serial of social dynamic environment

DINAMIKA SOSIAL 8
Interaksi Antara Tingkah Laku Sosial dan Lingkungan

Eko Subhan

Takanan Penduduk: Jebakan Malthus
• Jumlah penduduk dunia (miliar)
• Pertembahan penduduk dunia:

http://www.worldometers.info/world-population/

• Jebakan Thomas Malthus (kondisi kekurangan pangan
dan kepunahan manusia) akan menjadi kenyataan jika
manusia tidak mampu menggunakan dan
mengembangkan teknologi pangan dan pertanian ke
depan

• Perangkap Malthus adalah teori yang mengusulkan bahwa pada sebagian
besar sejarah manusia, pendapatan seringkali stagnan karena inovasi dan
kemajuan teknologi hanya menambah jumlah penduduk, daripada
peningkatan standar kehidupan.

• Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan
mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah
makanan per orang. (Case & Fair, 1999: 790).
• Ia bahkan meramalkan secara spesifik
bahwa hal ini pasti akan terjadi pada
pertengahan abad ke-19, sebuah ramalan
yang gagal karena beberapa alasan,
termasuk penggunaan analisis statisnya,
yang memperhitungkan kecenderungankecenderungan mutakhir dan
memproyeksikannya secara tidak terbatas
ke masa depan, yang hampir selalu gagal
untuk sistem yang kompleks.

Indonesia mengalami
BONUS DEMOGRAFI

• Bonus demografi (demographic dividend): perubahan struktur umur penduduk dan
menurunnya beban ketergantungan.
• Kesempatan yang hanya muncul sekali dalam sejarah bangsa ini wajib dimanfaatkan
untuk menaikkan kesejahteraan masyarakat.

• Hampir semua analis sepakat bahwa pada periode 2020-2030 rasio ketergantungan
(dependency ratio) mencapai titik terendah, sekitar 44 per 100 penduduk usia kerja—
window of opportunity.
• Kesejahteraan dan harapan hidup membuat rasio ketergantungan meningkat, seiring
dengan meningkatnya proporsi penduduk lansia.
• Bonus demografi wajib dimanfaatkan secara baik untuk membangun fondasi ekonomi
pangan berkualitas, penguatan kapasitas SDM dan inovasi sebagai prasyarat dayasaing.
• Kunci: reformasi bidang pendidikan (dasar, menengah, tinggi), pendidikan vokasi,
peningkatan kapasitas petani, nelayan, UKM, dan pelaksanaan sistem jaminan sosial
nasional (SJSN)

http://www.luhutpandjaitan.com/single.php?id=19&b=i

SUSTAINABILITY – TRIPLE BOTTOM LINE - PPP
• Konsep yang dikembangkan oleh John Elkington 1994
konsep ini digunakan pertama kali secara publik di Tahun
1997 oleh Shell
• Konsep sustainability berorientasi pada 3 dimensi
keberlanjutan, yaitu: berkelanjutan usaha ekonomi
(profit), berkelanjutan kehidupan sosial (people),

keberlanjutan ekologi alam (planet)
• Belakangan berbagai konsep pembangunan termasuk
perencanaan pembangunan menggunakan konsep TBL .

Perkembangan Interaksi Sosial dan Lingkungan
(ADAPTASI)
• Interaksi manusia dengan lingkungannya: proses yang sering dikenal dengan
adaptasi manusia; dikenal denganTeori Adaptasi
• Sebelum Darwin, ilmuwan lain seperti Empedocles, Aristotle, William Paley,
Lamarck dan Buffon menerima bukti : setiap species selalu berubah, mereka tidak
paham alasan adanya perubahan, bahwa adaptasi adalah proses yang terus
berkelanjutan tanpa adanya format final.

• Teori Adaptasi: ada 3 perubahan bila
terjadi perubahan habitat; habitat
tracking, perubahan genetik, atau
pemusnahan. Dari 3 perubahan tsb,
hanya perubahan genetik yang
dikategorikan sebagai proses
adaptasi


Inti Proses Adaptasi
• Perubahan pada habitat tempat manusia tinggal, seperti evolusi
habitat, intervensi manusia pada alam, dsb, akan berpengaruh
pada bentukan fisik manusia itu sendiri.
• Proses adaptasi merupakan proses penyesuaian secara bertahap
dan waktu yang lama terhadap kondisi habitat manusia tsb tinggal
• Manusia adalah mahluk yang paling adaptif dan kuat dalam
menghadapi alam, termasuk menghadapi perubahan global dari
muka bumi.

Emisi dan Kerusakan Lingkungan di Dunia dan Posisi
Indonesia 2007

Konsep Balancing Compensation on Natural
Resources Management
• Tahun 2002 Indonesia pasca krisis ditawari negara maju mekanisme
pembebasan utang dengan sistem tukar guling dengan program pelestarian
lingkungan, penanaman pohon dan penghentian eksploitasi alam.
• Balancing Compensation on Natural Resources Management dan Debt for

Natural Swap, menempatkan asas ekonomi sebagai dasar pertimbangan dalam
pembangunan yang berkelanjutan.
• Permasalahannya adalah nilai dari eksploitasi sudah pasti akan lebih kecil dari
kemampuan negara penghasil polutan untuk mensubtitusi kegiatan konservasi..
• Perlu 2 pendekatan, yaitu
– kompensasi dari negara-negara maju pengkontribusi polusi dunia, dan
– kompensasi dari daerah-daerah sekitar yang menjadi pemanfaat dari kegiatan konservasi.

Konstelasi Interaksi Manusia Dengan Lingkungan,
Sebuah Proses Adaptasi
• Fenomena dan jawaban alam terhadap rangsangan interaksi
manusia terbangun dalam sistem yang relative pelan dan
memakan waktu; umumnya sulit untuk diprediksi secara akurat.
• Respon alam terhadap interaksi manusia biasanya sangat
bergantung pada besaran rangsangan yang diberikan manusia
itu sendiri.
• Adanya time lag antara rangsangan dengan respon yang
diberikan oleh alam, menyebabkan manusia sering merasa tidak
bersalah dan merasa tidak bersangkut paut dengan masalah.


Negara Penyumbang Kerusakan Terbesar di Bumi
• Peringkat #10, PERU
Dari 179 negara, Peru menempati peringkat 2 untuk penangkapan liar di laut dan
peringkat ke 7 untuk penangkapan ilegal spesies yang terancam punah.
Penangkapan yang berlebihan dan perdagangan spesies terlarang menjadi penyebab
utamanya.
• Peringkat #9, AUSTRALIA
Sekarang sekitar 11.5 % total lahan tanah di Australia kini telah dilindungi oleh
pemerintah, lahan ini adalah tempat tumbuhnya banyak pepohonan. Meskipun
bertempat di padang pasir gersang Lahan ini dilindungi pemerintah demi
mengendalikan tingkat konversi lahan yang mulai tak terkendali.
Australia menempati peringkat ke 7 terburuk dalam hal penggunaan lahan menjadi
tempat tinggal, peringkat ke 9 untuk penggunaan pupuk, dan ke 10 untuk kehilangan
hutan alam.

• Peringkat #8, RUSIA
Hanya kurang dari separuh penduduk Rusia memiliki yang akses terhadap air
minum yang aman. Limbah kota dam kontaminasi nuklir menambah masalah
besar pada sumber air utama. Rusia di posisi ke-4 untuk pencemaran air
terburuk. Peringkat 5 terburuk pada kualitas udara emisi CO2 – kualitas udara

sama buruknya dengan kualitas air. Ada lebih dari 200 kota yang sering
melebihi batas polusi Rusia. Peringkat 7 untuk penangkapan liar di laut.
• Peringkat #7, INDIA
India berada pada peringkat ke-3 dunia untuk pencemaran air. Hal ini terjadi
sebagai dampak meningkatnya persaingan air di berbagai sektor, termasuk
pertanian, industri, domestik, minum, pembangkit energi dan lain-lain.
Persaingan ini menyebabkan sumber daya alam berharga menjadi cepat habis.
Polusi air pada negara ini juga menyebabkan penghancuran habitat satwa liar
yang hidup di perairan. India menempati peringkat 8 untuk tiga bidang: Spesies
terancam, penangkapan liar di laut dan emisi CO2.

• Peringkat #6, MEXICO
Memiliki lebih banyak spesies tanaman dan hewan dari hampir semua negara lain: 450
mamalia; sekitar 1000 burung, 693 reptil, 285 amfibi, dan lebih dari 2000 ikan.
Pertengahan 1990-an, banyak spesies yang diketahui terancam: 64 mamalia, 36 burung, 18
reptil, 3 amfibi, dan 85 ikan. Meksiko tidak bergabung dengan Konvensi Perdagangan
Internasional Spesies Langka (CITES), perjanjian internasional utama untuk menghentikan
perdagangan flora fauna terancam dan hampir punah, berlaku sejak 1975, hingga tahun
1991. Ini menjadikan Mexico menempati peringkat 1 untuk spesies terancam. Juga
peringkat 9 pada tingkat kehilangan hutan alam paling banyak di dunia.

• Peringkat #5, JEPANG
Menempati peringkat 4 untuk penangkapan ikan di laut. Pada tahun 2004, jumlah tuna sirip
biru Atlantik dewasa yang berada pada umur pemijahan telah turun menjadi sekitar 19%
dibandingkan tahun 1975, yang memiliki 1/4 dari pasokan dunia dari 5 besar spesies ikan
tuna: Sirip biru, Sirip biru selatan, Bigeye, Madidihang & Albacore.
Setelah moratorium penangkapan ikan paus komersial tahun 1986, pemerintah mulai lagi
dengan “penangkapan ikan paus untuk penelitian” berikutnya, penelitian ini
didokumentasikan dengan berakhirnya daging ikan paus tersebut di piring-piring sashimi.
Jepang peringkat 5 untuk konversi habitat alam dan pencemaran air, dan ke 6 untuk emisi
CO2.

• Peringkat #4, INDONESIA
Menurut Global Forest Watch, Indonesia adalah wilayah padat hutan pada tahun 1950,
namun 40% dari hutan yang ada pada tahun 1950 tersebut telah hilang hanya dalam waktu
50 tahun berikutnya. Jika dibulatkan, Hutan hujan tropis di indonesia jumlahnya jatuh dari
162 juta ha menjadi hanya 98 juta ha2 saja . Untuk ini, Indonesia menempati peringkat 2 di
hilangnya hutan alam, efek ini menyebabkan indonesia menempati peringkat 3 tempat
untuk spesies terancam. Indonesia menempati peringkat ke-3 untuk emisi CO 2, 6 untuk
penangkapan di laut, 6 untuk penggunaan pupuk, dan 7 untuk pencemaran air.
• Peringkat #3, CHINA

Perairan pesisir Cina semakin tercemar oleh segala sesuatu mulai minyak, pestisida, dan air
limbah, Pencemaran ini membantu Cina mendapatkan peringkat 1 nya untuk pencemaran
air di dunia. Di Cina, 20 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum bersih; lebih
dari 70 persen dari danau dan sungai tercemar, dan insiden polusi besar terjadi di dekat
rumah-rumah. WHO baru-baru ini memperkirakan bahwa hampir 100.000 orang meninggal
setiap tahunnya karena penyakit yang bersumber dari polusi air. Di China, kepentingan
pembangunan ekonomi selalu lebih dimenangkan atas usaha penjagaan dan perlindungan
lingkungan.



Peringkat #2, USA
Meskipun menempati peringkat 211 terbaik untuk konversi tempat tinggal dan menghormati alamnamun banyak perilaku buruknya yang melampaui negara-negara lain. Amerika adalah pengguna
terbesar dalam penggunaan pupuk dan nitrogen, fosfor dan potassium (NPK). Penggunaan pupuk yang
berlebihan mengakibatkan pencemaran bahan kimia ke dalam air tanah, bahkan mengubah atau
menghancurkan habitat alam.
Amerika juga peringkat 1 untuk emisi CO2, peringkat 2 sebagai tempat polusi air, tempat ke-3 untuk
penangkapan ikan di laut, dan 9 tempat untuk spesies terancam. Tidak semua orang amerika bangga
menjadi orang Amerika saat ini.




Peringkat #1, BRAZIL
Dari semua tujuh kategori yang dipertimbangkan untuk hasil penelitian ini, Brasil berada dalam semua
peringkat 10 besar dalam kategori penyumbang kerusakan terbesar di Bumi, kecuali penangkapan ikan
dilaut. Peringkat 1 untuk kehilangan hutan alam , tempat ke-3 untuk menggunakan pupuk, posisi ke-4
untuk spesies terancam, posisi ke-4 untuk emisi CO2, dan tempat ke 8 untuk polusi air .
Untuk apakah perusakan lingkungan yang luar biasa ini ditujukan? Sebagian besar kerusakan hutan di
Brasil terkait erat dengan hutan hujan Amazon yang luas pembukaan lahan untuk Pastureland oleh
kepentingan komersial dan spekulatif, kebijakan pemerintah salah arah, tidak sesuai proyek Bank Dunia.
Ditambah eksploitasi komersial sumber daya hutan menjadi lahan Kedelai dan tanaman kakao dan
peternakan.
Bertambahnya populasi manusia di Brazil, kualitas hidup manusia akan menurun secara substansial
dalam waktu dekat. Meningkatnya kompetisi untuk sumber daya akan menyebabkan perselisihan dan
perang sipil tinggi akan lebih sering. Lanjutan degradasi lingkungan ini menuntut negara 2 lain di dunia
untuk membantu Brazil dalam konservasi dan restorasi lingkungan.

1. People, Plans, and Policies; Herbert J. Gans,
Columbia Univ Press, 1993
2. The Social Anthropolgy of Complex Society,

Michael Banton, Tavistock Publication