HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI GURU TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI GURU

TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA

SEKOLAH DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL

GURU DI SMA KECAMATAN PERBAUNGAN

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

T E S I S

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan Oleh

RADEN DWI PUSPA KESUMAWATI NIM. 8116132011


(2)

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI GURU

TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA

SEKOLAH DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL

GURU DI SMA KECAMATAN PERBAUNGAN

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

T E S I S

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan Oleh

RADEN DWI PUSPA KESUMAWATI NIM. 8116132011

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2 0 1 4


(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRACT

RADEN DWI PUSPA KESUMAWATI. NIM. 8116132011. The Relationship Achievement Motivation and Perception of Managerial Skills Principal With Competencies Professionalism Teacher High School in the District Perbaungan, Serdang Bedagai. Thesis. Graduate Program. State University of Medan.

This study aimed to determine: (1) the relationship achievement motivation with competencies professionalism teacher; (2) the relationship perception of managerial skills principal with competencies professionalism teacher; and (3) the relationship achievement motivation and perception of managerial skills principal with competencies professionalism teacher. Subjects were high school teachers the District Perbaungan, Serdang Bedagai with a total sample of 116 people. Sampling was done by proportionate stratified random sampling. Descriptive research method that aims to obtain information about the symptoms in the study. Based on the hypothesis testing can be concluded: (1) there is a significant relationship between achievement motivation and professional competence of teachers ry1.2= 0.512 > rtable = 0.195 and = tcount 6.330 > ttable = 1.66; (2) there is a significant relationship between teachers' perceptions of the principal's managerial skills with the professional competence of teachers ry2.1 = 0.342 > rtable= 0.195 and tcount= 3.866 > ttable = 1.66; and (3) there is a significant relationship between achievement motivation and teacher perception toward the principal managerial skills with the professional competence of teachers of Ry(12) = 0.663 > rtable = 0.195 and Fcount = 37.800 > Ftable = 3.09. The result showed achievement motivation and teacher perceptions of the principal's managerial skills together provide a contribution of 66.3 % of the professional competence of teachers, and the rest other circumstances determined.


(7)

ABSTRAK

RADEN DWI PUSPA KESUMAWATI. NIM. 8116132011. Hubungan Motivasi Berprestasi dan Persepsi Guru Terhadap Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dengan Kompetensi Profesional Guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan yang signifikan dan berarti antara motivasi berprestasi dengan kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai; (2) hubungan yang signifikan dan berarti antara persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai; dan (3) hubungan yang signifikan dan berarti antara motivasi berprestasi dan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah secara bersama-sama dengan kompetensi profesionalit guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Subjek penelitian adalah guru SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai dengan jumlah sampel sebanyak 116 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan proportionate stratified random sampling. Metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada penelitian. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat hubungan yang berarti antara motivasi berprestasi dengan kompetensi profesional guru sebesar ry1.2 = 0,512 > rtabel= 0,195 dan thitung= 6,330 > ttabel = 1,66; (2) terdapat hubungan yang berarti antara persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru sebesar ry2.1 = 0,342 > rtabel = 0,195 dan thitung = 3,866 > ttabel = 1,66; dan (3) terdapat hubungan yang berarti antara motivasi berprestasi dan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru sebesar Ry(12) = 0,663 > rtabel = 0,195 dan Fhitung = 37,800 > Ftabel = 3,09. Hasil penelitian diperoleh motivasi berprestasi dan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah secara bersama-sama memberikan sumbangan sebesar 66,3% terhadap kompetensi profesional guru, dan sisanya ditentukan keadaan lain.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kebijaksanaan, dan kesehatan, sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Dalam penulisan tesis ini Penulis tentu banyak menghadapi kendala dan keterbatasan yang berat, namun berkat bimbingan, arahan, dan motivasi pembimbing serta penguji, suami dan anakku, keluarga besarku, serta rekan-rekan mahasiswa pascasarjana yang pada akhirnya Penulis dapat menyelesaikan tesis ini sesempurna mungkin. Dalam kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan beserta staf yang banyak memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi Penulis.

3. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd., sebagai Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Lahmuddin Lubis, M.Ed., sebagai Pembimbing II, yang telah begitu banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada Penulis.

4. Para Kepala Sekolah dan guru SMA di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yang telah bekerjasama dengan baik dalam memberikan ijin dan data-data yang dibutuhkan Penulis selama kegiatan penelitian di lapangan.


(9)

5. Teristimewa orang tua yang paling tersayang dan terhormat, kepada Ayahanda Raden Son Pombayun dan ibunda Dra. Sumiyati yang telah memberikan kasih sayang dan membesarkan Penulis dengan kesabaran dan keikhlasan.

6. Kepada suami tercinta Faisal Irsan Pasaribu, S.Pd., MT., dan anak-anakku tersayang Razan Al Ihsan Pasaribu dan Rafi Abdul Faqih Pasaribu, yang senantiasa memanjatkan doa dan memberikan dukungan serta semangatnya kepada Penulis selama mengikuti pendidikan.

7. Kepada kakak Raden Eka Dewi Kesumawati, SE., adik Raden Tri Puji Kesumawati, S.Pd., dan Raden Endang Retno Ningsih, M.Pd.

8. Teman-teman di Prodi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Unimed khususnya Angkatan XX Kelas B yang telah banyak memberikan dukungan kepada Penulis selama perkuliahan.

Akhir kata, Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho atas apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.

Medan, Juli 2014 Penulis,

Raden Dwi Puspa Kesumawati NIM. 8116132011


(10)

v

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRACK ... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 10

C. Rumusan Masalah... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Hasil Penelitian... 12

BAB II KAJIAN TEORI... 14

A. Kerangka Teori... 14

1. Kompetensi Profesional Guru... 14

2. Persepsi Guru Terhadap Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah... 21

3. Motivasi Berprestasi... 33

B. Penelitian yang Relevan... 42

C. Kerangka Berpikir... 43

1. Hubungan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru... 43

2. Hubungan motivasi berprestasi dengan kompetensi profesional guru ... 46

3. Hubungan antara motivasi berprestasi dan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru... 47

D. Hipotesis Penelitian ... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 52

A. Metode Penelitian ... 52


(11)

C. Waktu dan Tempat Penelitian... 55

D. Definisi Operasioal ... 55

E. Instrumen Penelitian ... 56

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 58

G. Uji Coba Instrumen... 58

H. Teknik Analisis Data Penelitian ... 61

I. Hipotesis Statistik ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN... 71

A. Deskripsi Data Penelitian... 71

B. Identifiksi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitan... 75

C. Uji Persyaratan Analisis... 77

D. Uji Hipotesis Penelitian ... 85

E. Temuan Penelitian ... 88

F. Pembahasan Penelitian ... 91

G. Keterbatasan Penellitan... 97

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 99

A. Simpulan... 99

B. Implikasi ... 100

C. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 105 DAFTAR LAMPIRAN


(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Hal.

3.1 Populasi Penelitian... 53

3.2 Sampel Penelitian... 55

3.3 Indikator Variabel Penelitian ... 58

4.1 Distribusi Frekuensi Skor Kompetensi Profesional Guru... 71

4.2 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Berprestasi ... 72

4.3 Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Guru Terhadap Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah... 74

4.4 Tingkat Kecenderungan Variabel Kompetensi Profesional Guru ... 75

4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Berprestasi... 76

4.6 Tingkat Kecenderungan Persepsi Guru Terhadap Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah... 76

4.7 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y atas X1... 78

4.8 Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y atas X2... 80

4.9 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Setiap Variabel Penelitian.... 82

4.10 Ringkasan Hasil Analisis Hormogenitas Setiap Variabel Penelitian 83 4.11 Ringkasan Hasil Anlisis Regresi Ganda ... 84


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Hal.

2.1 Hubungan/Kaitan Antar Variabel... 50

3.1 Penentuan Jumlah Sampel... 54

4.1 Historgram Skor Kompetensi Profesional Guru ... 72

4.2 Histrogram Skor Motivasi Berprestasi... 73

4.3 Histogram Skor Persepsi Guru Terhadap Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah ... 74

4.4 Grafik Linier Sederhana antara X1 dengan Y... 79

4.5 Grafik Linier Sederhana antara X2 dengan Y... 81


(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Uraian Hal.

1 Angket Penelitian ... 109

2 Sebaran Data Uji Coba Angket ... 116

3 Perhitungan Validitas dan Relibailitas Angket ... 119

4 Data Variabel Penelitian... 133

5 Perhitungan Distribusi Frekuensi... 137

6 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Setiap Variabel Penelitian 144 7 Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana.. 146

8 Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 158

9 Uji Homogenitas Varias Data ... 165

11 Uji Korelasi Antar Variabel ... 177

12 Perhitungan Korelasi Parsial Antara Variabel Penelitian ... 180

13 Perhitungan Korelasi Ganda Antara Motivasi Berprestasi dan Persepsi Guru Terhadap Ketrampilan Manajerial Kepala Sekolah dengan Kompetensi Profesional Guru... 182


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Sejalan dengan pernyataan Sagala (2004) bahwa pendidikan merupakan elemen penting dari kehidupan seseorang dan merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Pembangunan di bidang pendidikan dan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi. Muhadjir (1996) juga menambahkan bahwa bidang pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis bagi keberhasilan peningkatan sumber daya manusia atau sebaliknya.

Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal, dan sistematis. Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Pasal 1) dinyatakan bahwa:

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada


(16)

2

maupun metode. Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui suatu proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus untuk itu. Keahlian tersebut mendapat pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi, dan lisensi dari pihak yang berwenang (dalam hal ini pemerintah dan organisasi profesi). Dengan keahliannya itu seorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik secara pribadi maupun sebagai pemangku profesinya.

Di samping dengan keahliannya, sosok profesional guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk yang beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma agama dam moral.

Meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan merupakan tantangan bagi semua guru di sekolah. Guru merupakan garda terdepan dalam


(17)

3

bidang pendidikan. Guru betugas memberikan layanan teknis kependidikan kepada setiap peserta didik. Oleh karena itu guru selalu dianggap pihak yang paling bertanggung jawab terhadap operasional pendidikan di sekolah. Didalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005, disebutkan dari sekian banyak komponen pendidikan, guru merupakan faktor yang paling penting dan strategis dalam usaha peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Keberhasilan pendidikan sesungguhnya akan terjadi bila ada interaksi antara guru dengan siswa. Dalam kondisi inilah guru yang memegang peranan strategis. Semua kebijakan pendidikan bagaimanapun bagusnya tidak akan memberi hasil optimal, sepanjang guru belum atau tidak mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan otonomi pedagogisnya, yaitu kemandirian guru dalam memerankan fungsinya secara proporsional dan profesional. Kemandirian guru akan tercermin dalam perwujudan kinerja guru sebagai pribadi, sebagai warga masyarakat, sebagai pegawai dan sebagai pemangku jabatan profesional guru. Oleh karena itu, dalam UU No. 2 Tahun 2003 dan UU No. 14 Tahun 2005 telah ditegaskan bahwa seluruh guru di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus memiliki bakat sebagai guru, memiliki keahlian sebagai guru, memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi, memiliki mental yang sehat, berbadan sehat, memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, guru adalah manusia berjiwa pancasila, dan seorang warga negara yang baik.


(18)

4

memadai untuk menjalankan tugasnya, di antaranya merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian, hingga melakukan pengabdian masyarakat. Adanya peningkatan dalam mutu pendidikan tidak terlepas dari peran guru sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Guru mempunyai tugas untuk membimbing, mengarahkan dan juga menjadi teladan yang baik bagi para peserta didiknya maka dari itu, dengan setumpuk tugas serta tanggung jawab yang diembannya guru mampu menunjukkan bahwa dia mampu menghasilkan kinerja yang baik demi terciptanya pendidikan yang bermutu.

Supriadi (2001) mengatakan untuk menjadi guru yang profesional, seorang guru dituntut memiliki 5 hal, yaitu: (1) guru memiliki komitmen yang tinggi pada siswa dan proses pembelajaran; (2) guru memiliki pengetahuan yang mendalam tentang materi yang diajarkan; (3) guru memiliki tanggung jawab terhadap pemantauan hasil belajar; (4) guru berpikir sistimatis tentang apa yang diajarkan dan selalu belajar dari pengalaman; dan (5) guru menjadi bagian dari masyarakat belajar dari lingkungan profesinya.

Guru dengan kompetensi profesional merupakan guru yang dapat meramu kualitas dan integritasnya. guru tidak hanya memberikan pembelajaran bagi peserta didiknya tapi mereka juga harus menambah pembelajaran bagi mereka sendiri karena jaman terus berubah. Ia harus terus meningkatkan kemampuan serta keterampilannya dalam berbagai bidang. Perningkatan kualitas ini tidak hanya didapat melalui ruang formal saja. Tapi juga bisa


(19)

5

melalui pelatihan-pelatihan peningkatan kualitas guru. Namun untuk menjadi seorang guru profesional, tidak semudah yang dibayangkan. Karena, membutuhkan kerja keras dan loyalitas terhadap apa yang harus dilakukan seorang guru profesional.

Keberadaan guru saat ini mendapat perhatian yang cukup serius oleh banyak pihak terkait dengan peran utamanya dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia bermutu melalui layanan pendidikan sekolah. Perhatian yang demikian serius terhadap sosok keberadaan guru menunjukkan tingginya harapan masyarakat akan terbentuknya “guru ideal” yang melaksanakan tugas sebagai seorang yang profesional. Upaya sungguh-sungguh pemerintah dalam meningkatkan mutu guru dimaksudkan untuk menjawab atau mengubah keadaan ketidakberdayaan guru dalam melaksanakan fungsinya sebagai pemangku tugas profesional. Maister (1997) mengemukakan bahwa profesional guru bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesional lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.

Wiriaatmadja (2004) menyatakan bahwa di Indonesia masih banyak guru-guru yang rendah kompetensi profesionalnya, ini adalah fakta daripada rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dalam konteks hubungan kompetensi profesional dengan praktek pendidikan. Sejalan dengan itu,


(20)

6

masih banyak terjadi dimana-mana. Di antaranya, banyak guru yang mengajar anak didik dengan mata pelajaran yang tidak sesuai dengan bidangnya, meskipun ini adalah hal yang dimudahkan tetapi memberikan dampak yang besar pada anak didik itu sendiri. Dengan pengajaran guru yang bukan dibidangnya itu akan menimbulkan kurangnya pengetahuan yang didapat anak didik dari gurunya karena guru yang mengajar dengan mata pelajaran yang bukan bidangya itu belum sepenuhnya tahu dan menguasai pelajarang yang bukan di bidangnya tersebut.

Kompetensi profesional khususnya pada guru SMA di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai tergolong belum baik, yang terlihat dari informasi yang peneliti dapatkan dari Pengawas SMA Kecamatan Perbaungan, di antaranya: (1) sebanyak 40% guru meminta siswa menulis materi di depan kelas tanpa mengawasi; (2) 55% guru kelas tidak pernah mendiskusikan penyelesaian tugas rumah di depan kelas; (3) 43% guru sering meninggalkan kelas ketika siswa mulai menulis materi pelajaran di papan tulis; (4) 85% guru tidak memperbaharui RPP nya; dan (5) 60% guru membuat laporan hasil belajar semesteran siswa ketika diminta. Hal-hal ini mengindikasikan bahwa guru belum menunjukkan kompetensi profesional di sekolah.

Rendahnya kompetensi profesional akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan sejumlah guru, dapat disimpulkan untuk sementara ini bahwa masih


(21)

7

ada guru yang memberi kesan hanya sebatas mengajar namun tidak mendidik. Kemudian, rendahnya semangat kerja dan ketidakpuasan terhadap keadaan tempat kerja serta keadaan siswa. Guru mengeluh tidak hanya faktor insentif yang dirasa rendah bagi mereka dan kurang memenuhi kebutuhan ekonomi yang semakin lama semakin meningkat, namun faktor lain seperti kerja yang menjenuhkan, suasana lingkungan kerja yang tidak kondusif seperti teman yang tidak saling mendukung, pimpinan yang kurang bijak serta siswa yang tingkah lakunya menjengkelkan. Di lain pihak ada dari mereka yang menurun semangatnya dalam mengajar, merasa bosan, jenuh dengan pekerjaan.

Dari informasi ini, kompetensi profesional guru harus ditingkatkan dengan harapan dapat menghasilkan lulusan yang baik nantinya. Sehubungan dengan adanya masalah kompetensi profesional guru, Sudrajat (2005) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja profesional seseorang, yang pada dasarnya ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Dalam hal ini faktor internal terdiri dari: (1) pendidikan; (2) motivasi; (3) kepuasan kerja; (4) komitmen; dan (5) etos kerja. Sedangkan faktor eksternal, yakni: (1) tingkat penghasilan; (2) lingkungan kerja; (3) hubungan antar manusia; (4) kepemimpinan; dan (5) tradisi atau kultur organisasi (http://www. akuntansiku.com). Dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa kompetensi profesional guru dapat dipengaruhi oleh faktor kepemimpinan dan motivasi kerja.


(22)

8

dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru adalah motivasi berprestasi. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa bekerja tanpa motivasi akan cepat bosan, karena tidak adanya unsur pendorong agar semangat kerja tetap stabil. Motivasi merupakan komoditi yang sangat diperlukan oleh semua orang termasuk guru. Motivasi diperlukan untuk menjalankan kehidupan, memimpin sekelompok orang dan mencapai tujuan organisasi. Motivasi berprestasi merupakan dorongan yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri guru untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin sehingga tujuan akan tercapai. Motivasi berprestasi bisa terjadi jika guru mempunyai kebanggaan akan keberhasilan. Padahal tugas mengajar adalah tugas yang membanggakan dan penuh tantangan, sehingga guru-guru seharusnya mempunyai motivasi berprestasi.

Dengan demikian peranan guru sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu pentingnya meningkatkan motivasi berprestasi guru merupakan hal yang mutlak harus dilakukan, agar guru dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara profesional. Karena jabatan guru merupakan jabatan profesi yang memrlukan kompetensi khusus. Depdiknas (2004) mengartikan kompetensi sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai dalam menjalankan tugas profesinya. Kompetensi guru dapat diartikan sebagai spesifikasi dari pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai atau sikap yang dimiliki oleh seorang guru. Dengan demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru menunjukkan kualitas guru sebenarnya. Dalam dunia pendidikan kinerja dan profesional guru sangat dituntut.


(23)

9

Sejauh ini, implementasi kemampuan profesional guru mutlak diperlukan sejalan diberlakukannya otonomi daerah, khsususnya bidang pendidikan. Kemampuan profesional guru akan terwujud apabila guru memiliki kesadaran dan komitmen yang tinggi dalam mengelola interaksi belajar-mengajar pada tataran mikro, dan memiliki kontribusi terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan pada tataran makro. Depdiknas (2004) menyebutkan bahwa guru sebagai tenaga profesional dituntut memiliki empat kompetensi, salah satunya adalah kompetensi profesional, yakni kompetensi untuk menguasai materi ilmu pengetahuan dan teknologi yang luas dan mendalam yang akan ditranformasikan kepada peserta didik. Tuntutan atas kompetensi profesional mendorong guru untuk memperoleh informasi yang dapat memperkaya kemampuan agar tidak mengalami ketinggalan dalam kompetensi profesionalnya. Dengan kompetensi profesional tersebut, dapat diduga berpengaruh pada proses pengelolaan pendidikan sehingga mampu melahirkan keluaran pendidikan yang bermutu.

Guru perlu membekali diri dengan berbagai pengetahuan secara terus menerus, karena tugas guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi sekaligus sebagai pendidik yang akan membentuk jiwa dan kepribadian siswa. Maju dan mundur sebuah bangsa tergantung pada keberhasilan guru dalam mendidik siswanya. Dengan demikian diperlukan motivasi berprestasi dan keterampilan manajerial kepala sekolah yang mampu meningkatkan kompetensi profesional


(24)

10

terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah menjadi hal yang penting untuk diteliti lebih lanjut.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: hubungan motivasi berprestasi dan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut: (1) bagaimana kompetensi profesional guru SMA di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai? (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kompetensi profesional guru SMA di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai? (3) Apakah faktor kepemimpinan mempunyai hubungan dengan kompetensi profesional guru SMA di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai? (4) Apakah faktor motivasi mempunyai hubungan dengan kompetensi profesional guru SMA di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai? C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(25)

11

1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara motivasi berprestasi dengan kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai?

2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara motivasi berprestasi dan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

1. Hubungan yang positif dan berarti antara motivasi berprestasi dengan kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Hubungan yang positif dan berarti antara persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.


(26)

12

E. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kepentingan teoritis dan praktis.

1. Secara teoritis penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk:

a. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam hal meningkatkan motivasi berprestasi terhadap kompetensi profesional guru dan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah.

b. Sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi seluruh komponen pendidikan bangsa, baik guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan maupun peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang motivasi berprestasi terhadap kompetensi profesional guru dan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah. 2. Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi

a. Seluruh guru untuk senantiasa meningkatkan dan mengembangkan kompetensi profesional agar menjadi guru profesional yang sesungguhnya.

b. Seluruh seluruh kepala sekolah untuk senantiasa meningkatkan keterampilan manajerial yang telah dimiliki agar menjadi kepala sekolah yang berkompeten.

c. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Deli Serdang dalam meningkatkan kompetensi guru dan keterampilan manajerial kepala sekolah, sehingga dapat mengingkatkan mutu pendidikan yang sesuai dengan tujuan program yang telah ditentukan.


(27)

13

d. Peneliti lainnya yang ingin mengkaji lebih lanjut dalam upaya memperluas bahasan penelitian dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.


(28)

99 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara motivasi berprestasi dengan kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, artinya semakin baik motivasi berprestasi maka semakin baik juga kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, artinya semakin baik persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah maka semakin baik juga kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara motivasi berprestasi dan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah secara bersama-sama dengan kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, artinya semakin baik motivasi berprestasi dan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala


(29)

100

sekolah, maka semakin baik juga kompetensi profesional guru di SMA Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, di antaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya meningkatkan kompetensi profesional guru adalah dengan meningkatkan motivasi berprestasi. Dalam hal ini, motivasi berprestasi adalah merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan semangat atau dorongan bekerja individu atau kelompok terhadap pekerjaan guna mencapai tujuan, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Peningkatan motivasi berprestasi guru dapat dilakukan dengan menanamkan keinginan untuk sukses dalam setiap pekerjaan di sekolah. Keinginan untuk sukses harus ditingkatkan pada diri guru dengan tujuan untuk menumbuhkan motivasi berprestasinya. Dengan mendapatkan kesuksesan pada setiap pekerjaan di sekolah, seorang guru sudah menunjukkan motivasi berprestasi di sekolahnya. Dengan keinginan untuk sukses pada setiap pekerjaan akan meningkatkan motivasi berprestasi di sekolah. Keinginan untuk terus berprestasi akan membawa guru pada kompetensi profesional yang baik dalam bekerja di sekolah.


(30)

101

persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah. Peran Dalam hal ini, persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah merupakan bentuk reaksi perasaan guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah terhadap pekerjaannya sehari-hari, yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Peningkatan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dapat dilakukan dengan menyikapi secara baik kemampuan kepala sekolah dalam berhubungan dengan guru. Kemampuan kepala sekolah berhubungan (berkomunikasi) dengan rekan guru harus dikedepankan untuk mendapat tanggapan baik dari setiap guru di sekolah. Kemampuan kepala sekolah dalam berhubungan dengan guru dapat ditunjukkan dengan sikap kepala sekolah dalam membuat kebijakan terhadap guru, memberikan bantuan secara profesional, dan menghormati setiap keputusan guru di sekolah. Dengan perbaikan dalam kemampuan berhubungan dengan guru, kepala sekolah dapat memimpin lebih baik. Dengan kemampuan berhubungan yang baik dari kepala sekolah, guru akan berpandangan positif terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah akan meningkatkan kompetensi profesional dalam bekerja di sekolah.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya meningkatkan kompetensi profesional guru adalah dengan meningkatkan motivasi berprestasi dan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah. Dalam hal ini, kompetensi profesional guru merupakan


(31)

102

tanggapan emosional seorang guru terhadap situasi kerjanya. Peningkatan kompetensi profesional guru dalam dilakukan dengan memperhatikan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dan motivasi untuk berprestasi di sekolah. Salah satu hal yang dapat dilakukan pihak sekolah untuk meningkatkan kompetensi profesional guru yang terkait dengan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dan motivasi berprestasi adalah dengan pemberian gaji dan kesempatan promosi yang seadil-adilnya. Pemberian gaji dari pihak sekolah (melalui kepala sekolah) dan kesempatan untuk berkembang (promosi) akan menumbuhkan persepsi yang baik dari guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah. Selain itu dengan pemberian gaji dan kesempatan promosi akan meningkatkan motivasi berprestasi dari guru ke arah yang lebih baik.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Kepada Dinas Pendidikan Serdang Bedagai, hendaknya melakukan upaya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru, keterampilan manajerial kepala sekolah, dan motivasi berprestasi guru SMA di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru adalah dengan membuat


(32)

103

guru honorer. Untuk meningkatkan keterampilan manajerial kepala sekolah dilakukan dengan mengangkat guru berprestasi menjadi kepala sekolah, melatih kepala sekolah dengan keterampilan-keterampilan manajerial terbaru. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi guru dilakukan dengan mengadakan perlombaan di antara guru, pelatihan penggunaan model pembelajaran di kelas terbaru, dan sebagainya.

2. Kepada Kepala Sekolah, hendaknya meningkatkan keterampilan manajerialnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan dinas pendidikan atau instansi lain yang berhubungan dengan manajemen organisasi/sekolah. Selain itu perlu dilakukan upaya tertentu dalam meningkatkan kompetensi profesional dan motivasi berprestasi guru, salah satunya dengan memberikan pengarahan tentang penggunaan metode pembelajaran yang tepat, membimbing guru dalam memahami tuntutan kurikulum dan pembuatan RPP, memberikan promosi jabatan kepada guru yang berprestasi, dan memberikan masukan terhadap capaian tugas guru setiap tahunnya.

3. Kepada Guru, hendaknya melakukan upaya untuk meningkatkan kompetensi profesional dan motivasi berprestasinya. Upaya yang dapat dilakukan di antaranya: berusaha mengajar sebaik mungkin setiap hari, bersedia melaksanaan pekerjaan tambahan yang diberikan sekolah, melakukan segala sesuatu dengan seikhlas mungkin, menghargai setiap keputusan yang dibuat kepala sekolah untuk peningkatan mutu pembelajaran, dan sebagainya.


(33)

104

4. Kepada peneliti lain, hendaknya perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dan motivasi berprestasi dengan kompetensi profesional guna memperluas hasil penelitian ini.


(34)

105

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2000.Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Danim, S. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta

Danim, S. 2010. Karya Tulis Inovatif Sebuah Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional

Depdiknas. 2003.Manajemen Berbasis Sekolah. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

_________. 2009. Bahan Pelatihan Master Trainer Calon Kepala Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Lunenburg, Fred C and Allan C. Ornstein. 2000. Educational Administration; Concepts and Practices. USA: Wadsworth

Mulyasa, E. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi Dan Implementasi.Bandung: Remaja Rosdakarya

__________. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

__________. 2007.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Hamalik, O. 2001. Perencanaan dan Manajemen Pendidikan. Bandung: Mandar

Maju

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

_______________. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara


(35)

106

Manullang. 1991. Pengembangan Motivasi Berprestasi. Jakarta: Pusat Produktivitas Nasional. Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Muhammad, A. 2001.Komunikasi Organisasi. Ed. 1, Cet.4 Jakarta: Bumi Aksara Murphy, S. 1996.The achievement Zone. New York: G. P. Putnam’s Sons

Muhadjir, N. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin Nasanius, Y. 2008. Kemerosotan Pendidikan Kita: Guru dan Siswa Yang

Berperan Besar, Bukan Kurikulum. Suara Pembaharuan. (Online). http://www.suarapembaruan.com/News/081998/08Opini

Reinhartz, Judy & Don M. Beach. 2004. Educational Leadership: Changing Schools, Changing Roles.USA: Pearson

Rohani. Ahmadi. dkk. 2009.Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Sagala, S. 2004. Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Radja Grafindo Persada

Saud. 2009.Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta

Sarwono, S. 2009.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta: Rajawali Press

Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugihartono. 2007.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press

Supriadi, D. 2001. Mengangkat Citra Guru dan Martabat Guru. Yoyakarta: Adicita Karya Nusa

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah; Dalam Organisasi Pembelajaran (Learning Organization).Bandung: Alfabeta


(36)

107

Wijaya, C. dan A. Tabrani Rusyan. 1992. Kemampuan Dasar Karyawan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wills, M. 1993.Managing Training Process. London: Mc. Graw Hills

Wiriaatmadja, R. 2004. “Multicultural Perspective in Teachhing History to the Chinese Indonesian Studies”. Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah, No.9 Vol.V.Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah UPI


(1)

102

tanggapan emosional seorang guru terhadap situasi kerjanya. Peningkatan kompetensi profesional guru dalam dilakukan dengan memperhatikan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dan motivasi untuk berprestasi di sekolah. Salah satu hal yang dapat dilakukan pihak sekolah untuk meningkatkan kompetensi profesional guru yang terkait dengan persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dan motivasi berprestasi adalah dengan pemberian gaji dan kesempatan promosi yang seadil-adilnya. Pemberian gaji dari pihak sekolah (melalui kepala sekolah) dan kesempatan untuk berkembang (promosi) akan menumbuhkan persepsi yang baik dari guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah. Selain itu dengan pemberian gaji dan kesempatan promosi akan meningkatkan motivasi berprestasi dari guru ke arah yang lebih baik.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Kepada Dinas Pendidikan Serdang Bedagai, hendaknya melakukan upaya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru, keterampilan manajerial kepala sekolah, dan motivasi berprestasi guru SMA di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru adalah dengan membuat kebijakan yang meminta guru untuk bekerja lebih baik lagi, pencairan dana sertifikasi bagi guru yang berhak, dan pemberian insentif tambahan bagi


(2)

guru honorer. Untuk meningkatkan keterampilan manajerial kepala sekolah dilakukan dengan mengangkat guru berprestasi menjadi kepala sekolah, melatih kepala sekolah dengan keterampilan-keterampilan manajerial terbaru. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi guru dilakukan dengan mengadakan perlombaan di antara guru, pelatihan penggunaan model pembelajaran di kelas terbaru, dan sebagainya.

2. Kepada Kepala Sekolah, hendaknya meningkatkan keterampilan manajerialnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan dinas pendidikan atau instansi lain yang berhubungan dengan manajemen organisasi/sekolah. Selain itu perlu dilakukan upaya tertentu dalam meningkatkan kompetensi profesional dan motivasi berprestasi guru, salah satunya dengan memberikan pengarahan tentang penggunaan metode pembelajaran yang tepat, membimbing guru dalam memahami tuntutan kurikulum dan pembuatan RPP, memberikan promosi jabatan kepada guru yang berprestasi, dan memberikan masukan terhadap capaian tugas guru setiap tahunnya.

3. Kepada Guru, hendaknya melakukan upaya untuk meningkatkan kompetensi profesional dan motivasi berprestasinya. Upaya yang dapat dilakukan di antaranya: berusaha mengajar sebaik mungkin setiap hari, bersedia melaksanaan pekerjaan tambahan yang diberikan sekolah, melakukan segala sesuatu dengan seikhlas mungkin, menghargai setiap keputusan yang dibuat kepala sekolah untuk peningkatan mutu pembelajaran, dan sebagainya.


(3)

104

4. Kepada peneliti lain, hendaknya perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara persepsi guru terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dan motivasi berprestasi dengan kompetensi profesional guna memperluas hasil penelitian ini.


(4)

105

Danim, S. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta

Danim, S. 2010. Karya Tulis Inovatif Sebuah Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional

Depdiknas. 2003.Manajemen Berbasis Sekolah. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

_________. 2009. Bahan Pelatihan Master Trainer Calon Kepala Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Lunenburg, Fred C and Allan C. Ornstein. 2000. Educational Administration; Concepts and Practices. USA: Wadsworth

Mulyasa, E. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi Dan Implementasi.Bandung: Remaja Rosdakarya

__________. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

__________. 2007.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Hamalik, O. 2001. Perencanaan dan Manajemen Pendidikan. Bandung: Mandar

Maju

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

_______________. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara


(5)

106

Manullang. 1991. Pengembangan Motivasi Berprestasi. Jakarta: Pusat Produktivitas Nasional. Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Muhammad, A. 2001.Komunikasi Organisasi. Ed. 1, Cet.4 Jakarta: Bumi Aksara Murphy, S. 1996.The achievement Zone. New York: G. P. Putnam’s Sons

Muhadjir, N. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin Nasanius, Y. 2008. Kemerosotan Pendidikan Kita: Guru dan Siswa Yang

Berperan Besar, Bukan Kurikulum. Suara Pembaharuan. (Online). http://www.suarapembaruan.com/News/081998/08Opini

Reinhartz, Judy & Don M. Beach. 2004. Educational Leadership: Changing Schools, Changing Roles.USA: Pearson

Rohani. Ahmadi. dkk. 2009.Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Sagala, S. 2004. Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Radja Grafindo Persada

Saud. 2009.Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta

Sarwono, S. 2009.Pengantar Psikologi Umum.Jakarta: Rajawali Press

Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugihartono. 2007.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press

Supriadi, D. 2001. Mengangkat Citra Guru dan Martabat Guru. Yoyakarta: Adicita Karya Nusa

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah; Dalam Organisasi Pembelajaran (Learning Organization).Bandung: Alfabeta

Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada


(6)

Wijaya, C. dan A. Tabrani Rusyan. 1992. Kemampuan Dasar Karyawan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wills, M. 1993.Managing Training Process. London: Mc. Graw Hills

Wiriaatmadja, R. 2004. “Multicultural Perspective in Teachhing History to the Chinese Indonesian Studies”. Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah, No.9 Vol.V.Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah UPI


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SD DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO.

0 2 72

HUBUNGAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH, KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 43

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dan Persepsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru ( Studi Pada Penerima Tunjangan Sertifikasi Guru ).

0 2 17

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG EFEKTIVITS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SIKAP INOVATIF, PENGETAHUAN KURIKULUM DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMK SWASTA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 39

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU SMKN BISNIS MEDAN.

0 2 35

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN DELI SERDANG.

0 1 27

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU PKN SMA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

0 1 31

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMP DI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT.

0 0 26

HUBUNGAN KREATIVITAS DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN PERBAUNGAN.

0 0 24

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN SIKAP TERHADAP PROFESI GURU DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA METHODIST MEDAN.

0 1 30