Contoh Program Kerja Pelayanan BK

Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd

UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009
1
Disusun pada 13 Juli 2009 oleh Triyono
BAB : I
A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
pendidikan, mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan harus menyusun kurikulum
yang disebut Kurikulum Tingkat Pendidikan atau KTSP. Pada penerapan KTSP, Guru
Bimbingan Konseling di sekolah memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling da
lam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai minat , bakat serta
mempertimbangkan tahapan tugas
perkembangannya. Mengingat adanya keberagaman individu siswa maupun keberagaman
kemampuan Guru Bimbingan Konseling di sekolah maka perlu ditegaskan bahwa
pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus menyusun program guna
mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah nomor
19 tahun 2005 tersebut beserta peraturan-peraturan yang menyertainya. Permendiknas
Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya memuat struktur kurikulum,
telah mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program pengembangan diri
yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik
sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi,
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Bimbingan konseling
adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok,
agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar
dan karir, melalui berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan normanorma yang berlaku. Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik
dalam memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan
perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan
keberfungsian individu dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan proses
perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu
bimbingan dan konseling adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor yang
merupakan salah satu kualifikasi pendidik. Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO,
S.Pd

UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009
2


Dalam permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dirumuskan SKL yang harus dicapai peserta
didik melalui proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang
harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah kompetensi
kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan pengembangan kapasitasnya
(capacity development) yang dapat mendukung pencapaian kompetensi lulusan.
Sebaliknya, kesuksesan peserta didik dalam mencapai SKL akan secara signifikan
menunjang terwujudnya pengembangan kemandirian. B. Dasar Penyusunan Program
Layanan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, pasal 35 ayat(2) 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan 5. SKB
Mendiknas dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993 bahwa Guru
Pembimbing Wajib membimbing 150 orang siswa minimal sampai 225 orang maksimal
6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Departemen Pendidikan Nasioan tentang Pedoman Penghitungan Beban Kerja Guru. 7.
Sistem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, tentang Pengembangan Diri
diselenggarakan melalui kegiatan Bimbingan dan Konseling serta kegiatan
ekstrakurikuler 8. C. Visi dan Misi 1. UPT SMP Negeri 2 Tegalombo
a. Visi

: Berprestasi, Berbudi pekerti luhur Luhur dan Terampil
Indikator Visi
1.
Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif
.
2.
Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
3.
Unggul dalam prestasi akademis dan non akademis
4.
Terwujudnya suasana sekolah yang agamis.
5.
Terwujudnya pengembangan bakat dan minat siswa.
b.
MISI
1. Melaksanakan perangkat kurikulum yang berstandar untuk semua mata pelajaran. 2.
Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan inovatif. 3. Melaksanakan pengembangan

kompetensi kelulusan. 4. Melaksanakan pengembangan kualifikasi tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan. 5. Melaksanakan pengembangan kegiatan bidang keagamaan. 6.

Melaksanakan pengembangan fasilitas sarana prasarana pendidikan. Program Kerja
Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd

UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009
3
7. Melaksanakan pengembangan pengelolaan manajemen sekolah. 8. Melaksanakan
program pengembangan diri. 2. Bimbingan dan Konseling a.
Visi
Layanan Bimbingan dan Konseling Terwujudnya Catur Sukses, yaitu ; sukses pribadi,
sukses sosial, sukses akademis, dan sukses karir b.
Misi
Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Mewujudkan keberhasilan pribadi, meliputi;
memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami diri (self
understanding), memiliki sikap positif, memiliki sikap mandiri secara emosional, sosial
dan ekonomis 2. Mewujudkan keberhasilan sosial, meliputi; memiliki rasa empati,
kooperatif, toleransi, demokratis, berkomunikasi, memiliki hubungan sosial yang positif
3. Mewujudkan keberhasilan akademik, meliputi; memiliki kemampuan dan keterampilan
belajar, memiliki kemauan dan dorongan belajar yang tinggi, mampu berpikir logis,
mampu memecahkan masalah (problem solving), mampu mengambil keputusan (decision
making), kreatif, dan memiliki prestasi belajar

yang baik/tinggi 4. Mewujudkan keberhasilan karir, meliputi; mimiliki bersikap positif
terhadap suatu keterampilan dalam mempersiapkan karir, memiliki perencanaan lanjutkan
studi, memiliki perencanaan dan pengembangan karir D. Tujuan Penyusunan Program
Layanan

Tujuan umum penyusunan program layanan Secara umum tujuan penyusunan program
layanan bimbingan dan konseling di sekolah tercermin pada diskripsi Kebutuhan Siswa
SMP (8 Tugas Pokok Perkembangan Siswa) adalah : 1. Mencapai perkembangan diri
sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mencapai
pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam perannya sebagai pria dan wanita
3. Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan
yang lebih luas 4. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir
dan aparesiasi seni 5. Mengembangkan pengerahuan dan keterampilan untuk mengikuti
dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan atau berperan dalam kehidupan di
masyarakat 6. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi 7. Mengenal system etika dan nilai-nilai
bagi pedoman hidup sebagai mandiri, anggota masyarakat, dan warga Negara 8.
Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap peruhan fisik
dan psikis yang terjadi pada diri sendiri Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd


UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009

4

Tujuan Khusus penyusunan program layanan 1. Sebagai pedoman atau panduan bagi
guru pembimbing dalam melaksanakan layanan BK di Sekolah 2. Untuk memberi arah
dalam pelaksanaan layanan BK 3. Untuk membantu pencapaian program sekolah secara
umum dalam upaya peningkatan mutu di sekolah 4. Sebagai acuan evaluasi atas
pelaksanaan layananan BK dalam rangka peningkatan mutu layanan BK di sekolah E.
Bidang Bimbingan dan Konseling a.
Bidang Bimbingan Pribadi
adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan keimanan, porensi diri, bakat, minat
pemahaman kelemahan diri, kemampuan pengambilan keputusan sehingga dapat
merencanakan kehidupan yang sehat b.
Bidang Bimbingan Sosial
adalah bidang yang meliputi kemampuan yang berkomunikasi, berargu mentasi,
bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di rumah dan masyarakat c.
Bidang Bimbingan Belajar
adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang
efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah sesuai dengan kondisi psikis,

social budaya yang ada dimasyarakat d.
Bidang Bimbingan Karier
adalah bidang bimbingan yang meliputi pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan
kecenderungan karier yang hendak dikembangkan dan dipilih F. Pengembangan Diri
Dalam Pelayanan Bimbingan Dan Konseling a. Pelayanan Dasar

Bimbingan Klasikal

Pelayanan Orientasi

Pelayanan Informasi

Bimbingan Kelompok

Pelayanan Pengumpulan Data/ Aplikasi Instrumentasi b. Pelayanan Responsip

Konseling Individu dan Kelompok

Referal /Alih tangan



Kolaborasi dengan guru mata pelajar an atau wali kelas.

Kolaborasi dengan Orang Tua Siswa

Kolaborasi dengan Fihak-pihak terkait diluar sekolah

Konsultasi

Konferensi Kasus

Kunjungan Rumah c. Pelayanan Perencanaan Individual/Pribadi

Konseling Individual

Penempatan Penyaluran d. Dukungan Sistem

Manajemen

Akses Informasi dan Teknologi


Pengembangan Profesi

Pengembangan Media Informasi

Kolaborasi Dengan Guru Mata Pelajaran dan/atau Wali Kelas G Fungsi Layanan
Bimbingan dan Konseling Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd

UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009
5
1)

Pemahaman
, yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untukpengembangan dan
pemecahan permasalahan peserta didik meliputi pemahaman diri dan lingkungannya, 2)
Pencegahan
(preventif), yang menghasilan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai
permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat mengganggu, menghambat ataupun
menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya,
3)

Pengentasan
, yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami
peserta didik, 4)
Pemeliharaan dan pengembangan
, yang menghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif
peserta didik dalam rangka perkembangannya secara mantap dan berkelanjutan. H
Pendekatan Layanan Bimbingan dan Konseling 1)
Pendekatan krisis
, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarka adanya krisis yang
dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis
atau masalah yang dihadapi/ dialaminya oleh konseli 2)
Pendekatan remedial
, yaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh peserta didik dan
berupaya pemberian remedi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut. Tujuannya untuk
memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar
terhindar dari krisis. 3)
Pendekatan preventif
, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan
terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh konseli. Tujuannya
mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin dialami peserta didik

dan mencoba mencegah masalah tersebut jangan sampai terjadi 3)
Pendekatan perkembangan
, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil
dalam kehidupan akademik, pribadi-sosial, dan karirnya. Tujuannya adalah membantu
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/potensi yang dimiliki dengan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan dalam hidupnya I Strategi Layanan
Konseling dan Kegiatan Pendukung

Layanan Konseling meliputi : a. Layanan Orientasi : layanan yang memungkinkan siswa
memahami lingkunagan baru, terutama lingkungan sekolah, objek-objek yang dipelajari
untuk mempermudah dan memperlancarkan peran siswa b. Layanan Informasi :
Merupakan yang memungkinkan siswa menerima, memahami, berbagai informasi. c.
Layanan Penempatan dan Penyaluran : Merupakan layanan memungkinkanm siswa
memper- oleh penempatan yang tepat. Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd

UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009

6
d. Layanan Penguasaan Konten: Merupakan layanan yang memungkinkan siswa
mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik dalam menguasai materi yang cocok
dengan kecepatan, dan kemampuan dirinya. e. Layanan Konseling perorangan :
Merupakan layanan yang memungkinkan siswa mendapatkan layanan langsung tatap
muka untuk mengentaskan permasalahan. f. Layanan Bimbingan Kelompok : Merupakan
layanan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika
kelompok memperoleh bahan dan membahas topik tertentu. g. Layanan Konseling
Kelompok : Merupakan layanan memungkinkan siswa masing-masing anggota kelompok
memperoleh kesempatan untuk membahas dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok. h. Layanan Konsultasi: Merupakan layanan yang memungkinkan
seseorang memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan
dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya.
i. Layanan Mediasi:Merupakan layanan yang memungkinkan fihak-fihak yang sedang
dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan menyelesaikan permasalahan dan
memperbaiki hubungan mereka.

Kegiatan Pendukung meliputi: a. Aplikasi Instrumentasi: Merupakan kegiatan untuk
mengumpulkan data dan keterangan siswa b. Himpunan data: Merupakan kegiatan untuk
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan pengembangan siswa. c.
Konferensi kasus: Merupakan kegiatan untuk membahas permasalah siswa dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberi keterangan. Pada kegiatan
pendukung ini kasus bersifat terbatas dan tertutup. d. Alih Tangan Kasus: Merupakan
kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas masalah
yang dialami siswa dengan memindahkan penangan kasus. e. Kunjungan rumah:
Merupakan kegiatan memperoleh data keterangan, kemudahan dan kemitraan bagi
terentaskannya permasalahan siswa. f. Tampilan Kepustakaan: Merupakan kegiatan
dengan menyediakan berbagai media informasi. J Sasaran Penyusunan Porgram Sasaran
utama yang hendak dicapai terhadap penyusunan program BK di sekolah adalah : 1.
Peserta didik kelas VIIA.VIIB,VIIC,VIID,VIIE sejumlah 160 2. Peserta didik kelas
VIIIA.VIIIB,VIIIC,VIIID sejumlah 126 3. Peserta didik kelas IXA.IXB,IXC,IXD
sejumlah 118 K Hasil Perolehan Pelaksanaan Program Layanan Tahun Sebelumnya 1.
Bimbingan pribadi,
melalui
:

Layanan orientasi : 80 %

Layanan informasi : 85 %

Layanan penempatan penyaluran : 65 % Program Kerja Pelayanan BK_TRIYONO,
S.Pd


UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009
7

Layanan pembelajaran : 75 %

Layanan konseling individual : 30 %

Layanan konseling kelompok : 20 %

Layanan bimbingan kelompok : 20 %
2. Layanan bimbingan Sosial, melalui :

Layanan orientasi : 30 %

Layanan informasi : 85 %

Layanan penempatan penyaluran : 20 %

Layanan pembelajaran : 45 %

Layanan konseling individual : 35 %

Layanan konseling kelompok : 10 %

Layanan bimbingan kelompok : 15 %
3. Layanan bimbingan belajar
, melalui :

Layanan orientasi : 60 %

Layanan informasi : 85 %

Layanan penempatan penyaluran : 60 %

Layanan pembelajaran : 45 %

Layanan konseling individual : 40 %

Layanan konseling kelompok : 15 %

Layanan bimbingan kelompok : 10 %
4. Layanan bimbingan karir
, melalui :


Layanan orientasi : 60 %

Layanan informasi : 85 %

Layanan penempatan penyaluran : 5 %

Layanan pembelajaran : 5 %

Layanan konseling individual : 5 %

Layanan konseling kelompok : 5 %

Layanan bimbingan kelompok : 5 %
5
.
Kegiatan pendukung
, meliputi :

Aplikasi instrumen : 60 %

Himpunan data : 70 %

Kunjungan rumah : 75 %

Referal : 10 %

Alih tangan kasus : 5 %
6. Kegiatan mediasi

Orang tua : 60 %

Fihak lain terkait : 10 % L
Hambatan Pelaksanaan Layanan BK
1. Peserta Didik Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah yakni : a. Kesan siswa terhadap layanan BK seperti guru mata
pelajaran memberikan pembelajaran, sehingga belum secara maksimal dimanfaatkan
sebagaimana fungsi layanan BK itu sendiri. b. Masih ada perasaan malu dan takut bila
akan menyampaikan permasalahan yang dihadapi sehingga permasalahan tersebut
menumpuk pada diri siswa. c. Banyak siswa bermasalah tetapi tidak memahami bahwa
dirinya mangalami kesulitan terutama dalam hal belajar, akibat dari kesulitan yang tidak
dirasakan tersebut akan menghambat aktifitas dan proses pembelajaran di kelas. d.
Kesungguhan dan komitmen siswa untuk mengatasi kesulitannya umumnya masih labil,
sehingga perlu secara kontinyu dilakukan pendekatan 2. Guru pembimbing Program
Kerja Pelayanan BK_TRIYONO, S.Pd

UPT SMPN 02 Tegalombo Kab. Pacitan 2008-2009

8
a. Belum maksimal memberikan layanan konseling kepada klien (perta didik) karena
pendekatan yang digunakan lebih bersifat preventif, yaitu lebih dominan melalui layanan
informasi di dalam kelas. b. Belum efektifnya pelaksanaan konseling, karena
keterampilan teknik konseling masih tebatas, sehingga waktu konseling kadang-kadang
cukup lama. 3. Guru mata pelajaran a. Umumnya guru mata pelajaran memandang
layanan BK diberikan hanya kepada p
eserta didik yang berperilaku menyimpang (“nakal”),
sehingga pelaksanaan BK diharapkan seperti polisi atau jaksa menghadapi pesakitan, atau
layanannya bersifat klinis therapeutis/pendekatan kuratif. b. Belum menempatkan
layanan BK di sekolah sebagai layanan pengembangan dan pencegahan atau layanan
yang berorientasi pada pedagogis, potensial, humanistis-religius dan profesional 4.
Wali kelas
a.
Memandang layanan BK sebagai layanan yang menangani peserta didik yang
bermasalah (melakukan tindakan indisipliner), sehingga permasalahan di dalam kelas
umumnya diserahkan kepada Guru Pembimbing.
b.
Secara manajerial layanan bimbingan dan konseling, peranan wali kelas belum
menampakkan kerjasama yang proaktif, yaitu kepeduliannya terhadap siswa binaannya
secara menyeluruh dan kontinyu, hal ini akan berpengaruh terhadap keefektifan layanan
BK. 5. Urusan Kesiswaan Urusan kesiswaan memandang layanan BK sebagai eksikutor
peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah, sehingga layanan BK dianggap penentu
segalanya. 6. Orang tua Masih ada sebagian orang tua memandang layanan BK sebagai
pengawas atau polisinya sekolah, sehingga terkesan bila diminta ke sekolah pasti
putra/putrinya nakal atau melanggar tata tertib sekolah, sehingga anak dicap nakal atau
bandel. Kondisi ini akan merusak citra layanan BK dimata anak. 7. Sarana dan prasarana
a. Ruangan layanan masih kurang nyaman untuk melaksanakan layanan konseling,
sehingga klien kurang fokus dalam proses konseling jika ada orang yang lewat di
depannya. b. Belum ada ruang untuk bimbingan kelompok, ruang terapi pustaka, kotak
masalah, dll. M Langkah-Langkah Strategis Dalam Mengatasi Hambatan 1. Melakukan
koordinasi semua komponen sekolah dalam upaya mewujudkan program sekolah yang
efektif dan komprehensif. 2. Meningkatkan keterampilan konseling melalui ujicoba
beberapa pendekatan/teknik konseling 3. Meningkatakan diagnosis kesulitan belajar
kepada peserta didik/siswa asuh dalam rangka membantu hambatan/kesulitan dalam
belajar, khususnya menukung program remedial dan pengayaan sekolah. 4.
Meningkatkan konsultasi kepada fihak yang kompeten, terutama koordinasi dengan orang
tua dalam membantu mengentaskan masalah bagi peserta didik/ siswa asuh yang
bermasalah berdasarkan
“kesepakatan” (se izin yang bersangkutan).
5. Meningkatkan profesionalisme melalui MGP, seminar, diklat, work shop, dll secara
mandiri maupun kedinasan. 6. Melakukan evaluasi secara periodik tentang pelaksanaan
program layanan BK guna memperbaiki dan peningkatan layanan 7. Pengadaan kotak
masalah dan papan bimbingan

PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMP NEGERI 3 BANDUNG
2009- 2010
A.
RASIONALISASI
Bimbingan sebagai salah satu komponen yang terintegral dari keseluruhan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, bimbingan sangat diperlukan keberadaannya
dalam mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Peran bimbingan juga
dipertegas dalam PP No. 28 tahun 1990 mengenai pendidikan menengah yang menegaskan
bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
menentukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya”.
Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing”.
Prayitno, dkk. (2003) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri
dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dalam proses pendidikan, peserta didik sebagai subjek pendidikan tidak terlepas
dari berbagai permasalahan, diantaranya:
1.
Masalah belajar, seperti motivasi belajar kurang, prestasi belajar rendah,
ketika menghadapi ujian, kesulitan dalam pengaturan belajar, dan sebagainya.
2.
Masalah keluarga, seperti masalah keluarga yang tidak harmonis, keluarga
retak, orang tua yang terlalu menuntut, menekan, otoriter, dan sebagainya.
3.
Masalah sosial pribadi, seperti konflik dengan sesama siswa maupun konflik
dengan diri sendiri, penolakan diri, rendah diri dan sebagainya.
4.
Masalah karier, seperti penjurusan bidang studi, pekerjaan yang diminati,
dan sebagainya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan penyusunan program bimbingan dan
konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling yang akan
diberikan kepada peserta didik dalam rangka mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya merujuk pada pedoman
kurikulum dan berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata
di sekolah, yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sehingga
program yang dilaksanakan merupakan program yang realistik dan layak untuk

diimplementasikan dan dapat mengembangkan potensi siswa SMP N 3 Bandung secara
optimal.
B.
STRUKTUR PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
1.
Visi dan Misi
a.
Visi dan Misi Sekolah
1)
Visi
“Menjadikan sekolah handal dan terampil dibidang akdemis dan non akademis di kota
Bandung pada tahun 2010”
2)
Misi
1)
Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif
2)
Memberikan pelayanan yang proposional dan professional
3)
Membangun kerjasama yang harmonis anatar siswa, guru, komite sekolah, dan
anggota masyarakat dalam upaya optimalisasi
4)
Meningkatkan prestasi non akademis
5)
Menumbuh kembangkan aktivitas dan daya kreativitas serta wawasan yang dapat
memperkokoh keimanan dan ketaqwaan, persatuan dan kesatuan.
b.
Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling
1)
Visi
“Membangun iklim yang harmonis dalam menjadikan sekolah yang handal dan terampil
dibidang akademis dan non akademis di kota Bandung”.
2)
Misi
Misi bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa hal yakni
1.
Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui
pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.
2.
Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi
peserta didik di dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
3.

Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta
didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
2.
Deskripsi Kebutuhan
Instrumen dan format yang digunakan mencakup dalam kegiatan layanan maupun
kegiatan administrasi adalah dengan menggunakan tes Inventori Tugas Perkembangan
maupun data hasil pemeriksaan psikologis yang telah dilaksanakan kepada seluruh
peserta didik. Sebagai dasar untuk penyusunan program layanan bimbingan dan
konseling yang berbasis tugas-tugas perkembangan, maka dilakukan langkah-langkah
identifikasi dan evaluasi kebutuhan secara rasional melalui layanan yang sifatnya
demand supplier yang berlaku umum untuk seluruh peserta didik sedangkan langkah
identifikasi dan evaluasi kebutuhan secara empiris (need asessment) ditempuh
melalui pengisian sejumlah kuesioner untuk menganalisis kebutuhan nyata peserta
didik sehingga layanan diharapkan akan efektif karena sifatnya demand driven.
Hasil tes Inventori Tugas Perkembangan (ITP) yang dilaksanakan di kelas VII, VIII,
dan IX menunjukan beberapa aspek perkembangan yang masih rendah dan perlu
bimbingan untuk mengembangkannya. Berdasarkan hasil tes Inventori Tugas
Perkembangan tersebut dapat digambarkan bahwa pencapaian tugas-tugas perkembangan
peserta siswa SMP N 3 Bandung meliputi:
Rata-rata hasil analisis Siswa SMP N 3 Bandung
No
Aspek Perkembangan
Skor
1
Landasan hidup religius 3.598
2
Landasan perilaku etis 3.671
3
Kematangan emosional
3.719
4
Kematangan intelektual 3.743
5
Kesadaran tanggung jawab
3.784
6
Peran sosial sebagai pria atau wanita
3.861
7
Penerimaan diri dan pengembangannya 4.09
8
Kemandirian perilaku ekonomis 3.753
9
Wawasan dan persiapan karir 3.964
10
Kematangan hubungan dengan teman sebaya 4.189
Berdasarkan hasil analisis tingkat pencapaian tugas perkembangan siswa yang dilakukan pada siswa SMP Negeri 3
Bandung, didapatkan hasil sebagai berikut. TIGA TERTINGGI

PENCAPAIAN
Kematangan hubungan dengan teman sebaya 4.189 83.78 %
Penerimaan diri dan pengembangannya 4.09 81.8 %
Wawasan persiapan karir 3.964 79.28 %
TIGA TERENDAH
Landasan hidup religius 3.598 71.96 %
Landasan perilaku etis 3.671 73.42 %
Kematangan intelektual 3.719 74.38 %
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa pencapain tugas perkembangan pada aspek
landasan hidup religius siswa SMP Negeri 3 Bandung rata-rata baru mencapai 3.598
atau sekitar 71.96 % dari yang seharusnya dicapai oleh anak SMP. Aspek landasan
perilaku etis rata-rata baru mencapai 3.671 atau sekitar 73.42 % dari hasil yang
diharapkan dapat dicapai. Dan aspek kematangan intelektual rata-rata siswa baru
mencapai skor 3.719 atau sekitar 74.38 % dari hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa SMP.
Berdasarkan pada hasil anilisis tugas perkembangan tersebut maka pelaksaan
bimbingan dan konseling bagi siswa SMP Negeri 3 Bandung mengacu pada tiga aspek
perkembangan terendah dari hasil analis. Dengan harapan bahwa program yang dibuat
dapat membantu siswa SMP Negeri 3 Bandung dapat mencapai tugas-tugas
perkembangnnya secara optimal.
3.
Tujuan
Sejalan dengan perkembangan konsep bimbingan dan konseling, maka tujuan
bimbingan dan konseling pun mengalami perubahan dari yang sederhana sampai ke yang
lebih komprehensif. Adapun tujuan bimbingan dan konseling yaitu:
Secara umum tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah agar siswa dapat:
a.
Mengenal arti dan tujuan ibadah
b.
Mengenal alasan perlunya mentaati aturan atau norma yang berlaku
c.
Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan permasalahan
Sedangkan tujuan khusus bimbingan dan konseling dirumuskan dalam bentuk
kompetensi-kompetensi yang dikembangkan dengan menggunakan hasil penyebaran ITP
(Inventory Tugas Perkembangan) adalah sebagai berikut:
a.
Landasan hidup religius
1)
Siswa meyakini bahwa agama adalah sebagai pedoman hidup
2)

Siswa mampu untuk mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan dalam kehidupan sehari-hari
3)
Siswa mampu mentaati nilai-nilai yang terkandung dalam agama
4)
Siswa dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan aturan yang berlaku
b.
Landasan Perilaku Etis
1)
Siswa mampu bersikap sopan dan santun
2)
Siswa mampu mentaati segala peraturan yang berlaku di lingkungannnya
3)
Siswa mampu saling menghormati dengan orang lain
c.
Kematangan Intelektual
1)
Siswa mampu bersikap rasional dalam mengambil suatu keputusan
2)
Siswa mampu membedakan antara hak dan kewajiban
3)
Siswa mampu membedakan antara yang benar dan salah
4.
Komponen Program
a.
Layanan Pengumpulan Data
Layanan pengumpulan data yaitu kegiatan dalam bentuk pengumpulan data, pengolahan
dan penghimpun berbagai informasi tentang siswa beserta latar belakangnya.
b.
Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan yang memberikan sejumlah informasi kepada siswa
dengan tujuan agar siswa memiliki informasi yang memadai, baik informasi tentang
dirinya maupun informasi tentang lingkungannya.
c.
Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar bimbingan merupakan layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu
seluruh siswa dalam mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-keterampilan
hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.
d.
Layanan Responsif
Layanan responsif bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan
sangat penting oleh siswa.
e.

Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual bertujuan membantu dan memahami pertumbuhan dan
perkembangan seluruh siswa dalam membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, karir, dan social pribadinya
f.
Layanan Penempatan
Layanan penempatan ditujukan untuk membantu siswa agar memperoleh wadah yang
sesuai dengan potensi yang dimilikinya dengan tujuan agar siswa dapat mencapai
prestasi yang optimal.
g.
Layanan Referal
Layanan referal merupakan layanan untuk melimpahkan kepada pihak lain yang lebih
mampu dan berwenang apabila masalah yang ditangani di luar kemampuan dan
kewenangan personel/konselor.
h.
Layanan Penilaian dan Tindak lanjut
Layanan penilaian dan tindak lanjut yaitu layanan untuk menilai keberhasilan usaha
konselor yang telah diberikan, sehingga dapat dianalisis dan direncanakan tindak
lanjut dari kegiatan bimbingan selanjutnya.
C
Rencana Operasional
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling berbasis analisis pencapaian tugas
perkembangan dilakukan di kampus SMP Negeri 3 Bandung. Program tersebut tertuang
dalam agenda kegiatan program BK secara keseluruhan dan pola penangan kasus SMP N
3 Bandung. ( Terlampir )
D
Pengembangan Tema / Materi
Berdasarkan data-data yang didapatkan dari hasil dari penyebaran inventori tugas
perkembangan siswa membutuhkan materi-materi layanan bimbingan sebagai berikut :
No
TUGAS PERKEMBANGAN
MATERI YANG DIKEMBANGKAN
1.
Landasan hidup religius a.
Pengembangan sikap dalam meyakini agama
yang

merupakan pedoman hidup
b.
Pengembangan pengetahuan tentang ilmu agama
c.
Pengembangan sikap dalam mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan
sehari-hari
2.
Landasan perilaku etis a.
Pengembangan sikap sopan dan santun
b.
Pengembangan sikap mentaati segala peraturan yang berlaku di lingkungannnya
c.
Pengembangan sikapsaling menghormati dengan orang lain
3.
Kematangan Intelektual a.
Siswa mampu bersikap rasional dalam
mengambil
suatu keputusan
b.
Siswa mampu membedakan antara hak dan kewajiban
c.
Siswa mampu membedakan antara yang benar dan salah
E
Fasilitas
Fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah :
1.
Sarana Fisik
Sarana fisik terdiri ialah ruang bimbingan. Ruangan konseling/Konsultasi. Yang
terdiri dari lemari untuk menyimpan data siswa, satu set kursi tamu, satu set
kursi dan meja konseling, papan informasi, satu set komputer dll.
2.
Sarana Teknis
a)
Alat pengumpul data
Seperti
: Sosiometri. Legger, buku data siswa, buku pedoman kegiatan BK, format
studi kasus, angket dan quesioner ( sesuai dengan materi layanan yang akan
diberikan), instrumen psikotest (bekerjasama dengan lembaga terkait), dan media
lainnya
b)

Alat penyimpan data
Seperti
: komputer, OHP, proyektor, internet, dll.
c)
Perlengkapan teknis
Seperti
: Buku pedoman atau petunjuk, buku informasi (pribadi sosial,
pendidikan dan karier). Paket bimbingan (pribadi/sosial belajar dan karier)
d)
Perlengkapan administrasi
Seperti
: Alat tulis kantor (ATK), diantaranya : bolpoin, kertas, spidol,
clipt, dan keperluan lainnya
F
Personel
Bimbingan dan konseling dilaksanakan dibawah tanggung jawab Kepala Sekolah dan
seluruh staf.. Untuk mempermudah program BK, maka disusun sebuah struktur
organisasi BK yang disesuaikan dengan anjuran dalam kurikulum yang direalisasikan
ke dalam bagan dan disedkripsikan pula tugas dan kewenangan masing-masing
personel, sebagai berikut :
Jabatan
Deskripsi Tugas
Kepala Sekolah
1.
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang
meliputi kegitan pengajaran, pelatihan serta bimbingan dan konseling di sekolah;
2.
Menyediakan dan melengkapi saranan dan prasarana yang diperlukan dalam
kegiatan bimbing dan konseling di sekolah;
3.
Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di
sekolah;
4.
Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah;
5.
Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab atas
koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan
bersama guru pembimbing;
6.

Membuat surat tugas pembimbing dalam proses bimbingan dan konseling pada
setiap awal semester;
7.
Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan konseling
sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini
dilampiri bukti fisik pelaksanaan tugas;
8.
Mengadakan kerjasama dengan instansi lain (seperti perusahaan/industri,
dinas kesehartan, kepolisian, Depag) atau dengan pakar yang terkait dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling (seperti psikolog dan dokter).
Wakil
Kepala Sekolah
1.
Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling kepada semua personel sekolah;
2.
Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling;
Koordinator Bimbingan dan Konseling 1.
Mengkoordinasikan para guru
pembimbing
dalam :
a.
memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
b.
menyusun program bimbingan dan konseling
c.
melaksanakan program bimbingan dan konseling
d.
mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling
e.
menilai program bimbingan dan konseling
f.
mengadakan tindak lanjut
2.
membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan terpenuhinya tenaga,
sarana dan prasarana;
3.

mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada
kepala sekolah.
Konselor atau Guru Pembimbing 1.
Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan
konseling;
2.
Merencanakan program bimbingan dan konseling bersama koordinator BK;
3.
Merumuskan kegiatan persiapan bimbingan dan konseling;
4.
melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa yang menjadi
tanggungjawabnya (berupa layanan dasar, responsif, perencanaan individual dan
dukungan sistem);
5.
Mengevaluasi proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling;
6.
Menganalisis hasil evaluasi;
7.
Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian;
8.
Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling;
9.
Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator guru pembimbing
atau kepada kepala sekolah
10.
Menampilkan pribadi sebagai figur moral yang berakhlak mulia (seperti taat
beribadah, jujur, bertanggung jawab, sabar, disiplin, respek terhadap pimpinan,
kolega dan siswa);
11.
Berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan sekolah yang menunjang
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Guru Mata Pelajaran
1.
Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan
konseling pada siswa;
2.
Melakukan kerjasama dengan guru pembimbing dalam mengidentifikasi sswa yang
memerlukan layanan bimbingan dan konseling;
3.

Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing;
4.
Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling (program
perbaikan dan program pengayaan atau pengjaran remedial);
5.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan layanan bimbingan dan
konseling dari guru pembimbing;
6.
membanu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian
layanan bimbingan dan konseling;
7.
Menerapkan nilai-nilai bimbingan dalam PBM atau dalam berinteraksi dengan
siswa, seperti : bersikap respek terhadap semua siswa, memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya/berpendapat, memberikan reward kepada siswa yang
menampilkan perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi sebagai figur moral
yang baik.
Wali Kelas 1.
Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling yang menjadi tanggungjawabnya;
2.
Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas
yang menjdi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling;
3.
Memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada guru pembimbing untuk
memperoleh layanan bimbingan dan konseling;
4.
Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang perlu
diperhatikan secara khusus dalam kegiatan belajar;
5.
Ikut serta dalam konferensi kasus.
Staf Administrasi 1.
Membantu Guru Pembimbing dan Koordinator BK dalam
Mengadministrasikan Seluruh Kegiatan Bimbingan Konseling Di Sekolah;
2.

Membantu Guru Pembimbing Dalam Menyiapkan Seluruh Kegiatan Bimbingan Dan
Konseling;
3.
Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan sarana yang diperlukan dalam
layanan bimbingan dan konseling.
G
Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling diantaranya :
1.
Siswa
Mencakup aspek kemampuan siswa ( umum – khusus, potensial – nyata), aspek
karakteristik siswa (fisik, afektif, konatif), aspek persiapan karir siswa, serta
kemajuan dan perubahan perilaku siswa.
Problem Umum Siswa SMP Negeri 3 Bandung
Selain berdasarkan hasil Inventory Tugas Perkembangan yang meliputi tiga aspek
yaitu Landasan hidup religius, Landasan perilaku etis dan kematangan intelektual yang menjadi permasalahan bagi
siswa SMP ini pada umumnya seperti siswa yang lainnya, karena pada masa usia seperti ini siswa SMP adalah siswa
memasuki usia remaja awal yang ingin diakui keberadaannya sebagai remaja. Oleh sebab itu sering kali muncul
masalah-masalah sebagai berikut
c.
Masalah Belajar, seperti : cara mengatur waktu, kurangnya motivasi belajar,
kurangnya konsentrasi belajar, belajar kelompok
d.
Keremajaan, seperti : bolos dan pelanggaran disiplin, buku cabul/stensilan,
Geng/klik.
e.
Pergaulan, seperti : dengan teman, lawan jenis, dengan guru, Sosialisasi.
f.
Masalah Karir, seperti : kelanjutan studi, pekerjaan
g.
Pengisian Waktu Luang, seperti : penyaluran bakat, kegiatan di lingkungan
masyarakat
h.
Sosial Ekonomi Orang Tua, seperti : Kesulitan mencukupi kebutuhan sekolah, (
pengadaan buku paket dan alat tulis )
2.
Guru Bimbingan dan Konseling
Mencakup keprofesionalan guru BK dalam melaksanakan layanan BK, serta hambatan dan

potensi yang dijumpai
3.
Proses Kegiatan Layanan
Program kegiatan BK dan pelakasanaannya, kesesuaian program kegiatan BK dengan
KBM, serta hambatan dan potensi yang dijumpai.
4.
Pihak sekolah
Dukungan dan respon pihak sekolah dalam pelaksanaan kegiatan BK di sekolah.
H
Anggaran biaya
Kebutuhaan pembiayaan BK untuk melengkapi fasilitas dan perlengkapan BK SMP
Negeri 3 Bandung sudah dimasukkan dalam RAPBS tahunan. Dalam pelaksanaannya
koordinator BK mengajukan proposal mengenai kebutuhan perlengkan yang diperlukan.
Kepala Sekolah rnenyetujui sesuai dengan anggaran yang tersedia mengalami hambatan
namun koordinator BK dan staff berusaha untuk bekerja semaksimal mungkin. Untuk
saat ini yang dikeluarkan untuk keperluan kegiatan pelaksanaan program BK masih
ditanggung oleh pihak sekolah sepenuhnya Maksud diajukan anggaran ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan program kegiatan bimbingan dan konseling. Sedangkan tujuannya
adalah agar proses pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling dapat berjalan
sebagaimana mestinya
Berikut rincian fasilitas yang diperlukan,
a. Buku pribadi siswa dan sampul 400 x Rp. 10.000
=
Rp
4.000.000,b. Kertas HVS untuk blanko alat pengumpul data 7 rim x Rp 27.000,=
Rp
187.000,c. Alat-alat tulis
1. Buku agenda kegiatan sehari-hari 40 x Rp 4.500
= Rp
180.000,2. balpoint
16 x Rp 2.500
= Rp
40.000,3. Penggaris
8 x Rp 2.000
= Rp
16.000,4. Penghapus pensil
8 x Rp 1.500
= Rp

12.000,5. Tip-ex
8 x Rp 4.000
= Rp
32.000,6. Lem
8 x Rp 2.000
= Rp
16.000,7. spidol Snowman Kecil
2 x Rp 1.000
= Rp
12.000,8. Spidol Besar Snowman
8 x Rp 4.000
= Rp
32.000,9. Buku Polio
8 x Rp 9.000
=
Rp
72.000,d. Penjilidan dan fotokopi program
= Rp
100.000,e. Transport HomeVisit
- Wali kelas dan Guru BP 4 x @ Rp 15.000
= Rp
60.000,- Tiap kelas 2 orang x 31 kelas
= 62 xRp 20.000
=
Rp
1.240.000,f. Kelengkapan ruangan
1. Taplak meja 5 buah
= Rp
125.000,2. Pengharum ruangan
= Rp
135.000,3. Isi Ulang Pengharum
= Rp
200.000,4. Rak File
= Rp
150.000,5. Lemari penyimpan data
= Rp
500.000,6. Perbaikan lemari
= Rp
100.000,JUMLAH

= Rp 7.209.000,I
Evaluasi dan Tindak Lanjut
a.
Tujuan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan segi-segi kelemahan program BK yang
dilaksanakan sehingga akan membantu :
1.
Pengembangan kurikulum SMP kearah kesesuaian dengan pencapaian tugas
perkembangan siswa
2.
Menyempurnakan program BK supaya lebih produktif, konduktif, efektif dan
efesien sehingga lebih komprehensif.
b.
Kriteria Keberhasilan Program BK
1.
Adanya pemahaman diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri siswa sehingga
posisinya dapat berkembang secara optimal
2.
Dapat memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan siswa
3.
Terpecahnya masalah siswa baik masalah belajar, pribadi, sosial, maupun
karir sehingga siswa dapat menyesuaikan dengan lingkungannya.
c.
Aspek Evaluasi
1.
Konten
Program yang disusun berdasarkan kepada kebutuhan siswa, karena dalam pembuatan
program praktikan memberikan analisi kebutuhan siswa melalui ITP dan menjadikan
ATP sebagai pedoman dalam pembuatan program.
2.
Input
Dalam melaksankan program konselor sudah berusaha seoptimal mungkin untuk dapat
menjalankan program yang telah di buat dan merealisaikan program kepada guru,
kepala sekolah dan konselor sekolah, adapun kegiatan yang urgent dan tidak dapat
diprediksi dilakukan secara insidental dengan sepengetahuan dari koordinator BK
dan Kepala Sekolah SMP N 3 Bandung.
3.
Proses
Evaluasi juga dilakukan secara berkala dalam setiap minggunya dengan mengajukan

laporan kegiatan mingguan oleh guru Bimbingan dan Konseling kepada koordinator BK
setelah itu dilanjutkan kepada kepala sekolah.
4.
Produk
Dari proses layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksankan dapat terlihat
perubahan terhadap diri siswa. Siswa jadi lebih mengerti dan memahami tentang
materi-materi yang sudah di sampaikan. Dan siswa mulai lebih terbuka terhadap
konselor.
d.
Tindak Lanjut
Tindak lanjut dilaksanakan setelah diadakan evaluasi dan diketahui seberapa
besar keberhasilan pelaksanaan program BK yang dilakukan di sekolah. Faktor apa
yang paling menunjang keadaan sekolah dan faktor apa yang dicari ditingkatkan
untuk menunjang keberhasilan siswa
Kriteria yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan
bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung berperan membantu peserta didik memperoleh
perubahan prilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik. Sasaran evaluasi lebih
difokuskan kepada :
1.
Perubahan perilaku siswa sebelum dan setelah mereka memperoleh layanan
bimbingan.
2.
Pihak sekolah dalam memberikan kontribusi dan dukungan terhadap program
bimbingan dan konseling.
3.
Proses pelaksanaan program.
J
Penutup
Penyusunan Program merupakan strategi alternatif dalam rangka menggali dan
mengembangkan potensi siswa seoptimal mungkin, dan merupakan salah satu komponen
sistem dalam rangka meningkatkan mutu siswa sebagi subjek belajar, bimbingan dan
konseling perkembangan tidak hanya diberikan kepada siswa bermasalah tetapi pada
seluruh siswa SMP Negeri 3 Bandung sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling
itu sendiri, yaitu : fungsi pemahaman dan fungsi pencegahan.
Program Bimbingan dan Konseling yang lakukan secara terencana, integratif,
komprehensif, fleksibel dan adaptif oleh seluruh pihak dapat menunjang potensi
yang dimiliki siswa SMPN 3 Bandung
Semoga Allah memberikan kekuatan dan keberhasilan bagi program Bimbingan dan

Konseling yang telah disusun guna membantu perkembangan siswa SMP dan
mengoptimalkan potensi siswa-siswi SMP Negeri 3 Bandung. Amin...
Bandung,
Juli 2009
Koordinator BK
Dra. Wina Sumirat
NIP. 132124649
Lampiran. 1.
PROGRAM OPERASIONAL BIMBINGAN KONSELING
SMP NEGERI 3 BANDUNG
KEGIATAN
PELAKSANA
TUJUAN
SASARAN
1.
Persiapan
A.
pertemuan Menyusun Program
B.
pembagian tugas
C.
mempersiapkan seperangkat kelengkapan instrumen bimbingan
2.
Kegiatan layanan pendukung bimbingan
A.
Layanan orientasi
B.
Layanan Informasi
C.
Layanan penempatan dan penyaluran
D.
Layanan pembelajaran
E.
Layanan Bimbingan kelompok
F.
Layanan konseling perorangan
G.
Layanan konferensi kasus
H.
Aplikasi instrumental
I.
Penyelenggaraan himpunan data
J.
Kunjungan rumah
K.
Alih tugas kasus
Petugas BK
Kep. Sek
Petugas BK
Petugas BK
Petugas BK

Guru
Panitia MOS
Guru BK
Guru
Petugas bk
Panitia PSB
Guru
Petugas BK
Petugas BK
Petugas BK
Petugas BK
Kep.sek
Petugas BK
TU
Petugas BK
Kep.Sek
Petugas BK
Guru
Wali kelas
Petugas BK
Wali kelas
Tersedianya pedoman dalam melaksanakan kegiatan BK
Untuk memperjelas tugas guru BK
Untuk menunjang kegiatan BK
Mengenalkan lingkungan sekolah kepada siswa
Menginformasikan program sekolah
Untuk menempatkan siswa di kelas

Terdapat pengertian yang benar tentang belajar yang efektif
Agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
Membantu siswa dalam mengatasi masalah pribadi
Membantu siswa dalam menyelesaikan masalah secara kelompok

Untuk menunjangg kegiatan BK

Untuk mengumpulkan data seobjektif mungkin

Untuk memecahkan masalah secara bersama-sama
Untuk mengetahui keadaan siswa di rumah
Siswa

Siswa Siswa Siswa
Siswa
Siswa
Siswa
siswa
KEGIATAN
PELAKSANA
TUJUAN
SASARAN
1. Alih tangan
Petugas BK
Wali kelas
Kepala sekolah
Melimpahkan atau mengirimkan kasus kepada pihak lain yang lebih
kompeten dalam menanggulangi masalah itu Siswa
Kerjasama dengan orang tua siswa dan instansi terkait (psikotes)
Petugas BK Untuk menggali potensi siswa Siswa
4. Penilaian
a. Pelaksaaan program (Diagnosa, Prognosa, Tindaklanjut)
b. Hasil pelaksanaan evaluasi, analisis dan tindak lanjut Petugas BK
Petugas BK Untuk mengetahui sejauh ana program dapat dilaksanakan
5. Tindak Lanjut Petugas BK Melihat keefektifaan pelaksanaan program
1.

Pelaporan
a.
Semester
b.
Tahunan
Petugas BK
Petugas BK
Tujuan memilih alternatif yang tepat untuk program selanjutnya
Agar pelaksanan program BK dapat diinformasikan
Bandung,
Juli 2009
Mengetahui
Kepala Sekolah
Koordinator BK
Dr. U. Yusro. SH. M.Pd
Dra. Wina Sumirat
NIP. 130 617 334 NIP. 132 124 649
Lampiran 2.
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING SMPN 3 BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2009-2010
Bandung,
Juli 2009
Koordinator BK
Dra. Wina Sumirat
NIP. 132124649
Menyetujui,
Kepala SMPN 3 Bandung
Dr. U. Yusro. SH. M.Pd
NIP. 13061733