PEMBELAJARAN REBAB GAYA ULOH DI SOREANG KABUPATEN BANDUNG.
ii Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
TESIS
PEMBELAJARAN
REBAB
GAYA
ULOH
DI
SOREANG
KABUPATEN
BANDUNG
Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari
Syarat untuk memperoleh Gelar
Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni
Oleh :
Suparman
Nim : 1101605
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
ii Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pernyataan
“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul
“Pembelajaran Rebab Gaya Uloh di Soreang Kabupaten Bandung” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakanatau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sangsi yang akan dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”
Bandung, Juli 2013 ttd
(3)
ii Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PEMBELAJARAN REBAB GAYA ULOH DI
SOREANG KABUPATEN BANDUNG
Oleh SUPARMAN
1101605
Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Strata II Ilmu Pendidikan
(4)
ii Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(5)
ii Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I,
( Dr. Sukanta, S.Kar, M.Hum ) NIP. 196209171989031002
Pembimbing II,
( Dr. Uus Karwati, S.Kar, M.SN ) NIP.196506231991012001
Diketahui oleh
Ketua Jurusan/Program studi Pendidikan Seni
( Dr. Sukanta, S.Kar, M.Hum ) NIP. 196209171989031002
(6)
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Abstrak
Tesis ini berjudul Pembelajaran Rebab Gaya Uloh di Soreang Kabupaten Bandung. Permasalahan dalam penelitian ini adalah terkait dengan ciri khas permainan rebab Uloh yang diimplementasikan pada murid-muridnya dan strategi pembelajaran rebab yang dilakukan Uloh menyangkut strategi pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, metode-metode pembelajaran rebab, model pembelajaran nyantrik, serta hasil yang dicapai oleh murid-muridnya.
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menjelaskan secara rinci sedetail mungkin. Maka dalam penjabaranya peneliti mendeskrifsikan tentang temuan-temuan menyangkut ciri khas rebab Uloh dan strategi pembelajaran Uloh tentang konsep pembelajaran dan hasil yang dicapai murid ialah murid terampil dalam memainkan rebab.
(7)
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Abstract:
This thesis entitles Pembelajaran Rebab Gaya Uloh at Kab. Soreang Bandung. The problems in this study were related with the characteristic of Rebab which is implemented by Uloh to students in the classroom, the Rebab learning strategies made by Uloh regarding to the concept of learning, and the steps that was used in giving Rebab lessons. This study revealed the results which was achieved by his students. The study used descriptive qualitative approach in order to give explanatioan as clear as possible. The result of the study found that the style that was used by Uloh was effective to be implemented in the classroom and students’ skill in playing Rebab showed improvement.
(8)
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... HAL
DAFTAR ISI ... ii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Masalah ... 4
D. Metodologi Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Struktur Organisasi Tesis ... 7
BAB II : LANDASAN TEORI ... 8
A. Pembelajaran ... 8
B. 1. Model Pembelajaran ... 11
2. Metode Pembelajaran ... 13
C. Rebab ... 17
1. Asal Usul Rebab ... 18
2. Organologi Rebab ... 18
3. Filosofi Rebab ... 29
4. Posisi Badan Dalam Bermain Rebab ... 30
5. Teknik Penjarian ... 31
6. Penotasian ... 33
7. Ornamentasi Rebab ... 33
8. Fungsi Rebab Pada Karawitan Sunda ... 37
D. Gaya ... 38
E. Mengenal Seniman Rebab Uloh ... 38
BAB III : METODE PENELITIAN ... 45
A. Metode Penelitian ... 45
B. Teknik Pengumpulan Data ... 45
C. Teknik Analisis Data ... 47
D. Teknik Pengolahan Data ... 47
(9)
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Hasil Penelitian ... 49
1. Latar Belakang Rebab Gaya Uloh ... 49
2. Ciri khas Rebab Gaya Uloh ... 49
3. StrategiPembelajaran Rebab Gaya Uloh ... 55
B. Pembahasan ... 107
1. Pembahasan Pembelajaran Rebab Gaya Uloh ... 107
2. Pembahasan Model Pembelajaran Nyantrik ... ... 110
3. Pembahasan Hasil Pembalajaran Rebab Gaya Uloh ... 110
BAB V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 114
A.Kesimpulan ... . 114
B. Implikasi ... ... 117
Daftar Pustaka ... ... 119
(10)
1
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instrumen rebab merupakan instrumen yang penting khususnya dalam ensambel gamelan salendro.Tetapi rebab pun dipakai juga pada gamelan Degung, kacapian dan Cianjuran. instrumen ini memiliki berbagai fungsi. Fungsi rebab dalam karawitan Sunda antara lain sebagai murda lagu, menghiasi senggol yang dibawakan sinden, menentukan laras pada melodi lagu, pembuka lagu atau istilah karawitan Sunda disebut pangkat. Begitu pula pada pementasan wayang golek, tatkala dalang kakawen (bernyanyi) disana rebab berfungsi sebagai penghias vokal dalang. Apabila sekaran dalang tanpa diiringi oleh rebab maka penyajian lagunya sangat terasa kurang sempurna. Menurut Uloh (wawancara, 11 Maret 2013) rebab secara musikal mempunyai fungsi khusus, mengikuti melodi sekar sinden yang dikenal dengan istilah; mapagkeun, nganteurkeun dan ngecagkeun lagu.
Jumlah pemain rebab saat ini berkurang dikarenakan tuntutan menjadi seorang pemain rebab sangat sulit, pemain rebab dituntut agar dapat menguasai berbagai hal berkaitan dengan ilmu karawitan, seperti tangga nada, vokabuler, dan teknik penjarian. Oleh karenanya tidak heran jika generasi muda kurang tertarik untuk mempelajari instrumen rebab. Disamping memerlukan waktu yang relatif lama, juga tekun dan ulet menjadi kata kunci dalam proses penguasaan permainan rebab. Alasan itulah yang menyebabkan langkanya pemain rebab.
Rebab Sunda sebenarnya berbeda dengan alat musik gesek lain, dan cara membawakan melodinyapun khas mengikuti lagu yang dibawakan oleh vokalis sinden. Selain itu instrumen rebab Sunda berfungsi sebagai pedoman penentu tangga nada atau menurut istilah seniman rebab berfungsi sebagai pamager laras lagu supaya nada tidak berpindah.
Selama ini seniman yang mempelajari rebab di masyarakat baik secara formal maupun secara non formal masih sangat kurang. Berdasarkan pengamatan
(11)
2
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
di lapangan, terdapat beberapa alasan yang mendukung kenyataan tersebut: pertama, lembaga yang menyediakan pembelajaran rebab masih sedikit, tempat belajar rebab yang berada di kota Bandung hanya ada dua tempat, yaitu di tempat Uloh dan di tempat Asep Mulyana. Kedua, lembaga pendidikan formal yang mengajarkan rebab Masih terbatas yaitu di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 10 kota Madya Bandung dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung (STSI) Bandung.
Pembelajaran rebab secara formal di dua lembaga tersebut sangat langka peminatnya, dilihat dari data lulusan sekolah tersebut hanya sedikit para pebelajar yang mampu menjadi pemain rebab profesional, bahkan merekapun masih merasakan hasilnya kurang maksimal. Berdasarkan pendapat mereka (para alumni SMKI) guna memperdalam pengetahuan dan kemampuanya harus ditambah dengan berguru kepada para seniman rebab yang dipandang profesional melalui cara nyantrik.
Konsep pembelajaran rebab secara formal telah memiliki metode dan tahap-tahap yang khusus, baik tehnik, materi ajar, lagu, bahkan waktu yang terjadwal. Untuk menjadi seorang yang mahir atau profesional pencapaian kemampuan rebab maka seorang pemain rebab tidak cukup hanya mengandalkan latihan di kelas, perlu pengenalan materi luas serta pengalaman yang memadai.
Berdasarkan pendapat Uloh (wawancara; 25 Februari 2013) bahwa diantara kemampuan profesional pemain rebab akan dipandang memadai apabila ia menguasai beberapa repertoar lagu. Adapun penguasaan beberapa repertoar perlu ditunjang dengan kemampuan ornamentasi yang variatif. Guna memperoleh pengalaman praktek yang memadai, maka salah satunya melalui belajar secara nyantrik.
Nyantrik menurut kamus basa Sunda artinya magang (Kamus Basa Sunda, hal 102 tahun 2007), yakni peserta didik belajar praktek secara langsung di lapangan, dengan melihat pada situasi pertunjukkan dan mempraktekan arahan dan bimbingan guru.Sebelum pelaksanaan nyantrik atau magang ada beberapa hal yang dilakukan.
(12)
3
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Seniman rebab di kota Bandung yang diakui kemahiranya oleh komunitas seniman rebab antara lain Uloh Abdulah yang berdomisili di Soreang Kabupaten Bandung. Secara profesional Uloh dalam bermain rebab sudah diakui, para seniman di wilayah kota Bandung, Uloh juga memiliki ciri khas yang banyak diacu oleh para seniman rebab lainya.
Uloh mempunyai murid yang sudah sering tampil bersama grup-grup seni Sunda yang ada di daerah Bandung, kemahiran muridnya adalah berkat dari hasil belajarnya bersama Uloh. Dalam memberikan pelatihan, Uloh menggunakan berbagai strategi untuk memotivasi siswa didik, juga untuk mengefesienkan waktu dan tenaga.
Cara-cara pembelajaran rebab gaya Uloh, sangat menarik untuk dibahas dalam bentuk penelitian. Ketertarikan tersebut akan dicoba diwujudkan dalam bentuk kegiatan penelitian dengan judul : PEMBELAJARAN REBAB GAYA ULOH DI SOREANG KABUPATEN BANDUNG.
B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dapat diidentifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut :
a) Seniman Uloh telah diakui sebagai pemain rebab profesional, dan menjadi acuan para seniman rebab yang lain.
b) Seniman Uloh memiliki kemampuan mengajarkan rebab kepada murid-muridnya dengan strategi pelatihan khas yang disebut nyantrik.
c) Berdasarkan pengamatan, banyak peserta didik Uloh yang berhasil menjadi pengrebab profesional di masyarakat.
d) Konsep pembelajaran cara nyantrik menjadi salah satu strategi belajar rebab yang banyak ditempuh oleh para seniman rebab, namun nyantrik belum terkonsep secara jelas.
Berdasarkan identifikasi di atas dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1) Bagaimana ciri khas permainan rebab gaya Uloh yang diimplementasikan pada peserta didiknya ?
(13)
4
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Bagaimana strategi pembelajaran rebab yang diterapkan seniman Uloh terhadap para muridnya ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan ciri khas permainan rebab gaya Uloh yang diimplementasikan terhadap para muridnya.
2. Untuk mengetahui strategi pembelajaran rebab yang diimplementasikan seniman Uloh.
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan termasuk dalam metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Maka dalam penjabaranya peneliti akan mendeskrifsikan tentang ciri-ciri permainan rebab gaya Uloh dan konsep pembelajaran rebab gaya Uloh, serta menganalisis karya rebab serta hasil yang dicapai oleh para muridnya setelah mengikuti pembelajaran rebab pada seniman Uloh.
Teknik Pengumpulan Data
Tahapan dalam metodologi penelitian yang dilakukan antara lain : 1. Observasi
Observasi terhadap subjek penelitian dilakukan secara langsung dengan teknik tertera pada penjelasan di bawah. Pada pelaksanaannya peneliti bertindak sebagai participant obseration, hal ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui secara langsung berbagai hal berkaitan dengan kegiatan pembelajaran rebab gaya Uloh termasuk fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Observasi ini bertujuan agar peneliti mendapatkan data sedetail mungkin sehingga memudahkan peneliti untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan memaknai gejala-gejala yang terjadi di lapangan. Dengan demikian data yang diperoleh dari nara sumber dapat diperoleh secara langsung. Suasana yang didengar dan terlihat merupakan data atau informasi yang dapat mendukung, melengkapi atau menambah informasi hasil dari Observasi.
(14)
5
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Wawancara
Wawancara atau tanya jawab dilakukan secara langsung kepada responden yaitu nara sumber (Uloh Abdulah) sebagai guru, para murid di tempat pelatihan tersebut serta wawancara kepada tokoh seni lain yang dianggap kompeten dalam bidang ini dengan mengajukan pertanyaan dalam bentuk uraian. Keuntungan bentuk pertanyaan uraian, peneliti dapat bertanya lebih terperinci sehingga jawaban dari responden lebih leluasa bahkan sampai sedetail mungkin wawancara dilakukan secara bertahap.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari data dari sumber sekunder baik bentuk tulisan atau bacaan yang berupa buku sumber, tesis, jurnal, laporan penelitian, artikel budaya, dan karya ilmiah lainnya yang terkait dengan topik ini. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya dupliklasi yang dilakukan peneliti.
4. Teknik Analisis Data
Setelah semua data yang terkumpul, kemudian peneliti melakukan penganalisisan data dan melakukan koding untuk mempertajam kepekaan terhadap data yang terkumpul, sehingga memudahkan kategorisasi data. Semua ini merupakan upaya untuk memaknai data. Hal ini akan timbul apabila dalam pemilihan dan pengolahan data tidak tepat, serta ketidak lengkapan data yang didapat. Dengan demikian data yang didapat dirinci sedetail mungkin, sehingga dapat membantu penelitian dalam hal ini adalah pembelajaran rebab gaya Uloh di Soreang Kabupaten Bandung.
5. Teknik Pengolahan Data
Data-data yang terkumpul baik dalam bentuk catatan, rekaman atau bentuk lainnya, kemudian dilakukan kegiatan analisis terhadap data-data tersebut dengan beberapa langkah sebagai berikut:
(15)
6
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Mengklasifikasikan setiap data yang diperoleh terkait dengan ciri khas permainan rebab gaya Uloh yang diimplementasikan kepada peserta didiknya dan strategi pembelajaran yang dilakukan Uloh kepada muridnya.
b. Menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil lapangan dengan literatur atau sumber lain yang berupa teori serta dengan narasumber yang menunjang sehingga menghasilkan beberapa kesimpulan yang tekait dengan masalah yang menjadi topik penelitian.
c. Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah mengalami proses pengolahan, sebagai kesimpulan dalam bentuk tulisan yang menjadi tema dalam penelitian ini.
d. Menganalisis data berdasarkan masalah penelitian.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini ada beberapa manfaat yang dapat diraih bagi kepentingan pembelajaran rebab. Hasil penelitian ini pun diharapkan kelak dapat membantu program pemerintah, memberi kontribusi kepada masyarakat dalam pelestarian kebudayaan daerah Sunda khususnya tentang pembelajaran. Signifikansi manfaat dalam penelitian ini antara lain bagi :
1. Peneliti ;
Penelitian ini menjadi salah satu pengalaman peneliti yang berharga dan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang ciri khas permainan rebab gaya Uloh dan konsep pembelajarann rebab yang dikembangkan oleh seniman Uloh.
2. Seniman Uloh ;
Dapat mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran rebab melalui paparan penelitian ini guna mempertimbangkan strategi yang lebih baik yang
diimplikasikan ke dalam proses pembelajaran rebab oleh Uloh sebagai guru. 3. Peserta Didik
Dapat mengetahui tentang cara belajar yang efektif, dan dapat mengatasi kesulitan dalam menempuh pembelajaran rebab.
(16)
7
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan yang dimaksud yaitu lembaga pendidikan yang khusus menerapkan pembelajaran rebab seperti di sekolah formal guna mengetahui gaya pembelajaran rebab secara non formal pada seniman rebab.
5. Memberi kontribusi pada lembaga UPI khususnya Sekolah Pascasarjana program studi Pendidikan Seni terkait dengan kajian pembelajaran musik tradisional rebab.
6. Memberi motivasi dan kontribusi kepada pelaku seni dalam mengembangkan seni tradisional khususnya pembelajaran rebab.
F. Struktur Organisasi Tesis
Tesis terdiri atas lima bab meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN berisi tentang: a) Latar belakang Penelitian, b) Identifikasi dan Perumusan Masalah, c)TujuanPenelitian, d) Manfaat/Signifikasi Penelitian, e) Laporan Hasil penelitian, f) Struktur Organisasi Tesis.
BAB II : LANDASAN TEORI tentang : A. Pembelajaran yang meliputi 1 ) Pembelajaran, 2) Model Pembelajaran, 3) Metode Pembelajaran, B. Rebab yang meliputi 1) Asal usul rebab, 2) Organologi rebab, 3) Filosofi rebab, 4) Posisi Badan Dalam Bermain rebab, 5) Teknik Penjarian, 6) Penotasian rebab, 7) Ornamentasi rebab, 8) Fungsi Rebab pada Karawitan Sunda, 9) Konsep Garap rebab, C. Gaya , D. Mengenal Seniman Rebab Uloh, E. Konsep Belajar Rebab
BAB III : METODE PENELITIAN yang meliputi : A. Metode Penelitian, B. Teknik Pengumpulan Data, C. Studi Dokumentasi, D. Sumber Data, E. Teknik Pengolahan Data.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN yang meliputi : A. Hasil Penelitian,1. Latar Belakang Rebab Gaya Uloh, 2. Ciri Khas Rebab Gaya Uloh, 3. Pembelajaran Gaya Uloh, B. Pembahasan ,1. Pembahasan Pembelajaran Rebab Gaya Uloh, 2.Pembahasan Model Pembelajaran Nyantrik, 3. Pembahasan Hasil Pembalajaran Rebab Gaya Uloh.
Bab V:KESIMPULAN DAN IMPLIKASI yang meliputi A. Kesimpulan, B. Implikasi Lampiran-lampiran dan lain-lain.
(17)
8
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(18)
45
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Berdasarkan kepada karakteristik data yang diperlukan oleh penelitian ini, maka metode yang dianggap paling tepat untuk dapat menggali seluruh data yang diperlukan oleh peneliti adalah metode deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
Alasan menggunakan metode deskriptif analitik ini sejalan dengan tujuanya untuk mendeskripsikan dan menganalisis peristiwa yang terjadi terkait dengan konsep pembelajaran rebab Uloh dan hasil pembelajaran rebab Uloh terhadap para muridnya. Alwasilah mengemukakan bahwa : “ penelitian kualitatif berfokus pada fenomena tertentu yang tidak memiliki generalizality dan
comparability, tetapi memiliki internal vability dan kontextual understanding”
(1991:143).
Hal esensial yang diteliti dalam penelitian ini adalah menetapkan hubungan antara objek yang satu dengan objek lainya yang relevan dengan masalah yang diteliti yakni tentang konsep pembelajaran yang mencakup cara-cara Uloh dalam mengajar, dan menganalisa hasil yang dicapai oleh para muridnya.
B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian ini, menggunakan teknik pengumpulan data yang benar-benar tepat dan sesuai dengan karakteristik data yang akan digali agar dapat mencapai hasil yang maksimal, melalui teknik :
1. Observasi
Observasi (pengamatan) dilakukan secara langsung di tempat penelitian. Kedudukan peneliti bertindak sebagai participant observation, hal ini dimaksudkan agar peneliti terlibat secara langsung dalam berbagai hal berkaitan
(19)
46
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan proses pembelajaran rebab gaya Uloh di Soreang Kabupaten Bandung . Observasi ini bertujuan agar peneliti mendapatkan data sedetail mungkin sehingga memudahkan peneliti untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan memaknai gejala-gejala yang terjadi di lapangan. Dengan demikian data yang diperoleh dari nara sumber dapat diperoleh secara langsung yakni dari Uloh sebagai pelatih rebab dan murid-muridnya yang belajar rebab di tempat Uloh. Suasana yang didengar dan terlihat merupakan data atau informasi yang dapat mendukung, melengkapi atau menambah informasi hasil dari wawancara.
Langkah awal yaitu menyiapkan instrumen penelitian dan peralatan yang diperlukan selama observasi, seperti alat perekam audio untuk merekam selama kegiatan observasi dan camera foto digunakan untuk medokumentasikan semua kegiatan observasi. Aspek-aspek yang digali meliputi :
a. Aktifitas kegiatan yang terjadi pada pembelajaran rebab di kediaman Uloh.
b. Gerak gerik dan prilaku responden, dan informan.
c. Mencatat situasi peristiwa yang berhubungan dengan aktifitas kegiatan pembejaran rebab di kediaman Uloh.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung kepada nara sumber yaitu seniman Uloh sebagai nara sumber utama di tempat tersebut, serta terhadap tokoh seni lain yang dianggap kompeten dalam bidang ini. Wawancara yang dilakukan secara bertahap dan langsung kepada nara sumber dan informan dengan mempersiapkan pedoman wawancara secara terstruktur dalam bentuk uraian melalui lisan. Nara sumber yang dimaksud adalah pengajar rebab yaitu seniman Uloh, sedangkan informannya adalah tokoh-tokoh rebab dan peserta didik atau murid-muridnya. Adapun data yang digali atau dikumpulkan yaitu ciri khas permainan rebab gaya Uloh yang diimplementasikan kepada muridnya dan strategi pembelajaran yang dilakukan Uloh.
(20)
47
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3 Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari data dari sumber sekunder baik bentuk tulisan atau bacaan yang berupa buku sumber, tesis, jurnal, laporan penelitian, artikel budaya, dan karya ilmiah lainnya yang terkait dengan pembelajaran rebab. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya dupliklasi yang dilakukan peneliti, dan guna mendapatkan informasi yang mendukung data dalam penelitian ini.
4. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan penela’ahan terhadap sumber-sumber tulisan ilmiah yang ada di perpustakaan UPI Bandung, perpustakan STSI Bandung. Buku sumber yang ditela’ah terdiri dari buku-buku teori pedagogi dan buku teori karawitan yang relevan dengan penelitian ini.
C. Teknik Analisis Data
Sebuah data terkumpul, peneliti melakukan write up dan melakukan koding untuk mempertajam kepekaan terhadap data yang terkumpul, sehingga memudahkan kategorisasi data. Semua ini merupakan upaya untuk memaknai data. Data yang didapat dirinci sedetail mungkin, terkait konsep pembelajaran rebab gaya Uloh.
D. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, baik dalam bentuk catatan, rekaman atau bentuk lainnya, kemudian dilakukan kegiatan analisis terhadap data-data yang telah diproses tersebut dengan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Mengklasifikasikan setiap data yang diperoleh terkait dengan konsep pembelajaran rebab gaya Uloh.
2. Menyesuaikan dan membandingkan antara data hasil lapangan dengan literatur atau sumber lain yang berupa teori serta dengan narasumber yang menunjang sehingga menghasilkan beberapa kesimpulan yang tekait dengan konsep
(21)
48
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah mengalami proses pengolahan, sebagai kesimpulan sesuai tema dalam penelitian ini.
E. Laporan Hasil Penelitian
Setelah melalui beberapa tahap dalam mengumpulkan data dan informasi baik melalui teknik observasi, wawancara, studi pustaka, dan studi dokumentasi, kemudian data diolah dan dianalisa sehingga menghasilkan bahan data yang sudah jadi, kemudian data-data tersebut disusun sehingga terbentuk menjadi wujud penelitian.
F. Alasan Pemikiran Subjek Penelitian
Alasan dipilihnya Uloh Abdulah sebagai subjek penelitian ini, mengingat beberapa pertimbangan antara lain : Uloh sebagai pengrebab yang profesional dan kemampuanya diacu oleh seniman lain, Uloh memiliki ciri khas dalam kesetanya yang menarik untuk dianalisa. Dalam memberikan bimbingan terhadap para muridnya, Uloh memiliki strategi khusus yang menarik untuk diamati.
(22)
114
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Setelah melalui serangkaian penelitian yang dilakukan dengan teknik-teknik observasi dan wawancara kepada subjek dan objek pembelajaran rebab gaya Uloh di kampung Cebek Desa Soreang Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung , maka peneliti mendapatkan beberapa kesimpulan yang diharapkan dapat mendukukng hasil penelitian.
a. Kesimpulan
Pembelajaran rebab gaya Uloh meggunakan pendekatan individual melalui teknik nyantrik dimana siswa belajar secara langsung dan secara perorangan datang kepada Uloh untuk belajar. Strategi pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran rebab gaya Uloh yaitu menggunakan strategi pengajaran yang berpusat pada guru melalui tahapan-tahapan pembelajaran secara khusus.
Sebelum melakukan pembelajaran rebab, Uloh terlebih dulu menyiapkan bahan ajar yang disesuaikan dengan kemampuan murid baik melalui demonstrasi Uloh atau melalui media audio. Pemilihan materi disesuaikan dengan kategori murid dengan membedakan materi ajar untuk semua murid baik menyangkut pengetahuan rebab atau praktek rebab. Materi ajar praktek dipersiapkan Uloh menyangkut teknik kesetan, penjarian ornamentasi, pangkat lagu, melodi lagu sawilet, lagu dua wilet, dan lagu lalamba.
Pengkategorian murid adalah strategi Uloh untuk memilah murid menjadi tiga tahap, yaitu; pemula, bisa, dan mahir. Pembelajaran rebab Uloh dalam prosesnya menggunakan metode antara lain : metode ceramah dilakukan pada saat menyampaikan materi pengetahuan tentang teori rebab, metode diskusi dilakukan pada saat pembelajaran tanya jawab mengenai hal-hal pembelajaran rebab yang tidak dimengerti oleh murid, metode imitasi dilakukan Uloh untuk memberi sampel materi pembelajaran praktek rebab, metode demonstrasi dilakukan Uloh untuk meberi contoh materi praktek rebab yang dapat memberi motivasi belajar murid, metode penugasan dilakukan Uloh untuk merangsang murid dalam belajar praktek agar secepatnya menguasai materi ajar praktek rebab,
(23)
115
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
metode drill/latihan berulang-ulang dilakukan murid baertujuan agar materi pembelajaran dapat tercapai maksimal.
Model pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran rebab gaya Uloh yaitu model pembelajaran nyantrik. Dalam melakukan pembelajaran, siswa didik tinggal bersama guru di rumah kediaman guru, melakukan aktivitas sehari-hari membantu pekerjaan guru, baik dalam hal pekerjaan profesi guru atau membantu dalam pekerjaan rumah tangga. Pembelajaran rebab dilakukan disela-sela waktu yang kosong sesuai dengan situasi yang ada, pembelajaran rebab dilakukan pada siang hari maupun malam hari.
Hasil yang dicapai murid setelah melalui berbagai tahapan proses pembelajaran baik menyangkut pengetahuan dan keterampilan rebab ditempuh dengan beberapa pertemuan atau dilakukan selama dua hingga tiga tahun murid dapat menguasai pengetahuan dan praktek bermain rebab seperti cara Uloh, akan tetapi ada pula siswa yang sudah sedikit menguasai permainan rebab belajar rebab kepada Uloh, berhasil dicapai dalam waktu hanya satu tahun saja. Hasil yang memuaskan Uloh, ketika sering diundangnya murid-murid Uloh bermain rebab membantu grup-grup seni Sunda yang ada. Sehingga dengan bukti inilah hasil yang dicapai pembelajaran rebab gaya Uloh berhasil dikuasai murid-muridnya.
b. Implikasi
Pembelajaran rebab gaya Uloh berimplikasi terhadap beberapa elemen : i. Bagi Pemerintah Daerah
Dengan adanya pembelajaran rebab gaya Uloh Pemerintah daerah dapat mengurangi jumlah pengangguran dengan belajar rebab di tempat Uloh , melestarikan seni Sunda melalui regenerasi pada pembelajaran rebab gaya Uloh, membuat program pengajaran seperti yang ada pada pembelajaran rebab gaya Uloh, dan implikasi lainya.
ii. Bagi Uloh Abdulah
Implikasi pembelajaran terhadap Uloh sendiri bisa menurunkan kemampuan bermain rebabnya kepada peserta didik, meningkatkan kemampuan dalam
(24)
116
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memberi pembelajaran rebab kepada peserta didik yang berikutnya. Keberadaan Uloh didunia musik tradisi Sunda semakin dikenal oleh masyarakat luas, dan melalui penelitian ini pendokumentasian tokoh Uloh bisa secara tertulis.
iii. Bagi Masyarakat
Implikasi pembelajaran rebab gaya Uloh pada masyarakat diantaranya memudahkan masyarakat belajar rebab di tempat Uloh tanpa melalui sekolah formal
(25)
117
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Glosarium
Balelo, bicara yang tidak jelas, istlah rebabnya lelol Bantal, rebab terbuat dari sejenis bahan yang elastis seperti karet, dibungkus
dengan kain beludru
Barang, nama nada satu dalam nada tangga nada Salendro
Batok wangkis, membran yang berbentuk hati terbuat dari kayu nangka dipermukaanya terpasang kulit babat.
Cacagan, tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan satu nada dengan satu gesekan
Ceuli, telinga istilah ini untuk tangan bagian atas rebab
Dongkang, teknik penjarian pada rebab, yaitu untuk menengkep nada yang jauh dari telunjuk atau jari kelingking di dongkang (Sunda) disusul oleh jari kelingking
Embat , nama teknik membunyikan rebab penggesek rebabnya ditarik atau didorong
Galimer/Bem, nama nada empat pada tangga nada
Gedag, sebuah teknik penjarian pada permainan rebab untuk menghasilkan bunyi yang bergelombang / vibrasi
Gerentes, sebuah teknik penjarian pada permainan rebab untuk menghasilkan bunyi nada yang bergantian
Geter, sebuah teknik penjarian pada permainan rebab untuk menghasilkan bunyi yang bergetar/bergelombang
Getet, adalah tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan satu nada dengan satu gesekan penggesek
Golosor, teknik membunyikan rebab nada yang panjang, penggeseknya tidak tersendat, baik ditarik atau didorong
Kakawen, lagu yang dibawakan dalang yang menggambarkan sesuatu Kawih lagu, gaya lagu
Kenong, nama sebutan nada dua di masyarakat Kenur, tali senar plastik
Kerecek, tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan satu nada dengan satu gesekan baik kesamping kiri atau ke samping kanan
Ketuk tilu, jenis seni pertunjukan Sunda
Kosod, yaitu salah satu teknik penjarian pada permainan rebab untuk menghasilkan variasi bunyi bergelombang
Lamak, serpihan kain Laras, tangga nada
Lelol, jenis ornamentasi rebab
Liang irung,lubang kawat atas di tiang rebab
Ligar, membunyikan kedua kawat dalam satu gesekan pada rebab Loloran, nama nada dua notasi karawitan Sunda
Mager memagar (pagar penghalang), memagari melodi.
Malih warni, salah satu teknik penjarian pada permainan rebab diluar aturan yang sudah biasa dikarenakan kebutuhan tehnis
(26)
118
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Meujit, salah satu teknik dalam permainan rebab pada saat membunyikan nada kecil
Menengkep,menekan tanpa menggunakan tenaga yang besar Murda, pembawa melodi
Nganteurkeun, menghantarkan senggol yang dilantunkan sinden oleh rebab
Ngecageun, menghantarkan senggol sampai ke akhir yang dilantunkan sinden oleh rebab
Nyandra, Keterangan dalang dalam menceritakan sesuatu
Nyantrik. yaitu kata dari bahasa Sunda yang menurut kamus basa Sunda artinya magang
Nyurupkeun, menyetem nada
Pacok, sebuah teknik penjarian juga pada permainan rebab untuk menghasilkan variasi bunyi
Panelu, nama nada tiga dalam notasi Sunda Pangeset, batang untuk menggesek rebab Pangkat, pembuka lagu dalam alunan gamelan
Paut, teknik penjarian rebab, yaitu menengkep dengan cara memindahkan posisi jari baik dari atas ke bawah atau sebaliknya dari bawah ke atas tanpa melepaskan gesekan penggesek juga melepaskan jarinya
Pucuk, ujung atas rebab
Puret, telinga rebab menjadi alat menyetem rebab
Renghapan, tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan rebab mendahului melodi suarawati dengan satu kesetan.
Sila bengkok, duduk di lantai dengan melipat kaki kedua-duanya kedalam di depan pinggul
sila dalang, duduk di lantai seperti yang dilakukan dalang wayang golek dengan melipat kaki kedua-duanya di depan pinggul tetapi lipatan kaki kanan lebih tinggi dari lipatan kaki kiri yang ada di bawah
Senggol, gaya melodi yang khas
Singgul, nama nada lima dalam notasi Sunda
Sisir, pembatas dua kawat di bawah tumpang sari pada wangkis rebab suku, kaki rebab
Tumpang sari sejenis tangkai penyangga kawat Tugu, nama nada satu dalam notasi Sunda
(27)
Suparman, 2013
Pelajaran Rebab Gaya Uloh Di Soreang Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Daftar Pustaka
Alwasilah, A.Chaedar (2004), Pokoknya kualitatif. Bandung. Pustaka Jaya
B.S Djamarah dan Aswan Z.(1995). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta B. Uno Hamzah (2007), Model pembelajaran, Jakarta, PT. Bumi Aksara
JS,Husdarta (2001), Pengaruh Gaya Mengajar resiprokal dan Eksplorasi terhadap Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Memecahkan Masalah dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Bandung, FPOK-UPI Kiram, Yanuar (1992), Belajar Motorik, Jakarta, Depdikbud
Ma’mun, Amung dan MS, Yuda(1999/2000), Perkembangan Gerak dan Belajar gerak,
Depdikbud.
Mosston,M. &Ashworth,s.(1994). Teching Physical Education.Edisi ke empat. Macmillan College Publishing Company Inc.
Natawijaya. Rohman (1991/1992), Psikologi pendidikan, Jakarta, Depdikbud
Nasution, S (1996), Metode Penelitian Naturalistik, Kualitatif,Jakarta. Bumi Aksara
Dep.Dik.Nas (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi ke empat, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rasyidin.Waini dkk (2006), Filsafat Pendidikan, Bandung, UPI Press.
R.Ibrahim dan Syaodih.N (1991/1992). Perencanaan Pengajaran, Depdikbud Semiawan,R.Conny (1990/1991), Hakekat Pendidikan di Sekolah Darar, Depdikbud Sagala, Saeful (2005), Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta
Satja Dibrata, R (2005), Kamus Basa Sunda, Bandung, PT Kiblat Buku Utama. Simanjuntak,Pasaribu LL.(1983), Proses Belajar Mengajar, Bandung, Tarsito
Sudjana, Nasution dan Ibrahim (1989) Penelitian dan Penelaian Pendidikan, Bandung. Sinar Baru
Sugiono (2005), Memahami penelitian kualitatif, Bandung. Alfabeta
Supiyanto (2006), Fisika untuk SMA kelas XI, Jakarta. PT. Phibeta Aneka Gama Winarno, Surakhmad (1994), Pengantar penelitian Ilmiah, Bandung.Tarsito Winataputra,S, Udin (1996), psikologi Pendidikan, Bandung, Pribumi Mekar
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Setelah melalui serangkaian penelitian yang dilakukan dengan teknik-teknik observasi dan wawancara kepada subjek dan objek pembelajaran rebab gaya Uloh di kampung Cebek Desa Soreang Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung , maka peneliti mendapatkan beberapa kesimpulan yang diharapkan dapat mendukukng hasil penelitian.
a. Kesimpulan
Pembelajaran rebab gaya Uloh meggunakan pendekatan individual melalui teknik nyantrik dimana siswa belajar secara langsung dan secara perorangan datang kepada Uloh untuk belajar. Strategi pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran rebab gaya Uloh yaitu menggunakan strategi pengajaran yang berpusat pada guru melalui tahapan-tahapan pembelajaran secara khusus.
Sebelum melakukan pembelajaran rebab, Uloh terlebih dulu menyiapkan bahan ajar yang disesuaikan dengan kemampuan murid baik melalui demonstrasi Uloh atau melalui media audio. Pemilihan materi disesuaikan dengan kategori murid dengan membedakan materi ajar untuk semua murid baik menyangkut pengetahuan rebab atau praktek rebab. Materi ajar praktek dipersiapkan Uloh menyangkut teknik kesetan, penjarian ornamentasi, pangkat lagu, melodi lagu
sawilet, lagu dua wilet, dan lagu lalamba.
Pengkategorian murid adalah strategi Uloh untuk memilah murid menjadi tiga tahap, yaitu; pemula, bisa, dan mahir. Pembelajaran rebab Uloh dalam prosesnya menggunakan metode antara lain : metode ceramah dilakukan pada saat menyampaikan materi pengetahuan tentang teori rebab, metode diskusi dilakukan pada saat pembelajaran tanya jawab mengenai hal-hal pembelajaran rebab yang tidak dimengerti oleh murid, metode imitasi dilakukan Uloh untuk memberi sampel materi pembelajaran praktek rebab, metode demonstrasi dilakukan Uloh untuk meberi contoh materi praktek rebab yang dapat memberi motivasi belajar murid, metode penugasan dilakukan Uloh untuk merangsang murid dalam belajar praktek agar secepatnya menguasai materi ajar praktek rebab,
(2)
metode drill/latihan berulang-ulang dilakukan murid baertujuan agar materi pembelajaran dapat tercapai maksimal.
Model pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran rebab gaya Uloh yaitu model pembelajaran nyantrik. Dalam melakukan pembelajaran, siswa didik tinggal bersama guru di rumah kediaman guru, melakukan aktivitas sehari-hari membantu pekerjaan guru, baik dalam hal pekerjaan profesi guru atau membantu dalam pekerjaan rumah tangga. Pembelajaran rebab dilakukan disela-sela waktu yang kosong sesuai dengan situasi yang ada, pembelajaran rebab dilakukan pada siang hari maupun malam hari.
Hasil yang dicapai murid setelah melalui berbagai tahapan proses pembelajaran baik menyangkut pengetahuan dan keterampilan rebab ditempuh dengan beberapa pertemuan atau dilakukan selama dua hingga tiga tahun murid dapat menguasai pengetahuan dan praktek bermain rebab seperti cara Uloh, akan tetapi ada pula siswa yang sudah sedikit menguasai permainan rebab belajar rebab kepada Uloh, berhasil dicapai dalam waktu hanya satu tahun saja. Hasil yang memuaskan Uloh, ketika sering diundangnya murid-murid Uloh bermain rebab membantu grup-grup seni Sunda yang ada. Sehingga dengan bukti inilah hasil yang dicapai pembelajaran rebab gaya Uloh berhasil dikuasai murid-muridnya.
b. Implikasi
Pembelajaran rebab gaya Uloh berimplikasi terhadap beberapa elemen : i. Bagi Pemerintah Daerah
Dengan adanya pembelajaran rebab gaya Uloh Pemerintah daerah dapat mengurangi jumlah pengangguran dengan belajar rebab di tempat Uloh , melestarikan seni Sunda melalui regenerasi pada pembelajaran rebab gaya Uloh, membuat program pengajaran seperti yang ada pada pembelajaran rebab
(3)
memberi pembelajaran rebab kepada peserta didik yang berikutnya. Keberadaan Uloh didunia musik tradisi Sunda semakin dikenal oleh masyarakat luas, dan melalui penelitian ini pendokumentasian tokoh Uloh bisa secara tertulis.
iii. Bagi Masyarakat
Implikasi pembelajaran rebab gaya Uloh pada masyarakat diantaranya memudahkan masyarakat belajar rebab di tempat Uloh tanpa melalui sekolah formal
(4)
Glosarium
Balelo, bicara yang tidak jelas, istlah rebabnya lelol Bantal, rebab terbuat dari sejenis bahan yang elastis seperti karet, dibungkus
dengan kain beludru
Barang, nama nada satu dalam nada tangga nada Salendro
Batok wangkis, membran yang berbentuk hati terbuat dari kayu nangka
dipermukaanya terpasang kulit babat.
Cacagan, tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan satu nada dengan
satu gesekan
Ceuli, telinga istilah ini untuk tangan bagian atas rebab
Dongkang, teknik penjarian pada rebab, yaitu untuk menengkep nada yang jauh
dari telunjuk atau jari kelingking di dongkang (Sunda) disusul oleh jari kelingking
Embat , nama teknik membunyikan rebab penggesek rebabnya ditarik atau
didorong
Galimer/Bem, nama nada empat pada tangga nada
Gedag, sebuah teknik penjarian pada permainan rebab untuk menghasilkan bunyi
yang bergelombang / vibrasi
Gerentes, sebuah teknik penjarian pada permainan rebab untuk menghasilkan
bunyi nada yang bergantian
Geter, sebuah teknik penjarian pada permainan rebab untuk menghasilkan bunyi
yang bergetar/bergelombang
Getet, adalah tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan satu nada
dengan satu gesekan penggesek
Golosor, teknik membunyikan rebab nada yang panjang, penggeseknya tidak
tersendat, baik ditarik atau didorong
Kakawen, lagu yang dibawakan dalang yang menggambarkan sesuatu Kawih lagu, gaya lagu
Kenong, nama sebutan nada dua di masyarakat Kenur, tali senar plastik
Kerecek, tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan satu nada dengan
satu gesekan baik kesamping kiri atau ke samping kanan
Ketuk tilu, jenis seni pertunjukan Sunda
Kosod, yaitu salah satu teknik penjarian pada permainan rebab untuk
menghasilkan variasi bunyi bergelombang
Lamak, serpihan kain
Laras, tangga nada
(5)
Meujit, salah satu teknik dalam permainan rebab pada saat membunyikan nada
kecil
Menengkep,menekan tanpa menggunakan tenaga yang besar Murda, pembawa melodi
Nganteurkeun, menghantarkan senggol yang dilantunkan sinden oleh rebab
Ngecageun, menghantarkan senggol sampai ke akhir yang dilantunkan sinden
oleh rebab
Nyandra, Keterangan dalang dalam menceritakan sesuatu
Nyantrik. yaitu kata dari bahasa Sunda yang menurut kamus basa Sunda artinya
magang
Nyurupkeun, menyetem nada
Pacok, sebuah teknik penjarian juga pada permainan rebab untuk menghasilkan
variasi bunyi
Panelu, nama nada tiga dalam notasi Sunda Pangeset, batang untuk menggesek rebab Pangkat, pembuka lagu dalam alunan gamelan
Paut, teknik penjarian rebab, yaitu menengkep dengan cara memindahkan posisi
jari baik dari atas ke bawah atau sebaliknya dari bawah ke atas tanpa melepaskan gesekan penggesek juga melepaskan jarinya
Pucuk, ujung atas rebab
Puret, telinga rebab menjadi alat menyetem rebab
Renghapan, tehnik dalam menggesek rebab, yaitu membunyikan rebab
mendahului melodi suarawati dengan satu kesetan.
Sila bengkok, duduk di lantai dengan melipat kaki kedua-duanya kedalam di
depan pinggul
sila dalang, duduk di lantai seperti yang dilakukan dalang wayang golek dengan
melipat kaki kedua-duanya di depan pinggul tetapi lipatan kaki kanan lebih tinggi dari lipatan kaki kiri yang ada di bawah
Senggol, gaya melodi yang khas
Singgul, nama nada lima dalam notasi Sunda
Sisir, pembatas dua kawat di bawah tumpang sari pada wangkis rebab suku, kaki rebab
Tumpang sari sejenis tangkai penyangga kawat Tugu, nama nada satu dalam notasi Sunda
(6)
Alwasilah, A.Chaedar (2004), Pokoknya kualitatif. Bandung. Pustaka Jaya
B.S Djamarah dan Aswan Z.(1995). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta B. Uno Hamzah (2007), Model pembelajaran, Jakarta, PT. Bumi Aksara
JS,Husdarta (2001), Pengaruh Gaya Mengajar resiprokal dan Eksplorasi terhadap
Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Memecahkan Masalah dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Bandung, FPOK-UPI
Kiram, Yanuar (1992), Belajar Motorik, Jakarta, Depdikbud
Ma’mun, Amung dan MS, Yuda(1999/2000), Perkembangan Gerak dan Belajar gerak,
Depdikbud.
Mosston,M. &Ashworth,s.(1994). Teching Physical Education.Edisi ke empat. Macmillan College Publishing Company Inc.
Natawijaya. Rohman (1991/1992), Psikologi pendidikan, Jakarta, Depdikbud
Nasution, S (1996), Metode Penelitian Naturalistik, Kualitatif,Jakarta. Bumi Aksara
Dep.Dik.Nas (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi ke empat, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rasyidin.Waini dkk (2006), Filsafat Pendidikan, Bandung, UPI Press.
R.Ibrahim dan Syaodih.N (1991/1992). Perencanaan Pengajaran, Depdikbud Semiawan,R.Conny (1990/1991), Hakekat Pendidikan di Sekolah Darar, Depdikbud Sagala, Saeful (2005), Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta
Satja Dibrata, R (2005), Kamus Basa Sunda, Bandung, PT Kiblat Buku Utama. Simanjuntak,Pasaribu LL.(1983), Proses Belajar Mengajar, Bandung, Tarsito
Sudjana, Nasution dan Ibrahim (1989) Penelitian dan Penelaian Pendidikan, Bandung. Sinar Baru
Sugiono (2005), Memahami penelitian kualitatif, Bandung. Alfabeta
Supiyanto (2006), Fisika untuk SMA kelas XI, Jakarta. PT. Phibeta Aneka Gama Winarno, Surakhmad (1994), Pengantar penelitian Ilmiah, Bandung.Tarsito Winataputra,S, Udin (1996), psikologi Pendidikan, Bandung, Pribumi Mekar