PEMBANGUNAN EKONOMI rakyat dalam (7)

PEMBANGUNAN EKONOMI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan
pembangunan yang belum terpecahkan, seperti: tingkat pengganguran tetap tinggi,
pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan
absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan kesehatan masih kurang,
dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan
sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan
trickle down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan, banyak ahli ekonomi
pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang
berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Jadi akan
ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi dimana pembangunan
ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian
industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa
perubahan dalam sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan
berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana, seperti penambahan

ruasa jalan.
B. Rumusan Masalah.
Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1. Apakah pembangunan ekonomi itu?
2. Siapa sajakah ahli yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi?
3. Bagaimanakah perencanaan pembangunan ekonomi itu?
4. Ada berapa factor yang terjadi pada ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi?
5. Faktor apa sajakah yang memengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara?
6. Apa saja manfaat pembangunan ekonomi?
7. Bagaimanakah pengertian serta ciri-ciri dari negara sedang berkembang?
8. Apakah tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi?
C. Tujuan dan Manfaat.
Tujuan kami membuat makalah mengenai “Pembangunan Ekonomi” ini adalah guna
memenuhi tugas mata pelajaran kami. Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk
memperluas wawasan kami dan para pembaca tentang bagaimana pembahasan
pembangunan ekonomi dari berbagai tokoh ekonomi, serta apa saja kelemahan dan
faktor yang mempengaruhi pengembangan ekonomi.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pembangunan Ekonomi.
Menurut Adam Smith pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara
pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi (Suryana, 2000:55). Todaro (dalam
Lepi T. Tarmidi, 1992:11) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses
multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial,
sikap masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi,
pengurangan ketidakmerataan dan penghapusan dari kemiskinan mutlak. Pembangunan
ekonomi menurut Irawan (2002:5) adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup
suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita.
Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2005:205) mendefinisikan pembangunan ekonomi
sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang
panjang. Sadono Sukirno (1985:13) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai
suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat
meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa
pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus
melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu
adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam
jangka panjang.
JOHAN GALTUNG Pembangunan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia, baik secara individual maupun kelompok, dengan cara-cara yang tidak

menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan sosial maupun lingkungan alam.
MOHAMMAD ALI Pembangunan adalah segala upaya yang dilakukan secara
terencana dalam melakukan perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan
kualitas manusia.
BENNY H. HOED Pembangunan adalah upaya sistematis melepaskan diri dari
keterbelakangan dan upaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli yang telah dikemukakan maka dapat
disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi adalah proses memperbaiki kehidupan
sosial masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan
pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat
empat unsur penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
a. Pembangunan sebagai suatu proses.

Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan merupakan suatu
tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh,
manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa
harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus
menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan

sejahtera.
b. Pembangunan sebagai perubahan sosial.
Masyarakat sebagai pelaku dalam perubahan sosial dimana secara langsung atau
tidak langsung perubahan sosial akan berdampak pada kelancaran pembangunan
atau bahkan menghambat pembangunan di Indonesia.
c. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita.
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan
oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan
demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua
elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita
mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
d.

Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang.
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila
pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak
berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus.
Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik,
maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran.

Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara
tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

2. Teori Pembangunan Ekonomi.
Terdapat banyak ahli yang mengemukakan teori pembangunan ekonomi, yaitu sebagai
berikut.
a. Friedrich List (1844)
Friedrich List sebenarnya adalah seorang penganut paham Laissez faire yang
berpendapat bahwa sistem atau paham ini dapat menjamin alokasi sumber daya yang
optimal. Dengan kata-kata lain perkembangan ekonomi hanya terjadi apabila dalam
masyarakat terdapat kebebasan dalam organisasi politik dan kebebasan perorangan.
Menurut Friedrich List perkembangan ekonomi yang sebenarnya tergantung kepada
peranan pemerintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan.
Friedrich List meneliti tahap-tahap pertumbuhan ekonomi dari segi
perkembangan teknik produksi atau perilaku masyarakat dalam berproduksi. Tahap-tahap
tersebut adalah:
a) Mengembara.

Ini adalah bentuk kegiatan manusia yang paling awal (primitif) dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya (berproduksi). Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat
pada tahap ini adalah bahan makanan, yang jelas merupakan suatu kebutuhan
yang sangat mendasar bagi suatu kehidupan. Bila bahan pangan di suatu daerah
habis, maka mereka akan mencari yang lain di tempat yang lain pula dengan
membawa serta hewan yang masih mereka miliki atau belum habis dimakan.
Dengan demikian mereka mempunyai pola hidup mengembara dan
dengan tingkat ketergantungan yang sangat tinggi kepada alam.
b) Beternak.
Dalam perkembangan selanjutnya hewan yang mereka pelihara semakin
banyak, baik karena berkembang biak maupun karena hasil tangkapan baru.
Pengalaman dan kebiasaan ini secara perlahan pada akhirnya menumbuhkan
usaha peternakan.
c) Pertanian.
Seiring dengan berjalannya waktu jumlah penduduk kian meningkat dan
oleh karena itu kebutuhannya, khususnya kebutuhan akan bahan pangan juga
meningkat, sehingga diperlukan jumlah bahan pangan yang semakin banyak
pula. Dengan demikian jumlah bahan pangan di suatu lokasi menjadi semakin
cepat habis, dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Oleh karena itu pola hidup mengembara menemukan titik jenuhnya dan
masyarakat tradisional tersebut terdorong untuk memikirkan cara produksi

alternatif. Maka lama-kelamaan mulai dikenal kehidupan bercocok tanam
(bertani) tradisional.Oleh karena pertanian dalam arti luas meliputi pula usaha
peternakan, maka tahap ketiga ini disebut pertanian.
d) Pertanian dan industri rumah tangga (manufaktur).
Dari sisi demand kebutuhan terhadap pangan terus meningkat terutama
karena peningkatan jumlah penduduk. Dari sisi supply lahan pertanian
adalah tetap, kalaupun meningkat maka peningkatannya akan relatif kecil
khususnya dibandingkan dengan peningkatan jumlah penduduk. Maka satusatunya peluang penting untuk menyeimbangkan demand dan supply produk
pertanian ini adalah dengan memperbaiki teknologi pertanian sehingga
menghemat pemakaian lahan.
e) Pertanian, industri manufaktur dan perdagangan.
Dalam jangka panjang, secara alamiah masyarakat ternyata belajar dari
pengalamannya, sehingga teknologi produksi, baik di sektor pertanian,
maupun di sektor rumah tangga, dari waktu ke waktu terus diperbaiki.
Jumlah produk yang dihasilkan semakin banyak, semakin beragam dan
semakin canggih dan dengan cara yang semakin efisien.
b. Bruno Hildebrand (1864)

Bruno Hildebrand mengkritik Friedrich List dan berdasarkan pengalaman Inggris dia
mengatakan bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat

produksi atau konsumsi, tetapi karena perubahan-perubahan dalam metoda distribusi yang
digunakan. Dia menganalisis proses pertumbuhan ekonomi dari segi evolusi alat-alat tukar,
yaitu:
a) Perekonomian barter
Perekonomian barter (ditukarkan dengan barang), adalah bentuk perekonomian
pertukaran yang paling awal. Meskipun demikian dalam perekonomian modern dewasa
ini masih dijumpai barter tetapi terwujudnya sudah lebih maju sesuai dengan
perkembangan zaman. Dalam perekonomian barter, khususnya barter yang tradisional
barang-barang (atau jasa-jasa) dipertukarkan secara langsung oleh kedua pihak.
Salah satu keterbatasan ssitem barter adalah bahwa perdagangan diantara kedua belah
pihak hanya mungkin terjadi apabila keduanya saling membutuhkan barang yang
dipertukarkan tersebut. Hal ini mengakibatkan jumlah dan ragam produk yang
dipertukarkan menjadi sangat terbatas, sementara waktu dan biaya yang diperlukan
untuk kegiatan pertukaran tersebut relatif besar.
b) Perekonomian uang.
Dalam perekonomian ini, pertukaran dilakukan dengan menggunakan suatu media yang
disbut uang. Namun demikian kegunaan uang lama-kelamaan juga mengalami
perkembangan sehingga tidak hanya lagi sekedar alat tukar. Dalam kepustakaan teori
ekonomi moneter dikenal 4 kegunaan uang berikut, dua yang pertama diantaranya
sangat mendasar sedang dua lainnya merupakan tambahan, yaitu: (a) alat tukar, (b) alat

penyimpan nilai/daya beli, (c) Satuan hitung, (d) Ukuran pembayaran masa depan
(hutang piutang).
c) Kredit
Dalam setiap transaksi selalu diperlukan sejumlah uang yang dalam kenyataan
jumlahnya selalu terbatas.Sementara itu kebutuhan manusia tidak terbatas yang
berimplikasi kepada tidak terbatas pula kebutuhan terhadap uang.Dengan kata-kata lain
uang merupakan kendala dalam memaksimumkan kegiatan transaksi. Dalam hubungan
ini, maka kredit jelas merupakan suatu terobosan dalam mengatasi kelangkaan
persediaan uang untuk transaksi. Pengenalan kredit akan memperlancar kegiatan
transaksi, yang selanjutnya mendorong perkembangan produksi dan konsumsi yang
dengan demikian berarti bagi pertumbuhan ekonomi.
c. Karl Bucher (1893)
Karl Bucher mengemukakan analisisnya dengan mengacu kepada evolusi
perekonomian di Jerman. Dia mencoba mensintesakan pendapat List dan Hildebrand
dengan mengatakan bahwa perekonomian tumbuh melalui 3 tahap, yaitu:
1) Produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri (rumah tangga).
Pada tahap ini suatu rumah tangga memproduksi sendiri produk-produk yang mereka
butuhkan, yang dengan demikian tidak terdapat perdagangan seperti yang banyak

dikenal pada saat sekarang.Unit-unit produksi dengan sendirinya juga merupakan

unit-unit konsumsi. Dalam pada itu kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang
dan jasa-jasa masih sangat terbatas.Organisasi produksi hanya sekedar untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang sangat pokok dengan menggunakan teknologi yang
masih sangat sederhana.
2) Perekonomian kota, dimana perdagangan sudah meluas.
Dalam tahap ini, perdagangan sudah meluas. Sebelumnya memang sudah terjadi juga
perdagangan, tetapi skalanya masih sangat kecil dan mungkin hanya bersifat antar
keluarga di suatu dusun, kampung atau pedesaan, dimana diantara para pelaku satu
sama lain mungkin masih saling mengenal. Pasar (terutama dalam arti fisik) memang
cenderung untuk berada di tempat yang relatif ramai, meskipun berlokasi di daerah
pedesaan. Dengan semakin berkembangnya perdagangan, maka pasar akan semakin
ramai pula, seingga lama-kelamaan berkembang menjadi suatu kawasan yang disebut
kota yang melahirkan perekonomian kota.
3) Perekonomian nasional, dimana kegiatan produksi sudah berorientasi ke pasar
(market oriented) yaitu barang diproduksi untuk dijual ke pasar.
Pada tahap ini produksi dan pertukaran sudah mengalami kemajuan selangkah lagi
dimana hampir semua kegiatan ekonomi perkotaan dan pedesaan di suatu negara
sudah semakin terintegrasi. Begitu pula batas wilayah kekuasaan antara satu negara
dengan negara lainnya sudah semakin jelas.
Teori Perkembangan Ekonomi Menurut W. W. Rostow.

Rostow yang berasal dari Texas University mengajukan lima tahap pertumbuhan
ekonomi, yaitu:
a) Masyarakat Tradisional.
Tahap ini adalah tahap paling awal dari pertumbuhan ekonomi, yang menurut
Rostow mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a)

Kebiasaan-kebiasaan lama menentukan organisasi dan metoda produksi.

b)

Dampak sains teknologi terhadap kegiatan ekonomi relatif kecil.

c)

Masyarakat merasa tidak memerlukan perubahan.

Ketiga karakteristik utama ini satu sama lain saling berkaitan sehingga yang
satu sering merupakan akibat bagi yang lain
b) Prakondisi untuk Take-off.
Tahap kedua adalah tahap transisi dari tradisional ke take-off. Pada tahap
ini prasyarat-prasyarat untuk take-off dibangun atau tercipta. Di negara-negara
Eropa Barat prasyarat-prasyarat ini diciptakan secara perlahan-lahan, yaitu
sekitar akhir abad XV dan awal abad XVI, yaitu pada waktu abad pertengahan
berakhir dan abad modern dimulai.

c) Periode Take-off.

Menurut Rostow waktu yang diperlukan dalam periode ini berkisar antara 20
sampai dengan 30 tahun.
d) Dorongan menuju kematangan (Drive to Maturity).
Tahap ini memperlihatkan adanya kematangan ekonomi, yaitu suatu periode
ketika masyarakat secara efektif menerapkan teknologi modern terhadap
sumber-sumber ekonomi.
e) Konsumsi tinggi dan besar-besaran (High-mass consumption).
3. Perencanaan Pembangunan Ekonomi.
Salah satu tujuan penting perencanaan ekonomi di negara sedang berkembang
seperti negara kita, negara Indonesia adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut berarti perlu juga
meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat pendapatan,
tabungan, dan investasi.
Peningkatan laju pembentukan modal pada Indonesia ini menghadapi berbagai
kendala, salah satunya yaitu kemiskinan masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini
diakibatkan karena tingkattabungan yang rendah, tingkat tabungan rendah dikarenakan
tingkat pendapatan rendah. Dankarena itu semua berakibat pada laju investasi, laju
investasi juga rendah dan berpengaruh pada rendahnya modal dan produktivitas
indonesia.
Tahapan Perencanaan Pembangunan:
a) Penyusunan Rencana
b) Penetapan Rencana
c) Pengendalian Pelaksanaan Rencana
d) Evaluasi Pelaksanaan Rencana
a)

Penyusunan Rencana
1. Penyiapan rancangan rencana pembangunan yang bersifat teknokratik,
menyeluruh, dan terukur.
2. Setiap Instansi Pemerintah menyiapkan rancangan rencana kerja.
3. Partisipasi dan keterlibatan masyarakat untuk penyelarasan rencana
pembangunan.
4. Penyusunan rancangan akhir perencanaan pembangunan.

b) Penetapan Rencana
1. Penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga mengikat semua pihak
untuk melaksanakannya.
2. RPJP Nasional-UU.
3. RPJP Daerah-Peraturan Daerah.
4. RPJM & Tahunan Nasional-PP.
6. RPJM & Tahunan Daerah-Perkada.
c) Pengendalian Pelaksanaan Rencana

1. Untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan.
2. Dilakukan oleh pimpinan Kementrian/Lembaga/SKPD.
3. Dihimpun dan dianalisis oleh Menteri/Kepala Bappeda hasil pemantauan
pelaksanaan rencana pembangunan.
d) Evaluasi Pelaksanaan Rencana
1. Mengumpulkan dan menganalisis data dan informasi untuk menilai pencapaian
sasaran, tujuan dan kinerja pembangunan.
2. Evaluasi dilakukan berdasarkan indikator dan kinerja mencakup input, output,
result, benefit, dan impact.
3. Kementrian/Lembaga/SKPD wajib melaksanakan evaluasi kinerja pembangunan
yang terkait dengan fungsi dan tanggungjawabnya.
Dokumen Perencanaan
1. RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pernerintahan
Negara Indonesia yang tercanturn dalam Pembukaan UUD 1945, dalam bentuk
visi, misi, dan arah pernbangunan Nasional.
2. RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden
yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat strategi
pembangunan nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan
lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta
kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
3. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) adalah sebuah masterplan yang diluncurkan pemerintah Indonesia
pada tahun 2011. Dalam masterplan tersebut, pemerintah menargetkan
pertumbuhan ekonomi pada kisaran tujuh hingga delapan persen per tahun
mulai 2013. Hal itu bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu
Negara dengan ekonomi terbesar pada 2025. Masterplan ini mencakup investasi
senilai USD 470 miliar yang sebagian besar akan ditawarkan kepada swasta
melalui program kerja sama pemerintah dan swasta.
4. Kriteria Pengukuran Keberhasilan Pembangunan Ekonomi.
Terdapat beberapa factor yang terjadi ukuran keberhasilan pembangunan ekonomi,
yaitu sebagai berikut:
a. Pendapatan Nasional
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi menandakan kapasitas produksi
nasional yang tinggi. Hal ini berarti jumlah barang dan jasa yang
dihasilkanbesar dan tingkat kesempatan kerja tinggi. Dengan demikian,
pembangunan ekonomi dapat dianggap berhasil.
b. Pendapatan per Kapita

Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat juga diukur dengan pendapatan per
kapita. Tinggi-rendahnya pendapatan per kapita dapat menggambarkan sejauh
mana kemampuan penduduk untuk mengonsumsi barang-barang hasil produksi.
Pendapatan per kapita memberikanpetunjuk mengenai kemampuan yang dicapai
oleh sebuah negara dalam memenuhi kebutuhan warganya.
c. Distribusi pendapatan
Distribusi pendapatan yang merata juga merupakan ukuran yang penting. Jika
hanya sebagian kecil penduduk yang berpenghasilan tinggi, sedangkan yang lainnya
berpendapatan rendah, keberhasilan pembangunan belumlah sempurna. Distribusi
pendapatan yang timpang atau tidak merata juga tidak
bermanfaat bila ditinjaudari kemungkinan investasi karena penduduk
berpenghasilan tinggi biasanya konsumtif.
d.

Peranan sektor industri dan jasa
Pada umumnya semakin besar kontribusi sektor industri dan jasa, maka akan
semakin maju suatu negara. Atas dasar hal tersebut dapat dikatakan bahwa
besarnya proporsi kontribusi sektor industri dan jasa merupakan salah satu indikasi
yang penting bagi tingkat kemajuan ekonomi.

e. Kesempatan kerja
Apabila suatu negara mampu mempertahankan tingkat kesempatan kerja yang
tinggi (full employment) berarti masyarakat mampu mempercepat laju
perkembangan ekonominya. HaI ini dapat dilihat dari meningkatnya investasi,
meningkatnya lapangan kerja baru, dan berkurangnya pengangguran.
f. Stabilitas ekonomi
Tingkat perekonomian yang stabil meliputi stabilitas tingkat pendapatan dan
kesempatan kerja serta tingkat harga mempengaruhi pasar produk dalam negeri.
Suatu negara dikatakan berhasil di dalam perkembangan ekonominya apabila
mampu menjaga stabilitas ekonominya.
g.

Neraca pembayaran luar negeri
Pada umumnya setiap negara menginginkan agar neraca pembayarannya seimbang
sebab jika neraca pembayaran mengalami defisit berpengaruh terhadap kredibilitas
negara tersebut. Apalagi bila neraca pembayaran mengalami surplus. Kondisi ini
jauh lebih baik dibandingkan kondisi seimbang karena berpengaruh terhadap
kemajuan ekonomi negara tersebut.

5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pembangunan Ekonomi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi,
namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu
faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan
keahlian atau kewirausahaan.

Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,
keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku
produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah
bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga
sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional
melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas
penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan
mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan
mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting
bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang
modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat,
keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
6. Manfaat Pembangunan Ekonomi.
Dengan melihat tujuan pembangunan ekonomi yang telah diuraikan diatas, dapat
diuraikan manfaat pembangunan ekonomi yang dilakukan suatu negara. Adapula
manfaatnya antara lain:
1) Dengan adanya pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan masyarakat akan
meningkat.
2) Masyarakat memiliki kesempatan untuk mengadakan pilihan, baik untuk
mengkonsumsi atau memproduksi.
3) Memberikan kemampuan yang lebih besar kepada manusia untuk menguasai alam dan
mempertinggi kebebasan manusia untuk melakukan berbagai tindakan.
4) Dapat diperoleh suatu tambahan kebebasan untuk memilih kesenangan yang lebih luas.
5) Pembangunan ekonomi dapat mengurangi perbedaan antara kaum kaya dengan kaum
miskin.
7. Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang.
a. Pengertian Negara Sedang Berkembang
Negara sedang berkembang adalah sebuah negara dengan rata-rata pendapatan
yang rendah, infrastruktur yang relative terbelakang, dan indeks perkembangan
manusia yang kurang dibandingkan dengan norma global. Istilah ini mulai
menyingkirkan dunia ketiga, sebuah istilah yang digunakan pada masa Perang
Dingin.
Perkembangan mencakup perkembangan sebuah infarstruktur modern (baik
secar fisik maupun institusional) dan sebuah pergerakan dari sector bernilai tambah

rendah seperti agrikultur dan pengambilan sumber daya alam. Negara maju
biasanya memiliki system ekonomi berdasakan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan menahan sendiri.
Penerapan istilah negara berkembang keseluruh negara yang kurang
berkembang dianggap tidak tepat bila kasus negara tersebut adalah sebuah negara
miskin, yaitu ngara yang tidak mengalami pertumbuhan situasi skonominya dan
juga telah mengalami periode penurunan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam hal ini Indonesia termasuk dalam kategori Negara Sedang Berkembang.
Hal itu dikarenakan di Indonesia masih rendahnya rata-rata riil pendapatan
penduduk Indonesia, infrastruktur yang masih belum memadahi.
b. Ciri-Ciri Negara Sedang Berkembang.
Ciri-ciri sedang berlembang menurut Meir dan Baldwin, yaitu sebagai berikut:
1) Produsen Barang-Barang Primer Negara sedang berkembang pada umumnya
mempunyai struktur produksi yang terdiri dari bahan pokok dan bahan makanan.
Sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian dan sebagian besar
pendapatan nasional berasal dari sektor pertanian (primer). Sedangkan yang
berkerja di sektor sekunder dan sektor tersier hanya sebagian kecil saja.
Pemusatan pada kegiatan produksi di sektor primer ini disebabkan oleh adanya
factor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja yang relatif banyak di negara
sedang berkembang. Oleh karenanya, sesuai dengan prinsip keunggulan
komparatif dan biaya komparatif, maka negara-negara sedang berkembang lebih
banyak menggunakan tanah dan tenaga kerja dalam kegiatan produksi mereka.
2) Masalah Tekanan Penduduk Masalah tekanan penduduk dapat berbentuk :
pertama, adanya pengangguran di daerah perdesaan. Pengangguran ini
disebabkan oleh sempitnya luas lahan disbanding jumlah penduduk yang
bermukim disitu. Kedua, Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat. Hal ini
disebabkan antara lain oleh menurunnya tingkat kematian dan semakin tingginya
tingkat kelahiran di negara-negara sedang berkembang; dan ketiga, Tingkat
kelahiran yang tinggi tersebut menyebabkan amkin besarnya beban tanggungan
orang tua, sehingga menurunkan tingkat konsumsi rata-rata. Keadaan tersebut
disebabkan oleh tingkat produksi yang relatif tetap dan rendah.
3) Sumber Daya Alam Belum Banyak Diolah Di negara-negara sedang berkembang,
sumberdaya –sumberdaya alam belum banyak dimanfaatkan sehingga masih
bersifat potensial. Sumber daya alam tersebut belum dapat menjadi sumberdayasumberdaya yang riil karena kurangnya kapital, tenaga ahli, dan wiraswasta.
4) Penduduk Masih Terbelakang Penduduk di negara-negara sedang berkembang
relatif masih terbelakang secara ekonomis. Hal ini berarti bahwa kualitas
penduduknya sebagai factor produksi (tenaga kerja) rendah. Mereka masih
merupakan factor produksi yang kurang efisien dan mobilitas kerjanya rendah
baik secara vertical maupun horizontal.

5) Kekurangan Kapital Kekurangan kapital ini bisa dijelaskan dengan menggunakan
konsep lingkaran tak berujung pangkal (vicious circle). Kekurangan kapital
disebabkan oleh rendahnya investasi, sedang rendahnya investasi disebabkan
oleh rendahnya tingkat tabungan. Rendahnya tingkat tabungan disebabkan oleh
rendahnya pendapatan, sedang rendahnya pendapatan karena tingkat
produktivitas yang rendah dari tenaga kerja, sumber daya alam, dan kapital.
Rendahnya produktivitas disebabkan oleh keterbelakangan penduduk, belum
dimanfaatkannya sumber daya alam yang secara optimal, dan kurangnya kapital.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa negara itu miskin karena miskin.
6) Orientasi Perdagangan Luar Negeri Negara sedang berkembang biasanya
mengekspor komoditi-komoditi primer. Ekspor komoditi-komoditi primer
tersebut kadangkala bukan berarti menunjukkan adanya surplus dalam negeri,
tetapi sebenarnya karena ketidakmampuan dalam mengolah komoditi-komoditi
tersebut menjadi lebih berguna.
c. Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Sedang Berkembang.
a) Kemiskinan.
Kemiskinan merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan. Setiap
negara memilik ukuran batas kemiskinan yang berbedadengan negara lain.
Pemerintah Indonesia memberikan perhatian serius dalam menanggulangi
masalah kemiskinan yang dialami masyarakat. Dari tahun ke tahun pemerintah
terus berupaya menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskindengan
berbagai cara, antara lain subsidi silang. Subsidi silang yang dilakukan
pemerintah yaitu dengan menetapkan harga BBM untuk minyak tanah lebih
rendah daripada bensin. Subsidi untuk bensin sedikit demi sedikit dikurangi dan
nantinyadihilangkan sama sekali. Subsidi untuk minyak tanah masih
dipertahankan agar masyarakat berpenghasilan rendah mampumembeli minyak
tanah.
b) Keterbelakangan.
Masalah keterbelakangan sangat berhubungan dengan masalah kualitas
sumber daya manusia. Disamping itu, masalahketerlebakangan sangat erat
hubungannya dengan rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan,
kurang terpeliharanya fasilitas-fasilitas umum, dan rendahnya disiplin
masyarakat.Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pemerintahan Indonesia
berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia,misalnya dengan
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Persentase alokasi dana untuk
pendidikan pada anggaran APBN setiap tahunnya ditingkatkan. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana
belajar,seperti gedung sekolah yang rusak, buku-buku pelajaran yang kurang dan
murid-murid yang memerlukan bantuan biaya sekolah.
c) Pengangguran.

Masalah lain yang dihadapi negara berkembang dalam pembangunan
ekonomi selain kemiskinan dan keterbelakangan, masalah keterbatasan
lapangan pekerjaan. Masalah pengangguran timbul karena ketimpangan an-tara j
umlah angkatan kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
Hal ini biasa terjadi karena negara yang bersangkutan sedang mengalami mas
a transisi perubahanstruktur ekonomi dari negara agraris menjadi Negara
industry. Negara berkembang, memiliki pertumbuhan penduduk
yanglebih cepat daripada pertumbuhan kesempatan kerja. Untuk mengatasi
masalah pengangguran, pemerintahan melakukan pelatihan kerja sehingga
tenaga kerja memiliki keahlian sesuai denganlapangan kerja yang tersedia.
Pelatihan kerja biasanya diselenggarakan oleh balai latihan kerja (BLK). Melalui
programini diharapkan peserta pelatihan dapat mengembangkan bakat dan
keahlian untuk bekerja atau bahkan membuka usaha sendiri.
d) Kekurangan Modal
Kekurangan modal adalah satu cirri setiap negara yang sedang mengalami
proses pembangunan ekonomi. Kekurangan modal tidak hanya menghambat
dalam percepatan pembangunan, tetapi juga menyebabkan kesukaran negara
tersebut keluar darikemiskinan.Perkembangan zaman dan modernisasi
perekonomian memerlukan modal yang besar. Negara berkembang
mengalamikesulitan yang sama, yaitu kekurangan modal. Hal ini disebabkan
tingkat tabungan dan tingkat pembentukan modal yangrendah.Untuk mengatasi
kekurangan modal, pemerintah menarik investor, baik dari dalam maupun luar
negeri. Misalnya BUMN menawarkan saham kepada investor agar bersedia
bekerjasama. Dengan meningkatkan investasi, diharapkan tabungan permintahan
juga meningkat. Jika tabungan pemerintah meningkat, modal yang dikumpulkan
pun akan lebih banyak.
e) Ketidakmerataan hasil pembangunan
Masalah lain yang dihadapi negara berkembang adalah melaksanakan
pembangunan ekonomi adalah masalah pemerataan pendapatan.
Contohnya di Indonesia, perekonomian yang sedang terkonsentrasi di kotakota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu, dilihat dari hal hak penguasaan
sector industry, perekonomian didominasi oleh kurang lebih 200 konglomerat.
Hal ini disebabkansistem perekonomian yang terlau terpusat kepada negara
sehingga potensi daerah kurang diperhatikan.

8. Kebijakan dan Strategi Pembangunan.
Kebijakan ekonomi adalah beberapa peraturan atau batasan-batasan di bidang
ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tujuan dibuatnya kebijakan ekonomi

adalah untuk meningkatkan taraf hidup atau tingkat kesejahteraan masyarakat. Selain
kebijakan ekonomi diperlukan juga kebijakan nonekonmi, seperti kebijakan sosial yang
menyangkut masalah pendidikan dan kesehatan. Kebijakan ekonomi dibagi menjadi 3
macam, yaitu:
1) Kebijakan Mikro.
Kebijakan mikro adalah kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua
perusahaan tanpa melihat jenis kegiatan yang dilakukan oleh atau disektor mana
dan diwilayah mana perusahaan yang bersangkutan beroperasi.
Contoh kebijakan pemerintah :
a) Peraturan pemerintah yang mempengaruhi pola hubungan kerja (manajer
dengan para pekerja), kondisi kerja dalam perusahaan.
b) Kebijakan kemitraan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil di semua
sektor ekonomi.
c) Kebijakan kredit bagi perusahaan kecil di semua sektor dan lain-lain.
d) Menetapkan harga minimum dan maksimum untuk melindungi produsen atau
konsumen.
2) Kebijakan Meso.
Kebijakan Meso di bagi menjadi 2 arti yaitu :
1.

Kebijakan ekonomi meso dalam arti sektoral adalah kebijakan ekonomi yang
khusus ditunjukan pada sektor-sektor tertentu. Setiap departemen pemerintah
mengeluarkan kebijakan sendiri, yang bisa sama / berbeda, untuk sektornya.
Kebijakan ini mencangkup keuangan, distribusi, produksi, tata niaga, sistem
pengadaan bahan baku, ketenagakerjaan, termasuk system penggajian,
investasi, jaminan sosial bagi bekerja dan sebagainya.

2.

Kebijakan ekonomi meso dalam arti regional adalah kebijakan ekonomi yang
ditunjukan pada wilayah tertentu. Misalnya, kebijakan industri regional
dikawasan timur Indonesia (KTI) yang menyangkup kebijakan industry
regional, kebijakan investasi regional, kebijakan fiscal regional, kebijakan
pembangunan infrastruktur regional, kebijakan pendapatan, dan pengeluaran
pemerintah daerah,kebijakan distribusi pendapatan regional, kebijakan
pendapatan, kebijakan perdagangan regional, dan sebagainya. Kebijakan
ekonomi regional bisa dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.

3)

Kebijakan Makro.
Kebijakan ini mencakup semua aspek ekonomi pada tingkat nasional, misalnya
kebijakan uang ketat (kebijakan moneter). Kebijakan makro ini bisa
mempengaruhi kebijakan meso (sektoral atau regional), kebijakan mikro menjadi
lebih atau kurang efektif. Instrumen yang digunakan untuk kebijakan ekonomi
makro adalah tarif pajak, jumlah pengeluaran pemerintah melalui APBN, ketetapan
pemerintah dan intervensi langsung di pasar valuta untuk mempengaruhi nilai
tukar mata uang rupiah terhadap valas. (Tulus Tambunan, 1996).

Untuk menjalankan kebijakan yang sudah dijelaskan tersebut harus disusun
strategi tertentu. Berikut ini strategi pembangunan ekonomi di Indonesia:
Mengembangkan koridor pembangunan ekonomi Indonesia dengan cara
membangun pusat-pusat perekonomian di setiap pulau. Selain mengembangkan
klaster industri berbasis sumber-sumber superior. Baik komoditas maupun sektor.
Koridor pembangunan ekonomi Indonesia terbagi dalam empat tahap :
1) Mengindentifikasikan pusat-pusat perekonomian, misalnya ibukota provinsi.
2) Menentukan kebutuhan pengubung antara pusat ekonomi tersebut, seperti
trafik barang.
3) Validasi untuk memastikan sejalan dengan pembangunan nasional, yakni
pengaturan area tempat tinggal dengan sistem infrastruktur serta fasilitas.
4) Menentukan hubungan lokasi sektor fokus, guna menunjang fasilitas. Misalnya
menghubungkan area pertambangan dengan kawasan pemrosesnya.
Memperkuat hubungan nasional baik secara lokal maupun internasional. Hal ini
bisa mengurangi biaya transaksi, menciptakan sinergi antara pusat-pusat
pertumbuhan dan menyadari perlunya akses-akses ke sejumlah layanan. Seperti
intra dan inter-konektivitas antara pusat pertumbuhan serta pintu perdagangan
dan pariwisata internasional. Integrasi ekonomi merupakan hal terbaik untuk
mencapai keuntungan langsung dari konsentrasi produksi. Serta dalam jangka
panjang, meningkatkan standar kehidupan.
Saat ini, aktivitas ekonomi Indonesia terpusat di kota-kota, khususnya Jawa dan
Sumatra. Fasilitas transportasi yang bisa menyebabkan area industri tak
menjangkau pelosok. Pada jangka pendek, proyek-proyek yang perlu dibangun di
Jawa adalah TransJawa, TransJabodetabek, kereta jalur dua, Tanjung Priok.
Pembangunan tersebut diharapkan bisa berdampak langsung mengurangi
kemiskinan di Jawa yang melebihi 20 juta jiwa, dua kali populasi miskin Sumatra
yang sekitar tujuh juta jiwa. Pembangunan infrastruktur di Jawa bisa mempercepat
pertumbuhan ekonomi.
Mempercepat kapabilitas teknologi dan ilmu pengetahuan nasional atau Iptek.
Selain tiga strategi utama ini, juga ada beberapa strategi pendukung seperti
kebijakan investasi, perdagangan dan finansial. Beberapa elemen utama di sektor
Iptek adalah meningkatkan kualitas pendidikan termasuk pendidikan kejuruan
tinggi serta pelatihannya. Meningkatkan level kompetensi teknologi dan sumber
daya ahli. Peningkatan aktivitas riset dan pengembangan, baik pemerintah maupun
swasta, dengan memberikan insentif serta menaikkan anggaran. Kemudian
mengembangkan sistem inovasi nasional, termasuk pembiayaannya. Saat ini,
masalah utama yang dihadapi adalah kemampuan riset dan pengembangan yang
digunakan untuk mencari solusi teknologi. Kemampuan pengguna untuk menyerap
teknologi yang ada. Serta transaksi antara riset dan pengembangan sebagai
pemasok solusi teknologi dengan penggunanya tak terbangun dengan baik.

BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumber data yang diperoleh melalui studi pustaka (bahan bacaan dari buku
dan internet
Analisis Data
Dalam menulis makalah Ekonomi Pembangunan yang berjudul “Pembangunan Ekonomi”
menggunakan metode kualitatif.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut pengertiannya, pembangunan ekonomi merupakan upaya yang dilakukan
oleh suatu negara dengan tujuan mengembangkan kegiatan ekonomi. Keberhasilan
pembangunan suatu negara terletak pada pelaku utama atau subjek dari aktivitas
pembangunan ekonomi itu sendiri. Pelaku utama tersebut yaitu masyarakat.
Keberhasilan pembangunan ekonomi akan berakibat pada kesejahteraan masyarakat di
dalam suatu negara karena dengan adanya pembangunan ekonomi, kekayaan negara dan
masyarakat akan meningkat.
B. Saran
Untuk mendukung keberhasilan suatu pembangunan ekonomi, suatu negara
sebaiknya mengelola dengan baik sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber
daya modal, serta keahlian atau kewirausahaan dan teknologi di negaranya. Sumber
daya manusia sangat menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi melalui jumlah
dan kualitas penduduk. Dengan memiliki modal, sumber-sumber ekonomi yang
potensial dapat diubah menjadi sumber daya ekonomi rill. Dan dengan memiliki
kemampuan mengkoordinasi faktor produksi, pengetahuan, dan teknologi serta
mengombinasikan faktor-faktor produksi sangat membantu usaha peningkatan
produksi.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi

http://agusqrana.blogspot.com/2015/03/makalah-manfaat-ekonomi-pembangunan.html
http://dwipancaagustini.blogspot.com/2013/06/kebijakan-pembangunan-ekonomi.html
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2perkemba
ngan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2194028-pengertian-pembangunanekonomi-tujuan-pembangunan/

Dokumen yang terkait

ANALISIS KONSENTRASI GEOGRAFIS SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN SITUBONDO

8 229 19

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS KARESIDENAN BESUKI TAHUN 2004-2012

13 284 6

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP DINAMIKA PENGANGGURAN DI INDONESIA DI INDONESIA

22 256 20

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

ANALISIS HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN KEJADIAN GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN PADA PEKERJA TAMBANG BELERANG DI KAWAH IJEN, BANYUWANGI

9 160 23

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15