Ethics and the audit profession (7)

Andinie Faimah/3a3
2014017083

Ethics and The Audit Profession
ETIKA
Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau
moral. Etika secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep
yang menjelaskan tentang batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bisa
atau tidak bisa, akan suatu hal untuk dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu.
Istilah kode etik kemudian muncul untuk menjelaskan tentang batasan yang
perlu diperhatikan oleh seorang profesional ketika menjalankan profesinya.
PERMASALAHAN ETIKA (DILEMA ETIKA)
Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan
mengenai perilaku yang pantas harus dibuat. Auditor, akuntan dan kalangan
bisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika dalam karier bisnis mereka.
Contoh dilema etika:
-

Bernegosiasi dengan klien yang mengancam untuk mencari auditor baru
jika


perusahaannya

tidak

memperoleh

pendapat

wajar

tanpa

pengecualian, jelas merupakan contoh dilema etika karena pendapat
seperti ini belum memuaskan.
-

Memutuskan apakah akan menegur supervisor yang telah lebih saji dalam
material nilai pendapatan departemen untuk mendapatkan bonus yang
lebih besar merupakan dilema etika yang sulit.


-

Melanjutkan bergabung di perusahaan dan memperlakukan pegawai dan
pelanggan secara tidak jujur merupakan dilema moral.

KODE PERILAKU PROFESIONAL AICPA
AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) merupakan organisasi
professional bertempat di Amerika yang menetapkan persyaratan professional
bagi seorang akuntan public, menyelenggarakan penelitian dan menerbitkan
bahan bacaaan dalam pelbagai bidang yang berkaitan dengan akuntansi, audit,
konsultasi manajemen, dan perpajakan.
Pengaturan sendiri dan etika professional menjadi penting bagi profesi akuntan
sehingga peraturan AICPA menetapkan perlunya dibentuk devisi atau Tim Etika
Profesional. Misi dari tim ini adalah untuk:
a. Mengembangkan

dan

menjaga


standar

etika

dan

secara

efektif

menegakkan standar-standar tersebut sehingga dapat dipastikan bahwa
kepentingan masyarakat terlindungi;
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai CPA, dan

Andinie Faimah/3a3
2014017083
c. Menyediakan pedoman yang mutahir dan berkualitas sehingga para
anggota mampu menjadi penyelia nilai utama dalam bidangnya.

Andinie Faimah/3a3

2014017083
KOMPOSISI KODE ETIK AICPA
AICPA Code of Professional Conduct dibagi menjadi empat komponen utama
yaitu:
1. Principless, menjelaskan tentang prinsip dasar ethical conduct dan
menyediakan framework untuk suatu aturan.
2. Rules of Conduct penetapan standar minimum atas acceptable conduct
dalam kinerja pelayanan profesi.
3. Interpretations of the Rules of Conduct , memberikan panduan tentang
lingkup dan aturan spesifik yang dapat diterapkan.
4. Ethical Rulings, mengindikasikan penerapan rules of conduct dan dapat
menjelaskan secara factual.
Prinsip-prinsip etika:
1. Tanggungjawab.
professional,

Dalam

akuntan


melaksanakan

harus

mewujudkan

tanggungjawabnya
kepekaaan

sebagai

professional

dan

pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka.
2. Kepentingan
melakukan

Masyarakat.

tindakan

Akuntan

yang

harus

menerima

mendahulukan

kewajiban

kepentingan

untuk

masyarakat,


menghargai kepercayaan masyarakat, dan menunjukkan komitmen pada
profesionalisme
3. Integritas.
masyarakat

Untuk
,

mempertahankan

karena

seorang

dan

akuntan

memperluas
harus


kepercayaan

melaksanakan

semua

tanggungjawab professional dengan integritas yang tinggi.
4. Objektivitas dan Independensi. Akuntan harus mempertahankan objektivitas
dan bebas dari benturan kepentingan dalam melakukan tanggungjawab
professional. Akuntan public harus bersikap independent dalam melakukan
audit dan jasa atestasi.
5. Keseksamaan. Akuntan harus mematuhi standar teknis dan etika profesi,
berusaha keras untuk terus meningkatkan kompetensi dan mutu jasa, dan
melaksanakan tanggungjawab professional dengan kemampuan terbaik.
6. Lingkup dan Sifat Jasa. Dalam menjalankan praktik sebagai akuntan publik
harus mematuhi prinsip-prinsip perilaku professional dalam menentukan
lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan.
KODE ETIK
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara

tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak

Andinie Faimah/3a3
2014017083
baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau
salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada
pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional.
Selanjutnya ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat.
Beberapa alasan tersebut adalah (Adams., dkk, dalam Ludigdo, 2007) :
1. Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional
sehingga individu-individu daoat berperilaku secara etis.
2. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu
mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral
dalam setiap keputusan bisnisnya.
3. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai
sebuah profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
4. Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan
moral dan nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi

bagian dari budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam
memasuki budaya tersebut.
5. Kode etik merupakan sebuah pesan.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar
profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional
FUNGSI KODE ETIK PROFESI
Kode etik profesi itu merupakan sarana

untuk membantu para pelaksana

sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi.
Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas

profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan
suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti

Andinie Faimah/3a3
2014017083
pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap
para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan.

INTEGRITAS
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik
dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan
yang

diambilnya.

Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan
dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
OBYEKTIVITAS
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta
bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.