BUdaya Partisipasi Fans Serial Animasi Vatalla Sang Pelindung.
ABSTRAK
Aryo Prionggo, 210110070312, 2014. Budaya Partisipasi Fans Serial Animasi Vatalla
Sang Pelindung. Slamet Mulyana, Drs. M.I.Kom sebagai Dosen Pembimbing Utama dan
S.Kunto Adi Wibowo, S.Sos. M.Comn sebagai Pembimbing Pendamping. Program Studi
Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya partisipasi fans serial animasi
Vatalla Sang Pelindung dengan meninjau aspek pengetahuan, kebutuhan dan keinginan, self
efficacy, hambatan dan insentif, serta bentuk-bentuk budaya partisipasi yang dilakukan oleh
fans. Dengan mengetahui pertanyaan penelitian tersebut, diharapkan penelitian ini menjadi
acuan untuk melaksanakan program kampanye yang tepat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian formatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara menyebarkan wawancara pendahuluan kepada para calon key informan. Setelah
melihat tanggapan dan jawaban wawancara pendahuluan, informan dipilih kembali dan
dilakukan wawancara mendalam terhadap keempat informan kunci.
Dari budaya partisipasi yang dianalisis, terungkap bahwa semua informan berbagi
pengetahuan yang sama terhadap salah satu pesan moral yang direncanakan dari pihak
produser, yaitu persahabatan.
Hambatan yang dialami oleh para informan yang paling menonjol adalah akses dan
usia karena masih dalam pengawasan orangtua. Insentif yang diharapkan adalah dengan
melalukan budaya partisipasi, informan ingin menjadi bagian yang diakui oleh suatu
kelompok sebagai fans.
Penilitian ini juga menunjukkan efficacy positif dengan keyakinan para informan
bahwa melakukan budaya partisipasi itu mudah dan dapat membawa kondisi yang baik.
Bentuk budaya partisipasi yang telah dilakukan oleh fans serial animasi Vatalla Sang
Pelindung lebih banyak terdokumentasikan secara online.
ABSTRACT
Aryo Prionggo, 210110070312, 2014. Participatory Culture of Vatalla Sang Pelindung
Animated Series’s Fans. Slamet Mulyana, Drs. M.I.Kom as Main Supervisor and S.Kunto
Adi Wibowo, S.Sos. M.Comn as Assistant Supervisor. Communication Management Studies,
Faculty of Communication Science Padjadjaran University.
This research aims to determine the fans’s participatory culture towards Vatalla Sang
Pelindung animated series by reviewing their knowledge, needs and wants, self-efficacy,
barries and incentives, as well as forms of participatory culture. Given the result, this research
tends to be a reference for any related campaign design. Using formative research,
preliminary interviews was done. Subsequently, four people as key informants was chosen to
conduct in depth interviews.
The result of this study shows that every informant shares the same constructed moral
of the story, which is friendship. A main barrier was revealed that being a teenager, there is
certain parental advisory regarding their access to related media. Meanwhile, they do the
participation so that they can be accepted and acknowledged as a fan.
This research also shows that positive efficacy occurs when the informants believe
that participation is easy and will bring benefit for themselves. The form of their participatory
culture is primary done online.
Aryo Prionggo, 210110070312, 2014. Budaya Partisipasi Fans Serial Animasi Vatalla
Sang Pelindung. Slamet Mulyana, Drs. M.I.Kom sebagai Dosen Pembimbing Utama dan
S.Kunto Adi Wibowo, S.Sos. M.Comn sebagai Pembimbing Pendamping. Program Studi
Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya partisipasi fans serial animasi
Vatalla Sang Pelindung dengan meninjau aspek pengetahuan, kebutuhan dan keinginan, self
efficacy, hambatan dan insentif, serta bentuk-bentuk budaya partisipasi yang dilakukan oleh
fans. Dengan mengetahui pertanyaan penelitian tersebut, diharapkan penelitian ini menjadi
acuan untuk melaksanakan program kampanye yang tepat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian formatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara menyebarkan wawancara pendahuluan kepada para calon key informan. Setelah
melihat tanggapan dan jawaban wawancara pendahuluan, informan dipilih kembali dan
dilakukan wawancara mendalam terhadap keempat informan kunci.
Dari budaya partisipasi yang dianalisis, terungkap bahwa semua informan berbagi
pengetahuan yang sama terhadap salah satu pesan moral yang direncanakan dari pihak
produser, yaitu persahabatan.
Hambatan yang dialami oleh para informan yang paling menonjol adalah akses dan
usia karena masih dalam pengawasan orangtua. Insentif yang diharapkan adalah dengan
melalukan budaya partisipasi, informan ingin menjadi bagian yang diakui oleh suatu
kelompok sebagai fans.
Penilitian ini juga menunjukkan efficacy positif dengan keyakinan para informan
bahwa melakukan budaya partisipasi itu mudah dan dapat membawa kondisi yang baik.
Bentuk budaya partisipasi yang telah dilakukan oleh fans serial animasi Vatalla Sang
Pelindung lebih banyak terdokumentasikan secara online.
ABSTRACT
Aryo Prionggo, 210110070312, 2014. Participatory Culture of Vatalla Sang Pelindung
Animated Series’s Fans. Slamet Mulyana, Drs. M.I.Kom as Main Supervisor and S.Kunto
Adi Wibowo, S.Sos. M.Comn as Assistant Supervisor. Communication Management Studies,
Faculty of Communication Science Padjadjaran University.
This research aims to determine the fans’s participatory culture towards Vatalla Sang
Pelindung animated series by reviewing their knowledge, needs and wants, self-efficacy,
barries and incentives, as well as forms of participatory culture. Given the result, this research
tends to be a reference for any related campaign design. Using formative research,
preliminary interviews was done. Subsequently, four people as key informants was chosen to
conduct in depth interviews.
The result of this study shows that every informant shares the same constructed moral
of the story, which is friendship. A main barrier was revealed that being a teenager, there is
certain parental advisory regarding their access to related media. Meanwhile, they do the
participation so that they can be accepted and acknowledged as a fan.
This research also shows that positive efficacy occurs when the informants believe
that participation is easy and will bring benefit for themselves. The form of their participatory
culture is primary done online.