KODE MODUL OPKR 10-002B

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F

PEMASANGAN SI STEM HYDROLI K

DI REKTORAT PEMBI NAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL

KODE MODUL Milik Negara Tidak Diperdagangkan

OPKR 10- 002B

PEMASANGAN SI STEM HYDROLI K SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K MEKANI K OTOMOTI F

Tim Fasilitator:

Drs. Abdullah Drs. Tejo Marjuki, ST, MT Drs. H. Rindowi, ST

Tim Penulis:

Adhari, SPd.

DI REKTORAT PEMBI NAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL

KATA PENGANTAR

Modul Pemasangan sistem hidrolik dengan hidrolik dengan kode OPKR-10- 002B berisi materi dan informasi tentang peralatan/ komponen sistem hidrolik dan tata cara pemeriksaan serta pemasangan dan pengujiannya. Selain itu diuraikan informasi tentang keselamatan kerja dan tindakan yang aman dan melaksanakan pemasangan dan pengujian sistem hidrolik. Materi diuraikan dengna pendekatan praktis disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan.

Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa dapat menyerap informasi yang dipelajari, setiap akhir kegiatan belajar diberikan test formatif; dan diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji teoritis siswa. Uji kompetensi dilakukan secara teoritis dan praktik. Uji teoritis dilaksanakan dengan cara siswa menjawab pertanyaan yang pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan meminta siswa mendemonstrasikan kompetensi yang harus dikuasai, dan peranan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Dengan adanya test dan evaluasi dimiliki sehingga yang bersangkutan dapat melanjutkan ke kegiatan belajar atau modul berikutnya bila memenuhi kriteria kelulusan.

Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyajian modul ini, sehingga saran dan masukan yang konstruktif sangat penyusun harapkan. Semoga modul ini banyak memberikan manfaat.

Cirebon, Agustus 2005

Penyusun,

MEKANI SME PEMELAJARAN

Untuk mencapai peguasaan modul ini dilakukan melalui diagram alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut:

START

Lihat Kedudukan Modul

Lihat Petunjuk Penggunaan Modul

Kerjakan Cek Kemampuan

Nilai ≥7

Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Belajar n

Kerjakan Evaluasi

Modul

Nilai ≥7

berikutnya/ Uji Kompetensi

SENARAI

I stilah

Keterangan

Actuator Suatu alat yang mengubah tenaga hidrolik menjadi tenaga mekanik (gerakan). Sebagai contoh : Silinder hidrolik dan motor.

Baffle Suatu alat yang biasanya terbuat dari pelat dipasang didalam sebuah reservoir untuk memisahkan saluran masuk pompa dengan saluran-saluran pengembali.

Bleed-Off Untuk memindahkan atau mengubah suatu porsi hantaran pompa khusus yang dapat dikontrol secara langsung ke reservoir.

By-Pass Suatu lintasan sekunder untuk aliran fluida. Check Valve

Suatu katup yang memberikan aliran fluida hanya dalam satu arah (sering disebut katup balik).

Circuit Pengaturan komponen-komponen yang saling berhubungan (rangkaian) untuk melaksanakan fungsi khusus dalam satu sistem.

Cylinder Alat yang mengubah tenaga fluida ke dalam gaya dan gerakan mekanik lurus. Biasanya terdiri dari elemen yang dapat digerakkan. Seperti torak dan batang torak.

Delivery Volume fluida yang dilepaskan oleh suatu pompa dalam satu satuan waktu. Istilah ini sering disebut dengan hantaran pompa dengan satuan liter permenit.

Directional Valve Katup untuk memilih (selektif) mengarahkan atau mencegah aliran fluida ke saluran-saluran yang dikehendaki.

Displacement Jumlah fluida yang dapat melewati suatu pompa, motor atau silinder dalam satu putaran atau langkah.

Double Acting Cylinder Suatu silinder yang gaya fluidanya dapat untuk menggerakkan elemen dalam dua arah.

Fluida

Zat yang dapat mengalir atau gas

Hose

Saluran fluida hidrolik fleksibel

I stilah

Keterangan

Linear Actuator Suatu alat untuk mengubah energi hidrolik kedalam gerak garis lurus. Misal seperti silinder atau ram

Meter-In Untuk mengatur jumlah aliran fluida ke dalam suatu elemen penggerak atau sistem.

Meter-Out Untuk mengatur aliran pembuangan fluida dari suatu elemen penggerak atau sistem.

BAB. I PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul Pemasangan sistem hidrolik dengan kode OPKR-10-002B berisi materi dan informasi tentang peralatan utama, rangkaian dan pengujian serta keselamatan kerja dari sistem hidrolik. Materi diuraikan dengan pendekatan praktis disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami bahasan yang disampaikan. Modul ini disusun dalam 2 kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang pemasangan sistem hidrolik. Kegiatan belajar 2 membahas tentang pengujian sistem hidrolik. Setiap akhir materi disampaikan rangkuman yang memuat intisari materi, dilanjutkan test formatif. Setiap siswa harus mengerjakan test tersebut sebagai indikator penguasaan materi, jawaban test kemudian diklarifikasi dengan kunci jawaban. Diakhir modul terdapat evaluasi sebagai uji kompetensi siswa. Uji kompetensi dilakukan secara teroritis dan praktik. Uji teoritis dilakukan dengan cara siswa menjawab pertanyaan yang pada soal evaluasi, sedangkan uji praktik dengan meminta siswa mendemontrasikan kompetensi yang harus dimiliki dan guru/instruktur menilai berdasarkan lembar observasi yang ada. Melalui evaluasi tersebut dapat diketahui apakah siswa mempunyai kompetensi pemasangan sistem hidrolik.

B. Prasarat

Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-10-002B antara lain adalah sudah memiliki kompetensi yang terdapat pada OPKR-10-001B.

C. Petunjuk Penggunaan

1. Petunjuk Bagi Sisw a

a. Lakukan cek kemampuan untuk mengetahui kemampuan awal yang anda kuasai, sebelum membaca modul lebih lengkap.

b. Bacalah modul secara seksama pada setiap kegiatan belajar, bila ada uraian yang kurang jelas silakan bertanya pada guru.

c. Kerjakan setiap test formatif pada setiap kegiatan belajar, untuk mengetahui seberapa besar pemahaman saudara terhadap materi yang disampaikan, klarifikasi hasil jawaban saudara pada kumpulan lembar jawaban yang ada.

d. Lakukan latihan setiap sub kompetensi sesuai dengan lembar kerja yang ada.

e. Perhatikan petujuk keselamatan kerja dan tindakan aman saat bekerja yang termuat pada lembar kerja.

f. Lakukan latihan dengan cermat, teliti dan hati-hati. Jangan melakukan pekerjaan yang belum anda pahami dengan benar.

g. Bila saudara merasa siap mintalah guru untuk menguji kompetensi saudara.

2. Petunjuk Bagi Guru/ I nstruktur

Pada setiap kegiatan belajar siswa, guru/instruktur berperan sebagai:

a. Fasilitator yaitu menyediakan fasilitas berupa informasi, bahan, alat, training obyek dan media yang cukup bagi siswa sehingga kompetensi siswa cepat tercapai.

b. Motivator yaitu memotivasi siswa untuk belajar dengan giat, dan mencapai kompetensi dengan sempurna

c. Organisator yaitu bersama siswa menyusun kegiatan belajar dalam mempelajari modul, berlatih keterampilan, memanfaatkan fasilitas dan sumber lain untuk mendukung terpenuhinya kompetensi siswa.

d. Evaluator yaitu mengevaluasi kegiatan dan perkembangan kompetensi yang dicapai siswa, sehingga dapat menentukan kegiatan selanjutnya.

D. Tujuan Akhir

Tujuan akhir dari modul ini adalah siswa mempunyai kompetensi:

1. Mampu memasang sistem hidrolik dengan tanpa merusak komponen lain.

2. Mampu melaksanakan pengujian sistem hidrolik sesuai dengan standar operasional prosedur.

E. Kompetensi

Kompetensi Memasang sistem hidrolik mempunyai kode OPKR 10-002B dengan durasi pembelajaran 30 jam @ 45 menit. Kompetensi ini terdiri dari 2 sub kompetensi, yaitu:

1. Pemasangan sistem hidrolik

2. Pengujian sistem hidrolik Kriteria kinerja, lingkup belajar, materi pokok dalam pemelajaran dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

KOMPETENSI

: Pemasangan sistem hidrolik

KODE

: OPKR-10-002B

DURASI PEMELAJARAN :

30 Jam @ 45 menit

A B C D E F G LEVEL KOMPETENSI KUNCI 1 1 2 1 1 1 2

1. Batasan konteks  Standar kompetensi ini digunakan untuk kendaraan ringan 2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk :  Spesifikasi pabrik kendaraan  SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan  Spesifikasi pabrik produk/komponen  Kebutuhan pelanggan  Kode area tempat kerja  Perundang-undangan pemerintah  Lembaran data keamanan bahan

3. Pelaksanaan K3 harus memenuhi :

KONDISI KINERJA

 Undang-unadang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)  Penghargaan di bidang industri

4. Sumber-sumber dapat termasuk: peralatan tangan/hand tools, peralatan bertenaga angin/air tools, peralatan bertenaga/power tools, peralatan khusus/special tools untuk pemasangan, peralatan uji meliputi:pengukur aliran hidraulis, alat pengukur tekanan hidraulis.

5. Kegiatan

 Kegiatan harus dilaksanakan di bawah kondisi kerja normal dan harus meliputi : penilaian pendengaran, visual dan fungsi (meliputi : kerusakan, korosi, ketinggian permukaan cairan, kebocoran, pengujian, keausan dan aspek keamanan)  Prosedur pemasangan  Prosedur pengujian Variabel terapan lainnya meliputi : katrol, dongkrak, peralatan press, sistem kemudi, power lift (tenaga pengungkit)

Pemasangan Sistem Hidrolik OPKR 10-002B

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SUB KOMPETENSI

KRI TERI A KI NERJA

LI NGKUP BELAJAR

SI KAP

PENGETAHUAN

KETERAMPI LAN

 Melaksanakan prosedur hidrolik

1. Pemasangan sistem

 Pemasangan dilaksanakan

 Prosedur pengukuran dan

 Ketelitian dalam

 Prosedur pengukuran

tanpa menyebabkan

pengujian

pemasangan

dan pengujian

pemasangan sistem

kerusak-an terhadap

 Desain dan sketsa diagram

 Keamanan dengan

 Informasi teknik yang

hidrolik dan

komponen atau sistem

sirkulasi sistem hidrolik

cairan hidrolik

sesuai termasuk simbol

komponenya

lainnya

 Jenis cairan hidrolik dan

 Keamanan dalam

grafik

 Melaksanakan prosedur

 Informasi yang benar

penggunaannya

operasional hidrolik

 Jenis cairan hidrolik

pengukuran dan

diakses dari spesifikasi

 Prinsip-prinsip operasi

dan penggunaannya

pengujian

pabrik dan dipahami.

sistem hidrolik

 Prinsip kerja sistem/

 Melaksanakan prosedur

 Tata letak sistem hidraulik

 Prinsip kerja sistem/

komponen hidrolik

operasional sistem

dirancang dan disesuaikan

komponen hidrolik

hidrolik

dengan kebutuhan pelanggan

 Semua prosedur pemasangan dilaksanakan berdasarkan spesifikasi dan toleransi pabrik

 Seluruh kegiatan pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP ( Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kese- hatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusa- haan.

 Melaksanakan hidrolik

2. Pengujian sistem

 Pengujian dilaksanakan

 Prosedur pengukuran

 Ketelitian dalam

 Prosedur pengukuran

tanpa menyebabkan

dan pengujian

pengu-kuran

dan pengujian

prosedur pengukuran

kerusakan ter-hadap

 Desain dan sketsa

 Keamanan dengan

 Informasi teknik yang

dan pengujian

Pemasangan Sistem Hidrolik OPKR 10-002B

MATERI POKOK PEMELAJARAN

SUB KOMPETENSI

KRI TERI A KI NERJA

LI NGKUP BELAJAR

SI KAP

PENGETAHUAN

KETERAMPI LAN

komponen atau sistem

diagram sirkulasi

cairan hidrolik

sesuai termasuk

 Melaksanakan

lainnya

sistem hidrolik

 Keamanan dalam

simbol grafik

prosedur operasional

 Informasi yang benar

 Jenis cairan hidrolik

operasional hidrolik  Jenis cairan hidrolik

sistem hidrolik

diakses dari spesifikasi

dan penggunaannya

dan penggunaannya

pabrik dan dipahami.

 Prinsip-prinsip operasi

 Prinsip kerja sistem/

 Seluruh pengujian

sistem hidrolik

komponen hidrolik

dilaksana-kan berdasarkan  Prinsip kerja sistem/ spesifikasi dan toleransi

komponen hidrolik

pabrik  Seluruh kegiatan pemasangan dilaksanakan berdasarkan SOP ( Standard Operation Procedures), undang- undang K 3 (Keselamatan dan Kese-hatan Kerja), peraturan perundang- undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.

Pemasangan Sistem Hidrolik OPKR 10-002B

F. Cek Kemampuan

Sebelum mempelajari modul ini silakan mengisi cek list dan berikan tanda √ pada pernyataan atau pertanyaan pada table berikut ini:

Sub

Jaw aban

Bila jaw aban

“Ya” Kerjakan

Saya mampu menjelaskan pengertian pesawat hidrolik Saya dapat menyebutkan komponen sistem hidrolik

Pemasangan Saya dapat menjelaskan fungsi masing-masing komponen sistem hidrolik

sistem hidrolik Test Formatif 1 Saya dapat merangkaikan sistem hidrolik dengan benar

Saya mengetahui minimum tiga macam jenis sistem hidrolik yang digunakan di bengkel otomotif

Saya mampu melaksanakan pengujian komponen sistem hidrolik

Pengujian

Test Formatif 2 sistem hidrolik

Saya mampu melaksananakan pengujian sistem hidrolik

Saya mampu mengoperasika sistem hidrolik yang saya pasang

Pemasangan Sistem Hidrolik OPKR 10-002B

BAB. II PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi table di bawah ini; kemudian jika anda selesai mempelajarinya dan mencapai kompetensi tertentu mintalah bukti belajar dari setiap kegiatan belajar yang anda lakukan.

Alasan Paraf Jenis Kegiatan

Perubahan Guru

1. Pemasangan sistem hidrolik

2. Pengujian sistem hidrolik

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 1 Pemasangan sistem hidrolik

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1

Setelah siswa selesai memelajari kegiatan belajar 1 akan dapat:

1. Menyebutkan pengertian hidrolik

2. Menjelaskan komponen pesawat hidrolik

3. Mejelaskan prinsip kerja sistem hidrolik

4. Memasang komponen pesawat hidrolik sesuai standard operasional prosedur

5. Menyebutkan minimun tiga jenis pesawat system hidrolik yang digunakan di bengkel otomotif

b. Uraian Materi

1. Pengertian hidrolik.

Sebelum kita melaksanakan pemasangan sistem hidrolik, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian hidrolik. Hidrolik menurut “bahasa greek” berasal dari kata “hydro” = air dan “aulos” = pipa. Jadi hidrolik bisa diartikan suatu alat yang bekerjanya berdasarkan air dalam pipa. Prinsip yang digunakan adalah Hukum Pascal, yaitu : benda cair yang ada di ruang tertutup apabila diberi tekanan, maka tekanan tersebut akan dilanjutnya ke segala arah dengan sama besar. Perhatikan gambar sebelah !

F1 F2

2 Jika A1 = 1 Cm 2 . A2 = 20 Cm jika F1 = 5 Kg maka karena tekanan pada

A1 A2 kedua permukaan bejana adalah sama

maka F2 = F1/A1 x A2 = 5/1 x 20 = 100 Kg.

Gambar 1 Hukum Paskal

2. Komponen sistem hidrolik

Komponen sistem hidrolik secara umum terdiri dari : o Unit tenaga (Power Pack), yang meliputi: Penggerak mula, Pompa hidrolik,

tangki hidrolik dan katup pengaman. o Unit penggarak (Actuator), yang banyak dipergunakan adalah silinder hidrolik.

o Unit pengatur (Direction Control Valve) o Cairan Hidrolik o Pipa Saluran

Secara sederhana menurut diagram rangkaian sistem hidrolik adalah seperti gambar berikut, yang terdiri dari:

M = Motor

1 = Pompa hidrolik

2 = Tangki

3 = katup pengaman

4 = katup pengarah

5 = silinder penggerak

6 = manometer

= pipa penghubung/selang

Gambar 2 Rangkaian sistem hidrolik

1) Penggerak mula

Yang dimaksud dengan penggerak mula pada sistem hidrolik yaitu jenis penggerak sebagai tenaga awal untuk menggerakkan pompa hidrolik. Jenis penggerak mula yang digunakan untuk menggerakan pompa hidrolik pada sistem hidrolik dapat berupa pengungkit yang digerakan secara mekanik (contohnya pada dongkrak, pedal rem) atau motor listrik (contohnya pada pada mesin pres, car lift).

2) Pompa Hidrolik Gambar 3 Jenis penggerak mula pada sistem hidrolik

Fungsi pompa hidrolik yaitu untuk mengalirkan cairan hidrolik ke seluruh rangkaian hidrolik sehingga unit penggerak dapat bekerja. Tenaga cairan yang ditimbulkan oleh pompa dan peralatan lain yang mengaturnya sebanding dengan tenaga mekanik yang menggerakkan pompa. Dengan kata lain tenaga mekanik dari penggerak mula diubah menjadi tenaga fluida.

a) Jenis Pompa Hidrolik

Pompa yang digunakan adalah jenis pompa pemindah (positive displacement pump ). Perhatikan konstruksi macam macam pompa di bawah ini !

(1) Pompa Roda Gigi Dalam (2) Pompa tipe Gerotor (3) Pompa Roda Gigi Luar (4) Pompa Baling-baling (sudu-sudu) (5) Pompa Torak

1) Pompa Roda Gigi Dalam

Gambar 4. Pompa Roda Gigi Dalam

Keterangan gambar Pompa Roda gigi dalam

1. Rumah

2. Roda gigi penggerak

3. Pasangan roda gigi

4. Ruang pengisapan

2) Pompa tipe Gerotor

Pompa ini terdiri atas rotor yang bergelombang sebagai penggerak (inner rotor ) dan rotor bagian luar (outer rotor) yang digerakkan. Ruang pemompaan terjadi antara gigi-gigi atau gelombang rotor

Gambar 4. Pompa Tipe Gerotor

3) Pompa Roda Gigi Luar

Pompa ini terdiri dari sepasang roda gigi Yang ada di dalam suatu ruang vacum, dimana slah satu roda gigi dipasang sebagai penggerak sedang roda gigi lainnya yang digerakkan. Keterangan gambar senagai berikut:

1. Rumah Roda gigi

2. Roda gigi pemutar

3. Roda gigi pasangan

4. Ruang vacum

5. Daerah ini oli tertekan

6. Daerah pengisapan

7. Penekanan oli keluar oleh gigi-gigi

Gambar 6. Pompa Roda Gigi Luar

4) Pompa Baling – baling

Pompa ini terdiri dari baling-baling (sudu) yang dipasang pada rotor, rumah bubungan. Rotor sebagai dudukan baling-baling (sudu) dibuat beralur.

Posisi Rotor terhadap rumah pompa (ring) ada yang sepusat (disebut Pompa sudu seimbang) dan tidak sepusat (pompa sudu tidak seimbang). Pemompaan diperoleh karena adanya gaya sentrifugal dan kevakuman antara baling-baling dan ring (rumah pompa). Perhatikan gambar pompa baling-baling (sudu) seimbang di bawah ini!

1. Rumah bubungan

2. Rotor

3. Baling baling (sudu)

4. Penyempitan di sluran masuk

5. Penyempitan di saluran buang

6. Sisi gerak bebas sudut

Gambar 7. Pompa Baling- baling ( sudu) Seimbang

5) Pompa Torak

Pada umumnya pompa torak mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pompa yang lain. Pompa torak terdiri dari pompa torak aksial dan pompa torak radial.

Pompa torak aksial yaitu apabila torak terpasang pada garis parallel dengan sumbu poros pompa, sehingga torak melakukan kerja sejajar dengan sumbu poros pompa. Sedangkan pompa torak radial apabila torak dipasang dan melakukan gerak radial atau tegak lurus terhadap sumbu pompa. Berikut adalah pompa torak radial dengan:

1. Rumah pompa

2. Poros eksentrik

3. elemen pompa

4. torak

5. katup isap

6. katup pengontrol tekanan

Gambar 8. Pompa Torak Radial

Pompa yang berkaitan dengan dongkrak adalah jenis pompa torak seperti pada gambar berikut:

a. Plunyer

b. Plunyer

c. Perapat (Seal) c b

d. Katup Pengarah d

e. Ke Silinder (Aktuator)

f. Dari Seservoir

Gambar 9. Pompa pada dongkrak

b) Efisiensi Pompa

Efesiensi pompa merupakan salah faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pemilihan pompa. Dengan memperhatikan efesiensi akan diketahui berapa volume dan tenaga yang dihasilkan dari suatu pompa. Angka efesiensi pompa ditentukan oleh tiga faktor yang meliputi: Efesiensi volumetrik dan efisiensi tenaga. Efesiensi Volumetrik adalah perbandingan antara volume aliran yang dihasilkan (Perpindahan sebenarnya) dengan volume aliran teoritis (Perpindahan teoritis) suatu pompa.

Efisiensi volumetrik (ױ v )

= Pemindahan sebenarnya

X 100%

Pemindahan teoritis

Efesiensi tenaga adalah perbandingan tenaga yang dihasilkan terhadap tenaga yang dipakai (masuk)

Efisiensi tenaga (ױ p )

= Tenaga yang dihasilkan

X 100%

Tenaga yang dipakai

c) Karakteristik Pompa.

Dari bernacam pompa yang paling banyak di gunakan pada industri-industri besar adalah Pompa Roda gigi, pompa sudu-sudu (baling-baling) dan pompa torak. Karakteristik pompa dapat dilihat pada table berikut:

Prinsip kerja Pompa

Tekanan Maks

Kecepa Q maks Efesiensi Filtrasi

Tingkat

(bar)

tan (n) (l/mnt) total (%) min

kebersihan

Dari Sampai Mi Maks n

Roda gigi

Roda gigi

(gerotor) Rod

(crescent) Sudu-sudu

Sudu-sudu tetap

Sudu-sudu tak tetap

Torak aksial gandar

Torak aksial

sejajar Torak radial

80-90

Gambar 10 Simbol Pompa Hidrolik

3) Tangki Hidrolik

Tangki hidrolik (reservoir) adalah bagian dari unit tenaga, ada yang berbentuk segi empat ada pula yang berbentuk silinder.

a) Fungsi tangki hidrolik adalah:

- Penampung cairan hidrolik sebelum dan setelah beredar - Pendinginan cairan hidrolik. Didalam tangki cairan yang hidrolik panas

(setelah mamasuki rangkaian) bercampur dengan cairan dingin (yang ada didalam tangki) sehingga mengalami pen-dinginan.

- Menghilangkan gelembung udara. Gelembung yang masuk dalam rangkaian sangat tidak menguntungkan dan hanya dapat hilang setelah masuk tangki. Untuk itu maka ruang udara di dalam tangki harus ada dan cukup untuk menghilangkan jika terjadi gelembung

- Mengendapkan kotoran/pencemaran. Agar kotoran yang dibawa dari rangkain dan tidak masuk lagi maka pemasangan saluran isap dan saluran balik

dipasang sejauh mungkin, dan dipasang separator/penyekat. - Tempat pemasangan motor. Pompa dan perlengkapan lain.

b) Gambar tangki hidrolik (reservoir) dan simbolnya.

Gambar 11. Tangki Hidrolik ( Reservoir) dan Simbol

4) Katup Pengaman (Reliev Valve)

Katup ini adalah katup dua lubang dan dua posisi dengan pilot pressure (bola katup) yang dilengkapi dengan pegas tekan yang dapat disetel.

a) Fungsi katup pengaman. Fungsi katup ini adalah untuk mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik. Tekanan lebih akan mengakibatkan kerusakan dan kerugian diseluruh bagian sistem.

b) Konstruksi dan simbol Ada beberapa macam konstruksi releiev valve. Konstruksi yang paling sederhana terdiri atas sebuah bola yang duduk pada bodi dan ditekan oleh pegas tekan. Besarnya tekanan oli pada sistem diatur oleh baut pengatur yang menekan pegas. ( Lihat gambar 12)

Keterangan: T P= Dari Pompa

T = Ke Tangki (Reservoir)

B = Bola Baja (Peluru) S = Pegas (Spring) M = Baut Pengatur

Gambar 12. Katup Pengaman dan Simbol

5) Unit Penggerak (Actuator)

a) Fungsi Unit Penggerak Fungsi actuator yaitu untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik (gerak).

b) Macam Unit Penggerak Berdasarkan jenis dari perubahan tenaga yang dihasilkan, unit penggerak ini dibedakan atas: (1) Silinder hidrolik (Linear Actuator), dan

(2) Motor Hidrolik (Rotary Actuatir) (3) Silinder Hidrolik

(1) Silinder Hidrolik Berdasarkan sistem kerjanya silinder hidrolik terdiri atas: (a) Single acting Cylinder (silinder kerja tunggal) (b) Double acting Cylinder (silinder kerja ganda).

(a) Silinder Kerja Tunggal. Silinder ini dikatakan kerja tunggal (Ram) karena pada penggunaan cairan hidrolik hanya pada satu sisi torak saja. (1)). Konstruksi

Konstruksi Silider kerja tunggal seperti terlihat pada gambar

Gambar 13. Silinder Kerja Tunggal

(2)). Prinsip kerja.

Jika rangkaian mulai bekerja maka cairan hidrolik masuk dan menekan dari sisi kiri sehingga torak bergerak ke kanan. Selanjutnya pergeseran (langkah torak) mencukupi atau mencapai yang dikehendaki dan cairan hidrolik tidak ada tekanan lagi. Maka plunyer kembali oleh adanya bobot dari benda yang di angkat ( digeser ). Pemakaian silinder kerja tunggal ini digunakan pada dongkrak atau alat pembengkok pipa. Untuk pengembalian torak ke posisi semula ada juga yang dilengkapi dengan pegas pembalik.

(3)). Simbol silinder kerja tunggal tampak pada gambar 14

Gambar 14. Simbol Silinder Kerja Tunggal

(b) Silinder Kerja Ganda

(1)). Konstruksi

Konstruksi Silider kerja ganda seperti terlihat pada gambar terdiri terdiri dari:

a. Rumah dengan penutup

b. Batang torak

c. Torak

d. Seal

Gambar 15. Silinder Kerja Ganda

(2)). Prinsip kerja.

Jika rangkaian mulai bekerja maka suatu waktu cairan hidrolik masuk dan menekan dari sisi kiri sehingga torak bergerak ke kanan, bersamaan dengan itu pada sisi kanan torak cairan hidrolik tertekan dan keluar dari dalam silider selanjutnya masuk ke reservoir (Langkah 1). Sebaliknya jika menghendaki torak bergerak ke posisi semula (kiri) maka cairan hidrolik harus masuk dari sisi kanan torak,

(3)). Simbol silinder kerja ganda.

Gambar 16. Simbol Silinder Kerja Ganda

(2) Motor Hidrolik (Rotary Actuator) Motor hidrolik berfungsi untuk menimbulkan tenaga putar. Motor ini hampir mirip pompa hydrolik menurut kontruksinya. Pada kenyataannya pompa hidrolik pun dapat juga digunakan sebagai motor, hanya cara kerjanya berbeda. Pompa hidrolik mendorong oli dari sistem yang menghasilkan gaya putar dan meneruskannya menjadi gerakan putar. Motor hidrolik diklasifikasikan menurut displacement, kapasitas gaya putar dan pembatasan tekanan maksimum. Displacement adalah jumlah oli yang diperlukan motor untuk berputar satu putaran, atau dengan kata lain, kapasitas satu ruangan oli dalam motor dikalikan dengan jumlah ruangan-ruangan yang ada didalamnya. Tekanan yang dibutuhkan dalam sebuah motor hidrolik adalah

tergantung pada beban, gaya putar dari displacemennya. Disesuaikan menurut arah putaran, motor hidrolik dapat

dibedakan:

1. Uni directional motor (motor satu arah)

2. Bi directional motor (motor dua arah) Uni directional motor (motor satu arah), motor hidrolik ini bekerja

hanya pada satu arah putaran saja. Jadi bila kita menghendaki gerakan dari suatu alat yang memerlukan hanya satu arah putaran, kita dapat memilih motor uni directional sebagai pengeraknya. Bi directional motor (motor dua arah), motor ini dapat bergerak tidak hanya satu arah putaran melainkan dua arah putaran sesuai dengan nama

6) Unit Pengatur

a) Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV)

Katup (valve) ialah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan cairan hidrolik yang melalui katup tersebut. Bentuk perintah terhadap perintah ini ada beberapa cara antara lain: - Cara mekanik

- Cara aliran pemandu (fluid pilot signal) - Cara elektrik Sesuai dengan namanya, katup ini berfungsi untuk mengontrol arah aliran

dalam rangkaian dan melangsungkan fungsi-fungsi logic control. Katup pengarah digolongkan menurut sifat-sifat perencanaanya.

(1) Mekanisme dalam bagian katup, yang langsung mengatur arah aliran fluida. Mekanik pengatur dibagian dalam katup itu dapat berbentuk bola, poppet sliding spool, piring putar atau plug putar.

(2) Jumlah switch kedudukan misalnya dua posisi atau lebih, tiga posisi atau lebih. (3) Jumlah lubang-lubang penghubung atau saluran kerja. (4) Cara menggerakkan katup yang mengubah kedudukan mekanik bagian

dalam katup berubah posisinya, untuk mengatur aliran. Di bawah ini diperlihatkan beberapa jenis katup pengarah, simbol-

simbol dan macam cara penggerak katup.

Gambar17.. Jenis Katup Pengarah

Adapun jenis mekanisme penggerak katup seperti terlihat pada gambar berikut:

Simbol-simbol adalah suatu cara untuk menggambarkan dan menjelaskan komponen pesawat hidrolik. Dengan simbol-simbol ini hidrolik circuit dapat dengan mudah digambarkan dan dibaca. Simbol-simbol telah distandarkan menurut standar ISO (International Standarts Organization) atau EFPSC (Europacan Fluida Power Standards Committee).

Gambar 19. Simbol- simbol Kat up Pengarah

Gambar 18 Cara Penggerak Katup.

c) Jenis-jenis Katup Pengarah Khusus

(1) Check valve Check valve adalah katup satu arah, artinya ia hanya dapat digunakan

untuk satu arah aliran saja. Check valve dapat berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga sebagai pressure control (pengontrol tekanan). Kebanyakan tipe check valve ini menggunakan mekanik, atau poppet bola.

Menurut pemasangannya, check valve dapat berupa linier check valve, bila dipasang pada aliran yang lurus dan dapat berupa right angle check valve,

bila dipasang pada sudut yang menyiku (90 ). Simbol check valve adalah sebagai berikut: Simbol check valve adalah sebagai berikut:

Gambar 20. Check Valve

(2) Pilot operated Check valve Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang dapat mengalir

bebas pada satu arah dan menuju pada arah lawannya. Kecuali ada tekanan cairan yang dapat membukanya. Pilot operated check valve ini digunakan pada rangkaian hidrolik yang memasang silinder penggeraknya atau actuator pada posisi tegak. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tujuannya piston (turun dengan cepat) akibat kebocoran katup, beban dan gaya berat piston itu sendiri. Simbol dari pilot operated check valve adalah sebagai berikut :

Gambar 21. Pilot Opereted

Check Valve

(3) Flow Control Valve Katup ini digunakan untuk mengatur kecepatan aliran yang berarti

mengatur kecepatan gerak actuator (piston). Biasanya flow kontrol ini digunakan pada rangkaian hidrolik dengan fix dispcement pump (jumlah alirannya tetap). Ada tiga cara dasar dari pemasngan flow kontrol sebagai pengontrol kecepatan alat penggerak yakni: - Meter in

- Meter out - Blead off

a. Rangkaian meter in

Dalam rangkaian ini flow kontrol dipasang diantara pompa dan katup pengarah. Tapi juga dapat dipasang antara silinder dan katup pengarah agar dapat diatur individually. Rangkaian ini untuk mengontrol kecepatan gerak piston/beban dimana beban itu terus menerus menahan gerak actuator, seperti

b. Rangkaian meter out

Pemasangan flow control valve biasanya diantara actuator dan katup pengarah. Rangkaian ini digunakan pada waktu gerak kembali tidak perlu dikontrol.

c. Rangkaian blead off

Rangkaian ini dapat membatasi pompa untuk menghasilkan tekanan yang sesuai dengan kebutuhan beban saja, demikian juga kelebihan aliran/tekanan, langsung dapat kembali melalui katup ini tanpa melalui katup pengaman. Jadi hal ini telah menghemat tenaga. Di halaman berikut ini dapat dilihat rangkaian-rangkaian tersebut di atas.

Gambar 22. Flow Control Valve

Gambar 23. Rangkaian Flow Control

7) Cairan hidrolik.

Dalam istilah umum cairan hidrolik berbentuk minyak atau oli dan digunakan sebagai media mempunyai fungsi sebagai Penerus daya (Power Transmisi), Pelumasan (Lubrication), Perapat (Sealing) dan Pendingin (Cooling).

(a) Fungsi cairan hidrolik

1. Cairan hidrolik sebagai media penerus daya harus mudah mengalir melalui komponen salurannya sehingga tidak akan mudah daya yang hilang. Demikian juga cairan hidrolik harus incompressible atau tidak mudah dimampatkan agar dapat seketika meneruskan daya bila sumber daya memberikan tenaganya.

2. Cairan hidrolik sebagai pelumas harus mampu melumasi semua bagian dalam dari komponen sistem hidrolik yang bergesekan dan dilalui cairan hidrolik.

3. Cairan hidrolik sebagai perapat akan menjadi oil film antara bagian pesawat yang tidak ada ring perapat yang menerima daya/tekanan.

4. Cairan hidrolik sebagai pendingin akan menyerap panas yang timbul dalam sistem hidrolik. Penyerapan panas terjadi di bak penampung (reservor) dengan adanya sirkulasi cairan hidrolik.

(b) Syarat – syarat Cairan hidrolik.

Untuk memenuhi fungi seperti tersebut diatas, cairan hidrolik harus memenuhi syarat tertentu, diantaranya adalah :  Mampu mencegah terjadinya karat (korosi)  Tidak membentuk buih  Mampu mencegah terbentuknya lumpur endapan  Tidak mudah bersenyawa dengan air  Tidak mudah bocor, (mudah diperpak)  Tahan panas  Stabil dan tahan lama

(c) Sifat – sifat cairan hidrolik

Untuk memenuhi persyaratan seperti tersebut diatas, cairan hidrolik harus memiliki sifat sebagai berikut :

(1) Viscositas yang stabil Viscositas atau nilai kekentalan ialah besarnya tekanan (hambatan) cairan untuk mengalir. Apabila cairan mengalir dengan mudah berarti viscositasnya rendah dan biasanya cairan tersebut encer. Viscositas secara garis besar terbagi dua yaitu Viscositas unit dan Viscositas Index. Yang termasuk kedalam kelompok Viscositas Unit atau satuan nilai kekentalan yaitu:

(1)) Viscositas mutlak (Nilai kekentalan mutlak) (2)) Viskositas kinetik

(3)) Saybolt Universal Seconds (SUS) Viscositas, dan (4)) SAE

(1)) Nilai kekentalam mutlak atau absolut viscosiy ialah besarnya gaya yang diperlukan untuk memindahkan bidang 1 Cm2, yang terletak diatas film oli setebal 1 Cm, sejauh 1 Cm dalam waktu 1 detik. Satuan viscositas ini adalah poise, sedangkan gaya untuk memindahkan dalam satuan dyne, sehingga:

1 Poise = 1 Dyne detik Cm2

(2)) Viscositas kinetik didapat dengan cara membagi viscositas absolut dengan density (berat jenis) minyak. Satuan viscositas ini adalah stroke jadi:

1 Stoke = 1 1 Poise Berat jenis

1 Poise = 100 centipoise

1 Stoke = 100 centistoke

1 Centistoke = 1 1 centi Poise Berat jenis

(3)) SUS Viscositas, satuan ini didapat dengan menggunakan alat pengetes dari Saybolt sehingga satuannya disebut SUS.

F, waktu yang diperlukan untuk mengalirkan oli dalam Saybolt Viscometer. (4)) Nomor SAE Angka-angka SAE ditetapkan oleh Society of Automotive Engineers untuk mengkhususkan kelas-kelas viscositas SUS pada suhu tes SAE. Angka-angka yang tepat Ditentukan dengan membandingkan waktu yang diperlukan oli untuk melewati alat tes dengan sebuah grafik oleh Society of Automotive Engineers.

0 Pengetesan dilakukan pada suhu 100 0 C atau 240

Hasil pengetesan oli musim dingin (Winter) pada suhu 0 0

F (5W,

10 W, 20 W). Dan oli untuk musim panas dilakukan pada suhu 210 0

F dengan nomor tanpa kode W misal 20.30, 40, 50 dan

setrusnya. Viskositas Indeks adalah kemampuan oli untuk mempertahankan viskositasnya dalam perubahan temperatur. Oli dikatakan memiliki viskositas indeks tinggi apabila ia tetap stabil (kekentalannya relatif tidak berubah) dalam perubahan- perubahan suhu. Viskositas indeks di skala antara 0 – 100. bila pesawat hidrolik bekerja pada perubahan suhu yang tinggi diperlukan viskositas indeks yang tinggi pula.

(2) Mampu melumasi dengan baik. Cairan hidrolik harus mampu melumasi bagian-bagian pesawat hidrolik yang saling bergesekan yang dilalui oleh cairan hidrolik itu sendiri. Untuk itu cairan hidrolik harus mampu menjadi oli film pada bagian yang bergesekan tersebut

(3) Tahan oksidasi. Oksidasi adalah senyawa kimia suatu zat dengan oksigen (O2). Bila senyawa itu terjadi pada ciran hidrolik (oli) maka senyawa hasil oksidasi akan larut dalam cairan hidrolik (oli), dan membentuk semacam perekat atau Lumpur. Hal itu akan mengakibatkan tersumbatnya saluran–saluran yang halus pada rangkaian hidrolik. Oleh sebab itu cairan hidrolik harus tahan oksidasi. Hal yang harus ihindari agar tidak teroksidasi adalah: suhu tinggi, tekanan tinggi, pencemaran, air pada bidang permukaan logam.

(4) Mampu mencegah karat. Karat adalah hasil reaksi kimia antara logam dengan oksigen. Apabila cairan hidrolik membawa oksigen, misalnya air yang tercampur dalam oli maka pada bagain rangkain sistem hidrolik dari logam akan mengakibatkan perkaratan. Karat ini akan lepas dari permukaan logan dan bercampur kedalam oli bahkan dapat mengakibatkan tersumbatnya lubang-lubang halus pada rangkaian hidrolik . Untuk itu

(d) Macam-macam cairan hidrolik

(1) Oli Cairan hidrolik yang umumnya dipakai adalah oli, karena mempunyai sift-sifat yang telah diuraikan. Keburukan oli adalah sebagai cairan hidrolik adalah mudah terbakar, sehingga sebagai cairan hidrolik tidak cocok bekerja pada tempat- tempat yang kemungkinan terjadinya kebakaran sangat tinggi.

(2) Cairan hidrolik tahan api

a. Air glysol

Cairan ini terdiri atas : 35 % - 40 % Air, glysol dan larutan oli. Juga ditambahkan bahan-bahan tambahan untuk mencegah pembentukan busa, karat dan peningkatan pelumasan Sifat-sifat: - Harus diperiksan senantiasa kandungan airnya - Umur cairan akan menurun dengan adanya penguapan - Suhu kerja rendah - Harga lebih mahal daripada oli

b. Emulsi Oli-Air

Cairan ini ada yang oli dicampur kedalam air, berarti sifatnya mendekati air dan ada yang air dicampurkan kedealam oli sehingga sehingga sifatnya mendekati oli. Cairan ini disamping sifat utama tahan api juga memiliki sifat-siafat yang memenuhi persyaratan.

c. Cairan Synthetis.

Cairan ini dibuat dari bahan-bahan yang dapat diproses secara kimia. Jenisnya antara lain phosphate ester, chlomiated, dll. Sifat-sifatnya: - Dapat bekerja baik pada suhu tinggi - Cocok untuk tekanan tinggi - Berat jenis cairan cukup tinggi

- Viscositas index berkisar 80 – 400 - Tidak mudah menyesuaikan dengan seal yang umum Catatan: Apabila cairan hidrolik pada suatu pesawat hidrolik akan diganti dengan jenis yang lain, maka cairan semula perlu dikeluarkan semua dan dibilas, demikian pula seal-seal perlu diganti.

(e) Jenis cairan hidrolik yang digunakan

Jenis cairan hidrolik yang digunakan di otomotif diataranya:

a. Untuk Pesawat angkat (dongkrak, car lift dan sejenisnya) biasanya menggunakan oli dengan SAE 10 – SAE 20

b. Untuk Rem Hidrolik menggunakan Cairan Minyak Rem (Break Fluid) dengan beberapa merk.

(f) Pemeliharaan Cairan Hidrolik

Cairan hidrolik bukanlah barang yang murah, oleh sebab itu perlu dipelihara walaupun untuk menggati dan membilas. Memelihara bagian- bagian pesawat perlu waktu dan keahlian. (1) Cara menyimpan dan memindahkan.

- Simpanlah drum cairan hidrolik di bawah atap - Sebelum membuka drum bersihkan bagian atas agar kotoran

tidak masuk - Guanakan girigen (wadah) dan slang yang bersih. Serta menyaring oli terlebih dahulu sebelum memasukkan ke dalam reservoir.

- Pelihara dari kelembaman dan pencemaran oleh pengembunan (2) Cara memelihara oli waktu bekerja - Cegah pencemaran oli dengan menjaga dari gaian-bagian rangkaian tetap terpasang kuat dan sistem saringan yang baik - Jadwalkan penggantian oli agar oli diganti sebelum rusak total - Reservoir harus tetap berisi oli secukupnya. - Cegah terjadinya pengembunan di dalam reservoir - Perbaikilah dengan segera bila ada kebocoran

8) Pipa Saluran

Pipa saluran berfungsi untuk menyalurkan cairan hidrolik di dalam sistem agar sistem dapat berkerja. Selain pipa saluran digunakan juga penghubung atau penyambung (fitting) untuk melengkapi pipa saluran agar dapat memenuhi sesuai kebutuhan. Faktor pemilihan pipa saluran dan fitting tergantung kepada:

- tekanan statis dan dinamis

- vibrasi

- aliran rata-rata - kekuatan kebocoran - kesesuaian terhadap fluida

- kondisi lingkungan - pemeliharaan

- pemakaian harga Jenis pipa saluran terdiri dari : pipa kaku dan pipa fleksibel. Dengan jenis

penyambung seperti di bawah ini:

3. Pemasangan sistem hidrolik

Untuk memasang komponen sistem hidrolik diperlukan peralatan antara lain: Gambar 24 Penyambung pipa saluran

- Kunci Pas - Tang Kombinasi - Kunci Ring

- Seal Tip - Kunci sok

- Air Gun + Kompressor - Kunci Pipa

- Kain Lap - Obeng + / -

Sebelum memasang atau merangkai komponen sistem hidrolik sebaiknya komponen di periksa kondisinya. Untuk komponen yang masih baru sebaiknya lubang laluan dibersihkan terlebih dahulu dengan menyemprotkan udara bertekanan untuk mengeluarkan kotoran yang terdapat didalamnya sehingga tidak akan menyumbat pada saat digunakan. Pemasangan sebaiknya disesuaikan dengan konstruksi sistem hidrolik tersebut.

Tidak semua system hidrolik membutuhkan komponen keseluruhan. Secara umum pemasangan akan meliputi sesuai dengan diagram berikut:

a. Pada kenyataannya pemasangan antara tangki, motor, pompa hiodrolik, saluran pengembali dari silinder penggerak dan dari katup pengaman adalah ke satu tangki (reservoir). Perhatikan gambar berikut!

Gambar 25. Pemasangan Pow er Pack

Keterangan:

1. Motor Penggerak

10. Lubang Pembuang

5. Pompa Hidrolik

11. Pelat Pemisah (Buffer)

6. Saluran Tekan (ke sistem)

12. Saluran Isap

7. Pernapasan (Lubang Udara)

13. Gelas Penduga

8. Saluran Pengembali

14. Reservoir

9. Tutup Pembersih

b. Pemasangan pipa penghubung sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: - Apabila mungkin menghindari sambungan pada pipa lurus, khususnya pada

belokan yang tajam - Pada pemasangan pipa panjang sebaiknya menggunakan siku-siku dan klem untuk mengurangi tegangan dan perubahan bentuk

Gambar 26 Pipa Saluran Hidrolik

- Pemasangan memuntir juga harus dihindarkan - Hindarkan selang dari gesekan

- Bila kemungkinan dekat dengan bagian yang panas maka selang diberi pelapis - Hindarkan selang dari bengkokan tajam

Gambar 27. Pemasangan Selang

4. Aplikasi Pesawat hidrolik di Otomotif

Beberapa jenis aplikasi sistem hidrolik di otomotif diantaranya adalah :

Dongkrak Hidrolik (Hydraulic Jack)

Dongkrak hidrolik adalah salah satu jenis dongkrak yang digunakan untuk mengangkat kendaraan (mobil), sehingga bagian bawahnya tidak berhubungan dengan lantai (jalan). Bagian dan pemasangannya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 28. Dongkrak Hidrolik

Keterangan gambar:

1. Casing

14. Stell Ball Ø 8 mm

2. Ext Screw & Nut Assy

15. Commpression Spring

3. Spring Clip Top

16. Handle

4. Ram Guide Top

17. Ling & Fulcrum Assy

5. “O” Ring

18. Retainer Washer

6. Ram

19. Rnd Hd Rivet

7. Paper Paking

20. Wiper Ring

8. Ram Guide

21. Pump Plunger

9. Ram Cup & Ext. Ring

22. Pump Cup

10. Valve Ball Cover

23. Perforated Washer

11. Stell Ball Ø 5 mm

24. Fillerhole Plug

12. Realise Valve *

25. M 8 Flat Washer

13. “O” Ring 2-116

26. Rd Hd Rivet Ø 8 mm x 1,25 mm

c. Rangkuman

1. Sistem hidrolik adalah suatu rangkaian dengan menggunakan media liquid untuk mengangkat atau menekan dengan tenaga minimal sehingga menghasilkan tenaga optimal

2. Komponen sistem hidrolik terdiri dari: tangki, motor penggerak, pompa, katup pengaman, unit penggerak, katup pengatur dan pengukur tekanan serta pipa saluran.

3. Media sistem hidrolik yang digunakan secara umum adalah oli yang memenuhi syarat dengan sifat: viscositas (kekentalan) stabil, mampu melumas dengan baik, tahan oksidasi, mampu menahan karat

4. Pada saat pemasangan pipa atau selang menghubung sebaiknya memperhatikan hal yang dapat mengganggu jalannya sistem akibat pemasangan yang salah.

d. Tugas

1. Jelaskan minimal 4 jenis sistem hidrolik yang ada di sekitar kita!

e. Test Formatif

1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan hidrolik?

2. Jika pada tuas penggerak dengan penampang 5 mm diberi tekanan sebesar 25 Kg dengan tinggi tekan 75 mm. Sedang pada silinder penggerak berpenampang 25 mm. Berapa tinggi dan beban yang dapat diangkat?

3. Apakah yang termasuk ke dalam komponen power pack sistem hidrolik?

4. Jelaskan perbedaan antara silinder kerja tunggal dan silinder kerja ganda

5. Apakah perbedaan katup pengaman dan katup pengarah?

f. Kunci Jawaban Test Formatif

1. Hidrolik yaitu suatu alat yang sistem kerjanya berdasarkan air (cairan) di dalam pipa

2. - Luas Penampang 1 = 0,785 x 5

= 19.625 mm

- Luas Penampang 2 = 0,785 x 25 = 490.325 mm - Besarnya tinggi angkat S2 = A1/A2 x S1 = 3 mm

- Besarnya beban yang dapat diangkat = A1/A1 x K1 = 625 Kg

3. Yang termasuk kedalam power pack adalah: Penggerak mula, Pompa hidrolik, tangki hidrolik (reservoir) dan katup pengaman.

4. Pada silinder kerja tunggal cairan hidrolik yang bekerja (masuk dan keluar) hanya pada satu sisi torak saja, sedang pada silinder kerja ganda cairan hidrolik yang bekerja (masuk dan keluar) pada kedua sisi torak yang berbeda.

5. Katup pengaman digunakan untuk pengamankan sistem jika terjadi beban lebih atau tekanan yang berlebihan dari kapasitas sistem. Sedangkan katup pengarah berfungsi untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan cairan hidrolik yang melalui katup tersebut sesuai dengan perintah dari luar.

g. Lembar Kerja

1) Peralatan dan Bahan

a) Komponen sistem hidrolik

b) Kunci Ring Pas (Kombinasi)

c) Cairan hidrolik

d) Kain Majun

2) Keselamatan Kerja

b) Ikutilah petunjuk instructor pada saat anda bekerja

c) Bekerjalah dengan teliti dan penuh tanggung jawab

d) Hati hati jangan sampai Oli hidrolik tumpah atau kena mata

3) Langkah Kerja

a) Persiapkan peralatan praktek dan bahan secara cermat dan efesien

b) Periksalah terlebih dahulu komponen yang akan dipasang dari kerusakan dan kotoran

c) Pasanglah bagian yang ada dudukannya terlebih dahulu

d) Pasanglah pipa penghubung atau selang dengan benar seseaui dengan aliran oli

e) Buatlah catatan penting pada saat anda melakukan praktek

f) Setelah selesai bereskan dan simpan kembali peralatan yang digunakan pada tempatnya dan dalam keadaan bersih

4) Tugas

a) Buatlah laporan hasil praktek anda secara ringkas dan jelas

b) Buatlah rangkuman menurut anda sendiri dari hasil anda mempelajari kegiatan belajar 1 dan melakukan praltek serta observasi.

h. Kriteria melanjutkan pemelajaran.

No. Soal

Aspek Level Kunci Skor Bobot Nilai

Keterangan

1 A1 1 Syarat melanjut-

2 E1 5 lanjutkan belajar,

3 B1 2 Nilai minimal 7,0

4 A1 1 Dengan skor tiap

5 F1 3 Soal minimal 7

Nilai Akhir

∑ Nilai ∑ Skor

Keterangan melajutkan :

N A = 7,0 s.d. 7,9 : memenuhi kriteria minimal dengan banyak bimbingan N A = 8,0 s.d. 8,9 : memenuhi kriteria dengan sedikit bimbingan N A = 9,0 s.d. 10 : memenuhi kriteria maksimal dengan tanpa bimbingan

Kegiatan Belajar 2 Pengujian sistem hidrolik.

a. Tujuan Kegiatan Belajar

Setelah siswa selesai mempelajari kegiatan belajar 2 akan dapat:

1) Menjelaskan Cara menguji masing – masing komponen

2) Melaksanakan pengujian sistem hidrolik

b. Uraian Materi

1) Pengujian komponen sistem hidrolik

a) Pengujian cairan hidrolik

Apabila kita menggunakan cairan hidrolik (oli) yang masih baru tentu kita tidak perlu menguji kembali karena dalam kemasan sudah tertulis kekentalan (viscositasnya). Tetapi jika kita menggunakan oli yang sudah pernah digunakan tentu perlu kita mengujinya kembali apakah oli tersebut masih sesuai kekentalannya, bersih dari kotoran atau tercampur bahan lain.

b) Pengujian Tangki (Reservoir)

Perhatikan tangki cairan hidrolik yang digunakan apakah tidak bocor, memiliki ruang udara, memiliki saringan/ruang penyekat dan bersih dari kotoran. Jika salah satu pernyataan tadi tidak terpenuhi maka sebaiknya perbaiki dulu sehingga baik kondisinya.

Hal itu diperlukan karena tangki adalah tempat awal dan akhir dari aliran pada sistem yang dapat membersihkan dan mendinginkan oli.

c) Pengujian Penggerak mula dan Pompa Hidrolik

Perhatikan jenis dan kapasitas penggerak mula yang digunakan apakah sesuai dengan kapasitas dan jenisnya. Demikian juga dengan pompa yang akan digunakan, apakah sesuai dengan label atau data yang ada atau tidak.

Untuk melaksanakan Pengujian Pompa Hidrolik diperlukan peralatan:

a. Cairan hidrolik j. Reservoir

b. Stop Watch

c. Gelas Ukur

d. Pipa saluran

e. Penghubung

f. Kunci-kunci

g. Obeng

h. Kain Lap

i. Pompa

Langkah Pengujian sebagai berikut: (1) Pasanglah rangkaian antara reservoir, pompa dan gelas ukur sedemikian

rupa sehingga seolah-olah akan memompakan cairan hidrolik dari reservoir ke gelas ukur

(2) Lakukan pengujian dengan menghidupkan pompa dengan waktu selama (misal) 2 menit, 3 menit dan 4 menit, kemudian ukur berapa liter masing- masing cairan hidrolik yang ada di gelas ukur.

(3) Hitung masing-masing pengujian dengan membagi jumlah cairan hidrolik dengan waktu tersebut. Kemudian bandingkan dengan spesifikasi pompa tersebut apakah lebih rendah, ada diantaranya atau lebih tinggi,

(4) Jika hasil pengujian lebih kecil berarti pompa pompa harus diganti.

d) Katup Pengaman dan katup katup pengatur (Pengarah)

Pengujian katup pengaman dilakukan dengan membuat rangkaian dari reservoir, pompa, dan katup pengaman. Diantara pompa dan katup pengaman dipasang hidrometer, untuk mengetahui tekanan yang bekerja ke katup.

Peralatan yang dipergunakan adalah:

a. Cairan hidrolik

g. Katup Pengaman

b. Reservoir

h. Kran Penutup

c. Pompa hidrolik

i. Kunci-kunci

d. Pipa saluran

j. Obeng

e. Manometer

k. Kain Lap

f. Penghubung

Saluran pengembali

Gambar 30. Pengujian Katup

Langkahnya sebagai berikut: (1) Hidupkan pompa hidrolik sampai cairan keluar dari saluran ke actuator

(2) Kemudian tutup kran penutup ke saluran by-pass (ke actuator). Kemudian lihatlah berapa tekanannya sampai cairan hidrolik bisa keluar dari katup pengaman ke saluran pengembali.

(3) Kemudian coba atur mur pengatur sampai tekanan pengaman yang dikehendaki.

Sedangkan untuk pemeriksaan katup pengarah dari rangkaian tadi kran penutup diganti dengan katup pengarah, kemudian kita tes arah aliran cairan hidrolik yang keluar apakah sesuai dengan jenisnya. Hal ini perlu agar pada saat digunakan dan dioperasikan dalam sistem tidak mengalami hambatan yang verarti.

e) Penggerak (Aktuator)