Orang yang takut kepada Allah adalah Ula

TAFSIR AYAT-AYAT PENDIDIKAN
Q.S FAATHIR: 28
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Dalam Persefektif Al Qur’an

Oleh:
Mantazakka

Dosen Pembimbing:
DR. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA

KONSENTRASI ILMU TARBIYAH
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT ILMU AL QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1437 H/ 2015 M

BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur'an adalah suatu mukjizat yang terbesar karena sebagai sumber
kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat, hal ini terbukti dengan

perhatian yang sangat besar terhadap ayat-ayat al-Qur'an, yang mana pada
perkembangan islam dijadikan sebagai sumber ilmu.
Isi kandungan al-Qur’an menyangkut semua segi kehidupan manusia baik
di bidang ibadah yang menyangkut hablum minAllah dan hablum minannas.
Disamping itu, al-Qur’an juga dijadikan sebagai sumber kehidupan manusia baik di
bidang ilmu pengetahuan, bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan lain
sebagainya.
Oleh karena itu, penting kiranya kita sebagai ummat Islam untuk mengkaji
secara mendalam maksud dan isi kandungan al-Qur’an untuk diaplikasikan dalam
kehidupan.
Dalam makalah kali ini, penulis akan mencoba menyajian ayat-ayat tentang
pendidikan. Semoga dengan mengkaji ayat-ayat tersebut kita semakin bertambah
keimanan dan ketaatan serta pemahaman kita terhadap kekuasaan Allah SWT dan
petunjukNya yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Dan tentunya penulis sadar bahwa penulisan makalah ini sungguh jauh dari
kesempurnaan, penulis hanya menukil pendapat-pendapat para ulama tafsir klasik
tentang ayat yang dikaji dan memaparkan kesimpulannya. Berbagai saran dan
masukan sangat diperlukan untuk perbaikan dan revisi di masa yang akan datang.

BAB II

PEMBAHASAN
A. AYAT QUR’AN (QS. Faathir: 28)

       
          

B. TERJEMAH
“dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatangbinatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”1.
C. MAKNA MUFRODAT

‫ الدواب‬: Binatang melata
‫ النعام‬: Binatang ternak
‫ يخشي‬: (yang) takut
‫ عباده‬: dari Hamba-hambaNya
‫ العلماء‬: (adalah) para Ulama
D. MUNASABAH AYAT
Ayat ini masih berkaitan dengan QS.Fathir:27 dimana Allah menguraikan
beberapa hal yang menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaannya yang oleh kaum

musyrikin dapat dilihat setiap waktu yang kalau mereka menyadari pula ke-Esaan
dan kekuasaan Allah yang Maha Sempurna itu. Allah menjadikan sesuatu yang
beraneka ragam macamnya yang bersumber dari yang satu. Allah menurunkan
1

Al-Hadi Al Qur’an Terjemahan, (Satu Warna-Jakarta), hal.347

buah-buahan yang beraneka ragam warna, rasa dan baunya. Sebagaimana yang kita
saksikan buah-buahan itu warnanya ada yang kuning, ada yang merah dan
sebagainya.
Kemudian dalam ayat 28 Allah menjelaskan tentang hal-hal yang
menunjukkan kesempurnaan dan kekuasaanya. Allah SWT, menciptakan binatangbinatang melata dan binatang ternak, yang bermacam-macam warnanya, sekalipun
dari jenis-jenis yang satu. Bahkan ada binatang yang satu sering terdapat warna
yang bermacam-macam.
E. TAFSIR AYAT
QS. Faathir: 28 ini masih berkaitan dengan ayat sebelumnya yaitu berbicara
tentang kekuasaan Allah atas ciptaanNya dan sifat orang-orang yang takut
kepadaNya, berikut penafsiran beberapa Ahli Tafsir tentang ayat ini:
1. Menurut Ibnu Jarir At Tabari di dalam kitab tafsir Jami’ al Bayan Fi Ta’wil
al Qur’an2:


2

Abu Ja’far bin Jarir, Jami’ al Bayan fi Ta’wili al Qur’an, (Hajar, KairoMesir, 2001), Juz 19, hal 364

2. Menurut Ibnu Katsir di dalam kitab Tafsir tafsir al Qur’an al Azhim3:

3

Ismail bin Katsir, Tafsir al Qur’an al ‘Azhim, Juz 11, (Muassasah
Qurthubah-Giza, Mesir, tt), hal.319-320

3. Menurut Al Qurthubi di dalam kitab tafsir al Jami’ Li Ahkam al Qur’an4:

4

Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi, al Jami’ Li Ahkam al Qur’an,
(Muassasah Risalah, tt, tt), juz 17, hal

4. Menurut Az Zamakhsyari di dalam kitab tafsir Al Kasysyaf5:


5

Mahmud bin Umar Az Zamakhsyari, Al Kasysyaf, (Maktabah Al Abikan,
Riyadh-KSA, 1998), cet.1, Juz.5, hal.154

5. Menurut Ar Razi di dalam kitab tafsir Mafatih al Ghaib6:

6. Menurut Az Zuhaili di dalam kitab tafsir Al Munir7:

F. HAL YANG DAPAT DIPELAJARI
1. Tujuan akhir pendidikan adalah untuk mengenal sang Pencipta melalui
segenap ciptaanNya yang ada di alam semesta.
6

Muhammad Ar Razi, Mafatih al Ghaib, (Dar al Fikr-Lebanon, 1981),
Juz.26, hal.21
7
Wahbah Az Zuhaili, at Tafsir al Munir, (Dar al Fikr, Damaskus, tt),
Juz.11, hal.601


2. Dengan tercapainya tujuan pendidikan akan menyadarkan manusia yang
berilmu tentang Allah, dengan terus mendekatkan diri kepada Allah karena
sadar akan kekuasaanNya dan takut akan azabNya.
3. Allah menciptakan segala sesuatu dengan ciri khas masing-masing; baik itu
warna, bentuk, dan lainnya. Begitu juga dalam dunia pendidikan, masingmasing orang/ siswa mempunyai ciri khas yang membedakannya dari yang
lain.
4. Falsafah padi harus diterapkan di dalam pendidikan, semakin berilmu
seseorang dia harus semakin tahu tentang kekuasaan Allah dengan tidak
menyombongkan diri.
5. Orang yang disebut dengan berilmu atau orang alim adalah orang yang
mengamalkan ilmunya dan takut akan azab Allah.

BAB III
KESIMPULAN

Manusia dan binatang-binatang diciptakan Allah bermacam-macam
warna jenisnya sebagai tanda kekuasaanNya.
Yang benar-benar mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah dan
mentaatinya hanyalah ulama, yaitu orang-orang yang mengetahui secara

mendalam kebesaran Allah. Dia Maha Perkasa menindak orang-orang kafir,
Maha Pengampun kepada hamba-hambanya yang beriman dan taat.
Oleh karena itu, orang yang lebih mengenal Allah, maka akan
bertambah rasa takutnya, di mana hal itu akan membuatnya menahan diri
dari maksiat dan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Zat yang dia
takuti. Ayat ini menunjukkan keutamaan ilmu, karena ilmu menambah
seseorang takut kepada Allah, dan orang-orang yang takut kepada Allah
itulah orang-orang yang mendapatkan keistimewaan dari-Nya.
Dengan ilmu kita dapat menumbuhkan sikap khasyyah kepada Allah
dan itulah muraqabah yang akan membimbing langkah-langkah kita menuju
ridha Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ja’far bin Jarir, Jami’ al Bayan fi Ta’wili al Qur’an, (Hajar, Kairo-

Mesir, 2001), Juz 19.
Al-Hadi Al Qur’an Terjemahan, (Satu Warna-Jakarta).
Ismail bin Katsir, Tafsir al Qur’an al ‘Azhim, Juz 11, (Muassasah
Qurthubah-Giza, Mesir, tt).

Mahmud bin Umar Az Zamakhsyari, Al Kasysyaf, (Maktabah Al Abikan,
Riyadh-KSA, 1998), cet.1, Juz.5.
Muhammad Ar Razi, Mafatih al Ghaib, (Dar al Fikr-Lebanon, 1981),
Juz.26.
Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi, al Jami’ Li Ahkam al Qur’an,
(Muassasah
Risalah, tt, tt), juz 17.
Wahbah Az Zuhaili, at Tafsir al Munir, (Dar al Fikr, Damaskus, tt), Juz.11.