PENDAPAT IBU BALITA TENTANG MANFAAT HASIL PENYULUHAN PEMBERIAN MAKANAN BALITA.

(1)

Ima Rakhmiadiani, 2013

Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep Dasar PenyuluhanPemberian Makanan Balita ... 7

B. Tujuan Penyuluhan Pemberian Makanan Balita ... 8

C. Sasaran Penyuluhan Pemberian Makanan Balita ... 8

D. Metode dan Media Penyuluhan Pemberian Makanan Balita ... 9

E. Materi Penyuluhan Pemberian Makanan Balita ... 9

1. Persiapan ... 9

2. Pengolahan ... 25

3. Penyajian Makanan ... 31

4. Cara Pemberian Makan pada Balita ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

1. Lokasi ... 40

2. Populasi ... 40

3. Sampel ... 40

B. Metode Penelitian ... 41

C. Definisi Operasional ... 41

D. Instrumen Penelitian ... 43

E. Hasil Uji Coba Instrumen ... 44


(2)

Ima Rakhmiadiani, 2013

Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN . 46

A. Hasil Penelitian ... 46

1. Identitas Responden ... 46

2. Analisis Data pada Aspek Persiapan ... 47

3. Analisis Data pada Aspek Pengolahan Makanan. ... 51

4. Analisis Data pada Aspek Penyajian Makanan... 54

5. Analisis Data pada Aspek Pemberian Makanan ... 56

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 66

A. Keimpulan ... 66

B. Rekomendasi ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(3)

Ima Rakhmiadiani, 2013

Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Angka kecukupan energi rata-rata yang dianjurkan ... 11

2.2 Kecukupan protein yang harus dipenuhi pada balita ... 12

2.3 Macam, fungsi dan sumber vitamin ... 14

2.4 Contoh penyusunan menu balita dan variasi makanan ... 23

2.5 Kegiatan tanpa menggunakan api atau bara ... 27

4.1 Data responden pada Aspek Persiapan ... 46

4.2 Aspek Persiapan mengenai Pemahaman Zat Gizi ... 47

4.3 Aspek Persiapan mengenai Pemilihan Bahan Makanan ... 48

4.4 Aspek Persiapan mengenai Cara Membersihkan Bahan Makanan ... 49

4.5 Data Responden pada Aspek Pengolahan Makanan ... 51

4.6 Data Responden pada Aspek Penyajian Makanan ... 54


(4)

Ima Rakhmiadiani, 2013

Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Contoh masakan yang diolah dengan teknik merebus ... 28

2.2 Contoh masakan yang diolah dengan teknik mengukus ... 28

2.3 Contoh masakan yang diolah dengan teknik mengetim ... 29

2.4 Contoh masakan yang diolah dengan teknik menggoreng ... 29

2.5 Contoh masakan yang diolah dengan teknik memanggang ... 30

2.6 Contoh masakan yang diolah dengan teknik menumis ... 30

2.7 Contoh masakan yang memiliki kombinasi warna ... 32

2.8 Contoh masakan yang disajikan dalam bentu aslinya ... 33

2.9 Contoh makanan yang disajikan menyerupai bentuk aslinya ... 33

2.10 Contoh potongan wortel yang menarik ... 33

2.11 Contoh nasi yang dibentuk untuk sekali makan... 34

2.12 Tempat makan yang menarik ... 34

4.1 Pendapat Ibu Balita pada Aspek Persiapan ... 50


(5)

Ima Rakhmiadiani, 2013

Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui tiga jalur, yaitu formal, informal dan non formal. Pendidikan informal merupakan kegiatan pembelajaran di luar sekolah yang disengaja, memiliki kegiatan yang terencana, terstruktur, dan terjadwal (meskipun jadwal bisa disesuaikan dengan kesepakatan peserta). Terdapat banyak bukti bahwa pembangunan terutama di pedesaan bisa berkembang melalui partisipasi dari masyarakatnya. Beberapa bentuk dari pendidikan informal lebih menekankan pada peserta belajar dimana penekannya pada kemampun untuk memotivasi sehingga anggota masyarakat menjadi lebih banyak terlibat dalam pembangunan yang sedang dilakukan.

Cakupan pendidikan informal lebih menekankan pada motivasi dan peningkatan kesadaran orang-orang untuk berpartisipasi dalam perencanaan pendidikan dan struktur administrasi yang memungkinkan mereka berpartisipasi dan memberikan kontrol pada penyelenggaraan. Prosedur perencanaan sangat menuntut pendekatan individual dan inilah yang membedakan dengan perencanaan yang berlangsung pada pendidikan formal. Perencanaan pendidikan dan struktur manajemen informal lebih menekankan pada upaya untuk merintis, memfasilitasi, dan meningkatkan kerja sama dalam melakukan partisipasi yang merupakan tantangan baru bagi perencana.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memiliki tujuan dalam rangka meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka usaha meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas. Pengertian Posyandu seperti yang tercantum dalam Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu Kementrian Kesehatan RI yaitu : Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumber Daya


(6)

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan Masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Posyandu memiliki program kegiatan utama dan program kegiatan tambahan. Program kegiatan utama meliputi kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Sedangkan Program kegiatan tambahan yaitu Bina Keluarga Balita (BKB), Pos Pendidikan Anak Usia Dini, Kesehatan Reproduksi Remaja, Bina Keluarga Lansia (BKL), dan sebagainya. Penyuluhan di bidang gizi khususnya penyuluhan pemberian makanan pada balita merupakan program kegiatan utama yang direncanakan oleh Posyandu tetapi dilaksanakan dan diselenggarakan oleh Puskesmas. Pentingnya penyuluhan dalam kegiatan posyandu yaitu menambah wawasan dan pengetahuan terhadap ibu balita dalam pengetahuan sumber gizi dan pengelolaan makanan balita.

Menurut catatan status gizi di Posyandu Desa Handapherang pada tahun 2012 dari peserta yang aktif kegiatan Posyandu sebanyak 72 orang, masih terdapat 11% balita yang mengalami kurang gizi dan 89% kondisi balita berada pada garis normal. Walaupun persentase balita yang memiliki status gizi kurang, tetapi harapan pemerintah adalah semua balita mempunyai status gizipada garis normal, sehingga penyuluhan pemberian makanan balita harus tetap dilakukan secara rutin.

Penyuluhan merupakan bagian dari jalur pendidikan informal yang ada dalam kegiatan Posyandu. Menurut Suhardjo (2003:31) istilah penyuluhan seringkali dibedakan dari penerangan, walaupun kedua-duanya merupakan upaya edukatif. Secara popular penyuluhan lebih menekankan “bagaimana”, sedangkan penerangan lebih menitik beratkan pada “apa”. Dalam uraian berikut ini, penyuluhan diberikan arti lebih luas dan menyeluruh dan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan edukatif.

Penyuluhan pemberian makanan balita merupakan bagian dari kegiatan penyuluhan gizi yang ada di Puskesmas. Penyuluhan gizi menurut Suhardjo (2003:32) adalah “Suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku


(7)

3

individu / masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan / mempertahankan gizi baik”. Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan pemberian makanan balita adalah pendekatan yang sifatnya mendidik dan diharapkan membentuk perubahan dalam hal gizi baik meningkatkan atau mempertahankan status gizi meliputi persiapan, pengolahan, penyajian dan cara pemberian makanan.

Penyuluhan pemberian makanan balita berhubungan dengan diet keluarga, dimana ibu harus mengatur pola makan anggota keluarga khususnya pada balita. karena pada masa ini anak rentan terhadap penyakit dan pola makan yang baik sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhannya.

Penyuluhan gizi dilakukan secara kelompok pada kegiatan Posyandu yang dilakukan satu kali dalam sebulan. Materi penyuluhan pemberian makanan balita yang disuluhkan kepada ibu balita meliputi persiapan, pengolahan makanan balita, penyajian makanan balita dan cara pemberian makanan balita. Pengelolaan atau tata laksana makanan adalah cara menata atau mengatur dan melaksanakan pembuatan makanan sedemikian rupa, sehingga makanan menjadi kebutuhan yang sangat berati untuk tubuh manusia (Sri Maryati, 2000 :1). Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam tata laksana makanan antara lain penyusunan menu, pemilihan bahan makanan, pengetahuan resep, pengolahan makanan, penyajian makanan.

Penyiapan makanan harus dapat mencukupi kebutuhan gizi balita. Pengaturan makanan yaitu pengaturan makanan harus dapat disesuaikan dengan usia balita selain untuk mendapatkan gizi pengaturan makanan juga baik untuk pemeliharaan, pemulihan, pertumbuhan, perkembangan serta aktifitas fisiknya (Dina Agoes dan Maria Popy H, 2001).

Desa Handapherang termasuk daerah agraris, sehingga penduduknya mayoritas bertani. Jarak tempuh ke sarana kesehatan ± 0,50 km. dari sejumlah penduduk 5453 jiwa dan 1704 KK masih terdapat keluarga miskin sebanyak 84 KK.

Pengadaan makanan balita oleh keluarga ada yang menanam di kebun sendiri sehingga tidak membeli dari orang lain dan ada juga yang membeli dikarenakan tidak memiliki lahan dan tidak memiliki kemauan untuk menanam sayuran atau memelihara ayam dan ikan.


(8)

Pengetahuan ibu dalam pengadaan makanan sangat diperlukan sehingga dapat mengelola makanan dengan baik. Dilihat dari letak geografis desa tersebut sangat berpotensi untuk bercocok tanam sehingga ibu dan keluarga tida harus membeli setiap akan mengelola makanan. Makanan yang sehat tidak harus mahal melainkan bagaimana ibu bisa mengelola makanan yang ada di sekitar menjadi makanan yang sehat dan menarik bagi anak. Setelah peneliti melakukan kunjungan ke rumah ibu balita, terdapat beberapa keluarga yang menanam sayuran dan memelihara ternak ayam serta ikan tetapi bukan untuk dikonsumsi anggota keluarga melainkan untuk dijual. Pengolahan dan penyajian makanan yang dilakukan sebagian ibu balita yaitu tidak terdapatnya kombinasi warna pada makanan sehingga makanan tidak menarik.

Peran ibu dalam pengelolaan makanan balita sangat menentukan kehidupan masa depan anak, oleh karena itu kepedulian ibu sangat diperlukan terhadap tumbuh kembang anak terutama dalam pemberian makanan pada balitanya. Pelaksanaan penyuluhan gizi mengenai pemberian makanan balita diharapkan dapat menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu balita.

Gambaran permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulis menganggap penting untuk ditindak lanjuti melalui penelitian terutama ingin menggali sejauh mana manfaat yang diperoleh ibu balita untuk meningkatkan pengelolaan makanan balita di rumah. Permasalahan di atas sangat erat kaitannya dengan keilmuan yang penulis tekuni khususnya pada mata kuliah diet keluarga.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang diatas :

1. Belum semua ibu balita rutin mengkuti kegiatan penyuluhan pemberian makanan balita.

2. Rendahnya pengetahuan yang dimiliki ibu dalam pengelolaan makan balita. 3. Masih terdapat anak balita dalam status gizi kurang.


(9)

5

Perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana pendapat

ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan dalam pengelolaan makanan balita?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita bagi ibu dalam pengelolaan makanan balita yaitu :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh data mengenai pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu untuk memperoleh data mengenai pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan yang meliputi kegiatan :

a. Persiapan pembuatan makanan balita b. Pengolahan makanan balita

c. Penyajian makanan balita d. Pemberian makanan balita

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dalam bidang gizi khususnya penyuluhan pemberian makanan balita.

2. Bagi Prodi PKK, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi mata kuliah diet keluarga dan bimbingan perawatan anak mengenai penyuluhan pemberian makanan dalam pengelolaan makanan balita.

3. Bagi Puskesmas sebagai media informasi yang dapat memberikan pesan-pesan dalam pengelolaan makanan balita di rumah.


(10)

E. Struktur Organisasi

Upaya untuk memudahkan penelaahan bagian demi bagian dalam penelitian ini, maka penulis menyajikan penulisan dari setiap Bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

BAB II Kajian Pustaka, bab ini membahas berisi landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian.

BAB III Metode Penelitian, bab ini membahas lokasi dan subyek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan analisi data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan masukan kepada beberapa pihak terkait.


(11)

Ima Rakhmiadiani, 2013

Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi

Lokasi yang digunakan dalam melakukan penelitian yaitu Puskesmas Handapherang di Jalan H.Hasan No.11 Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Lokasi ini dipilih peneliti dikarenakan dekat dengan tempat tinggal peneliti, kegiatan di Puskesmas Desa Handapherang aktif dan diikuti oleh jumlah peserta yang memadai untuk dijadikan responden penelitian.

2. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai, benda-benda atau untuk suatu penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah ibu balita yang aktif posyandu di Posyandu Handapherang yang berjumlah 72 orang.

3. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006:131). Kriteria pengambilan sampel harus memenuhi beberapa syarat, yaitu sampel yang diambil harus dapat memberikan gambaran yang bisa dipercaya mengenai populasi secara keseluruhan, dapat menentukan presisi yaitu tingkat ketetapan yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh dari catatan lengkap, dengan syarat bahwa keadaan dimana kedua metode dilakukan sama, sederhana sehingga mudah dilaksanakan, dapat memberikan hasil yang maksimal dengan resiko biaya minimal. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling, teknik ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:139) sebagai berikut : “Sampling purposive adalah teknik


(12)

didasarkan strata (tingkatan), random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu, dan biasanya teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan.”

Berdasarkan masalah yang hendak diteliti maka yang menjadi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang aktif mengikuti kegiatan Posyandu, ibu yang memiliki anak balita, dan ibu yang mengelola makanannya sendiri. Dilihat dari kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel yang digunakan berjumlah 38 orang dari 72 anak yang tercatat di Posyandu Handapherang.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang memusatkan penelitiannya pada pemecahan masalah saat sekarang. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2005:78), ”Metode Deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.”

Maksud dari metode deskriptif adalah memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang atau lampau dan apabila dihubungkan dengan masalah penelitian ini yaitu mengungkap data-data aktual tentang manfaat hasil pola asuh pemberian makanan dalam pengelolaan makanan balita.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan dalam penafsiran masalah serta agar tidak terjadi perbedaan persepsi antara peneliti dan pembaca terkait sehingga harus diberi batasan secara operasional. Judul dalam penelitian ini adalah Pendapat Ibu Balita tentang Hasil Penyuluhan Pemberian Makanan Balita. Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :


(13)

42

1. Pendapat Ibu Balita

a. Pendapat

Pendapat menurut W.J.S Poerwodarminta (1998:227) adalah “Penilaian terpadu sebagai pernyataan tanpa sikap secara verbal, non verbal bersifat positif, negatif tetapi pertanyaan dapat berbeda pada objek tertentu.”

Pendapat dapat diartikan sebagai buah hasil pemikiran seseorang tentang suatu hal. Pendapat setiap orang tidak sama karena setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda.

b. Ibu balita

Pengertian Ibu adalah “Wanita yang telah melahirkan seseorang dan sebutan untuk wanita yang sudah bersuami (Hasan Alwi, 2001: 416).”

Pengertian Balita menurut Muaris (2006:40) adalah “Anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun.”

Ibu balita adalah ibu yang memiliki anak di bawah lima tahun. Usia lima tahun adalah usia yang mempengaruhi perkembangan anak baik secara fisik, mental dan emosional.

Pendapat ibu balita pada penelitian ini mengacu kepada pengertian menurut W.J.S Poerdarminta, Hasan Alwi dan Muaris yaitu merupakan penilaian yang diberikan oleh seorang ibu atau wanita yang memiliki anak di bawah lima tahun.

2. Manfaat Penyuluhan Pemberian Makanan

a. Manfaat Penyuluhan

Manfaat menurut Ali (2008:240) adalah “guna atau faedah”. Pengertian penyuluhan menurut Suhardjo (2003: 31) bahwa “Penyuluhan adalah suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku, maka terjadi komunikasi antar provider dan masyarakat.”

Manfaat penyuluhan adalah manfaat atau kegunaan dari suatu upaya pembangunan melalui pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat yang bertujuan untuk merubah perilaku menjadi lebih baik.


(14)

b. Pemberian Makanan Balita

Pemberian makanan balita adalah pemberian makanan atau minuman yang mengandung zat gizi pada anak usia 2-5 tahun untuk memenuhi kebutuhan gizi (Depkes RI ,2007).

Pemberian makanan balita merupakan cara bagaimana ibu memberikan makanan sebagai asupan gizi dalam memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak di bawah umur lima tahun.

Manfaat penyuluhan pemberian makanan balita pada penelitian ini mengacu kepada pengertian menurut Suhardjo dan Depkes RI yaitu merupakan kegiatan yang menggunakan proses untuk menghasilkan perilaku manusia yang diberikan melalui jalur informal mengenai cara pemberian makanan atau minuman yang mengandung zat gizi pada anak usia 2-5 tahun untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam proses pertumbuhan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah “alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya” (Suharsimi Arikunto,2002:134). Di dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup sebagai instrumen penelitiannya.

Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk kuesioner dengan skala likert, terdiri dari lima opsi yaitu SS (Sangat Setuju) = 5, ST (Setuju) = 4, RG (Ragu-ragu) = 3, TS (Tidak Setuju) = 2, STS (Sangat Tidak Setuju) = 1. Kuesioner yang terdiri dari 30 item pernyataan dibagikan kepada ibu balita peserta Posyandu.

Jawaban yang dipilih adalah jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda check list (√). Dalam penyusunan instrumen penelitian diperlukan adanya langkah-langkah menyusun instrumen seperti yang dikemukakan oleh adalah Iskandar (2008:79) yaitu:

1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti. 2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi 3. Mencari indikator dari setiap dimensi.


(15)

44

4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen

5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen 6. Petunjuk pengisian instrumen.

E. Hasil Uji Coba Instrumen

Uji validasi instrumen dilakukan pada dua puluh responden sebanyak tiga puluh point pernyataan yang diberikan pada responden. Nilai maksimal adalah 146 dan nilai minimum adalah 112. Hasil uji validasi tersebut dapat disimpulkan bahwa semua point pada instrumen penelitian Valid dikarenakan t hitung > t tabel.

Jumlah varians dari setiap butir (∑σ²) adalah 21,019. Varians total (σ²t) adalah

82,210, standar deviasinya adalah 9,3025.

Realibilitas Instrumen (r11) yang dihasilkan sebesar 0,769 dan r tabel sebesar

0,468. Dapat disimpulkan bahwa Instrumen tersebut Reliabel karena r11 > r tabel. F. Analisis Data

Strategi analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah proses menyusun data (menggolongkannya dalam tema atau kategori) agar dapat ditafsirkan atau diinterpretasikan (Moleong, 1999:198). Ketentuan, ketelitian, kesabaran dan kreatifitas peneliti dibutuhkan untuk mampu memberikan makna pada setiap data yang ada.

Proses analisis data yang digunakan peneliti adalah : 1. Verifikasi data

Angket yang terkumpul kemudian diperiksa kelengkapan jawaban responden pada setiap item sesuai dengan pedoman atau kriteria angket.

2. Tabulasi data

Tabulasi data bertujuan untuk memprediksi jawaban mengenai frekuensi dalam tiap item, responden hanya dapat memilih salah satu alternatif jawaban,

r11 = k

k−1

1−∑σ

b2 σ2t


(16)

sehingga jumlah frekuensi dan jumlah jawaban sama dengan jumlah responden (n).

3. Prosentase data

Prosentase data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan responden.

Peneliti menggunakan rumus dari Muhammad Ali (1995;184) untuk memperoleh presentase dari suatu nilai.

� = Prosentase (jawaban responden yang dicari) f = Frekuensi jawaban responden

n = Jawaban responden 100% = Bilangan tetap

Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh Muhammad Ali (1995: 184), yaitu sebagai berikut :

100% = Seluruhnya

76-99% = Sebagian besar

51-75% = Lebih dari setengahnya

50% = Setengahnya

26-49% = Kurang dari setengahnya 1-25% = Sebagian kecil

0% = Tidak seorangpun

Untuk kepentingan penelitian mengenai pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita, maka dibuat tabel konversi sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) = sangat bermanfaat

Setuju (ST) = bermanfaat

Ragu-ragu (RG) = ragu-ragu

Tidak Setuju (TS) = tidak bermanfaat

Sangat Tidak Setuju (STS) = sangat tidak bermanfaat

�=�


(17)

Ima Rakhmiadiani, 2013

Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian mengenai pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis disusun berdasarkan tujuan penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah : 1. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan

balita sangat dirasakan kebermanfaatannya pada aspek persiapan pembuatan makanan balita terutama dalam cara memilih bahan makanan yang baik dan segar.

2. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan balita pada aspek pengolahan makanan selingan sangat dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar ibu balita yang ditunjukkan dalam mengolah makanan selingan lebih bervariasi dan menghindari zat aditif yang dapat membahayakan kesehatan anak.

3. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan balita pada aspek penyajian makanan balita sangat dirasakan kebermanfaatannya oleh sebagian besar ibu balita dalam menyajikan makanan yang baru dalam porsi kecil untuk menghindari antipati anak terhadap makanan yang dikenalkan.

4. Ibu balita berpendapat sangat setuju penyuluhan pemberian makanan balita pada aspek pemberian makanan balita sangat dirasakan kebermanfaatannya oleh lebih dari setengah ibu balita dalam cara membiasakan anak makan sambil duduk agar anak tidak tersedak dan membiasakan anak makan dengan baik.

5. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan balita sangat dirasakan manfaatnya mengenai persiapan, pengolahan, penyajian dan pemberian makanan balita.


(18)

B. Rekomendasi

Rekomendasi penelitian disusun berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Penulis mencoba mengajukan rekomenddasi sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi ibu balita peserta penyuluhan makanan balita dalam upaya perbaikan gizi pada anak dibawah lima tahun.

1. Bagi Ibu Balita

Ibu sebagai orang yang paling dekat dengan anak sudah seharusnya menjaga dan merawat kesehatan anaknya. Seorang ibu harus mengusahakan kesehatan dan gizi anaknya dengan baik melalui upaya dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dengan cara aktif mengikuti penyuluhan pemberian makanan yang diadakan oleh Posyandu atau Puskesmas. Pada saat memberikan makanan pada anak, ibu harus melakukannya dengan penuh kesabaran yang cukup dan kasih sayang agar tercipta suasana yang menyenangkan.

2. Bagi Posyandu

Diharapkan peran aktif kader dalam memotivasi ibu balita untuk mengikuti penyuluhan pemberian makanperlu ditingkatkan mengingat belum semua ibu balita secara intensive mengikuti kegiatan Posyandu, sehingga pemahaman terhadap cara mengelola makanan balita terkait persiapan, pengolahan, penyajian dan pemberian makanan masih kurang.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya yang berminat dalam permasalahan ini, dapat dilakukan penelitian lanjut dari sisi lain terkait pelaksanaan program penyuluhan pemberian makanan balita.


(19)

68

Ima Rakhmiadiani, 2013

Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (2008). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Amani

Amalia, Lia dan Mardiah. (2006). Makanan Tepat untuk Balita. Depok: Kawan Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. --- . (2005). Manajemen Penelitian. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Rineka Cipta. --- .(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Departemen Kesehatan RI. (2007). Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Jakarta. Dina Agoes, Maria Poppy. (2003). Mencegah dan Mengatasi Kegemukan Pada

Balita. Jakarta : Puspa Swara.

Herdiana, Tri. (17 Sept 2012). Diet Hipertensi, Kolesterol, & Asam Urat. [online]. Tersedia:

http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2010/08/01/1503190/d iet-hipertensi--kolesterol----asam-urat [16 Sept 2012]

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta.

Lituhayu, Livanda. (2010). A-Z Tentang Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta: Genius.

Maryati,S (2000). Tata laksana Makanan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Mercury Yossy. (04 Jan 2012). Makanan Berprotein. [online]. Tersedia : http://makanan-1992.blogspot.com/2012/01/makanan-berprotein.html [16 Sept 2012]

Muaris, Hindah. (2006). Lauk Bergizi untuk Anak Balita. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(20)

Ima Rakhmiadiani, 2013

Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

NN. (04 Jan 2012). Lemak Sahabat Balita. [online]. Tersedia :

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/gizi+dan+kesehatan/Balita/lemak.sa habat.balita/001/001/45/1/3 [21 Sept 2012]

Nurhayati. (2008). Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pemanfaatan Posyandu Usila dan Hubungannya dengan Kemandirian Usia Lanjut di

Puskesmas Helvetia Medan. [online]. Tersedia :

http://repository.usu.ac.id?handle?123456789/6668 [21 Sept 2012]

Poerwadarminta, W.J.S. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Soegeng Santoso dan Annie Lies Ranti. (1999). Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suhardjo. (2003). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Syakur. (7 Mei 2012). Penuhi Energimu dengan Makanan yang Mengandung

Karbohidrat. [online]. Tersedia :

http://www.kesehatan123.com/2864/makanan-yang-mengandung-karbohidrat/ [16 Sept 2012]

Yuliana. E.(2005). Pendapat Ibu Balita tentang Penyelenggaraan Makanan Pada

Anak Balita Rentan Gizi . Skripsi: Jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

(…..). (06 Juni 2012). Beberapa Makanan yang Mengandung Vitamin. [Online]. Tersedia :


(1)

4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen

5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen 6. Petunjuk pengisian instrumen.

E. Hasil Uji Coba Instrumen

Uji validasi instrumen dilakukan pada dua puluh responden sebanyak tiga puluh point pernyataan yang diberikan pada responden. Nilai maksimal adalah 146 dan nilai minimum adalah 112. Hasil uji validasi tersebut dapat disimpulkan bahwa semua point pada instrumen penelitian Valid dikarenakan t hitung > t tabel. Jumlah varians dari setiap butir (∑σ²) adalah 21,019. Varians total (σ²t) adalah 82,210, standar deviasinya adalah 9,3025.

Realibilitas Instrumen (r11) yang dihasilkan sebesar 0,769 dan r tabel sebesar

0,468. Dapat disimpulkan bahwa Instrumen tersebut Reliabel karena r11 > r tabel.

F. Analisis Data

Strategi analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah proses menyusun data (menggolongkannya dalam tema atau kategori) agar dapat ditafsirkan atau diinterpretasikan (Moleong, 1999:198). Ketentuan, ketelitian, kesabaran dan kreatifitas peneliti dibutuhkan untuk mampu memberikan makna pada setiap data yang ada.

Proses analisis data yang digunakan peneliti adalah : 1. Verifikasi data

Angket yang terkumpul kemudian diperiksa kelengkapan jawaban responden pada setiap item sesuai dengan pedoman atau kriteria angket.

2. Tabulasi data

Tabulasi data bertujuan untuk memprediksi jawaban mengenai frekuensi dalam tiap item, responden hanya dapat memilih salah satu alternatif jawaban,

r11 = k k−1

1−∑σ

b2


(2)

45

sehingga jumlah frekuensi dan jumlah jawaban sama dengan jumlah responden (n).

3. Prosentase data

Prosentase data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan responden.

Peneliti menggunakan rumus dari Muhammad Ali (1995;184) untuk memperoleh presentase dari suatu nilai.

� = Prosentase (jawaban responden yang dicari) f = Frekuensi jawaban responden

n = Jawaban responden 100% = Bilangan tetap

Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh Muhammad Ali (1995: 184), yaitu sebagai berikut :

100% = Seluruhnya 76-99% = Sebagian besar

51-75% = Lebih dari setengahnya 50% = Setengahnya

26-49% = Kurang dari setengahnya 1-25% = Sebagian kecil

0% = Tidak seorangpun

Untuk kepentingan penelitian mengenai pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita, maka dibuat tabel konversi sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) = sangat bermanfaat

Setuju (ST) = bermanfaat

Ragu-ragu (RG) = ragu-ragu

Tidak Setuju (TS) = tidak bermanfaat Sangat Tidak Setuju (STS) = sangat tidak bermanfaat

�=�


(3)

Ima Rakhmiadiani, 2013

Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian mengenai pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis disusun berdasarkan tujuan penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah : 1. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan

balita sangat dirasakan kebermanfaatannya pada aspek persiapan pembuatan makanan balita terutama dalam cara memilih bahan makanan yang baik dan segar.

2. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan balita pada aspek pengolahan makanan selingan sangat dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar ibu balita yang ditunjukkan dalam mengolah makanan selingan lebih bervariasi dan menghindari zat aditif yang dapat membahayakan kesehatan anak.

3. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan balita pada aspek penyajian makanan balita sangat dirasakan kebermanfaatannya oleh sebagian besar ibu balita dalam menyajikan makanan yang baru dalam porsi kecil untuk menghindari antipati anak terhadap makanan yang dikenalkan.

4. Ibu balita berpendapat sangat setuju penyuluhan pemberian makanan balita pada aspek pemberian makanan balita sangat dirasakan kebermanfaatannya oleh lebih dari setengah ibu balita dalam cara membiasakan anak makan sambil duduk agar anak tidak tersedak dan membiasakan anak makan dengan baik.

5. Ibu balita berpendapat sangat setuju bahwa penyuluhan pemberian makanan balita sangat dirasakan manfaatnya mengenai persiapan, pengolahan, penyajian dan pemberian makanan balita.


(4)

67

B. Rekomendasi

Rekomendasi penelitian disusun berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Penulis mencoba mengajukan rekomenddasi sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi ibu balita peserta penyuluhan makanan balita dalam upaya perbaikan gizi pada anak dibawah lima tahun.

1. Bagi Ibu Balita

Ibu sebagai orang yang paling dekat dengan anak sudah seharusnya menjaga dan merawat kesehatan anaknya. Seorang ibu harus mengusahakan kesehatan dan gizi anaknya dengan baik melalui upaya dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dengan cara aktif mengikuti penyuluhan pemberian makanan yang diadakan oleh Posyandu atau Puskesmas. Pada saat memberikan makanan pada anak, ibu harus melakukannya dengan penuh kesabaran yang cukup dan kasih sayang agar tercipta suasana yang menyenangkan.

2. Bagi Posyandu

Diharapkan peran aktif kader dalam memotivasi ibu balita untuk mengikuti penyuluhan pemberian makanperlu ditingkatkan mengingat belum semua ibu balita secara intensive mengikuti kegiatan Posyandu, sehingga pemahaman terhadap cara mengelola makanan balita terkait persiapan, pengolahan, penyajian dan pemberian makanan masih kurang.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Rekomendasi bagi para peneliti selanjutnya yang berminat dalam permasalahan ini, dapat dilakukan penelitian lanjut dari sisi lain terkait pelaksanaan program penyuluhan pemberian makanan balita.


(5)

Ima Rakhmiadiani, 2013

Pendapat ibu balita tentang manfaat hasil penyuluhan pemberian makanan balita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (2008). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Amani

Amalia, Lia dan Mardiah. (2006). Makanan Tepat untuk Balita. Depok: Kawan Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. --- . (2005). Manajemen Penelitian. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Rineka Cipta. --- .(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Departemen Kesehatan RI. (2007). Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Jakarta. Dina Agoes, Maria Poppy. (2003). Mencegah dan Mengatasi Kegemukan Pada

Balita. Jakarta : Puspa Swara.

Herdiana, Tri. (17 Sept 2012). Diet Hipertensi, Kolesterol, & Asam Urat. [online]. Tersedia:

http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2010/08/01/1503190/d iet-hipertensi--kolesterol----asam-urat [16 Sept 2012]

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta.

Lituhayu, Livanda. (2010). A-Z Tentang Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta: Genius.

Maryati,S (2000). Tata laksana Makanan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Mercury Yossy. (04 Jan 2012). Makanan Berprotein. [online]. Tersedia : http://makanan-1992.blogspot.com/2012/01/makanan-berprotein.html [16 Sept 2012]

Muaris, Hindah. (2006). Lauk Bergizi untuk Anak Balita. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(6)

69

NN. (04 Jan 2012). Lemak Sahabat Balita. [online]. Tersedia : http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/gizi+dan+kesehatan/Balita/lemak.sa habat.balita/001/001/45/1/3 [21 Sept 2012]

Nurhayati. (2008). Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pemanfaatan Posyandu Usila dan Hubungannya dengan Kemandirian Usia Lanjut di Puskesmas Helvetia Medan. [online]. Tersedia : http://repository.usu.ac.id?handle?123456789/6668 [21 Sept 2012]

Poerwadarminta, W.J.S. (1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Soegeng Santoso dan Annie Lies Ranti. (1999). Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suhardjo. (2003). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Syakur. (7 Mei 2012). Penuhi Energimu dengan Makanan yang Mengandung

Karbohidrat. [online]. Tersedia :

http://www.kesehatan123.com/2864/makanan-yang-mengandung-karbohidrat/ [16 Sept 2012]

Yuliana. E.(2005). Pendapat Ibu Balita tentang Penyelenggaraan Makanan Pada Anak Balita Rentan Gizi . Skripsi: Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

(…..). (06 Juni 2012). Beberapa Makanan yang Mengandung Vitamin. [Online]. Tersedia :


Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Ibu Balita Tentang Penyakit Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010

2 41 80

Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan Tahun 2015

0 19 97

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA MALANGJIWAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan

0 2 11

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENGENAI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN YANG BAIK UNTUK BALITA

0 2 38

PENDAPAT IBU BALITA TENTANG MANFAAT HASIL PENYULUHAN PEMBERIAN MAKANAN BALITA.

0 0 23

PERSEPSI IBU BALITA TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) BAGI BALITA DI PAUD KOBER CIJAMBE - repository UPI S PKK 1203191 Title

0 0 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG SANITASI MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA

0 1 8

PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN SEHAT BAGI BALITA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA ( Di Tk Bangkit Mojoagung Jombang ) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 8 115

PENYULUHAN PADA IBU MENINGKATKAN TINDAKAN PENCEGAHAN TUBERCULOSIS PADA BALITA NASKAH PUBLIKASI - PENYULUHAN PADA IBU MENINGKATKAN TINDAKAN PENCEGAHAN TUBERCULOSIS PADA BALITA - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 13

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Perilaku Ibu tentang Pemberian Makanan Seimbang dengan perubahan Berat badan Balita di Posyandu Lotus Yog

0 0 11