TUGAS TIKET MASUK PRAKTIKUM DPT

TUGAS TIKET MASUK PRAKTIKUM DPT
1. Spesimen : Fusarium oxysporum
Gejala dan tanda penyakit:
Tanaman biasanya layu mulai dari daun bagian bawah dan anak tulang daun
menguning. Bila infeksi berkembang, tanaman menjadi layu dalam 2 – 3 hari setelah
infeksi. Jika tanaman sakit dipotong dekat pangkal batang akan terlihat gejala cincin
coklat dari berkas pembuluh. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat. Pada
tanaman muda, penyakit dapat menyebabkan tanaman mati secara mendadak, karena
kanker yang melingkar pada pangkal batang. Bila serangan terjadi pada saat pertumbuhan
tanaman sudah maksimum, maka tanaman masih dapat menghasilkan buah. Namun bila
serangan sudah sampai pada batang, maka buah kecil akan gugur.
Penyebab :
Pada jaringan xylem yang terserang infeksi akan berubah warna menjadi coklat
dan serangan ini merambat dengan cepat. Peredaran air ke daun terhambat sehingga daun
menguning dan layu. Cendawan membentuk polipeptida (likomarasmin) yang
menyebabkan gangguan pada permeabilitas membran plasma, sehingga arus air dari akar
hingga daun akan terhambat.
Tanaman inang:
Tomat, kacang panjang, kentang, kubis dan ketimun.
Gambar:


2. Spesimen : Puccinia shorgi
Gejala dan tanda penyakit:
Pada tanaman yang sudah dewasa yaitu daun yang sudah tua terdapat titik-titik
noda yang berwarna kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning
kecoklatan, serbuk ini kemudian menjadi bermacam-macam bentuk. Permukaan atas dan
bawah daun terdapat bercak kecil seperti bisul, bentuknya bulat sampai lonjong berwarna
coklat kemerahan ukuran 2 mm. Bercak ini menghasilkan spora yang disebut tellospora,
tersebar pada permukaan daun dan akan berubah warna menjadi hitam kecoklatan setelah

tellospora berkembang. Karena banyaknya tellospora berkembang menyebabkan
permukaan bagian atas daun menjadi kasar. Pada tingkat serangan berat daun menjadi
kering.
Penyebab :
Penyebaran penyakit karat dipengaruhi oleh terbetuknya urediospora. Jamur ini
tidak dapat bertahan hidup pada jaringan mati karena tidak dapat hidup sebagai saprofit.
Berkembang sangat baik pada suhu 27-280 C dan kelembaban udara yang tinggi serta
jenis varietas/tanaman tertentu. Kelembaban udara yang tinggi akan meningkatkan
serangan penyakit karat. Faktor lainnya adalah perbedaan topografi. Pada ketinggian di
atas 1.220 meter dari permukaan laut, perkembangan penyakit terhambat dan sebaliknya
perkembangan penyakit sangat baik pada ketinggian di bawah 900 meter dari permukaan

laut.
Tanaman inang:
Tanaman jagung, Teosinte (Euclaena mexicana), Tripsacum lanceolatum, T.
pilosum, Erianthus alopecoroides.
Gambar:

3. Spesimen : Hemileia vastatrix
Gejala dan tanda penyakit:
Sisi bawah daun terdapat becak-becak yang semula berwarna kuning muda,
kemudian menjadi kuning tua, terbentuk tepung berwarna jingga cerah yang terdiri dari
urediospora jamur Hemilea vastarix. Banyaknya daun yang gugur sebagai gejala lanjut
dari penyakit ini menyebabkan jumlah bunga yang terbentuk berkurang.
Penyebab :
Jamur Hemileia vastatrix
Tanaman inang:
Jagung, gandum, kacang tanah,kopi

Gambar:

4.


Spesimen : Colletotrichum capsici
Gejala dan tanda penyakit:
Gejala awal serangan ditandai dengan adanya bintik-bintik kecil yang berwarna
kehitam-hitaman dan sedikit melekuk. Selanjutnya buah yang terinfeksi mengerut,
membusuk dan rontok/gugur. Bercak berbentuk bundar cekung dengan berbagai ukuran
dan berkembang pada buah muda.
Penyebab :
Jamur Colletotrichum capsici
Tanaman inang:
Tanaman cabai
Gambar:

5. Spesimen : Phytophthora infestans
Gejala dan tanda penyakit:
Gejala awal bercak pada bagian tepi dan ujung daun, bercak melebar dan

terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Bercak dikelilingi oleh massa
sporangium yang berwarna putih dengan belakang hijau kelabu. Serangan dapat
menyebar ke batang, tangkai dan umbi. Kalau suhu tidak terlalu rendah dan kelembaban

cukup tinggi, bercak-bercak tadi akan meluas dengan cepat dan mematikan seluruh daun.
Bahkan kalau cuaca sedemikian berlangsung lama, seluruh bagian tanaman di atasakan
mati. Dalam cuaca yang kering jumlah bercak terbatas, segera mengering dan tidak
meluas. Phytophthora infestans dapat juga menyerang umbi, jika keadaan baik bagi
pertumbuhannya pada umbi terjadi bercak yang agak mengendap, berwarna coklat atau
hitam ungu, yang masuk sampai 3-6 mm ke dalam umbi. Bagian yangterserang ini tidak
menjadi lunak. Bagian yang busuk kering tadi dapat terbatas sebagai bercak-bercak kecil,
tetapi dapat juga meliputi suatu bagian yang luas pada satu umbi.
Penyebab :
Penyebaran spora/ patogen kapang melalui angin, air atau serangga. Jika spora
sampai ke daun basah, ia akan berkecambah dengan mengeluarkan zoospora atau
langsung membentuk tabung kecambah, kemudian masuk ke bagian tanaman, dan
akhirnya terjadi infeksi. Spora yang jatuh ke tanah akan menginfeksi umbi, dan
pembusukannya bisa terjadi di dalam tanah atau di tempat penyimpanan (Alexopoulos, et
al., 1996 ). Selain itu penyebaran spora patogen Phytophthora infestans dipicu oleh
keadaan lingkungan udara yang relatif lembab di atas 80%. Dimana menurut
(Djafaruddin, 2000), penyakit busuk daun/ batang (late blight) tanaman kentang sangat
berpotensi terjadi pada daerah dingin dan lembab karena kapang patogen yang
menyebabkannya mudah tumbuh dan berkembang baik pada kondisi dingin.
Tanaman inang:

Kentang dan tomat
Gambar:

6. Spesimen : Erwinia carotovora
Gejala dan tanda penyakit:
Isolat BL6 merupakan isolat yang dapat menimbulkan gejala busuk lunak pada

umbi wortel segar sehingga dilakukan identifikasi untuk mengetahui spesies dari bakteri
tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi dengan menggunakan Kit Microgen™ Gn A+BID System dan Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology Ninth Edition
Gejala busuk lunak yang terjadi pada umbi wortel adalah berubahnya warna umbi
menjadi lebih gelap yaitu kecoklatan. Umbi selanjutnya mengalami perubahan struktur
menjadi lebih lembek serta ditandai dengan keluarnya cairan dari umbi yang berwarna
putih keruh dan berbau tidak sedap. Perubahan struktur jaringan tersebut disebabkan
karena adanya aktivitas enzim pektolitik bakteri yang dapat menghancurkan material
pengikat diantara sel. Jaringan yang rusak selanjutnya akan mengeluarkan cairan
berwarna putih keruh.
Penyebab :
Jaringan umbi wortel yang mengalami busuk lunak sangat rentan terinfeksi oleh
mikroorganisme sebagai agen penyebab infeksi sekunder. Asosiasi dari organisme
sekunder menyebabkan ahli patologi sulit mendiagnosa secara akurat patogen penyebab

busuk lunak tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan isolasi dan
identifikasi terhadap bakteri patogen yang menyebabkan busuk lunak pada umbi wortel.
Tanaman inang:
Kubis, kacang tanah, wortel
Gambar:

7. Spesimen : Xanthomonas campestris
Gejala dan tanda penyakit:
Gejala khas pada tanaman kubis dewasa yaitu adanya bercak kuning yang
berbentuk huruf V di sepanjang pinggir daun mengarah ke tengah daun. Penyaluran air

yang melewati bagian yang bergejala terhambat sehingga tulang daun menjadi busuk dan
berwarna hitam. Pada serangan berat seluruh daun menguning dan rontok sebelum
waktunya.Gejala penyakit busuk hitam juga dapat dijumpai di pesemaian. Daun-daun
kubis yang terserang terdapat bintik-bintik hitam dan dalam waktu singkat tanaman mati
secara serentak. Infeksi bakteri busuk hitam juga dapat menyebar selama kubis dalam
penyimpanan atau pengangkutan (pasca panen). Infeksi patogen tersebut biasanya diikuti
oleh infeksi lainnya misalnya oleh bakteri busuk lunak (Erwinia carotovora). Bakteri
busuk hitam dapat bertahan dalam benih, tanah dan sisa-sisa tanaman sakit sehingga
patogen ini dapat menimbulkan kerusakan dari pesemaian sampai pasca panen.

Penyebab :
Bakteri Ini menyerang banyak keluarga kubis termasuk kubis dan rumput liar
seperti lobak liar. Kondisi lembab hangat seperti yang ada di Negara kita ini Indonesia
cenderung untuk mendukung penyakit ini untuk menginfeksi tanaman-tanaman yang ada
di Indonesia saat ini. Selain itu Walker (seorang ahli penyakit tanaman di Amerika )
mengungkapkan bahwa bakteri Xanthomonas campestris down ini mempenetrasi benih
melalui xylem dan bergerak masuk ke bagian biji. Dari pengamatan dilapang diketahui
bahwa sangat sedikit patogen yang menginfeksi benih dengan cara tersebut dan pada
umumnya patogen berada dalam jaringan dari kulit biji.
Tanaman inang:
Kubis bunga, radish, kailan, caisin, petsai, dan sawi hijau.
Gambar:

8. Spesimen : Xanthomonas Oryzae
Gejala dan tanda penyakit:
Gejala penyakit pada fase vegetative disebut kresek, sedangkan fase generative
disebut hawar daun. Gejalanya dimulai dari tepi daun, kemudian daun berwarna keabu-

abuan, dan lama kelamaan mongering. Pada varietas rentan, gejalanya menjadi sistemik,
mirip gejala daun terbakar (Sudir et al. 2012

Penyebab :
Patogen ini dapat mengenfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan
tanaman dari mulai pesemaian sampai menjelang panen. Penyebab penyakit (patogen)
menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau lobang alami berupa
stomata dan merusak klorofil daun. Hal tersebut menyebabkan menurunnya kemampuan
tanaman untuk melakukan fotosintesis yang apabila terjadi pada tanaman muda
mengakibatkan mati dan pada tanaman fase generative mengakibatkan pengisian gabah
menjadi kurang sempurna.
Tanaman inang:
Padi
Gambar:

9. Spesimen : Cucumber Mozaik Virus
Gejala dan tanda penyakit:
Untuk gejala dari CMV ini dimulai dari bercak kuning pada daun. Lalu, lembaran
daun akan menyempit (shoe string). Buah yang terinfeksi virus CMV akan berbentuk
tidak rata, abnormal dan kadang muncul bercak cokelat seperti cincin atau huruf C. Anda
bisa mengidentifikasi tanaman yang terjangkiti virus ini dengan tes ELISA (EnzimLinked Immunosorbent Assay) di Laboratorium. Virus ini bersifat terbawa benih. Infeksi
CMV mengakibatkan kondisi tanaman sangat terganggu.
Penyebab :

Gejala penyakit virus pada populasi tanaman inang merupakan hasil interaksi
antara virus, tanaman inang, dan lingkungan. Faktor lain yang berpengaruh adalah
campur tangan manusia yang berperan dalam mengubah system pertanaman (Akin, 2006)

Faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap perkembangan penyakit virus dan
vektornya adalah curah hujan, angin, suhu udara, dan jenis tanah dan kelengasannya.
Tanaman inang:
Timun, Melon, Tembakau
Gambar:

10. Spesimen : Gemini virus
Gejala dan tanda penyakit:
Warna tulang daun berubah menjadi kuning terang, mulai dari daun-daun pucuk,
berkembang menjadi warna kuning yang jelas, tulang daunmenebal dan daun
menggulung ke atas (cupping).
Infeksi lanjut, daun-daun mengecil dan berwarna kuning terang, tanaman kerdil dan
biasanya produksi buah menurun/tidak berbuah.Gejala di lapangan di tiap daerah
biasanya tidak sama, tergantung dari jenis varietas cabai, ketinggian tempat dan
lingkungan.
Penyebab :

Penyakit yang disebabkan oleh virus gemini tidak ditularkan karena tanaman
bersinggungan atau terbawa benih. Di lapangan virus ditularkan oleh kutu kebul Bemisia
tabaci atau Bemisia argentifolia. Kutu kebul dewasa yang mengandung virus dapat
menularkan virus selama hidupnya pada waktu dia makan pada tanaman sehat. Satu kutu
kebul cukup untuk menularkan virus. Efisiensi penularan meningkat dengan
bertambahnya jumlah serangga per tanaman. Sifat kutu kebul yang mampu makan pada
banyak jenis tanaman (polifagus) menyebabkan virus ini menyebar dan menular lebih
luas berbagai jenis tanaman.
Tanaman inang:
Tomat, cabai rawit, tembakau, gulma babadotan dan bunga kancing (Gomphrena
globosa).

Gambar:

11. Spesimen : Nematoda puru akar
Gejala dan tanda penyakit:
Gejala serangan yang terjadi di bawah tanah antara lain adalah bintil-bintil akar,
luka pada akar, nekrosis pada permukaan akar, percabangan yang berlebihan, dan ujung
akar yang tidak tumbuh. Setelah Meloidogyne makan pada ujung akar tersebut sering kali
berhenti tumbuh, namun demikian akar belum tentu mati. Tanaman tomat yang terserang

oleh Meloidogyne spp. menimbulkan gall pada akarnya. Ukuran dan bentuk gall
tergantung pada spesies nematoda, jumlah nematoda di dalam akar, dan umur tanaman.
Serangan berat pada akar menyebabkan pengangkutan air dan unsur hara terhambat,
tanaman mudah layu, khususnya dalam keadaan panas dan kering, pertumbuhan tanaman
terhambat atau kerdil, dan daun mengalami klorosis akibat defisiensi unsur hara. Infeksi
pada akar oleh nematoda pada tanaman stadia generatif menyebabkan produksi bunga
dan buah tomat berkurang (Toto et al, 2003).
Pada gejala tanaman di atas permukaan tanah menyebabkan tanaman menjadi
kerdil, daunnya pucat dan layu, Pada musim panas tanaman yang terserang nematoda
akan mengalami kekurangan mineral. Akibat penyakit puru akar ini bunga dan buah akan
berkurang atau mutunya menjadi rendah. Tingkat serangan nematoda yang tinggi
menyebabkan kerusakan perakaran dan terganggunya penyerapan unsur hara, sehingga
pertumbuhan tanaman terhambat dan berat tanaman menjadi kecil (Dadan, 1991).

Penyebab : Meloidogyne sp.
Tanaman inang:
Tembakau, tomat, terong
Gambar:

12. Spesimen : Ralstonia solanacaerum
Gejala dan tanda penyakit:
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyakit layu bakteri nilam berupa
gejala daun layu dimulai dari daun pucuk diikuti daun bagian bawah dalam waktu cepat.
Gejala diikuti dengan terjadinya pembusukan akar dan pangkal batang dan dijumpai
adanya penyumbatan pembuluh kayu oleh massa bakteri patogen.
Penyebab :
bakteri penyebab penyakit layu nilam adalah Ralstonia solanacearum.
Tanaman inang:
Ras 1 menyerang tanaman tembakau, tomat dan famili solanaceae lainnya, ras 2
menyerang tanaman pisang, ras 3 menyerang tanaman kentang, ras 4 menyerang tanaman
jahe, dan ras 5 menyerang tanaman mulberry.

Gambar:

DAFTAR PUSTAKA

Alexopoulos, C.J; C.W.Mims & M. Blackwell, 1996. Introdctory Micology 4 th edition John
Wiley and Sons, New York.869 p.
Akin, HM. 2006. Virologi Tumbuhan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Burhanuddin. 2009. Komponen Teknologi Pengendalian Penyakit Karat Puccinia polysora
Underw (Uredinales: Pucciniaceae) pada tanaman jagung. Jakarta: Jurnal Prosiding
Seminar Nasional Serealia. 427-434
Characterization of the Erwinia chrysanthemi gen Locus, Involved in Galactan Catabolism. J.
Bacteriol. 189 (19): 7053-7061
Christanti, dkk. 2009. KARAKTERISTIK FISIOLOGIS Ralstonia solanacearum
Defitri, Yuza. 2016. Pengamatan Beberapa Penyakit yang Menyerang Tanaman Kopi di Desa
Kopi Mekar Jaya Kecamatan Betara Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jurnal Pertanian.
Vol 1 (2), 78-84
Delagne, A., A.F. Prouvost, V. Cogez, J.P. Bohin, J.M Lacroix and N.H. Cotte-Pattat. 2007.
Djafaruddin, 2000. Dasar-Dasar Pengendalian Penyakit Tanaman. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Herwidiyarti et. al. 2013. Keparahan Penyakit Antraknosa Pada Cabai dan Berbagai Jenis Gulma.
Jurnal Agrotektropika. Vol 1(1),102-106
http://adibfauzanh0712004.blogspot.co.id/2013/12/makalah-perlindungan-tanamanpenyakit_19.html
http://balittas.litbang.pertanian.go.id/index.php/produk/benih-unggul/60-info-teknologi/408cucumber-mosaic-virus-cmv diakses pada tanggal 4 Maret 2018
http://ditlin.hortikultura.pertanian.go.id/ diakses pada tanggal 4 Maret 2018 diakses pada tanggal
4 maret 2018-03-04
https://maulzxxx.wordpress.com/2015/01/23/penyakit-busuk-hitam-pada-tanaman-kubis/ diakses
pada tanggal 04 Maret 2018
Mahfud, Cholil.2012. Teknologi dan Strategi Pengendalian Penyakit Karat Daun Untuk
Meningkatkan Produksi Kopi Nasional. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 44-57
PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI NILAM.Bogor: Jurnal Littri Vol. 13(2) : 43-49