TUGAS MAKALAH BHS. IND.doc

  MAKALAH Lesehan Tradisional: Study Bidang Ekonomi dan Bisnis Oleh Nama Nim

1. Heni Puji Astuti 09.1.02.03966

  

2. Elifni maritha 09.1.02.03993

Pembimbing: Drs. Eddy Sugiri, M.Hum Program Study/Kelas Bahasa Indonesia

  1Q Manajemen SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA SURABAYA)

  LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH Lesehan Tradisional: Study Bidang Ekonomi dan Bisnis

  Disusun oleh:

   Nama Nim

  1. Heni Puji Astuti 09.1.02.03966

  2. Elifni maritha 09.1.02.03993 Berdasarkan hasil bimbingan oleh dosen pembimbing sejak tanggal ………….

  Disetujui oleh : Dosen Pembimbing, Tanggal:…………………..

  Drs. Eddy Sugiri, M.Hum

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur hanya kepada Tuhan YME, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik.

  Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberpa pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Dosen Bahasa Indonesia, Drs. Eddy Sugiri, M.Hum yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah.

  2. Orang tua kami, yang kami hormati dan kami sayangi serta semua pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.

  Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dimasa yang akan datang. Ibarat tiada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa makalah ini kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

  Surabaya, 24 November 2009 Penulis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang TRANSBISNIS – Kata-kata ‘bisnis’ sekarang ini bukanlah lagi hal asing di

  indra pendengaran kita. Dari yang muda hingga yang tua, dari pelosok hingga ke kota, juga dari angkringan hingga kafe dan restoran, bisnis sudah menjadi salah satu menu pilihan dalam perbincangan. Sampaipun ketika kita bertemu dengan seorang rekan atau relasi ada satu pertanyaan yang terlontar yaitu ‘Ada bisnis apa?’ atau juga komentar yang disampaikan yaitu ‘kalau ada peluang bisnis, kasih tahu ya!’. Keberadaan bisnis dari waktu ke waktu memang selalu mengalami perubahan, baik perubahan dari sisi bisnis itu sendiri maupun perubahan karena kondisi sosial kemasyarakatan, politik, hukum dan keamanan di tingkatan lokal hingga nasional maupun internasional. Di sinilah pula kemudian terbentuk ruang sosial ekonomi baru sebagai tempat orang berkumpul dengan warna-warna yang lebih beragam dan membuat dunia bisnis lebih berwarna.

  Misalnya saja di tengah kehidupan masyarakat yang semakin kompleks sekarang ini, tingkat kesibukan yang tinggi menuntut setiap orang untuk memilih segala sesuatu yang serba praktis dan serba instan. Untuk memenuhi kebutuhannya, orang enggan berlama-lama dan bertele-tele, semuanya ingin serba cepat. Hal ini nampak sekali pada aspek kebutuhan primer orang mulai dari makanan, pakaian, transportasi hingga komunikasi. Hampir setiap orang dengan berbagai rutinitas aktifitasnya yang semakin padat, menyebabkan mereka untuk lebih memilih mengkonsumsi seperti makanan cepat saji / fast foods dan sejenisnya daripada

  Dalam perkembangannya, fenomena kebutuhan dan tuntutan masyarakat secara umum kemudian menjadi satu bentuk pergeseran budaya yang tidak dapat dielakan. Pelaku bisnis kemudian mengarahkan bidikan tersendiri pada ‘budaya’ tersebut walaupun akan dianggap ‘nyleneh’ oleh pelaku bisnis lain. Hal-hal dan bermacam keinginan untuk praktis dan cepat, pada kelanjutannya menjadi kompetensi tersendiri bagi penyedia produk maupun jasa di berbagai lini.

  Kebudayaan indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebutuhan lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional, Namun di jaman yang serba canggih seperti sekarang ini hampir semua orang ingin yang serba higienis dan praktis. Sangat disayangkan kalau uang menghabiskan waktu kita hingga kita tidak sempat mengenal budaya indonesia. Padahal kalau kita mengupas tradisional indonesia.Negara kita mempunyai banyak sekali keanekaragaman yang unik seperti tarian, bahasa, dan juga ciri khas makanan indonesia yang beranekaragam. Namun bagaimana kita bisa menyiasati budaya kita yang beranekaragaman ini tidak hanya kita kenal dan lestarikan, namun juga bisa menguntungkan kita di dunia bisnis dan ekonomi. Salah satu keanekaragam bangsa Indonesia yaitu adanya berbagai macam masakan dari berbagai daerah. Setiap daerah memiliki makanan khas tersendiri sehingga menjadikan daya tarik tersendiri pada daerah tersebut.

  Dalam hal ini mengembangkan potensi wisata kuliner menjadi semakin penting karena dalam beberapa tahun belakangan ini muncul kecenderungan kuat dikalangan masyarakat yang menjadikan makan bukan lagi sekedar memenuhi kebutuhan biologis untuk mengisi perut yang lapar, melainkan makan telah berubah fungsi menjadi gaya hidup yang didalamnya terdapat relasi-relasi sosial, ekonomi dan budaya yang saling berkaitan. Sehingga tidak sedikit diantara mereka yang harus pergi keluar kota atau minimal keluar rumah hanya untuk mencari makan atau rumah makan. Makalah ini secara sederhana dapat diartikan sebagai paket yang bertema wisata makanan tradisional, nuansa citarasa, eksotisme, estetika dan

  Mengembangkan potensi wisata kuliner menjadi semakin penting karena dalam beberapa tahun belakangan ini muncul kecenderungan kuat di kalangan kelas menengah dan masyarakat urban yang menjadikan makan bukan lagi sekedar memenuhi kebutuhan biologis untuk mengisi perut yang lapar, melainkan makan telah berubah fungsi menjadi gaya hidup yang didalamnya terdapat relasi-relasi sosial, ekonomi dan budaya yang saling berkaitan.

  II . Rumusan Masalah

  Menurut penelitian, kemampuan bertahan yang ada pada usaha kecil dan menengah dalam menghadapi gelombang krisis moneter lebih disebabkan oleh beberapa hal:

  1. Dalam menjalankan usahanya, pada mulanya mereka menggunakan modal sendiri, sehingga bias bertahan dengan kegiatannya.

  2. Efisiensi dalam pengelolaan modal usaha.

  Dengan adanya usaha kecil dan menengah seperti warung lesehan merupakan salah satu sector penting dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam mengentaskan kemiskinan karena dengan modal yang tidak besar seseorang dapat membangun suatu usaha yang dapat berkelanjutan. Dilihat dari sudut pandang lain, warung lesehan merupakan cerminan dari tradisi dan budaya yang ada pada masyarakat Indonesia.

III. Maksud dan Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas,maka tujuan penelitian ini adalah :

  1. Untuk menggambarkan bisnis lesehan yang sederhana namun juga bisa mengangkat ciri khas makanan tradisional indonesia.

  2. Memanfaatkan budaya Indonesia (makanan tradisional) sebagai lahan bisnis.

V. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian yang diharapkan oleh penulis dari penelitan ini adalah :

  1. Manfaat teoritis Sebagai sarana untuk mengembangkan bisnis dan ekonomi khususnya strategi sistem

pemasaran serta menggambarkan secara terperinci dengan nuansa kuliner indonesia.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan contoh acuan dan dapat mengembangkan mata kuliah yang berhubungan dengan bisnis dan ekonomi.

  2. Manfaat Praktis Dari makalah penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada lesehan yang ada di surabaya ini. Agar semakin banyak tempat- tempat makan yang menjunjung nuansa tradisional indonesia.

BAB II PEMBAHASAN VI. a . Pengertian Lesehan Banyak orang selalu menilai lesehan identik dengan makanan yang

  tidak berkualitas, tempat makan yang kumuh dan murah. Memang harga makanan lesehan jauh lebih murah namun soal kualitas rasa makanan lesehan tidak kalah dengan rasa restaurant ataupun depot. Lesehan adalah suatuatau sesuatu barang sembari duduk di bisa melihat dan memilihnya dengan santai. Budaya Lesehan yang sangat terkenal di baik dari dalam maupun luar negeri. Selain di daerah Biasanya pedagang lesehan dikenal juga dengan istilah pedagang

  Misalnya Yogyakarta memang menyimpan sejuta potensi wisata yang cukup kaya dan beragam. Mulai dari wisata alam seperti pantai parangtritis dan gunung merapi, hingga wisata budaya seperti kraton, candi dan khazanah seni budaya lainnya dapat dengan mudah kita jumpai di Jogja. Karenanya, tak heran bila banyak wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang menjadikan Yogyakarta sebagai tujuan utama wisata mereka setelah Bali. banyak sekali makanan tradisional seperti “jadah ketan tempe bacem”, “sego abang lombok ijo” , ronde, bajigur, bahkan model tempat makan seperti “warung angkringan” dan “warung lesehan”, yang menurut kita yang tinggal di Yogyakarta ini nampak “biasa-biasa” saja menjadi daya tarik tersendiri yang tidak sedikit membuat orang luar Jogja penasaran untuk mencicipinya.

  Oleh sebab itu, perlu kiranya kita menggali kembali khazanah kuliner Jogja yang sebenarnya begitu kaya itu untuk kemudian “dikelola” sehingga layak “jual” bagi wisatawan. Karena bila kita bisa mengemas potensi kuliner dengan baik dan menarik, bukan tidak mustahil justru khazanah kuliner itulah yang akhirnya menjadi daya tarik utama para wisatawan untuk datang ke Jogja.

b. Kualitas Lesehan

  Seiring dengan perkembangan zaman, makin banyak restoran-restoran lesehan yang mencoba mendobrak batasan dengan memasukkan unsur modernisme yang selama ini dianggap tabu. Dan salah satu konsep yang menjadi pilihan mereka adalah restoran lesehan. Konsep restoran sendiri pada dasarnya ada bermacam-macam baik itu yang merangkap sebagai bar atau klab dengan berbagai macam menu maupun yang mengusung konsep siap saji dimana pengunjung tidak perlu harus menunggu lama untuk mengkonsumsi makanan. Sementara konsep lesehan sangat identik dengan suasana pedesaan yang sangat tradisional, dimana pengunjung langsung dapat merasakan “hawa” desa lengkap dengan pondok anyaman bambu dan gemericik air mengalir. Konsep seperti ini benar-benar ampuh memanjakan pelanggan sehingga mereka pun betah berlama-lama menunggu makanan yang datang. konsep sebuah restoran mewah benar-benar berhasil diintegrasikan dengan konsep lesehan yang sederhana secara apik. Membuat banyak pengunjung yang tertarik apalagi didukung dengan harga yang ramah di yang benar-benar tangguh di Indonesia.

  Lesehan mempunyai ciri khas makanan yang siap saji .Dengan harga sangat terjangkau dan harga jauh lebih ekonomis ditambah suasana nyaman dan rileks (boleh duduk bersila, sambil selonjor, atau terserah selera) merupakan hiburan yang menyenangkan bagi semua orang. Cara makan di lesehan juga berbeda tidak formal seperti di tempat makan lainnya misalnya restoran dimana serba formal bahkan bisa menguras keuangan dari sisi pembeli. Sedangkan di warung lesehan kita dapat bersantai, ramai-ramai dengan teman dan bisa santai berdiskusi tanpa mengenal waktu apalagi soal harga kantong juga ringan, oleh karena itu banyak orang lebih memilih lesehan menjadi tempat berkumpul untuk berdiskusi pelajaran, pekerjaan ataupun tempat berkumpul santai dengan teman-teman. Apalagi kalau lesehan tersebut mempunyai ciri khas yang unik seperti contoh lesehan ala tradisional jadi kita tidak hanya menikmati makananya tapi, juga bernostalgia dengan ala budaya tradisional. Dengan piring sesek dari sulam bambu beralaskan daun pisang, tempat nasi dari bambu dan tempat makan beratapkan serabut atau atap joglo. Pasti menambah nafsu makan kita.

  c . Konsumen Lesehan Dengan harga yang ekonomis pastilah konsumen lesehan sendiri berbagai kalangan . Mulai dari anak -anak yang ingin berkumpul dengan orangtua , remaja untuk berdiskusi tentang pekerjaan ataupun pelajaran namun juga orang dewasa yang hanya sekedar untuk duduk-duduk menghabiskan waktu yang semakin larut .

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan diatas maka

  dapatlah kami mengambil kesimpulan bahwa dengan adanya warung lesehan/lesehan tradisional dapat memperbaiki perekonomian masyaraskat miskin karena modal yang tidak besar mereka dapat membuka lapangan pekerjaan. Lesehan tradisional juga dapat dijadikan sebagai industri pariwisata karena berasal dari budaya Indonesia.

B. SARAN-SARAN

  Di sisi lain ada hal yang juga perlu diperhatikan yaitu bahwa setiap kegiatan usaha harus beranjak dari business plan / perencanaan bisnis yang tepat karena hal ini merupakan komponen penting dan menjadi pondasi untuk sukses dalam bisnis. Business Plan dimaknai sebagai dokumen resmi yang berisi pernyataan misi, uraian tentang barang atau jasa, analisis pasar, proyeksi keuangan, dan uraian strategi manajemen untuk mencapai sasaran usaha (James A. F. Stoner, 1996). Sekian banyak pelaku usaha kecil yang sukses membangunan dunia bisnisnya berangkat dari kepemilikan business plan yang jelas dan tepat. Sedangkan kegagalan muncul dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai bisnis yang dijalani. Itulah bisnis, ada satu bentuk paket pilihan yang akan selalu bersamanya, yaitu kesuksesan atau kegagalan. apa yang diungkapkan Jansen H. Sinamo yaitu setidaknya ada tiga kunci sukses agar mampu bertahan dan tetap tampil cantik di abad ke-21 ini, yaitu antisipasi - inovasi – keunggulan/excellence (Andrias Harefa, 2002). Dengan begitu para pelaku usaha dapat tumbuh berkembang mencapai sasaran dan tujuan sebagiamana yang direncanakan, untuk satu hal – kesuksesan yang estetis. Harapan kita, dengan kehadiran warung lesehan yang tertata apik di berbagai sudut dan pinggiran jalanan, akan mampu menambah nilai jual kota ini sebagai Kota Pariwisata. Idealnya lagi, jika pemerintah kota dan daerah (Pemkot-Pemda) sudi memberikan "suntikan dana" guna mengembangkan konsep mentah warung lesehan ini. Pastilah, pemulihan sektor ekonomi serta industri pariwisata di Yogya, dapat segera pulih kembali.

  DAFTAR PUSTAKA Goesfy, 2009. BISNIS YANG ESTETIS : SEBUAH KILAS BALIK.

  INFO BISNIS.