TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL CAPEM NGORO INDUSTRI MOJOKERTO.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA
TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL CAPEM NGORO
INDUSTRI MOJOKERTO

SKRIPSI

Oleh
Vina Zakiyatul Fajriyyah
NIM. C32212093

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah
SURABAYA

2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan yang berjudul “Tinjauan Yuridis terhadap
Pembayaran Pembiayaan Dana Talangan Haji di Bank BNI Konvensional”. Penelitian ini
bertujuan untuk menjawab pertanyaan 1) Bagaimana praktek pembayaran pembiayaan dana
talangan haji di Bank BNI Konvensional ? 2) Bagaimana tinjauan yuridis terhadap pembayaran
pembiayaan dana talangan haji di Bank BNI Konvensional capem Ngoro Industri Mojokerto.
Dalam praktek pembayaran pembiayaan dana talangan haji yang dilakukan di Bank BNI
Konvensional ini mempunyai alasan bahwa Bank BNI Syariah di Mojokerto belum signifkan
dalam hal coverage area. Oleh karena itu agar lebih meringankan nasabah maka Bank BNI
Konvensional bisa menerima penyaluran dana dari pembiayaan dana talangan haji dari Bank BNI
Syariah.
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ini dikumpulkan dengan teknik observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pola
pikir deduktif. Adapun pola deduktif adalah pola berfikir dengan menggunakan analisis yang
berpijak dari kaidah-kaidah atau fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian diteliti dan hasilnya
dapat memecahkan masalah khusus. Teknik yang digunakan ini untuk menggambarkan dan

menguraikan perihal pembayaran pembiayaan dana talangan haji di Bank BNI Konvensional
kemudian menilai data tersebut dengan peraturan yang ada.
Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data, telah ditemukan temuan studiyakni
nasabah melakukan pengajuan pembiayaan dana talangan haji di Bank BNI Syariah namun dalam
perbulan nasabah membayarkan dana talangan tersebut di Bank BNI Konvensional. Dalam
operasional pengelolaan prinsip antara kedua bank tersebut sudah berbeda yakni Bank BNI
Syariah menggunakan prinsip syariah atau sesuai dengan kaidah Islam sedangkan Bank BNI
Konvensional menganut prinsip bunga. dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa
pembayaran pembiayaan dana talangan haji di Bank BNI Konvensional ditinjau menurut
ketentuan Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/PBI/2007 dapat dikatakan belum sesuai karena
masih belum memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia.
Dikarenakan perbedaan prinsip antara bank syariah dengan bank konvensional, maka
disarankan bank mengukur resiko antara percampuran dana dan manajemen dalam bank dan
melakukan sosialisasi terhadap masyarakat luas agar lebih mengetahui perbedaan antara kedua
prinsip tersebut sehingga terjadi keadilan dalam mekanisme pembayaran antara pembayaran di
Bank BNI Syariah dengan BNI Konvensional.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI


SAMPUL DALAM..............................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................

iii

PENGESAHAN ...................................................................................................

iv

MOTTO ...............................................................................................................

v


ABSTRAK ...........................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR .........................................................................................

vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

xii

DAFTAR TRANSLITERASI .............................................................................

xiii


BAB I

PENDAHULUAN .........................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah .........................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ..........................................

7

C. Rumusan Masalah ..................................................................

9

D. Kajian Pustaka ........................................................................


9

E. Tujuan Penelitian ...................................................................

11

F. Tujuan Hasil Penelitian ..........................................................

12

G. Definisi Operasional ...............................................................

12

H. Metode Penelitian ..................................................................

13

I.


20

Sistematika Pembahasan ........................................................

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BABII

TINJAUAN PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PRINSIP SYARIAH
.......................................................................................................
21
A. Latar belakang Peraturan Bank Indonesia .............................. 21
B. Isi Peraturan Bank Indonesia 9/9/PBI/2007 ............................ 25
C. Implementasi Peraturan Bank Indonesia terhadap Penghimpunan Dana,
Penyaluran Dana, dan Pelayanan Jasa di Bank Syariah.........
36

BAB III


BANK BNI KONVENSIONAL SEBAGAI TEMPAT PEMBAYARAN
PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI BANK BNI SYARIAH
38
A. Gambaran Umum Bank Negara Indonesia .............................. 38
1. Sejarah

Bank

Negara

Indonesia............................................................................
...........................................................................................38
2. Arti Lambang Bank Negara Indonesia.............................. 42
3. Visi dan Misi Bank Negara Indonesia .............................. 43
4. Struktur Organisasi Bank Negara Indonesia .................... 43
5. Deskripsi Pekerjaan Bank Negara Indonesia .................... 45
6. Produk dan Layanan Jasa Bank Negara Indonesia............ 47
B. Gambaran Umum Bank Negara Indonesia Syariah ................
53


BAB IV

1.

Sejarah Bank Negara Indonesia BNI Syariah ..................

53

2.

Visi dan Misi Bank Negara Indonesia BNI Syariah ........

54

3.

Produk dan Layanan Jasa BNI Syariah ............................

55


C. Tinjauan Umum Terhadap Praktek Pembayaran Pembiayaan Dana
Talangan Haji .........................................................................
56
1. Mekanisme Pembayaran Pembiayaan Dana Talangan Haji di Bank
BNI Konvensional .............................................................
56
2. Mekanisme Pembayaran Pembiayaan Dana Talangan Haji di Bank
BNI Syariah .......................................................................
57
3. Perbedaan Manajemen Bank BNI Syariah dan Bank BNI
Konvensional .....................................................................
58
4. Prosedur Pembiayaan Bank BNI Syariah Dana Talangan Haji dan
Pembayaran Dana Talangan Haji ......................................
59
ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA
TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL ..............
63
A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Dana Talangan Haji di Bank BNI Syariah
Namun, Pembayaran Pembiayaan di Bank BNI Konvensional

63

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Analisis Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/PBI/2007 Terhadap Pembayaran
Pembiayaan Dana Talangan Haji di Bank BNI Konvensional
67
BAB V

PENUTUP\ .........................................................................................

70

A. Kesimpulan ..............................................................................

70

B. Saran ........................................................................................

71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1.1

Struktur Organisasi Bank Negara Indonesia Capem Ngoro Industri ........

45

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah way of lifeyang dijaminkan Allah SWT sebagai suatu
sistem agama yang sempurna, mencakup segala aspek kehidupan umat
manusia, baik masalah dunia maupun ukhrawi, yang terangkum dalam alQuran dan sunnah rasul.1Secara garis besar ajaran Islam mencakup aspek
ibadahyang dalam ajarannyamanusia wajib menjalankan perintah oleh Allah
SWT untuk melakukan kewajiban dan meninggalkan semua larangan dan
menjauhi larangan.
Disisi lain Allah SWT menciptakan manusia supaya beribadah
kepada-Nya dan mematuhi 5 pilar dalam agama Islam yakni mengucap
syahadat sebagai bukti akan keesaan Allah SWT, melakukan ibadah shalat,
puasa, zakat, dan yang terakhir ibadah haji bila mampu.
Diantara rukun Islam yang ke-lima, ibadah haji merupakan suatu
ritual tahunan yang dilaksanakan setiap umat muslim bagi yang mampu dan
sengaja mengunjungi Baitullah untuk melaksanakan ibadah yang terdiri dari
tawaf, sa’i, wukuf, dan ibadah-ibadah yang lain, guna memenuhi perintah
Allah SWT dan mengharap keridha’an-Nya.2Oleh karena itu umat muslim di
seluruh penjuru dunia saling berbondon-bondong untuk mendatangi

1

Khoiril Anwar, Asuransi Syari’ah Halal dan Haram, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2007) , 03.
2
Slamet Abidin dan Moh Suyono, Fiqih Ibadah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), 261.

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji. Sebagaimana firman Allah SWT
pada Q.S Ali Imran ayat 97 yang menjelaskan mengenai ibadah haji:


Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya)
maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi
amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap
Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke
Baitullah.Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), Maka
Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.3

Artinya: Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji,
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan
mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru
yang jauh, Unta yang kurus menggambarkan jauh dan sukarnya
yang ditempuh oleh jemaah haji. (Q.S Al-Hajj : 27)4
Dewasa ini, dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia beragama
Islam, maka masyarakat cenderung berupaya meningkatkan ibadah haji
sebagai pelengkap rukun Islam yang kelima. Antusiasme masyarakat
Indonesia untuk menunaikan ibadah haji sangat tinggi sementara kuota haji
Indonesia sangat terbatas, hanya 168.800 per-tahun karena ada pemotongan
20% dari kuota normal. Akibatnya, waiting list jamaah haji Indonesia terus
memanjang.5Untuk pendaftaran di wilayah jawa timur saja, calon jemaah

3

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Maghfiroh Pustaka, 2006), 62.
Ibid., 335.
5
http://nasional.harianterbit.com/nasional/2015/05/30/30390/66/25/Waiting-List-Haji-PanjangPemerintah-Prioritaskan-Haji-Baru, diakses sabtu, 30 Mei 2015.

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

haji baru bisa dinyatakan berangkat dalam jangka waktu sekitar 19 tahun.
Sebenarnya

pada

tahun.6Meskipun

awal

mulanya,

begitu,kepastian

antrian

naik

berangkatnya

haji

cuma
masih

lima
bisa

berubah.Bergantung ada tidaknya jemaah haji yang mundur atau berhalangan
tetap, atau bila ada tambahan atau berkurangnya kuota.Setiap calon jamaah
haji yang sudah mendaftar dan melunasi.
Dalam persoalan haji, kendala yang sangat menghambat dan sangat
dirasakan di masyarakat adalah kemampuan finansial masyarakat dalam
usaha memenuhi kewajiban ibadah haji tersebut.Biaya ibadah haji tidak
sedikit bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke atas mungkin
bukan menjadi hambatan, mereka bisa mendaftar secara langsung kapan saja
mereka inginkan.Namun, bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi
menengah kebawah, perlu banyak pertimbangan untuk bisa melaksanakan
ibadah haji.7
Namun, beberapa tahun terakhir Dewan Syariah Nasional (DSN)
telah memberikan solusi dan memberikan kesempatan bagi Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) maupun Non-bank untuk mengeluarkan sebuah
produk berupa pembiayaan dana talangan haji untuk masyarakat. Seperti
yang sedang beroperasional di Bank Syariah seperti Bank BNI Syariah,
Berdasarkan Pasal 1 ayat 4 Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013
tentang Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

6

http://www.jatimevent.com/2015/08/daftar-tunggu-berangkat-haji-di-jatim.html, diakses selasa,
18 Agustus 2015.
7
A Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002) ,209.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

(BPIH), bahwa dana yang diberikan sebagai bantuan sementara tanpa
mengenakan imbalan oleh Bank Penerima Setoran (BPS) kepada calon
jamaah haji.8
Produk pembiayaan dana talangan haji di Bank BNI Syariah adalah
Tabungan Haji IB Hasanah merupakan pembiayaan yang bersifatkonsumtif
yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan biaya setoran
awal BPIH yang ditentukkan Kemenag RI melalui sistem komputerisasi Haji
Terpadu (SISKOHAT), untuk mendapatkan nomor seat porsi haji dengan
menggunakan akad Qard}dan Ija@rah.9 Dalam tahap awal nasabah menyetor
uang muka sebesar 5% dari nilai pembiayaan haji yakni sebesar Rp.
25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah). Kemudian nasabah mengangsur sisa
dana talangan haji melalui tabungan haji hingga pelunasan pembayaran
haji.10
Adanya pembiayaan ini, dapat menarik minat nasabah untuk
melakukan pembiayaan dana talangan haji di Bank Syariah tentu yang
berprinsip syariah. Yang mana dalam prinsip syariah jauh dari kata bunga,
riba, dan gharar. Tidak hanya menarik minat nasabah, dalam hal ini dana
talangan haji cukup meningkatkan profitabilitas pembiayaan di lembaga
keuangan syariah. Pertumbuhan pembiayaan dana talangan haji terbilang
menggiurkan.
8
Peraturan Menteri Agama Nomor 30 tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal 1 ayat (4)
9
Setiawan Budi Utomo, Produk Talangan Haji Perbankan Syariah, (Seminar Sehari Kebijakan

Penyelenggaraan Haji Oleh Pemerintah dan Masalah Dana Talangan Haji Pada Perbankan
Syariah, 2012).
10
Brosur pembiayaandana talangan haji BNI Syariah tahun 2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama
Indonesia No: 29/DSN-MUI/VI/2002, tentang Pembiayaan Pengurusan Haji
Lembaga Keuangan Syariah bahwa dalam pengurusan haji, Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan
menggunakan prinsip al-Ija@rah. Dan apabila diperlukan, LKS dapat
membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan
prinsip al-Qard} sesuai fatwa DSN-MUI No: 19/DSN-MUI/IV/2001.11
Ija@rahmerupakan pemberian kepemilikan kepada penyewa untuk
mengambil manfaat dari barang sewaan untuk jangka waktu yang telah
disepakati bersama.12
Qard}m
} erupakan pemberian pinjaman kepada orang lain yang dapat
ditagih atau diminta kembali sesuai dengan jumlah yang telah dipinjamkan
tanpa adanya imbalan yang diminta.13
Transaksi pembiayaan dana talangan haji yang dilakukan BNI
Syariah Cabang Mojokerto menggunakan pinjaman Qard}d} ari bank kepada
nasabah untuk menutupi kekurangan dana guna memperoleh seat porsi haji
pada saat pelunasan BPIH (Biaya Perjalanan Ibadah Haji). Dana talangan ini
dijamin sebagai deposit yang dimiliki nasabah yang berupa Tabungan
Talangan Haji (THI) IB Hasanah. Kemudian nasabah wajib mengembalikan
sejumlah uang yang dipinjam itu dalam jangka waktu yang telah

11
Fatwa DSN-MUI tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah (DSN No:
29/DSN-MUI/VI/2002), ketentuan pertama dan kedua tentang prinsip al-Ija@rah dan al-Qard}.
12
Karnaen A. Perwataatmdja, Apa dan Bagaimana Bank Islam, (Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf,
1992), 29.
13
Ismali, Perbankan Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2011), 212.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

ditertentukan. Atas jasa peminjaman dana talangan ini, Bank Syariah
memperoleh imbalan (fee/ujrah) yang besarnya tidak didasarkan pada jumlah
tertentu.14
Pada praktek pembayaran pembiayaan dana talangan haji di Bank
BNI Syariah,ada beberapa kendala mengenai tata letak Bank BNI Syariah
dan perkembangan Bank BNI Syariah sehingga menyulitkan nasabah dalam
hal transaksi pembayaran di Bank BNI Syariah. Sehingga Bank BNI Syariah
memberikan

solusi

kepada

nasabah

yang

melakukan

pembayaran

pembiayaan dana talangan haji melalui perbankan kovensional yaitu diBank
BNI Konvensional setempat agar mempermudah nasabah dalam pembayaran
setiap bulannya.15
Terkait pembiayaan dana talangan haji yang berprinsip akad
Qard}danIja@rahSesuai

dengan

Peraturan

Bank

Indonesia

(PBI)

No:

9/19/PBI/2007 bahwasanya dalam pelaksanaan penyaluran dana yang
berakadkan Qard}d} anija@rahbank wajib memenuhi prinsip syariah. Akan tetapi
kenyataan ini pembayaran pembiayaan dana talangan haji dilakukan di Bank
BNI Konvensional yang di dalam transaksi penarikan setoran otomatis yang
dilakukan oleh bank terdapat dua pengurangan transaksi dalam satu bulan
dan tanpa adanya bukti setoran pembayaran dari bank untuk nasabah. Dan
juga pada Bank BNI konvensional semua transaksi diberlakukan berdasarkan
prinsip bunga. Dalam penyaluran dana dan service dilakukan untuk
menguntungkan perusahaan. Jika dalam praktek pembayaran dana talangan
14
15

M. Busthomi A.H, Wawancara, Mojokerto, Jum’at 29 Oktober 2015.
Ita Lorenta, Wawancara, Mojokerto, Kamis 22 Oktober 2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

haji seharusnya menggunakan prinsip syariah maka di dalam pembayaran
pembiayaan dana talangan haji itu mengandung unsur syubhat yang mana
tidak ada kejelasan dalam praktek pembayarannya.bahwasanya dalam
pengambilan pembayaran fee/ujrahnya disamakan dengan prinsip bunga yang
dipakai bank konvensional.
Berdasarkan alasan yang telah dipaparkan,maka peneliti ingin
memaparkan secara jelas dengan melakukan penelitan mengenai “Tinjauan
Yuridis terhadap Pembayaran Pembiayaan Dana Talangan Haji di BNI
Konvensional cabang Ngoro Industri Mojokerto.

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil penelitian sementara, maka muncul beberapa masalah yang
diantaranya :
a. Prosedur pembiayaan dana talangan haji yang dilakukan oleh Bank BNI
Syariah.
b. Pengambilan prinsip dalam pembiayaan danatalangan haji di Bank BNI
Syariah.
c. Praktek Pelaksanaan pembayaran pembiayaandana talangan haji di Bank
BNI Konvensional.
d. Dasar pertimbangan Bank BNI syariah mengimplementasikanprinsip
penyaluran danasyariah padapembayaran pembiayaan dana talangan haji
di Bank BNI Konvensional.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

e. Penentuan pembayaran dengan sistem bunga dalampembiayaan dana
talangan haji di BNI Konvensional.
f. Kesesuaian antara prinsip dan prakteknya pembayaran pembiayaan dana
talangan haji di Bank BNI Konvensional.
g. Tinjauan Hukum Islam mengenai akad dalam pembiayaan dana talangan
haji di Bank BNI Syariah.
h. Tinjauan Yuridis Peraturan Bank Indonesia mengenai prinsip syariah
terhadap pembayaran pembiayaan dana talangan haji di Bank BNI
Konvesional.
2. Batasan Masalah
Dari beberapa masalah yang tercantum diatas ditemukan batasanbatasan masalah dalam pembahasannya supaya lebih terarah pada
pembahasannya. Maka penulis memberikan batasan pembahasan meliputi
sebagai berikut:
a. Praktek pembayaran pembiayaan dana talangan haji di BNI
Konvensional.
b. Tinjauan yuridis terhadap pembayaran pembiayaan dana talangan haji
di BNI Konvensional.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktek pembayaran pembiayaan dana talangan haji di Bank
BNI Konvensional Cabang Pembantu Ngoro Industri Mojokerto ?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

2. Bagaimana tinjauan yuridis terhadap pembayaraan dana talangan haji di
Bank BNI Konvensional Cabang PembantuNgoro Industri Mojokerto?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau
penelitian yang sudah dilakukan diseputar masalah yang diteliti, sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang sedang dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang ada.16Adapun
kajian pustaka ini dibutuhkan untuk membedakan hasil skripsi ini dengan
hasil penelitian yang sebelumnya.Penelitian sebelumnya sebagai berikut :
Pertama, “Analisis Hukum Islam terhadap Mekanisme Penyaluran
Dana dengan Menggunakan Akad Qard}} walIja@rah dalam Pembiayaan Dana
Talangan Haji yang dijalankan PT Bank Syariah di Gresik”.Ditulis oleh Abu
Bakar Thoriq Afandi mahasiswa Fakultas Syariah tahun 2012.Dalam
penelitian ini, penulis membahas bahwasannya penggunaan akad Qard}} pada
pembiayaan haji di PT Bank Syariah Gresik didasarkan pada pinjaman tanpa
imbalan.Namun, pengambilan keuntungan bukan dari akad Qard}m
} elainkan
dari akad Ija@rahdengan mengambil dari fee/ujrah dari biaya-biaya
administrasi pengurusan haji.17

16

Tim Penyusun Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel, Petunjuk Teknis

Penulisan Skripsi, (tp, 2014), 08.
17

Abu Bakar Thoriq Afandi, “Analisis Hukum Islam terhadap Mekanisme Penyaluran Dana
dengan Menggunakan Akad Qard} wal Ija@rah dalam Pembiayaan Dana Talangan Haji yang
dijalankan PT Bank Syariah di Gresik”(Skripsi--Uin Sunan Ampel, Surabaya, 2012).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Kedua, “Analisis Hukum Islam terhadap Pembiayaan Talangan
Haji dengan Menggunakan Akad Ija@rahMultijasa di BNI Syariah di
Surabaya”.Ditulis oleh Yuyun Setia Wahyuni mahasiswa Fakultas Syariah
tahun 2006.Dalam penelitian ini, penulis membahas tentang Aplikasi
pembiayaan menggunakan Akad Ija@rah Multijasa.Dalam objek tersebut
adalah seat porsi haji yang diberikan bank untuk nasabah yang mana bank
mendapatkan fee/ujrah dari Akad Ija@rahsebagai jasa tersebut.18
Dari penelitian yang sudah ada, terlihat bahwa dari segi tema
penelitian ada kesamaan, pada penelitian pertama dan kedua terdapat
kesamaan produk dari bank syariah yakni Pembiayaan Dana Talangan
Haji.Akan tetapi masalah yang dibahas sangat berbeda jauh. Seperti dalam
penelitian pertama, pembiayaan dana talangan haji berakad Qard}}dan
Ija@rah.Dikarenakan dalam akad Qard}t} idak ada unsur pengambilan imbalan
atas jasanya.Maka Bank BNI Syariah mengambilan keuntunganfee/ujrahnya
berasal dari Ija@rah. Dan penelitian kedua, dalam pembiayaan dana talangan
haji menggunakan akad Ija@rah Multijasa. Pengambilan keuntungan sama
dengan penelitian pertama. Bahwasannya pengambilan keuntungan fee/ujrah
dari akad ija@rahakan tetapi dalam maknismenya menggunakan seat porsi haji
dari nasabah sebagai objek jasanya.
Pada hakikatnya penelitian yang akan penulis lakukan deengan
penelitian yang sebelumnya sangatlah berbeda karena penelitian ini lebih

18

Yuyun Setia Wahyuni, “Analisis Hukum Islam terhadap Pembiayaan Talangan Haji dengan
Menggunakan Akad Ija@rah Multijasa di BNI Syariah di Surabaya” (Skripsi--Uin Sunan Ampel,
Surabaya, 2006).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

kearah proses pembayaran pembiyaan dana talangan haji yang dalam
pembiayaannya dilakukan di Bank BNI Syariah akan tetapi pembayaran
dilakukan di Bank BNI Konvensional. Dan titik tekan penelitian ini terdapat
pada hukum dan keabsahannya. Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih
lanjut terhadap pembayaran pembiayaan dana talangan haji yang dilakukan
di Bank Konvensional dengan meninjau dari segi yuridis yaitu menggali
menurut Peraturan Bank Indonesia mengenai prinsip syariah.

E. Tujuan Penelitian
Sejalandengan latar belakang diatas penulis mempunyai tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui praktek pembayaran pembiayaan dana talangan haji di
Bank BNI Konvensional Cabang Pembantu Ngoro Industri Mojokerto.
2. Untuk mengatahui tinjauan yuridisdalam pembayaran pembiayaan dana
talangan haji di Bank BNI KonvensionalCabang Pembantu Ngoro Industri
Mojokerto.

F. Tujuan Hasil Penelitian
Tujuan hasil penelitian yang diharapkan penulis dari penelitian ini
terbagi menjadi dua, yaitu secara teoritis dan secara praktis.
1. Secara teoritis, sebagai upaya untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pembiayaan maupun pembayaran dana talangan haji
yang terjadi di antara Bank BNI Syari’ah dan Bank BNI Konvensional,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

sehingga dapat dijadikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dalam rangka menyelesaikan kasus-kasus yang serupa pada suatu saat
terjadi ditengah-tengah masyarakat.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu berguna bagi masyarakat
terhadap pembayaran pembiayaan dana talangan haji yang sesuai dengan
hukum islam pada lembaga tersebut.

G. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dalam memahami judul skripsi tersebut,
maka dirasa perlu untuk menjelaskan secara operasional agar terjadi
kesepahaman dalam memahami judul skripsi ini. Beberapa istilah dalam
penelitian ini yaitu:
1. Tinjauan Yuridis :

Analisis Peraturan Bank Indonesia (PBI)
Nomor

9/19/PBI/2007

pembayaran

pembiayaan

terhadap
dana

kasus
talangan

ibadah haji yang dilakukan di Bank BNI
Konvensional

Cabang

Ngoro

Industri

Mojokerto.
2. Pembayaran Pembiayaan:

Praktek penyediaan danatalangan haji oleh
Bank BNI Syariah dengan kesepakatan
antara

bank

dengan

nasabah

yang

mewajibkan nasabah yang dibiayai untuk

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

mengembalikan uang setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
3. Dana Talangan Haji :

Dana bantuan sementara yang diberikan
olehBank Penerima Setoran (BPS) BPIH
kepada calon jamaah haji tanpa dikenakan
imbalan untuk mendapatkan seat porsi haji
dengan menggunakan akad Qard}} dan Ija@rah.

4. Bank BNI Konvensional : Bank

Negara

Indonesia

yang

dalam

penghimpunan dana, penyaluran dana, dan
pelayanan jasa beroperasi pada sistem bunga.

H. Metode Penelitian
1. Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang
sistem pembayaran pembiayaan dana talangan haji tersebut di bank BNI
Konvensional.
2. Sumber data
Secara garis besar sumber data yang digunakan dibagi menjadi dua
jenis, yakni:
a.

Sumber primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian.19Dalam

19

M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002), 82-83.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

hal ini subjek penelitian yang dimaksud adalah para pelaku transaksi
Pembiayaan Dana Talangan Haji yaitu:
1) Operational Manager Bank BNI syariah : Fitria Anjelina
2) Costumer Service Bank BNI Syariah : M. Busthomi A.H
3) Costumer Service Bank BNI Konvensional : Ita Lorenta
4) Teller BNI Konvensional : Risky Noverine
5) Nasabah Bank BNI Syariah: Ainur Rofiq Safa’ dan Luluk
Mas’ulah
b. Sumber Sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada baik dari
perpustakaan atau laporan peneliti terdahulu.20
1) Diktat Peraturan Bank Indonesia No. 09/19/PBI Tahun 2007
Tentang Prinsip Syariah.
2) M. Sulhan dan Elly Siswanto, Manajemen Bank Konvensional

dan Syariah, Malang: UIN Press 2007.
3) Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perbankan Syariah, Bandung:
Refika Aditama, 2009.
4) Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di

Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika 2012.
5) Wiroso, Konsep Dasar Perbankan Syariah, Jakarta, Badan
Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia, 2005.
20

Ibid.,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

6) Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam, Jakarta, PT. Graha
Utama Grafiti, 1999.
7) Karnaen Purwatmaja dan Muhammad Syafi’I Antonio, Apa

dan Bagaimana Bank Islam,Yogyakarta, Dana Bakti Wakaf,
1992.
8) Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, 2012.
9) M. Ma’ruf Abdullah, Hukum Perbankan dan Perkembangan

Bank Syariah di Indonesia, Banjarmasin, Antasari Press, 2006.
10) Djoni S. Ghazali dan Rachmadi Usman, Hukum Perbankan,
Jakarta, Sinar Grafika, 2012.

3. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data menggunakan tekniksebagai
berikut:
a. Wawancara (interview)
Menurut pengertiannya wawancara (interview) adalah teknik
pengumpulan data atau informasi dari “informan” dan atau
“responden” yang sudah ditetapkan, dilakukan dengan cara “tanya
jawab sepihak tetapi sistematis” atas dasar tujuan penelitian yang
hendak dicapai.21

21

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial:Format-format Kuantitatif danKualitatif
(Surabaya:Airlangga University Press, 2001),133.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

Teknik ini dipakai untuk memperoleh data dari informan secara
langsung, yang dimaksud sebagai informan adalah subjek yang terlibat
dalam proses terjadinya pembiayaan Dana Talangan haji pada Bank
BNI Syariah dan BNI Konvensional yaitu antara peneliti dengan
responden yang terdiri atasCostumer ServiceBank BNI Syariah,

Costumer Service Bank BNI Konvensional, Teller Bank BNI
Konvensional dan nasabah pembiayaan Dana Talangan Haji.
b. Observasi
Observasi yaitu suatu penggalian data dengan cara mengamati,
memperhatikan, mendengar dan

mencatat terhadap peristiwa,

keadaan, atau hal lain yang menjadi sumber data.22
Dalam hal ini penulis akan terjun kelapangan yakni di Bank BNI
Syariah dan Bank BNI Konvensional.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam
yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Adapun definisi
dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan
keterangan yang memuat garis besar data yang akan dicari dan
berkaitan dengan judul penelitian.23
Dalam hal ini data yang dicari adalah data tentang pembiayaan
Dana Talangan Haji yang dilakukan nasabah di Bank BNI Syariah dan

22

Adi Riyanto, Metodologi Penelitian Social dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004),70.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif danKualitatif , 135.

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

pembayaran pembiayaan Dana Talangan Haji yang dilakukan nasabah
di Bank BNI Konvensional.
4. Teknik pengelolahan data
Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan atau penulisan maka
penulis menggunakan teknik pengelolaan data dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Editing
Yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh
terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan
antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian.24
Dalam hal ini penulis akan mengambil data-data yang akan
dianalisis dengan rumusan masalah saja dan melakukan validasi
ulang terkait data yang diperoleh penulis dengan fakta yang
terjadi di lapangan.
b. Organising
Penulis melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan
untuk dianalisis dan menyusun data-data tersebut dengan
sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisa data.
c. Analizing
Pada tahapan ini penulis menganalisis data-data yang telah
diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai

24

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfa Beta, 2008), 243.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan
sebuah jawaban dari rumusan masalah.25
Penulis akan menganalisa data pembayaran pembiayaan
Dana Talangan haji yang dilakukan di Bank BNI Konvensional
dengan dilihat dari tinjauan yuridis yakni mengenai Peraturan
Bank Indonesia (PBI) 09/09/PBI/2007.

5. Teknik Analisis Data
Data-data yang berhasil dikumpulkan, selanjutnya akan dianalisis
secara deskriptif kualitatif, penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan.26
a. Metode deskriptif kualitatif
Yaitu

dengan

cara

menuturkan

dan

menguraikan

serta

menjelaskan data yang terkumpul.27 Pola pikir ini digunakan untuk
mengambarkan secara jelas fakta atau bahan hukum yang diperoleh
dari lapangan maupun kepustakaan dan selanjutnya Dianalisis secara
kualitatif dan dicari jalan pemecaahannya sesuai dengan ketentuanketentuan yang berlaku, sehingga perihal yang terkait pembiayaan
dana talangan haji yang dilakukan di Bank BNI Syariah akan tetapi
dalam pembayaran pembiayaan dana talangan haji dilakukan di Bank

25

Ibid., 246.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif danKualitatif, 143.
27
Adi Riyanto, Metodologi Penelitian Social dan Hukum, 82.
26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

BNI Konvensional dapat menilai data tersebut apakah sesuai dengan
tinjauan yuridis yakni Peraturan Bank Indonesia yang ada.
b. Pola pikir deduktif
Yaitu pola pikir dengan menggunakan analisa yang berpijak dari
pengertian-pengertian atau fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian
diteliti

dan

hasilnya

dapat

memecahkan

masalah

khusus.28

Kesimpulan akhirnya dalam penelitian Tinjauan Yuridis terhadap
Pembayaran Pembiayaan Dana Talangan Haji di Bank BNI
Konvensional Cabang PembantuNgoro Industri Mojokerto yang
disimpulkan oleh penulis apakah praktek pembayaran pembiayaan
dana talangan haji tersebut telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia No. 09/09/PBI/2007 dan apakah ada kesesuaian antara teori
dan praktek lapangan.

I. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan penulis, maka penyusunan skripsi ini penulis
membagi lima bab yang sistematis. Bab-bab ini merupakan bagian dari
penjelasan dari penelitian ini sebagaimana yang diuraikan dalam rangkaian
sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,

28

Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta, Gajah Mada University, 1975), 3.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, merupakan uraian landasan teori tentang tinjauan umum
peraturan bank indonesiamengenai prinsip syariah terhadappembiayaan dana
talangan haji berdasarkansumber-sumber pustaka yang mencangkup tentang
latar belakang Peraturan Bank Indonesia (PBI), Isi peraturan,dan implikasi
Peraturan Bank Indonesia.
Bab ketiga, merupakan hasil penelitian yang berisi tentang gambaran
umum Bank Negara Indonesia (BNI) meliputi sejarah bank, tujuan, arti
lambang, visi dan misi, struktur organisasi, deskripsi jabatan, produk,
mekanisme pembiayaan dana talangan haji dan pembayaran pembiayaan dana
talangan haji yang dilakukan di bank BNI Konvensional dan mekanisme
pembayaran pembiayaan dana talangan haji Bank BNI Syariah.
Bab keempat, merupakan analisa hasil penelitian lapangan yaitu
Tinjauan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Terhadap Praktek Pembayaran
Pembiayaan Dana Talangan Haji di Bank BNI Konvensional cabang Ngoro
Industri Mojokerto.
Bab kelima, skripsi akan diakhiri penutup yang berisi tentang
kesimpulan dan saran. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan
masalah dan untuk mengetahui sejauh mana penelitian ini dilakukan serta
saran apa yang bisa diberikan untuk penelitian selanjutnya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TINJAUAN PERATURAN BANK INDONESIA TENTANG PRINSIP
SYARIAH

A. Latar belakang lahirnya Peraturan Bank Indonesia
Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang
merupakan lembaga independen yang bebas dari campur tangan
pemerintah atau pihak-pihak lainnya kecuali untuk hal-hal yang secara
tegas diatur dalam undang-undang no 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia.1
Bank Indonesia selain sebagai lembaga independen, Bank
Indonesia juga berstatus sebagai badan hukum berdasarkan undangundang. Yakni dalam badan hukum publik dan badan hukum perdata.
Dalam kedudukan sebagai hukum publik, Bank Indonesia berwenang
menetapkan peraturan-peraturan yang mengikat masyarakat luas sesuai
dengan tugas dan wewenangnya. Sedangkan sebagai hukum perdata,
Bank Indonesia bertindak untuk dan atas nama sendiri baik diluar
pengadilan maupun didalam pengadilan.
Berwenang menetapkan peraturan maka bank di indonesia
didukung 3 (tiga) pilar yang merupakan bidang utama dari tugas Bank
Indonesia sebagai bank otoritas keuangan yang tujuannya untuk

1

M. Sulhan dan Elly Siswanto, Manajemen Bank Konvensional dan Syariah, (Malang:
UIN Press, 2008), 19.

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

mencapai kestabilan nilai rupiah dan perkembangan lajur inflasi secara
efektif dan efisien.2
Pilar pertama, bahwa bank menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter melalui sasaran lajur inflasi serta melakukan
pengendalian moneter melalui operasi pasar terbuka dipasar uang asing
maupun rupiah. Cara-cara pengendalian moneter dapat dilaksanakan
berdasarkan prinsip syariah. Peran Bank Indonesia sebagai leader of the

resort, yakni membantu bank yang kesulitan dalam bidang pendanaan
jangka pendek dikarenakan adanya mismatch yang disebabkan resiko
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, resiko manajemen, resiko
pasar. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan resiko pembiayaan
yang dapat menghambat efektivitas pengendalian moneter, maka Bank
Indonesia memberikan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dibatasi
selama 90 hari dengan adanya agunan atau jaminan surat berharga yang
kualitasnya tinggi dan mudah dicairkan.
Pilar kedua, kewenangan Bank Indonesia dalam mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran yang diatur dalam UU-BI pasal
23 bahwa Bank Indonesia berwenang untuk melaksanakan dan
memberikan persetujuan dan izin atas penyelanggaraan jasa sistem
pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatan serta menetapkan
penggunaan alat pembayaran. Bank Indonesia berwenang menetapkan

2

Ibid,.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

alat

pembayaran

yang

digunakan

masyarakat

dan

membatasi

penggunaan alat pembayaran agar terhindar dari prinsip kehati-hatian. 3
Pilar ketiga, Bank Indonesia berperan mengawasi dan mengatur
bank sebagimana ditentukan dalam pasal 8 UU-BI. Dalam tugas ini
Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin
atas kelembagaan dan kegiatan usaha bank, pengawasan bank, serta
mengenai sanksi terhadap bank.
Mengingat Bank Indonesia sebagai Independensi yang membawa
konsekuensi logis, Bank Indonesia mempunyai kewenangan mengatur,
membuat dan menerbitkan peraturan yang merupakan undang-undang
dari pelaksanaannya yang disertai pemberian sanksi administratif. Selain
itu, Peraturan Bank Indonesia juga memberikan landasan hukum yang
kuat kepada Bank Indonesia untuk melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap perbankan syariah.4
Sesuai UU Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
yang secara teknis memuat operasionalnya mendasarkan pada Peraturan
Bank Indonesia tentang pelaksanaan perbankan syariah yang mengatur
tentang kegiatan usaha yang berdasarkan prinsip syariah.5 Dalam hal ini
terlihat dalam PBI No. 7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan dan
penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha

3
Lihat, Djoni S. Ghazali dan Rachmadi Usman, Hukum Perbankan, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), 108-112.
4
Dian Ediana Rae, Arah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Direktorat
Hukum dan Perundang-undangan Bank Indonesia, 2008), 1-2.
5
Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perbankan Syariah, (Bandung : Refika Aditama, 2009), 4.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

berdasarkan prinsip syariah yang telah diubah dengan PBI No.
9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan
Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank
Syariah.
Berdasarkan pedoman yang disusun fatwa yang diterbitkan oleh
Dewan Fatwa Nasional (DSN) yang memberikan penjelasan mengenai
ketentuan persyaratan minimum akad penghimpunan dan penyaluran
dana bank syariah tersebut mengikuti proses yang berkesinambungan
dengan memperhatikan perubahan dan perkembangan kondisi regulasi
dan sistem perundangan yang berlaku. Demikian, Bank Indonesia
menyesuaikan dan menyempurnakan pengaturan yang difatwakan DSN
terhadap pelaksanaan prinsip syariah agar terhindar dari resiko transaksi
keuangan syariah yang dalam pertimbangan tersebut dan sesuai dengan
kewenangan Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan, maka Bank
Indonesia melakukan penyesuaian dan penyempurnaan terhadap
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 denga mengeluarkan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007 terhadap Pelaksanaan
Prinsip Syariah.6
Latar belakang lahirnya Peraturan Bank Indonesia Nomor
9/19/PBI/2007

sebagimana

dijelaskan

Bank

Indonesia

yakni

Meningkatkan law enforcement dalam rangka melakukan positifvasi
fatwa terbaru yang telah dikeluarkan DSN, Sebagai ancuan minimal
6

Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), 77.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

bagi perbankan syariah yang melakukan pemenuhan prinsip syariah
dalam kegiatan penyaluran dana, penghimpunan dana, dan pelayanan
jasa perbankan, Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan variasi
pilihan perbankan syariah dalam melaksanakan kegiatan penghimpunan
dana, penyaluran dana dan pelayanan jasa perbankan dengan memenuhi
prinsip syariah, dan menunjang pencapaian program akselerasi
perbankan syariah. 7
Dengan adanya ketentuan tentang pelaksanaan prinsip syariah
dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa bank syariah, akan memberikan manfaat kepada semua
pihak yang berkepentingan dimana pada gilirannya akan mewujudkan
pengelolaan bank syariah yang sehat. Selain itu, adanya ketentuan ini
dapat memberikan kejelasan pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank
syariah sehingga dapat membantu operasional bank syariah menjadi
lebih efisien dan meningkatkan kepastian hukum para pihak termasuk
bagi pengawas dan auditor bank syariah.
B. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/2007
Dalam ketentuan Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/2007 tentang
pelaksanaan prinsip syariah yang menegaskan mengenai penghimpunan

7

Ibid,.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

dana, penyaluran dana, dan penyaluran dana yang berprinsip syariah
diatur pada pasal 2 ayat (1) dan (2) yang menyatakan bahwa : 8
“(1) Dalam melaksanakan kegiatan penghimpunan dana,
penyaluran dana dan pelayanan jasa, Bank wajib memenuhi
prinsip syariah. (2) Pemenuhan prinsip syariah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan memenuhi
ketentuan pokok hukum Islam antara lain prinsip keadilan dan
keseimbangan (‘adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), dan
universalisme (alamiyah) serta tidak mengandung gharar, maysir,
riba, dzalim, riswah, dan objek haram.
Sebagaimana
pemenuhan

prinsip

dikemukakan diatas,
syariah

mengenai

menjelaskan

kegiatan

tentang

bank

dalam

penghimpunan dana, penyaluran dana dan penyaluran dana, bank wajib
memenuhi ketentuan hukum Islam yakni :
1) Prinsip keadilan (‘adl) yaitu menempatkan suatu hanya pada
tempatnya dan memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta
memperlakukan suatu pada posisinya,
2) Prinsip keseimbangan (tawazun) yaitu keseimbangan yang meliputi
aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik, sektor
keuangan dan sektor riil, bisnis dan social, dan keseimbangan aspek
manfaat dan kelestarian,
3) Prinsip kemaslahatan (maslahah) yaitu segala bentuk kebaikan yang
berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual serta
individual dan kolektif serta memenuhi syarat yakni kepatuhan

8

Peraturan Bank Indonesia No. 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

syariah (halal), bermanfaat dari kebaikan dalam semua aspek secara
keseluruhan yang tidak menimbulkan kemudharatan.
4) Prinsip universalisme (alamiyah), yaitu sesuatu yang dapat
dilaksanakan

dan

diterima

oleh

semua

pihak

yang

berkepentingantanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan
sesuai dengan rahmatan lil alamin. 9
Dalam pemenuhan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan
dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa bank seharusnya tidak
mengandung unsur-unsur seperti gharar yaitu transaksi yang objeknya
tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui keberadaannya, atau tidak
dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam
syariah, maysir adalah transaksi yang digantungkan kepada suatu
keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untugan (spekulatif), riba
adalah pemastian penambahan pendapatan secara tidak sah (bathil)
antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama
kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi
pinjam-meminjam yang mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas
mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena
berjalannya waktu (nasiah), dzalim adalah transaksi yang menimbulkan
ketidakadilan bagi pihak lainnya, risywah adalah tindakan suap dalam
bentuk uang, fasilitas, atau bentuk lainnya yang melanggar hukum
sebagai upaya mendapatkan fasilitas atau kemudahan dalam suatu

9

Andrian Sutedi, Perbankan Syariah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009 ), 32.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

transaksi dan objek haram adalah suatu barang atau jasa yang
diharamkan dalam syariah. 10
Pemenuhan prinsip syariah sebagaimana yang telah diatur dalam
pasal 2 ayat (1) men