FINAL Bukti Audit dan KKP Kelompok 2 Aud
AUDITING
BUKTI AUDIT
DAN KERTAS
KERJA
PEMERIKSAAN
Dinda Ayuningtyas
Rizki Febrian
Maftuh Prihantono
Wika Wahyu Firmansyah Putra
Reza Pranata Putra
Sulton
OUTLINE
Bukti Audit
•
•
•
•
•
•
•
•
Pengertian
Jenis
Persuasivitas
Evaluasi
Cara Memperoleh
Tingkatan
Keputusan Auditor
Situasi yang Berisiko Besar
Kertas Kerja Pemeriksaan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Latar Belakang dan Pengertian
Fungsi
Isi
Jenis
Contoh
Format
Pengorganisasian
Kepemilikan
Pengarsipan
Ketentuan Lain
BUKTIAUDIT
Pengertian Bukti
Audit
Seluruh informasi yang
digunakan oleh auditor untuk
mencapai kesimpulan yang
menjadi dasar pendapat
audit dan mencakup
informasi yang terdapat
dalam catatan-catatan
Jenis Bukti Audit
› Data Akuntansi
Contoh: Jurnal, buku besar,
buku pembantu,
memorandum.
› Corroborating Information
(Informasi Penguat)
Contoh: Faktur, surat kontrak,
Persuasivitas Bukti
Audit
› Tingkat di mana auditor merasa
yakin bahwa bukti audit dapat
mendukung pendapat audit.
› Kompetensi Bukti Audit
- Relevansi - Ketepatan Waktu
- Sumber
- Objektivitas
› Kecukupan Bukti Audit
- Materialitas dan Risiko
Evaluasi Bukti Audit
› Kemampuan untuk
mengevaluasi bukti audit
secara tepat adalah keahlian
penting lain yang harus
dikembangkan oleh seorang
auditor.
› Evaluasi yang tepat atas bukti
rosedur Memperoleh Bukti Audit
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Inspeksi: dokumen atau fisik
Pengamatan
Konfirmasi: positif dan negatif
Tanya-jawab
Penelusuran
Prosedur Analitis
Perhitungan Kembali
Scanning
Pelaksanaan Ulang
(Reperformance)
Tingkatan
Bukti
Audit
Tingkat
Keandal
Prosedur Perolehan
Bukti
an
Inspeksi
Tinggi
Reperformance
Penghitungan kembali
Teknik audit komputer
Inspeksi
Sedang
Rendah
Scanning
Konfirmasi
Prosedur analitis
Tanya jawab
Keputusan Auditor Berkaitan
dengan Bukti Audit
› Penentuan Prosedur Audit yang
Digunakan
› Penentuan Besarnya Sampel
› Penentuan Unsur Tertentu yang Dipilih
Sebagai Anggota Sampel
› Penentuan Waktu yang Cocok untuk
Melaksanakan Prosedut Audit
Situasi Audit yang
Mengandung Risiko Besar
• Pengendalian internal yang lemah
• Kondisi keuangan yang tidak sehat
• Manajemen yang tidak dapat
dipercaya
• Penggantian auditor
KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN
(SEBAGAI BAGIAN
DARI DOKUMENTASI
AUDIT)
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT
WORKING PAPERS)
OVERVIEW:
Kertas Kerja Pemeriksaan saat ini dinyatakan
sebagai bagian dari Dokumentasi Audit
pada SA 230 / ISA 230, sebelumnya pada
SPAP 239 - PSA 15 dikenal dengan nama
sendiri yaitu Kertas Kerja Pemeriksaan.
Kertas Kerja Pemeriksaan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari Dokumentasi
audit.
KENAPA KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
DIPERLUKAN?
SPAP 239 - PSA 15:
Dalam pekerjaannya, Auditor harus membuat dan
memelihara kertas kerja, yang isi dan bentuknya
didesain untuk memenuhi keadaan-keadaan yang
dihadapinya dalam perikatan tertentu.
Artinya, dibutuhkan suatu alat sebagai bukti tertulis
suatu prosedur audit dilakukan dan tercatat
progressnya.
PENGERTIAN
KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN
Catatan-catatan
yang diselenggarakan oleh
auditor
tentang prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian
yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuat sehubungan dengan auditnya
(PSA 15)
• Kertas kerja juga memfasilitasi perencanaan, kinerja,
dan supervisi perikatan dan memberikan dasar bagi
review kualitas pekerjaan dengan memberikan kepada
reviewer dokumentasi tertulis dari bukti yang
mendukung kesimpulan signifikan auditor.
•
PENGERTIAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
• Contoh kertas kerja adalah program audit, analisis,
memorandum, surat konfirmasi, representasi, ikhtisar dari
dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar
yang dibuat atau diperoleh auditor.
• Kertas kerja dapat berupa data dalam bentuk cetak atau
elektronik, dan dapat disimpan dalam pita magnetik, film, atau
media yang lain.
Peran dan Sifat Kertas Kerja Pemeriksaan
• Merupakan alat catat utama auditor dari perikatan pekerjaan
yang dilakukannya dan seluruh progressnya.
• Sebagai Bukti tertulis bahwa audit telah direncanakan dan
dilaksanakan sesuai ketentuan
• Sebagai basis bagi auditor untuk menarik suatu kesimpulan
signifikan terhadap auditnya
• Kertas kerja wajib dibuat pada setiap audit.
• Kertas kerja pemeriksaan merupakan bagian dokumentasi
audit.
Fungsi Kertas Kerja
Pemeriksaan – SPAP
Menyediakan
339• PSA
15 penunjang utama
bagi
laporan auditor.
• Membantu auditor dalam pelaksanaan
dan supervisi audit.
Fungsi lain Kertas Kerja
Pemeriksaan
• Referensi
bukti
bila
ada
pertanyaan dari klien atau
pihak lain.
• Dasar penilaian kemampuan
tim audit.
• Sebagai pegangan awal untuk
audit tahun berikutnya.
Isi Kertas Kerja Pemeriksaan
• Pada umumnya, isi suatu KKP
bervariasi dengan keadaan yang
tengah dihadapi auditor dalam
proses auditnya, namun KKP
harus memuat standar-standar
pekerjaan
lapangan
yang
diterapkan dan nantinya dapat
dilaporkan.
Isi Kertas Kerja Pemeriksaan
Kertas Kerja Pemeriksaan berisikan dokumentasi yang
memperlihatkan:
• Informasi bahwa pekerjaan audit pada tahapannya telah
direncanakan dan disupervisi dengan baik.
• Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern
yang telah diperoleh
• Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang
telah diterapkan, dan pengujian yang telah
dilaksanakan, memberikan bukti kompeten yang cukup
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan auditan, yang menunjukkan
diamatinya standar pekerjaan lapangan ketiga.
Faktor yang
menentukan
isi Kertas
Kerja
Pemeriksaan
• Sifat Perikatan Auditor
• Sifat Laporan Auditor
• Sifat laporan keuangan, daftar,
dan keterangan yang perlu bagi
auditor
dalam
pembuatan
laporan.
• Sifat dan kondisi catatan klien.
• Tingkat resiko pengendalian
taksiran.
• Kebutuhan
dalam
keadaan
tertentu.
Arsip Permanen
Arsip Tahun Berjalan
Salinan atau ringkasan anggaran dasar
Salinan laporan keuangan dan
perusahaan.
laporan auditor.
Bagan akun.
Rencana dan program audit.
Bagan organisasi.
Salinan atau ringkasan notulen
rapat penting komite.
Jenis Kertas
Kerja
Pemeriksaan
Buku panduan akuntansi.
Salinan
kontrak
Kertas kerja neraca saldo.
penting
(kontrak
pensiun, kontrak serikat kerja, sewa,
Ayat
jurnal
penyesuaian
dan
reklasifikasi.
dan lain lain.
Persyaratan
penerbitan
saham
obligasi.
Hasil prosedur analitis tahun lalu.
dan
Kertas kerja yang mendukung
akun laporan keuangan.
Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan
•
•
•
•
•
Rencana dan Program Audit
Kertas Kerja Neraca Percobaan
Analisis dan Daftar Akun
Memorandum Audit
Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi
Format Kertas Kerja
Pemeriksaan
• Judul
• Pemberian Indeks dan
Referensi Silang
• Tanda Kutip (tick mark)
Contoh file Kertas Kerja
Pemeriksaan
Format Kertas
Kerja
Pemeriksaan
Faedah
Tempat
Faedah
Waktu
Faedah
Milik
KERTAS KERJA ELEKTRONIK
Kebutuhan,
keinginan dan
permintaan
Pemasaran
dan calon
pembeli
Produk
(organisasi
jasa dan ide)
Pasar
Hubungan
dan jaringan
Nilai kepuasan
pelanggan dan
mutu
Pertukaran
dan transaksi
PROSEDUR DAN PROGRAM AUDIT SEBAGAI KERTAS
KERJA PEMERIKSAAN
Kebutuhan,
keinginan dan
permintaan
Pemasaran
dan calon
pembeli
Produk
(organisasi
jasa dan ide)
Pasar
Hubungan
dan jaringan
Nilai kepuasan
pelanggan dan
mutu
Pertukaran
dan transaksi
Pengorganisasian Kertas Kerja
Pemeriksaan
• Kertas kerja Pemeriksaan disusun dan
diorganisasikan oleh tim audit.
• Pengorganisasian ditujukan untuk memudahkan
pencarian, biasanya diberikan kode atau indeks
dan diurutkan.
• Kertas kerja pemeriksaan bersifat rahasia dan
tidak dapat disebarluaskan tanpa izin.
Kepemilikan Kertas Kerja Pemeriksaan
• Kertas kerja pemeriksaan adalah milik dari auditor,
bukan cllient
• Meskipun auditor memiliki dokumen audit, dokumen
tersebut tidak boleh diperlihatkan, kecuali dalam
kondisi tertentu, kepada orang lain dengan
persetujuan klien.
• Kertas Kerja Pemeriksaan perlu dijaga keamanannya
dengan prosedur yang memadai
Pengarsipan Kertas Kerja Pemeriksaan
• Kertas kerja pemeriksaan harus diarsip sebagai bagian
dari dokumentasi audit.
• Kertas Kerja Pemeriksaan disimpan dalam jangka waktu
tertentu.
• Pengarsipan umumnya dilakukan berdasarkan dua
kategori, yaitu file permanen dan file berjalan.
Penerapan Dokumentasi Audit
dan Penjelasan Lain
• Kertas Kerja Pemeriksaan yang telah
selesai kemudian pada prosesnya
akan menjadi dokumentasi audit yang
kemudian dikumpulkan menjadi folder
audit.
• Ketentuan mengenai hal-hal lain diatur
pada Standar Audit 230 yang masih
berlaku sampai sekarang.
STUDI KASUS
Kasus Kimia Farma
Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma
melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan
tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi,
Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut
terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit
ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan
kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup
mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan
hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar,
atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit
Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar
Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan
barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa
overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan
sebesar Rp 10,7 miliar.
STUDI KASUS
Kasus Kimia Farma
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai
yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia
Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga
persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar
harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar
penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember
2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah
dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda
tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan,
sehingga tidak berhasil dideteksi.
STUDI KASUS
Kasus Kimia Farma
Pembahasan
Dari kasus di atas, dapat dilihat bahwa terdapat kesalahan pada bukti audit
di mana bukti audit master price yang didapat oleh auditor berbeda dengan
master price yang sebenarnya. Auditor hendaknya cermat dalam
pelaksanaan audit, termasuk dalam memeriksa dokumen yang diberikan
oleh auditii. Auditor harus mengevaluasi keandalan sebuah bukti audit.
Selain itu, bukti audit yang diambil harus memenuhi syarat REKOCUMA
yaitu Relevan, Kompeten, Cukup, dan Material. Terkait dengan kecukupan
bukti audit, sample yang diambil oleh auditor harus dapat mewakili seluruh
populasi. Semakin besar populasi, maka semakin besar sample.
Semakin heterogen populasi, semakin besar sample agar seluruh
populasi dapat terwakili..
BUKTI AUDIT
DAN KERTAS
KERJA
PEMERIKSAAN
Dinda Ayuningtyas
Rizki Febrian
Maftuh Prihantono
Wika Wahyu Firmansyah Putra
Reza Pranata Putra
Sulton
OUTLINE
Bukti Audit
•
•
•
•
•
•
•
•
Pengertian
Jenis
Persuasivitas
Evaluasi
Cara Memperoleh
Tingkatan
Keputusan Auditor
Situasi yang Berisiko Besar
Kertas Kerja Pemeriksaan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Latar Belakang dan Pengertian
Fungsi
Isi
Jenis
Contoh
Format
Pengorganisasian
Kepemilikan
Pengarsipan
Ketentuan Lain
BUKTIAUDIT
Pengertian Bukti
Audit
Seluruh informasi yang
digunakan oleh auditor untuk
mencapai kesimpulan yang
menjadi dasar pendapat
audit dan mencakup
informasi yang terdapat
dalam catatan-catatan
Jenis Bukti Audit
› Data Akuntansi
Contoh: Jurnal, buku besar,
buku pembantu,
memorandum.
› Corroborating Information
(Informasi Penguat)
Contoh: Faktur, surat kontrak,
Persuasivitas Bukti
Audit
› Tingkat di mana auditor merasa
yakin bahwa bukti audit dapat
mendukung pendapat audit.
› Kompetensi Bukti Audit
- Relevansi - Ketepatan Waktu
- Sumber
- Objektivitas
› Kecukupan Bukti Audit
- Materialitas dan Risiko
Evaluasi Bukti Audit
› Kemampuan untuk
mengevaluasi bukti audit
secara tepat adalah keahlian
penting lain yang harus
dikembangkan oleh seorang
auditor.
› Evaluasi yang tepat atas bukti
rosedur Memperoleh Bukti Audit
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Inspeksi: dokumen atau fisik
Pengamatan
Konfirmasi: positif dan negatif
Tanya-jawab
Penelusuran
Prosedur Analitis
Perhitungan Kembali
Scanning
Pelaksanaan Ulang
(Reperformance)
Tingkatan
Bukti
Audit
Tingkat
Keandal
Prosedur Perolehan
Bukti
an
Inspeksi
Tinggi
Reperformance
Penghitungan kembali
Teknik audit komputer
Inspeksi
Sedang
Rendah
Scanning
Konfirmasi
Prosedur analitis
Tanya jawab
Keputusan Auditor Berkaitan
dengan Bukti Audit
› Penentuan Prosedur Audit yang
Digunakan
› Penentuan Besarnya Sampel
› Penentuan Unsur Tertentu yang Dipilih
Sebagai Anggota Sampel
› Penentuan Waktu yang Cocok untuk
Melaksanakan Prosedut Audit
Situasi Audit yang
Mengandung Risiko Besar
• Pengendalian internal yang lemah
• Kondisi keuangan yang tidak sehat
• Manajemen yang tidak dapat
dipercaya
• Penggantian auditor
KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN
(SEBAGAI BAGIAN
DARI DOKUMENTASI
AUDIT)
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT
WORKING PAPERS)
OVERVIEW:
Kertas Kerja Pemeriksaan saat ini dinyatakan
sebagai bagian dari Dokumentasi Audit
pada SA 230 / ISA 230, sebelumnya pada
SPAP 239 - PSA 15 dikenal dengan nama
sendiri yaitu Kertas Kerja Pemeriksaan.
Kertas Kerja Pemeriksaan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari Dokumentasi
audit.
KENAPA KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
DIPERLUKAN?
SPAP 239 - PSA 15:
Dalam pekerjaannya, Auditor harus membuat dan
memelihara kertas kerja, yang isi dan bentuknya
didesain untuk memenuhi keadaan-keadaan yang
dihadapinya dalam perikatan tertentu.
Artinya, dibutuhkan suatu alat sebagai bukti tertulis
suatu prosedur audit dilakukan dan tercatat
progressnya.
PENGERTIAN
KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN
Catatan-catatan
yang diselenggarakan oleh
auditor
tentang prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian
yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuat sehubungan dengan auditnya
(PSA 15)
• Kertas kerja juga memfasilitasi perencanaan, kinerja,
dan supervisi perikatan dan memberikan dasar bagi
review kualitas pekerjaan dengan memberikan kepada
reviewer dokumentasi tertulis dari bukti yang
mendukung kesimpulan signifikan auditor.
•
PENGERTIAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
• Contoh kertas kerja adalah program audit, analisis,
memorandum, surat konfirmasi, representasi, ikhtisar dari
dokumen-dokumen perusahaan, dan daftar atau komentar
yang dibuat atau diperoleh auditor.
• Kertas kerja dapat berupa data dalam bentuk cetak atau
elektronik, dan dapat disimpan dalam pita magnetik, film, atau
media yang lain.
Peran dan Sifat Kertas Kerja Pemeriksaan
• Merupakan alat catat utama auditor dari perikatan pekerjaan
yang dilakukannya dan seluruh progressnya.
• Sebagai Bukti tertulis bahwa audit telah direncanakan dan
dilaksanakan sesuai ketentuan
• Sebagai basis bagi auditor untuk menarik suatu kesimpulan
signifikan terhadap auditnya
• Kertas kerja wajib dibuat pada setiap audit.
• Kertas kerja pemeriksaan merupakan bagian dokumentasi
audit.
Fungsi Kertas Kerja
Pemeriksaan – SPAP
Menyediakan
339• PSA
15 penunjang utama
bagi
laporan auditor.
• Membantu auditor dalam pelaksanaan
dan supervisi audit.
Fungsi lain Kertas Kerja
Pemeriksaan
• Referensi
bukti
bila
ada
pertanyaan dari klien atau
pihak lain.
• Dasar penilaian kemampuan
tim audit.
• Sebagai pegangan awal untuk
audit tahun berikutnya.
Isi Kertas Kerja Pemeriksaan
• Pada umumnya, isi suatu KKP
bervariasi dengan keadaan yang
tengah dihadapi auditor dalam
proses auditnya, namun KKP
harus memuat standar-standar
pekerjaan
lapangan
yang
diterapkan dan nantinya dapat
dilaporkan.
Isi Kertas Kerja Pemeriksaan
Kertas Kerja Pemeriksaan berisikan dokumentasi yang
memperlihatkan:
• Informasi bahwa pekerjaan audit pada tahapannya telah
direncanakan dan disupervisi dengan baik.
• Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern
yang telah diperoleh
• Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang
telah diterapkan, dan pengujian yang telah
dilaksanakan, memberikan bukti kompeten yang cukup
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan auditan, yang menunjukkan
diamatinya standar pekerjaan lapangan ketiga.
Faktor yang
menentukan
isi Kertas
Kerja
Pemeriksaan
• Sifat Perikatan Auditor
• Sifat Laporan Auditor
• Sifat laporan keuangan, daftar,
dan keterangan yang perlu bagi
auditor
dalam
pembuatan
laporan.
• Sifat dan kondisi catatan klien.
• Tingkat resiko pengendalian
taksiran.
• Kebutuhan
dalam
keadaan
tertentu.
Arsip Permanen
Arsip Tahun Berjalan
Salinan atau ringkasan anggaran dasar
Salinan laporan keuangan dan
perusahaan.
laporan auditor.
Bagan akun.
Rencana dan program audit.
Bagan organisasi.
Salinan atau ringkasan notulen
rapat penting komite.
Jenis Kertas
Kerja
Pemeriksaan
Buku panduan akuntansi.
Salinan
kontrak
Kertas kerja neraca saldo.
penting
(kontrak
pensiun, kontrak serikat kerja, sewa,
Ayat
jurnal
penyesuaian
dan
reklasifikasi.
dan lain lain.
Persyaratan
penerbitan
saham
obligasi.
Hasil prosedur analitis tahun lalu.
dan
Kertas kerja yang mendukung
akun laporan keuangan.
Contoh Kertas Kerja Pemeriksaan
•
•
•
•
•
Rencana dan Program Audit
Kertas Kerja Neraca Percobaan
Analisis dan Daftar Akun
Memorandum Audit
Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi
Format Kertas Kerja
Pemeriksaan
• Judul
• Pemberian Indeks dan
Referensi Silang
• Tanda Kutip (tick mark)
Contoh file Kertas Kerja
Pemeriksaan
Format Kertas
Kerja
Pemeriksaan
Faedah
Tempat
Faedah
Waktu
Faedah
Milik
KERTAS KERJA ELEKTRONIK
Kebutuhan,
keinginan dan
permintaan
Pemasaran
dan calon
pembeli
Produk
(organisasi
jasa dan ide)
Pasar
Hubungan
dan jaringan
Nilai kepuasan
pelanggan dan
mutu
Pertukaran
dan transaksi
PROSEDUR DAN PROGRAM AUDIT SEBAGAI KERTAS
KERJA PEMERIKSAAN
Kebutuhan,
keinginan dan
permintaan
Pemasaran
dan calon
pembeli
Produk
(organisasi
jasa dan ide)
Pasar
Hubungan
dan jaringan
Nilai kepuasan
pelanggan dan
mutu
Pertukaran
dan transaksi
Pengorganisasian Kertas Kerja
Pemeriksaan
• Kertas kerja Pemeriksaan disusun dan
diorganisasikan oleh tim audit.
• Pengorganisasian ditujukan untuk memudahkan
pencarian, biasanya diberikan kode atau indeks
dan diurutkan.
• Kertas kerja pemeriksaan bersifat rahasia dan
tidak dapat disebarluaskan tanpa izin.
Kepemilikan Kertas Kerja Pemeriksaan
• Kertas kerja pemeriksaan adalah milik dari auditor,
bukan cllient
• Meskipun auditor memiliki dokumen audit, dokumen
tersebut tidak boleh diperlihatkan, kecuali dalam
kondisi tertentu, kepada orang lain dengan
persetujuan klien.
• Kertas Kerja Pemeriksaan perlu dijaga keamanannya
dengan prosedur yang memadai
Pengarsipan Kertas Kerja Pemeriksaan
• Kertas kerja pemeriksaan harus diarsip sebagai bagian
dari dokumentasi audit.
• Kertas Kerja Pemeriksaan disimpan dalam jangka waktu
tertentu.
• Pengarsipan umumnya dilakukan berdasarkan dua
kategori, yaitu file permanen dan file berjalan.
Penerapan Dokumentasi Audit
dan Penjelasan Lain
• Kertas Kerja Pemeriksaan yang telah
selesai kemudian pada prosesnya
akan menjadi dokumentasi audit yang
kemudian dikumpulkan menjadi folder
audit.
• Ketentuan mengenai hal-hal lain diatur
pada Standar Audit 230 yang masih
berlaku sampai sekarang.
STUDI KASUS
Kasus Kimia Farma
Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma
melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan
tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi,
Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut
terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit
ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan
kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup
mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan
hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar,
atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit
Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar
Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan
barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa
overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan
sebesar Rp 10,7 miliar.
STUDI KASUS
Kasus Kimia Farma
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai
yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia
Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga
persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar
harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar
penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember
2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah
dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda
tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan,
sehingga tidak berhasil dideteksi.
STUDI KASUS
Kasus Kimia Farma
Pembahasan
Dari kasus di atas, dapat dilihat bahwa terdapat kesalahan pada bukti audit
di mana bukti audit master price yang didapat oleh auditor berbeda dengan
master price yang sebenarnya. Auditor hendaknya cermat dalam
pelaksanaan audit, termasuk dalam memeriksa dokumen yang diberikan
oleh auditii. Auditor harus mengevaluasi keandalan sebuah bukti audit.
Selain itu, bukti audit yang diambil harus memenuhi syarat REKOCUMA
yaitu Relevan, Kompeten, Cukup, dan Material. Terkait dengan kecukupan
bukti audit, sample yang diambil oleh auditor harus dapat mewakili seluruh
populasi. Semakin besar populasi, maka semakin besar sample.
Semakin heterogen populasi, semakin besar sample agar seluruh
populasi dapat terwakili..