.

d. Guru yang ada perlu ditingkatkan lagi kualifikasinya, setidaknya guru dapat mengetahui bagai mana cara mengajar keterampilan proses sains yang lebih baik dan menyenangkan.

e. Guru yang ada diberikan beberapa penyuluhan tentang keterampilan proses sains yang baik dengan cara mengundang ahlinya.

f. Tidak hanya terpaku pada RKH yang telah di buat, seharusnya guru bisa lebih kreatif dalam menyampaikan pembelajaran keterampilan proses sains kepada anak.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Melalui penelitian yang telah dilakukan mengenai upaya meningkatkan keterampilan proses sains anak melalui model pembelajaran “Bals”. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah siklus atau penambahan tindakan, agar hasil dari peningkatan keterampilan proses sains anak terlihat lebih memuaskan serta dapat mencari kegiatan pembelajaran yang lain dalam mengatasi permasalahan yang ada dengan menggunakan metode, strategi, teknik, pendekatan dan model pembelajaran yang lain, agar keterampilan proses sains lebih menarik serta antusias anak mengikuti pembelajaran dan memberikan masukan untuk peneliti berikutnya.


(38)

Risma Rahmahwati, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Admin, (2011). Pengertian Model Pembelajaran. [online] Tersedia: http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/ [diakses pada tanggal 27 September 2012. 18.32 Wib]

Admin, (2003).Keterampilan Proses. [online] Tersedia: http://www.ukessays.com/essays/education/keterampilan-proses.php [Jum’at 14 September 2012, 12.32 WIB]

Anang (2012). Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif. [online]. Tersedia: http://paud-darma.blogspot.com/2012/06/pengembangan-anak-usia-dini-paud.html [11 Desember 2012. 07.21 Wib]

Arifin. Z (2010). Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar IPA di Kelas IV SDN 2 Payunga Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo.[online]. Tersedia: http://www-zainalarifin-html.blogspot.com/2010/02/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber.html. [21 November 2012. 07.16 Wib]

Atik (2012). Metode Fun Learning Dalam Pembelajaran Tematik Kelas 1 SD.

[online]. Tersedia:

http://guraru.org/news/2012/06/09/878/metode_fun_learning_dalam_pembela jaran_tematik_kelas_1_sd.html [11 Desember 2012. 08.47 Wib]

Daryono (2012). Pemanfaatan Media Alam Dalam Pembelajaran IPA di SD. [online]. Tersedia: http://daryonoform.blogspot.com/2012/06/pemanfaatan-media-alam-dalam.html. [21 November 2012. 07.20 Wib]

Depdiknas. 2004. Kurikulum TK/RA. Jakarta : Depdiknas

Depdiknas. (2004). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Dewi. S (2008). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas

Devi, K. P., Renny, S., & Yayan, R. 2011. Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran IPA. Tersedia: http://www.bpptkpu-jabar.com/materi/0109_SMA_05.pdf, [diakses 20 November 2012).

Diknas. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal. Depdiknas: Jakarta.


(39)

Risma Rahmahwati, 2013

Dimyati dan Mujiono, (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fansuri, (2003) Model pembelajaran sifat-sifat dan kegunaan Air untuk

Meningkatkan Keterampilan Berfikir Rasional dan KPS siswa kelas IV Sekolah Dasar. Tesis. Pada SPs UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Hafid (2012). Pendidikan Integratif. [online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/susilowatiboediono/karya-tulis-model-pelatihan-tutor-paud-unt-jambore-ptk-paudni-2011 [11 Desember 2012. 07.11 Wib] Harlock, E. B. (1998). Perkembangan anak (edisi keenam). Jakarta : Erlangga Harlock, E. B. (1998). Perkembangan anak (edisi kelima). Jakarta : Erlangga

Harstuti. D (2011). Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Untuk Anak

Usia Dini. [online]. Tersedia:

http://blog.um.ac.id/dephiezunne/2011/12/07/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/. [ 28 November 2012. 22.31 Wib]

Hendrawati.S, (2012) Keterampilan Proses Sains Bagi Siswa SD Kelas Rendah. [Online].Tersedia:http://srihendrawati.blogspot.com/2012/02/keterampilan-proses-sains.html [Selasa, 2 Oktober 2012, 18.48 Wib]

Herdian, (2012). Apa Perbedaannya: Model, Metode, Strategi, Pendekatan dan

Teknik Pembelajaran. [online]

Tersedia:http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/ [Kamis,27 September 12. 18.25 Wib]

Hidayanti Maria (2011) Pengembangan kemampuan Kognitif Anak TK Melalui Pembelajaran Sains Berbasis Pemanfaatan Lingkungan Sekitar. Skripsi Pendidikan Anak Usia Dini. Tidak diterbitkan.

Hidayanti. I (2012) Pentingnya Pembelajaran Sains Anak Usia Dini. Tersedia: http://isahidayati.blogspot.com/2012/10/hand-out-sains-untuk-anak-usia-dini.html [ 20 November 2012. 9.53 Wib]

Indrawati, (1995). Keterampilan Proses Sains/IPA. Bandung: Pusat Pengembangan Penataran Guru IPA.

Janoe, A (2012) Memenuhi Standar-standar Melalui Strategi-strategi Pengajaran yang Berpusat pada Siswa. [online]. Tersedia:


(40)

Risma Rahmahwati, 2013

http://aryjanoe10.blogspot.com/2011/11/memenuhi-standar-standar-melalui.html

Jaya (2011). Pengertian Belajar Bermakna. [online]. Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2184190-pengertian-belajar-bermakna/ [11 Desember 2012. 08.11 Wib]

Jhonie (2011). Menggunakan Pendekatan Lingkungan dalam Pembelajaran IPA. [online] Tersedia:http://karisnsz.wordpress.com/2011/07/22/lingkungan-alam-buatan-dan-sosial-klh-series/ [Selasa,2 Oktober 2012. 19.26 Wib]

Kurnia Agustia, Reza.(2011). Keterampilan Proses Sains. [online]. Tersedia: http://romanescareyza.blogspot.com/2011/04/ketrampilan-proses-sains.html

[Jum’at,14 September 2012, 14:21 WIB)

Nugraha, Ali (2008). Pengembangan Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung : Jilsi Foundation Pembelajaran

Nurfarida Rifa (2012) Pembelajaran berbasis keterampilan proses untuk meningkatkan kemampuan proses sains anak taman kanak-kanak. Skripsi Pendidikan Anak Usia Dini. Tidak diterbitkan.

Nurul (2012) Rangkuman Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.

Tersedia:http://kunjungisaya13.blogspot.com/2012/04/rangkuman-pengembangan-pembelajaran.html [ 20 November 2012. 9.21 Wib]

Meranti, D. (2007). Penggunaan Media Animasi computer pada Pembelajaran Elektrolisis sebagai penunjang Praktikum untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan KPS. Tesis pada Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Mirna (2011). Metode Eksperimen. [online]. Tersedia: http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/03/metode-eksperimen/ [11 januari 2013. 11.26 Wib]

Mujtaba (2012). Pengembangan Pembelajaran Sains Anak Usia Tk-B Melalui

Seni Rupa. [online]. Tersedia:

http://pendidikananakpaud.wordpress.com/2012/10/19/pengembangan-pembelajaran-sains-anak-usia-tk-b-melalui-seni-rupa/ [12 Januari 2013. 18.30 Wib]


(41)

Risma Rahmahwati, 2013

Mulyana, EH. (2008). Asemen dalam Pembelajaran Sains SD. [online] Tersedia: http://re-serchengines.com/0405edi.html [diakses pada tanggal 3 September 2012. 18.35 Wib]

Muta’sin, A. (2000) Pengembangan Model Pembelajaran KPS melalui praktikum

pada topic materi dan perubahannya. Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Pramita (2009). Proses Sensoris. [online]. Tersedia: http://niesemut.blogspot.com/2009/10/proses-sensoris.html [11 Desember 2012. 09.14 Wib]

Rachmawati (2012). Model Pembelajaran Belajar Alam Lingkungan Sekitar (Bals). Bandung.

Ramlan (2011) Pembelajaran dengan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. [online]. Tersedia: http://ramlannarie.blogspot.com/2011/07/pembelajaran-dengan-eksplorasi.html [12 Januari 2013. 17.01 Wib]

Ramli.K.(2011).Keterampilan Proses Sains.[online].Tersedia: http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/03/21/keterampilan-proses-sains/ [Kams,13 September 2012, 12.17 WIB]

Reza (2011). Keterampilan Proses Sains. [online].Tersedia: http://romanescareyza.blogspot.com/2011/04/ketrampilan-proses-sains.html [selasa, 2 oktober 2012, 21:36 Wib]

Rudi (2011). Pembelajaran bermakna (Meaningfull Learning). [online]. Tersedia:

http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/02/pembelajaran-bermakna-meaningfull.html [11 Desember 2012. 07.30 Wib]

Ronawati, E. (2011) Upaya meningkatkan keterampilan Proses Sains pada Anak Taman Kanak-kanak melalui penggunaan metode Discovery. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Santrock, John W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga

Saepudin. A, (2009). Pembelajaran Sains Pada Program Pendidikan Anak Usia Dini. [online]Tersedia:http://www.forumpaudntb.org/index.php?option=com_conte


(42)

Risma Rahmahwati, 2013

Semiawan C.R (2008) Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar . Indeks. Pt macanan jaya cemerlang. Jakarta

Semiawan, C.R. dan Joni, T.R. (1992). Pendekatan Pembelajaran: Acuan Konseptual Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Konsorsium Ilmu Pengetahuan Depdikbud.

Setyawan (2012). Penerapan Metode Belajar Tadabur Alam pada Anak Usia Dini. [online]. Tersedia: http://www.imadiklus.com/2012/04/penerapan-metode- belajar-tadabur-alam-pada-anak-usia-dini-sebagai-upaya-pembentukan-kecerdasan-spiritual-dan-kecintaan-pada-alam.html. [21November 2012. 07.11 Wib]

Sujiono, Nurani Yuliana (2004). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka

Susilowati (2011). Model Pelatihan Pendidikan PAUD Berwawasan Lingkungan. [online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/susilowatiboediono/karya-tulis-model-pelatihan-tutor-paud-unt-jambore-ptk-paudni-2011 [11 Desember 2012. 06.32 Wib]

Syaodih, E. (2003). Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Departeman Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Peningkatan Penedidikan Tenaga Kependidikan.

Trueno (2009). pengertian ipa. Tersedia:

http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-ipa/ [14 november 2012: 12.15]

Utami Halman.S (2012) Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky dan

Piaget.[online].Tersedia:http://utamitamii.blogspot.com/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.html. [Minggu, 7 Oktober 2012, 14.23 Wib] Utomo, Pristiadi, (2011) Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar untuk

anak usia dini. [online] Tersedia:

http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/ [Senin,17 September 2012 . 20.05 Wib]

Utoyo Setiyo (2009) Kognitif Anak Usia Dini. [online].Tersedia: http://toyo-utoy.blogspot.com/2009/05/kognitif-anak-usia-dini.html [Kamis, 11 Oktober 2012, 06.22 Wib]


(43)

Risma Rahmahwati, 2013

Wargo (2011). Pembelajaran bagi anak usia dini. [online] tersedia: http://consultant- academic-specialist.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-bagi-anak-usia-dini.html . [Selasa, 6 November 2012. 07.30 Wib]

Yusuf (2012). Memanfaatkan Alam Sebagai Media Belajar. [online]. Tersedia: http://www.yusuf.asia/articles/memanfaatkan-alam-sebagai-media-belajar/ [20 November 2012. 14.47]


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Admin, (2011). Pengertian Model Pembelajaran. [online] Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/ [diakses pada tanggal 27 September 2012. 18.32 Wib]

Admin, (2003).Keterampilan Proses. [online] Tersedia:

http://www.ukessays.com/essays/education/keterampilan-proses.php [Jum’at

14 September 2012, 12.32 WIB]

Anang (2012). Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik Integratif. [online]. Tersedia: http://paud-darma.blogspot.com/2012/06/pengembangan-anak-usia-dini-paud.html [11 Desember 2012. 07.21 Wib]

Arifin. Z (2010). Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar IPA di Kelas IV

SDN 2 Payunga Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo.[online].

Tersedia:

http://www-zainalarifin-html.blogspot.com/2010/02/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber.html. [21 November 2012. 07.16 Wib]

Atik (2012). Metode Fun Learning Dalam Pembelajaran Tematik Kelas 1 SD.

[online]. Tersedia:

http://guraru.org/news/2012/06/09/878/metode_fun_learning_dalam_pembela jaran_tematik_kelas_1_sd.html [11 Desember 2012. 08.47 Wib]

Daryono (2012). Pemanfaatan Media Alam Dalam Pembelajaran IPA di SD.

[online]. Tersedia:

http://daryonoform.blogspot.com/2012/06/pemanfaatan-media-alam-dalam.html. [21 November 2012. 07.20 Wib] Depdiknas. 2004. Kurikulum TK/RA. Jakarta : Depdiknas

Depdiknas. (2004). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Dewi. S (2008). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas

Devi, K. P., Renny, S., & Yayan, R. 2011. Pendekatan Keterampilan Proses Pada

Pembelajaran IPA. Tersedia: http://www.bpptkpu-jabar.com/materi/0109_SMA_05.pdf, [diakses 20 November 2012).

Diknas. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak dan


(2)

Dimyati dan Mujiono, (2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Fansuri, (2003) Model pembelajaran sifat-sifat dan kegunaan Air untuk

Meningkatkan Keterampilan Berfikir Rasional dan KPS siswa kelas IV Sekolah Dasar. Tesis. Pada SPs UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Hafid (2012). Pendidikan Integratif. [online]. Tersedia:

http://www.slideshare.net/susilowatiboediono/karya-tulis-model-pelatihan-tutor-paud-unt-jambore-ptk-paudni-2011 [11 Desember 2012. 07.11 Wib] Harlock, E. B. (1998). Perkembangan anak (edisi keenam). Jakarta : Erlangga Harlock, E. B. (1998). Perkembangan anak (edisi kelima). Jakarta : Erlangga

Harstuti. D (2011). Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Untuk Anak

Usia Dini. [online]. Tersedia:

http://blog.um.ac.id/dephiezunne/2011/12/07/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/. [ 28 November 2012. 22.31 Wib]

Hendrawati.S, (2012) Keterampilan Proses Sains Bagi Siswa SD Kelas Rendah. [Online].Tersedia:http://srihendrawati.blogspot.com/2012/02/keterampilan-proses-sains.html [Selasa, 2 Oktober 2012, 18.48 Wib]

Herdian, (2012). Apa Perbedaannya: Model, Metode, Strategi, Pendekatan dan

Teknik Pembelajaran. [online]

Tersedia:http://herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/ [Kamis,27 September 12. 18.25 Wib]

Hidayanti Maria (2011) Pengembangan kemampuan Kognitif Anak TK Melalui

Pembelajaran Sains Berbasis Pemanfaatan Lingkungan Sekitar. Skripsi

Pendidikan Anak Usia Dini. Tidak diterbitkan.

Hidayanti. I (2012) Pentingnya Pembelajaran Sains Anak Usia Dini. Tersedia: http://isahidayati.blogspot.com/2012/10/hand-out-sains-untuk-anak-usia-dini.html [ 20 November 2012. 9.53 Wib]

Indrawati, (1995). Keterampilan Proses Sains/IPA. Bandung: Pusat Pengembangan Penataran Guru IPA.

Janoe, A (2012) Memenuhi Standar-standar Melalui Strategi-strategi Pengajaran


(3)

http://aryjanoe10.blogspot.com/2011/11/memenuhi-standar-standar-melalui.html

Jaya (2011). Pengertian Belajar Bermakna. [online]. Tersedia:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2184190-pengertian-belajar-bermakna/ [11 Desember 2012. 08.11 Wib]

Jhonie (2011). Menggunakan Pendekatan Lingkungan dalam Pembelajaran IPA. [online] Tersedia:http://karisnsz.wordpress.com/2011/07/22/lingkungan-alam-buatan-dan-sosial-klh-series/ [Selasa,2 Oktober 2012. 19.26 Wib]

Kurnia Agustia, Reza.(2011). Keterampilan Proses Sains. [online]. Tersedia: http://romanescareyza.blogspot.com/2011/04/ketrampilan-proses-sains.html

[Jum’at,14 September 2012, 14:21 WIB)

Nugraha, Ali (2008). Pengembangan Sains Pada Anak Usia Dini. Bandung : Jilsi Foundation Pembelajaran

Nurfarida Rifa (2012) Pembelajaran berbasis keterampilan proses untuk

meningkatkan kemampuan proses sains anak taman kanak-kanak. Skripsi

Pendidikan Anak Usia Dini. Tidak diterbitkan.

Nurul (2012) Rangkuman Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.

Tersedia:http://kunjungisaya13.blogspot.com/2012/04/rangkuman-pengembangan-pembelajaran.html [ 20 November 2012. 9.21 Wib]

Meranti, D. (2007). Penggunaan Media Animasi computer pada Pembelajaran

Elektrolisis sebagai penunjang Praktikum untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan KPS. Tesis pada Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan

Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Mirna (2011). Metode Eksperimen. [online]. Tersedia:

http://himitsuqalbu.wordpress.com/2011/11/03/metode-eksperimen/ [11

januari 2013. 11.26 Wib]

Mujtaba (2012). Pengembangan Pembelajaran Sains Anak Usia Tk-B Melalui

Seni Rupa. [online]. Tersedia:

http://pendidikananakpaud.wordpress.com/2012/10/19/pengembangan-pembelajaran-sains-anak-usia-tk-b-melalui-seni-rupa/ [12 Januari 2013. 18.30 Wib]


(4)

Mulyana, EH. (2008). Asemen dalam Pembelajaran Sains SD. [online] Tersedia: http://re-serchengines.com/0405edi.html [diakses pada tanggal 3 September 2012. 18.35 Wib]

Muta’sin, A. (2000) Pengembangan Model Pembelajaran KPS melalui praktikum pada topic materi dan perubahannya. Tesis pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Pramita (2009). Proses Sensoris. [online]. Tersedia:

http://niesemut.blogspot.com/2009/10/proses-sensoris.html [11 Desember

2012. 09.14 Wib]

Rachmawati (2012). Model Pembelajaran Belajar Alam Lingkungan Sekitar (Bals). Bandung.

Ramlan (2011) Pembelajaran dengan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. [online].

Tersedia:

http://ramlannarie.blogspot.com/2011/07/pembelajaran-dengan-eksplorasi.html [12 Januari 2013. 17.01 Wib]

Ramli.K.(2011).Keterampilan Proses Sains.[online].Tersedia:

http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/03/21/keterampilan-proses-sains/ [Kams,13 September 2012, 12.17 WIB]

Reza (2011). Keterampilan Proses Sains. [online].Tersedia:

http://romanescareyza.blogspot.com/2011/04/ketrampilan-proses-sains.html [selasa, 2 oktober 2012, 21:36 Wib]

Rudi (2011). Pembelajaran bermakna (Meaningfull Learning). [online]. Tersedia:

http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/02/pembelajaran-bermakna-meaningfull.html [11 Desember 2012. 07.30 Wib]

Ronawati, E. (2011) Upaya meningkatkan keterampilan Proses Sains pada Anak

Taman Kanak-kanak melalui penggunaan metode Discovery. Skripsi pada FIP

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Santrock, John W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga

Saepudin. A, (2009). Pembelajaran Sains Pada Program Pendidikan Anak Usia Dini. [online]Tersedia:http://www.forumpaudntb.org/index.php?option=com_conte


(5)

Semiawan C.R (2008) Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar . Indeks. Pt macanan jaya cemerlang. Jakarta

Semiawan, C.R. dan Joni, T.R. (1992). Pendekatan Pembelajaran: Acuan Konseptual

Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Konsorsium

Ilmu Pengetahuan Depdikbud.

Setyawan (2012). Penerapan Metode Belajar Tadabur Alam pada Anak Usia Dini. [online]. Tersedia: http://www.imadiklus.com/2012/04/penerapan-metode-

belajar-tadabur-alam-pada-anak-usia-dini-sebagai-upaya-pembentukan-kecerdasan-spiritual-dan-kecintaan-pada-alam.html. [21November 2012.

07.11 Wib]

Sujiono, Nurani Yuliana (2004). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka

Susilowati (2011). Model Pelatihan Pendidikan PAUD Berwawasan Lingkungan. [online]. Tersedia:

http://www.slideshare.net/susilowatiboediono/karya-tulis-model-pelatihan-tutor-paud-unt-jambore-ptk-paudni-2011 [11 Desember

2012. 06.32 Wib]

Syaodih, E. (2003). Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Departeman Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Peningkatan Penedidikan Tenaga Kependidikan.

Trueno (2009). pengertian ipa. Tersedia:

http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-ipa/ [14 november 2012: 12.15]

Utami Halman.S (2012) Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky dan

Piaget.[online].Tersedia:http://utamitamii.blogspot.com/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.html. [Minggu, 7 Oktober 2012, 14.23 Wib] Utomo, Pristiadi, (2011) Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar untuk

anak usia dini. [online] Tersedia:

http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/ [Senin,17 September 2012 . 20.05 Wib]

Utoyo Setiyo (2009) Kognitif Anak Usia Dini. [online].Tersedia:

http://toyo-utoy.blogspot.com/2009/05/kognitif-anak-usia-dini.html [Kamis, 11 Oktober 2012, 06.22 Wib]


(6)

Wargo (2011). Pembelajaran bagi anak usia dini. [online] tersedia: http://consultant- academic-specialist.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-bagi-anak-usia-dini.html . [Selasa, 6 November 2012. 07.30 Wib]

Yusuf (2012). Memanfaatkan Alam Sebagai Media Belajar. [online]. Tersedia: http://www.yusuf.asia/articles/memanfaatkan-alam-sebagai-media-belajar/ [20 November 2012. 14.47]