Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun untuk Meningkatkan Daya Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD Rajawali Juwana Semester II Tahun Pel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Subjek Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Rajawali Kecamatan Juwana Kabupaten Pati dengan subjek penelitian siswa kelas IV sebanyak 30 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Letak Sekolah Dasar Rajawali berada di wilayah Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, dengan alamat Jalan Sunan Ngerang Nomer 234 Juwana Pati. Sekolah Dasar Rajawali berada di tepi jalan raya, sehingga mudah dijangkau dengan berbagai macam alat transportasi.

  Dalam proses belajar mengajar guru-guru di Sekolah dasar Rajawali menggunakan metode ceramah. Siswa sering bermain sendiri saat proses pembelajaran, siswa di kelas melamun, ada siswa yang mengantuk di dalam kelas dan siswa pasif dalam proses belajaran mengajar. Akibatnya siswa kelas

  IV SD Rajawali kurang kreatif dalam menyelesaikan soal dan hasil belajarnya rendah.

4.2 Pelaksanaan Tindakan 4.2.1. Kondisi Awal

  Pada kondisi awal guru kelas IV SD Rajawali Juwana masih menggunakan metode ceramah. Hal ini terlihat ketika proses belajar mengajar berlangsung guru mendominasi dalam pembelajaran, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan di akhir pembelajaran guru memberi soal latihan. Hasilnya banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas, yang disebabkan oleh kurangnya daya kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah atau soal. Siswa tidak mampu menumbuhkan ide-ide baru dalam menyelesaikan masalah. Selain itu siswa juga tidak mampu mengembangkan pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah. Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas IV pada pelajaran Matematika hanya 46% dengan nilai rata-rata 57,7. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68. Hasil belajar pelajaran Matematika dapat di amati pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Ketercapaian Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal Hasil Belajar Frekuensi Prosentase Indikator

  14 46% 80% siswa mendapat ≥ 68 < 68 16 54% nilai ≥ 68.

  Dari tabel 4.1 tampak prosentase siswa yang nilainya ≥68 sebelum diadakan tindakan hanya 46% atau 14 siswa dan 54% atau 16 siswa nilainya <68. Rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Rajawali Juwana disebabkan oleh guru kelas IV SD Rajawali Juwana kurang kreatif dalam pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi serta kurang melibatkan siswa akibatnya siswa kurang kreatif dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika tidak berani bertanya. Sebagian siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru, hanya siswa-siswa tertentu yang aktif dalam pembelajaran.

  Analisis data hasil belajar pra siklus, maka peneliti melaksanakan penelitian dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus, siklus I dilaksanakan dalam 3 pertemuan dan siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan penerapan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun untuk meningkatkan daya kreativitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika.

4.2.2. Pelaksanaan Siklus I

  Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Untuk mendapatkan data awal terlebih dahulu peneliti melaksanakan kegiatan pra tindakan sebagai berikut: 1.

  Pra Tindakan Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, peneleliti terlebih dahulu melaksanakan pra tindakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan melakukan observasi. Pada tahap pelaksanaan pra tindakan metode yang digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

  Pra tindakan dilaksanakan hari Jumat tanggal 3 April 2015 pada jam ke tiga, empat dan 5 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit dengan materi pelajaran Bilangan Romawi. Pada tahap awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan berdoa dan memberikan salam. Kemudian guru meminta siswa mempersiapkan alat tulis dan buku paket Matematika. Guru langsung mengajar dan siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Selama proses pembelajaran siswa terlihat bosan, mengantuk dan pasif.

2. Siklus I a.

  Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti memilih materi yang akan disampaikan, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan membuat media pembelajaran peta harta karun. Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, adapun materi pelajaran Matematika kelas IV pada semester II pertemuan pertama adalah Bangun Ruang yang terdiri dari empat sub pokok bahasan, yaitu: pengertian bangun ruang sederhana, macam-macam bangun ruang sederhana, sifat-sifat bangun ruang kubus dan pengertian bangun ruang kubus. Pertemuan kedua terdiri dari tiga sub pokok bahasan, yaitu: sifat-sifat bangun ruang balok, pengertian bangun ruang balok dan sifat-sifat bangun ruang tabung.

  Pertemuan ketiga terdiri dari dua sub pokok bahasan, yaitu: sifat-sifat bangun ruang kerucut dan sifat-sifat bangun ruang bola.

  Penulis menetapkan indikator ketercapaian hasill penelitian sebagai berikut: 1) Hasil be lajar dengan 80% dari siswa ≥68, 2) Nilai daya kreativitas siswa ≥4 atau dalam kriteria baik. Adapun kriterianya sebagai berikut: 1= sangat kurang, 2= kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. 3) Nilai kegiatan guru dalam menggunakan model Problem Based Learning berbantuan harta karun ≥4 atau dalam kriteria baik.

  1) Pertemuan I

  Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 April 2015 jam pelajaran satu , dua dan tiga dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Pada awal pembelajaran siswa berdoa menurut agamanya masing- masing. Setelah itu guru mengucapkan salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan belajar siswa. Pelajaran dimulai dengan menanyakan materi sebelumnya pada kelas III tentang bangun datar, kemudian guru mengaitkan materi bangun datar dan bangun ruang dan menjelaskan pentingnya mempelajari bangun ruang. Guru memperlihatkan alat peraga bangun ruang balok, kubus, tabung, kerucut serta bola dan siswa mengamati. Dari alat peraga bangun ruang, guru memberikan pertanyaan tentang sifat-sifat bangun ruang, selama 10 menit guru terlebih dahulu memberikan penjelasan singkat mengenai tiga sifat bangun ruang, yaitu: sisi, rusuk dan titik sudut. Pembelajaran selanjutnya dilaksanakan berdasarkan tahap-tahap model

  Problem Based Learning , guru memberikan pertanyaan mengenai sifat-

  sifat bangun ruang kubus sebagai tahap satu yaitu orientasi siswa pada masalah. Membagi siswa menjadi lima kelompok setiap kelompok terdiri dari enam sisa,membagikan lembar kerja siswa dan membagikan peta harta karun yang berisi petunjuk mengerjakan soal sebagai tahap dua yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar. Menugaskan siswa untuk kerja kelompok dalam mengerjakan soal dan membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah sebagai tahap tiga yaitu membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pertemuan I terdapat tiga pos dalam peta harta karun, disetiap pos siswa mengerjakan soal yang berbeda dan guru membimbing siswa dalam mengembangkan dan menyajikan penyelesaian soal sebagai tahap empat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil. Setelah siswa melewati tiga pos, guru mengajak siswa kembali masuk kelas. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan guru menganggapi hasil proses pemecahan masalah. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang pengertian bangun ruang sederhana, lima macam bangun ruang, tiga sifat bangun ruang kubus dan pengertian bangun ruang kubus. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah dan salam. 2)

  Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 10 April 2015 jam pelajaran tiga, empat dan lima dengan alokasi waktu 3 x 35 menit.

  Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan belajar siswa. Pelajaran dimulai dengan menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya, kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan II yaitu sifat-sifat bangun ruang balok, pengertian bangun ruang balok, sifat-sifat bangun ruang balok dan menjelaskan pentingnya mempelajari materi pada pertemuan II. Guru memperlihatkan alat peraga bangun ruang balok dan tabung dan siswa mengamati. Dari alat peraga bangun ruang balok dan tabung, guru memberikan pertanyaan tentang sifat-sifat bangun ruang balok dan tabung. Pembelajaran selanjutnya dilaksanakan berdasarkan tahap-tahap model Problem Based Learning, guru memberikan pertanyaan mengenai sifat-sifat bangun ruang balok dan tabung sebagai tahap satu yaitu orientasi siswa pada masalah. Membagi siswa menjadi lima kelompok setiap kelompok terdiri dari enam sisa,membagikan lembar kerja siswa dan membagikan peta harta karun yang berisi petunjuk mengerjakan soal sebagai tahap dua yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar. Menugaskan siswa untuk kerja kelompok dalam mengerjakan soal dan membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah sebagai tahap tiga yaitu membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pertemuan II terdapat tiga pos dalam peta harta karun, disetiap pos siswa mengerjakan soal yang berbeda dan guru membimbing siswa dalam mengembangkan dan mengembangkan dan menyajikan hasil. Setelah siswa melewati tiga pos, guru mengajak siswa kembali masuk kelas. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan guru menganggapi hasil presentasi sebagai tahap lima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang sifat-sifat bangun ruang balok, pengertian bangun ruang balok dan sifat-sifat bangun ruang tabung. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah dan salam. 3)

  Pertemuan III Pertemuan III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 April 2015 jam pelajaran satu , dua dan tiga dengan alokasi waktu 3 x 35 menit.

  Pada awal pembelajaran siswa berdoa menurut agamanya masing- masing. Setelah itu guru mengucapkan salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan belajar siswa. Pelajaran dimulai dengan menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya, kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan III yaitu sifat-sifat bangun ruang kerucut dan sifat-sifat bangun ruang bola dan menjelaskan pentingnya mempelajari materi bangun ruang kerucut dan bangun ruang bola. Guru memperlihatkan alat peraga bangun ruang kerucut serta bola dan siswa mengamati. Dari alat peraga bangun ruang, guru memberikan pertanyaan tentang sifat-sifat bangun ruang kerucut dan sifat-sifat bangun ruang bola. Pembelajaran selanjutnya dilaksanakan berdasarkan tahap-tahap model Problem Based

  Learning , guru memberikan pertanyaan mengenai sifat-sifat bangun

  ruang kerucut dan sifat-sifat bangun ruang bola sebagai tahap satu yaitu orientasi siswa pada masalah. Membagi siswa menjadi lima kelompok setiap kelompok terdiri dari enam siswa,membagikan lembar kerja siswa dan membagikan peta harta karun yang berisi petunjuk mengerjakan soal sebagai tahap dua yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar. membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah sebagai tahap tiga yaitu membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pertemuan III terdapat tiga pos dalam peta harta karun, disetiap pos siswa mengerjakan soal yang berbeda dan guru membimbing siswa dalam mengembangkan dan menyajikan penyelesaian soal sebagai tahap empat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil. Setelah siswa melewati tiga pos, guru mengajak siswa kembali masuk kelas. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan guru menganggapi hasil presentasi sebagai tahap lima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang tiga sifat bangun ruang kerucut dan tiga sifat bangun ruang bola. Selama 30 menit guru memberikan soal evaluasi sebagai alat untuk mengukur keberhasilan belajar pada siklus I, soal berjumlah 20 soal pilihan ganda. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah dan salam.

  c.

  Hasil Tindakan Dalam proses belajar mengajar selain kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, daya kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal atau masalah juga dinilai oleh dua observer dengan lembar observasi yang sudah ditetapkan . Hasil pengamatan daya kreativitas disajikan pada lampiran 30 halaman 194. Hasil penelitian daya kreativitas siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning pada siklus I tersaji pada tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Daya Kreativitas Siswa Pada Siklus I Hasil Daya Frekuensi Prosentase Indikator Kreativitas

  ≥ 4 11 37% 80% siswa mendapat nilai rata- < 4

19 63%

rata ≥ 4.

Tabel 4.2 menunjukkan hasil daya kreativitas siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun. Hasil daya kreativitas siswa yang rata- ratanya ≥4 terdapat 11 siswa atau 37%. Sedangkan yang mendapat rata-rata <4 terdapat 19 siswa atau 63%. Hasil daya kreativitas siswa pada setiap pertemuan belum mencapai indikator tetapi mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 31halaman 214. Namun rata-rata daya kreativitas siswa secara keseluruhan banyak yang belum mencapai indikator. Dapat disimpulkan daya kreativitas siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun pada siklus I belum mencapai indikator yang sudah ditetapkan.

  Hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh tindakan yang dilakukan pada akhir pertemuan III pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar matematika pra siklus. Hasil belajar ini disajikan pada lampiran 12 halaman 115. Hasil belajar matematika kelas IV SD Rajawali Juwana siklus I tersaji pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3 Ketercapaian Hasil Belajar Siswa Siklus I Hasil Belajar Frekuensi Prosentase Indikator

  23 77% 80% siswa ≥ 68 < 68 7 23% mendapat nilai ≥ 68.

  Dari tabel 4.3 menunjukkan prosentase hasil belajar siswa yang ≥68 kelas

  IV SD Rajawali Juwana pada siklus I meningkat yaitu 77%, dibandingkan dengan prosentase hasil belajar siswa pra siklus yaitu 46%. Hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Rajawali Juwana melalui model Problem Based Learning yang sudah memenuhi KKM mengalami peningkatan. Hasil evaluasi pada siklus I apabila dianalis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar dibawah ini:

  Prosentase Hasil Belajar Matematika Siklus I 23%

  Nilai ≥ 68 Nilai < 68 77%

Gambar 4.1 Diagram Prosentase Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I

  Siswa yang nilainya ≥68 pada siklus I meningkat mencapai 77% atau 23 siswa, sedangkan siswa yang nilainya <68 menurun 23% atau 7 siswa dibandingkan dengan hasil belajar pra siklus. Namun demikian hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator keberhasilan. Penelitian dianggap berhasil apabila 24 siswa nilainya tuntas dalam satu kelas atau ketuntasan klasikal 80%. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan pada siklus II.

  d.

  Hasil Observasi Pada siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan model berbantuan harta karun diamati oleh dua observer.

  Problem Based Learning

  Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar observasi kegiatan guru dalam menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun. Hasil pengamatan disajikan pada lampiran 28 halaman 153. Adapun pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran matematika menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun tersaji pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Per Item Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Model

  1. Pengertian

bangun

ruang sederhana.

  1

  25

  12

  1

  25

  12 Tabel 4.5

Hasil Penilaian Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Model Problem Based

Learning Berbantuan Peta Harta Karun Siklus I

  Pertemuan Materi Total skor Nilai Aktivitas Kriteria Siklus I Pertemuan I

  2. Macam-macam bangun ruang sederhana.

  16

  3. Sifat-sifat

bangun

ruang kubus.

  155 4,07 Baik Siklus I Pertemuan II

  1. Sifat-sifat

bangun

ruang balok.

  2. Pengertian

bangun

ruang balok.

  3. Sifat-sifat bangun ruang tabung.

  158 4,15 Baik Siklus I Pertemuan III 1.

  Sifat-sifat bangun ruang kerucut.

  2. Sifat-sifat bangun ruang bola 163 4,28 Baik

  14 Siklus I Pertemuan III

  8

  

Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun Siklus I

Pertemuan Frekuensi Observer I Observer 2

  4

  1

  2

  3

  4

  5

  1

  2

  3

  5 Siklus I Pertemuan I

  14

  7

  21

  10

  7

  21

  10 Siklus I Pertemuan II

  8

  16

  Secara keseluruhan nilai kegiatan guru dalam menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun sudah memenuhi indikator penelitian. Namun pada item tertentu masih kurang, yaitu item yang mendapat nilai 3. Pada siklus I pertemuan I mendapatkan skor 155 dengan nilai aktivitas 4,07. Secara umum dapat dikatakan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang memberi acuan materi yang tepat untuk menggali materi yang akan dipelajari, kurang efektif menggunakan media pelajaran, belum menyampaikan materi sesuai tujuan pelajaran, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut.

  Pada siklus I pertemuan II terjadi peningkatan yaitu mendapatkan skor 158 dengan nilai aktivitas 4,15. Aspek yang belum dilakukan yaitu kurang efektif menggunakan media pelajaran, belum menyampaikan materi sesuai tujuan pelajaran, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut.

  Pada siklus I pertemuan III mendapatkan skor 163 dengan nilai aktivitas 4,28. Aspek yang belum dilakukan adalah belum runtut dalam menyampaikan konfirmasi dan belum menggunakan cara yang efektif dalam proses konfirmasi. Jadi dari pertemuan I sampai III pada siklus I terdapat peningkatan nilai aktivitas.

  e.

  Hasil Refleksi Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap penggunaan model

  

Problem Based Learning berbantuan peta harta karun pada mata pelajaran

  matematika SD Rajawali Juwana menunjukkan hasil yang memuaskan meskipun masih ada yang belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hasil refleksi pada siklus I sebagai berikut:

  1) Hasil penilain kegiatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun mengalami peningkatan pada setiap pertemuan.

  2) Hasil rata-rata daya kreativitas siswa meningkat pada setiap pertemuan setelah melakukan pembelajaran dengan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun yaitu kreatif dalam menyelesaikan soal dan aktif dalam pembelajaran. Tetapi secara keseluruhan rata-rata daya kreativitas siswa belum mencapai indikator penelitian.

  3) Terjadi perubahan hasil belajar setelah melakukan pembelajaran dengan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun. Perubahan hasil belajar tersaji pada gambar 4.2 di bawah ini:

Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kondisi Awal dan Siklus I

  Pada siklus I daya kreativitas siswa meningkat tetapi belum mencapai indikator keberhasilan. Hasil belajar meningkat tetapi belum mencapai indikator keberhasilan. Kegiatan guru dalam menggunakan model Problem

  

Based Learning berbantuan peta harta karun sudah mencapai indikator

  keberhasilan. Berdasarkan hasil tindakan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditindak lanjuti pada siklus II adalah:

  1) Beberapa siswa kurang aktif dan kreatif dalam mengerjakan tugas kelompok.

  2) Beberapa siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan hasil kerja kelompok.

  3) Ketuntasan hasil belajar belum mencapai indikator penelitian. 4) Kegiatan guru dalam pembelajaran belum maksimal.

  Pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai tindak lanjut dari hasil refleksi pada siklus I. (hasil belajar belum tercapai, kreativitas belum tercapai,

  Pra Siklus Siklus I 46% 77% 54%

  23% Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Rajawali Juwana Pra Siklus dan Siklus I

  Nilai ≥ 68 Nilai < 68

4.2.3. Pelaksanaan Siklus II

  model PBL secara umum tercapai namun pada item tertentu kurang) siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan.

  a.

  Perencanaan Pada siklus II sebelum melakukan tindakan peniliti, membuat media peta harta karun, (pelatihan-pelatihan model pada item) dan memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, diama setiap pemrteemuan 3 x 35 menit. Pertemuan I materi yang akan disampaikan adalah pengertian jaring-jaring, pengertian jaring-jaring balok dan jaring-jaring balok.

  Pertemuan II materi yang akan disampaikan adalah pengertian jaring- jaring kubus dan jaring-jaring kubus.

  Penulis menetapkan indikator ketercapaian hasill penelitian sebagai berikut: 1) Hasil be lajar dengan 80% dari siswa ≥68, 2) Nilai daya kreativitas siswa ≥4 atau dalam kriteria baik. Adapun kriterianya sebagai berikut: 1= sangat kurang, 2= kurang, 3= cukup, 4= baik dan 5= sangat baik. 3) Nilai kegiatan guru dalam menggunakan model Problem Based Learning berbantuan harta karun ≥4 atau dalam kriteria baik.

  b.

  Pelaksanaan Tindakan 1)

  Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat 17 April 2015 jam tiga, empat dan lima dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan belajar siswa. Pelajaran dimulai dengan menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya, kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan I yaitu pengertian jaring-jaring, pengertian jaring-jaring balok, jaring- jaring balok dan menjelaskan pentingnya mempelajari materi pada pertemuan I. Guru memperlihatkan alat peraga bangun ruang balok. Dari alat peraga bangun ruang balok guru meminta perwakilan siswa membuka bangun ruang balok menggunakan alat cather sehingga membentuk jaring-jaring balok. Dari jaring-jaring balok, guru memberikan pertanyaan mengenai pengertian jaring-jaring. Selama 10 menit guru memberikan penjelasan singkat mengenai pengertian jaring- jaring. Kemudian guru memberikan pertanyaan, adakah jarring-jaring balok yang lain. Pembelajaran selanjutnya dilaksanakan berdasarkan tahap-tahap model Problem Based Learning, guru memberikan pertanyaan mengenai jaring-jaring balok sebagai tahap satu yaitu orientasi siswa pada masalah. Membagi siswa menjadi lima kelompok setiap kelompok terdiri dari enam sisa,membagikan lembar kerja siswa dan membagikan peta harta karun yang berisi petunjuk mengerjakan soal sebagai tahap dua yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar. Menugaskan siswa untuk kerja kelompok dalam mengerjakan soal dan membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah sebagai tahap tiga yaitu membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pertemuan I terdapat dua pos dalam peta harta karun, disetiap pos siswa mengerjakan soal yang berbeda dan guru membimbing siswa dalam mengembangkan dan menyajikan penyelesaian soal sebagai tahap empat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil. Setelah siswa melewati dua pos, guru mengajak siswa kembali masuk kelas. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan guru menganggapi hasil presentasi sebagai tahap lima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang pengertian jaring-jaring, pengertian jaring- jaring balok dan jaring-jaring balok. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah dan salam. 2)

  Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin 20 April 2015 jam satu, dua dan tiga dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa berdoa menurut agamanya masing-masing, guru mengucapkan salam, menanyakan kabar, mengecek kehadiran siswa dan menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya, kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan II yaitu pengertian jaring-jaring kubus, jaring-jaring kubus menjelaskan pentingnya mempelajari materi pada pertemuan II. Guru memperlihatkan alat peraga bangun ruang kubus. Dari alat peraga bangun ruang kubus guru meminta perwakilan siswa membuka bangun ruang kubus yang terbuat dari karton menggunakan alat cather sehingga membentuk jaring-jaring kubus. Dari jaring-jaring kubus, guru memberikan pertanyaan, adakah jarring-jaring kubus yang lain. Pembelajaran selanjutnya dilaksanakan berdasarkan tahap-tahap model Problem Based Learning, guru memberikan pertanyaan mengenai jaring-jaring kubus sebagai tahap satu yaitu orientasi siswa pada masalah. Membagi siswa menjadi lima kelompok setiap kelompok terdiri dari enam siswa, membagikan lembar kerja siswa dan membagikan peta harta karun yang berisi petunjuk mengerjakan soal sebagai tahap dua yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar. Menugaskan siswa untuk kerja kelompok dalam mengerjakan soal dan membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah sebagai tahap tiga yaitu membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pertemuan

  II terdapat dua pos dalam peta harta karun, disetiap pos siswa mengerjakan soal yang berbeda dan guru membimbing siswa dalam mengembangkan dan menyajikan penyelesaian soal sebagai tahap empat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil. Setelah siswa melewati dua pos, guru mengajak siswa kembali masuk kelas. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok dan guru menganggapi hasil presentasi sebagai tahap lima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang pengertian jaring-jaring kubus dan jaring- jaring kubus. Selama 30 menit guru memberikan soal evaluasi sebagai alat untuk mengukur keberhasilan belajar pada siklus II, soal berjumlah 20 soal pilihan ganda. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan tindak lanjut c.

  Hasil Tindakan Hasil penelitian daya kreativitas siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun pada siklus II tersaji pada tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Daya Kreativitas Siswa Siklus II Hasil Daya Frekuensi Prosentase Indikator Kreativitas

  30 100% 80% siswa ≥ 4 < 4 0% mendapat nilai rata- rata ≥ 4.

Tabel 4.6 menunjukkan hasil penilaian daya kreativitas siswa pada siklus II mengalamai peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Nilai

  daya kreativitas siswa yang rata- ratanya ≥4 terdapat 30 siswa atau 100% dari jumlah siswa. Jadi pada siklus II nilai kreativitas meningkat drastis dibandingkan pada siklus I dan nilai rata-rata daya kreativitas siswa pada siklus II sudah mencapai indikator penelitian.

  Pertemuan II siklus II diadakan tes untuk mengukur hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar matematika pada siklus II disajikan pada lampiran 22 halaman 141. Hasil belajar matematika dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.7 Ketercapaian Hasil Belajar Siswa Siklus II Hasil Belajar Frekuensi Prosentase Indikator

  24 80% 80% siswa ≥ 68 < 68 6 20% mendapat nilai ≥ 68.

  Dari tabel 4.7 prosentase hasil belajar siswa yang nilainya ≥68 pada siklus II adalah 80%, meningkat dibandingkan prosentase hasil belajar pra siklus 46% dan siklus I 77%. Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Rajawali Juwana dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan harta karun meningkat. Hasil tes pada siklus II apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar di bawah ini:

  Prosentase Hasil Belajar Matematika Siklus II 20%

  Nilai ≥ 68 Nilai < 68

80%

Gambar 4.3 Diagram Prosentase Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus IIGambar 4.3 menunjukkan prosentase hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada

  indikator kinerja. Indikator keberhasilan penelitian ini dikatakan berhasil apabila 24 siswa dari 30 siswa kelas IV SD Rajawali Juwana tuntas hasil belajarnya. Dari data di atas dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus II sudah mencapai 80% (24 siswa). Jadi, dari hasil data siklus II di atas menunjukkan bahwa keberhasilan ketuntasan belajar siswa sudah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian.

  d.

  Hasil Observasi Kegiatan observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun pada siklus II baik pada pertemuan I dan pertemuan II yang dinilai observer sudah menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus I. . Hasil pengamatan disajikan pada lampiran 29 halaman 193. Adapun pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran matematika menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun tersaji pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Per Item Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Model

  

Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun Siklus II

Frekuensi

Pertemuan Observer I Observer 2

  1

  2

  3

  4

  5

  1

  2

  3

  4

  5 Siklus II Pertemuan I

  26

  12

  26

  12 Siklus II Pertemuan II

  15

  23

  15

  23 Tabel 4.9 Hasil Penilaian Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Model

  Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun Siklus II

Pertemuan Materi Total Skor Nilai Kriteria

Aktivitas

  Siklus II 1. 164 4,31 Baik Pengertian jaring- Pertemuan I jaring.

  2. Pengertian jaring- jaring balok.

  3. Jaring-jaring balok Siklus II 1. 175 4,60 Baik Pengertian jaring-

  Pertemuan II jaring kubus.

  2. Jaring-jaring kubus.

  Pada pertemuan I siklus II memperoleh skor 164 dengan nilai aktivitas 4,31. Kegiatan yang dilakukan guru dilaksanakan semua namun belum optimal dengan kriteria baik. Pada pertemuan II siklus II mendapat skor 175 dengan nilai aktivitas 4,60, semua kegiatan yang dilakukan guru semua dilaksanakan dengan kriteria baik. Jadi nilai aktivitas kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun siklus II meningkat dibandingkan pada siklus I.

  e.

  Hasil Refleksi Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap peningkatan hasil belajar dan daya kreativitas pertemuan pertama menggunakan model Problem

  Based Learning berbantuan peta harta karun pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Rajawali Juwana menunjukkan hasil yang lebih baik.

  Learning berbantuan peta harta karun pada siklus II meningkat yaitu dari 4,31 menjadi 4,60.

  Nilai daya kreativitas pada pertemuan II siklus II meningkat yaitu 4,60 dibandingkan pertemuan I siklus II nilai daya kreativitasnya 4,31. Siswa lebih aktif dalam bekerja kelompok dan kreatif dalam menyelesaikan soal atau masalah.

  Pada pertemuan II siklus II hasil belajar siswa meningkat yaitu 24 siswa atau 80% siswa tuntas. Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II tersaji pada gambar 4.4 di bawah ini:

  

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD

Rajawali Juwana Siklus I dan Siklus II

Nilai < 68 Nilai ≥ 68

  80% 77% 23% 20%

  Siklus I Siklus II

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Matematika PadaSiklus I dan Siklus II

4.3 Hasil Analisis Data

  Data yang diperoleh dari pengamatan dalam siklus ini meliputi hasil belajar siswa, daya kreativitas siswa dan kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun baik siklus I dan siklus II.

4.3.1. Hasil Penilaian Daya Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun.

  Setelah diamati dan dicatat oleh dua observer daya kreativitas siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun diperoleh data pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10 Perbandingan Nilai Daya Kreativitas Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Menggunakan

  

Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun Siklus I dan Siklus II

No Hasil Siklus I Siklus II Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

  1 11 37% 30 100% ≥4 2 <4 19 63% 0%

  Jumlah

30 100%

30 100%

  Dilihat dari tabel di atas nilai daya kreativitas siswa pada siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata daya kreativitas pada siklus I yang ≥4 terdapat 11 siswa atau 37%. Pada siklus II nilai rata-rata daya kreatifitas meningkat drastis yaitu 30 siswa atau 100%. Dapat disimpulkan pembelajaran matematika menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun dapat meningkatkan daya kreativitas siswa. Jika dilihat dari keseluruhan data yang diperoleh, dapat dikatakan daya kreativitas siswa pada siklus berhasil atau meningkat. Perbandingan nilai rata-rata daya kreativitas siswa pada siklus I dan siklus II disajikan pada gambar di bawah ini”

  

Perbandingan Nilai Rata-Rata Daya Kreativitas Siswa

Pada Siklus I dan Siklus II

Nilai <4 Nilai ≥4

  100% 63% 37% 0%

  Siklus I Siklus II

Gambar 4.5 Perbandingan Nilai Rata-Rata Daya Kreativitas Siswa Pada Siklus I dan Siklus II

4.3.2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

  Setelah diamati dan dicatat oleh guru, hasil belajar siswa kelas IV SD Rajawali pada pelajaran matematika materi Sifat-Sifat Bangun Ruang dan Jaring-Jaring Bangun Ruang diperoleh data di bawah ini:

Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II. N Ketuntasa Pra Siklus Siklus I Siklus II

  

o n Frekuens Prosentas Frekuens Prosentas Frekuens Prosentas

i e i e i e 1 ≥68 14 46% 23 77% 24 80% 2 <68

  16 54% 7 23% 6 20% Jumlah

  30 100% 30 100% 30 100%

  Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus sampai siklus II. Nilai yang diatas KKM dari pra siklus 14 atau 46% meningkat pada siklus I menjadi 23 siswa atau 77%. Dari siklus I meningkat lagi pada siklus II menjadi 24 siswa atau 80% dari 30 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

  Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Rajawali Juwana Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Nilai < 68 Nilai ≥ 68

  80% 77% 54% 46%

  

23%

20% Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.6 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

  Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 57 dengan ketuntasan klasikal 46% siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakan model

  

Problem Based Learning berbantuan peta harta karun rata-rata dalam

  pembelajaran siklus I menjadi 80 dengan ketuntasan klasikal 77% siswa tuntas. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 81 dengan ketuntasan klasikal mencapai 80% siswa tuntas hasil belajaranya.

4.3.3 Hasil Penilaian Kegiatan Guru Dalam Menerapkan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun.

  Hasil pengamatan dan penilaian terhadap kinerja guru yang dilakukan dua observer dalam mengajar menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun diperoleh data di bawah ini:

Tabel 4.12 Perbandingan Nilai Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun Siklus I dan Siklus II

  

Aktivitas Mengajar Jumlah Skor Nilai Aktivitas Kriteria

Siklus I pertemuan I 155 4,07 Baik

Siklus I pertemuan II 158 4,15 Baik

  Siklus I pertemuan III 163 4,28 Baik

Siklus II pertemuan I 164 4,31 Baik

Siklus II pertemuan II 175 4,60 Baik

  Kegiatan guru mengajar menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun pada siklus I pertemuan I mendapat nilai aktivitas 4,07 dengan kriteria baik, pertemuan II mendapat nilai aktivitas 4,15 dengan kriteria baik dan pertemuan III mendapat nilai aktivitas 4,28 dengan kriteria baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan I mendapat nilai aktivitas 4,31 dengan kriteria baik dan pertemuan II yaitu 4,60 dengan kriteria baik. Jadi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun pada pelajaran matematika siswa kelas IV SD Rajawali Juwana dari setiap pertemuan mengalamai peningkatan yang ditunjukkan dari nilai aktivitas kegiatan guru mengajar. Jika dilihat dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran siklus II berhasil.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Daya Kreativitas Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun.

  Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian, pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun pada pelajaran matematika dapat meningkatkan daya kreativitas siswa kelas IV SD Rajawali Juwana. Hal ini dapat dilihat dari nilai daya kreativitas siswa pada setiap pertemuan setelah dilaksanakan tindakan. Secara keseluruhan pada setiap siklus mengalami peningkatan nilai rata-rata daya kreativitas.

  Pada siklus I nilai rata- rata daya kreativitas yang mendapat ≥4 terdapat 11 siswa atau 37% dan yang mendapat <4 terdapat 19 siswa atau 63%. Pada siklus I terjadi peningkatan besar. Nilai rata-rata daya kreativitas pada siklus

  II yang mendapat ≥ terdapat 30 siswa atau 100% jumlah siswa.

  Dengan hasil pengamatan dan penilaian maka diambil saran bahwa pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun dapat meningkatkan daya kreativitas siswa kelas IV SD Rajawali Juwana. Terjadinya tipotesis tindakan dalam penelitian ini membuktikan bahwa menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun dapat meningkatkan daya kreativitas siswa. Hal ini sesuai dengan kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning yaitu siswa dapat belajar, mengingat, menerapkan, dan melanjutkan proses belajar secara mandiri. Siswa diperlakukan sebagai pribadi yang dewasa. Perlakuan ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengimplementasikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki untuk memecahkan masalah.

4.4.2 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Rajawali Juwana.

  Berdasarkan hasil analisis data penilaian, pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun pada pelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Rajawali Juwana. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar dan nilai rata-rata tes siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan sesudah dilaksanakan tindakan. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Rajawali Juwana pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.13 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

  Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumlah Persenta Jumlah Persentas Jumlah Persenta Siswa se Siswa e Siswa se Nilai 14 46% 23 77% 24 80% ≥68 Nilai <68 16 54% 7 23% 6 20% Jumlah

  30 100% 30 100% 30 100% Dari tabel 4.13 dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori. Kategori yang pertama adalah kondisi awal, siswa yang tuntas sebelum dilaksanakan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning adalah 12 siswa atau 46% dengan rata-rata 57. Sedangkan yang tidak tuntas ada 16 siswa atau 54%. Hal ini disebabkan karena guru kurang kreatif dalam memilih model pembelajaran, guru kurang maksimal dalam menggunakan media pembelajaran, guru tidak menggunakan alat peraga yang menarik. Sehingga dalam pembelajaran siswa pasif dan kurang kreativ, ketika disuruh maju ke depan kelas untuk menjawab tidak mau dan tidak bisa menjawab pertanyaan.

  Kategori dua yaitu siklus I atau setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun diperoleh hasil yaitu siswa yang tuntas 23 siswa dengan ketuntasan klasikal 77%, sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 7 siswa atau 23%, dengan nilai rata-rata 80. Pada siklus I hasil belajar siswa sudah meningkat tetapi ketuntasan klasikal nilai siswa yang dicapai belum memenuhi indikator yang sudah ditetapkan.

  Kategori tiga yaitu siklus II diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas adalah 24 siswa atau 80% dengan nilai rata-rata 81. Jumlah siswa yang tidak tuntas ada 6 siswa dari jumlah siswa.

  Dengan hasil tersebut maka diambil saran bahwa pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning berbantuan peta harta karun dapat meningkatkan daya kreativitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Rajawali Juwana. Terjadinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan daya kreativitas siswa dan hasil belajar matematika siswa. Sesuai dengan kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning yaitu siswa dapat belajar, mengingat, menerapkan, dan melanjutkan proses belajar secara mandiri. Siswa diperlakukan sebagai pribadi yang dewasa. Perlakuan ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengimplementasikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki untuk memecahkan masalah.

4.4.3 Penggunaan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun Dalam Pembelajaran Matematika.

  Pembelajaran dalam penelitian ini berlangsung selama dua siklus, siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Pada siklus I pertemuan I dengan materi pengertian bangun ruang sederhana, macam-macam bangun ruang sederhana, sifat-sifat bangun ruang kubus dan pengertian bangun ruang kubus. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang memberi acuan materi yang tepat untuk menggali materi yang akan dipelajari, kurang efektif menggunakan media pelajaran, belum menyampaikan materi sesuai tujuan pelajaran, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut. Sehingga pada pertemuan II guru harus berusaha melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan.

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PENGGERAKAN OLEH KEPALA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN VISI DAN MISI ORGANISASI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 RAJADESA KABUPATEN CIAMIS Oleh : Dede Mae Komalasari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E.Martadinata No.

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan RME dengan Teori Bruner Kelas IV SD N 1 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 16

PELAKSANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM CITUMANG OLEH PERUM PERHUTANI KESATUAN PEMANGKUAN HUTAN CIAMIS Oleh : Cica Muliani Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E.Martadinata No.150 Ciamis ABSTRAK - PELAKSANAAN STRATEG

0 0 10

PELAKSANAAN TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI OLEH KEPALA BIDANG PERTAMBANGAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA AIR DI DINAS PEKERJAAN UMUM PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN PANGANDARAN Oleh : Asep Saepulah Asepgmail.com Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik U

0 0 7

OPTIMALISASI PENGELOLAAN BIDANG PARIWISATA OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF WILAYAH CIAMIS Oleh : Rizaldy Yuda Pratama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E.Martadinata No.150 Ciamis ABSTRAK - OPTI

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan RME dengan Teori Bruner Kelas IV SD N 1 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 2 88

Pengawasan sebagai fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Di Desa Oleh: Neti Sunarti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis Abstrak - Pengawasan sebagai fung

0 1 10

2.1.1.2. Pengertian Hasil belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun untuk Meningkatkan Daya Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV SD R

0 1 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Problem Based Learning Berbantuan Peta Harta Karun untuk Meningkatkan Daya Kreativitas dan Hasil Bel

0 0 18

PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PNPM MANDIRI PEDESAAN (Studi Kasus Di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) Oleh : Wawan Risnawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E.Martadinata No.150 Ciamis ABSTRAK - PENGENTASAN KEMISKINAN MELAL

0 0 10