HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP PROFESI GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA METHODIST MEDAN.

I

f,' .. ·

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DAN SIKAP TERHADAP PROFESI GURU DENGAN
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
DI SMA METHODIST MEDAN

Disusun dan diajukan oleh :
JANSEN HUTABARAT

NIM: 045020325
Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis
pada Tanggal 09 Juni 2008 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan

Medan, 09 Juni

2008


Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbi

Prof. Dr. Belferik Manullang
NIP. 130518778

~embing

n,..______
Dr. Julaga Situmorang, M.Pd
NIP. 130686932

Ketua Program Studi
Teknol i Pendidikan

Prof. Dr. Muhammad Badiran, M. Pd
NIP. 130535891


Prof. Dr. Belferik Manullang
NIP. 130518778

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI
UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO

1.

TANDA TANGAN

NAMA

Prof. Dr. Belferik Manullang

NIP.l30518778

r
.........................


(Ketua)

2.

Dr. Julaga Situmorang, M.Pd

NIP.l30686932
(Sekretaris)

3.

~/lt

•. r~

1Ln4.A,fy-----

2................


Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd

NIP. 130535891
(Anggota)

4.

........••..............••

Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd

NIP.I3093547S
(Anggota)

s.

Dr. Sabat Siagian, M.Pd

NIP. 130662734
(Anggota)


I.

(

......... ·;Y-·······

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat, rahmat dan karuniaNya tesis ini dapat selesai. Adapunjudul tesis ini adalah

'"'HubWlgan Kepernimpinan Kepala Sekolah Dan Sikap Guru Terhadap Profesi Guru
Dengan Kompetensi Profesional Guru Di SMA Methodist Medan. Penulis menyadari
bahwa selesainya tesis ini adalah berkat adanya bantuan moril dan rnateril dari
berbagai pihak. Untuk hal ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Istriku tercinta, Risrnaida br. Girsahg yang tidak lelah mendorongku segera
menyelesaikan tesis ini. Terkadang, ia "menccrewetiku" agar tesis ini cepat
diselesaikan. "Cerewetan" itu membuatku tak tahan untuk segera
menyelesaikan tesis ini. Dalam konteks ini, "cerewet istri" merupakan daya

dorong untuk cepat menyelesaikan. Putriku tersayang, Maria Janis Br.
Hutabarat, yang telah 7 tahun kunantikan, telah memberi semangat baru
buatku sebagai seorang ayah.
2. Drs. Maju Lumbangaol MPd. Teman seperjuangan yang selalu diajak
benliskusi, rnembcrikan masuk:an, dan selalu memberikan perhatian terhadap
perkembangan TP.
3. Pembimbing 1 dan juga Direktur Sekolah Pasca Sarjana Unimed, bapak Prof
Belferik Manullang. Penulis mempunyai kesan tersendiri dengan bapak ini
dalam proses pembimbingan. Ada sentuhan kependidikan dalam proses
pembimbingan yang membawa perubahan dan pembaharuan yang baik daJam
cara pandang penulis tentang apa itu pembimbingan tesis.
4. Dr. JuJaga Situmorang selaku pembimbing II, Prof. Dr. M. Badiran selaku
ketua Prodi TP, Dr. S. Siagian selaku Sekretaris Prodi TP.

5. Prof Dr.Abdul Hamid selaku Asdir II Sekolah Pasca Sarjana Unimed dan

Prof Dr. Effendi Napitupulu yang setiap kali jwnpa selalu mengingatkan
kapan selesai tesisnya.
6. Segenap staf pengajar dan pegawai TU Sekolah Pasca Smjana Unimed, yang
kuhafal namanya, hanya Noni dan Fitri.

7. Universitas Methodist Indonesia yang memberikan biaya studi penulis.
8. Gereja Methodist Indonesia yang mengizinkan penulis untuk studi S2 di
Unimed.
9. Ternan-ternan scpet:iuangan Pdt. Jones Nainggolan, M.Th., Pdt. Sahat Tobing,
M.Th, Pdt. Putro Saptanyo M.Th., Pdt. P. Simorangkir, M.Th, Pdt. Seger
Selamat Sitinjak M.Th., P. Simatupang, B.Sc., Bambang Raden Murantono.
lO. Abangku Jalaut Hutabarat, Murlin Hutabarat, kakakku Netty hr. Hutabarat,
Anny Elise br. Hutabarat, Narly Ellen br. Hutabarat.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang h1rut
membantu dalam penyelesaian pendidikan dan tesis ini. Semoga Tuhan memberkrati

kita semua.

Payagambar, 2 J uni 2008

Jansen Hutabarat
045020248

ABSTRAK


Jansen Hutabarat, (2008). Huhungan Kepemimpinan Kepa/a Sekolah dan Sil«lp
terlwdap Profesi Guru dengan Komppetensi Propesional Guru di Sj,JA 1llethodist
lt.ledanPengarull. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana
Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan yang signitikan dan
linier antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru SMA
Methodist Medan, dan .mengetahui Hubungan yang signifikan dan linier antara sikap
guru terhadap protesi dengan kompetensi protesional guru SMA Methodist Medan,
serta mengetahui hubungan yang signifikan dan linier antara kepemimpinan kepala
sekolah dan sikap terhadap profesi guru dengan kompetensi profesional guru di SMA
Methodist Medan sccara bcrsama sama.
Penelitian ini dilakukan pada guru guru SMA Methodist Medan Swnatera
Utara tahun ajaran 2007/2008, populasi penelitian adalah seluruh guru SMA
Methodist 4 berjumlah 15 orang, SMA Metodist 7 sebanyak 20 orang, SMA
Methodist 1 sebanyak 52 orang dan SMA Methodist 8 sebanyak 28 orang, maka
jwnlah keseluruhan populasi 115 orang. Teknik pengambilan sampel digunakan
dengan Cluster Random Sampling Cluster Random Sampling berdasarkan sebanyak
44 orang secara acak. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menjaring
data variable terikat dengan instrwnen tes kompetensi professional guru, sedangkan
untuk menjaring variable bebas yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan sikap

terhadap protesi guru dijaring dengan menggunakan. lnstrumen penelitian ini terlebih
dahulu diujicobakan untuk menentukan validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif untuk mendeskripsikan data
dan statistik inferensial linier regresi untuk pengujian hipotesis, besarnya hubungan
setiap variable digunakan dengan uji-t.
Temuan penelitian ini adalah: (1) terdapat Hubungan yang signifikan dan
linier antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru SMA
Metodist Medan, dengan korelasi ry 1= 0 ,527 Taraf signifikansi diukur dengan uji-t (a=
0,05) t, = 4,57 > t 1abcl = 1,67, (2) Hubungan yang signifikan dan linier antara sikap
guru terhadap profesi dengan kompetensi profesional guru SMA Methodist Medan
dengan korelasi ry2 = 0,44. Taraf signifikansi diuji dengan uji-t (a= 0,05) to4,15 >
ftabet 1,62, (3) hubungan yang signifikan dan linier antara kepemimpinan kepala
sekolah dan sikap terhadap profesi guru dengan kompetensi profesional guru di SMA
Melodist Medan, dengan korelasi R = 0,57. R.y 12 = 0,94. Keberartian korelasi ganda
diuji dengan uji F. Untuk taraf signifikansi (a= 0,05) Fo 3,69 > Ft.,bd 3, 17.

ABSTRAC
Hutabarat, Jansen ( 2008). Correlations of The Leadership of Headmaster And
The Attitude of Teachers' l,rofession With Competency of Teachers' Profession
In ~fethodis

Senior High School (SMA) At Medan. Thesis of Program The
Instructional Technology, The State Univesity ofMedan of Postgraduate Studies.

This research aims to to know: The Significant and linear correlations between the
leadership of headmaster and competency of teachers profession in Methodist Senior
High School (SMA) at Medan, and to k11ow the sit,'llifcant and linear correlations
between the attitude of teachers' profession and competency of teachers' profession in
Methodist senior high school (SMA) at Medmt, and also to know the significant and
linear correlations among the leadership of headmaster and attitude of teachers'
profession with competency of teachers' profession in Methodist senior High School
(SMA) at Medan.
This research is conducted with teachers' Mehodist Senior High School (SMA) at
Medan, North Sumatera, years 2007-2008. The population of this research is all
teacher of Methodist Senior High School (SMA) 4 (15 teachers), SMA Methodist 7
(20 teachers), SMA Methodist 1 (52 teachers) and SMA Methodist 8 (28 teachers), all
together 115 teachers. The Cluster Random of Sampling is used with 44 teachers
randomly. The technique of collecting data is used for netting data variable tussed
with the instrument oftes competention of teachers' profession, while netting of
free variable, that is the leadership of headmaster and the attitude of teachrs~
profession netted by using questionnaire form. The instrument of this Research is

tested firstly to determinate its validity and reliability. The technique of analyse the
data uses descriptive statistical analysis for describing of data and regressing linear
inferensial statistic for examining hypothesis, that is the level of correlation used with
"1.est-t».
The result of this research are: ( 1) There is the significant and linear correlation
between the leadership of headmaster and competency of teachers' profession in
Methodist senior high school (SMA) at Medan, with correlation ryl= 0.527, to
significant level test by test-t=0.05 to 4.57 > t table 1.67 (2) There is the significant
and linear correlation between the attitude of teachers' profession and competency of
teachers' profession in Methodist senior high school (SMA) at Medan, with
correlation ry2= 0.44, to significant level test by tes-t=0.05 to 4.15 > t table 1.62. (3)
There is the significant and linear correlations among the leadership of headmaster
and attitude of teachers' profession with competency of teachers' profession in
Methodist senior High School (SMA) at Medan, with correlation R=0.57, the meaning
of double correlations is tested wih test F fo significant level =0.05, F=3,69> F table
3.17


DAFTARISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPI RAN
BABl

l1l

lV
Vl

Xl
X

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Latar Belakang Masalah...................................................................
Identifikasi Masalah .........................................................................
Batasan Masalah...............................................................................
Perumusan Masalah ..... :...................................................................
Tujuan Penelitian .............................................................................
Mani'aat Penelitian .... ... .. .. ... ......... .. ............. ... .... .. ...... .. .. ... .... .. .. .......

1
6
7
8
8
9

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis ............................................................................

10

1. Hakikat Kompetensi Profesional Guru ... .. ... .. .. .. ... .. .. .. .. .. ..... .. ....

10

2. Hakikat Kepemimpinan Kepala Sekolah ...................................

21

3. Hakikat Sikap Guru Terhadap Profesi .......................................

35

B. Hasil Penelitian Relevan .................................................................

41

C. Kerangka Berpikir ...........................................................................

42

D. Perumusan Hipotesis Penelitian ......... ............................................

41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... .

46

B. Populasi dan Subjek Penelitian .................................................... .

46

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

47

D. Metode Pcnelitian ........................................................................ .

47

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ ..

48

F. Instrumen Penelitian ................................................................ .

49

G. Teknik Analisis Data ............................................................... .

56

H. Hipotesis Statistik ....................................................................... .

57

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data...............................................................................

58

B. Pengujian Persyaratan Analisis ·················'···································

61

lV


C. Pengujian 1-Iipotesis.......................................................................

64

D. Pembahasan Hasil Penilitian .........................................................

71

E. Keterbatasan Penelitian .................................................................

72

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................

74

A. Implikasi........................................................................................

75

B. Saran..............................................................................................

78

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

80

LAMPI RAN
DAFTARRIWAYAT HIDUP

.

v



DAFTART ABEL

NomorTabel

Tabel 1

Halaman

: Kisi-Kisi professional Guru............................................................. 50

Tabel 2

Kisi-Kisi Instrurnen Kepemimpinan Kepala Sekolah ......................

52

Tabel 3

Kisi-Kisi instrumen Sikap Guru terhadap Profesi........ ....................

54

Tabel4

Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Profesional Guru................

58

Tabel5

Distribusi Frekuensi Data kepemimpinan kepala sekolah ...............

59

Tabel6

Distribusi Frekuensi Data Sikap Guru Terhadap Profesi .................

60

Tabel 7

Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1, X2 dan Y ......................

62

Tabel 8

Hasil Uji Homogenitas Data Variabel XI, X2 dan Y .....................

63

Tabel 9

Anava Untuk Persamaan Regresi

Y = -12,39

Tabel 10

Anava Untuk Persamaan Regresi

Y=

Tabel 11

+ 0,356 X1............

64

-12,993 + 0,295X2............

67

Anava Untuk Persamaan Regresi Ganda y = - 26,64 +
0,163 XI+ 0,276 X2........................................................................

70

VI

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar

Halaman

Gambar 1

Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian.......................................

58

Gambar 2

Histogram Skor Variabel Kompetensi Profesional Guru.................

59

Gambar 3

Histogram Skor V ariabei kepemimpinan kepala sekolah..... ....... .....

60

Gambar 4: Histogram Skor Variabel Sikap Guru Terhadap Profesi

61

Gambar 5: Hubungan antara variabel X2 dan Y dalam regresi
Y = -12,39 + 0,356 Xl X2 ...........................................................

66

Gambar 6: Hubungan antara variabel X2 dan Y dalam regresi
Y = -12,993 + 0,295 X2 ............................................................

68

Gambar 7 : Besarnya koefisien kqrelasi antar variabel penelitian......................

71

vii


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Lampiran 1

Kuesioner

84

Lampiran 2

Perhitungan Vadilitas Dan Reabilitas Kepemimpinan
Kepala Sekolah ............................................... .

102

Perhitungan Vadilitas Sikap Guru
Terhadap Profesi
..................................................... .

104

Lampiran 4

: Kompetensi Profesional Guru...........................................

106

Lampiran 5

: Hasil Uji Coba Instrurnen

111

Lampiran 3

.,

Halaman

..................................................

Lampiran 6

: DataPenelitian dari Variabel XI, x2 dan Y..............................

136

Lampiran 7

Perhitungan Statistika Dasar ... .. .. .. . .. . . ............................

138

Lampiran 8

Uji Normalitas Data Variabel X1, X2dan Y.. ......................

143

Lampiran 9

Uji Homogenitas Data Variabel X1 dan X2..........................

147

Lampiran 10

Perhitungan dan Pengujian Persamaan Regresi...................

153

Lampiran 11

Perhitungan Koefesien Korelasi antar Variabel
Penelitian . . . . . . . . . . . . . . .........................................................

162

Vlll


.,.

BABI
I'ENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi
manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya
pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut,
pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem
pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang
berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bemegara. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan
tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan
yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan
zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus
berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak
azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara
optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan (Djamarah.
2002:73). Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu
sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan
sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik
guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila

yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Djamarah, (2002:74) berpendapat bahwa
baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas da.q tanggung jawab guru
1

..
sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu. tugas yang berat dari seorang guru ini
T

pada dasamya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi
profesional yang tinggi. Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar
mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh
kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Menurut
Aqib. (2006:22) guru adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di
sekolah, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa guru merupakan komponen yang berpengaruh
dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal

i~

menunjukkan bahwa

kemampuan atau kompetensi profesional dari seorang guru sangat menentukan
mutu pendidikan.
Kompetensi profesional guru SMA pada umumnya masih relatif rendah.
Berdasarkan hasil Tes Kompetensi Guru yang dilakukan Depertemen Pendidikan

..

Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pendidikan Lanjutran Pertama yang bekerja sama dengan Pusat Penilaian
Pendidikan pada Tahun 2006, menunjukkan bahwa rata-rata nilai kompetensi guru
hanya mencapai 42,25 %. Angka ini masih relatif jauh di bawah standar nilai
kompetensi minimal yang diharapkan yaitu 75 %. Pada dasamya tingkat
kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri
yaitu bagaimana guru bersikap terhadap profesi yang diemban. Sedangkan faktor
luar yang diprediksi berpengaruh terhadap kompetensi profesional seorang guru
yaitu kepemimpinan kepala sekolah. karena kepala sekolah merupakan pemimpin
guru di sekolah.

2

.,.

Sikap guru terhadap profesi merupakan keyakinan seorang guru mengenai
profesi yang diembannya, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan
dasar kepada guru tersebut untuk membuat respons atau. berperilaku dalam cara
tertentu sesuai pilihannya. Sikap guru terhadap profesi rn:empengaruhi tindakan

..

guru tersebut dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Bilamana seorang guru
memiliki sikap positif terhadap profesinya, maka sudah barang tentu guru akan
menjalankan fungsi dan kedudukanny_a sebagai tenaga pengajar dan pendidik di
sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab. Demikian pula sebaliknya seorang
guru yang memiliki sikap negatif terhadap profesinya, pastilah dia hanya
menjalankan fungsi dan kedudukannya sebatas rutinitas belaka. Untuk itu amatlah
perlu kiranya ditanamkan sikap positif guru terhadap profesi, mengingat peran
guru dalam lingkungan pendidikan dalam hal ini sekolah amatlah sentral.
Sikap guru terhadap profesi dapat dilihat dalam bentuk persepsi dan

..

kepuasaannya terhadap pekeijaan maupun dalam bentuk motivasi kerja yang
ditampilkan. Guru yang memiliki sikap positif terhadap profesi, sudah barang
tentu akan menampilkan persepsi dan kepuasan yang baik terhadap pekeijaanya
maupun motivasi keija yang tinggi, yang pada akhimya akan mencerminkan
seorang guru yang mampu bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi
profesional yang tinggi. Sikap positif maupun negatif seorang guru terhadap
profesi tergantung dari guru bersangkutan maupun kondisi lingkungan. Menurut
Walgito, (2003:115) sikap yang ada pada diri seseorang dipengaruhi oleh faktor

..

internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis, serta faktor ekstemal, yaitu berupa
situasi yang dihadapi individu, norma-norma, dan berbagai hambatan maupun
dorongan yang ada dalam masyarakat.

3

Sekolah sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun unsur-unsur yang
masing masing baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan
keja sama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain adalah
sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta
didik atau siswa, dan orang tua siswa. Tanpa mengenyampingkan peran dari

..

unsur-unsur lain dari organisasi sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan
personil intern yang sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan
pendidikan di sekolah. Keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada
efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah6. Sedangkan Sekolah
sebagai lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan proses pendidikan dan
proses belajar mengajar dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam hal ini kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tugas untuk
memimpin sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan



sekolah .
Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan inovator di sekolah.
Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah signifikan bagi
keberhasilan

sekolah.

Wahjosumidjo

mengemukakan

bahwa:

Penampilan

kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi atau sumbangan yang diberikan
oleh kepemimpinan seorang kepala sekolah, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan sekolah.
Penampilan kepemimpinan kepala sekolah ditentukan oleh faktor kewibawaan,
sifat dan keterampilan, perilaku maupun fleksibilitas pemimpin.
Menurut Wahjosumidjo,(1998:349) agar fungsi kepemimpinan kepala
sekolah berhasil memberdayakan segala sumber daya sekolah untuk mencapai
4

tujuan sesuai dengan situasi, diperlukan seorang kepala sekolah yang memiliki
kemampuan profesional yaitu: kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, pelatihan
dan pengetahuan profesional, serta kompetensi administrasi dan pengawasan.
Kemampuan profesional kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu
bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang
kondusif, sehingga guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan
peserta didik dapat belajar dengan

ten~g.

Disamping itu kepala sekolah dituntut

untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini guru. Kepemimpinan
kepala sekolah yang terlalu berorientasi pacta tugas pengadaan sarana dan
prasarana dan kurang memperhatikan guru dalam melakukan tindakan, dapat
menyebabkan guru sering melalaikan tugas sebagai pengajar dan pembentuk nilai
moral. Hal ini dapat menumbuhkan sikap yang negatif dari seorang guru terhadap
profesinya di sckolah, sehingga pada akhimya berimplikasi terhadap keberhasilan
prestasi siswa di sekolah.
Kepala

sekolah

adalah

pengelola

pendidikan

di

sekolah

secara

keseluruhan, dan kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di
sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah
bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar
terus meningkatkan kcmampuan kerjanya. Dengan peningkatan kemampuan atas
segala potensi yang dimilikinya itu, maka dipastikan guru-guru yang juga
merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan
dapat berupaya menampilkan sikap positif terhadap profesinya dan meningkatkan
kompetensi profesionalnya

5

Berdasarkan uraian diatas menunjukkkan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah dan sikap guru terhadap profesi merupakan faktor yang cukup
menentukan tingkat kompetensi profesional guru. Sehinga dapat diduga bahwa
masih rendahnya kompetensi profesional guru dalarn hal ini guru Guru SMA
Methodist di Medan, disebabkan oleh kompetensi profesional guru itu sendiri

.

yang rendah, kepemimpinan kepala sekolah yang kurang efektif dan sikap guru
yang negatif terhadap profesinya. Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti merasa
tertarik untuk mengadakan penelitian tentang "Hubungan Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Sikap Guru terhadap Profesi dengan Kompetensi Profesional Guru
SMA Methodist di Medan".

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang muncul berkenaan dengan hubungan kepemimpinan kepala
sekolah dan sikap guru terhadap profesi dengan kompetensi profesional guru,
diidentifikasikan sebagai berikut: ( 1) Apakah kepemimpinan kepala sekolah
memiliki hubungan dengan kompetensi profesional guru, (2) Apakah sikap guru
terhadap profesi memiliki hubungan dengan kompetensi profesional guru, (3)
Apakah kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap profesi
berhubungan dengan kompetensi profesional guru, (4) Apakah kompetensi
profesional guru dapat ditingkatkan melalui kepemimpinan kepala sekolah, (5)
Apakah kompetensi profesional guru dapat ditingkatkan melalui sikap guru
terhadap profesi guru, (6) Apakah para guru telah mempunyai tingkat kompetensi
profesional yang tinggi, (7) Apakah kepala sekolah telah menerapkan
kepemimpinan yang efektif dan relevan dengan kondisi sekolah, (8) Apakah para
6

guru telah memiliki sikap positif terhadap profesinya, (9) Apakah kepemimpinan
kepala sekolah yang semakin positif akan diiringi dengan semakin positifnya
kompetensi profesional guru, ( l 0) Apakah sikap guru terhadap pofesi yang positif
akan diiringi dengan semakin positifnya kompetensi profesional guru, (11)

..

Apakah tingkat kompetensi profesional guru yang rendah diakibatkan oleh
kepemimpinan kepala sekolah yang kurang efektif dan tidak relevan, (12) Apakah
tingkat kompetensi profesional guru _yang rendah diakibatkan oleh sikap guru
yang negatif terhadap profesinya, (13) Bagaimana pola hubungan fungsional
antara kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap profesi dengan
kompetensi profesional guru.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan
tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, peneliti
membatasi penelitian ini, yaitu: kompetensi profesional guru yaitu kompetensi
profesional

pada

bidang

paedagogis,

sikap

terhadap

profesi

guru dan

kepemimpinan kepala sekolah di SMA Methodist Medan.

D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam
penelitian ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam
pelaksanaan penelitian. Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan di atas,
maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: :
1. Apakah

terdapat

hubungan

yang

positip

dan

berarti

antara

kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru?

7

2. Apakah terdapat hubungan yang positip dan berarti antara sikap
terhadap profesi guru dengan kompetensi profesional guru?
3. Apakah

terdapat

hubungan

yang

positip

dan

berarti

antara

kepemimpinan kepala sekolah dan sikap terhadap profesi guru secara
bersarna sama dengan kompetensi profesional guru?

D. Tujuan Pcnelitian



Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang
hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap terhadap profesi guru dengan
kompetensi profesional guru SMA Methodist Medan Sumatera Utara. Sedangkan
secara khusus, penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakal1 terdapat hubungan yang positip dan berarti
antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru?
2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positip dan berarti
antara sikap terhadap profesi guru dengan kompetensi profesional guru?
3. Hubungan yang positip dan berarti antara kepemimpinan kepala sekolah
dan sikap terhadap profesi guru secara bersama sama dengan kompetensi
profesional guru?


E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi bidang
pendidikan pada umumnya dam kaitannya dengan profesional guru khususnya,
baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis diharapkan dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan
dengan kompetensi profesiona guru dan hubungannya· dengan sikap terhadap

8

..

profesi guru dan kepemimpinan kepala sekolah serta sebagai kerangka acuan
dalam pengembangan profesionalitas guru Secara praktis diharapkan dapat
memberikan infonnasi dalam mengambil kebijakan agar diperoleh kompetensi
profesional guru di SMA Methodis Medan Sumatera Utara .





9

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kepemimpinan kepala
sekolah dengan kompetensi profesional guru SMA Methodist di Medan
Sunatera Utara. Hal ini memberikan pengertian bahwa semakin baik
kepemimpinan kepala sekolah di dalam menjalankan tugas tugas
kependidikan di dalam sekolah, maka semakin baik kompetensi
profesional guru dalam menjalankan tugasnya.. Sebaliknya, semakin
rendah kepemimpinan kepala sekolah, akan diiringi dengan penurunan
kompetensi profesional guru. Hubungan kedua variabel ini ditunjukkan
oleh persamaan regresi sederhana

Y

=

-12,39 + 0,356 Xl telah teruji

linear dan signifikan. Besarnya korelasi antara variabel XI dan Y
ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry 1 sebesar 0,527 dan koefisien
determinan r2 y12 sebesar 0,2777, sehingga kontribusi variabel Xl terhadap
Y sebesar 27,77%. Hal ini berarti 27,77% variasi nilai kompetensi

profesional guru ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Melalui
pengujian korelasi parsial, dimana variabel sikap guru terhadap profesi
dikontrol, menghasilkan koefisien korelasi ry12 sebesar 0,398 dan
koefisien determinan ry12 sebesar 0,1584. Hal ini menunjukkan dalam
kondisi sikap guru terhadap profesi dikontrol, variabel kepemimpinan
kepala sekolah memberikan kemampuan menjelaskan kualitas kompetensi

,.
profesional guru sebesar 15,84%.
2. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara sikap guru terhadap

75

profesi dengan kompetensi profesional guru SMA Methodist di Medan
Sunatera Utara. Hal ini mcmberikan pengertian bahwa semakin tinggi
sikap guru terhadap profesi, maka

semakin tinggi pula kompetensi

profesional guru. Sebaliknya, semakin rendah sikap guru terhadap profesi,
maka semakin rcndal1 pula kompetensi profcsional guru. Hubungan kedua
variable ditunjukkan persamaan regresi sederhana

Y = -12,993 + 0,295

X2 telah teruji linear dan signifikan. Korelasi antara variabel Y atas XI
ditunjukkan oleh koefisien korelasi ry2 sebesar 0,44 dan koefisien
determinan r2y2 sebesar 0,1936, sehingga kontribusi variabel X2 terhadap
Y sebesar 19,36 % . Hal mengaswnsikan vahwa 19,36 % variasi nilai
kompetensi profesional guru dipengaruhi sikap guru terhadap profesi.
Korelasi parsial dengan variabel kepemimpinan kepala sekolah dikontrol
akan menghasilkan koefisien korelasi ry21 sebesar 0,246 dan koefisien
determinan ?y21 sebesar 0,0605. Hal ini menunjukkan dalam kondisi
kepemimpinan kepala sekolah dikontrol, variabel sikap guru terhadap
profesi memberikan kemampuan menjelaskan kompetensi profesional
guru sebesar 6.05%.
3. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kepemimpinan kepala
sekolah dan sikap guru SMA Methodist di Medan Sunatera Utara terhadap
profesi secara bersama sama dengan kompetensi profesional guru. Hal ini
memberikan pengertian bahwa semakin tinggi kepemimpinan kepala
sekolah maupun sikap guru terhadap profesi, maka semakin tinggi
kompetensi profesional guru. Sebaliknya semakin rendah kepemimpinan
kepala sekolah maupun sikap guru terhadap profesi, maka semakin rendah
76

kompetensi profesional guru dalam melaksanakan tugas. Persamaan
regresi atas hubungan variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan
oleh

y = - 26,64

+ 0,163 XI + 0,276 X2. Hasil uji linearitas dan

signifikansi persamaan regrsi ganda telah teruji linear dan signifikan.
Besaernya

koefisien korelasi ganda Ryl2 sebesar 0,57 dan koefisien

determinan sebesar 32,40. Hal ini menunjukkan 32,40% variasi yang
terjadi pada kompetensi profesioanal guru ditentukkan secara bersamasama oleh kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap profesi.
B. Implikasi

Berdasarkan

hasil

penelitian,

terdapat

hubungan

positif

antara

kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru terhadap profesi, serta kepemimpinan
kepala sekolah dan sikap guru terhadap profesi secara bersama sama dengan
kompetensi profesional guru. Hal ini menegaskan bahwa sebagai komponen
utama suatu sekolah, kepala sekolah dan guru itu sendiri memiliki peranan besar
terhadap tinggi rendahnya komptensi profesional guru di sekolah. Kepala sekolah
merupakan tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
sekolah. Fungsi dari kepemimpinan kepala sekolah antara lain mempengaruhi,

.

menggerakkan, dan membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahannya. Hal
ini menunjukkan seorang kepala sekolah memiliki peranan yang cukup
menentukan terhadap kompetensi profesional bawahannya dalam hal ini
seorang guru di sekolah.
Kompetensi profsional guru yang tinggi di suatu sekolah dapat tercapai

..

bilamana seorang kepala sekolah memiliki kewibawaan, sifat dan keterampilan,
serta perilaku yang memadai. Dengan kewibawaan yang tinggi, sifat dan
77

keterampilan yang profcsional, scrta pcrilaku yang baik, kepala sekolah akan
dengan mudah membimbing dan mengarahkan guru guna mcncapai kompetensi
profesional yang tinggi. Rendahnya kualitas kepemimpinan kcpala sckolah tcntu
akan bcrimbas tcrhadap rendahnya kompetensi profesional guru. Oleh karena itu,
hila hal ini teijadi maka perlu diupayakan usaha perbaikan kualitas kepemimpinan
kepala sekolah, dengan cara meningkatkan conceptual skills, human skill dan

technical skill dari kepala sekolah yang bersangkutan. Peningkatan technical skill,
yaitu melalui usaha peningkatan kecakapan spesifik tentang proses, prosedur atau
teknik-teknik atau merupakan kecakapan khusus dalam menganalisis hal-hal
khusus dan penggunaan fasilitas, peralatan serta teknik pengetahuan yang spesifik.
Peningkatan human skill, yaitu melalui usaha peningkatan kecakapan pemimpin
untuk bekeija sama secara efektif sebagai anggota kelompok dan untuk
menciptakan usal1a kerjasama dilingkungan kelompok yang dipimpinnya.
Sedangkan peningkatan conceptual skills, yaitu melalui usaha peningkatan
kemampuan

seorang pemimpin dalam melihat organisasi

sebagai

suatu

keseluruhan, dimana seorang pemimpin harus mengetahui bagaimana fungsi
organisasi dan mampu mengkordinasikan seluruh aktivitas organisasi. Sikap guru
terhadap profesi merupakan ccm1inan dari kepercayaan, kepuasan, dan perilaku

.

yang ditampilkan guru. Bilamana seorang guru memiliki sikap positif terhadap
profesi, maka akan menampilkan suatu kepercayaan, kepuasan dan pcrilaku yang
positif terhadap profesinya.
Seorang guru yang memiliki kesesuaian antara profesi dengan kemampuan
dan minat, akan menampilkan kepercayaan terhadap profesi yang tinggi. Seorang
guru akan merasa puas dengan profcsinya apabila ditunjapg oleh gaji yang cukup,
78

adanya peluang promosi, dan lingkungan kerja yang kondusif. Sementara itu
seorang guru dapat dikategorikan berperilaku positif bilamana memiliki tanggung
jawab, etos kerja, disiplin, dan kreativitas yang tinggi.
Kepercayaan dan kcpuasan yang tinggi serta perilaku yang baik terhadap
profesi, merupakan faktor-faktor penunjang terciptanya seorang guru yang
memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Oleh karena itu seorang guru yang
memiliki tingkat kepercayaan dan kel?uasan yang rendah serta perilaku negative
terhadap profesi, maka sudah barang tentu guru tersebut akan menampilkan suatu
kompetensi profesional yang rendah.
Upaya untuk meningkatkan sikap guru terhadap profesi, dapat dilakukan
melalui pcningkatan tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu,
komponen kognitif, afektif dan konatif. Peningkatan komponen kognitif, yaitu
melalui usaha peningkatan komponen yang berkaitan dengan kepercayaan
terhadap profesi yang diemban. Peningkatan komponen afektif, yaitu melalui
usaha peningkatan komponen yang berhubungan dengan kepuasan terhadap
profesi yang diemban. Sedangkan peningkatan komponen konatif, yaitu melalui
usaha peningkatan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan
berperilaku terhadap profesi yang diemban.
C. Saran

Berdasarkan kcsimpulan dan implikasi seperti diuraikan diatas, dibawah
ini diajukan beberapa saran sebagai berikut:

...

1. Kompetensi profesional guru masih rendah mengisyaratkan perlunya
diupayakan usaha-usaha guna meningkatkan kompetensi profesional guru
SMA Methodist di Medan Sunatera Utara oleh pihak-pihak yang terkait.

79

2. Peningkatan kompetensi profesional guru SMA Methodist di Medan
Sunatera

Utara

dapat

dilakukan

dengan

peningkatan

kualitas

kepemimpinan dari kepala sekolah, sehingga seorang kepala sekolah hams
memiliki kapasitas yang memadai sehingga mampu mempengaruhi dan
menggerakkan para guru guna meningkatkan kompetensi profesionalnya.
3. Bagi guru-guru SMA Methodist di Medan Sunatera Utara, diharapkan
lebih memacu sikap positif terhadap profesi yang diemban. Hal ini dapat
dilakukan dengan menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai tenaga
pengajar dan pendidik di sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab.
Hasil penelitian menunjukkan kompetensi profesional guru di SMA
Methodist di Medan Sunatera Utara berada pada rata rata

..

.
80

DAFTAR PUSTAKA

Aidin Adlan. 2000. Hubungan Sikap Guru Terhadap Matematika dan Motivasi
Berprestasi dengan Kinerja. Matahari No.I.
A. Rahman Abor. 1994. Kepemimpinan Pendidikan Bagi
Peninglwtan Pengajaran. Yogyakarta: Nur Cahaya,

Perbaikan

dan

.Ace Suryadi dan Wiana Mulyana. 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan
Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: Cardimas Metropole,
A.N. Oppenheim. 1966. Questionare Design and Attitude Measurement. New York:
Basic Books Inc ..
Bimo Walgito. 200 I. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Andi,
Baharuddin Harahap. 1983. Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru,
Kepala Sekolah Penilik dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Damai Jaya,
Bimo Walgito. 200 I. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi, h. 114-115.
Clifford T. Morgan, et a!. 1986. Introduction to Psychology. New York: McGrawHill,
Diane E. Papalia and Sally Wendkos Oldes. 1985. Psychology. New York: McGrawHill Inc.,.
David 0. Sears, Jonathan L. Freedman, L. Anne Peplau. 1992. Psikologi Social.
Jakarta: Erlangga, .
Ermaya Suradinata. 1979. Psikologi Kepegawaian. Bandung: Ramandan, h. 79.
Fred E. Fiedler and Martin M. Charmer.l974. Leadership and Effective Management.
Glenview Illionis: Scott, Foresman and Company,
Gary A. Yukl. 1981. Leadership In Organization. New York: Prentice-Hall Inc.
Hadari Nawawi. 1987. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Haji Masagung.
James M Lipham. 1985. The Principal Concepts, Competencies, and Cases. New
York: Longman Inc.
Jamer A.F. Stoner and A. Sindoro. 1996. Manajemen. Jakarta: Prenhallindo,
J.J. Hasibuan. 1986. Proses Be/ajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya,
81

Kartini Kartono. 1994. Psikologi Sosialuntuk Manajemen Perusahaan dan Industri.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
M. Ngalim Purwanto. 1997. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Milton Rokeah. 1976. Beliefs Attitudes and Values. San Francisco: Jossey-Bass
Publisher, h. 127 ..
Muhibbin Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya, .
Nanang Fattah. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakamya,.
Nana Sudjana. 1989. Dasar-Dasar Proses Be/4jar Mengajar. Bandung: Sinar Baru,
Oteng Sutisna. 1985. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa,
RobertS. Feldman. 1987. Understanding Psychology. New York: McGraww-Hill Co.
Romli Ardi. Hand Out Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: PPS UHAMKA, h.2
Rita K. Baltus. 1983. Personal Psychologyfor L[{e and Work. New York: McGrawHill Book Company, .
R.M. Imam, I. Tunggara. 200 l. "Peranan Kepala Sekolah dalam Upaya Peningkatan
Mutu Pendidikan Melalui Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (Studi
Kasus pada SL TP Swasta Kota Bandung)," Tesis, Bandung: Program
Studi Administrasi Pendidikan, Program Pasca Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia,.
Rosilawati. 200 l. ''Pemberdayaan Kemampuan Profesional Kepala Sekolah dalam
Mengelola Pendidikan untuk Mewujudkan Sekolah Efektif (Studi
Evaluatif pada SON di Lingkungan Cabang Dinas P & K Kecamatan
Sukasari Kota Bandung)," Tesis, Bandung: Program Studi Administrasi
Pendidikan (S2), Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Indonesia,.
R. Ibrahim. 2002. Kurikulum Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan FIB UPI, .
Sri Yutmini. 1992. Strategi Be/ajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS, h. 13.
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Be/ajar. Jakarta: Rineka Cipta,.

82

...

Saifuddin Azwar. 1988. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Liberty, h. 3.
Stephen P. Robbins. 1996. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Gratindo,
T. Raka Joni. 1984. Pedoman Umwn A/at Penilaian Kemampuan Gum. Jakarta:
Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud, h

untuk Praktek dan
Wirawan. 2002. Kapita Selekta Teori Kepemimpinan: Pen~atr
Penelilian. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & UHAMKA Press.
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah,
Tiniauan
Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
William R Tracey. 1974.
AMACOM,

Man~i>!

Teoritik

dan

Traininf! and Development System. USA:

83

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA GURU, DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI WILAYAH ABUNG LAMPUNG UTARA

2 15 191

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN DIKLAT GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU EKONOMI SMA NEGERI KABUPATEN PEMALANG

0 18 127

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN WONOGIRI

0 5 144

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI GURU TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

0 2 36

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SIKAP GURU TERHADAP PEKERJAAN, DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN PENGETAHUAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMKN KABUPATEN TAPANULI TENGAH.

0 1 36

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI Hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru.

0 0 16

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, IKLIM ORGANISASI DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Iklim Organisasi dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru dan Kinerja Sek

0 1 16

KONTRIBUSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, IKLIM ORGANISASI DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Iklim Organisasi dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru dan Kinerja Sek

0 1 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMK YPE KROYA.

0 0 2

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU SMK BISNIS MANAJEMEN DI KABUPATEN KLATEN

1 15 18