MOTIF KINCIR ANGIN SEBAGAI SUMBER IDE DA
MOTIF KINCIR ANGIN SEBAGAI SUMBER IDE DALAM
PERANCANGAN RAGAM HIAS UNTUK SARUNG
Disusun Oleh
:
Nama
: Anang Afrilyan Firmansyah
NIM
: 1614050039
Mata Kuliah : Ragam Hias
Kelas
: Desain Kria Tekstil 3
Dosen
: Nova Haryanto S.Sn
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI (PDD)
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA (PNJ)
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI KOTA PEKALONGAN
Jl.Perintis Kemerdekaan No.30 Telp.(0285) 427943 Pekalongan
Email :[email protected] Website : www.aknkotapekalongan.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PERANCANGAN
Tekstil yang dikenal sejak jaman Neolithikum, telah berkembang dari masa
ke masa. Semula tekstil yang dipakai digunakan untuk melindungi tubuh saja,
tetapi sekarang banyak produk-produk tekstil yang berfungsi pada kehidupan
sehari-hari selain digunakan untuk pakaian. Bidang pertekstilan adalah suatu
lingkungan yang berhubungan dengan masalah teknologi, ekonomi, kesenirupaan
dan kesehatan serta disiplin ilmu yang lain.. Jadi, pengertian tekstil bukan hanya
kain tenunan saja, tetapi dapat pula dibagi menurut cara pembuatannya seperti
kain rajut yaitu hasil dari merajut, kain renda yaitu kain dari hasil merenda.
Tekstil mempunyai bagian yang disebut desain. Desain tekstil dibedakan
menjadi dua yaitu desain struktur dan desain permukaan. Desain struktur
merupakan desain yang tercipta pada saat pembuatan kain sedang berlangsung,
sedangkan desain permukaan adalah desain yang tercipta setelah kain jadi atau
pemberian desain di atas permukaan kain. Desain permukaan meliputi batik,
printing dan ikat celup. Hal ini juga bertujuan untuk mengikuti perkembangan
jaman yang selalu dituntut kecepatan waktu dengan tidak meninggalkan kesan
keindahan dan keunikan tersendiri agar selalu dapat diterima masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian kebutuhan tersebut dirancang bukan
sekedar untuk memenuhi segi fungsional saja, tetapi juga merupakan kebutuhan
estetika didalam menciptakan atau menghadirkan kesempurnaan baik segi fisik
dan psikis. Apabila kebutuhan tersebut dirancang hanya untuk memenuhi segi
fungsional saja dan secara visual tidak menarik serta cenderung membosankan,
maka perlu adanya sentuhan baru dalam menciptakan suatu produk tekstil yang
diharapkan dapat diterima oleh banyak konsumen.
Didalam berbusana, manusia selalu menambahkan pernak-pernik atau
barang-barang lain yang memberikan nilai tambah. Barang-barang atau pernak-
pernik tersebut disebut pelengkap busana. Fungsi pelengkap bahan rumah tangga
yang populer pada saat ini adalah bersifat universal, artinya penggunaan dan
penerapannya tidak hanya pada kesempatan formal saja, tetapi juga bersifat
multifungsi. Salah satu contoh pelengkap busana yang menjadi trend akhir-akhir
ini adalah sarung. Fungsi sarung tidak hanya terbatas sebagai pelengkap untuk
sholat saja, tetapi juga biasa dipakai untuk pemenuhan desain interior suatu
ruangan, melalui motif dan warnanya yang bervariasi dan terkini. Melihat dari sini
terdapat banyak sekali berbagai macam sprei, diantaranya ada yang disaksikan
secara struktural (ditenun) dan ada pula yang dirancang dengan tekstil permukaan
(non tenun). Ada berbagai tehnik desain permukaan yang bisa diterapkan dalam
perancangan sprai, salah satunya pencapan. Berangkat dari sinilah, akhirnya
penulis tertarik untuk menggunakan sablon dalam perancangan sarung.
B. MASALAH PERANCANGAN
1. Pembatasan Masalah
Supaya masalah tidak meluas diperlukan pembatasan masalah yaitu
tekhnik yang digunakan adalah sablom. Media penerapan memakai
sprei berbahan CVC (Cotton Viscose) dan zat warna reaktif.
2. Rumusan Masalah
Untuk masalah perancangan ragam hias menggunakan bunga iris
sebagai sumber ide pencapan memunculkan pertanyaan :
1.
Bagaimana konsep perancangan ragam hias untuk pelengkap
busana sarung dengan bertema “Motif Kincir Angin”?
2. Faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan
tersebut dengan menggunakan bahan CVC (Cotton Viscose) bahan
pewarna zat reaktif.
3. Bagaimana visualisasi perancangan ragam hias tersebut ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
Memahami konsep perancangan ragam hias yang menggunakan
“Motif Kincir Angin” sebagai sumber ide untuk penciptaan produk
sarung.
Memahami faktor – faktor tentang perancangan ragam hias dengan
produk pencapan yang menggunakan media kain CVC (Cotton
Viscose)
Dapat menvisualisasikan ragam hias sumber ide “Motif Kincir
Angin” pada produk sarung sesuai dengan konsep perancangan.
2. Manfaat
a) Keilmuan
Bisa dijadikan referensi ragam hias di Konsentrasi Desain Kriya
Tekstil Teknik Grafika Akademi Komunitas Negeri Kota
Pekalongan
b) Pihak Terkait
Menambah pengalaman dan ilmu terutama di bidang desain
ragam hias.
Landasan untuk menciptakan ragam hias
di semester –
semester yang akan datang.
D. PENDEKATAN PERANCANGAN
1. Metode pengumpulan data
Observasi yaitu mencari data informasi baik secara langsung
maupun tidak langsung pada lokasi pembuatan produksi batik
lukis.
Melakukan wawancara secara langsung dengan orang yang
bergerak di bidang tekstil permukaan, terutama batik lukis dan
masyarakat sebagai konsumen.
Studi pustaka dan analisa dokumen denngan mengumpulkan data data yang dibutuhkan.
Eksperimen yang dilakukan untuk mencari ragam hias yang sesuai
dengan perancangan.
2. Sumber data
Sumber data yang diperoleh guna mendukung pembuatan ragam hias
yang didapat dari beberapa sumber yang terkait dan mempunyai
hubungan erat dengan produk yang akan digarap. Untuk melengkapi
sumber-sumber data itu maka dilakukan beberapa teknik yang
dilakukan dengan tujuan mencari informasi sebanyak-banyaknya
mengenai segala sesuatu yang dianggap penting, sehingga dalam
pembuatan ragam hias nantinya dapat digunakan sebagai acuan.
Sumber data diperoleh dalam melakukan observasi. Diantaranya :
Narasumber
-Bapak Aji
Nama perusahaan: Firman HS.
Alamat
:Jalan Asia Afrika No.15 Pekalongan Timur
Jabatan
:Sebagai pemilik perusahaan
-Ibu Zahra
Nama Perusahaan: Zahra Finance
Alamat
:Jalan Jendral Sudirman No.25 Pekalongan Raya
Jabatan
:Sebagai pemilik perusahaan
Peristiwa
Penulis menyaksikan pembuatan tekstil permukaan pelengkap
ruang tidur pada industri pencapan yang menghasilkan produk
antara lain sarung tangan, sarung bantal, sarung untuk sholat dll.
Di sana dapat dilihat pula proses pembuatan dan berbagai bahan
yang digunakan. Sedangkan pada toko-toko tekstil yang menjual
perlengkapa tersebut dapat dilihat berbagai bahan-bahan yang biasa
digunakan maupun hasil jadi yang sudah siap dipakai.
3. Literatur dan Dokumentasi.
Sumber - sumber data pendukung perancangan yang berasal dari
media seperti buku, majalah, koran maupun produk serta dan gambar
yang berhubungan dengan proses perancangan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Pencapan
Pencapan adalah suatu proses pemberian warna pada kain secara
tidak merata sesuai dengan motif yang telah ditentukan dan hasilnya
memiliki ketahanan luntur warna. Untuk mencapai hasil pencapan
yang baik pada proses pencapan dibutuhkan kondisi yang spesifik,
peralatan khusus dan desain yang sempurna, desain memiliki nilai seni
yang tinggi dan biasanya diciptakan sebagai hasil karya seni.
2. Sarung
Sarung merupakan sebutan untuk lembaran kain yang biasa digunakan
untuk menutupi bagian tubuh yang sering biasa dipakai untuk
melaksanakan sholat.
Ada beberapa bahan kain yang biasa digunakan untuk membuat
saarung.Diantaranya
adalah: katun, linen, satin, sutra, rayon,
serat
bambu, dan juga campuran polyester dengan katun. Material baru
seperti kain polipropilene tak-bertenun memungkinkan sarung
digunakan untuk sekali pakai. Hal ini karena harga bahan tersebut yang
relatif murah. Sarung dengan bahan ini biasa dipergunakan di tempattempat ibadah.
Secara umum, sarung terdiri dari dua jenis sarung, yaitu: sarung rata
dan sarung berkaret. Sarung rata hanyalah berupa kain rata biasa.
Sementara sarung berkaret adalah sarung yang dibagian ujungujungnya diberikan karet pengencang agar bisa dipasang lebih mantap
pada badan kita. Dalam perkembangannya terdapat juga sprei rata
yang ditambahkan tali pengikat pada bagian ujung-ujungnya sehingga
mempunyai fungsi yang sama dengan sarung berkaret.
3. Sarung
Sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua
ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar
dari sarung yang berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan.
Dalam pengertian busana internasional, sarung (sarong) berarti
sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang
untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah).
Kain sarung dibuat dari bermacam-macam bahan: katun, poliester,
atau sutera. Penggunaan sarung sangat luas, untuk santai di rumah
hingga pada penggunaan resmi seperti ibadah atau upacara
perkawinan. Pada umumnya penggunaan kain sarung pada acara resmi
terkait sebagai pelengkap baju daerah tertentu.
Motif kain sarung yang umum adalah garis-garis yang saling
melintang. Namun, sarung untuk pakaian daerah dapat pula dibuat dari
bahan tenun ikat, songket, serta tapis.
4. Grafiti
Grafiti (juga dieja graffity atau graffiti) adalah coretan-coretan pada
dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan
volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat
yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum
cat
semprot
tersedia,
grafiti
umumnya
sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.
dibuat
dengan
B. KERANGKA PIKIR
Tekstil permukaan
Pengenalan dan pendekatan masalah
Perancangan Ragam hias dengan Sumber Ide kepala rusa pada batik lukis
Rumusan desain
Aspek bahan:
Bahan
kain paris
Bahan
pewarna
remasol
Aspek proses:
Teknik yang
digunakan
adalah teknik
pewarnaan
batik lukis
Aspek estetis:
Pemilihan
bahan dan
pewarna
Komposisi
motif
keseimbanga
n
Aspek fungsi:
Sebagai
pelengkap
busana
yaitu kaos
dan tas
Pra desain / sketsa
Ragam Hias dengan perancangan kaos dan tas dengan batik lukis
Eksperimen bahan dan teknik
Pelaksanaan produk
Finishing
Produk jadi
BAB III
Aspek
mode:
Perkemb
angan
pengguna
an kaos
dan tas
PROSES KREATIF
Dalam perancangan ragam hias motif kincir angin sebagai sumber ide
untuk pembuatan produk sarung, melalui proses kreatif pencarian ragam hias yang
memenuhi aspek keselarasan, yang antara lain : proporsi, warna, komposisi dan
arah pendukung. Berikut proses kreatif pada perancangan ragam hias dengan
sumber ide “motif kincir angin” untuk sarung:
Perancangan ini memiliki motif utama yaitu bunga Iris yang terletak di
bagian tengah sebuah lingkaran graffiti. Motif Kincir Angin melambangkan
harapan, kesetian, kebijaksanaan serta asmara dan apabila dikaitkan dengan bulan,
Motif Kincir Angin merupakan motif yang sumber idenya dari Kinciran, itulah
salah satu alasan penulis memilihnya. Warna biru pada bunga iris memberikan
kesan kedamaian nan tenang.
Graffiti berbentuk melingkar hanya terdiri dari pola-pola abstrak yang
berfungsi sebagai Kekkai; pelindung atau pembatas. Warna hijau yang ada seolah
menggambarkan bahwa kekkai semacam itu muncul secara alamiah untuk
melingkupi sang Iris.
BAB IV
VISUALISASI KARYA
Pada sebuah perancangan ragam hias berbagai pertimbangan harus
dipenuhi guna terselesaikannya sebuah perancangan yang memenuhi kriteria
konsumen dan memiliki konsep terarah. Salah satu faktor yang berpengaruh
adalah visualisasi karya, dimana visualisasi ini sebagai pelengkap data pada
sebuah desain yang akan diproses. Hal ini harus sesuai dengan masalah yang
relevan. Berikut adalah hasil visualisasi desain pada perancangan ragam hias
dengan sumber ide “motif kincir angin” untuk sarung :
BAB V
PENUTUP
Sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya
sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar dari sarung yang
berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan. Dalam pengertian busana
internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya
dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke
bawah).
Kain sarung dibuat dari bermacam-macam bahan: katun, poliester,
atau sutera. Penggunaan sarung sangat luas, untuk santai di rumah hingga pada
penggunaan resmi seperti ibadah atau upacara perkawinan. Pada umumnya
penggunaan kain sarung pada acara resmi terkait sebagai pelengkap baju daerah
tertentu.
Motif kain sarung yang umum adalah garis-garis yang saling melintang.
Namun, sarung untuk pakaian daerah dapat pula dibuat dari bahan tenun
ikat, songket, serta tapis.
Tekstil sebagai pelengkap ruang tidur harus disesuaikan proporsi dan
keterikatannya dengan pemakaian yang tidak terlepas dari fungsi tekstil itu sendiri
sebagai usaha mencipta suasana yang lebih nyaman, menyenangkan, dan sesuai
dengan selera pemakainya. Diharapkan desainer mampu memberi berbagai
alternatif motif, teknik maupun warna itu sendiri.
PERANCANGAN RAGAM HIAS UNTUK SARUNG
Disusun Oleh
:
Nama
: Anang Afrilyan Firmansyah
NIM
: 1614050039
Mata Kuliah : Ragam Hias
Kelas
: Desain Kria Tekstil 3
Dosen
: Nova Haryanto S.Sn
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI (PDD)
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA (PNJ)
AKADEMI KOMUNITAS NEGERI KOTA PEKALONGAN
Jl.Perintis Kemerdekaan No.30 Telp.(0285) 427943 Pekalongan
Email :[email protected] Website : www.aknkotapekalongan.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PERANCANGAN
Tekstil yang dikenal sejak jaman Neolithikum, telah berkembang dari masa
ke masa. Semula tekstil yang dipakai digunakan untuk melindungi tubuh saja,
tetapi sekarang banyak produk-produk tekstil yang berfungsi pada kehidupan
sehari-hari selain digunakan untuk pakaian. Bidang pertekstilan adalah suatu
lingkungan yang berhubungan dengan masalah teknologi, ekonomi, kesenirupaan
dan kesehatan serta disiplin ilmu yang lain.. Jadi, pengertian tekstil bukan hanya
kain tenunan saja, tetapi dapat pula dibagi menurut cara pembuatannya seperti
kain rajut yaitu hasil dari merajut, kain renda yaitu kain dari hasil merenda.
Tekstil mempunyai bagian yang disebut desain. Desain tekstil dibedakan
menjadi dua yaitu desain struktur dan desain permukaan. Desain struktur
merupakan desain yang tercipta pada saat pembuatan kain sedang berlangsung,
sedangkan desain permukaan adalah desain yang tercipta setelah kain jadi atau
pemberian desain di atas permukaan kain. Desain permukaan meliputi batik,
printing dan ikat celup. Hal ini juga bertujuan untuk mengikuti perkembangan
jaman yang selalu dituntut kecepatan waktu dengan tidak meninggalkan kesan
keindahan dan keunikan tersendiri agar selalu dapat diterima masyarakat untuk
memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian kebutuhan tersebut dirancang bukan
sekedar untuk memenuhi segi fungsional saja, tetapi juga merupakan kebutuhan
estetika didalam menciptakan atau menghadirkan kesempurnaan baik segi fisik
dan psikis. Apabila kebutuhan tersebut dirancang hanya untuk memenuhi segi
fungsional saja dan secara visual tidak menarik serta cenderung membosankan,
maka perlu adanya sentuhan baru dalam menciptakan suatu produk tekstil yang
diharapkan dapat diterima oleh banyak konsumen.
Didalam berbusana, manusia selalu menambahkan pernak-pernik atau
barang-barang lain yang memberikan nilai tambah. Barang-barang atau pernak-
pernik tersebut disebut pelengkap busana. Fungsi pelengkap bahan rumah tangga
yang populer pada saat ini adalah bersifat universal, artinya penggunaan dan
penerapannya tidak hanya pada kesempatan formal saja, tetapi juga bersifat
multifungsi. Salah satu contoh pelengkap busana yang menjadi trend akhir-akhir
ini adalah sarung. Fungsi sarung tidak hanya terbatas sebagai pelengkap untuk
sholat saja, tetapi juga biasa dipakai untuk pemenuhan desain interior suatu
ruangan, melalui motif dan warnanya yang bervariasi dan terkini. Melihat dari sini
terdapat banyak sekali berbagai macam sprei, diantaranya ada yang disaksikan
secara struktural (ditenun) dan ada pula yang dirancang dengan tekstil permukaan
(non tenun). Ada berbagai tehnik desain permukaan yang bisa diterapkan dalam
perancangan sprai, salah satunya pencapan. Berangkat dari sinilah, akhirnya
penulis tertarik untuk menggunakan sablon dalam perancangan sarung.
B. MASALAH PERANCANGAN
1. Pembatasan Masalah
Supaya masalah tidak meluas diperlukan pembatasan masalah yaitu
tekhnik yang digunakan adalah sablom. Media penerapan memakai
sprei berbahan CVC (Cotton Viscose) dan zat warna reaktif.
2. Rumusan Masalah
Untuk masalah perancangan ragam hias menggunakan bunga iris
sebagai sumber ide pencapan memunculkan pertanyaan :
1.
Bagaimana konsep perancangan ragam hias untuk pelengkap
busana sarung dengan bertema “Motif Kincir Angin”?
2. Faktor apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan
tersebut dengan menggunakan bahan CVC (Cotton Viscose) bahan
pewarna zat reaktif.
3. Bagaimana visualisasi perancangan ragam hias tersebut ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
Memahami konsep perancangan ragam hias yang menggunakan
“Motif Kincir Angin” sebagai sumber ide untuk penciptaan produk
sarung.
Memahami faktor – faktor tentang perancangan ragam hias dengan
produk pencapan yang menggunakan media kain CVC (Cotton
Viscose)
Dapat menvisualisasikan ragam hias sumber ide “Motif Kincir
Angin” pada produk sarung sesuai dengan konsep perancangan.
2. Manfaat
a) Keilmuan
Bisa dijadikan referensi ragam hias di Konsentrasi Desain Kriya
Tekstil Teknik Grafika Akademi Komunitas Negeri Kota
Pekalongan
b) Pihak Terkait
Menambah pengalaman dan ilmu terutama di bidang desain
ragam hias.
Landasan untuk menciptakan ragam hias
di semester –
semester yang akan datang.
D. PENDEKATAN PERANCANGAN
1. Metode pengumpulan data
Observasi yaitu mencari data informasi baik secara langsung
maupun tidak langsung pada lokasi pembuatan produksi batik
lukis.
Melakukan wawancara secara langsung dengan orang yang
bergerak di bidang tekstil permukaan, terutama batik lukis dan
masyarakat sebagai konsumen.
Studi pustaka dan analisa dokumen denngan mengumpulkan data data yang dibutuhkan.
Eksperimen yang dilakukan untuk mencari ragam hias yang sesuai
dengan perancangan.
2. Sumber data
Sumber data yang diperoleh guna mendukung pembuatan ragam hias
yang didapat dari beberapa sumber yang terkait dan mempunyai
hubungan erat dengan produk yang akan digarap. Untuk melengkapi
sumber-sumber data itu maka dilakukan beberapa teknik yang
dilakukan dengan tujuan mencari informasi sebanyak-banyaknya
mengenai segala sesuatu yang dianggap penting, sehingga dalam
pembuatan ragam hias nantinya dapat digunakan sebagai acuan.
Sumber data diperoleh dalam melakukan observasi. Diantaranya :
Narasumber
-Bapak Aji
Nama perusahaan: Firman HS.
Alamat
:Jalan Asia Afrika No.15 Pekalongan Timur
Jabatan
:Sebagai pemilik perusahaan
-Ibu Zahra
Nama Perusahaan: Zahra Finance
Alamat
:Jalan Jendral Sudirman No.25 Pekalongan Raya
Jabatan
:Sebagai pemilik perusahaan
Peristiwa
Penulis menyaksikan pembuatan tekstil permukaan pelengkap
ruang tidur pada industri pencapan yang menghasilkan produk
antara lain sarung tangan, sarung bantal, sarung untuk sholat dll.
Di sana dapat dilihat pula proses pembuatan dan berbagai bahan
yang digunakan. Sedangkan pada toko-toko tekstil yang menjual
perlengkapa tersebut dapat dilihat berbagai bahan-bahan yang biasa
digunakan maupun hasil jadi yang sudah siap dipakai.
3. Literatur dan Dokumentasi.
Sumber - sumber data pendukung perancangan yang berasal dari
media seperti buku, majalah, koran maupun produk serta dan gambar
yang berhubungan dengan proses perancangan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Pencapan
Pencapan adalah suatu proses pemberian warna pada kain secara
tidak merata sesuai dengan motif yang telah ditentukan dan hasilnya
memiliki ketahanan luntur warna. Untuk mencapai hasil pencapan
yang baik pada proses pencapan dibutuhkan kondisi yang spesifik,
peralatan khusus dan desain yang sempurna, desain memiliki nilai seni
yang tinggi dan biasanya diciptakan sebagai hasil karya seni.
2. Sarung
Sarung merupakan sebutan untuk lembaran kain yang biasa digunakan
untuk menutupi bagian tubuh yang sering biasa dipakai untuk
melaksanakan sholat.
Ada beberapa bahan kain yang biasa digunakan untuk membuat
saarung.Diantaranya
adalah: katun, linen, satin, sutra, rayon,
serat
bambu, dan juga campuran polyester dengan katun. Material baru
seperti kain polipropilene tak-bertenun memungkinkan sarung
digunakan untuk sekali pakai. Hal ini karena harga bahan tersebut yang
relatif murah. Sarung dengan bahan ini biasa dipergunakan di tempattempat ibadah.
Secara umum, sarung terdiri dari dua jenis sarung, yaitu: sarung rata
dan sarung berkaret. Sarung rata hanyalah berupa kain rata biasa.
Sementara sarung berkaret adalah sarung yang dibagian ujungujungnya diberikan karet pengencang agar bisa dipasang lebih mantap
pada badan kita. Dalam perkembangannya terdapat juga sprei rata
yang ditambahkan tali pengikat pada bagian ujung-ujungnya sehingga
mempunyai fungsi yang sama dengan sarung berkaret.
3. Sarung
Sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua
ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar
dari sarung yang berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan.
Dalam pengertian busana internasional, sarung (sarong) berarti
sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang
untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah).
Kain sarung dibuat dari bermacam-macam bahan: katun, poliester,
atau sutera. Penggunaan sarung sangat luas, untuk santai di rumah
hingga pada penggunaan resmi seperti ibadah atau upacara
perkawinan. Pada umumnya penggunaan kain sarung pada acara resmi
terkait sebagai pelengkap baju daerah tertentu.
Motif kain sarung yang umum adalah garis-garis yang saling
melintang. Namun, sarung untuk pakaian daerah dapat pula dibuat dari
bahan tenun ikat, songket, serta tapis.
4. Grafiti
Grafiti (juga dieja graffity atau graffiti) adalah coretan-coretan pada
dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan
volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat
yang digunakan pada masa kini biasanya cat semprot kaleng. Sebelum
cat
semprot
tersedia,
grafiti
umumnya
sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.
dibuat
dengan
B. KERANGKA PIKIR
Tekstil permukaan
Pengenalan dan pendekatan masalah
Perancangan Ragam hias dengan Sumber Ide kepala rusa pada batik lukis
Rumusan desain
Aspek bahan:
Bahan
kain paris
Bahan
pewarna
remasol
Aspek proses:
Teknik yang
digunakan
adalah teknik
pewarnaan
batik lukis
Aspek estetis:
Pemilihan
bahan dan
pewarna
Komposisi
motif
keseimbanga
n
Aspek fungsi:
Sebagai
pelengkap
busana
yaitu kaos
dan tas
Pra desain / sketsa
Ragam Hias dengan perancangan kaos dan tas dengan batik lukis
Eksperimen bahan dan teknik
Pelaksanaan produk
Finishing
Produk jadi
BAB III
Aspek
mode:
Perkemb
angan
pengguna
an kaos
dan tas
PROSES KREATIF
Dalam perancangan ragam hias motif kincir angin sebagai sumber ide
untuk pembuatan produk sarung, melalui proses kreatif pencarian ragam hias yang
memenuhi aspek keselarasan, yang antara lain : proporsi, warna, komposisi dan
arah pendukung. Berikut proses kreatif pada perancangan ragam hias dengan
sumber ide “motif kincir angin” untuk sarung:
Perancangan ini memiliki motif utama yaitu bunga Iris yang terletak di
bagian tengah sebuah lingkaran graffiti. Motif Kincir Angin melambangkan
harapan, kesetian, kebijaksanaan serta asmara dan apabila dikaitkan dengan bulan,
Motif Kincir Angin merupakan motif yang sumber idenya dari Kinciran, itulah
salah satu alasan penulis memilihnya. Warna biru pada bunga iris memberikan
kesan kedamaian nan tenang.
Graffiti berbentuk melingkar hanya terdiri dari pola-pola abstrak yang
berfungsi sebagai Kekkai; pelindung atau pembatas. Warna hijau yang ada seolah
menggambarkan bahwa kekkai semacam itu muncul secara alamiah untuk
melingkupi sang Iris.
BAB IV
VISUALISASI KARYA
Pada sebuah perancangan ragam hias berbagai pertimbangan harus
dipenuhi guna terselesaikannya sebuah perancangan yang memenuhi kriteria
konsumen dan memiliki konsep terarah. Salah satu faktor yang berpengaruh
adalah visualisasi karya, dimana visualisasi ini sebagai pelengkap data pada
sebuah desain yang akan diproses. Hal ini harus sesuai dengan masalah yang
relevan. Berikut adalah hasil visualisasi desain pada perancangan ragam hias
dengan sumber ide “motif kincir angin” untuk sarung :
BAB V
PENUTUP
Sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya
sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar dari sarung yang
berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan. Dalam pengertian busana
internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya
dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke
bawah).
Kain sarung dibuat dari bermacam-macam bahan: katun, poliester,
atau sutera. Penggunaan sarung sangat luas, untuk santai di rumah hingga pada
penggunaan resmi seperti ibadah atau upacara perkawinan. Pada umumnya
penggunaan kain sarung pada acara resmi terkait sebagai pelengkap baju daerah
tertentu.
Motif kain sarung yang umum adalah garis-garis yang saling melintang.
Namun, sarung untuk pakaian daerah dapat pula dibuat dari bahan tenun
ikat, songket, serta tapis.
Tekstil sebagai pelengkap ruang tidur harus disesuaikan proporsi dan
keterikatannya dengan pemakaian yang tidak terlepas dari fungsi tekstil itu sendiri
sebagai usaha mencipta suasana yang lebih nyaman, menyenangkan, dan sesuai
dengan selera pemakainya. Diharapkan desainer mampu memberi berbagai
alternatif motif, teknik maupun warna itu sendiri.