TUGAS REKAYASA SUMBER DAYA AIR print

TUGAS REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Daerah Aliran Sungai TONDANO

Manado, Sulawesi Utara

Oleh :

WEDDY VENISIA
051 11 056

Dosen :
1. Dr. Ir. Trihono Kadri, MS
2. Endah Kusumaningrum.ST

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TRISAKTI
2014
PENDAHULUAN

Air merupakan sumber dari kehidupan. Manusia pun juga memiliki

ketergantungan yang tinggi terhadap air. Terdapat sebuah ironi mengenai
air. Walaupun planet bumi merupakan planet yang berkelimpahan air,
yaitu dua per tiga luasan bumi tertutup oleh air, namun saat ini di berbagai
belahan dunia muncul fenomena kelangkaan air. Indonesia ternyata juga
mengalami permasalahan dengan air. Pada beberapa daerah di Indonesia
mulai muncul fenomena kelangkaan air bersih, terutama di musim
kemarau. Fenomena kelangkaan air bersih akan semakin parah jika tidak
segera

dilakukan

menghambat

penanganan

perkembangan

yang
wilayah.


serius,

dan

Munculnya

tentunya

dapat

fenomena

ini

disebabkan oleh adanya anggapan bahwa air merupakan sumber daya
yang dapat diperbarui, namun tidak disertai kesadaran bahwa untuk dapat
memperbarui diri, sumber-sumber air memerlukan lingkungan yang
kondusif. Kelangkaan ini lebih terasa pada daerah yang kekurangan
sumber air dan tidak terjangkau layanan dari pemerintah, sehingga
masyarakat harus berjuang sendiri mencukupi kebutuhannya.


BAB I

SUMBER DAYA AIR

1.1

PENGERTIAN SUMBER DAYA AIR
Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang
terkandung didalamnya. Air merupakan komponen utama didalam
kehidupan manusia, karena potensi yang terkandung dalam air
atau pada sumber air yang didapat memberikan manfaat atau
kerugian

bagi

kehidupan

dan


penghidupan

manusia

serta

lingkungannya. Maka pengertian rekayasa sumber daya air adalah
membuat atau merekayasa sumber daya air supaya bisa dengan
baik di proses, di kelola, dan di pakai sesuai kegunaan dan
kebutuhan kehidupan manusia tersebut.

1.2
PENGERTIAN REKAYASA SUMBER DAYA AIR
Rekayasa sumber daya air yang meliputi perencanaan dan
perancangan bangunan air, perencanaan dan pengelolaan sumber
daya air, rekayasa dan pengelolaan daerah aliran sungai, pantai
dan rawa. Rekayasa yang digunakan untuk memanfaatkan dan
menkonservasi air, baik sebagai sumber kehidupan maupun untuk
kesejahteraan umat manusia. Rekayasa sumber daya air adalah


penerapan ilmu yang terkait dengan pemanfaatan seluruh sumber
daya air atau buatan manusia dalam merancang produk akhir yang
bermanfaat bagi masyarakat.
1.3

SUMBER-SUMBER AIR
Sumber air merupakan komponen penting untuk penyediaan air
bersih karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air
bersih tidak akan berfungsi. Menurut kami terdapat 5 sumber air,
yaitu :
a. Air laut
Air ini sifatnya asin karena mengandung garam NaCl. Kadar garam
Nacl dalam air laut 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak
memenuhi syarat untuk dipergunakan sebagai air minum

b. Air Hujan
Air hujan

juga


mempunyai

sifat agresif

terutama terhadap

pipa-pipa

penyalur maupun

bak-bak reservoir sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya
korosi atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifat luna sehingga
akan boros terhadap pemakaian sabun.

c. Air

permukaan
Merupakan air

yang


mengalir

di

permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan
mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur,batang kayu, daun, kotoran industri dan lainnya.

d. Air tanah
Merupakan

air yang berada di

bawah

tanah dalam zone

jenuh


dimana

tekanan

hidrstatiknya sama
atau lebih besar dari tekanan atmosfer.

e. Mata Air
Merupakan
keluar
permukaan
hampir

air
dengan
tanah
tidak

tanah


yang

sendirinya
dengan
dipengaruhi

ke

oleh musim, sedangkan kualitasnya
sama dengan air dalam.

1.4

KEGUNAAN

REKAYASA

SUMBER

DAYA


AIR
Penggunaan sumber daya air merupakan upaya penyediaan,
penggunaan, pengembangan dan pengusahaan sumber daya air
secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna. Hampir
disetiap kebutuhan manusia penggunaan sumber daya air sangat
di nomor satukan. Penggunaan SDA bisa dipergunakan untuk
sumber makanan dari perairan, prasarana lalulintas air antar pulau,
sebagai fungsi energi pembangkit tenaga, pengaturan iklim, dan
yang terpenting adalah sebagai sumber mineral.
Penggunaan sumber daya air dilaksanakan berdasarkan prinsip
penghematan penggunaan, ketertiban dan keadilan, ketepatan
penggunaan, keberlanjutan penggunaan, dan penggunaan yang
saling menunjang antara air permukaan dan air tanah dengan
memprioritaskan penggunaan air permukaan.

1.5

PENGELOLAAN SUMBER


DAYA AIR BERKELANJUTAN
Merupakan

upaya

merencanakan,

melaksanakan

dan

mengevaluasi konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber
daya air, dan pengendalian daya rusak air. Cara pengelolaan
sumber daya air bisa dilakukan olehsiapapun. Dampak dari
pengelolaan sumber daya air yang baik adalah masyarakat
mendapatkan kualitas air dan kuantitas air yang sangat baik
sehingga masyarakat dapat mengolah dan menggunakan sumber
daya air tersebut sesuai kebutuhan masyarakat.

Gambar di atas menggambarkan suatu proses pengolahan
sumberdaya air yang di peruntukan dan dipergunakan untuk
keperluan masyarakat sekitar. Contohnya, sumber air tersebut
dapat dialirkan ke sawah untuk digunakan pengarian sawah
masyarakat.

1.6

PROSES PENGELOLAAN AIR
Pengelolaan air di sini termasuk pengelolaan perairan pantai dan
ekosistem danau. Pengelolaan air meliputi strategi sebagai berikut:
a) melindungi perairan agar terjaga kebersihannya sehingga dapat
menjaga kelangsungan flora dengan menjaga perakaran
tanaman dari gangguan fisik maupun kimiawi;
b) mengusahakan cahaya matahari dapat menembus dasar
perairan, sehingga proses fotosintesa dapat berjalan lancar
c) menjaga agar fauna memangsa dan predator selalu seimbang
dengan mempertahankan rantai makanan
d) mempergunakan sumberdaya berupa air seefisien mungkin,
sehingga zat hara yang ada dapat tersimpan dengan baik yang
juga berarti sebagai penimpan energi dan materi.

Pada prinsipnya pengelolaan sumber daya alam air ini, sangat
bergantung pada bagaimana kita mempergunakan dan memelihara
serta memperlakukan sumber air itu menjadi seoptimal mungkin,
tetapi

tanpa

merusak

ataupun

mencemarinya

dan

juga

mempertahankan keadaan lingkungan sebaik-baiknya.

Usaha

pencegahan
pencemaran air ini

bukan

merupakan proses

yang sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:
a) Air limbah ang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih
dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah
ditetapkan pemerintah.
b) Menentukan dan mencegah terjadinya interaksi sinergisma
antar polutan pemerintah.
c) Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap
minyak yang tumpah di perairan
d) Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke
dalam perairan. Hal ini untuk mencegah pencemaran air
oleh bakteri.

e) Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak
mengandung bahaya radiasi dan barulah dibuang di
perairan.
f) Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia
lain dengan menggunakan aktifitas mikroba tertentu sebelum
dibuang ke dalam perairan umum

BAB II

DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO

2.1

TINJAUAN UMUM DAS
DAS Tondano berperan sebagai pusat pembangunan ekonomi
Sulawesi Utara. Lebih dari 70% area di DAS ini digunakan untuk
produksi pertanian. Sungai Tondano adalah sumber utama air
minum untuk penduduk kota Manado dan Minahasa (PDAM
minahasa dan Manado), untuk melayani kebutuhan harian sekitar
120.000 penduduk. Selain itu sungai Tondano merupakan penyedia
energi untuk turbin hydroelektrik dengan kapasitas terpasang 34
Megawatts ((PLTA) Tonsea Lama, dan Tanggari I dan II). Energi ini
dapat menyuplai 30% energy yang dibutuhkan propinsi Sulawesi
Utara.

2.2

LETAK GEOGRAFIS DAS TONDANO
Ekosistem DAS Tondano terletak di Propinsi Sulawesi Utara. DAS
ini terletak pada pada 1o dan 2o LU dengan topografinya berupa
pegunungan. Luas DAS ini sekitar 500,97 km 2 (kira-kira 50.000 ha).
Secara administratif, DAS Tondano terletak di wilayah administrasi
kabupaten Minahasa dan kota Manado. Bagian hulu (utara) DAS ini
terletak pada kabupaten Minahasa (10 kecamatan) dan bagian
hilirnya (selatan) di kota Manado (4 kecamatan).
Kabupaten Minahasa Utara merupakan pemekaran dari Kabupaten
Minahasa yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 33
Tahun 2003, dengan ibukotanya Airmadidi.

Secara geografis

terletak antara 1014’ – 1056’ LU dan 124042 – 124013’ BT. Adapun
batas-batas Kabupaten Minahasa Utara meliputi:
a. Sebelah Utara : Laut Sulawesi
b. Sebelah Timur : Kota Bitung
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Minahasa
d. Sebelah Barat : Kota Manado

2.3
KARAKTERISTIK DAS
2.3.1 Iklim
Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang dipengaruhi oleh
angin muson. Pada bulan-bulan November sampai dengan April
bertiup angin barat yang membawa hujan di pantai utara,
sedangkan dalam Bulan Mei sampai Oktober terjadi perubahan
angin selatan yang kering. Curah hujan tidak merata dengan angka
tahunan berkisar antara 2.000-3.000 mm, dan jumlah hari hujan
antara 90-139 hari. Suhu udara berada pada setiap tingkat
ketinggian makin ke atas makin sejuk seperti daerah kota Kota
Tomohon, Langowan di Minahasa, Modoinding di Kabupaten
Minahasa Selatan, Kota Kotamobagu, Modayag dan Pasi di
Kabupaten Bolaang Mongondow. Daerah yang paling banyak
menerima curah hujan adalah daerah Minahasa. Suhu udara ratarata 25 °C. Suhu udara maksimum rata-rata tercatat 30 °C dan
suhu udara minimum rata-rata 22,1 °C. Kelembaban udara tercatat

73,4%. Kendati demikian suhu atau temperatur dipengaruhi pula
oleh ketinggian tempat di atas permukaan laut. Semakin tinggi
letaknya, maka semakin rendah pula suhunya, dengan perhitungan
setiap kenaikan 100 meter dapat menurunkan suhu sekitar 0,6 °C.

2.3.2 Kondisi Hidrologi dan Curah Hujan
Danau Tondano merupakan reservoir alam dengan luas sekitar
4.800 ha dengan volume air sekitar 680 juta m 3 berfungsi penting
sebagai sumber air minum, sumber tenaga listrik (PLTA di Tonsea
Lama, Tenggari I dan II), irigasi, perikanan, dan parawisata. Isu
berkembang akhir-akhir ini danau Tondano telah mengalami
pendangkalan yang parah yang disebabkan oleh erosi dan
eutrifikasi. Data curah hujan yang tercatat pada stasiun cuaca
Kayuwatu ratarata hujan di Airmadidi sebesar 2.408 mm. (Review
RTL-RLKT DAS Tondano, Tahun 2003). Tiupan angin utara membawa
uap air dari Laut Cina Selatan ke wilayah Manado dan sekitarnya.
Secara orografis, udara tersebut terangkat, kemudian uap air
mengalami kondensasi dan membentuk butir hujan yang jatuh di
Kawasan Manado dan Airmadidi. Rata-rata suhu tertinggi hampir
sama dengan Kota Manado yaitu 26,7 0C pada bulan Agustus dan
terendah pada bulan Januari (25,30C).

2.3.3 Morfologi dan Topografi

Keadaan topografi sebagian besar mempunyai relief datar sampai
berombak dan sebagian lainnya bergelombang sampai curam.
Selain itu kondisi morfologi yang terdiri dari pendataran alluvium,
dataran banjir dan dataran aluvial yang mana merupakan
fenomena alam yang sangat rentan terhadap bahaya banjir.

2.3.4 Geologi
Kondisi geologi sebagian besar adalah wilayah vulkanik muda,
sejumlah besar erupsi serta bentuk kerucut gunung merapi aktif
yang padam menghiasi Minahasa bagian tengah, daerah Bolaang
Mongondow dan kepulauan Sangihe. Material-material yang
dihasilkan letusannya berbentuk padat serta lain-lain bahan
vulkanik lepas. Semua

vulkanik ini

berbentuk pegunungan

(otogenisa) menghasilkan morfologi yang berbukit bukit dan
bergunung- gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup
besar.
2.3.5 Penggunaan Lahan
Danau Tondano juga sangat penting bagi masyarakat Sulawesi
Utara, khususnya masyarakat Minahasa dan Manado. Air Danau
Tondano digunakan sebagai air baku untuk pertanian, untuk industri

selain juga untuk kebutuhan domestik. Danau Tondano merupakan
juga sumber ikan yang tinggi. Total tangkapan bisa mencapai lebih
dari 2000 ton ikan (1998) yang berasal dari floating nets culture
system (karamba) 1357 ton dan dari tradional fishing776 tons).
Produksi ikan dengan fish culture techniques berkembang secara
signifikan pada tahun 1990. Rawa pada outlet Danau Tondano juga
dimanfaatkan untuk peternakan (budidaya itik, dll). Danau ini juga
merupakan tujuan wisata yang utama, khususnya bagi pariwisata
lokal. Beberapa areal lahan di kawasan DAS Tondano ini
merupakan sentra produksi hortikultura Sulawesi Utara.

2.3.6

Keadaan
Tanah
Kondisi tanah permukaan maupun karena penutup tanah berupa
beton atau sejenisnya. Tegalan dan sawah memiliki vegetasi yang
tidak bisa menjaga stabilitas permukaan karena bersifat tergenang,
serta memiliki sistem perakaran yang dangkal sehingga kurang
menjaga kekompakkan partikel tanah.

2.4

KONDISI WILAYAH SEKITAR DAS

2.4.1 Keadaan Penduduk
Pada tahun 2002, penduduk Kabupaten Minahasa Utara
sekitar 157.898 jiwa. Dengan luas wilayah 916,30 km 2, berarti
kepadatan

penduduk

Berdasarkan

data

per

rata-rata

mencapai

kecamatan,

172

kepadatan

jiwa/km2.
penduduk

tertinggi di kecamatan Airmadidi yaitu 248 jiwa/km 2 yang
diikuti

oleh

Kecamatan

Kauditan

yaitu

230

jiwa/km2

sedangkan kepadatan penduduk terendah di kecamatan
Likupang Timur yaitu 107 jiwa/km2 .
2.4.2 Ekonomi masyarakat sekitar
Kabupaten Minahasa Utara yang sebagian wilayahnya adalah
pesisir,

mata

pencaharian

utama

penduduknya

adalah

sebagai petani. Di wilayah pesisirnya, berdasarkan hasil studi
RTL-RLKT Daerah Pantai Wori – Likupang tahun 2004, peran
sektor pertanian dalam menyediakan lapangan kerja cukup
dominan, yaitu sekitar 78,07 %. Dari prosentase tersebut,
sekitar 53,49 % adalah petani dan 24,58 % merupakan
nelayan. Tanaman utama yang diusahakan adalah kelapa,
cengkih, buah-buahan dan palawija. (RTLRLKT Daerah Pantai
Minahasa Utara, 2004).

2.4.3 Budaya Masyarakat
Budaya masyarakat minahasa (Sulawesi Utara) kebanyakan
berpenghasilan utama menjadi seorang petani. Karena daerah
tersebut merupakan daerah yang bertanah subur. Dalam budaya
pemeliharaan sungai Tondano sendiri, dapat dilihat kurangnya
kesadaran masyarakat sekitar. Kebersihan sungai seharusnya
menjadi faktor paling diperhatikan. Karena tidak sedikit masyarakat
yang tinggal di pesisir sungai Tondano.

2.5

PERMASALAHAN DAS

2.5.1 Latar belakang Permasalahan
Tingkat kerusakan lingkungan di DAS Tondano sangat parah dan
memprihatinkan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan
No.

284/Kpts-II/1999,

DAS

Tondano

dikategorikan

sebagai

salahsatu DAS dari 60 DAS Prioritas I di Indonesia. Pemerintah
Sulawesi Utara juga menetapkan DAS Tondano sebagai kawasan
yang

kritis. Beberapa

permasalahan

lingkungan

yang

mengancaman kelestarian DAS Tondano di antaranya perusakan
hutan dan lahan, erosi dan sedimentasi, banjir, penurunan kualitas
dan kuantitas air, pencaplokan sempadan sungai, danau dan mata
air.
Faktor mana yang lebih besar mempengaruhi proses sedimentasi,
butuh kajian lebih lanjut. Namun demikian, eceng gondok punya
potensi yang tak bisa terhalang oleh waktu dan kondisi musim. Baik
musim hujan maupun panas, tumbuhan ini tetap tumbuh subur di
danau

yang

semakin

subur

lewat

proses

penyuburan

danau(eutrofikasi). Jadi baik di musim panas maupun hujan
tumbuhan ini berpotensi mempercepat laju pendangkalan danau.
Sementara erosi tanah, lebih akan terlihat di musim hujan.

2.5.2 Perbandingan Kondisi Terdahulu dan saat ini
Kondisi dahulu muara Daerah Aliran Sungai Tondano semakin
dangkal dan butuh dilakukannya pengerukan. Sebab, ketika air
surut sedikit saja, muara itu langsung terlihat seperti daratan dan
dapat mengandaskan perahu motor yang besar saat masuk di
kawasan tersebut. Dan Pada beberapa tahun terakhir ini, DAS
Tondano telah mengalami perubahan yang begitu besar sebagai
akibat meningkatnya aktivitas manusia dalam pemanfaatan lahan.
Tahun 1982 luas hutan 2.450 ha atau 8,35 % Tahun 1999, luas
hutan berkurang menjadi 2.182 ha atau 7,44 % (PPLH-Unsrat
2005). Dari tabel 2 terlihat bahwa saat ini luas hutan yang tersisa
hanya sekitar 7% di DAS ini, jauh dibawah persyaratan minimum
UU 41 tahun 1999 tentang Kehutanan sebesar 30 %. Hutan yang
tersisa pun lebih banyak terdapat di daerah hilir.

2.6 PENANGGULANGAN MASALAH
2.6.1

Metode yang digunakan dalam menanggulangi permasalahan
Kegiatan konservasi yang dilakukan oleh pemerintah yaitu
meminimalisir terjadinya erosi dan sedimentasi di sungai dan danau
di kawasan lindung. dapat juga meningkatakan luasan daerah
resapan dengan melakukan reboisasi lahan-lahan terbuka/ kritis
pada kawasan lingkungan di kawasan lindungan (sempadan
danau/ sungai hutan mata air). Dan pengendalian pertambangan
bahan galian golongan C di DAS Tondano terdapat pada kawasan
lindung (areal hutan lindung dan sungai). Pengendalian/ pemulihan
kualitas air akibat pembuangan limbah domestik di kawasan
pemukiman sekitar sungai dan danau. Dan juga pengendalian
eutrofikasi dan guulma air (eceng gondok) di danau Tondano.

2.6.2 Keterkaitan MDG’S terhadap Penanggulangan Masalah
Air merupakan anugerah dari Tuhan yang tak terhingga, tidak
hanya bagi manusia melainkan untuk semua elemen yang tinggal
di bumi membutuhkan air. Begitu pentingnya air untuk manusia,
sehingga negaramemiliki kewajiban untuk menjamin hak setiap
orang untuk mendapatkan air untuk kebutuhan pokok sehari-hari
guna memenuhi kebutuhan akan air yang bersih, sehat dan
produktif. Namun, di sisi lain keberadaannya semakin lama sangat
mengkhawatirkan. Adapun faktor yang berpengaruh akan terjadinya
penurunan kualitas, kuantitas dan kontinuitas adalah pertambahan
jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi yang dalam dekade
terakhir meningkat dengan pesat.
Yang paling penting adalah pembangunan prasarana penyediaan
air baku untuk memastikan pemenuhan komitmen terhadap
Millenium

Development Goals (MDG’s) yang dikhususkan pada

Goal ke-7, yaitu “Memastikan Kelestarian Lingkungan,” dan Target
C, yaitu “Mengurangi hingga setengahnya proporsi rumah tangga
tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi
dasar hingga tahun 2015”. Untuk itu pemerintah Indonesia telah
menetapkan

target

pembangunan

untuk

tahun

2014

guna

mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan
rakyat, melalui program lain untuk ketahanan pangan dan air.
Dari berbagai sumber Daerah Aliran Sungai (DAS) Danau Tondano
memiliki manfaat besar pada upaya pemenuhan kebutuhan
manusia, seperti sumber air bersih melalui PDAM ke Kota Manado
sebanyak 25.296 pelanggan. Kemudian sumber distribusi listrik
PLTA Tonsea Lama sekitar 14,4 Megawatt (MW), PLTA Tanggari
Satu 18 MW, PLTA Tanggari II 19 MW, PLTA Sawangan 16 MW. Di
sektor perikanan ada produksi ikan sekitar 534 ton. Bahkan bisa
menyuplai air ke 3.000 hektar sawah padi diseputaran danau
tersebut serta bisa dimanfaatkan pada sektor wisata. Namun
demikian fungsi yang dwemikian besar tersebut, saat ini menjadi

terancam akibat berbagai masalah yang dialami danau Tondano.
Salah

satu

persoalan

yng

mengemuka

saat

ini

adalah

pendangkalan danau Tondano. Dari berbagai sumber, penurunan
kedalaman danau Tondano dapat dilihat di bawah ini.

Tahun

Kedalaman
Maksimal
T

Analisis penurunan
Tahun 1934-1974:
Selama 40 tahun , penurunan sebesar 12 m. Berarti
rata-rata penurunan per tahun adalah = 12 m / 40 thn =
0,3 m (30 cm); atau penurunan setiap 10 tahun = 12/4 =
3 m.
Tahun 1974-1983
Selama 9 tahun, penurunan sebesar 1 m. Rata-rata
penurunan per tahun= 0,11 m (11 cm)

1934

40 m

Tahun 1983-1987
Dalam kurun waktu 4 tahun terjadi penurunan 7 m
atau penurunan per thn = 1,75 m (175 cm)
Tahun 1987-1992
Dalam kurun waktu 5 tahun, terjadi penurunan 4 m.
Penurunan per tahun = 0,8 m (80cm)
Tahun 1992-1996
Dalam 4 tahun, penurunan hanya 1 m. Per tahun = 0,25
m/thn (25 cm)

DAFTAR PUSTAKA



http://www.harian-komentar.com/headlines-news/8886-muara-dastondano-juga-perlu-dikeruk.html



http://www.ugm.ac.id/id/berita/8604peneliti.ugm:.longsor.dan.banjir.bandang.masih.mengancam.manad
o



http://www.balithut-manado.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=60:konservasitanah&catid=1:2011&Itemid=2



http://limnologi.lipi.go.id/danau/profil.php?
id_danau=sul_tond&tab=gambaran%20umum



PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR DI WILAYAH SUB DAS
TONDANO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ( Melisa
P. Todingan1, Meldi Sinolungan2 , Yani E.B. Kamagi2 , Jeanne
Lengkong).



Profil Kehutanan Sulawesi Utara ( Balai Pengelolaan wilayah
Daerah Aliran Sungai Tondano)



JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 2 (2) 133-139 (Analisis Spektral
Data Curah Hujan di Sulawesi Utara).



Evaluasi Perubahan Penggunaan Lahan daerah Aliran sungai
Tondan dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis.