Sumedang dan "Paseur" Budaya Sunda.
Pikiran Rakyat
o Selasa o
4
5
20
6
21
o Mar
OApr
. Kamis0 Jumato
Rabu
7
22
OMei
8
9
23
OJun
10
24
11
25
OJul
26
0 Ags
Sabtu 0 Mlnggu
12
13
27
o Sep
14
28
0
Okt
15
29
0
16
.
30
Nov
31
Des
Sumedang da!) "Pu~eur'~ ~udaya $unda
EI1KA budaya diidentifikasilewat suatu wilayah administrasi politik, kerap identifikasi
itu dicemaskan menimbuJkan
reaksi dari wilayah-wilayah
lainnya yang juga merasa memiliki hak atas budaya tersebut.
Terlebih ketika suatu wilayah
administrasi politik, mengidentifikasi wilayahnya sebagai puSew"(pusat) dari suatu budaya.
Dengan demikian mudah di. duga, identifikasi itu terkesan
semacam
yang
-menjadi
;I'"'- klaim
0__..
K
memosisikan daerah-daerah
lain sebagai wilayah pinggiran
di hadapan puseur budaya tersebut.
Berangkat dari hal itu, sejumlah pemikiran muncul dalam "Semiloka Sumedang Puseur Budaya Sunda Dalam Perspektif Penguatan J ati Diri Ki
Sunda", di Aula Redaksi HU
Pikiran Rakyat, Rabu (16/12).
Semiloka yang dibuka oleh Bupati Sumedang Don Murdono
itu dihadiri oleh Pemimpin
Umum Pikiran Rakyat H. Syafik Umar dan sejumlah inohong Sunda, termasuk seni. man-budayawan dari Kab. Sumedang.
Menampilkan panelis sejarawan Unpad Prof. Dr. Nini Lubis dan budayawan Sunda Hidayat Suryadilaga, semiloka ini
tak hanya menampung sejumlah pandangan ihwal Rancangan Peraturan Bupati (Perbub)
Sumedang Tentang Pengembangan Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS).
Lebihjauh semiloka itu memuncuJkan pula sejumJ.ahpandangan kritis perihal pemaknaan
-----kata "puseur" pada Kab.
Sumedang yang dikhawatirkan
akaD.menimbuJkan respons
dan reaksi dari sejumlah daerah lainnya.
Dalam pandangan Bupati
Kab. Sumedang Don Murdiono, SPBS yang akan segera dilegalformalkan dalam bentuk
perda bertujuan untuk membangkitkan kembali spirit budaya Sunda, yang diharap juga
bisa diikuti oleh kab./kota di
Jawa Barat demi menjawab
tantangan kenyataan hari ini.
Dalam uraiannya Prof. Dr.
Nina Lubis mengatakan pencanangan SPBS bukan berarti
akan membuat Sumedang sebagai satu-satunya puseur budaya Sunda. Senada dengannya, 'fjetje Padmadinata
memandang bahkan percaya,
tidak akan ada resistensi terhadapSPBSkarenaSumedang
hanya salah satu dari puseur
budaya Sunda yang juga ada di
daerah-daerah lainnya.
Sementara itu, di seberang
lain, seraya melontarkan kekagumannya pada SPBS, budayawan dan anggota DPRD Jabar
Uu Rukmana menggarisbawahi reaksi dan respons dari
Klininn
Hllm,..~
DIDIN SJ/"PR'
SUASANA Semiloka "Sumedang Puseur Budaya Sunda dalam
Perspektif Penguatan Jati Diri Ki Sunda" yang ber.{angsung di
Aula Kantor Pikiran Rakyat, Jln. Soekarno-Hatta No. 147 Bandung, Rabu (16/12). Hadir para pembicara, Bupa~Sumedang
Don Murdono, Wakil Bupati Sumedang Taufik GUllawansyah,
Prof Dr. Ninna Lubis, Uu Rukmana, 1Jetje Hidayat Fadmadinata, serta undangan lainnya. *
sejumlah daerah lainnya di Jabar yang niscaya juga memiliki
perasaan sebagai pewaris budaya Sunda.
Seraya menguatkan pandangan Nina Lubis dan 'fjetje
Hidayat Padmadinata, Memet
Hamdan yang juga Mantan
II,.",..,.!
?nno
Kandisbudpar Jabar ini menilai, lepas dari kontroversi yang
menjadi risikonya, $eperti yang
disebutkan oleh Un!Rukmana,
SPBS sebaiknya di'. resiasise-
i
bagaikeberanian tengah kegamanganbudaya .unda sekarang. (Ahela ImriU1)***
.
o Selasa o
4
5
20
6
21
o Mar
OApr
. Kamis0 Jumato
Rabu
7
22
OMei
8
9
23
OJun
10
24
11
25
OJul
26
0 Ags
Sabtu 0 Mlnggu
12
13
27
o Sep
14
28
0
Okt
15
29
0
16
.
30
Nov
31
Des
Sumedang da!) "Pu~eur'~ ~udaya $unda
EI1KA budaya diidentifikasilewat suatu wilayah administrasi politik, kerap identifikasi
itu dicemaskan menimbuJkan
reaksi dari wilayah-wilayah
lainnya yang juga merasa memiliki hak atas budaya tersebut.
Terlebih ketika suatu wilayah
administrasi politik, mengidentifikasi wilayahnya sebagai puSew"(pusat) dari suatu budaya.
Dengan demikian mudah di. duga, identifikasi itu terkesan
semacam
yang
-menjadi
;I'"'- klaim
0__..
K
memosisikan daerah-daerah
lain sebagai wilayah pinggiran
di hadapan puseur budaya tersebut.
Berangkat dari hal itu, sejumlah pemikiran muncul dalam "Semiloka Sumedang Puseur Budaya Sunda Dalam Perspektif Penguatan J ati Diri Ki
Sunda", di Aula Redaksi HU
Pikiran Rakyat, Rabu (16/12).
Semiloka yang dibuka oleh Bupati Sumedang Don Murdono
itu dihadiri oleh Pemimpin
Umum Pikiran Rakyat H. Syafik Umar dan sejumlah inohong Sunda, termasuk seni. man-budayawan dari Kab. Sumedang.
Menampilkan panelis sejarawan Unpad Prof. Dr. Nini Lubis dan budayawan Sunda Hidayat Suryadilaga, semiloka ini
tak hanya menampung sejumlah pandangan ihwal Rancangan Peraturan Bupati (Perbub)
Sumedang Tentang Pengembangan Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS).
Lebihjauh semiloka itu memuncuJkan pula sejumJ.ahpandangan kritis perihal pemaknaan
-----kata "puseur" pada Kab.
Sumedang yang dikhawatirkan
akaD.menimbuJkan respons
dan reaksi dari sejumlah daerah lainnya.
Dalam pandangan Bupati
Kab. Sumedang Don Murdiono, SPBS yang akan segera dilegalformalkan dalam bentuk
perda bertujuan untuk membangkitkan kembali spirit budaya Sunda, yang diharap juga
bisa diikuti oleh kab./kota di
Jawa Barat demi menjawab
tantangan kenyataan hari ini.
Dalam uraiannya Prof. Dr.
Nina Lubis mengatakan pencanangan SPBS bukan berarti
akan membuat Sumedang sebagai satu-satunya puseur budaya Sunda. Senada dengannya, 'fjetje Padmadinata
memandang bahkan percaya,
tidak akan ada resistensi terhadapSPBSkarenaSumedang
hanya salah satu dari puseur
budaya Sunda yang juga ada di
daerah-daerah lainnya.
Sementara itu, di seberang
lain, seraya melontarkan kekagumannya pada SPBS, budayawan dan anggota DPRD Jabar
Uu Rukmana menggarisbawahi reaksi dan respons dari
Klininn
Hllm,..~
DIDIN SJ/"PR'
SUASANA Semiloka "Sumedang Puseur Budaya Sunda dalam
Perspektif Penguatan Jati Diri Ki Sunda" yang ber.{angsung di
Aula Kantor Pikiran Rakyat, Jln. Soekarno-Hatta No. 147 Bandung, Rabu (16/12). Hadir para pembicara, Bupa~Sumedang
Don Murdono, Wakil Bupati Sumedang Taufik GUllawansyah,
Prof Dr. Ninna Lubis, Uu Rukmana, 1Jetje Hidayat Fadmadinata, serta undangan lainnya. *
sejumlah daerah lainnya di Jabar yang niscaya juga memiliki
perasaan sebagai pewaris budaya Sunda.
Seraya menguatkan pandangan Nina Lubis dan 'fjetje
Hidayat Padmadinata, Memet
Hamdan yang juga Mantan
II,.",..,.!
?nno
Kandisbudpar Jabar ini menilai, lepas dari kontroversi yang
menjadi risikonya, $eperti yang
disebutkan oleh Un!Rukmana,
SPBS sebaiknya di'. resiasise-
i
bagaikeberanian tengah kegamanganbudaya .unda sekarang. (Ahela ImriU1)***
.