TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENENTUAN UJRAH DALAM PRODUK DANA TALANGAN HAJI MELALUI AKAD QARDH DIKAITKAN DENGAN FATWA NO. 19/DSN-MUI/IV/2001 TENTANG AL-QARDH DAN PBI NO. 11/33/PBI/2009 TENTANG PELAKSANA.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENENTUAN UJRAH DALAM PRODUK
DANA TALANGAN HAJI MELALUI AKAD QARDH DIKAITKAN DENGAN
FATWA NO. 19/DSN-MUI/IV/2001 TENTANG AL-QARDH DAN PBI NO.
11/33/PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA
SYARIAH
Emy Mutia Zahrina
110110100115
Produk dana talangan haji yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri
Cabang Dago, dalam pelaksanaannya menggunakan akad qardh. Pihak bank
membebani nasabah untuk membayar fee/ujrah (biaya administrasi) pada
transaksi pelunasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian penerapan ujrah dalam produk dana talangan haji menggunakan
akad qardh berdasarkan Fatwa No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-Qardh
dan bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas
Syariah berdasarkan PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah yuridis
kualitatif. Penulisan ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu penelitian
kepustakaan
dengan

menggunakan
data
sekunder
berupa
PeraturanPerundang-Undangan, literatur dan bahan lain yang terkait. Serta
menggunakan penelitian dengan metode wawancara untuk memperoleh data
primer dan selanjutnya dianalisis secara yuridis kualitatif, dan penelitian ini
didasarkan pada asas-asas hukum dan norma-norma hukum.
Berdasarkan hasil penelitian penerapan ujrah dalam produk dana
talangan haji menggunakan akad qardh dinilai belum sesuai dengan Fatwa
No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-Qardh, masih ditemukan kejanggalan
terhadap ujrah itu sendiri yang dapat mengakibatkan kegiatan usaha bank
dihentikan bila ditemukan adanya pelanggaran terhadap prinsip syariah
berdasarkan ketentuan dalam PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah. Oleh karena itu, Dewan Pengawas Syariah dituntut untuk
mengoptimalkan kinerjanya sebagai organ pengawas produk bank syariah.