FASILITAS PEMBAKARAN JENAZAH HINDU DI DENPASAR, BALI.

Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli2015

Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali
dalamsetahun.www.ojs.unud.ac.id

Suarya, IM; DjajaBaruna AAG; Mudra, IK; Syamsul, AP;
Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan Salain,
IP;Sueca, NP; Suartika, GAM;Susanta, IN; Suryada, IGAB;
Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel
Muktiwibowo, A.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA

ISSN: 9 772338 505007


e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll.Artikel biasanya
merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,

dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
 Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia
+62 361 703384
[email protected]
@ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015

i

Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana


Penanggung Jawab
I Made Suarya
Pengarah
A.A. Gde Djaja Baruna
I Ketut Mudra
Ketua
Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris
I Wayan Yuda Manik
Bendahara
Ni Made Swanendri
Penyunting dan Reviewer
Putu Rumawan Salain
Ngakan Putu Sueca
Gusti Ayu Made Suartika
I Nyoman Susanta
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Validasi
I Ketut Mudra
I Made Widja

Syamsul Alam Paturusi
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada

Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.

Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015
ISSN No. 9 772338 505007
Hak Cipta  2015 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur
UNUD
untuk
mereproduksi,
mendistribusikan,
dan

mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada
website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id
Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung
jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh
kontributor.

Tim Penerbit
I Made Widja
Ngakan Putu Sueca
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Desainer Cover
Antonius Karel Muktiwibowo

ii

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:

1.

Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45
cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis
sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,
spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi
diletakkan sebelum daftar pustaka

10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak
miring.

Keterangan umum:
1.
2.
3.

Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan
kata MS Word atau format teks/ASCII.
Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015

iii


Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,
ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan
secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di
Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang
mudah.Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,
menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya.Selain
itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya.Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi,
dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 3 nomor
2 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang
sangat terbatas mewarnai volume kelima ini.Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir
arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal
mudah.Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas
akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester.Sehingga diharapkan diperoleh
keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan.Dalam
kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 3 nomor 2 ini.


Redaktur

iv

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007

Daftar Isi

Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana....................................................................................................... ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ..................................................................................... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD .........................................iii
Editorial .......................................................................................................................................................... iv
Daftar Isi .......................................................................................................................................................... v

1.

Pengembangan Fasilitas Lapangan Sepak Bola Persi Putra Jimbaran, Bali
(Putu Agus Darmawan, I Gusti Bagus Budjana, I Putu Sugiantara) ...................................................................... 1-4


2.

Penerapan Konsep “High-Tech” Dalam Bentuk Sayap Terhadap Perancangan Terminal Domestik
Bandara Ngurah Rai, Bali
(Made Agus Dwipayana, I Wayan Yuda Manik, I Nengah Lanus) ......................................................................... 5-8

3.

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer dan Informasi di Gianyar, Bali
(Made Yostiadi, A.A. Gde Dharma Yadnya, I Ketut Muliawan Salain) ................................................................. 9-14

4.

Galeri Seni Lukis Kontemporer di Gianyar, Bali
(I Kadek Priyana, Ciptadi Trimarianto, Widiastuti) ............................................................................................ 15-18

5.

Pusat Kebugaran “Luxury Club” di Denpasar, Bali
(Putu Dony Priasta Bratha, I Made Adhika)...................................................................................................... 19-24


6.

Night Club di Denpasar, Bali
(I Putu Cok Ngurah Anggar Giri Putra, I Gusti Budjana, Evert Edward Moniaga) .............................................. 25-30

7.

Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Pandawa Sebagai Obyek Pantai di Kabupaten Badung
(I Kadek Oka S, I Wayan Gomudha, Gusti Ayu Made Suartika) ....................................................................... 31-36

8.

Restoran Perancis di Kabupaten Badung, Bali
(Grandi Amedio Adrianza, Anak Agung Gde Dharma Yadnya, I Wayan Yuda Manik) ....................................... 37-40

9.

Redesain Pasar Desa Adat Mengwi Kabupaten Badung, Bali
(Nyoman Sri Sukasani, A. A. Gde Dharma Yadnya, dan Ni Made Swanendri).................................................. 41-46

10. Galeri Kerajinan Tangan Bali di Gianyar, Bali
(I Kadek Bayu Septyantara, I Nengah Lanus) .................................................................................................. 47-50

11. Pengembangan Desa Bongkasa Pertiwi di Bali sebagai Desa Wisata
(I Gusti Ngurah Rai Prayoga Putra, Ngakan Putu Sueca, Ida Bagus Sarjana) .................................................. 51-56

12. Apartemen Ekspatriat di Badung, Bali
(I Made Adi Yoga Suwandi, I Nyoman Susanta, I Wayan Gomudha) ................................................................ 57-60

13. Pusat Motor Kustom dan Motor Klasik di Denpasar
(I Ketut Mariana, I Ketut Mudra dan Evert Edward Moniaga) ............................................................................ 61-64

14. Perumahan untuk Tenaga Kerja Asing di Kawasan Pariwisata Ubud, Bali
(I Komang Adi Bratha Nadha, I Wayan Kastawan, Syamsul Alam Paturusi) ..................................................... 65-68

15. Rekreasi Alam di Kawasan Wisata Jatiluwih di Tabanan
(I Putu Dian Suratha, I Gusti Agung Bagus Suryada, dan I Made Adhika) ........................................................ 69-74

16. Pusdiklat Kempo Bali di Gianyar
(Agung Angga Wira Raditya, I Made Adhika, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) .............................................. 75-78

17. Pengembangan Taman Kotadi Lumintang Denpasar
(I Nyoman Gde Aditya Friantara, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Primayatna) ............................................. 79-84

18. Fasilitas Olahraga Renang di Denpasar
(I Putu Windi Adnyana, Syamsul Alam Paturusi, I Putu Sugiantara) ................................................................. 85-90

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015

v

19. Pusat Komputer di Gianyar
(Kadek Edi Saputra, I Made Widja, dan Widiastuti) .......................................................................................... 91-94

20. Pengembangan Pasar Tradisional Semarapura di Kabupaten Klungkung
(Anindya Sharira, Ida Bagus Sarjana, Widiastuti)............................................................................................. 95-98

21. Penataan Kawasan Pura Dalem Sakenan Depasar, Bali
(Ni Made Adwi Juliantini, Ngakan Putu Sueca, Ida Ayu Armeli).......................................................................99-104

22. Lembaga Permasyarakatan Anak di Kabupaten Bangli
(I Putu Agus Suryawan, I. B. N. Bupala, I Wayan Yuda Manik) ..................................................................... 105-110

23. Bali Sea Aquarium di Pulau Serangan
(Michael Kusuma, I Nyoman Sudiarta, I Gusti Bagus Suryada) ..................................................................... 111-114

24. Pusat GYM dan Yoga di Denpasar
(I Gede Dhyiyo Bhargah, I Made Adhika, I Gst A. Bagus Suryada)............................................................... 115-120

25. Pengembangan Kawasan Wisata Air Waduk Muara Nusa Dua di Denpasar
(Ni Luh Gede Dian Rahmayanti, I Made Adhika, I Ketut Mudra) .................................................................... 121-126

26. Galeri Seni Kerajinan Klungkung di Klungkung, Bali
(Ni Nyoman Thiana Kusuma Wardhani Toestha, Ida Bagus Gde Primayatna, I Wayana Wiryawan) .............. 127-130

27. Pengembangan Pasar Tradisional Negara di Kabupaten Jembrana
(I Komang Yogi Tri Susandy, A. A. Gde Dharma Yadnya, A. A. Ayu Oka Saraswati) ..................................... 131-136

28. Taman Remaja di Denpasar, Bali
(Savira Septi Anggraini, Nyoman Surata, I Wayan Wiryawan) ....................................................................... 137-142

29. Sekolah Khusus bagi Anak Penyandang Tunagrahita di Gianyar
(I Made Gde Pasek Witha Darma, Putu Rumawan Salain, A. A. Gde Djaja Bharuna S)................................. 143-148

30. Restoran Kuliner Indonesia di Denpasar
(Pande Putu Dwi Novigga Artha, Nengah Keddy Setiada, A.A. Ayu Oka Saraswati) ..................................... 149-152

31. Redesain Gelanggang Olahraga Debes Tabanan Bertipe B
(Gede Yoga Suryawan, A. A. Gde Dharma Yadnya, I Nengah Lanus) .......................................................... 153-158

32. Perubahan Tata-Letak Parhyangan dalam Area Umah di Jalan Wanara Wana, Ubud
(I Putu Andika Saputra, Putu Rumawan Salain, A. A. Ayu Oka Saraswati) .................................................... 159-164

33. Pusat Pelatihan Taekwondo di Denpasar
(Lidya Indriani Anggita Prameswari, I Wayan Meganada, I. B. Gde Wirawibawa .......................................... 165-168

34. Pasar Barang Bekas di Denpasar
(Sinta Lukitasari, A. A. Gde Dharma Yadnya, A. A. Gde Djaja Bharuna S) .................................................... 169-172

35. Penataan Daya Tarik Wisata Taman Mumbul di Sangeh, Badung
(Made Ratna Witari, Ida Bagus Ngurah Bupala, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ...................................... 173-176

36. Gedung Kebugaran di Kuta, Bali
(I Gede Agus Waisna Putra, I Made Wijaya) ................................................................................................. 177-182

37. Pusat Pengembangan Kain Endek di Badung, Bali
(Putu Rista Yuliantini Dewi, Nengah Keddy Setiada, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ........................................ 183-186

38. Pendidikan Seni dan Bahasa Mandarin di Denpasar
(Ni Made Dwi Susiyanti, Syamsul Alam Paturusi dan I Nyoman Susanta) ..................................................... 187-192

39. Fasilitas Pembakaran Jenazah Hindu di Denpasar, Bali
(I Made Dipayana Ardikusuma, I Made Dwija, A.A. Gde Djaja Bharuna S) .................................................... 193-196

40. Gedung Parkir dan Penataan Halaman Depan Kampus Sudirman
(Made Nurjaya Subawa, I Nengah Lanus, I Ketut Muliawan Salain) .............................................................. 197-200

41. Tema Fasilitas Olahraga Renang Bertaraf Internasional di Bali
(Ida Bagus Made Widyatama Mandira, I Made Suarya) ................................................................................ 201-206

42. Pusat Pendidikan Musik Modern Dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur di Denpasar, Bali
(David Inet Novana, Nengah Keddy Setiada, I Wayan Wiryawan) ................................................................. 207-210

43. Cottage di Kawasan Wisata Pantai Nyanyi Tanah Lot Tabanan, Bali
(Komang Sariasih, I Ketut Muliawan Salain, dan I Wayan Yuda Manik)......................................................... 211-216

vi

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007

44. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha di Singaraja
(Luh Diantari, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ............................................................. 217-220

45. Pasraman Kepemangkuan di Gianyar
(I Made Sudiasa, Ngakan Putu Sueca, Ida Bagus Sarjana).......................................................................... 221-224

46. Villa Bernuansa Bali di Tabanan
(Ni Putu Helsi Pratiwininsih, A. A. Gde Djaja Bharuna, I Ketut Mudra) .......................................................... 225-230

47. Skin House Beauty Centre di Badung, Bali
(Sayu Putu Peny Purnama Wati, I Ketut Muliawan Salain, I Ketut Mudra) .................................................... 231-236

48. Rumah Sakit Tipe D di Kecamatan Seririt, Buleleng
(Putu Pradnya Lestari Ratmayanti, I Nengah Lanus, I Ketut Mudra) ............................................................. 237-240

49. Panti Jompo Untuk Lansia Miskin dan Terlantar di Denpasar
(Made Kerta, Nengah Keddy Setiada, I Wayan Wiryawan)........................................................................... 241-246

50. Cahapel and Wedding Hall di Badung
(Kellin Baquita L. O. Soares, Ciptadi Trimarianto) ........................................................................................ 247-250

51. Rasunami Bagi Karyawan di Denpasar
(Kadek Yusron Mulya Prasetya, Nyoman Surata) ........................................................................................ 251-254

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015

vii

FASILITAS PEMBAKARAN JENAZAH HINDU DI DENPASAR, BALI
Pendekatan Konsep Filosofi Dalam Bidang Arsitektural

I Made Dipayana Ardikusuma1), I Made Widja2), dan Anak Agung Djaja Bharuna S3)
1)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
[email protected]
2)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
3)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

ABSTRACT
Cremation facilities as the end point of death procession stage is also connected with a person’s faith. Located on the
site that has a reasonably flat contour design makes it easier to set up and then be processed optimally in the field of
landscape that will make a creepy impression in the facility. Structuring landscape is pretty much going to make the facility more attractive to attend either day or night. Furthermore, when family wants to visit at night with better lighting utility systems, thus, it would made this site not as dark as it seems and it wouldn’t make the community doesn’t want to
come. Punarbhawa philosophy which is the belief of repeated birth which can also be called incarnation or samsara used
in themes and concepts that will be used in the manufacture fasilias the funeral pyre. Repeated birth also brings joy and
sorrow as a result of which also corresponds to the selected theme, which is balance. Therefore it is not a good thing if
excessive or shortage, everything is better to be balanced in order to create harmony in life, as well as in architecture,
the balance is also used in order to create harmony in appearance and function of the building. A philosophy of a trust
can be applied in architectural design concept, with the application of the philosophies that are used and the application
of a theme designed combustion facilities can make good combustion facilities and can be used optimally both in the
field of architectural and spiritually.
Keywords: Punarbhawa, balance.

ABSTRAK
Fasilitas Pembakaran Jenazah sebagai tempat akhir dari tahap prosesi kematian sangat erat hubunganya juga dengan
kepercayaan dari seseorang. Berada pada tapak yang memilki kontur tanah yang cukup datar membuat penataan
perancangan lebih mudah dan kemudian akan diolah secara maksimal dalam bidang landscape yang akan membuat
kesan yang tidak menyeramkan dalam fasilitas tersebut. Penataan landscape yang cukup banyak akan membuat
fasilitas lebih menarik untuk didatangi baik siang ataupun malam hari saat keluarga ingin berkunjung pada saat malam
hari dengan didukung sistem utilitas penerangan yang lebih dari cukup agar tidak terkesan gelap dan tidak diminati
masyrakat untuk dikunjungi. Filosofi punarbhawa yang merupakan keyakinan terhadap kelahiran yang berulang-ulang
yang dapat disebut juga penitisan atau samsara digunakan dalam tema dan konsep yang akan digunakan dalam
pembuatan fasilias pembakaran jenazah tersebut. Kelahiran yang berulang-ulang ini juga membawa akibat suka dan
duka yang juga sesuai dengan tema yang dipilih yaitu keseimbangan, oleh karena itu sesuatu hal tidak baik apabila
berlebihan atupun kekurangan, segala sesuatunya lebih baik diseimbangkan agar tercipta keharmonisan dalam
kehidupan, begitu juga dalam bidang arsitektur, keseimbangan juga digunakan demi menciptakan keharmonisan dalam
penampilan dan fungsi dalam bangunan. Sebuah filosofi dari sebuah kepercayaan dapat diterapkan dalam konsep
perancangan arsitektural. Dengan pengaplikasian antara filosofi-filosofi yang digunakan dan penerapan tema sebagai
fasilitas pembakaran yang dirancang dapat menjadikan fasilitas pembakaran yang baik dan dapat digunakan secara
maksimal baik dalam bidang arsitektural maupun secara spritual.
Kata Kunci: Punarbhawa, keseimbangan.

1)

)

3)

I Made Dipayana Ardikusuma (1104205085) , I Made Widja , dan Anak Agung Djaja Bharuna S –Fasilitas Pembakaran
Jenazah Hindu di Denpasar, Bali
193

PENDAHULUAN
Perkembangan jaman yang sangat cepat dan pesat dalam segala bidang membuat kita berpikir kembali
mengenai filosofi-filosofi yang sudah turun temurun sejak dahulu kala dan juga pertambahan peduduk yang
sangat cepat dan dapat dikatakan meledak membuat kebutuhan masyarakat pun bertambah.
Membicarakan mengenai proses kematian tentunya tidaklah lepas dari proses yang akan dilakukan terhadap jenazah dari seseorang tersebut, sebagian kepercayaan mempercayai untuk melakukan praktek pemakaman terhadap jenazah yang tentunya memiliki alasan tersendiri yang dimiliki oleh kepercayaan tersebut,
sedangkan ada juga yang lebih memilih praktek pembakaran jenazah yang juga dipercayai memiliki makna
tersendiri oleh beberapa kepercayaan di dunia. Hal itu juga disebabkan oleh faktor – faktor yang mempengaruhi proses yang akan dilakukan terhadap jenazah selanjutnya, seperti kemudahan dalam segi finansial
maupun segi efisiensinya, akan tetapi hal ini kembali terhadap kepercayaan yang di anut masing masing
orang.
Perkembangan jaman dan kemudahan dalam melakukan sesuatu lebih banyak membuat orang – orang memilih praktek
pembakaran jenazah, hal ini disebabkan oleh faktor yang telah
disebutkan diatas seperti kemudahan finasial dan efisiensi,
akan tetapi tidak semua dapat menerima praktek pembakaran
terhadap jenazah tersebut tergantung kembali terhadap kepercayaan orang tersebut. Praktek proses pembakaran terhadap jenazah disebut dan dikenal oleh masyarakat dengan sebutan kremasi.
Proses kremasi saat ini menjadi pilihan beberapa orang, hal
ini dikarenakan kremasi memiliki beberapa faktor yang dapat
Gambar : Prosesi Ngaben
memudahkan proses pembakaran jenazah bagi beberapa
agama atau kepercayaan tersendiri. Praktek kremasi di bali disebut dengan ngaben. Ngaben adalah proses
pembakaran jenazah dengan cara dibakar di sebuah peti yang telah disiapkan yang disebut wadah atau
menggunakan lembu yang kemudian dibakar bersamaan yang kemudian abunya dilarung atau dihanyutkan
ke laut.
Sedangkan kremasi atau disebut juga pengabuan adalah
praktek pembakaran atau penghilangan jenazah dari manusia yang telah meninggal atau wafat dengan cara membakar
jenazah tersebut. Kremasi biasanya dilakukan di krematorium atau pancaka atau juga disebuah makam yang apabila
orang Bali menyebutnya setra. Kremasi biasanya dibakar
o
pada suhu 760 – 1.150 C apabila dilakukan di sebuah krematorium atau pancaka dan juga jenazah diletakan disebuah
peti kayu yang sudah disediakan dari keluarga masing masing jenazah. Dari hasil pembakaran tersebut, terciptalah abu
hasil pembakaran yang memiliki 5% berat dari jenazah. KreGambar : Prosesi Kremasi
masi dipilih sebagaian masyarakat dikarenakan beberapa kemudahan yang diberikan dari proses kremasi dibandingkan dengan praktek pembakaran ngaben yang ada
di Bali. Diantaranya yaitu lebih mudah dalam hal finasial dan efisien terhadap waktu.

PUNARBHAWA ATAU SAMSARA
Konsep Filosofi
Filosofi merupakan sebuah studi yang mempelajari mengenai sebuah kebijaksanaan, dasar-dasar dari pengetahuan, dan proses yang digunakan dalam mengembangkan dan merancang sebuah pandangan sesorang mengenai suatu kehidupan. Filosofi dapat memberikan pandangan dan menyatakan secara tidak
langsung mengnai sebuah system keyakinan dan juga sebuah kepercayaan. Setiap filosofi seorang individu
akan dikembangkan dan akan mempengaruhi perilaku dan sikap individu tersebut. Seseorang akan dapat
mengembangkan filosofinya melalui belajar dari hubungan iterpesona, pengalaman pendidikan formal dan
informal, keagamaan, budaya dan lingkungannya. Dalam hal ini konsep filosofi secara spiritual digunakan
sebagai pedoman dalam mewujudkan sebuah konsep arsitektural, sebuah konsep filosofi digunakan dalam
aplikasi arsitektural agar dapat mewujudkan aplikasi bangunan yang memiliki nilai-nilai ataupun makna dari

194

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015–ISSN No. 9 772338 505007

filosofi yang akan digunakan. Banyak bangunan yang besar maupun bangunan yang tinggi dan menjulang,
berdiri dengan megah tanpa ada nya makna dan nilai-nilai yang berarti yang seolah-olah merupakan bangunan mati. Maka dari itu sebuah filosofi dimasukan dalam sebuah bangunan agar mendapatkan tampilan
bangunan yang menarik dan sesuai dan sejalan menurut fungsi dan maknanya. Melalui bahasan ini diharapkan dapat mengetahui melalui acuan dasar studi pustaka dan pengamatan-pengamatan yang di hasilkan melalui karya desain yang sudah ada dengan topik materi konsep filosofi dalam karya desain arsitektur.

Tema
Berdasarkan penjabaran atas pendekatan tema, maka dapat ditentukan sebuah tema yang cocok yang
menjadi dasar dalam mewujudkan fungsi dan tujuan dari perancangan Pusat Jasa Pelayanan Kematian ini
ke dalam rancangan. Berdasarkan penjabaran pendekatan tema tersebut, maka dapat ditentukan sebuah
tema yang menjadi dasar perancangan Pusat Jasa Pelayanan Kematian di Denpasar, yaitu
“Keseimbangan”. Tema rancangan keseimbangan dipilih layak untuk perancangan Pusat Jasa Pelayanan
Kematian ini karena sebuah prosesi kematian selayaknya memiliki keseimbangan antara hidup dan mati,
keseimbangan juga muncul dalam segala aspek kehidupan, tua muda, hitam putih, kecil besar, segala
sesuatunya haruslah dibarengi dengan keseimbangan, sesuatu yang berlebihan ataupun kekurangan
tidaklah baik, alangkah baiknya apabila sesuatunya seimbang.
Tema ini dipilih untuk menggambarkan tampilan desain Pusat Jasa Pelayanan Kematian yang tidak
monoton, memiliki keseimbangan antara bahan tradisonal dan modern, tidak monoton dan memberikan rasa
kenyamanan serta keamanan dengan bentuk tampilan yang mengalir serta dapat mewadahi aktifitas dengan
baik dan bermanfaat sesuai dengan fungsi utamanya.

PENERAPAN FILOSOFI DALAM ARSITEKTURAL
Pengaplikasian Konsep dan Filosofi
Sesuai dengan tema yang dipilih, tampilan
bangunan diseimbangkan antara bahan
tradisonal dan juga bahan modern
sehingga dapat membuat sebuah kesan
dinamis dan tidak monoton serta timbul
kesan menyeramkan dari bangunan Pusat
Jasa Pelayanan Kematian ini. Fasad
entrance bangunan memberikan kesan
“Selamat
Datang”
bagi
keluarga
almarhum dan juga kerabat-kerabat yang
hadir saat melayat almarhum sehingga
dengan menciptakan kesan awal yang
baik, maka diharapkan kesan baik
tersebut akan berlanjut terus hingga
jenazah sudah berada di sisi yang maha
esa. Pengaplikasian material tradisonal
yang digunakan sangatlah membuat
tampilan fasad bangunan menjadi lebih
menarik dan layak dipandang baik.
Gambar 5.3 Konsep Sirkulasi pada Tapak
Tampilan fasad bangunan juga menggunakan konsep Tri
Angga di mana menggunakan kepala-badan-kaki sehingga memiliki unsur-unsur Arsitektur Bali.
Pengoptimalan bentuk lengkungan pada tampilan fasad bangunan juga diperlukan untuk menegaskan tema
yang telah dipilih dan bentuk tampilan tersebut dapat berasal dari penggunaan-penggunaan material yang
mudah pemeliharaannya dan biayanya mudah dijangkau. Proporsi bangunan juga disesuaikan dengan skala
kenyamanan orang dan penataan ruang luar dibentuk dalam tampilan yang dinamis sehingga fungsinya
sebagai ruang hijau dapat berfungsi dengan baik.

1)

)

3)

I Made Dipayana Ardikusuma (1104205085) , I Made Widja , dan Anak Agung Djaja Bharuna S –Fasilitas Pembakaran
Jenazah Hindu di Denpasar, Bali
195

HASIL RANCANGAN
Zoning dan Layout pada Tapak
Pembagian zoning dalam fasilitas
pembakaran berikut sudah dilakukan
sesuai dengan fasilitas-fasilitas yang
sudah terdapat didalamnya. Keadaan
sekitar pada tapak fasilitas pembakaran jenazah ini merupakan permukiman warga dan juga terdapat
aliran sungai di timur tapak dengan
lebar sungai sekitar 10 meter.

SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
yang
didapat
dari
pendekatan konsep filosofi dalam
bidang arsitektural ini adalah baGambar : Layout Plan
Gambar : Site Plan
gaimana menyatuka sebuah konsep filosofi kedalam sebuah bangunan demi terciptanya bangunan yang memiliki nilai-nilai dan makna
tersendiri agar tidak terciptanya kesan bangunan yang mati dan tidak menarik sama sekali. Dari segi spiritual
juga akan menambah nilai spiritual kedalam benagunan sesuai dengan fungsi bangunan yang berhubungan
erat dengan spiritual yaitu berhubungan dengan kematian dari sesorang.

Gambar : Perspektif Bangunan Kremasi

Gambar : Perspektif keseluruhan Fasilitas Pembakaran

REFERENSI
Anonim. “Ensiklopedia Indonesia”, penerbit Ichtiar Baru.
Anonim. Corporation America, “Encyclopedia Americana”
Anonim. Incorporated Glorier, “The American Peoples Encyclopedia”
Andreas, Sudewo, “Krematorium Di Jakarta”. Skripsi Proyek Ujian Sarjana Arsitektur, Universitas
Tarumanegara Jakarta 1984.
Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2014, Denpasar dalam Angka 2014, Denpasar.
Catanese. J.A., end Snyder C.J., 1984. Pengantar Arsitektur. Jakarta: Erlangga.
Fuad, Amsyuri, “Prinsip-prinsip Masalah Pencemeran Lingkungan”, Ghalian Indonesia, 1976 halaman 39
Laksito, Boedhi. 2014. Metode Perencanaan & Perancangan Arsitektur. Jakarta
Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Denpasar Tahun 2011-2031
Poerwadarminta, W.J.S., “Kamus Umum Bahasa Indonesia”
Sugondho, F. Setiadi, J. Hartiningsih, M. and Dwiati, L. 1982. Proses Perancangan yang Sistematis. Jakarta
: Djambatan
Watson, D. Crosble, MJ. and Callender, JH. 1982. Time-Saver Standards for Architectural Design Data. 7th
ed. [e-book] United States of America : The Scarecrow Press. Available through : Government
Institutes http://www.govinstpress.com

196

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015–ISSN No. 9 772338 505007