BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Determinan Efisiensi BUMD RegionalSumatera Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus: Bank Aceh, Bank Nagari, dan Bank Sumut

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Efisiensi merupakan indikator penting dalam penilaian kinerja perusahaan/industri, tak terkecuali pada perbankan. Kompetisi yang terus meningkat dari tahun ketahun menuntut industri perbankan untuk lebih efisien.

  Efisiensi industri perbankan dapat ditinjau dari sudut pandang mikro maupun makro (Berger and Mester, 1997 dalam Abidin dan Endri, 2009:22). Dari perspektif mikro, dalam suasana persaingan yang semakin ketat sebuah bank agar bisa bertahan dan berkembang harus efisien dalam kegiatan operasinya. Karena bank-bank yang tidak efisien, besar kemungkinan akan keluar (exit) dari pasar karena tidak mampu bersaing baik dari segi harga maupun pelayanan. Sementara dari perspektif makro, industri perbankan yang efisien dapat mempengaruhi biaya intermediasi keuangan dan secara keseluruhan stabilitas sistem keuangan. Hal ini disebabkan peran yang sangat strategi dari industri perbankan sebagai intermediator dan produser jasa-jasa keuangan. Dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi, kinerja perbankan akan semakin lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi (Weill 2003 dalam Abidin dan Endri, 2009:21).

  Perkembangan industri perbankan di Indonesia pada saat ini masih menunjukkan perkembangan yang sangat baik dalam beberapa tahun terakhir, walaupun terkadang juga mengalami pasang surut disetiap tahunnya. Namun industri perbankan ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Dan saat ini juga bank disetiap masing-masing wilayah memilki flekbilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang dibayarkan untuk simpanan deposan.

  Berdasarkan laporan tahunan PWC perekonomian Indonesia tahun 2012, sektor perbankan Indonesia masih menarik, sebab memiliki net interest margin tertinggi dibandingkan perbankan di Negara ASEAN lainnya sehingga masih menarik bagi investor asing. Kondisi tersebut dibuktikan dengan semakin tingginya kepemilikan asing pada sektor perbankan Indonesia. Faktanya ini juga menunjukkan industri perbankan Indonesia masih mampu bersaing pada komunitas ekonomi ASEAN (Supatmi, Adi Budi Kristanto, 2012:531).

  Dalam dunia perbankan Indonesia memiliki peran yang sangat penting untuk perekonomian Indonesia. Karna kontribusi sektor perbankan dalam pembiayaan perekonomian masih sangat dominan. Mengingat, pentingnya peranan industri perbankanmaka industri perbankan yang kuat dan sehat sangat dibutuhkan dalam kelangsungan pembangunan ekonomi di Indonesia. Untuk menjadi perbankan yang sehat dan kuat industri perbankan harus efisien.

  Salah satu Industri/perusahaan yang didominasi pemerintah adalah Bank Pembangunan Daerah(BPD).Yang dimana BPD nerupakan salah satu perusahaan daerah (BUMD) milik pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota se- Indonesia, yang memberikan layanan jasa perbankan yang sebagaimana dilakukan bank umum pemerintah milik Negara atau bank umum pemerintah milik swasta nasional lainnya sebagai pendapatan bagi daerah masing-masing disetiap BPD yang didirikan.

  Tingkat efisiensi Bank Pembangunan Daerah (BPD) masih tergolong baik pada 5 periode terakhir ini, jika dibandingkan dengan jenis bank lainnya yang ada di Indonesia. Dengan meningkatnya tingkat efisiensi BPD maka diharapkan akan meningkatkan kredit disektor rill dan sektor-sektor dibidang ekonomi lainnya sehingga akan meningkatkan kesejahteraan di masing-masing daerah. Peranan BPD sangat penting disuatu masing-masing daerah karena keberadaan BPD didirikan untuk mendorong pembangunan daerah terutama untuk pembangunan infrastruktur, UMKM, pertanian, dan lain-lain dalam kegiatan pembangunan ekonomi suatu daerah tersebut. Namun seiring dengan perkembangan yang kita lihat peran tersebut semakin berkurang yang terlihatpada struktur pendanaan (danapihak ketiga) dan pembiayaan yang dimiliki BPD.

  Sampai saat ini (2014) BPD yang ada di Indonesia masih sebanyak 26 BPD. Dalam beberapa tahun terakhir pelaksanaan fungsi intermediasi terus mengalami peningkatan, dengan peningkatan tersebut berharap BPD disetiap masing-masing daerah banyak berperan dalam mempercepat pembangunan dan pergerakan perekonomian Indonesia.

  Bank Aceh, bank Nagari dan bankSumut merupakan BPD Indonesia, yang dimana dimasing-masing BPD memiliki visi dan misi masing-masing untukmensejahterakan perekonomian dan kemajuan daerah. Bank Aceh merupakan bank milik pemerintah yang dimana pemegang saham pada bank aceh terdiri dari pemerintah provinsi Aceh, pemerintah kabupaten Aceh, pemrintah kota beserta koperasi karyawan bank Aceh. Di tahun 2013 berdasarkan laporan tahunan, bank Aceh mampu menunjukkan posisinya sebagai bank ke-sepuluh terbesar diantara 26 BPD Nasional dalam hal total Asset, dan penghimpunan dana pihak ketiga. Sementara dalam hal penyaluran kredit berada pada urutan ke- sebelas, terkait laba dan modal inti bank Aceh berada pada urutan ke-enam dan ke-sembilan BPD Nasional. Terlihat pada tabel dibawah ini penguasaan bank Aceh Tahun 2011-2013:

Tabel 1.1 Perkembangan Data Keuangan Bank Aceh

  2012 2013 2011

Keterangan (Rp.Jutaan) (Rp.Jutaan) (Rp.Jutaan)

(Rp. Million) (Rp.Mi l l i on) (Rp.Mi l l i on)

  

Total Aset 13,055,398 13,487,270 15,250,212

Kredi t 9,198,872 9,593,463 10,198,088 DPK 10,061,835 10,672,335 11,749,480

  Sumber:Lapotan Keuangan 2013 Bank Aceh

  PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat belum tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten saham, namun bank telah menerbitkan obligasi untuk menunjang berbagai pengembangan kegiatan serta penyediaan sumber dana berjangka waktu panjang. Dimana, selama tahun 2013, PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat tidak menerbitkan obligasi, namun selama 2 (dua) periode tahun buku (tahun 2010 dan 2011), bank telah menerbitkan obligasi.

  Berdasarkan Laporan Tahunan 2013 yang dipublikasikan oleh bank Nagari kita dapat melihat perkembangan ikhtisar data keuangan tahun 2011-2013 sbb:

Tabel 1.2 Perkembangan Data Keuangan Bank Nagari

  Keterangan 2011 2012 2013 Total Aset 12,895,244,348 14,376,239,112 16,244,113,095 Kredit 9,211,945,382 10,887,750,715 12,210,716,326 DPK 10,046,714,423 10,818,554,791 12,287,024,290

  Sumber: Laporan Keuangan Bank Nagari 2013

  Total aset yang dimiliki pada akhir tahun 2013 berjumlah Rp 16,24triliun meningkat sebesar Rp 1,87 triliun dari posisi akhir tahun 2012 yang berjumlah Rp 14,38 triliun, jumlah kredit akhir tahun 2013 berjumlah RP 12,21 triliun meningkat Rp 1,32 triliun dari posisi akhir tahun 2012 berjumlah 10,89 triliun, dan DPK/Dana Pihak Ketiga pada akhir tahun 2013 berjumlah Rp 12,29 triliun meningkat Rp 1,47 triliun dari posisi akhir tahun 2012 yang berjumlah Rp 10,82 triliun.

  PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara belum terdaftar di Bursa Efek manapun, namun bank sumut memiliki obligasi dalam jangka waktu panjang. PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utaramerupakan BPD yang didirikan di daerah Sumatera Utara, yang dimana pemilik saham adalah pemerintah provinsi Sumatera Utara dan pemerintah kota/kabupaten se-Sumatera Utara. Berdasarkan Laporan KeuanganTahun 2013yang dipublikasikan oleh PT. Bank Sumut kita dapat melihat ikhtisar laporan keuangan pada periode tahun 2011-2013 sbb:

Tabel 1.3 Perkembangan Data Keuangan Bank Sumut

  Keterangan (Dalam 2011 2012 2013 miliar Rupiah) Total Aset 18,951 19,965 21,495

  Kredit 11,885 15,325 17,109 DPK 15,129 15,04 15,943 Sumber: Laporan Keuangan 2013 Bank Sumut

  Dari tabel diatas terlihat PT. Bank Sumut memiliki total asset berjumlah Rp 21,49 miliar meningkat sebesar Rp 1,53 miliardari posisi akhir tahun 2012 berjumlah Rp 19,965 miliar. Total kredit yang diberikan pada akhir tahun 2013 berjumlah Rp 17,109 miliardan pada akhir tahun 2012 berjumlah Rp 15,325 miliar. Sedangkan DPK/Dana Pihak Ketiga yang dimiliki PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara pada tahun 2013 adalah Rp 15,943 miliar meningkat Rp 0,93 dari posisi akhir tahun 2012 yang berjumlah Rp 15,040 miliar.

  Disamping bank Aceh, bank Nagari(sumbar),dan bank Sumut kepemilikan saham oleh pemerintah. Abidin dan Endri (2009:27) menemukan bahwa secara rata-rata, bank BPD beraset lebih besar lebih efisien daripada BPD beraset menengah dan kecil.

  Berdasarkan uraian-uaraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul“Determinan Efisiensi Bank BUMD Regional

  

Sumatera Berdasarkan Data Employment Analyis (DEA) studi kasus: Bank

Aceh, Bank Nagari(sumbar), dan Bank Sumut”.

1.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat efisiensi bank Aceh selama periode 2011-2013 ? 2.

  Bagaimana tingkat efisiensi bank Nagari selama periode 2011-2013 ? 3. Bagaimana tingkat efisiensi bank Sumut selama periode 2011-2013 ?

1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi bank Acehselama periode 2011-2013.

  2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi bank Nagari selama periode 2011-2013.

  3. Untuk mengetahui bagaimana tingkat efisiensi bank Sumut selama periode 2011-2013.

1.4 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai tingkat efisiensi bank Aceh, bank Nagari(Sumbar), dan bank Sumut 2. Dapat memberikan tambahan wawasan kepada penulis 3. Sebagai informasi dan tambahan referensi untuk lembaga akademis dan mahasiswa/i serta peneliti yang tertarik untuk menganalisis pada penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN - Pertanggungjawaban Klien Kepada Perusahaan Factoring Dalam Pengalihan Piutang Pedagang Terhadap Ketidakmampuan Nasabah Mengembalikan Kredit pada BTN Cabang Medan

0 0 11

KAJIAN PUSTAKA Pengertian Dasar dan Arah Kajian Tipologi Linguistik

0 0 11

BAB II PENYIDIKAN TERHADAP PENGAJUAN KLAIM ASURANSI TERKAIT DENGAN TINDAK PIDANA PENGGELAPAN ASURANSI A. Syarat-syarat Pengajuan Klaim Asuransi - Penegakan Hukum Terhadap Kasus Penggelapan Premi Asuransi (Analisis Putusan No. 1952/Pid.B/2013/PN-Mdn)

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penegakan Hukum Terhadap Kasus Penggelapan Premi Asuransi (Analisis Putusan No. 1952/Pid.B/2013/PN-Mdn)

0 0 24

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Melitus - Hubungan antara Diabetes Melitus Tipe II dengan Burning Mouth Syndrome di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 1 17

BAB II - Perjanjian Sewa Menyewa Tanah Milik Pt.Kereta Api Indonesia Dengan Masyarakat (Studi Kasus Desa Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang)

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perjanjian Sewa Menyewa Tanah Milik Pt.Kereta Api Indonesia Dengan Masyarakat (Studi Kasus Desa Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang)

0 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Penggunaan Bahan Additive Silicafume Dan Superplasticizer Terhadap Perilaku Fisis Dan Mekanis Beton Mutu Tinggi Pasca Bakar

0 0 57

BAB 1 PENDAHULUAN - Pengaruh Penggunaan Bahan Additive Silicafume Dan Superplasticizer Terhadap Perilaku Fisis Dan Mekanis Beton Mutu Tinggi Pasca Bakar

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank - Determinan Efisiensi BUMD RegionalSumatera Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus: Bank Aceh, Bank Nagari, dan Bank Sumut

0 0 19