AKUNTANSI SUMBER DANA perhitungan fihak

AKUNTANSI SUMBER DANA
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Akuntansi Perbankan.

Disusun Oleh :
Yusi Sukmayanda

(0801015)

Gema Prima Nurdiansyah

(0801017)

Reni Sagita TN

(0804376)

Fani Oktaviani

(0804575)

Neneng Mida Nurhayati


(0808404)

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2011

KATA PENGANTAR
Setinggi puji sedalam syukur kehadirat Ilahi Rabbi, karena semata atas
berkat dan karunia Nya lah akhirnya salah satu tugas mata kuliah Akuntansi
Perbankan tentang Akuntansi Sumber Dana.
Adapun

makalah ini berisi tentang pengertian dan akuntansi Giro,

Tabungan, Tabungan Kartu Smart, Simpanan Berjangka, Traveller’s Cheques
Dalam Valuta Rupiah, Dana Pembayaran Rekening Titipan (Paymen Point), dan
Dana Setoran Naik Haji, secara khusus dijelaskan oleh kami dalam makalah ini.

Layaknya segala sesuatu yang ada di bumi ini, tidaklah ada yang
sempurna. Begitu juga kiranya dengan Makalah ini, masih banyak memiliki
kekurangan. Untuk itu, segala unjuk saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan. Agar dimasa yang akan datang kami bisa mempersembahkan yang
lebih baik dan lebih berguna untuk kita semua. Akan tetapi mudah-mudahan
makalah ini sedikitnya memberikan manfaat untuk kita semua. Amiiin
Bandung, Maret 2011
Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1

Latar Belakang...................................................................................................1

1.2


Rumusan Masalah..............................................................................................1

1.3

Tujuan................................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1

Giro....................................................................................................................2
1

2.2

Tabungan..........................................................................................................10

2.3

Tabunagn Kartu Smart......................................................................................19


2.4

Simpanan Berjangka.........................................................................................26

2.5

Traveller’s Cheques Dalam Valuta Rupiah.......................................................33

2.6

Dana Pembayaran Rekening Titipan (Paymen Point).......................................38

2.7

Dana Setoran Naik Haji....................................................................................41

BAB III............................................................................................................................44
PENUTUP.......................................................................................................................44
3.1.


Kesimpulan......................................................................................................44

3.2.

Saran................................................................................................................45

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................46

2

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dilihat dari sumbernya, dana bank dapat dikelompokankedalam 2 kelompok,
yaitu dana dari masyarakat seperti giro, tabungan, dan simpanan berjangka atau
deposito berjangkaserta dana dari bank lain seperti pinjaman antar bank dalam
bentuk call money, deposito berjanka dan lainnya.


Dana dalam bank adalah hutang bank kepada masyarakat atau pihak lainnya
yang akan dibutuhkan disisi pasiva atau sebelah kanan neraca. Karena sifatnya
sebagai hutang, maka rekening dana ini akan bertambah disebelah kredit dan
berkurang disebelah debet. Rekening dana bank merupakan rekening permanen
atau real yang selalu akan disajikan pada neraca secara kumulatif.

Bank akan dibebankan dengan sejumlah bunga yang akan dicatat sebagai
biaya bunga pada ikhtisar laba-rugi bank. Suku bunga yang dibebankan akan
beragam-ragam sesuai dengan jenis dana yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian dan akuntansi giro.

2. Pengertian dan akuntansi tabungan.

3. Pengertian dan akuntansi tabungan kartu smart.

4. Pengertian dan akuntansi simpanan berjangka.


1

5. Pengertian dan akuntansi Traveller’s Cheques Dalam Valuta Rupiah.

6. Pengertian dan akuntansi Dana Pembayaran Rekening Titipan (Paymen
Point).

7. Pengertian dan akuntansi dana setoran naik haji.
1.3 Tujuan

1. Untuk memenuhi nilai mata kuliah akuntansi perbankan.
2. Untuk mengetahui pengertian dan akuntansi sumber dana bank.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Giro

1. Pengertian

Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat erintah pembayaran lainnya

atau dengan cara pemindahbukuan.

Bank menetapkan harga dana giro lebih

rendahkarena lama pengendapannya tidak dapat dipastikan secara tepat, dimana
pemilik rekening giro dapat menarik uangnya kapan saja mereka kehendaki.

Penarikan dana giro oleh si pemilik hanya dapat dilakukan dengan cara
perintah tertulis dari si pemiliknya sebagai dasar resmi otorisasi pendebetan
rekening nasabah oleh bank. Penarikan ini dapat dilakukan sewaktu-waktu
nasabah menghendakinya, dimana bank akan menguji kebenaran nomor rekening,
tanda tangan, kecukupan saldo dan informasi lainnya yang diperlukan.

2. Macam-macam Jenis Giro

2

 Cek

Yaitu “Surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang

memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang
kepada pihak yang disebut di dalamnya atau kepeda pemegang cek tersebut”.

Macam-macam cek,diantaranya :

a. Cek atas nama

Cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan hukum
tertentu yang tertulis jelas di dalam cek tersebut.

b. Cek atas unjuk

Kebalikan dari cek atas nama. Di dalam cek tidak tertulis nama
seseorang atau badan hukum.

c. Cek silang

Cek yang dipojok kiri diberi tanda dua tanda garis sejajar, sehingga
cek tersebut tidak dapat ditarik tunai melainkan pemindahbukuan.


d. Cek mundur

Cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal. Hal ini biasanya
terjadi karena kesepakatan antara pemberi dan penerima cek.

e. Cek kosong Atau blank cheque

3

Merupakan cek yang penarikkannya melebihi saldo yang ada.

 Bilyet Giro

Yaitu “Surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara
giro nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening
yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya atau
nomor rekening pada bank yang sama tau bank lainnya”.

Syarat-syarat yang berlaku untuk BG agar pemindahbukuannya dapat
dilakukan antara lain :


- pada surat cek tertulis perkataan “Bilyet Giro” dan nomor seri

- surat harus berisi perintah tak bersyarat untuk memindahbukukan
sejumlah uang tertentu atas beban rekening yang bersangkutan

- nama bank yang harus membayar (tertarik)

- nama penerima dana dan nomor rekening

- nama bank penerima dana

- jumlah dana dalam angka dan huruf

- penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan

4

- tanda tangan dan atau cap perusahaan.

Masa berlaku dan tanggal berlakunya BG juga diatur sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan seperti :

- masa berlakunya adalah 70 hari terhitung mulai tanggal penarikannya

- bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal penarikan berlaku sebagai
tanggal effektif

- bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal efektif berlaku sebagai
tanggal penarikan

- dan persyaratn lainnya.

3. Sifat Rekening

Rekening giro merupakan hutang jangka pendek bank yang harus
disajikan dalam hutang lancar. Setiap kali terjadi mutasi pertambahan rekening
giro nasabah akan dibukukan disebelah kredit dan setiap kali terjadi pengurangan
rekening giro akan dibukukan disebelah debet. Dengan demikian saldo normal
rekening giro adalah sebelah kredit. Apabila saldo suatu rekeninggiro nasabah
berada pada sisi debet, maka rekening tersebut bersaldo negatif yang lazimnya di
dunia perbankan dikenal dengan saldo merah atau terjadi overdraft. Jika terjadi
saldo egatif, maka pemegang giro tidak dapat lagi menarik dananya dan
kepadanya tidak diberikan bunga atau jasa giro, melainkan akan dibebankan
sejumlah biaya atau beban bunga yang harus dilunasi oleh nasabah yang

5

bersangkutan. Biaya bunga ersebut memperbesar saldo debet rekening giro yang
bersangkutan.

4. Pembukuan Transaksi Giro

Transaksi giro yang dibukukan oleh suatu bank dapat terjadi dari peristiwa
seperti: setoran nasabah, baik tunai maupun kliring, setoran dari transfer,
embebanan karena amanat nasabah,dan lainnya.

Transaksi Pembukaan Rekening Giro dan Penyetoran

Setelah memenuhi segala persyaratan pembukaan rekening giro, seorang
calon nasabah diminta untuk segera menyetor sejumlah uang tertentu sebagai
setoran pertama.

Contoh:

Apabila Tuan Hermawan membuka rekening giro pada bank Omega cabang
Jakarta dan menyetor tunai sejumlah Rp 100.000.000 dan membayar tunai semua
biaya administrasi seperti penerbitan buku cek sebessar Rp 50.000, maka Bank
Omega Cabang Jakarta akan dibukukan seperti :

D : KAS
K : Giro-REKENING HERMAWAN
K : BARANG CETAKAN-BUKU CEK

Rp 100.050.000
Rp 100.000.000
Rp
50.000

6

Penyetoran Kliring

Apabila Hermawan kemudian menyerahkan sebuah cek giro Bank ABC
untuk disetorkan ke dalam rekening gironya, oleh Bank Omega akan dibukukan
sebagai transaksi kliring. Pengkreditan ke dalam rekening giro Hermawan akan
dilakukan setelah hasil kliring tersebut dinyatakan berhasil. Untuk menampung
pengkraditan sementara biasanya dikreditkan ka dalam warkat kliring. Warkat
kliring ini dianggap sebagai warkat debet keluar.

Pembukuan untuk transaksi penyetoran warkat kliring ini sebagai berikut :
D : BANK INDONESIA-GIRO
K : WARKAT KLIRING

Rp 10.000.000
Rp 10.000.000

Pada waktu hasil kliring dinyatakan berhasil atau tidak akan dibukukan dengan
cara menihilkan rekening warkat kliring yang sifatnya sementara, dengan jurnal
sebagai berikut :
D : WARKAT KLIRING
K : GIRO-REKENING HERMAWAN

Rp 10.000.000
Rp 10.000.000

7

Penyetoran Melalui Transfer

Apabila hermawan menerima transfer dari seorang rekannya nasabah Bank Surya
sebesar Rp 5.000.000, oleh Bank Omega akan dibukukan sebagai berikut :
D : BANK LAIN-LAIN
K : GIRO-REKENING HERMAWAN

Rp 5.000.000
Rp 5.000.000

Transfer yang diterima oleh Hermawan dapat saja dari seorang nasabah Bank
Omega lainnya.

5. Penarikan

Penarikan rekening giro dapat dilakukan setiap saat setelah memenuhi
persyaratan tertentu. Jenis penarikan kredit antara lain dapat berupa : penarikan
tunai, penarikan dengan memberikan amanat kepada bank, penarikan kliring dan
lainnya. Bila Hermawan menarik selembar cek senilai Rp 15.000.000 untuk
diayarkan oleh bank secara tunai, maka Bank Omega akan dibukukan sebagai
berikut :
D : GIRO-REKENING HERMAWAN
K : KAS RUPIAH

Rp 15.000.000
Rp 15.000.000

8

Dengan adanya penarikan tunai ini, maka rekening giro Hermawan akan
berkurang dan dengan demikian perhitunngan jasa giro yang diperhitungkan
untuk keuntunngan Hermawan juga berkurang.

Penarikan secara Kliring

Penarikan secara kliring dilakukan oleh nasabah dengan cara menerbitkan
cek untuk disetorkan kepada seseorang yang merupakan nasabah bank lain. Bila
ermawan menerbitkan cek sebesar Rp 4.000.000 dan memerintahkan Bank Omega
agar diserahkan untuk keuntungan seorang nasabah di Bank Lippo.
D : GIRO-REKENING
Maka
Bank Omega HERMAWAN
akan dibukukan sebagai berikut :
K : BANK INDONESIA-GIRO

Rp 4.000.000
Rp 4.000.000
Rp 15.000.000

Bagi Bank Omega, warkat yang diserahkan oleh Hermawan tersebut dianggap
sebagai warkat kredit keluar.

Penarikan dengan Amanat

Seringkali seorang nasabah memberikan amanat kepada banknya untuk
memindahkan sejumlah dana atas rekening gironya. Pemberian amanat ini harus
tertulis dan disahkan oleh pejabat bankk yang bersangkutan.

9

Contoh yang paling lazim adalah transfer keluar. Bila Hermawan
kemudian memerintahkan Bank Omega cabang Jakarta untuk mendebet rekening
gironya sebesar Rp 2.000.000 untuk dipindah bukukan kedalam rekening
seseorang di Bank Omega cabang Surabaya, maka Bank Omega cabang Jakarta
akan dibukukan sebagai berikut :
D : GIRO- HERMAWAN
K : REKENING ANTAR KANTOR
Cabang Surabaya

Rp 2.000.000
Rp 2.000.000

Dalam hubungan transfer antar cabang akan tercipta hubungan antar
kantor yang akan ditampung dalam Rekening Antar Kantor (RAK). Rekening ini
bersifat reciprocal, yaitu bila satu pihak mendebit, maka pihak lainnya akan
mengkredit. Dengan demikian, RAK ini akan nihil dalam laporan keuangan
konsolidasi.

6. Penambahan atau pengurangan Lainnya

Perhitungan Bunga Giro

Seorang nasabah giro, apabila masih memiliki saldo kredit selama periode
perhitungan bunga atau jasa giro, akan diberikan sejumlah bunga giro.
Perhitungan bunga giro dilakukan atas saldo rata-rata terendah dari mutasi setiap

10

bulan. Pembukuan langsung dibukukan atas keuntungan nasabah yang
bersangkutan.

Contoh perhitungan bunga giro untuk Tn. Hermawan, nasabah Bank Omega
cabang Jakarta, dapat diilustrasikan sebagai berikut :
BANK OMEGA
Cabang Jakarta
Rekening Koran
Per 30 November 19xx
Nomor Rekening: 01820008912
Nama
: Hermawan
Alamat
: Jl. Duta II/1 Jakarta Selatan
Tgl
Mutasi
1/11
Setor Tunai
6/11
Setor Kliring
8/11
Tarik Tunai
11/11
Setor Transfer
15/11
Tarik Kliring
20/11
Tarik Transfer
30/11
Bunnga Giro
Keterangan :

Debet

Suku Bunga : 12 %pa

Kredit
100.000.000
10.000.000

15.000.000
5.000.000
4.000.000
2.000.000
973.666

Saldo
100.000.000
110.000.000
95.000.000
100.000.000
96.000.000
94.000.000
94.973.666

Pimpinan Cabang
SE & O ...........

 Perhitunngan bunga giro bila diterapkan saldo terendah bulan
November 19xx

Bunga Tahunan 12 %

Bunga Bulanan 1,00 %

11

Perhitungan bunga = 1,00 % x Rp 94.000.000 = Rp 940.000

 Bila perhitungan bunga giro berdasarkan lamanya pengendapan dana :
Tanggal Saldo
1-6
100.000.000
6-8
110.000.000
8-11
95.000.000
11-15
100.000.000
15-20
96.000.000
20-30
94.000.000
Jumlah Bunga

Lamanya
5 Hari
2 Hari
3 Hari
4 Hari
6 Hari
10 Hari

Bunga
166.667
73.333
95.000
133.333
192.000
313.333
973.666

 Bila perhitungan bunga dilakukan berdasarkan saldo rata-rata setiap
bulannya, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :

Saldo rata-rata perbulan

Rp 99.160.000

Bunga sebulan

Rp

991.600

Metode mana yang akan diterpkan oleh Bank Omega dapat diputuskan
sendiri berdasarkan pengalaman bank, hal yang akan mempenngaruhi bunga ini
adalah fluktuasi dr saldo rekening giro. Dalam hal ini harus diketahui perilaku
pergerakan saldo giro, baik menurun maupun meningkat setiap bulannya
sebagai dasar pemilihan metode perhitungan bunga.

Pembukuan Jasa Giro

Karena Bank Omega memilih perhitungan bunga atas dasar lamanya dana
mengendap, bunga giro Rp 973.666 tersebut akan dibukukan sebagai berikut :

12

D : BUNGA GIRO
K : GIRO-REKENING HERMAWAN

Rp 973.666,7
Rp 973.666,7

2.2 Tabungan
Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat
dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki. Tabungan yang dimiliki
oleh bank-bank dewasa kini berbeda dengan Tabungan Pembangunan Nasional
(Tabanas) beberapa tahun yang lampau. Produk tabungan yang sekarang dijual
oleh bank-bank memiliki suku bunga yang relatif cukup tinggi sebagai cerminan
dari adanya persaingan ketat dalam mengumpulkan dana masyarakat.
Tabungan merupakan hutang bank kepada masyarakat, dalam hal ini pemilik
tabungan dan dikelompokkan kedalam hutang jangka pendek dalam neraca. Tidak
adanya batasan jangka waktu tabungan dan penarikan yang dapat dilakukan
sewaktu-waktu menyebabkan tabungan harus digolongkan ke dalam hutang
jangka pendek.
Setiap bank memiliki jenis tabungan yang berbeda-beda. Perhitungan suku
bunga, pemberian hadiah, tata cara penyetoran dan penarikannya juga berbeda
bagi setiap bank. Produk tabungan ini dapat dijadikan alat promosi bagi yang
menawarkannya. Promosi dapat disalurkan dalam bentuk suku bunga, hadiah
yang menarik, kemudahan fasilitas dan lain sebagainya.
Akuntansi Untuk Tabungan
Transaksi tabungan meliputi :
1.

Pembukaan dan Penyetoran
Pembukaan rekening tabungan lazimnya jauh lebih sederhana dari proses

pembukaan rekening giro. Nasabah hanya diminta untuk mengisi formulir
pembukaan tabungan yang memuat data pribadi calon nasabah, kemudian nasabah
diberikan sebuah passbook, untuk mencatat segala transaksi yang menyangkut
rekeningnya. Lazimnya penyetoran pertama dilakukan cabang dimana si nasabah
membuka rekening.
Sebagai contoh :

13

Pada tanggal 04 Agustus 1992, Tn. E hendak membuka tabungan di Bank Omega
– Jakarta. Setoran pertamanya sebesar Rp. 1.500.000;- tunai. Bunga ditetapkan
secara floating yang mana disesuaikan pada suku bunga yang berlaku dan
dihitung atas dasar lamanya tabungan mengendap. Pada waktu penyetoran
pertama suku bunga sebesar 20 % setahun. Atas dasar suku bunga ini akan
diperhitungkan bunga tabungan untuk Tn. E, hingga suku bunga Bank Omega
berubah. Pada saat penyetoran tersebut, oleh Bank Omega cabang Jakarta akan
dibukukan dengan ayat jurnal sebagi berikut :
D : Kas ……………………………………………………... Rp.1.500.000
K : tabungan – Rekening Tn. E ……………………………

Rp. 1.500.000

Apabila pada tanggal 20 Agustus 1992, Tn. E kembali menyetor dengan
menyerahkan selembar cek Rp. 4.600.000 dari Tn. F, nasabah Bank Omega –
Jakarta, untuk keuntungan rekening tabungannya. Pada hari yang sama ia juga
mendapat transfer masuk dari seorang rekannya di Surabaya melalui bank Omega
– Surabaya sebesar Rp. 7.230.000;- untuk keuntungan rekening tabungannya.
Oleh Bank Omega – Jakarta akan dicatat sebagai berikut :
D : Giro – Rekening Tn. F………………………………

Rp. 4.600.000

D : RAK Cabang Surabaya………………………………

Rp. 7.230.000

K : Tabungan – Rekening Tn. E…………………………

Rp. 11.830.000

2.

Penyetoran antar Cabang
Seorang nasabah dapat saja melakukan penyetoran untuk keuntungan

rekeningnya di cabang lain. Dalam transaksi seperti ini, akan tercipta adanya
hubungan antar cabang antara cabang penerima setoran dan cabang penerbit
rekening tabungan.
Untuk transaksi antar cabang ini, issue yang timbul adalah masalah
keamanan transaksi yang erat kaitannya dengan sistem proses pembukuan atau
akuntansi pada bank yang bersangkutan. Bagi bank yang pengoperasiannya
dilakukan dengan media komputer dan dapat berhubungan langsung antara cabang
on-line processing), issue keamanan transaksi tidak begitu besar dibanding dengan

14

bank yang pengoperasiannya secara masih manual atau belum beroperasi secara
on-line.
Bank memproses transaksi secara on-line dengan cabang-cabang lainnya,
akan tercipta hubungan antara kantor yang diproses dengan sebuah komputer
pusat (host komputer). Hubungan ini nantinya akan terlihat dalam neraca harian
setiap cabang. Pemberian kode transaksi seperti ini akan dilakukan dengan
komputer dan penomorannya harus unik.
Bank memproses transaksi secara off-line dengan cabang-cabang lainnya,
perlu menciptakan sistem pengkodean transaksi. Karena transaksi penyetoran
antar cabang tidak dapat langsung mengkredit rekening nasabah tabungan di
cabang penerbit, bank harus menciptakan sistem internal control yang unik dan
efektif.
Lazimnya, internal control tersebut dengan cara langsung mencetak
transaksi penyetoran dengan penomoran kode khusus pada passbook nasabah.
Atas dasar kode transaksi ini akan diuji kebenarannya oleh cabang lain dimana si
nasabah hendak melakukan transaksi lainnya, khususnya penarikan. Dengan
demikian, apabila ada transaksi penyetoran dan penarikan antar cabang yang
dilakukan dengan hari yang sama, maka alat kontrol yang dijadikan dasar
pengesahan adalah pencatatan data transaksi dalam passbook. Proses transaksi
hubungan antar cabang secara on-line dapat dilukiskan sebagai berikut :
Pemrosesan secara On-line & Off-line
On-line
CabangPenerimaSetoran

SetoranNasabah

CabangPenerbit Tabungan

CPU

CPU

Proses Transaksi

Host

MengkreditCabangPenerbitdanPassbook

CPU
Proses Transaksi
Up-to-the second

MendebetCabangPenerimaSetorandanRek.Nas.

15

Off-line
Cabang Penerima Setoran

Cabang Penerbit Tabungan

Trans. Setoran
Proses
Proses

Nasabah
Nota KeCabang Penerbit
Meng-kredit Passbook
Kredit
Nasabah
Nota KeCabang PenerbitMeng-kredit PassbookKredit

Sebagai contoh, apabila Tn. E, melakukan penyetoran tunai tanggal 24 Agustus
pada Bank Omega cabang Surabaya sebesar Rp. 1.000.000;- oleh Bank Omega
cabang Jakarta, selaku cabang penerbit, akan dibukukan sebagai berikut :
D : RekeningAntar Kantor Cabang Surabaya………………………………….

Rp. 1.000.000

K : Tabungan – Rekening Tn. E…………………………….Rp. 1.000.000

3.

Penarikan
Penarikan tabungan pun dapat dilakukan pada dan bukan pada cabang

penerbit. Bila dilakukan pada cabang penerbit, bank langsung akan mendebet
rekening nasabah yang bersangkutan beserta dengan passbooknya.
Bila penarikan tabungan dilakukan pada cabang bukan penerbit,
pengkodean transaksi yang unik diperlukan. Bila pemrosesan transaksi antar
cabang dilakukan secara on-line, rekening nasabah yang bersangkutan dapat
langsung didebet melalui media komputer yang beroperasi secara on-line. Pada

16

bank yang pemrosesannya dilakukan secara off-line, akan memerlukan
pengamanan transaksi yang efektif. Lazimnya dilakukan dengan penomoran
transaksi yang unik. Cabang pembayar akan segera mengirimkan nota pembukuan
kepada cabang penerbit tabungan dimana dipelihara rekening nasabah yang
bersangkutan.
Sebagai contoh :
Pada tanggal 28 Agustus 19xx, Tn. E menarik rekening tabungan di Bank Omega
cabang Bandung sebesar Rp. 1.500.000;- tunai, oleh cabang Bandung akan
dibukukan sebagai berikut :
D : RekeningAntar Kantor – Jakarta ………………………

Rp.

1.500.000

K : Kas……………………….………………………………..

Rp.

1.500.000

Cabang penerbit, yaitu cabang Jakarta, akan mengkredit cabang Bandung dan
mendebet rekening Tn. E, sebagai berikut :
D : Tabungan Rekening Tn. E ……………….……………

Rp.

1.500.000

K : RekeningAntar Kantor – Bandung …………………..

Rp.

1.500.000

Hubungan antar cabang Bandung dan cabang Jakarta bersifat reciprocal, yaitu
kedua cabang akan tercipta hubungan hutang dan piutang dalam jumlah yang
sama. Dengan demikian, rekening antar kantor ini dikenal dengan nama
reciprocal account.
4.

Perhitungan Bunga
Dasar perhitungan suku bunga dapat dihitung baik secara floating maupun

dari saldo tetap dan dilakukan setiap akhir bulan. Perhitungan dengan saldo tetap
biasanya diambil saldo rata-rata minimum dalam sebulan. Cara ini dapat
merugikan atau menguntungkan nasabah maupun bank. Bila saldo nasabah
cenderung meningkat selama sebulan, perhitungan bunga dengan saldo rata-rata
dapat merugikan nasabah dan menguntungkan pihak bank. Sebaliknya, apabila
saldo tabungan nasabah cenderung turun selama sebulan, perhitungan bunga

17

dengan saldo rata-rata dapat menguntungkan nasabah dan merugikan bank. Hal ini
bergantung dari perubahan saldo.
Cara lain dalam perhitungan bunga secara floating dilakukan atas dasar
lamanya dana mengendap dalam bank. Lamanya saldo mengendap akan
diperhitungkan dengan suku bunga yang berubah-ubah selama satu periode
tertentu, lazimnya satu bulan. Dalam perhitungan ini, bank harus menghitung
dengan cermat besarnya beban tugas atas dasar lamanya hari dan besarnya saldo
mengendap. Karena perhitungan yang cukup rumit, lazimnya dipergunakan
komputer.
Sebagai contoh, bila perhitungan bunga untuk Tn. E dilakukan atas dasar
floating, maka besarnya bunga tabungan yang harus diberikan kepada Tn. E dapat
dihitung dengan memperhatikan perubahan – perubahan suku bunga yang terjadi
selama bulan Agustus. Apabila bunga selama bulan Agustus berubah-ubah seperti
diuraikan sebagai berikut :
1
10
15
20
25

Agustus
Agustus
Agustus
Agustus
Agustus

19xx
19xx
19xx
19xx
19xx

………………………………20%
………………………………21,25%
………………………………19,75%
………………………………20,5%
………………………………20%

pertahun
pertahun
pertahun
pertahun
pertahun

Dengan memperhatikan rata-rata banyaknya hari dan besarnya saldo yang
mengendap dalam rekening tabungan Tn. E pada Bank Omega selama Bulan
Agustus 19xx, akan diperhitungkan besarnya bunga dari hari ke hari atas dasar
suku bunga yang berlaku selama bulan Agustus 19xx.
Bunga bulan Agustus ini akan dibebankan menjadi beban atau biaya
selama bulan Agustus dan harus diantisipasikan pada akhir bulan Agustus, dengan
cara mengkredit rekening nasabah yang bersangkutan. Proses ini dikenal dengan
antisipasi biaya bunga.
Dengan menerapkan metode perhitungan bunga secara floating ini,
besarnya bunga yang dibayarkan oleh Bank Omega akan mendekati atau sama
dengan yang sebenarnya dan tidak bias, seperti bila dipakai saldo rata-rata
terendah dalam satu bulan.

18

Sebagai contoh, mutasi rekening Tn. E selama bulan Agustus 19xx dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Nomor Rekening

:

023180238

Nama Penabung

:

E

Periode

:

Agustus 19xx

Tgl. Keterangan

Rf

Debit

Kredit

Saldo

4
Setor Tunai
21
1.500.000
1.500.000
20
Setor Warkat
16
11.830.000 13.330.000
24
Setor SBY
13
1.000.000
14.330.000
28
Tarik BGD
02
12.380.000
31
Bunga
09
1.500.000 97.331
12.927.331
Besarnya bunga yang diberikan kepada Tn. E sebesar Rp. 97.331 tersebut dihitung
dengan menghitung lamanya hari dan besarnya saldo yang mengendap dan
dihitung dengan suku bunga yang berlaku selama bulan Agustus 19xx.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
6/360

*

20%

*

RPH. 1.500.000

= Rp.

4.999,99

5/360

*

21,25%

*

RPH. 1.500.000

= Rp.

4.427,08

5/360

*

19,75%

*

RPH. 1.500.000

= Rp.

4.114,58

4/360

*

20,50%

*

RPH. 13.330.000 = Rp.

30.362,77

1/360

*

20,5%

*

RPH. 14.330.000 = Rp.

8.160,13

3/360

*

20%

*

RPH. 14.330.000 = Rp.

23.883,33

3/360

*

20%

*

RPH. 12.830.000 = Rp.

21.383,33

Besarnya bunga yang dibayar

= Rp.

97.331,21

Dibulatkan menjadi

= RPH. 97.331,00

Ayat jurnal untuk membukukan beban bunga ini adalah sebagai berikut :
D : BiayaBunga – Tabungan ……………….…………Rp.

97.331

K : Tabungan – Rekening Tn. E ………………...…….Rp.

97.331

19

Dengan demikian, tabungan Tn. E, akan bertambah secara otomatis pada akhir
bulan Agustus 19xx sejumlah beban bunga.Perhitungan ini dilakukan dengan
sendirinya oleh komputer sewaktu memproses harian dan proses akhir bulan.
5.

Penutupan Rekening
Penutupan rekening seorang nasabah tabungan harus dilakukan pada

cabang penerbitnya, karena seluruh proses penutupan harus diketahui dan
disetujui oleh bank penerbit tabungan yang bersangkutan.
Sebagai contoh :
Apabila kemudian pada tanggal 01 September 19xx, Tn. E datang untuk menutup
rekening tabungannya, maka Bank Omega – Jakarta akan membukuan sebagai
berikut :
D : Tabungan Rekening Tn. E ……………….………………..

Rp.

12.927.331

K : Kas ………………………………………………………… Rp.

12.927.331

Dengan dibukukannya ayat jurnal diatas, saldo rekening tabungan Tn. E, tidak
akan tampak lagi dalam perincian rekening tabungn di neraca.
TABUNGAN LAINNYA
Produk nasional lain dari Bank Indonesia adalah Tabungan Pembangunan
Nasional dan Tabungan Asuransi Berjangka atau TASKA. Hal ini dapat diuraikan
seperti di bawah ini.
 Tabungan Pembangunan Nasional atau Tabanas
Tabungan Pembangunan Nasional atatu Tabanas ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 4/8/Kep.Dir. tanggal 15 Juli
1971. Jenis tabungan ini sudah jarang sekali dijual oleh bank – bank umum
karena suku bunganya dianggap kurang menarik bagi masyarakat pemilik dana.
Oleh sebab itu, bagi bank-bank yang masih menjual Tabanas, dapat
menyesuaikan sendiri suku bunganya dengan suku bunga pasar. Tata cara
pembukaan Tabanas pada prinsipnya sama dengan tabungan biasa. Perhitungan

20

bunga Tabanas lazimnya dihitung dari saldo terendah selama sebulan dan
penarikannya hanya dapat dilakukan beberapa kali dalam sebulan.
 Tabungan Asuransi Berjangka (TASKA)
Tabungan Asuransi Berjangka atau biasa disingkat TASKA mempunyai
keunikan dalam unsur asuransinya, yaitu dimana ada jaminan bagi si pemilik
bila yang bersangkutan tutup usia, maka seluruh haknya akan dipenuhi oleh
Bank Indonesia melalui bank penyelenggara. TASKA diterbitkan berdasarkan
Surat Keputusan dan Edaran dari Bank Indonesia, sebagai berikut :
a. No. 4/8 Kep. Dir. Tanggal 5 Juni 1971
b. No. 4/32 Kep. Dir. Tanggal 22 Maret 1972
c. No. 9/96 Kep. Dir./UPUM Tanggal 13 Januari 1977
d. No. 10/55 Kep. Dir./UPUM Tanggal 20 Juli 1977
e. Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/5/UPUM Tanggal 20 Juli 1977
Jenis jangka waktu dan nominal TASKA juga sudah diatur dengan
menerbitkan beberapa seri, yaitu seri A, B dan C. Untuk Seri A, bernilai nominal
Rp. 6.300 dengan jangka waktu satu tahun. Untuk Seri B, bernilai nominal
kelipatan seri A dengan minimal Rp. 12.600 dan maksimal sebesar Rp. 504.000
pada jangka waktu satu tahun. Untuk Seri C, terdiri dari 10 seri, seri C1 sampai
dengan seri C10, dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan jumlah angsuran
tetap yang bervariasi untuk tiap seri, mulai dari Rp. 1.000 sampai dengan Rp.
10.000 dan suku bunganya sebesar 9 persen (9%) setahun.
TASKA ini sudah tidak mampu lagi bersaing dengan produk perbankan
lainnya, termasuk tabungan dan produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan
asuransi. Oleh sebab itu, mungkin sudah jarang sekali dalam suatu bank masih
dipelihara rekening TASKA.
2.3 Tabunagn Kartu Smart

Tabungan Kartu Smart adalah tabungan berkartu dimana pada kartu
tabungan tersebut diberikan suatu processor (chips) untuk menyimpan data
transaksi nasabah.
21

Bank-bank yang telah dan sedang mengembangkan produk dengan
teknologi chips ini antara lain adalah Bank Sewu, Bank Dharmala, Bank PSP,
BRI, BBD dan beberapa bank lainnya yang sedang dalam tahapan uji coba.

a. Manfaat Tabungan Smart

Karena sifatnya yang khas dimana kartu dapat dipergunakan sebagai alat
bayar, maka manfaat penggunaan tabungan smart yang berteknologi chips ini
antara lain :

1) Sebagai alat pembayaran di toko-toko atau sebagai point of sale (POS)

2) Sebagai alat untuk memperoleh diskon

3) Sebagai pengganti membawa uang tunai milik sendiri

4) Selain itu dalam chips dapat direkam juga data pribadi nasabah seperti :

5) Nomor kartu penduduk

6) Nomor NPWP

7) Nama dan alamat dokter pribadi dan rumah sakit

8) Sejarah kesehatan nasabah

9) Data lainnya yang sifatnya confidential dan pribadi

22

Khusus untuk pengoperasian secara off-line, nilai uang yang terekam
dalam chips akan ditentukan sendiri oleh nasabah bersangkutan. Bila
pengoperasian secara on-line, kartu tabungan akan berfungsi sebagai debit card
(langsung mendebit rekening tabungan nasabah) pada point-of-sale di mana
transaksi berlangsung.

b.

Pengoperasian Tabungan Smart

Operasional tabungan smart dapat dilakukan secara on-line maupun offline. Maksud pengoperasian secara on-line adalah setiap transaksi yang dilakukan
dengan mempergunakan kartu tabungan smart diproses secara langsung dan
mempengaruhi saldo nasabah bersangkutan baik pada kartu tabungan (chips)
maupun pada pusat komputer dari bank bersangkutan.

Maksud pengoperasian secara off-line adalah bahwa setiap transaksi yang
dilakukan dengan mempergunakan kartu tabungan tersebut tidak secara langsung
mempengaruhi saldo rekening nasabah pada bank bersangkutan sekalipun saldo
pada Kartu Smart berubah, bergantung kepada jumlah pemakaian dan yang telah
disetorkan ke dalam chips. Kedua macam pengoperasian ini akan mempengaruhi
perlakuan akunansi dan tabungan Kartu Smart ini.

Untuk pengoperasian tabungan dengan Kartu Smart (chips) ini diperlukan
jaringan oleh bank yang bersangkutan. Jaringan ini dapat disediakan langsung
oleh bank penyelenggara tabungan bersangkutan maupun melalui jaringan pihak
ketiga. Pihak ketiga yang menyediakan jaringan untuk Kartu Smart ini antara lain
Procard dan perusahaan-perusahaan jaringan lainnya.

Setiap

kali

Kartu

Smart

dipergunakan,

nasabah

selalu

diminta

memasukkan PIN (Personal Identification Number) yang merupakan data sandi
untuk membuka dan mengoperasikan kartu nasabah yang bersangkutan.

23

c.

Akuntansi Untuk Tabungan Smart

Akuntansi untuk tabungan smart akan dibedakan berdasarkan tata cara
pengoperasian kartu tabungan smart : on-line dan off-line.

1) Pengoperasian Secara On-line

Pengoperasian secara on-line menangani semua transaksi yang berkaitan
dengan rekening nasabah langsung berubah pada terjadinya. Semua penyetoran
maupun penggunaan kartu chips akan langsung mengubah saldo rekening nasabah
seketika.

Pembukaan dan Penyetoran

Setiap kali nasabah hendak membuka dan menyetor ke dalam tabungan
dengan teknologi Kartu Smart ini akan dikreditkan ke dalam rekening nasabah.

Sebagai contoh, Tn. Wijaya membuka rekening Tabungan Kartu Smart
dengan setoran awal Rp 625.000,00 dibayar tunai. Beban kartu sebesar Rp
15.000,00 juga dibayar tunai. Oleh bank bersangkutan akan dibukukan sebagai
berikut :
D : Kas
K : Tabungan

Rp 625.000,00
Rp 625.000,00

D : Kas
15.000,00
Pembebanan
kartu tabungan smart dibukukan sebagai Rp
berikut
:
K : Persediaan Kartu Tabungan
Rp 15.000,00

24

Pada saat nasabah kartu diberikan nasabah, chips tersebut sudah mencatat
nilai sebesar Rp 625.000,00. Proses pemindahan data dari komputer ke dalam
chips tersebut dikenal dengan nama download. Proses download ini akan
dilakukan secara otomatis melalui jaringan (network) bila data nasabah ter-update
dengan adanya transfer uang dari pihak ketiga ke dalam rekening nasabah
bersangkutan. Update ini tidak menjadi masalah karena sewaktu nasabah hendak
menggunakan kartunya akan muncul sendiri data terakhir dalam layar pada
terminal point-of-salenya merchant. Demikian data nasabah selalu dijaga up-date.

Cara lain untuk mengetahui berapa saldo terakhir, nasabah dapat langsung
pergi ke ATM (automated teller machine) dan memeriksa saldonya sekaligus
download data ke dalam chips.

Setiap kali setoran, rekening nasabah bersangkutan akan dikredit dalam
komputer bank bersangkutan.

Penggunaan Kartu Smart pada Merchant

Pada saat nasabah menggunakan Kartu Smartnya sebagai alat pembayaran
di salah satu merchant, nasabah cukup menunjukkan kartunya yang akan
dimasukkan ke dalam mesin pembaca chips dan beroperasi secara on-line ke pusat
komputer bank bersangkutan. Pengoperasian ini dilakukan secara on-line yang
langsung meng-up-date data nasabah atas sejumlah pembayaran.

Sebagai contoh, Tn. Wijaya berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan
yang menerima Kartu Smart dari bank bersangkutan. Nilai belanja sebesar Rp
75.000,00. Pembayaran dilakukan dengan Kartu Smart. Oleh merchant
bersangkutan akan divalidasikan ke dalam mesin pembaca chips yang beroperasi

25

secara on-line. Setelah mengetahui bahwa kartu dapat dipakai, maka merchant
akan memasukkan angka Rp 75.000,00 tersebut untuk mendebit rekening nasabah
bersangkutan. Pada waktu ini, karena pengoperasian secara on-line, rekening
nasabah akan didebit oleh bank dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Tabungan
K : Giro-Merchant

Rp 75.000,00
Rp 75.000,00

Merchant bersangkutan sudah memiliki rekening pada jaringan cabang
yang mengoperasikan Kartu Smart, sehingga mempermudah pembayaran atas
barang yang dijualnya kepada nasabah bank tersebut.

Pengoperasian secara on-line tersebut tidak menjadi masalah baik untuk
merchant maupun bagi bank.

2) Pengoperasian Secara Off-line

Pengoperasian Kartu Smart secara off-line atau tidak langsung meng-update data nasabah bila terjadi transaksi ini akan dibedakan khususnya pada waktu
download data dari rekening tabungan di komputer ke dalam chips dan sewaktu
pendebetan saldo dalam kartu chips atau pembayaran suatu transaksi.

Kebanyakan bank yang sedang mengembangkan Kartu Smart ini,
menyediakan juga fasilitas penarikan tunai dengan chips tersebut melalui ATM
yang dapat membaca chips. Cara kerjanya akan diuraikan di bawah ini.

Pembukaan dan Penyetoran

26

Sebagai contoh, seseorang membuka rekening Tabungan Kartu Smart
dengan setoran awal Rp 750.000,00 dibayar tunai. Beban kartu sebesar Rp
15.000,00 juga dibayar tunai. Oleh bank dibukukan sebagai berikut :
D : Kas
K : Tabungan

Rp 750.000,00
Rp 750.000,00

Pembebanan kartu tabungan smart dibukukan sebagai
berikut :
D : Kas
Rp 15.000,00
K : Persediaan Kartu Smart
Rp 15.000,00

Transaksi Download Ke dalam Chips

Apabila nasabah bersangkutan hendak melakukan proses download ke
dalam chips sebesar Rp 250.000,00, maka nasabah bersangkutan dapat langsung
ke dalam mesin ATM yang dapat membaca chips untuk melakukan proses
download tersebut. PIN tetap akan diminta oleh mesin ATM sebagai proses
otentifikasi. Proses download sebesar Rp 250.000,00 tersebut akan dicatat oleh
mesin dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Tabungan
K : Tabungan Kartu Chips

Rp 250.000,00
Rp 250.000,00

Dengan demikian sisa rekening tabungan dalam pembukuan bank tetap
total sebesar Rp 750.000,00, namun sudah terpecah menjadi dua bagian : pada

27

rekening semula sebesar Rp 500.000,00 dan pada kartu chips sebesar Rp
250.000,00. Hal ini diperlukan untuk memudahkan audit trail bila data transaksi
hilang dan sebagainya.

Penggunaan Kartu Smart Pada Merchant

Apabila kemudian nasabah bersangkutan menggunakan Kartu Smartnya
pada salah satu merchant yang telah ditunjuk di mana jaringan terpasang, maka
oleh merchant Kartu Smart tersebut akan dimasukkan ke dalam mesin verifikasi
dan nasabah harus memasukkan PIN-nya.

Sebagai contoh, bila nasabah hendak membayar sejumlah barang dengan
nilai Rp 120.000,00 dan mempergunakan Kartu Smart untuk membayarnya, maka
alat yang terpasang pada merchant akan mengurangi nilai saldo yang terdapat
pada chips tersebut.

Sebagai alat kontrol bagi bank dan merchant, alat verifikasi tersebut akan
mencetak slip penjualan yang harus ditandatangani oleh nasabah. Hal ini mutlak
diperlukan untuk audit trail. Atas data yang telah ditandatangani oleh nasabah
bersangkutan dan diterima oleh bank, maka bank akan membukukan dengan ayat
jurnal sebagai berikut :
D : Tabungan Kartu Chips
K : Giro Merchant

Rp 120.000,00
Rp 120.000,00

Kontrol terhadap saldo dalam chips maupun dalam rekening bank akan
tetap dapat dilakukan oleh bank. Saldo tabungan nasabah sekarang bernilai Rp
630.000,00, yang terdiri dari rekening di bank Rp 500.000,00 dan chips Rp
130.000,00.
28

Penarikan Tunai Melalui Chips

Bila nasabah memerlukan uang tunai yang harus ditarik oleh ATM,
nasabah bersangkutan dapat langsung ke ATM khusus yang dapat membaca kartu
chips. Perlu diketahui, kini tersedia ATM yang langsung dapat membaca Chips
maupun Magnetic Stripe (MS) untuk transaksi dengan ATM. Bila nasabah
menggunakan chips dalam ATM, maka akan langsung meng-up-date saldo dalam
chips. Apabila nasabah menggunakan MS, maka akan langsung meng-up-date
rekening nasabah di bank bersangkutan.

Sebagai contoh, apabila nasabah bersangkutan hendak menarik uang tunai
melalui ATM dari chips sebesar Rp 50.000,00, maka dengan memasukkan PIN
D : akan
Tabungan
Chipsakan membukukan dengan Rp
uang
keluarKartu
dan bank
ayat50.000,00
jurnal sebagai berikut :
K : Kas
Rp 50.000,00

Bila jumlah uang sebesar Rp 50.000,00 tersebut diambil melalui MS, yaitu dari
rekening tabungan bersangkutan, maka ayat jurnalnya akan menjadi sebagai
D : Tabungan
berikut
:
K : Kas

Rp 50.000,00
Rp 50.000,00

Jadi, semua transaksi penarikan ini harus dapat memberikan audit trail
yang jelas bagi bank bersangkutan.

Penggunaan Chips Yang Melebihi Saldo
29

Pada contoh di atas, saldo dalam chips menjadi sebesar Rp 80.000,00 (Rp
130.000,00 dikurangi dengan Rp 50.000,00). Apabila kemudian nasabah hendak
menggunakan Kartu Smart untuk belanja melebihi jumlah Rp 80.000,00, maka
merchant tidak dapat mengotorisasi transaksi karena saldo tidak cukup. Untuk itu,
nasabah bersangkutan harus terlebih dahulu melakukan download melalui ATM
terdekat.

Sebagai contoh, nasabah bersangkutan hendak menggunakan Kartu Smart
untuk membayar suatu transaksi senilai Rp 175.000,00, dan ia melakukan
download sebesar Rp 200.000,00, ayat jurnal untuk mencatat transaksi adalah
sebagai berikut :

Pada
download Rp 200.000,00 dari rekening keRp
dalam
chips
D : waktu
Tabungan
200.000,00
K : Tabungan Kartu Chips
Rp 200.000,00

Dengan demikian saldo rekening tabungan menjadi Rp 300.000,00 (Rp
500.000,00 dikurangi dengan Rp 200.000,00) dan saldo dalam chips menjadi Rp
280.000,00 (Rp 80.000,00 ditambah download Rp 200.000,00).

Pembayaran dengan Kartu Smart sebesar Rp 175.000,00 sekarang dapat
diambil alih oleh merchant dan bank akan membukukan atas dasar tagihan
merchant dalam slips penjualan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Tabungan Kartu Chips
K : Giro Merchant

Rp 175.000,00
Rp 175.000,00

30

Sekarang saldo dalam chips menjadi Rp 105.000,00 (Rp 280.000,00
dikurangi Rp 175.000,00). Audit trail yang baik akan selalu memiliki data lengkap
untuk setiap transaksi.

Penggunaan Kartu Smart ini nantinya perlu dikembangkan bukan hanya
terbatas terhadap transaksi sebagai alat bayar dan transaksi yang bersangkutan
dengan bank, melainkan juga sebagai penyimpan data karena chips tersebut
berfungsi sebagai komputer kecil yang berkemampuan cukup besar. Hal ini
memerlukan waktu untuk mendidik manusia yang menggunakannya.
2.4 Simpanan Berjangka

1) Pengertian

Salah satu dana bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibandingkan
dana giro adalah simpanan berjangka, atau lebih dikenal dengan deposito
berjangka.

Simpanan

berjangka

merupakan

simpanan

masyarakat

yang

penariknya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berkhir.

Dana simpanan berjangka pada bank-bank memeperlihatkan arah yang
meningkat semenjak dikeluarkannya Peket Kebijakan 1 Juni 1983 yang
memberikan kebebasan kepada bank-bank untuk menetapkan suku bunga. Bahkan
semenjak itu dirasakan semakin melimpah dana yang berhasil diserap oleh bankbank sehingga tidak heran apabila ada bank yang memiliki aktiva likuid
berlebihan (over liquid).

Dengan dikeluarkannya Paket Oktober 1988, yang memberikan peluang
kepada pihak swasta dan lainnya untuk memasuki bisnis perbankan, semakin
terjadi persaingan yang ketat dalam menyerap dana masyarakat. Kebanyakan dana
yang

berhasil

diserap

oleh

sektor

31

perbankan

mengakibatkan

semakin

melimpahnya dana sebagai akibat dari harga yang cukup tinggi yang bank
bersedia untuk membeli.

Sebelum dikeluarkannya Paket Kebijakan 1 Juni 1983, deposito yang
mengendap di bank-bank adalah deposito atas dasar instruksi Presiden nomor 28
tahun 1968. Deposito Inpres ini memiliki suku bunga tidak sebesar suku bunga
yang ada sekarang.

2) Penggolongan Simpanan Berjangka

Dari sudut pandang akuntansi, simpanan berjangka yang dicatat dalam proses
akuntansi bank sebaiknya digolongkan menjadi paling tidak dua jenis, yaitu yang
akan jatuh waktu pada tahun depan atau paling tidak setahun yang aka datang, dan
yang masih akan jatuh waktu lebih dari setahun.

Penggolongan simpanan berjangka yang kurang dari setahun ini disebut
sebagai simpanan jangka pendek dan harus digolongkan kedalam kelompok
hutang lancar suatu bank. Sedangkan yang akan jatuh tempo lebih dari setahun
disebut sebagai simpanan berjangka panjang dan harus digolongkan kedalam
kelompok hutang jangka panjang suatu bank.

Terhadap kelompok simpanan berjangka panjang, atau yang akan jatuh tempo
lebih dari setahun, tetap harus diperhatikan kapan ia akan jatuh tempo dalam dua
belas bulan mendatang dimana harus digolongkan menjadi hutang jangka pendek.

Tujuan penggolongan dan penyajian dalam laporan keuanagn adalah untuk
menyajikan secara wajar posisi hutang jangka panjang dan pendek. Tujuan ini
sangat diperlukan oleh suatu bank dalam rangka assets-liability management yang
32

berguna untuk menyajikan informasi mengenai jatuh tempo simpanan berjangka
sebagai dasar untuk mengelola likuiditas suatu bank. Tanpa adanya penggolongan
jatu tempo yang benar, suatu bank akan menghadapi kesulitan dalam mengelola
likuiditasnya.

Simpanan berjangka yang jangka waktunya 24 bulan akan menjadi hutang
jangka pendek bila sisa jangka waktunya selama 12 bulan.

3) Akuntansi

Akuntansi untuk mencatat transaksi simpanan berjangka ini meliputi transaksi
pembelian simpanan berjangka, perhitungan dan pembukuan bunga, pencairan
simpanan berjangka pada saat jatuh tempo, dan perpanjangan simpanan berjangka
secara rollover.

a. Pembukuan simpanan berjangka

Contoh soal:

Tn. A membuka simpanan kepada bank Omega – Jakarta dengan membayar
sebesar Rp. 35.000.000,- jangka waktu selama 3 bulan, bunga dibayarkan 21%
setahun, dibayarkan pada saat jatuh bunga. Pada saat pembukuan rekening
simpanan berjangka, oleh bank akan dicatat sebagai berikut:

33

Kas

Rp. 35.000.000

Simpanan Berjangka 3 bulan

rekening Tn. A

Rp.35.000.000

b. Perhitungan Bunga :

Berdasarkan contoh diatas pada tanggal jatuh tempo bunga bulan pertama,
bank Omega – Jakarta menyisihkan beban bunga sebagai berikut:

Tn. A = 1/12*21%*Rp.35.000.000 = Rp. 612.500

Jurnal untuk mencatat transaksi ini sebgai berikut:

Biaya bunga simpanan berjangka

Rp. 612.500

Biaya bunga yang akan dibayar

Bunga simpanan berjangka

Rp. 612.500

Pada saat Tn. A datang hendak mencairkan bunga simpanan berjangka:

Tn. A untuk keuntungan rekening gironya. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi
ini dijabarkan sebagai berikut:
34

Biaya bunga yang dibayar

Bunga simpanan berjangka

Rp. 612.500

Giro – Rekening Tn.A

Rp. 612.500

Pada akhir tahun buku, biaya ini ditutup kedalam rekening laba-rugi dengan jurnal
sebagai berikut:

Ikhtisar laba-rugi

Rp. 612.500

Biaya bunga simpanan berjangka

Rp. 612.500

c. Pencairan simpanan berjangka yang telah jatuh waktu

Simpanan berjangka sesuai dengan perjanjiannya, baru dapat dicairkan
oleh si pemegang pada saat jatuh waktu. Bagi simpanan berjagka yang telah jatuh
tempo tapi belum dicairkan oleh si pemegang, sebaiknya oleh bank memisahkan
rekening ini kedalam kelompok simpanan berjangka yang sudah jatuh tempo dan
dijabarkan sebagai hutang jangka pendek karena sifatnya yang sewaktu-waktu
dapat dicairkan oleh si pemegang.

35

Tujuan dari penyajian ini adalah untuk mendukung penyajian dalam
laporan keuangan yang dapat dipergunakan untuk tujuan analisis keuangan
pengelolaan likuidasi bank.

Sebagai contoh Tn. A pada contoh diatas, simpanan berjangkanya telah jatuh
tempo dan

belum dicairkan olehnya maka Bank Omega akan memisahkan

rekening ini bersama-sama dengan rekening lainnya dengan membukukan:

Simpanan berjangka – 3 bulan

Rp. 35.000.000

Simpanan berjangka yang telah

Jatuh tempo – rekening Tn. A

Rp. 35.000.000

Rekening simpanan berjangka yang telah jatuh tempo akan tetap tampil
atau outstanding pada neraca hingga pemilik rekening yang bersangkutan datang
untuk mencairkannya. Pada saat pemegang simpanan berjangka ini datang untuk
mencairkan simpanan berjangkanya dalam hal ini Tn. A, maka Bank harus
mendebet akun simpanan berjangka yang telah jatuh tempo – rekening Tn. A

d. Pencairan simpanan berjangka yang belum jatuh tempo

36

Dalam kasus seperti ini, bank seharusnya memberikan suku bunga yang
berbeda dari suku bunga yang telah disepakati semula atau yang telah dicatat
dalam sertifikat simpanan berjangka.

Pemegang rekening simpanan berjangka akan dikenakan denda (pnalty).
Penalty merupakan selisih antara bunga yang seharusnya dibayarkan dengan
mempergunakan suku bunga baru kepada si pemegang rekening dengan bunga
yang telah dibayarkan kepada si pemegang rekening.

Penalty,

dalam

pencatatan

akuntansi

akan

diberlakukan

sebagai

keuntungan bank yang akan digolongkan sebagai rekening pendapatan
operasional lainnya. Sebagi contoh Tn. A, telah memiliki rekening simpanan
berjnagka selama 2 bulan, kemudian hendak mencairkan rekeningnya dalam
bentuk kas dan Bnak Omega memberikan bunga 17% kepadanya, maka bank
Omega akan mencatat sebagai berikut :

18%*2/12*Rp 35.000.000

=

Rp. 1.050.00

21%*2/12*Rp 35.000.000

=

Rp. 1.837.500

Jumlah yang seharusnya dikembalikan

=

Rp

Bunga yang seharunya akan dibayarkan

787.500

Pada saat Tn. A datang untuk mencairkannya maka harus dikenakan penalty
terlebih dahulu yaitu sebesar Rp. 787.500 dan bank Omega harus mencatatnya
sebagai berikut:

37

Simpanan berjangka 3 bulan –

Rekening Tn. A

Rp. 35.000.000

Pendapatan operasional lainnya

Rp.

787.500

Kas

Rp. 34.212.500

e. Perpanjangan simpanan berjangka secara automatic rollover

Simpanan

berjangka

memiliki

bunga

yang

lazimnya

dibayarkan

dibelakang, artinya saat jatuh waktu atau jatuh bunga (setiap bulannya).
Alternative lain adalah membayar seluruh bunga dimuka, yaitu pada saat nasabah
membayar pembelian simpanan berjangka.

Dalam simpanan berjangka yang bunganya dibayarkan dimuka kepada si
pembeli akan dibayarkan sejumlah bunga yang akan diperhitungkan dengan
besarnya penyetoran atau pembayaran yang harus dilakukan oleh nasabah untuk
membeli simpanan berjangka tersebut.

Bunga yang dibayarkan dimuka tersebut belum berhak menjadi dan
dibebankan sebgai biaya. Bunga ini kan dibukukan sebagai biaya yang dibaya
dimuka (prepaid) dan dicatat dalam rekening “ bunga yang dibayar dimuka” yang
disajikan dalam neraca aktiva lancer. Rekening bungan yang dibayar dimuka akan
dialokasikan kedalam laba-rugi setiap saat tanggal jatuh bunga.

38

Sebagai contoh Tn . A membeli simpanan

Dokumen yang terkait

ALOKASI WAKTU KYAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI YAYASAN KYAI SYARIFUDDIN LUMAJANG (Working Hours of Moeslem Foundation Head In Improving The Quality Of Human Resources In Kyai Syarifuddin Foundation Lumajang)

1 46 7

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

IDENTIFIKASI INSEKTA DI TAMAN HUTAN RAYA R. SOERJO SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI DALAM BENTUK BUKU SAKU

4 92 26

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI PANGAN SUMBER PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA SISWA SEKOLAH DASAR

0 36 22

JUMLAH DANA DAN KREDIT DARI BANK TABUNGAN MENJADI BANK UMUM PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) CABANG DENPASAR

3 91 12

PENGARUH MINAT BACA, KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 13 79

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59

ANALISIS PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DANAU RAWA PENING KABUPATEN SEMARANG

9 68 121