The Influece of Organizational CUlture t

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA
KARYAWAN DI MIROTA BATIK YOGYAKARTA
Alka Febriansyah1), Trias Setiawati2)
1)

Prodi Manajemen, F a k u l t a s E k o n o m i - U n i v e r s i t a s I s l a m I n d o n e s i a
email: bangri@rock.com
2)
Prodi Manajemen, F a k u l t a s E k o n o m i - U n i v e r s i t a s I s l a m I n d o n e s i a
email: triassetiawati@gmail.com

Abstract - This title of this research is the impact of organizational culture towards employee performance in
Mirota Batik Yogyakarta. These research goals are to understand the impact of organizational culture that
consist of risk, attention to detail, result orientation, people orientation, team orientation, aggressively and
commitment towards employee performance partially and simultaneously. It is also to understand the factor of
organizational factors that dominant impact employee performance in Mirota Batik Yogyakarta. The population
of this research is the employee of Mirota Batik Yogyakarta that located in Malioboro Street that is 204
employees. The research sample is 70 people that be collected using convenience sampling. Analysis method of
this research is linier multiple regression and using t and F examination. This research found that

organizational culture that consists of risk, attention to detail, result orientation, people orientation, team
orientation, and aggressively and commitment impact significantly towards employee performance partially and
simultaneously. The organizational culture impacts the employee performance is very strong that is 92,4 percent.
Among the organizational culture factors that is people orientation that has dominant impacts towards employee
performance in Mirota Batik Yogyakarta.

Keywords: Organizational culture, employee performance, Mirota Batik Yogyakarta.
I. PENDAHULUAN

mengerti bagaimana mereka harus bertindak
dan bertingkah laku.

Budaya organisasi adalah modal

Budaya adalah kekuatan yang perlu

penting untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Robins

dibangun


untuk

memperkuat

kemajuan

(2008:256) bahwa budaya adalah sistem nilai

organisasi. Menurut Robbin (2009:277), sisi

bersama

organisasi

yang

dan kekuatan suatu budaya organisasi akan

tingkat


bagaimana

para

mempengaruhi

karyawan

melakukan

kegiatan

untuk

organisasi dan perilaku etis para anggotanya.

mencapai

tujuan


Budaya

Budaya organisasi yang kuat akan lebih

organisasi juga didefinisikan sebagai suatu

mempengaruhi kinerja karyawan daripada

nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi

budaya organisasi yang lebah. Jika kulturnya

sumber daya manusia dalam menghadapi

kuat dan mendorong standar etika yang

permasalahan

tinggi, ia akan mempengaruhi kuat dan


dalam

menentukan

suatu

organisasi.

eksternal

dan

usaha

suasana

etis

sebuah


positif terhadap kinerja karyawan.

penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan,
sehingga masing-masing anggota organisasi

Kinerja

harus memahami nilai-nilai yang ada serta

mencerminkan

karyawan
pencapaian

adalah
hasil

kerja


karyawan untuk mememuhi tujuan organisai.
Menciptakan kinerja karyawan adalah tidak
1

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

mudah karena kinerja dapat tercipta jika

risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil,

variabel-variabel

yang mempengaruhinya

orientasi orang, orientasi tim, keagresifan,

dan budaya organisasional perusahaan dapat

dan kemantapan terhadap kinerja karyawan


diakomodasikan dengan baik dan diterima

Mirota Batik Yogyakarta,

oleh semua karyawan di dalam suatu

mengetahui faktor dari budaya perusahaan

organisasi

mana yang paling dominan mempengaruhi

atau

perusahaan.

Gibson

(1996:112) mengemukakan bahwa kinerja


3)

Untuk

kinerja karyawan Mirota Batik Yogyakarta.

organisasi artinya bahwa perilaku anggota
organisasi baik secara individu maupun
kelompok memberikan kekuatan atas kinerja
organisasi

sebab

komitmen

merupakan

perusahaan

dua


elemen

2.1. Budaya Perusahaan
Budaya

akan

organisasional

menurut

Kreiter dan Kinicki (2003:79) adalah satu

mempengaruhi pada kinerja organisasi.
Budaya

II. LANDASAN TEORI

dan


kinerja

yang

saling

wujud anggapan yang dimiliki, diterima
secara

implisit

oleh

kelompok

dan

mempengaruhi satu sama lain. Baik atau

menentukan bagaimana kelompok tersebut

buruknya budaya perusahaan yang tumbuh

rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap

didalam

lingkungannya

suatu

perusahaan

akan

yang

beraneka

ragam.

mempengaruhi kinerja pegawai yang ada di

Menurut Robbins (2002 : 279), arti dari

dalamnya.

suatu

budaya organisasional adalah suatu system

perusahaan besar yang pastinya memiliki

pengertian bersama yang dipegang oleh

suatu kebudayaan didalamnya yang mana

anggota-anggota

kebudayaan tersebut bisa menjadi pengerat

membedakan

hubungan antara karyawan satu sama lain

organisasi lainnya. Menurut Daft (2002:106)

selama kurang lebih 24 tahun. Berdasarkan

menyatakan

pertimbangan

peneliti

didefinisikan sebagai seperangkat nilai-nilai,

melakukan penelitian bertujuan untuk: 1)

kunci, keyakinan, pemahaman, dan norma

Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-

yang dimiliki bersama oleh anggota sebuah

sama variabel budaya perusahaan yang

organisasi.

terdiri dari risiko, perhatian ke rincian,

manajer memahami aspek-aspek kehidupan

orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim,

organisasi yang rumit dan tersembunyi.

keagresifan,

terhadap

Budaya adalah sebuah pola dari nilai-nilai

kinerja karyawan Mirota Batik Yogyakarta,

dan asumsi bersama mengenai sesuatu

2) Untuk mengetahui pengaruh secara parsial

dikerjakan

variabel budaya perusahaan yang terdiri dari

dalam organisasi.

Mirota

di

dan

Batik

atas,

adalah

maka

kemantapan

suatu
organisasi

bahwa

Konsep

organisasi,

yang

tersebut

dari

budaya

budaya

dapat

membantu

Proceeding FMI 6 Medan

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

Menurut

Robbins

(2002:279)

Kemantapan:

Sejauh

mana

kegiatan

menyatakan bahwa terdapat tujuh karakter

organisasi menekankan dipertahankannya

utama, yang kesemuanya menjadi elemen-

status quo bukannya pertumbuhan. Dengan

elemen penting suatu budaya organisasional,

menilai organisasi itu berdasarkan tujuh

yaitu: a) Inovasi dan pengambilan resiko:

karakteristik ini, akan diperoleh gambaran

Sejauh mana para karyawan didorong agar

gabungan atas budaya organisasional .

inovatif dengan memberikan ide-ide demi

Gambaran itu menjadi dasar bagi perasaan

kemajuan perusahaan

pemahaman bersama yang dimiliki para

mengambil

resiko

serta kemampuan
dalam

mengambil

anggota

mengenai

organisasi

itu,

cara

keputusan. b) Perhatian ke rincian: Sejauh

penyelesaian urusan di dalamnya, dan cara

mana

para

para

karyawan

diharapkan

anggota

diharapkan

berperilaku.

memperhatikan kecermatan, analisis, dan

Persepsi keseluruhan ini akan menjadi

perhatian terhadap detail sehingga karyawan

budaya

dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada

organisasi yang mampu mendukung dan

waktunya. c) Orientasi terhadap hasil:

mempengaruhi kinerja.

organisasional

atau

kepribadian

Sejauh mana para karyawan memusatkan
perhatian pada hasil yang baik dan benar

2.2. Kinerja

bukannya pada teknik atau proses yang

Menurut

(Sudarmanto,

2009:6)

digunakan untuk mencapai hasil itu. d)

kinerja telah menjadi terminologi atau

Orientasi orang: Sejauh mana keputusan

konsep yang sering dipakai orang dalam

manajemen memperhitungkan dampak hasil-

berbagai pembahasan dan pembicaraan,

hasil pada orang-orang di dalam organisasi

khususnya

itu. Apakah keputusan tersebut merugikan

keberhasilan organisasi atau sumber daya

karyawan

manusia.

manajemen

atau

tidak

harus

oleh

karena

itu

dalam

kerangka

Terlebih

saat

mendorong

ini

organisasi

mempertimbangkan

dihadapkan pada tantangan kompetisi yang

aspirasi karyawan. e) Orientasi tim : Sejauh

tinggi, era kompetisi pasar global, kemajuan

mana para karyawan melaksanakan kegiatan

teknologi

kerja

rekan

pelanggan atau pengguna jasa layanan yang

kerjanya, bukannya berdasarkan individu.

semakin kritis. Kinerja merupakan suatu

Oleh karena itu karyawan dapat saling

fungsi dari motivasi dan kemampuan, untuk

memberi semangat kepada rekan kerjanya. f)

menyelesaikan

Keagresifan: Sejauh mana para karyawan itu

seseorang

agresif terhadap pekerjaan yang diberikan

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu

kepadanya dan bukannya santai-santai. g)

(Rivai,

berdasarkan

tim

dengan

3

informasi,

tugas

sepatutnya

2009:548).

maupun

atau

tuntutan

pekerjaan

memiliki

Kesediaan

derajat

dan

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif

kesopansantunan, rasa hormat, perhatian dan

untuk

tanpa

bersahabat dengan pengguna layanan. f).

pemahaman yang jelas tentang apa yang

Komunikasi: kemampuan menjelaskan dan

akan

menginformasikan

mengerjakan

dikerjakan

sesuatu

dan

bagaimana

mengerjakannya.

pelayanan

kepada

pengguna layanan dengan baik dan dapat

Kinerja merupakan perilaku nyata

dipahami dengan mudah. g). Kejujuran:

yang ditampilkan setiap orang sebagai

kejujuran

prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan

memberikan layanan kepada pelanggan. h.

sesuai dengan perannya dalam perusahaan.

Keamanan: bebas dari bahaya, keamanan

Kinerja karyawan merupakan sesuatu hal

secara fisik, risiko, aman secara finansial. i).

yang sangat penting dalam upaya perusahaan

Pengetahuan terhadap pelanggan: berusahan

untuk

mengetahui kebutuhan pelanggan, belajar

mencapai

menurut

tujuannya.

Armstrong

dan

Sedangkan

Baron

dalam

dari

dan

dapat

dipercaya

dalam

persyaratan-persyartan

khusus

(Wibowo, 2007:7) Kinerja merupakan hasil

pelanggan. j). Bukti langsung: fasilitas fisik,

pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat

penampilan

dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan

perlengkapan pelayanan, fasilitas pelayanan.

pegawai,

peralatan,

dan

konsumen, dan memberikan kontribusi pada
ekonomi. Dengan demikian kinerja adalah

2.3.

tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang

terhadap Kinerja Karyawan

dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

adalah tentang apa yang dikerjakan dan

Kotler dan Heskell (dalam Kreitner dan

bagaimana cara mengerjakannya. Menurut

Kinicki, 2003:81) terhadap suatu organisasi

Zeithaml dan Berry (Sudarmanto, 2009:14),

dengan berbagai jenis industri di Amerika,

Kriteria yang digunakan dalam penilaian

ditemukan bahwa budaya organisasional

kinerja

mempunyai

karyawan

Kehandalan:

sebagai

dampak

Perusahaan

yang

signifikan

terhadap kinerja ekonomi suatu organisasi

kehandalan dalam pelayanan, akurat, benar

dalam jangka panjang, sehingga budaya

dan tepat. b). Daya tanggap: keinginan dan

sangat

kesiapan para pegawai dalam menyediakan

peningkatan

pelayanan

organisasional

dengan
keahlian

tepat
dan

kinerja

a).

Budaya

dan

Kompetensi:

konsistensi

berikut:

Pengaruh

waktu.

pengetahuan

dalam memberikan pelayanan. d)
pelayanan
pengguna

yang

mudah

layanan.

e).

c)

menentukan
kinerja

dalam

upaya

karyawan.

Budaya

merupakan

faktor

dalam

menentukan keberhasilan atau kegagalan

Akses:

suatu organisasi dalam dekade yang akan

oleh

datang. Apabila suatu organisasi mempunyai

Kesopanan:

budaya organisasional yang baik maka

diakses

Proceeding FMI 6 Medan

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

kinerja karyawan dapat meningkat, maupun

membedakan

sebaliknya

organisasi lainnya (Robbins, 2003:279).

apabila

suatu

organisasi

organisasi

tersebut

dari

mempunyai budaya organisasional yang

Pengukuran budaya perusahaan terdiri dari

buruk maka kinerja karyawan menurun.

inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke

Oleh karena itu budaya organisasional dapat

rincian, orientasi hasil, orientasi orang,

mempengaruhi kinerja karyawan.

orientasi

2.4. Hipotesis

(Robbins, 2003: 279).

tim,

agresivitas,

kemantapan.

budaya

Inovasi dan Keberanian mengambil

perusahaan terhadap kinerja karyawan di

resiko: Sejauh mana karyawan didorong

Perusahaan Mirota Batik Yogyakarta

untuk

secara bersama–sama.

mengambil

1. Ada

2. Ada

pengaruh

variabel

pengaruh

variabel

bersikap

digunakan

budaya

inovatif

resiko.
untuk

dan

berani

Item-item

yang

mengukur

adalah:

perusahaan terhadap kinerja karyawan di

Karyawan mampu mengambil keputusan

Perusahaan Mirota Batik Yogyakarta

tanpa menunggu perintah atasan, karyawan

secara parsial.

diberikan kesempatan untuk memberikan ide

3. Orientasi

orang

merupakan

variabel

baru, karyawan melakukan rolling pada

budaya perusahaan yang berpengaruh

posisi pekerjaan, berani mengambil resiko.

dominan terhadap kinerja karyawan di

Perhatian ke rincian: Sejauh mana

Perusahaan Mirota Batik Yogyakarta

karyawan diharapkan menjalankan presisi,
analisis dan perhatian pada hal-hal detail.

III. METODE PENELITIAN

Item-item yang digunakan untuk mengukur

Pendekatan penelitian ini adalah berjenis

adalah: Mampu memberikan rincian kerja,

penelitian survey dengan kuesioner. Lokasi

karyawan selalu berpakaian rapi, mampu

Penelitian ini berlokasi di Toko Mirota Batik

memberikan analisis pekerjaan, karyawan

Yogyakarta di Jalan Malioboro Yogyakarta.

mampu mengatur layout toko dengan presisi.

3.1.

Definisi

Operasional

Variabel

Orientasi

Hasil:

Sejauh

mana

Penelitian

manajemen

Variabel penelitian perlu di identifikasi

ketimbang pada teknik dan proses yang

untuk mengarahkan dan memberikan batasan

digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

pada masalah yang hendak diteliti.

Item-item yang digunakan untuk mengukur

1. Budaya Perusahaan (X)

berfokus

lebih

pada

hasil

adalah: Mampu memberikan hasil kerja yang

Budaya perusahaan adalah suatu sistem

baik kepada perusahaan, karyawan mampu

pengertian bersama yang dipegang oleh

mengerjakan tugas sesuai dengan target

anggota-anggota

perusahaan, mampu melaksanakan seluruh

suatu

organisasi,

yang
5

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

pekerjaan,

manajemen

tidak

Item-item yang digunakan untuk mengukur

mempermasalahkan proses yang dikerjakan

adalah: Mampu memberikan ide-ide kepada

karyawan.

atasan, menjalin hubungan yang baik dengan

Orientasi

Orang:

Sejauh

keputusan-keputusan

mana

atasan maupun bawahan, keputusan yang

manajemen

diambil perusahaan memperhatikan aspirasi

mempertimbangkan efek dari hasil tersebut

bawahan, meningkatkan kinerja organisasi.

atas orang yang ada dalam organisasi. Item-

2. Kinerja (Y)

item yang digunakan untuk mengukur

Menurut

(Sudarmanto,

2009:6)

adalah: Mendapatkan gaji sesuai dengan

kinerja telah menjadi terminologi atau

beban pekerjaan, mendapatkan uang lembur

konsep yang sering dipakai orang dalam

yang

berbagai pembahasan dan pembicaraan,

sesuai,

mendapatkan

jaminan

kesehatan, mendapatkan cuti kerja,
Orientasi

Tim:

dalam

kerangka

mendorong

mana

keberhasilan organisasi atau sumber daya

kegiatan-kegiatan kerja diorganisasi pada

manusia. Indikator kinerja terdiri dari: 1)

tim ketimbang pada individu-individu. Item-

Kehandalan:

item yang digunakan untuk mengukur

kehandalan dalam pelayanan, akurat, benar

adalah: Memiliki semangat kerja kelompok,

dan tepat. 2) Daya tanggap: keinginan dan

memiliki waktu lebih lama kerja dengan

kesiapan para pegawai dalam menyediakan

kelompok kerja dibandingkan kerja sendiri,

pelayanan

bersedia

Kompetensi:

mengalah

Sejauh

khususnya

untuk

kepentingan

konsistensi

dengan

kinerja

tepat

keahlian

dan

dan

waktu,

c)

pengetahuan

kelompok kerja, mampu bekerjasama dengan

dalam

rekan kerja

Kesopanan: kesopansantunan, rasa hormat,

Keagresifan: Sejauh mana orang

memberikan

pelayanan,

d)

perhatian dan bersahabat dengan pengguna

bersikap agresif dan kompetitif ketimbang

layanan.

santai. Item-item yang digunakan untuk

menjelaskan

mengukur adalah: Karyawan tekun dalam

pelayanan kepada pengguna layanan dengan

bekerja, karyawan masuk kerja sesuai jam

baik dan dapat dipahami dengan mudah. f)

kerja, karyawan terobsesi dengan prestasi

Kejujuran: kejujuran dan dapat dipercaya

kerja, Karyawan bersaing / kompetitif dalam

dalam

prestasi,

pelanggan, g) Keamanan: bebas dari bahaya

Kemantapan: Sejauh mana kegiatankegiatan

organisasi

dipertahankannya

status,

perbandingannya

dengan

menekankan
quo

dalam

e)

Komunikasi:
dan

memberikan

kemampuan

menginformasikan

layanan

kepada

kebakaran dan gempa bumi, keamanan
terhadap status kepegawaian, risiko, aman
secara finansial.

pertumbuhan.
Proceeding FMI 6 Medan

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

3.2. Populasi dan Sampel

daftar pertanyaan yang secara langsung

Populasi adalah wilayah generalisasi yang

diberikan kepada responden. Skala dalam

terdiri

kuesioner menggunakan empat skala likert

atas

obyek

mempunyai

kuantitas

atau

subyek

dan

yang

dari sangat tidak setuju sampai dengan

karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

sangat setuju.

dipelajari

3.4. Uji Instrumen Penelitian

dan

kemudian

ditarik
2005:55).

Untuk menguji apakah daftar angket

Karyawan di Mirota Batik Yogyakarta

yang dibuat berdasarkan indikatorindikator

berjumlah 204 karyawan. Untuk menentukan

yang ada dalam tiap variabel penelitian, baik

jumlah sampel ditentukan dengan rumus

itu untuk variabel bebas ataupun untuk

sebagai berikut:

variabel terikatnya, sahih (valid) dan andal

kesimpulannya

2

(Sugiyono

2

(Z1/2.α) .S .N
n = ----------------------------E2(N-1) + (Z1/2)2.S2

(reliabel)

bila

digunakan

sebagai

alat/instrumen pengumpul data penelitian,
maka akan digunakan dua alat uji, yaitu uji

Keterangan:
n =Jumlah sampel
N=Jumlah
populasi
penelitian
yaitu
sebanyak 204 karyawan
Z=Luas kurve normal standar pada α 5%
diketahun Z tabel sebesar 1,96
S= Standar deviasi sampel yang nilainya 0,5
E= Deviasi sampling maksimum (10%20%), dalam penelitian ini dipilih 10%
Dengan
demikian
besarnya
sampel

validitas dan uji reliabilitas. Atau dapat
dikatakan bahwa dua alat uji instrumen
penelitian

dapat mewakili indikator-indikator yang ada
pada setiap variabel penelitian, dan alat uji
yang digunakan adalah:
Uji validitas instrument digunakan
untuk menilai kesahihan setiap item yang
digunakan dalam penelitian. Sehingga hasil
akhir

maka

yang

instrument

Berdasarkan jumlah sampel minimal adalah
karyawan,

untuk

pernyataan yang dibuat memang benar-benar

(1,96)2.(0,5)2.(204)
n = ----------------------------------------(0,1)2.(204-1) + (1,96)2.(0,5)2
195,9
n = --------------2,99
n = 65,5

65

ditujukan

mengetahui apakah daftar pertanyaan dan

penelitian ini adalah:

sebanyak

tersebut

didapat
adalah

dari

uji

validitas

item-item

yang

mempunyai nilai korelatif yang ditetapkan.

peneliti

Pengujian

mengambil sampel sebanyak 70 orang.

validitas

dilakukan

dengan

analisis korelasi product moment. Jika

3.3. Metode Pengumpulan Data

ditemukan koefisien korelasi lebih besar dari

Metode pengumpulan data menggunakan

korelasi tabelnya maka item pertanyaan

kuisioner yaitu metode pengumpulan data

dapat dinyatakan valid. Sedangkan pengujian

yang diperlukan dengan cara mengajukan

reliabilitas
7

merupakan

suatu

alat

ukur

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

kesetabilan hasil akhir. Sehingga bilamana

Orientasi orang, X5 = Orientasi tim, X6 =

alat ukur yang sama digunakan untuk

Keagresifan, X7 = Kemantapan.

menguji

instrumen

yang

sama

akan

2. Uji

Hipotesis.

Uji

hipotesis

menghasilkan data yang dapat dipercaya atau

menggunakan uji F dan uji t. F-test

reliabel.

bertujuan untuk mengetahui bersama-

Untuk

mengukur

reliabilitas

instrumen dalam penelitian ini digunakan

sama

Alpha Cronbach (Sugiyono 2005:282).

variabel dependen. (Nugroho , 2005 :53).

Dengan

dasar

pengambilan

variabel

independen

terhadap

Tingkat pengujian yaitu Ho ditolak

keputusannya adalah sebagai berikut:

apabila nilai sig < 0.05 dan Ho diterima

a. Jika koefisien alpha Cronbach positif 0, 6

apabila nilai sig > 0.05 dari Sugiyono

maka faktor tersebut reliabel

(2005:165). Sedangkan t-test bertujuan

b. Jika koefisien alpha Cronbach negatif =

untuk mengetahui besarnya pengaruh

0,6 maka faktor tersebut tidak reliabel.

masing-masing

Hasil

uji

validitas

semua

item

secara

variabel

individual

independen

(parsial)

terhadap

pertanyaan dinyatakan valid, sementara hasil

variabel dependen. (Nugroho, 2005: 54).

uji reliabilitas semua item faktor dalam

Tingkat pengujian yaitu Ho ditolak

budaya dan kinerja juga reliable.

apabila nilai sig < 0.05 dan Ho diterima

3.5. Metode Analisis Data

apabila nilai sig > 0.05.

Analisis ini untuk menguji lebih
lanjut

hipotesa

penelitian

yang

telah

IV. PEMBAHASAN
4.1. Analisis Deskriptif

dirumuskan sebelumnya, yaitu ada pengaruh

Adapun rekapitulasi dari data deskriptif tiap–

positif dan signifikan antara faktor-faktor

tiap variabel dalam penelitian ini dapat

budaya organisasi secara bersama-sama dan

dilihat pada Tabel berikut ini:

sendiri-sendiri terhadap kinerja karyawan
Mirota Batik Yogyakarta. Tahapan-tahapan
analisisnya adalah sebagai berikut:
1.

Merumuskan persamaan regresi
Menurut

Sugiyono

(2005:

251)

perumusan dari regresi linier berganda
adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ...+ bnXn
Dimana: Y = Kinerja, X1 = Inovasi dan
pengembalian risiko, X2 = Perhatian ke
rincian, X3 = Orientasi hasil, X4 =

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Mean Tiap Variabel
Variabel
X
Mean
Hasil
Kategori
penilaian
Inovasi
X1
3,09
77,3
Baik
Perhatian ke
X2
3,28
81,9
Sangat
rincian
Baik
Orientasi
X3
3,08
76,9
Baik
hasil
Orientasi
X4
3,29
82,3
Sangat
Orang
Baik
Orientasi Tim
X5
3,03
75,8
Baik
Keagresifan
X6
3,20
80,1
Baik
Kemantapan
X7
3,24
80,9
Baik
Kinerja
Y
3,20
80
Tinggi

Sumber: Data primer diolah 2012
Berdasarkan
hasil
rangkuman
deskriptif terhadap penilaian responden pada
Proceeding FMI 6 Medan

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

variabel indpendent menunjukkan bahwa

Dari tabel 2. di atas di dapat F hitung

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

sebesar 51.684 dan probabilitas (Sig-F)

karyawan

Yogyakarta,

sebesar 0,000 kurang dari 0,05. Hal ini

penilaian tertinggi terjadi pada orientasi

menunjukkan bahwa probabilitas kurang dari

orang dan penilaian terendah terjadi pada

taraf signifikansi yang ditolerir, maka Ha

orientasi tim. Namun demikian mayoritas

diterima dan menolak Ho (hipotesis ditolak).

variabel mendapatkan penilaian yang baik.

Ini

Hasil ini juga didukung dengan penilaian

keberanian mengambil resiko (X1), perhatian

kinerja karyawan yang tinggi.

ke rincian (X2), orientasi hasil (X3), orientasi

Mirota

Berdasarkan

Batik

penilaian

menunjukkan

bahwa

inovasi

dan

karyawan

tim (X4), orientasi orang (X5), keagresifan

menunjukkan bahwa karyawan memberikan

(X6) dan kemantapan (X7) mempunyai

penilaian terendah pada variabel orientasi

pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja

tim. Pimpinan Mirota Batik Yogyakarta

karyawan

hendaknya lebih memperhatikan karyawan

Berdasarkan analisa uji F diatas dapat ditarik

berkaitan keselaran hubungan yang harmonis

kesimpulan bahwa variabel inovasi dan

antar karyawan, sehingga karyawan dapat

keberanian mengambil resiko (X1), perhatian

bekerja sama dengan baik antar kelompok

ke rincian (X2), orientasi hasil (X3), orientasi

kerjanya maupun dengan bagian yang lain.

orang (X4), orientasi tim (X5), keagresifan

4.2. Hasil Regresi Linier Berganda

(X6) dan kemantapan (X7) berpengaruh

Hasil anlisisis regresi linier berganda dapat

signifikan secara bersama – sama. terhadap

ditampilkan dalam tabel berikut:

kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi

hipotesis pertama yang menyatakan Ada

Var. Ind Koef. Regresi
t
Sig-t
Ket
C
0.083
0.415
0.679
X1
0.162
3.172
0.002
Sig
X2
0.145
2.901
0.005
Sig
X3
.123
02.979 0.004
Sig
X4
0.203
3.194
0.002
Sig
X5
0.110
2.285
0.026
Sig
X6
0.110
2.580
0.012
Sig
X7
0.126
2.536
0.014
Sig
Adjusted R Square =0.837; F = 51.684 Sig-F=0.000
Sumber: Data Primer Diolah.

pengaruh

Mirota

variabel

Batik

budaya

Yogyakarta.

perusahaan

terhadap kinerja karyawan di Perusahaan
Mirota Batik Yogyakarta secara bersama –
sama, dapat dibuktikan.
2. Uji t.
Hasil pengujian pada variabel keberanian

Berdasarkan hasil Analisis Regresi maka

mengambil resiko, Nilai thitung adalah

persamaannya adalah sebagai berikut:

sebesar 3,172 dan ttabel 0,002, maka Ho

Y = 0,083 + 0,162 X1 + 0,145 X2 + 0,123 X3

ditolak dan Ha diterima artinya inovasi dan

+ 0,203 X4 + 0,110 X5 + 0,110 X6 +

keberanian mengambil resiko secara parsial

0,126 X7 + e

mempunyai pengaruh positif dan signifikan

1. Uji F.

terhadap Kinerja, hipotesis terbukti. Hal ini
9

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

berarti semakin baik inovasi dan keberanian

terhadap Kinerja, hipotesis terbukti. Hal ini

mengambil resiko maka kinerja karyawan

berarti semakin baik orientasi orang maka

akan

juga

kinerja karyawan akan semakin meningkat,

sebaliknya jika inovasi dan keberanian

demikian juga sebaliknya jika orientasi

mengambil resiko semakin rendah maka

orang semakin rendah maka kinerja akan

kinerja akan semakin rendah pula. Hasil

semakin rendah pula Hasil pengujian pada

pengujian pada variabel perhatian pada

variabel orientasi tim, Nilai thitung adalah

detail, Nilai t hitung adalah sebesar 2,901

sebesar 2,285 dan t tabel 0,026, maka Ho

dan ttabel 0,005, maka Ho ditolak dan Ha

ditolak dan Ha diterima artinya orientasi tim

diterima artinya perhatian pada detail secara

secara parsial mempunyai pengaruh positif

parsial mempunyai pengaruh positif dan

dan signifikan terhadap Kinerja, hipotesis

signifikan

hipotesis

terbukti. Hal ini berarti semakin baik

terbukti. Hal ini berarti semakin baik

orientasi tim maka kinerja karyawan akan

perhatian ke rincian maka kinerja karyawan

semakin meningkat, begitu juga sebaliknya

akan semakin meningkat, demikian juga

jika orientasi tim semakin rendah maka

sebaliknya jika perhatian ke rincian semakin

kinerja akan semakin rendah pula Hasil

rendah maka kinerja akan semakin rendah

pengujian pada variabel keagresifan, Nilai

pula.

thitung adalah sebesar 2,580 dan ttabel

semakin

Hasil

meningkat,

terhadap

begitu

Kinerja,

pengujian

pada

variabel

0,012, maka Ho ditolak dan Ha diterima

orientasi hasil, Nilai thitung adalah sebesar

artinya

2,979 dan t tabel 0,004, maka Ho ditolak dan

mempunyai pengaruh positif dan signifikan

Ha diterima artinya orientasi hasil secara

terhadap Kinerja, hipotesis terbukti. Hal ini

parsial mempunyai pengaruh positif dan

berarti semakin baik keagresifan maka

signifikan

hipotesis

kinerja karyawan akan semakin meningkat,

terbukti. Hal ini berarti semakin baik

begitu juga sebaliknya jika keagresifan

orientasi hasil maka kinerja karyawan akan

semakin rendah maka kinerja akan semakin

semakin meningkat, begitu juga sebaliknya

rendah pula.

jika orientasi hasil semakin rendah maka

Hasil

terhadap

Kinerja,

keagresifan

secara

pengujian

pada

parsial

variabel

kinerja akan semakin rendah pula. Hasil

kemantapan, Nilai thitung adalah sebesar

pengujian pada variabel orientasi orang,

2,536 dan t tabel 0,014, maka Ho ditolak dan

Nilai thitung adalah sebesar 3,194 dan t tabel

Ha diterima artinya kemantapan secara

0,002, maka Ho ditolak dan Ha diterima

parsial mempunyai pengaruh positif dan

artinya

signifikan

orientasi

orang

secara

parsial

mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap

Kinerja,

hipotesis

terbukti. Hal
Proceeding FMI 6 Medan

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

ini berarti semakin baik kemantapan maka

4. Analisis Korelasi Parsial.

kinerja karyawan akan semakin meningkat,

Untuk membuktikan hipotesis ketiga

begitu juga sebaliknya jika kemantapan

yang

menyatakan

semakin rendah maka kinerja akan semakin

merupakan variabel budaya perusahaan yang

rendah pula. Dari beberapa analisa uji t

berpengaruh

diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

karyawan

variabel inovasi dan keberanian mengambil

Yogyakarta” digunakan bobot pengaruh

resiko (X1), perhatian ke rincian (X2),

yang

orientasi hasil (X3), orientasi orang (X4),

determinasi parsial. Hasil analisis korelasi

orientasi tim (X5), keagresifan (X6) dan

parsial dapat ditunjukkan pada Tabel 3.

di

“Orientasi

dominan

terhadap

Perusahaan

ditunjukkan

orang
kinerja

Mirota

dengan

Batik

koefisien

Tabel 3. Analisis Korelasi Parsial
t
Var. Ind Koef. Regr
Sign-t
C
0.083
0.415
0.679
0.162
3.172
X1
0.002
X2
0.145
2.901
0.005
X3
0.123
2.979
0.004
X4
0.203
3.194
0.002
X5
0.110
2.285
0.026
X6
0.110
2.580
0.012
X7
0.126
2.536
0.014
Adjusted R Square =0.837, F = 51.684, SigF=0.000
Sumber: Data Primer Diolah

kemantapan (X7) berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap kinerja karyawan.
Hal ini berarti bahwa hipotesis kedua yang
menyatakan Ada pengaruh variabel budaya
perusahaan terhadap kinerja karyawan di
Perusahaan Mirota Batik Yogyakarta secara
parsial, dapat dibuktikan.
3. Koefisien Determinasi
Dari Tabel 2. dapat diketahui koefisien

Ket
Sig
Sig
Sig
Sig
Sig
Sig
Sig

Dari analisis ketujuh tersebut di atas

korelasi berganda R sebesar 0,924. Nilai ini

koefisien

mendekati

hubungan

ditunjukkan oleh orientasi pada orang (X4)

variabel bebas dengan variabel terikat adalah

sebesar 14,1 persen. Dengan demikian untuk

kuat.

variabel

angka

Sedangkan

1

artinya

koefisien

determinasi

determinasi

orientasi

parsial

pada

terbesar

orang

(X4)

(Adjusted R2) sebesar 0,837, maka dapat

mempunyai pengaruh dominan terhadap

diartikan

Kinerja karyawan Mirota Batik Yogyakarta.

bahwa

83,7

persen

kinerja

karyawan dipengaruhi oleh ketujuh variabel

Hal

bebas.

menyatakan

yang

terdiri

dari

inovasi

dan

ini

berarti

hipotesis

bahwa

ketiga

“Orientasi

yang
orang

keberanian mengambil resiko (X1), perhatian

merupakan variabel budaya perusahaan yang

ke rincian (X2), orientasi hasil (X3), orientasi

berpengaruh

orang (X4), orientasi tim (X5), keagresifan

karyawan

(X6) dan kemantapan (X7). Sedangkan

Yogyakarta” dapat dibuktikan.

sisanya sebesar 16,3 persen dipengaruhi oleh

4.4. Pembahasan

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

di

dominan

terhadap

Perusahaan

Mirota

kinerja
Batik

Perusahaan ini yakni Toko Mirota Batik

model penelitian.

Yogyakarta (TMBY) adalah perusahaan
11

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

yang sudah baik dalam menerapkan budaya

berorientasi

nya dalam organisasi dari ketujuh unsur

(X3), berorientasi

yang ada dan secara parsial maupun simultan

(X4), berorientasi

memberikan

kinerja

(X5), agresivitas (X6) dan kemantapan

karyawan. Perusahaan ini dikenal sebagai

(X7) secara parsial dan juga secara

perusahaan

serempak terhadap kinerja karyawan

pengaruh

yang

pada

sangat

menghargai

karyawannya, memberikan gaji tertinggi di
kawasan Yogyakarta untuk pekerjaan yang

pada hasil

pekerjaan

kepada
kepada

manusia
tim kerja

Mirota Batik Yogyakarta.
2. Berdasarkan

hasil

uji

sejenis, disamping memberikan tunjangan

determinasi

yang istimewa yakni pembuatan rumah

bahwa terdapat pengaruh

untuk karyawannya.

sebesar

parsial

14

persen

koefisien

menunjukkan
signifikan

inovasi

dan

Perhatian pada orang sebagai unsure

keberanian terhadap kinerja karyawan,

yang terbesar baik secara deskriptif maupun

terdapat pengaruh signifikan sebesar

hasil uji inferensial telah menunjuukan

12 persen

bahwa perusahaan ini telah memberikan

terhadap

perhatian lebih pada orang dan mendorong

pengaruh signifikan sebesar 12,5 persen

pencapaian

kinerja

para

karyawan.

berorientasi

Pemberian

suasana

yang

mendukung

ternyata

membantu

pencapaian

kinerja

perhatian

kinerja

pada

karyawan,

pada

hasil

detail
terdapat

terhadap

kinerja karyawan, terdapat pengaruh
signifikan.

sebesar

karyawan sebagaimana yang disampaikan

berorientasi

pada

Sudarmanto

telah

kinerja karyawan, terdapat pengaruh

mendorong keberhasilan organisasi atau

signifikan sebesar 7,8 persen berorientasi

sumber daya manusia. Sejalan yang telah

pada

disampaikan Robbins (2002:279) bahwa

karyawan,

tujuh karakter utama kesemuanya menjadi

signifikan sebesar 9,7 persen agrevitas

elemen-elemen

terhadap kinerja karyawan dan terdapat

(2009:6)

kinerja

penting

suatu

budaya

organisasional.

tim

karyawan.

5.1. Kesimpulan

budaya organisasi

manusia

terhadap

terhadap

kinerja
pengaruh

pengaruh signifikan sebesar 9,4 persen

V. KESIMPULAN DAN SARAN

pengaruh

persen

terdapat

kemantapan

1. Ada

kerja

14,1

signifikan

positif

yang terdiri dari

inovasi dan keberanian dalam bekerja

terhadap
Hasil

ini

kinerja
menunjukkan

bahwa

orientasi

orang merupakan

variabel

dominan

yang berpengaruh

terhadap kinerja karyawan
5.2. Saran

(X1), perhatian terhadap detail (X2),
Proceeding FMI 6 Medan

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

1. Variabel

Berorientasi

pada

tim

Selain

itu

perusahaan

hendaknya

paling rendah pengaruhnya terhadap

memberikan kejelasan tentang definisi

kinerja

pekerjaan

karyawan.

Kemungkinan

karyawan,

hal ini dirasa

disebabkan komunikasi antar karyawan

perlu karena

kurang berjalan dengan baik. Pimpinan

dimensi Kompetensi “Memberi hasil

Mirota Batik Yogyakarta hendaknya

sesuai

lebih

menunjukkan skor yang sangat kecil.

memperhatikan

karyawan

berkaitan keselaran hubungan yang

3. Bagi

pada poin pertanyaan

kebutuhan”
peneliti

yang

para

Karyawan

akan

datang

harmonis antar karyawan, sehingga

sebaiknya melakukan penelitian yang

karyawan dapat bekerja sama dengan

sama

baik

sampel yang lebih besar. Selain itu

antar

kelompok

maupun dengan

jumlah

variabel yang digunakan tidak hanya

sangat

pada variabel budaya organisasi namun

dibutuhkan dalam sebuah organisasi,

dari variabel lain yang mempengaruhi

karena tidak semua pekerjaan dapat

kinerja.

antar

yang

menambah

lain.

Kerjasama

bagian

kerjanya

dengan

karyawan

dikerjakan sendiri tanpa bantuan dari
REFERENSI
Daft, Richard L. (2002). Manajemen Edisi
Kelima Jilid Satu. Jakarta: Erlangga.

rekan kerja, apabila karyawan dapat
bekerja dalam tim maka organisasi di
perusahaan

tersebut

berjalan

Dessler, Gary. (1997), Manajemen Sumber
Daya Manusia , Edisi Bahasa Indonesia
Jilid 1, PT Ikrar Mandiriabadi.

pemimpin

Gibson,(1996), Perilaku organisasi. Jakarta:
Rineka Cipta.

dapat

dengan baik.
2. Pada

variable

perusahaan

Kinerja

hendaknya

memberikan

Hernawan, Ade, (2011), Pengaruh Budaya
Keselamatan
Kerja
Terhadap
Perilaku Kerja Karyawan PT. Formula
Land Di Yogyakarta, Skripsi Tidak
dipublikasikan Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi UII.

pengetahuan lebih tentang pengetahuan
pada arah evakuasi apabila terjadi
bencana alam seperti gempa bumi
ataupun kebakaran, hal ini dirasa perlu
karena pada poin pertanyaan dimensi

Jhon Suprihanto, Agung Harsiwi, Prakosa
Hadi, (1998), Perilaku Organisasional,
STIE YKPN Yogyakarta.

Keamanan “Mengetahui arah evakuasi”
para karyawan menunjukkan skor yang
sangat

kecil.

Keselamatan

Kreitner, Robert, dan
Kinicki, Angelo.
(2003).
“Perilaku
Organisasi
(Organizational Behavior)”. Edisi 5.
Salemba Empat. Jakarta

para

pekerja merupakan tanggungan dari
perusahaan mengingat

Yogyakarta

Peter Lok, John Crawford, ( 2004), The
effect of organisational culture and
leadership style on job satisfaction and

merupakan salah satu daerah yang
rawan bencana

alam

gempa

bumi.
13

Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014

organisational commitment A crossnational
comparison, Journal of
Management Development Vol. 23 No.
4, 2004 pp. 321-338.
Martoyo Susilo, (2007), Manajemen
Sumber Daya Manusia , Edisi 5,
Yogyakarta : BPFE Nugroho, Bhuono
Agung, 2005, Strategi Jitu Memilih
Metode Statistik Penelitian Dengan
SPSS, Penerbit Andi.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala.
(2009), Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan dari Teori
ke Praktik, Cetakan Pertama, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. ( 2002), Perilaku
Organisasi.
Edisi
Kedelapan.
Jakarta:
PT Indeks Kelompok
Gramedia.
Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku
Organisasi.
Edisi
Kesembilan.
Jakarta:
PT
Indeks Kelompok
Gramedia.
Robbins, Stephen P. ( 2008). Perilaku
Organisasi.
Edisi
Keduabelas.
Jakarta: PT. Salemba Empat.
Sudarmanto. (2009), Kinerja dan
Pengembangan
Kompetensi
SDM,
Cetakan Pertama, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sugiyono.
(2005),
Statistika
penelitian, Bandung: Alfabeta.

untuk

Tjahjono, Binawan Nur, Gunarsih Tjahjono,
Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai di
Lingkungan Dinas Bina Marga Propinsi
Jawa Tengah.
Teman Koesmono, (2005), Pengaruh Budaya
Organisasi Terhadap Motivasi Dan
Kepuasan
Kerja
Serta
Kinerja
Karyawan Pada Sub Sektor Industri
Pengolahan Kayu Skala Menengah Di
Jawa Timur, Jurnal Manajemen &

Kewirausahaan, Vol. 7,
September 2005: 171-188

No.

2,

Umar, Husein, (2004). Riset Sumber Daya
Manusia dalam Organisasi, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Wibowo, (2007), Manajemen Kinerja , Edisi
Kedua, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Wibowo, Heddy Catur,( 2011), Pengaruh
Budaya organisasi, Kepuasan Kerja,
Motivasi terhadap Kinerja karyawan di
Kecamatan Depok Yogyakarta, Skripsi
Tidak
dipublikasikan
Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi UPN
”Veteran” Yogyakarta.
Wirda Fisla, Azra Tuti, (2007), Pengaruh
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Karyawan Politeknik Negeri Padang,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.2 No.1.
Biodata Penulis
Alka Febriansyah , memperoleh gelar
Sarjana
Ekonomi
(SE),
Konsentrasi
Manajemen Sumber Daya Manusia pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi,
Universitas Islam Indonesia, lulus tahun
2013.
Trias Setiawati, memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (Dra.), Jurusan Manajemen
Universitas Gadjah Mada, lulus tahun 1988.
Memperoleh gelar Magister Science (MSi)
Program Pasca Sarjana Magister Ilmu
Penyuluhan Pembangunan pada Institut
Pertanian Bogor, lulus tahun 1994. Saat ini
kandidat doktor pada Program Pasca Sarjana
Fakultas
Ekonomi,
UniversitasIslam
Indonesia dan menjadi Dosen pada Prodi
Manajemen
dan
Program
Magister
Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas
Islam
Indonesia.
Anggota
Forum
Manajemen Indonesia sejak 2012, Anggota
dari
International
Association
of
Organizational Innovation (Sejak 2014).

Proceeding FMI 6 Medan