KERJASAMA INTERNASIONAL DALAM HAL PENGEMBALIAN ASET HASIL TINDAK PIDANA KORUPSI MENURUT HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM NASIONAL.
ABSTRAK
KERJASAMA INTERNASIONAL DALAM HAL PENGEMBALIAN ASET HASIL
TINDAK PIDANA KORUPSI MENURUT HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM
NASIONAL
Karina Anindya Prameswari Sembiring Meliala
110111060400
Korupsi dewasa ini telah menjadi masalah global antarnegara, yang
tergolong kejahatan transnasional dan mengingat kompleksitas serta efek
negatifnya, maka korupsi yang dikategorikan sebagai kejahatan yang luar
biasa (extra ordinary crime) memerlukan upaya pemberantasan dengan caracara yang luar biasa (extra ordinary measure) pula. Tindak pidana korupsi
bersifat sistemik, terorganisasi, transnasional dan multidimensional dalam arti
berkorelasi dengan aspek sistem, yuridis, sosiologis, budaya, ekonomi antar
Negara dan lain sebagainya. Korupsi sebagai suatu kejahatan yang extra
ordinary crime, pemberantasan tindak pidana korupsi membutuhkan
keseriusan dan dengan cara melakukan kerjasama internasional terutama
dalam hal pengembalian aset hasil tindak pidana korupsi yang disimpan di
luar negeri.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif.
Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa: “Pendekatan yuridis normatif yaitu
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti data atau bahan
perpustakaan yang merupakan data sekunder berupa bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier.” Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah dengan cara studi kepustakaan, yaitu dengan
mengumpulkan bahan yang relevan dengan penelitian yang sedang
dilakukan.
Peraturan perundang-undangan di Indonesia yang berkaitan dengan
upaya pengembalian aset hasil tindak pidana korupsi melalui mekanisme
kerjasama internasional dapat dikatakan belum selaras dengan semangat
yang ada dalam UNCAC 2003. Bentuk kerjasama internasional yang dapat
digunakan untuk pengembalian aset korupsi di luar negeri berdasarkan
UNCAC 2003 dan hukum positif Indonesia adalah kerjasama dalam hal
iv
bantuan hukum timbal balik (mutual legal assistance); kerjasama dalam hal
transfer of proceedings.
iv
KERJASAMA INTERNASIONAL DALAM HAL PENGEMBALIAN ASET HASIL
TINDAK PIDANA KORUPSI MENURUT HUKUM INTERNASIONAL DAN HUKUM
NASIONAL
Karina Anindya Prameswari Sembiring Meliala
110111060400
Korupsi dewasa ini telah menjadi masalah global antarnegara, yang
tergolong kejahatan transnasional dan mengingat kompleksitas serta efek
negatifnya, maka korupsi yang dikategorikan sebagai kejahatan yang luar
biasa (extra ordinary crime) memerlukan upaya pemberantasan dengan caracara yang luar biasa (extra ordinary measure) pula. Tindak pidana korupsi
bersifat sistemik, terorganisasi, transnasional dan multidimensional dalam arti
berkorelasi dengan aspek sistem, yuridis, sosiologis, budaya, ekonomi antar
Negara dan lain sebagainya. Korupsi sebagai suatu kejahatan yang extra
ordinary crime, pemberantasan tindak pidana korupsi membutuhkan
keseriusan dan dengan cara melakukan kerjasama internasional terutama
dalam hal pengembalian aset hasil tindak pidana korupsi yang disimpan di
luar negeri.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif.
Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa: “Pendekatan yuridis normatif yaitu
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti data atau bahan
perpustakaan yang merupakan data sekunder berupa bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier.” Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah dengan cara studi kepustakaan, yaitu dengan
mengumpulkan bahan yang relevan dengan penelitian yang sedang
dilakukan.
Peraturan perundang-undangan di Indonesia yang berkaitan dengan
upaya pengembalian aset hasil tindak pidana korupsi melalui mekanisme
kerjasama internasional dapat dikatakan belum selaras dengan semangat
yang ada dalam UNCAC 2003. Bentuk kerjasama internasional yang dapat
digunakan untuk pengembalian aset korupsi di luar negeri berdasarkan
UNCAC 2003 dan hukum positif Indonesia adalah kerjasama dalam hal
iv
bantuan hukum timbal balik (mutual legal assistance); kerjasama dalam hal
transfer of proceedings.
iv