Laporan Konsep Analisis Kuantitatif dan

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
KONSEP ANALISIS KUANTITATIF
DAN PENGUKURAN pH

Nama
NRP
Kelompok
Meja
Asisten

: Shinta Karisma Fitrah
: 143020133
:E
: 12 (duabelas)
: M. Fitrian Wiriyanata

LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG
2014

KONSEP ANALISIS KUANTITATIF
DAN PENGUKURAN pH
Shinta Karisma Fitrah
143020133
Asisten : M. Fitrian Wiriyanata
Tujuan Percobaan :
Untuk menentukan pH larutan, membuat dan membakukan larutan,
menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator yang tepat pada larutan
untuk titrasi sesuai pH indikator dari larutan tersebut.
Prinsip Percobaan :
Berdasarkan metode asidimetri dan alkalimetri, dimana preaksi standar
bereaksi dengan larutan yang diuji dengan dibantu oleh indikator sebagai petunjuk
TAT(Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori
Arrhenius(1884), bahwa apabila suatu elektron melarut, sebagian dari elektron ini
terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif yang disebut ion.
Rumus :
1. Molaritas(M).

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
n
M=
V
Jika zat yang akan dicari molaritasnya ada dalam satuan gram dan
volumenya dalam mililiter, maka molaritasnya dapat dihitung dengan rumus :
1.000
M=nx
ml
atau
g
1.000
M=
x
Mr
ml
Keterangan :
M = molaritas (mol/liter)
n = mol zat terlarut (mol)
V = volume laruta (liter)

g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
2. Molalitas(m).
Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1.000 gram pelarut.
g x 1.000
M=
Mr x p
Keterangan :
g = massa zat terlarut (gram)
p = massa pelarut (gram)

Mr = massa molekul relatif
3. Normalitas(N)
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter
larutan. Untuk asam, 1 mol ekivalen sebanding dengan 1 mol ion H +. Untuk basa,
1 mol ekivalen sebanding dengan 1 mol ion OH-.
1.000
massa(gram)
N=
x

V (ml)
Be
4. Penentuan konsentrasi
N1 x V1 = N2 x V2
5. Penentuan kadar asam asetat
FP x ml NaOH x N NaOH x BM asam asetat
%cuka =
V CH 3COOH x 1.000

x 100%

Penentuan Normalitas HCl Terhadap Larutan NaB4O7 . 10H2O
1. Timbang dalam botol timbangan ± 4,7675 g NaB4O7 . 10H2O dengan teliti.
2. Larutan dengan aquadest panas, dengan menggunakan labu takar 250ml hingga
tanda batas.
3. Pipetlah 25ml larutan kedalam labu erlenmeyer 250ml, tambahkan 2-3 tetes
indikator metil merah.
4. Titrasi larutan ini dengan HCl XN sampai terjadi perubahan warna, warna
larutan kuning bening menjadi jingga.
5. lakukan hal yang sama dengan no. 3 dan 4 sebanyak 2-3 kali perlakuan.

6. Hitung beberapa ml larutan HCl XN yang diperlukan untuk menitrasi larutan
basa tersebut.
7. Hitung beberapa Normalitas HCl yang didapat.
Cara perhitungan :
Rumus :
NaB4O7 . 10H2O, jika dilarutkan dalam air akan terhidrolisa
NaB4O7 + 7H2O → 2NaOH + 4H3SO3
B4O7 + 7H2O → 2OH- + 4H3SO3
1 mol borax menghasilkan 2 mol OHMetode Percobaan :
1. Pengukuran pH
a. pH meter
Tahap-tahap menggunakan pH meter adalah pertama dengan cara menekan
tombol ON, lalu tekan tombol BATT dan perhatikan jarum meter, jika kurang dari
11,5- baterai harus diganti. Kemudian geser tombol SET/RED ke arah SET, tekan
tombol pH dan putar pengatur AET sampai jarum menunjukkan kira-kira titik nol
dari elektroda(bukan angka nol skala). Hubungkan elektroda dengan meter dan
celupkan elektroda kedalam buffer tertentu, lalu geser tombol SET/RED kearah
RED dan putar pengatur SET sehingga jarum menunjukkan pH dari larutan buffer.

Alat ini sudah dapat dipergunakan. Jangan merubah pengatur SET selama

pengukuran. Hati-hati dengan elektroda.

Gambar 1. Metode Percobaan Pengukuran pH dengan pH Meter.
b. Indikator Universal
sampel yang akan diukur pH-nya disiapkan didalam gelas kimia, celupkan
pH universal dalam larutan. Cocokkan warna pada pH universal pada warna
tingkatkan pH sebenarnya yang berada dalam wadah.

Gambar 2. Metode Percobaan Pengukuran pH dengan Indikator Universal.
c. Kertas Lakmus
sampel yang akan diidentifikasi disiapkan didalam gelas kimia, culupkan
lakmus merah dan biru secara berturut. Perubahan warna pada kertas lakmus
diamati.

Gambar 3. Metode Percobaan Pengukuran pH dengan Kertas Lakmus.

2. Metode Percobaan Analisis Kuantitatif

a. Alkalimetri


+2 tetes
PP
Duplo!

PP

Gambar 4. Metode Percobaan Analisis Kuantitatif Alkalimetri

b. Asidimetri

Na2B4O7 0,05M

MM

Gambar 5. Metode Percobaan Analisis Kuantitatif Asidimetri

Hasil Pengamatan I(Analisis Kuantitatif):

Alkalimetri
No

V1(titrasi)
V2(titrasi)
Vtitrasi
.
1.
20,1ml
33,6ml
26,85ml
2.
16,7ml
11ml
13,8ml
3.
14,5ml
(Sumber : Shinta W, Khairunisa, dan Shinta K.F , Meja 10, Kelompok E, 2014)
Asidimetri
No
V1(titrasi)
V2(titrasi)
Vtitrasi

.
1.
20ml
19ml
19,5ml
2.
17,5ml
35ml
26,25ml
3.
25ml
(Sumber : Elga Rosa dan Nenti Nuraini , Meja 13, Kelompok E, 2014)
Hasil Pengamatan II(pengukuran pH) :
No Larutan
pH meter
Indikator
.
universal
1.
Buah vita

4,41
4
2.
Soda kue
8,72
8
3
Larutan garam
7
7
(Sumber : 2014)

Lakmus
merah
Merah
Biru
Merah

Lakmus
biru

Merah
Biru
Biru

Pembahasan I(analisis kuantitatif) :
Hasil pengamatan dari metode percobaan analisis kuantitatif alkalimetri
didapat bahwa, larutan bakunya 3,1675gram, normalitas NaOH adalah 0,1N,
normalitas HCl adalah 0,14N dan persen cukaB adalah 0,24%. Sedangkan dari
metode percobaan analisis kuantitatif asidimetri didapat bahwa, larutan bakunya
9,535gram, normalitas HCl adalah 0,128N, normalitas NaOH adalah 0,134N, dan
persen cukaA adalah 0,2412%. Faktor kesalahan pada saat melakukan praktikum
salah satunya, dalam membaca buret harus teliti supaya hasilnya akurat, kemudian
dalam menitrasikan larutan harus merata dalam mencampurkan larutan.
Dalama praktikum titrasi dilakukan metode asidimetri dan alkalimetri,
dimana asidimetri adalah mencari konsentrasi larutan asam dengan larutan baku
basa, sedangkan alkalimetri adalah menentukan konsentrasi larutan basa dengan
larutan baku asam.(Daintith,1997).
Titik akhir titrasi(TAT) adalah suatu keadaan dimana titrasi harus
dihentikan tepat pada saat indikator asam-basa menunjukan perubahan warna.
Sedangkan titik ekivalen titasi(TET) adalah suatu keadaan pada saat asam-basa
tepat habis bereaksi.(Priscilia Retnowati, 2006).
Pada analisis kuantitatif menggunakan indikator phenolphthalein (PP)
pada metode alkalimetri, dan metil merah(MM) pada metode asidimetri. Indikator
PP dan MM tidak boleh ditukar, tetapi boleh diganti dengan indikator lain
contohnya, daun kubis ungu, daun rhoeo discolor, dan kayu secang.

Pada indikator daun kubis ungu, dalam suasana asam berwarna pink,
semakin mendekati netral warna pink berubah ungu (warna asli daun kubis ungu),
dan dalam suasana basa berwarna hijau. Dengan demikian titik akhir titrasi asam
cuka dengan titran NaOH ditandai dengan terbentuknya warna biru muda. Pada
indikator daun rhoeo discolor, dalam suasana asam berwarna pink, semakin
mendekati netral warna pink berubah menjadi hijau, dan dalam suasana basa
berwarna hijau kekuningan. Dengan demikian titik akhir titrasi asam cuka dengan
titran NaOH ditandai dengan terbentuknya warna hijau. Pada indikator kayu
secang, dalam suasana asam berwarna kuning, semakin mendekati netral warna
kuning berubah menjadi kuning orange, dan dalam suasana basa mengarah ke
warna merah. Dengan demikian titik akhir titrasi asam cuka dengan titran NaOH
ditandai dengan terbentuknya warna kuning orange.(Nurwachid Budi
Santoso,2011).
Sebelum melakukan titrasi terlebih dahulu harus membuat larutan baku,
dikenal ada dua macam larutan baku, yaitu :
1. larutan baku primer, adalah zat yang dipakai langsung untuk menentukan kadar
atau konsentrasi dari larutan yang lain.
Adapun syarat-syarat larutan baku primer ialah :
a. mempunyai kemurnian yang tinggi(100%)
b. mempunyai rumus molekul yang pasti.
c. tidak mengalami perubahan selama penimbangan.
d. mempunyai berat ekivalen tinggi sehingga kesalahn penimbagan dapat
diabaikan.
e. zat tersebut harus satabil, baik pada suhu kamar ataupun pada waktu
dilakukan pemanasan, standar primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu
sebelum ditimbang.
f. mudah diperoleh.(Phiin’s2012).
2. larutan baku skunder, adalah zat yang dipakai untuk menentukan konsentrasi
dari larutan lain, tetapi harus distandarisasikan dahulu pada larutan primer.
Adapun syarat-syarat larutan baku skunder, ialah :
a. derajad kemurnianya lebih rendah dari larutan primer.
b. Berat ekivalenya tinggi
c. Larutan relatif stabil didalam penyimpanan.( Phiin’s2012).
Aplikasi dibidang pangan adalah dapat menentukan persen boraks yang ada
dalam bakso atau bahan pangan lainya. Serta dalam pembuatan garam dapur
NaCl dari NaOH dan HCl, pembuatan soda kue, dan pembuatan yoghurt.
Pembahasan II(pengukuran pH) :
Dari percobaan pengukuran pH dengan menggunakan indikator pH meter
diketahui bahwa pH dari buah vita adalah 4,41, soda kue 8,72, dan larutan garam
7, jika menggunakan indikator universal pH buah vita 4, soda kue 8, dan larutan
garam 7, sedangkan menggunakan indikator kertas lakmus pada buah vita
mengakibatkan lakmus merah tetap merah, dan lakmus biru menjadi merah, ini
menandakan kalau larutan buah vita bersifat asam. Jika kertas lakmus merah di
masukan dalam larutan soda kue, maka warnya tetap biru, dan kertas lakmus
merah menjadi biru juga, ini menandakan larutan soda kue bersifat basa.

Sedangkan larutan garam bersifat netral, karena mengakibatkan kertas lakmus
merah tetap merah, dan lakmus biru tetap biru. Faktor kesalahan pada penggunaan
kertas lakmus dan indikator universal adalah tergantung dengan ketelitian kita
melihatnya saja, sedangkan bila menggunakan pH meter jika elektroda sudah
tidak sensitif lagi bila terkena asam-basa maka hasinya tidak akan akurat.
pH buah vita, soda kue dan larutan garam pada saat percobaan
menggunakan pH meter adalah 4,41, 8,72, dan 7, sedangkan hasil dari literatur
adalah 4,0, 8,4, dan 7. Hal ini tidak beda jauh dengan hasil pengamatan
dilaboratorium. (Anonim,2014).
Untuk menentukan pH larutan dengan menggunakan pH meter sangat
mudah kita cukup membaca nilai yang tertera dimonitornya dan langsung tau
berapa pH-nya, hanya saja elektrodanya harus dijaga agar tetap sensitif bila
dimasukan kedalam larutan asam-basa. Pengukuran pH juga dapat menggunakan
indikator universal, penggunaanya juga mudah, namun nilai yang didapat tidak
seakuran pH meter, selain itu kertas lakmus juga dapat dijadikan penentu pH,
cukup dengan mencelupkan kertas lakmus kedalam larutan, kita akan langsung tau
larutan itu basa atau asam, namaun kita tidak tau berapa nilai pH-nya.
Pada pH meter, setelah dimasukan kedalam larutan asam atau basa
elektrodanya harus dibasahi dengan larutan deionized atau larutan buffer supaya
pH pada elektrodanya tetap netral. Dan setelah penggunaan pH meter, elektroda
harus ditutupi dengan larutan deionized atau larutan buffer supaya elektrodanya
tidak rusak dan tetap sensitif bila terkena asam-basa.
Aplikasi dalam bidang pangan tentang pengukuran pH adalah dapat
menentukan pH yang sesuai pada bahan pangan, menentukan pH air yang netral
untuk pembuatan air mineral.
Kesimpulan :
Dengan melakukan percobaan analisis kuantitatif dan pengukuran pH
praktikan dapat mengetahui pH larutan dengan indikator yang sesuai, dan dapat
menentukan konsentrasi larutan dengan cara titrasi.
Daftar Pustaka :
Anonim.(2014). pH Larutan. Terdapat dalam (http://jasakalibrasi.net/reaksi-k
imia/).(Diakses: 23 November 2014).
Daintith, J. 1997. Kamus Lengkap Kimia, Erlangga: Jakarta.
Phin’s. 2012. Phiin’s.blogspot.com. Percobaan Asidimetri dan Alkalimetri.
Acessed : 22 November 2014
Retnowati, Priscilla. 2016. SeribuPena Kimia, Erlangga: Jakarta.
Santoso, Nurwachid Budi.2011. Berbagai Macam Indikator Untuk Menentukan
Larutan Asam Dan Basa, Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Lampiran :
1. Alkalimetri
Perhitungan larutan baku :
Dik : H2C2O4 . 2H2O 0,1N , V = 500ml
Mr H2C2O4 . 2H2O = 126,07

Be =

126,07
2

= 63,35

Dit : g?

g
1.000
x
Be
500
g
0,1 =
x2
63,35
g = 3,1675gram
Perhitungan :
1. V NaOH . N NaOH = V H2C2O4 . N H2C2O4
26,85 . N NaOH
= 25
. 0,1
26,85N NaOH = 2,5
N NaOH = 0,1N
2. V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH
25 . N HCl = 36,65 . 0,1
25N HCl = 3,7
N HCl = 0,148N
V NaOH . N NaOH . BM CH 3 COOH
3. %CukaB =
V CH 3COOH
10,5 x 0,1 x 60
=
x 100%
25 x 1.000
= 0,24%
2. Asidimetri
Perhitungan larutan baku :
Dik : Na2B3O7 . 10H2O 0,1N, V= 500ml
Mr Na2B3O7 . 10H2O = 381,22
381,22
Be =
= 190,61
2
Dit : g?
g
1.000
Dij : N =
x
BE
500
g
0,1 =
x2
190,61
190,61 x 0,1
g=
2
g = 9,5305gram
Dij : N =

Perhitungan :
1. V HCl. N HCl = V Na2BaO7 . N Na2BaO7
19,5 . N HC = 25
. 0,1
19,5N HCl = 2,5
N HCl = 0,128N
2. V NaOH . N NaOH = V HCl . N HCl
25 . N NaOH = 17,5 . 0,128
25N NaOH = 2,24
N NaOH = 0,134N

x 100%

V NaOH . N NaOH . BM CH 3 COOH
V CH 3COOH
7,5 x 0,134 x 60
=
x 100%
25 x 1.000
= 0,2412%

3. %CukaA =

x 100%

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65