Forum MGMP Fisika Provinsi Sumatera Barat
JURNAL GURU FISIKA INDONESIA
SK no. 005.24775878/JI.3.1/SK.ISSN/2015.12
11 Desember 2015 Vol.2, No.2April 2016-November 2016
Pelindung Kepala Dinas Pendidikandan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Dekan Fakultas FMIPA Universitas Negeri Padang Ketua Jurusan Fisika UNP
Penanggung Jawab Ketua MGMP Fisika Provinsi Sumbar
PimpinanRedaksi/Pengelola ArnelHendri, S.Pd.,M.Si.
Wakil PimpinanRedaksi HendraArinal, S.Pd.,M.Si. Martin,M.Pd.
Mitra Bestari/ PenyuntingAhli Dr. Yulikifli, M.Si Yohandri.M.Si, Ph.D Dr.Ahmad Fauzi, M.Si Drs.Asrizal, M.Si Dra.Yenni Dervina, M.Si
Penyunting Pelaksana Dra.Murtiani Kari, M.Pd Dra.Hidayati, MS Drs.Erizal, M.Si Gema Eferko Putri, S.Pd. Nursyamsi, SP.,S.Pd.
Anggota Seluruh anggota MGMP Fisika Provinsi Sumatera Barat
Alamat Pimpinan Redaksi/Pengelola Jl. DR. M. Hatta No.5 RT 03 RW 02 Kelurahan Pasar Ambacang Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji 25152 Handphone/WA : 085272437981 Email : arnelh71@gmail.com
Penerbit
Forum MGMP Fisika Provinsi Sumatera Barat
PENGANTAR REDAKSI
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena dengan berkat rahmat dan karuniaNya, jurnal Berkala Ilmiah bidang Fisika dengan nama “Jurnal Guru Fisika Indonesia” telah terbit untuk Volume 2 Tahun I April 2016. Jurnal berkala ini merupakan jurnal ilmiah yang dikelola oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Fisika Provinsi Sumatera Barat. Penerbitan dilakukan dua kali per tahun yaitu pada bulan November dan April.
Jurnal Guru Fisika Indonesia suatu wadah bagi guru fisika Indonesia, terutama wadah bagi guru fisika sumatera barat yang tergabung dalam MGMP Fisika sumatera barat dan para peneliti bidang fisika untuk meningkatkan kemampuan menulis dan mempublikasikan artikel-artikel ilmiah. Jurnal ilmiah ini memuat tulisan tentang fisika dan pendidikanfisika baik berupa hasil penelitian, artikel ulas balik, dan laporan kasus.
Pada volume ini dimuat 13artikel berupa hasil penelitian dan kajian pustaka.Sebagai penulis utama artikel pada volume ini adalah Nurhuda Arif, Yanty Sovina, ZulAzhari,Aspar,Refriza,Yunida Herawati,Mitrawati, ArnelHendri,RizkiDonhery, Silvia Meilaty, Elfinawati, Bakhiar, Sri Indrawati Prihatin Ningsih.
.Pada umumnya penulis artikel pada Jurnal Guru Fisika Indonesia berasaldari MGMP Fisika sumatera barat, namun ada juga berasal dari provinsi jambi dan sumatera selatan. Dalam upaya meningkatkan kualitas dari jurnal ini, kami sebagai pengurus terus berusaha mengundang parapenulis fisika dari berbagai daerah di Indonesia melalui media sosial (medsos) untuk ikut berpartisifasi mengisi artikel dalam jurna lini. Ada beberapa media sosial yang digunakan, seperti melaluifacebook, twitter, whatsapp, line, blogger, wordpress, google +, instagram dan lain-lain. Karena itu keterlibatan penulis daripara guru fisika dari provinsi lain diperlukan untuk membuat jurnal ini lebih baik.
Mudah-mudahan Jurnal Guru Fisika Indonesia dapat memberikan wawasan baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian di bidang fisika dan penerapan ilmu fisika dalam IPTEK di Indonesia.Dengan demikian, jurnal ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan fisika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari melalui publikasi ilmiah.
Salam Redaksi
April 2016
PENINGKATKATAN ASPEK KOGNITIF DENGAN MENGGUNAKAN MODUL BERWAWASAN ISLAMI PADA SISWAKELAS XI IPA SMA NEGERI 2 RAMBATAN
Nurhuda Arif Guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 2 rambatan
nurhudaarif.physic@gmail.com
ABSTRAK
Peningkatkatan Aspek Kognitif dengan Menggunakan Modul Berwawasan Islami Pada SiswaKelas XI IPA SMA Negeri 2 Rambatan. Aspek kognitif merupakan salah satu komponen penilaian selain psikomotor dan aspektif. Oleh karena itu, membantu siswa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kognitif hendaknya menjadi tujuan utama pengajaran fisika. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tingkat kognitif siswa masih rendah. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mencoba membahas strategi pembelajaran dalam rangka upaya memperbaiki tingkat kognitif siswa dalam belajar.Tujuan penelitian ini adalah bagaimanakah Peningkatkatan Aspek Kognitif dengan Menggunakan Modul Berwawasan Islami pada SiswaKelas XI IPA SMA Negeri 2 Rambatan. Modul berwawasan islami adalah salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran yang divariasikan dengan unsur islami sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: terdapat peningkatan yang nyata dari aspek kognitif siswa pada pembelajaran fisika di SMAN 2 Rambatan dengan menggunakan modul berwawasan Islami. Untuk menganalisis data dan pengujian hipotesis penulis menggunakan teknik analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat kognitif siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Terdapat peningkatkatan Aspek Kognitif dengan Menggunakan Modul Berwawasan Islami pada SiswaKelas XI IPA SMA Negeri 2 Rambatan.
Kata Kunci: Modul fisika, wawasan al- qur’an, kognitif siswa PENDAHULUAN
Menggunakan Modul Berwawasan Islami Pada SiswaKelas XI IPA S MA Negeri 2 Rambatan”.
Kondisi pembelajaran fisika di kelas XI IPA
SMA Negeri 2 Rambatan T.P 2009/2010 adalah siswa
KAJIAN LITERATUR
disediakan bahan ajar berupa LKS dan buku teks pelajaran yang belum memadai untuk masing-masing
1. Modul
siswa. Keterbatasan jumlah buku teks yang tersedia di
a. Pengertian Modul
sekolah yang dimiliki secara pribadi oleh siswa, Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar berakibat siswa kurang memiliki buku panduan dalam
yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya pembelajaran di kelas maupun di rumah.
memuat seperangkat pengalaman belajar yang Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka
terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. hendaknya seorang guru bisa menjabarkan materi 1
pokok pelajaran sehingga menjadi bahan ajar yang Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lengkap dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah
modul adalah bahan ajar tertulis yang dapat dibuat satu contoh bahan ajar yang dapat dibuat guru adalah
oleh guru sesuai dengan karateristik dan kebutuhan modul. Modul yang dirancang hendaknya tidak hanya
siswa, disusun secara sistematis dan terorganisasi berisikan materi fisika saja juga berisi keterkaitan
dengan bahasa yang komunikatif dan sederhana materi dengan unsur islami sehingga pembelajaran
sehingga siswa bisa belajar secara mandiri tanpa menjadi lebih berhikmah. Oleh karena itu, dalam
kehadiran guru atau bantuan tutor. penelitian ini peneliti akan mengembangkan modul
b. Unsur- Unsur Modul berwawasan Al-Quran untuk materi KD 1.2
Menganalisis keteraturan gerak planet dalam tatasurya
1 Nurma (2009). Contoh Pengembangan berdasarkan hukum-hukum Newton semester I.
Modul.(online). Tersedia: Jadi, dalam hal ini penulis ingin membahas http://nurma.staff.fkip.uns.ac.id/contoh- tentang: “Peningkatkatan Aspek Kognitif dengan
modul/ (24 Februari 2012)
Jurnal Guru Fisika Indonesia Vol 2 Tahun I April 2016
Struktur isi modul minimal memuat: akhirat. 3 Disamping sebagai bukti mujizat Allah siswa
1) Judul/identitas juga memahami bahwa didalam Al-Quran terdapat
2) Petunjuk Belajar dasar-dasar dan prinsip- prinsip umum tentang Fisika
3) SK/KD
dan alam semesta.
4) Materi Pembelajaran Syaikh Thantawi menulis bahwa dalam kitab
5) Informasi pendukung Suci Al-Quran terdapat lebih dari 750 ayat kauniayah,
6) Paparan isi materi ayat tentang semesta alam dan hanya sekitar 150 ayat
7) Latihan
fikih. 4
8) Tugas/Langkah Kerja Kenyataannya umat manusia dan para ulama
9) Penilaian 2 cenderung disibukkan dengan berdebatan hal- hal Dalam menulis sebuah modul konsep yang
fikih. Namun mereka lalai atas fenomena terbitnya harus dipahami adalah modul dibagi kedalam
matahari, beredarnya bulan dan kelap kelip bintang. beberapa sub bab atau beberapa unit. Untuk
gerak awan, kilat yang menentukan pembagian sub bab atau unit, penelitian
Mereka
melupakan
menyambar, listrik yang membakar, malam yang modul harus menuliskan point-point besar isi modul.
gelap gulita, dan mutiara yang gemerlap. Masing- masing sub bab atau unit memiliki tujuan
Undang- Undang No. 20 Tahun 2003
khusus, hal ini akan membuat modul mudah dipahami
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
dan dipelajari oleh siswa.
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
Secara garis besar modul yang peneliti gunakan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
terdiri dari:
proses pembelajaran agar peserta didik secara
a. Judul/ Identitas
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
b. Petunjuk belajar
c. SK/ KD
memiliki
kekuatan
spiritual keagamaan,
d. Materi pembelajaran
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
e. Informasi pendukung
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
f. 5 Kesimpulan dirinya, masyarakat, bangsa dan, negara.
g. Latihan
Hal ini dapat tergambar jelas bahwa tujuan
h. Umpan balik dan tindak lanjut
pendidikan bukan hanya untuk mengembangkan
i. Kunci jawaban
potensi peserta didik saja namun juga mewujudkan peserta didik yang memiliki
2. Modul Berwawasan Islami
kekuatan spritual keagamaan serta memiliki
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan modul yang memuat pendahuluan, presentasi materi,
akhlak mulia.
dan penutup. Namun perbedaannya pada bagian presentasi materi peneliti menambahkan uraian materi
METODE PENELITIAN
dengan kajian islam yang berkaitan dengan materi
yang dipresentasikan, hal ini bertujuan agar siswa Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) di mana peneliti terlibat
memahami bahwa materi atau konsep yang mereka langsung dalam kegiatan penelitian. Penelitian pelajari
bersumber pada
memunculkan kesadaran bahwa fisika merupakan bertujuan untuk mencari penyelesaian masalah secara ilmu Allah.
sistematis. Penelitian ini membutuhkan perencanaan, Berwawasan islam merupakan seperangkat
pengamatan dan penyempurnaan pada saaat refleksi. Pengumpulan, penganalisisan dan penyajian data
pemikiran-pemikiran yang di dalamnya terdapat nilai islami dan mengisyaratkan adanya transformasi nilai-
dilakukan secara berkelanjutan dan bersiklus. nilai islam melalui proses pendidikan yang sistematis
Penelitian bertempat di SMA Negeri 2 dan berkesadaran sebagai upaya mempersiapkan
Rambatan yang berlokasi di Nagari Simawang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat.
peserta didik yang siap menghadapi perkembangan zaman, baik sekarang maupun yang akan datang yang
bermuara pada kemashlahatan baik dunia maupun 3 M. Yusron ,Opcit
4 Agus Purwanto ,Opcit, , hl 25.
5 Redaksi Sinar Grafika, Undang-Undang Bahan Ajar ,( Direktorat Pembinaan SMA: Jakarta,
2 BSNP, Petunjuk Teknis Pengembangan
SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, ( 2010)
Jakarta:Sinar Grafika, 2003), h. 2
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPApada
pembelajaran yang akan Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 16 orang
d) Merencanakan
diterapkan
siswa, yang terdiri dari 4 orang siswa laki-laki dan 12
e) Mengembangkan skenario pembelajaran orang siswa perempuan Objek penelitian materi fisika
f) Menyiapkan sumber belajar/ bahan ajar dan alat KD 1.2 Menganalisis keteraturan gerak planet dalam
g) Mengembangkan format evaluasi tatasurya
h) Mengembangkan format lembar observasi semester I Alokasi waktu mata pelajaran fisika per minggu 5 jam pelajaran.
Pada pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 Menerapkan tindakan yang mengacu pada siklus. yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan
skenario yang direncanakan untuk memfasilitasi refleksi. Untuk lebih jelasnya:
aktivitas belajar siswa yang lebih baik. Tahapan dalam
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP I) yang telah disusun sebagai berikut:
pembelajaran
I. Pendahuluan.
1. Prapendahuluan Cek kondisi kelas, persiapan siswa (absen, PR Tugas), dan persiapan siswa lainnya
2. Appersepsi
3. Motivasi.
II. Kegiatan Inti
1. Kegiatan Siswa Mengerjakan isian modul berwawasan al-quran
2. Kegiatan Guru Membimbing dan mengarahkan siswa
Gambar 1. Skema Siklus Penelitian
III. Penutup
Setiap siklus yang diadakan terdiri atas satu Guru bersama Siswa menyimpulkan materi
pertemuan, jadi terdapat empat pertemuan selama
pelajaran
tindakan. Setiap pertemuan terdiri atas waktu 5 x 45 Evaluasi dan refleksi hasil
menit. Pemberian PR berupa sesuai materi minggu
depanuntuk kegiatan inti minggu depan Langkah-langkah dalam PTK:
a. Siklus I
3) Observasi
1) Perencanaan. Observasi dilakukan untuk proses pengumpulan
a) Observasi awal data dengan mengisi instrumen penelitian yang telah Penelitian ini akan dilakukan pada kelas XI IPA
kemudian di analisis untuk Semester 1 T.P 2009/2010, hal ini dilakukan
disiapkan. Data
memutuskan penyelesaian masalah yang diberikan karena berdasarkan observasi siswa-siswa kelas
berhasil atau belum berhasil.
XI IPA tersebut selama 2 bulan pada semester 1
terdapat kelemahan-kelamahan dalam proses
4) Refleksi
tindakan untuk itu sendiri khususnya rendahnya Kognitif belajar
pembelajaran baik dari segi guru atau pun siswa
Melakukan
refleksi
mengetahui keberhasilan tindakan. Jika berhasil akan siswa. Oleh karena itu hasil observasi tersebut
diberikan pembuktian, dan jika belum berhasil guru menjadi dasar bagi penulis untuk memperbaiki
melanjutkan dan berusaha memberikan tambahan kekurangan-kekurangan pada semester 1 tersebut.
tindakan untuk
meningkatkan aktifitas siswa.
b) Diskusi dengan guru KKG fisika untuk mendapat Diputuskan apakah akan diteruskan pada siklus masukan
Kemudian dilakukan
c) Dihasilkan fokus masalah yang akan diteliti, perbaikan tindakan sesuai hasil evaluasi. pelaksanaannya, dan pokok bahasannya.
Jurnal Guru Fisika Indonesia Vol 2 Tahun I April 2016 Jurnal Guru Fisika Indonesia Vol 2 Tahun I April 2016
1) Perencanaan tes kemampuan awal sebelum perlakuan diberikan. Revisi tindakan pada siklus I
Selanjutnya digunakan adalah Lembar Observasi Identifikasi masalah dan alternatif pemecahan
(Observation sheet) dengan metoda pengamatan masalah.
terstruktur yang digunakan untuk menilai keaktifan/ Pengembangan program tindakan II,
proses belajar dan diisi oleh guru peneliti. Lembar yaitu dengan menyusun dan mengembangkan
observasi disusun berdasarkan permasalahan yang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP II). RPP
terjadi. Dari hasil pengisian Lembar Observasi akan
II ini disusun dan dikembangkan dengan tujuan terlihat gambaran aktivitas siswa dalam pembelajaran. mengatasi permasalahan yang terjadi pada siklus I..
Hal-hal yang tidak tercakup dalam lembar observasi namun dirasa
perlu untuk dicatat, Adapun langkah-langkah dalam RPP II tersebut
dicantumkan dalam catatan harian (jurnal). Catatan adalah sebagai berikut:
yang didapatkan pada jurnal akan membantu memperkuat data dan memberikan alasan pada saat
I. Pendahuluan. refleksi dan penentuan perbaikan tindakan.
1. Prapendahuluan Pengamatan pada Lembar Observasi, catatan Cek kondisi kelas, persiapan siswa (absen,
harian/ jurnal, hasil pengisian dan lembar kerja akan PR Tugas), dan persiapan siswa lainnya
dapat menunjukkan ada/ tidaknya peningkatan
2. Appersepsi kognitif belajar siswa dalam interaksi kelas.
3. Motivasi.
HASIL PENELITIAN
II. Kegiatan Inti
1. Kegiatan Siswa Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dan hasil Mengerjakan isian modul berwawasan al-
pengamatan aktivitas belajar masing-masing siklus quran
akan dijelaskan satu per satu di bawah ini. Berdiskusi materi yang dianggap sulit bagi siswa secara klasikal
1. Siklus 1
Berdiskusi keagungan Tuhan dengan Indikator yang diamati pada siklus 1 ini adalah firmannya yang dikaitkan dengan materi
kognitif siswa dalam belajar yang terdiri dari 2 pelajaran secara klasikal.
indikator dan KKM fisika yang harus dicapai adalah
70, yaitu Menjelaskan hukum gravitasi newton dan
2. Kegiatan Guru Menentukan besar dan arah gaya gravitasi antara dua Membimbing dan mengarahkan siswa.
benda atau lebih. Rataan persentase hasil kognitif belajar siswa siklus I untuk masing-masing indikator
III. Penutup akan dijelaskan satu persatu di bawah ini.
1. Guru bersama Siswa menyimpulkan materi
pelajaran.
a. Menjelaskan hukum gravitasi newton
2. Evaluasi dan refleksi hasil. Rataan persentase hasil kognitif belajar siswa hasil
3. Pemberian PRTugas untuk kegiatan inti pengamatan siklus I untuk indikator Menjelaskan minggu depan.
hukum gravitasi newton diperoleh hasil yaitu 10 orang dari 16 siswa kelas XI IPA (62,5%) tuntas, 6 orang
2) Tindakan
siswa (37,55%) tidak tuntas.
Pelaksanaan program tindakan II sesuai RPP
II.
b. Menentukan besar dan arah gaya gravitasi antara dua benda atau lebih
3) Observasi Pada Siklus I ini hasil pengamatan tentang Pengumpulan data tindakan II
kegiatan persentasi ini, pada pertemuan II diperoleh data12 orang dari 16 siswa kelas XI IPA (75%)
4). Refleksi tuntas, 4 orang siswa (25%) tidak tuntas.
Evaluasi tindakan II.
c. Refleksi Siklus I
Sebelum membahas tentang refleksi dari hasil Siklus I, maka marilah kita lihat hasil pengamatan Sebelum membahas tentang refleksi dari hasil Siklus I, maka marilah kita lihat hasil pengamatan
temuan pada siklus II.
berlangsung pada diagram batang Gambar 2 di bawah ini.
4) Refleksi Siklus II
Refleksi siklus II akan dijelaskan setelah 80.00%
rencana, tindakan, dan obseravsi siklus II berlangung. 60.00%
% tuntas
2. Siklus II
20.00% Hasil pengamamatan aktivitas belajar siswa 0.00%
untuk masing-masing indikator Menentukan besar dan
% tidak
arah kuat medan gravitasi di suatu titik akibat
tuntas
pengaruh medan gravitasi dari satu benda atau lebih dan menjelaskan dan menggunakan hukum-hukum Keppler dalam menyelesaikan persoalan tentang
Gambar 2.Diagram Batang Rataan Persentase hasil planet-planet dalam tata surya selama siklus II Belajar kognitif siswa Untuk
berlangsung akan dijelaskan satu persatu di bawah ini. Masing-masing Indikator Selama SiklusI
a. indikator Menentukan besar dan arah kuat medan Berdasarkan diagram batang di atas dapat dilihat
gravitasi di suatu titik akibat pengaruh medan secara keseluruhan bahwa hasil kognitif belajar siswa
gravitasi dari satu benda atau lebih untuk masing-masing indikator terjadi peningkatan
Rataan persentase hasil kognitif belajar siswa ketuntasan dari 62,50 % menjadi 75% dan penurunan
pada siklus II untuk indikator Menentukan besar dan ketidaktuntasan dari 37,50% menjadi 25%. Hal ini
arah kuat medan gravitasi di suatu titik akibat disebabkan karena siswa mengerjakan modul yang
pengaruh medan gravitasi dari satu benda atau lebih berwawasan al-quran dengan dibimbing guru. Ini
dengan perlakuan menggunakan modul berwawasan berarti
al-quran dan melakukan diskusi secara klasikal menyelesaikan modul yang berwawasan al-quran
masih diperlukan
perbaikan
dengan
memberikan hasil di mana diperolehdiperoleh hasil dengan mendiskusikannya secara klasikal dan di
yaitu 13 orang dari 16 siswa kelas XI IPA (81,25%) bimbing juga oleh guru pada siklus II.
tuntas, 3 orang siswa (18,75%) tidak tuntas.
1) Perencanaan untuk Siklus II
b. Menjelaskan dan menggunakan hukum-hukum Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
Keppler dalam menyelesaikan persoalan tentang akan dilaksanakan pada siklus II, sesuai dengan RPP
planet-planet
II yang tertera pada metode penelitian, di mana RPP II Rataan hasil hasil aktifitas belajar siswa ini adalah hasil perbaikan dari RPP I dan
untuk indikator Menjelaskan dan menggunakan menyelesaikan modul yang berwawasan al-quran
dalam menyelesaikan dengan mendiskusikannya secara klasikal dan di
hukum-hukum
Keppler
persoalan tentang planet-planet diperolehhasil yaitu 13 bimbing juga oleh guru pada siklus II.
orang dari 16 siswa kelas XI IPA (87,5%) tuntas, 3 orang siswa (12,5%) tidak tuntas.
2) Tindakan Siklus II
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus I
c. Refleksi Siklus II
adalah tindakan yang tadinya tidak terpikirkan dalam Secara lebih ringkas pengamatan untuk perencanaan siklus I, tetapi karena ada hambatan
masing-masing indikator hasil kognitif belajar siswa sewaktu kegiatan pembelajaran siklus I, sehingga
pada siklus II dapat dilihat pada diagram batang jalannya pembelajaran terganggu untuk itu penulis
gambar 3di bawah ini.
harus cepat mengantisipasinya dengan memberikan tindakan sesuai yang telah penulis sebutkan pada rencana tindakan yang akan diterapkan pada siklus II seperti telah diterangkan di atas.
3) Observasi Siklus II
Tidak ada perubahan dalam cara-cara/format- format lembar obseravsi pada siklus II. Hasil
Jurnal Guru Fisika Indonesia Vol 2 Tahun I April 2016
2. Penelitian ini hanya diujicobakan pada satu kelas, 80.00%
sebaiknya guru dapat melakukan uji coba pada 60.00% 40.00%
kelas lain yang paralel atau bagi peneliti 20.00%
%tuntas
selanjutnya untuk menggunakan modul ini agar 0.00%
kelemahan yang ada dapat dikurangi.
%tidak tuntas
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Agus Purwanto. 2009.Ayat- ayat Semesta, Bandung: Gambar 3.Diagram Batang Rataan Persentase hasil
Mizan.
Belajar kognitif siswa Untuk BSNP. 2010. Petunjuk Teknis Pengembangan Bahan Masing-masing Indikator Selama Siklus II
Ajar . Jakarta :Direktorat Pembinaan SMA.
dan Kebudayaan. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II
Departemen
Pendidikan
1994.Kamus Besar Bahasa Indonesia. ada beberapa indikator hasil kognitif belajar siswa
Jakarta: Balai Pustaka. yang telah mencapai target ketuntasan minimal
Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif meningkat 81,25% menjadi 87,5 dan yang belum
Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. mencapai ketuntasan minimal menurun dari 18,75%
Contoh Pengembangan menjadi 12,5%.
Nurma.
Modul .(online).Tersedia: http://nurma.staff.fkip.uns.ac.id/contoh-
modul/
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Quraish Shihab. 1996.Wawasan Al-Quran. Jakarta:
Mizan,
A. Kesimpulan
___________.2002. Tafsir Al- Misbah. Jakarta: Dari hasil penelitian kegiatan pembelajaran ini
Lentera Hati.
dapat disimpulkan: “Terdapat peningkatan nyata hasil Redaksi Sinar Grafika. 2003. Undang-Undang kognitif belajar siswa dengan menggunakan modul
(Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta:Sinar Grafika.
SISDIKNAS
berwawasan islami yang di bimbing guru pada mata Riduan. 2007. Belajar Mudah Penelitian, Jakarta: pelajaran fisika kelas XI IPA; sedangkan untuk
Alfabeta.
menggunakan modul berwawasan islami pada mata Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, pelajaran fisika kelas XI IPA yang di bimbing guru
Bandung: Alfabeta. serta yang melibatkan siswa secara aktif lebih bagus
-----------------.2008.Tafsir Ibnu Katsir(Terj). Jakarta: lagi”.
Imam Syafe’i.
B. Implikasi
Modul berwawasan islami dapat disajikan guru
sebagai salah satu pedoman dalam melaksanakan
kegiatan proses belajar mengajar. Guru dapat
menggunakankan modul berwawasan islami untuk
berbagai topik pembelajaran dengan memvalidasinya
bersama teman sejawat. Validasi juga dapat dilakukan
oleh konsultan bidang studi fisika.
Dalam menggunakan modul berwawasan islami
guru perlu mengadakan
kajian-kajian
dengan
narasumber yang berkompeten,
guru
perlu
memperhatikan pembelajaran dan kondisi siswa.
Saran
1. Modul berwawasan Islami dapat dijadikan model
bagi guru dalam
mengembangkan modul
pembelajaran yang lain perbaikan dan modifikasi
terus dilakukan asal tetap memperhatikan hakikat
pembelajaran fisika
dengan
menggunakan
berwawasan Islami.
PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL
PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)
BERORIENTASI LINGKUNGAN SEKOLAH PADA KELAS X3 SMA NEGERI 1 BUKITTINGGI
Yanty Sovina
Guru SMAN 1 Bukittinggi yantysovina@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 34 orang dengan kemampuan yang heterogen. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari empat kali pertemuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, catatan lapanngandan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran fisika telah meningkat, terbukti oleh rata-rata persentase aktivitas belajar fisika siswa sebesar 82,58% dengan kategori sangat tinggi. Keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar fisika dapat membangun pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan yaitu rata-rata tes awal siswa sebesar 58,25 sedangkan rata-rata tes di akhir siklus sebesar 83,29 dengan kategori sangat baik. Ditinjau dari pelaksanaan RPP, langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation 88% telah terlaksana. Terlaksananya model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yang meliputi aktivitas selama melakukan percobaan dengan LKPD dan aktivitas selama melakukan diskusi dan presentasi, telah menumbuhkan kesiapan dan rasa tanggung jawab setiap individu, sehingga seluruh siswa terlibat dalam aktivitas pembelajaran baik aktivitas intelektual maupun fisik. Dari data di atas diketahui bahwa indikator keberhasilan telah tercapai, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas di kelas X3 SMA Negeri 1 Bukittinggi.
KATA KUNCI: Penelitian Tindakan Kelas, Aktivitas, Kooperatif Tipe Group Investigasi, Kelas X3
PENDAHULUAN
(teaching centre). Fungsi dan peran guru menjadi amat dominan, dilain pihak siswa hanya menyimak dan
Kualitas proses pembelajaran Fisika dewasa ini mendengarkan informasi atau pengetahuan yang dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran yang kurang
diberikan gurunya.
perkembangan ilmu menjelaskan materi secara abstrak, hafalan materi dan
bervariasi. Metode yang
konvensional seperti
Sejalan
dengan
pengetahuan tidak mungkin lagi bagi para guru ceramah dengan komunikasi satu arah, yang aktif
mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. masih didominasi oleh pengajar, sedangkan siswa
Wawasan siswa harus dikembangkan agar dapat biasanya hanya memfokuskan penglihatan dan
menemukan sendiri fakta dan konsep yang sedang pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah
dipelajari, bahkan guru harus berusaha untuk mencari yang mengakibatkan siswa kurang aktif dan
media yang sesuai sehingga pembelajaran yang pembelajaran yang dilakukan kurang efektif.
efektif.J ika guru tetap Proses belajar mengajar merupakan suatu
dilaksanakan
akan
mengajarkan semua fakta dan konsep artinya guru system pembelajaran yang mengandung sejumlah
akan bertindak sebagai satu-satunya sumber informasi komponen yang saling bergantung satu sama lain
yang terpenting karena terdesak waktu untuk mengejar untuk
pencapaian kurikulum, maka guru akan memilih jalan mengembangkan suatu kegiatan belajar mengajar,
mencapai tujuan.
Oleh karena
dalam
yang termudah yakni menginformasikan fakta dan guru tidak hanya memperhatikan materi, metode dan
konsep melalui metode caramah. Akibatnya para evaluasi saja. Tetapi harus memperhatikan terciptanya
siswa cenderung pasif, tidak bersemangat, bosan proses pembelajaran yang membelajarkan siswa
karena tidak ada aktifitas yang dilakukan, bahkan (pembelajaran aktif/active learning).
siswa apatis terhadap mata pelajaran Fisika. Dengan melihat prinsip belajar di atas, maka
Bila kondisi kegiatan pembelajaran seperti ini faktor keaktifan siswa sangat menentukan, namun
dibiarkan berlarut-larut maka akan menyebabkan dalam
mutu hasil belajar siswa akan tetap rendah karena pembelajaran hanya satu arah yakni dari guru ke siswa
pelajaran yang membosankan dan tidak menarik
Jurnal Guru Fisika Indonesia Vol 2 Tahun I April 2016 Jurnal Guru Fisika Indonesia Vol 2 Tahun I April 2016
dilaksanakannya tindakan diambil dengan perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang
menggunakan lembaran observasi. Data tentang dapat meningkatkan aktivitas siswa sehingga mutu
aktivitas ini kemudian dibuat dalam bentuk rubrik hasil belajar Fisika dapat ditingkatkan. Salah satu
yaitu Rubrik Penilaian Observasi Percobaan dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
Rubrik selama melakukan diskusi dan presentasi. aktivitas siswa dalam belajar adalah model pembelajaran Group Investigation. Group
HASIL DAN PEMBAHASAN
investigation adalah penemuan yang dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara berkelompok
Pertemuan Pertama Siklus I
mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif Siklus I dimulai dengan melaksanakan pre- test (tes yang memungkinkannya menemukan prinsip.
awal ) untuk mengetahui kemampuan dasar dari siswa Tujuan dalam penelitian ini adalah
tentang kinematika gerak yang pernah dipelajarinya memperoleh informasi tentang peningkatan aktivitas
ketika SMP. Kemudian guru mulai melakukan belajar siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif
apersepsi dan eksplorasi dalam menyampaikan materi Type - GI yang berorientasi lingkungan sekolah pada
tentang perbedaan jarak dengan perpindahan, kelajuan mata pelajaran fisika di kelas X3 SMAN 1
dan kecepatan. Dalam menyampaikan materi ini guru Bukittinggi.
akan melibatkan siswa dalam diskusi informasi selama Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan
1 jam pelajaran.
kinematika gerak lurus. Pada penelitian ini untuk Pada jam ke-2 guru membagi siswa dalam 4 menciptakan suasan belajar yang aktif dan
kelompok. Pembagian kelompok ini memiliki tujuan menyenangkan, siswa tidak melakukan percobaan
agar kemampuan siswa dalam kelompok homogen dan untuk menemukan grafik GLB dan GLBB di
dapat seideal mungkin, sehingga tidak terjadi siswa laboratorium sebagaimana biasanya, tetapi siswa
pintar semua atau berjenis kelamin sejenis. Selama 45 diajak untuk memperagakannya sendiri di lapangan
menit kedua siswa diminta ke lapangan basket di bola basket ataupun koridor sekolah.
halaman sekolah untuk melakukan kerja ilmiah menemukan perbedaan jarak dengan perpindahan,
METODOLOGI PENELITIAN
kecepatan dan kelajuan seperti yang telah tertera dalam LKS.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan Pada jam ke-3 pembelajaran siswa kembali ke (action research) , karena penelitian dilakukan untuk
kelas dan melakukan presentasi hasil percobaan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
mereka pada LKS 01. Selanjutnya guru menanyakan Penelitian bersifat deskriptif, karena menggambarkan
kesiapan kelompok untuk melakukan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan
presentasi.Ternyata hanya kelompok 1 dan 3 yang bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai baik
sudah selesai serta siap melaksanakan presentasi. aktivitasnya maupun prestasinya.
Presentasi dimulai dari kelompok 1, setiap Sabjek penelitianSiswa, kelas X3 SMA Negeri
kelompok mempunyai waktu 10 menit untuk 1Bukittinggi tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah
presentasi dan melakukan tanya Kemudian guru
34 siswa, terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 14 mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi siswa, dan jumlah siswa perempuan 19 siswa.yaitu
tiap kelompok dan membimbing peserta didik dalam dengan melihat aktifitas belajar siswa pada mata
membuat simpulan ataupun rangkuman materi pelajaran Fisika KD Kinematika Gerak Lurus
pelajaran.
Jenis data yang didapat adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari rencana kegiatan
Pertemuan kedua Siklus I
pembelajaran.dan data hasil observasi terhadap Pada awal kegiatan guru menjelaskan tujuan dan pelaksanaaan pembelajaran selama proses
memotivasi siswa tentang gerak lurus beraturan dan pembelajaran, adapun aktifitas siswa yang diamati
bersama siswa menyebutkan contoh gerak tersebut adalah aktivitas saat melakukan percobaan maupun
dalam kehidupan.Kemudian guru menyampaikan saat melakukan diskusi kelas yang meliputi aktivitas
informasi tentang materi.
mengerjakan LKS sesuai prosedur.,aktifitas Memasuki jam kedua , guru menyuruh siswa mengajukan pertanyaan dan aktifitas
ke koridor sekolah untuk melakukan kerja ilmiah pada menjawab/menanggapi pertanyaan.
percobaan gerak lurus beraturan (GLB) sesuai dengan LKS 02. Percobaan untuk mengetahui karakteristik percobaan gerak lurus beraturan (GLB) sesuai dengan LKS 02. Percobaan untuk mengetahui karakteristik
yang dipercepat dan bentuk grafik GLBB yang menggunakan media air sebagai pengganti ticker
diperlambat.
timer. Setiap anak berbaris sambil memegang HP Presentasi kelas dilakukan pada pertemuan yang sudah distel dalam stopwatch dan seorang anak
berikutnya selama satu jam. Hal ini bertujuan agar yang melakukan demostrasi gerak GLB seperti gerak
siswa mempunyai waktu yang cukup dalam yang biasa mereka lakukan ketika menjadi penggerek
mempersiapkan presentasi itu dan setiap kelompok bendera sambil memegang sebotol minuman mineral.
harus membuatkan charta dari grafik GLBB yang Tetesan air yang jatuh itu kemudian diukur dan setiap
diperlambat dan GLBB yang dipercepat berdasarkan
5 langkah yang oleh anak yang memperagakan itu hasil percobaan mereka.. Kelompok yang akan maka anak lain yang ada didekatnya harus mematikan
melakukan presentasi diundi untuk 2 kelompok dan stopwatch nya sehingga waktu dapat diukur
setiap kelompok diberi waktu tampil 10 menit untuk mempresentasikan hasil kerja mereka. Tiap-tiap
Tabel 1. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I
mempresentasikan atau No Aktivitas
kelompok
yang
kinerja Aktivitas dalam mengungkapkan pendapatnya hasil diskusi dan peserta selama melakukan melakukan
diskusi lain memberikan pertanyaan atau memberikan percobaan
pendapat jika dirasakan jawaban yang diberikan oleh Pert
presentasi kelas
kelompok lain kurang pas.
evaluasi dari setiap Pert
pertanyaan dan membetulkan jika masih ada jawaban ke 2
yang belum tepat. Langkah terakhir guru memberikan rerata
rangkuman dan tugas –tugas lanjutan sebagai penutup. Pada saat memberikan rangkuman siswa antusias dan
Pelaksanaan Siklus II
mencatat
dengan
masing-masing kelompok
Pertemuan I
memberikan masukan terhadap rangkuman yang Siklus ke II Guru memulai pembelajaran
diberikan.
dengan melakukan apersepsi.dan menjelaskan maksud
tujuan pembelajaran pada peserta didik agar
Pertemuan kedua Siklus II
mengetahui tentang gerak GLBB kepada peserta didik. Pada pertemuan kedua siklus II ini dimulai Kemudian guru memberikan motivasi kepada peserta
pada jam ke-2 dimana guru akan melanjutkan didik. Guru mengajak peserta didik untuk mempelajari
penelitian ini pada materi Gerak Jatuh Bebas. Setelah lebih jauh tentang gerak GLBB dalam kehidupan
menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa guru sehari-hari.Memasuki jam kedua guru kembali
melibatkan siswa untuk melakukan diskusi informasi mengajak siswa keluar kelas untuk melakukan kerja
dalam memformulasi besaran-besaran dalam gerak ilmiah yaitu melakukan percobaan pada LKS-03. Pada
jatuh bebas.
percobaan ini siswa mendemostrasikan gerak GLBB Memasuki jam ke 3 guru meminta siswa dipercepat dan GLBB yang diperlambat. Seorang
keluar kelas untuk melakukan percobaan Gerak Jatuh anggota kelompok akan memperagakan gerak GLBB
Bebas. Pada percobaan ini dilakukan di dekat tangga. sambil memegang gelas minuman mineral sementara
Karena struktur kondisi sekolah SMA 1 Bukittinggi anggota kelompok yang lain dengan memegang HP
memiliki 3 lantai maka peneliti mencoba merancang yang sudah sistel dalan stopwatch mengukur waktu
kondisi ini untuk setiap 5 langkah dari teman yang mendemostrasikan .
LKS
yang memanfaatkan
menemukan karakteristik gerak jatuh bebas. Pada siklus II peneliti memberikan waktu
Langkah pertama adalah mengukur jarak antara yang cukup luang bagi siswa untuk melakukan
lantai 3 dan lantai 2. Sebuah benda akan dijatuhkan percobaannya untuk menemukan karateristik gerak
dari lantai 3 ke lantai 2 dan siswa lainnya akan GLBB dan grafik hubungan antara kecepatan terhadap
mencatat waktu ketika benda itu jatuh dengan HP waktu dan jarak terhadap waktu. Setelah selesai di
yang sudah disetel dalam stopwatch. Ketinggian koridor sekolah siswa kembali ke kelas untuk
benda yang dijatuhkan akan bervariabel dengan jarak- melanjutkan pekerjaanya.
jarak tertentu sesuai dengan yang ada di LKS-04. Jadi pada jam ke 3 siswa melakukan diskusi kelompok
di kelas. Pada diskusi kelompok siswa akan mencari
hubungan kecepatan terhadap waktu dan jarak
Jurnal Guru Fisika Indonesia Vol 2 Tahun I April 2016
Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II yang telah memberikan kontribusi dalam membantu No
Aktivitas
pelaksanaan penelitian PTK ini. selama melakukan melakukan
kinerja Aktivitas dalam
percobaan
presentasi kelas
DAFTAR PUSTAKA
Pert ke 3 82,35 %
Pert ke 4 85,09 %
Arikunto, Suharsimi .1989. Dasar-Dasar Evaluasi rerata
Pendidikan . Jakarta: Bina Angkasa
Dari tabel perbandingan persentase aktivitas antara DePotar, Bobbi, Dkk. 2000. Quantum Teaching. siklus I dan siklus II dapat diperoleh gambaran
Bandung : Mizan Media Utama sebagai berikut:
Djaali . 2008, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Tabel 3.Perbandingan antara Aktivitas pada siklus I
Aksara.
dan siklus II
No Nama aktivitas
Gulo. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Aktivitas dalam
siklus I
Siklus II
Hamalik, Oemar (2004), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara
Percobaan Hamalik Oemar (2002), Perencanaan Pengajaran,
Aktivitas dalam Jakarta : Bumi Aksara
Lee, Anita (2004), Cooperative Learning, Jakarta : Diskusi
Gramedia Lufri, dkk (2006), Strategi Pembelajaran Biologi, Rerata
Padang. FMIPA UNP Padang. Nur, Muhammad (2005), Pembelajaran Kooperatif,
KESIMPULAN
Surabaya, Pusat Sains Dan Matematika UNESA..
Melalui penerapan model pembelajaran group Rohani, Ahmad (1995), Pengelolaan Pengajaran, Investigation untuk pokok pembahasan Kinematika
Jakarta : Rineka Cipta. Gerak Lurus pada siswa kelas X3 SMAN 1
Slameto (1991), Belajar dan Factor-Factor Yang Bukittinggi dapat meningkatkan aktivitas belajar
Mendorongnya , Jakarta : Bumi fisika.
Aksara.
Analisis peningkatan aktivitas siswa diperoleh Suhardjono (2009), Penelitian Tindakan Kelas dan jumlah siswa yang bekerja dalam kelompok selama
Penelitian Tindakan Sekolah , malang : melakukan
Lembaga Cakrawala Indonesia. peningkatan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II
Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tindakan adalah 13,92% sedangkan ketika siswa melakukan
Kelas . Jakarta: Depdikbud. diskusi dan presentasi rerata peningkatan saat
Winkel, W.S (1999), Psikologi Pengajaran, Jakarta : dilaksanakan diskusi dan presentasi untuk siklus I
Rasindo.
adalah 67,25% sedangkan untuk siklus II adalah 81,46% atau terjadi peningkatan 14,21%.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan PTK ini tidak lepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada: Kepala SMAN 1 Bukittinggi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.dan Semua pihak
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PERCOBAAN BANDUL FISIS BERBASIS TEKNOLOGI DIGITAL DAN MODUL PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN FISIKA SMA
Zul Azhari (2) , Yulkifli , Djusmaini Djamas
(1) Guru Fisika SMAN 1 Solok Selatan, Muaralabuh (zulazhary30@gmail.com), (2) Dosen Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Padang, Padang.
ABSTRAK
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat percobaan bandul fisis berbasis teknologi digital dan modul praktikum untuk pembelajaran fisika SMA. Tujuan khusus melakukan analisis kebutuhan tentang perangkat percobaan bandul fisis berbasis teknologi digital dan modul praktikumnya. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang terdiri dari tiga langkah yaitu studi pendahuluan, pengembangan produk, menguji produk atau memvalidasi produk. Perangkat percobaan yang dikembangkan dalam penelitian ini dikemas dalam dua komponen yaitu alat percobaan bandul fisis berbasis teknologi digital dan modul praktikumnya. Studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan yang ada melalui observasi dan wawancara kepada peserta didik, guru menggunakan angket serta mengamati produk dan kondisi laboratorium yang diringi dengan studi literatur. Studi pendahuluan berupa analisis kebutuhan dilakukan di SMAN 1 Solok Selatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil analisis karakteristik peserta didik disimpulkan 88,6% peserta didik memiliki minat dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap pembelajaran fisika, 100% peserta didik senang jika pembelajaran fisika melalui kegiatan praktikum, 59% peserta didik jarang diajak melaksanakan kegiatan praktikum dan 86% alat labor yang digunakan masih dengan sistem manual, serta 56% peserta didik mengatakan modul praktikum yang ada kurang menarik dan panduannya kurang lengkap. Dari segi kegiatan pembelajaran, guru lebih cenderung menggunakan metode pembelajaran ceramah dibandingkan dengan praktikum. Dalam penggunaan modul praktikum, guru masih cenderung menggunakan modul yang ada di pasaran. Dari segi keadaan labor, alat labor yang dimiliki sudah lengkap, tetapi belum memadai seperti belum tersedianya perangkat percobaan bandul fisis. Dalam penggunaan bandul, siswa kesulitan melakukan cacahan jumlah dan waktu getarannya. Dari segi materi, keseimbangan dan dinamika rotasi merupakan salah satu materi yang sulit untuk dipahami peserta didik, ini ditandai banyak siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di atas diperlukan pengembangan perangkat percobaan bandul fisis berbasis teknologi digital dan modul praktikum untuk pembelajaran fisika SMA.
Kata Kunci : Bandul Fisis, Momen Inersia, Percepatan Gravitasi.
PENDAHULUAN
hipotesis, penggunaan alat dan bahan secara benar, dan analisis data dengan benar (Depdiknas, 2006).
Dalam konsep pendidikan sains modern, kebudayaan (2014:15) pembelajaran fisika berkaitan
Menurut Kementerian
Pendidikan
dan
terdapat tiga unsur pokok sains yang harus dengan cara mencari tahu tentang alam secara
dikembangkan dalam proses pembelajaran, yang sistematis, sehingga fisika bukan hanya penguasaan
meliputi proses, produk, dan aplikasi sains. Dengan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
bekal keterampilan ketiga aspek tersebut, peserta didik konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
diharapkan mampu menjelajahi alam semesta secara merupakan
aktif, kreatif dan mandiri, memiliki wawasan pembelajaran fisika menekankan pada pemberian
suatu proses
penemuan.
Proses
pengetahuan yang luas dan dalam, serta memiliki pengalaman
konsep-konsep yang kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
memecahkan masalah dalam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran fisika diarahkan
dipelajari
untuk
kehidupan sehari-hari ( Depdiknas, 2004). untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
Konsep pembelajaran fisika secara praktis siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
pendidikan dari bersifat mendalam tentang alam sekitar. Untuk itu siswa perlu
merubah
paradigma
kontektual, dengan dibantu mengembangkan sejumlah keterampilan
konseptual
menjadi
mengembangkan lima aspek pokok kompetensi, yang proses supaya mampu menjelajahi dan memahami
meliputi intelektual, sikap ilmiah, keterampilan sosial, alam sekitar.
psikomotor, dan proses sains. Salah satu prinsip Keterampilan proses meliputi keterampilan
kontektual adalah pengembangan dalam pengamatan dengan seluruh indera, pengajuan
pembelajaran
strategi yang mendorong siswa untuk berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber pelajaran guna
Jurnal Guru Fisika Indonesia Vol 2 Tahun I April 2016 Jurnal Guru Fisika Indonesia Vol 2 Tahun I April 2016
hal tersebut adalah suatu ide kreatif sehingga proses Peran guru sangat dituntut untuk menciptakan
pembelajaran dapat dicapai dengan baik, maka penulis suasana belajar yang menekankan ketercapain
tertarik memilih penelitian pengembangan perangkat kompetensi siswa, proses belajar lebih berorientasi
percobaan bandul fisis berbasis teknologi digital dan pada proses dan hasil belajar. Belajar fisika itu harus
modul penuntun praktikum pada pembelajaran fisika inovatif, aplikatif, dan penuh variasi. Harus banyak
materi keseimbangan dan dinamika rotasi kelas XI praktikum, pengamatan, dan menggunakan berbagai
MIA SMA yang dapat menjelaskan konsep momen fasilitas dan bukan hanya sekedar teori dalam kelas.
inersia, percepatan gravitasi, keseimbangan dan Dalam pembelajaran sains, salah satu kegiatan
dinamika rotasi.
yang penting dilaksanakan adalah praktikum. Dimana Penelitian ini terdiri dari tiga langkah yaitu peserta didik secara langsung dihadapkan pada gejala
pertama studi pendahuluan, kedua melakukan nyata yang berhubungan dengan konsep pembelajaran,
pengembangan produk, ketiga menguji produk atau baik kondisi
alamiah maupun
kondisi yang
memvalidasi produk.
dimanipulasi melalui eksperimen. Melalui kerja Maka dari itu sebagai langkah awal penulis praktik ini guru diharapkan dapat mengembangkan
studi pendahuluan. Analisis seluruh aspek kompetensi yang dimiliki peserta didik
butuh melakukan
kebutuhan melalui observasi, wawancara, angket yang secara optimal yang meliputi kognitif, afektif dan
dilakukan di SMAN 1 Solok Selatan pada siswa kelas psikomotor (Sutrisno, 2002).
XI, XII, guru, materi (kurikulum) serta keadaan dan Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bambang
kegiatan labor. Sehingga pengembangan perangkat (1998) yang menyatakan bahwa hasil belajar
benar butuh untuk seseorang cenderung dipengaruhi oleh tiga faktor
utama yaitu: a). Prasyarat kognitf yang dimiliki, b). Sikap dan aktivitas belajar, dan c).Fasilitas belajar
METODE
yang tersedia. Berkaitan dengan sumber belajar di
Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian laboratorium, kendala yang terjadi adalah alat
pengembangan yang dikembangkan oleh Brog dan praktikum di laboratorium yang tidak mencukupi. Ada
Gall (1989) yang dimodivikasi oleh Sukmadinata, dkk sekolah menengah yang tidak pernah menggunakan
(2007). Pemilihan pendekatan penelitian ini didasari labor sebagai pusat pembelajaran karena alat labor
oleh tujuan penelitian yang ditetapkan yakninya untuk sangat terbatas. Hal ini membuat siswa sulit
menghasilkan produk yang layak untuk digunakan memahami konsep-konsep yang diberikan. Ini sejalan
dalam pembelajaran konsep keseimbangan benda dengan hasil survei yang dilakukan Rahmad, dkk
tegar dan dinamika rotasi di SMA. tahun 2008 terhadap kondisi laboratorium fisika pada
Pendekatan yang digunakan terdiri dari tiga
12 SMA/MA Negeri dan Swasta di Pekanbaru, langkah yaitu pertama studi pendahuluan, kedua diperoleh gambaran bahwa dari 18 butir materi
melakukan pengembangan produk, ketiga menguji praktikum yang dituntut dalam kurikulum , rata-rata
produk di kelas XI SMAN 1 Solok Selatan atau hanya 5 butir ( 28% ) saja yang dapat dilakukan
memvalidasi produk. Variabel yang diamati dalam (Rahmad, 2008). Kenyataan ini mengisyaratkan
penelitian ini terdiri dari perangkat percobaan bandul bahwa pengembangan fasilitas pembelajaran
fisis berbasis tekonologi digital dan modul praktikum merupakan salah satu aspek penting yang seyogyanya
sebagai variabel bebas, sedangkan variabel terikatnya mendapat perhatian tenaga pendidikan, praktisisi
adalah validitas dan praktikalitas perangkat tersebut. pendidikan, peneliti dan pengambil kebijakan untuk
Instrument pengambilan data yang digunakan dalam dikembangkan..
penelitian ini terdiri dari instrument pengujian Dalam setiap kegiatan praktikum, pengukuran
validitas dan praktikalitas alat percobaan bandul fisis merupakan proses yang harus ada. Kemajuan