TUGAS AGAMA ISLAM ANALISIS JURNAL PERADA

TUGAS AGAMA ISLAM
ANALISIS JURNAL PERADABAN ISLAM

DISUSUN OLEH :
ANGSARI SITORANI RAHARJO
21010113130197

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
JURNAL 1
PENGARUH PERADABAN ISLAM TERHADAP EROPA
(Kontribusi Sastra Arab Terhadap Perkembangan Peradaban Barat)
A. Islam dan Pembentukan Peradaban Dunia
1. Kemajuan Peradaban Islam
Islam kendati bermakna penyerahan diri sepenuhnya untuk memperoleh
keselamatan di dunia maupun di akhirat, namun bukanlah sebuah agama yang hanya

memuat dogma, kumpulan ritual semata. Namun, ia adalah sebuah doktrin, sebuah
pandangan dunia, sebuah kebudayaan, dan sebuah peradaban yang beralaskan
ketauhidan. Dalam al-Qur‘an Islam sebagai agama yang diturunkan untuk rahmat
sekalian alam (rahmatan lil ‘alamin). Islam bukan hanya agama yang mengajak
umatnya untuk berpaling dari kehidupan dunia semata, melainkan agama yang
mendorong untuk mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat kelak. Antara
kehidupan dunia dan akhirat merupakan sebuah mata rantai yang tidak bisa
dipisahkan.
Dalam kehidupan masyarakat dan bernegara, Islam telah memberikan batasanbatasan dasar. Batasan ini selain terdapat dalam al-Qur‘an dan Hadits, juga tercantum
dalam piagam Madinah, seperti persatuan, kebebsan memeluk agama, kebersamaa,
penegakan keadilan, perdamaian, dan musyawarah yang disemuanya ini didasari pada
keimanan. Hal ini dilakukan Nabi Muhammad saw dalam membangun masyarakat Arab
Badui menjadi bangsa yang utuh. Dimana masyarakat yang sebelumnya belum
mengenal peradaban sampai masyarakat mengukir peradaban. Bahkan, belum pernah
dalam sejarah ada suatu kekuasaan yang menguasai wilayah yang luasnya sama dengan
luas yang dikuasai oleh Daulah Bani Umayyah. Begitu juga Daulah ‘Abbasiyyah yang
memberikan perhatian yang lebih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Upaya
tersebut diawali dengan penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dan sastra yang
ditulis dalam berbagai bahasa, seperti Persia, India, Syriaic, Aramaic, Yunani ke dalam
bahasa Arab antara tahun 750-850 M. telah menjadikan Baghdad yang disusul Cordova

dan Kairo menjadi pusat-pusat penyebaran kebudayaan dan peradaban keseluruh
dunia.
Peradaban Islam telah memainkan peranan yang penting dalam sejarah
kemajuan manusia dan meninggalkan jejaknya dalam akidah, ilmu, hukum, filsafat,
seni, sastra, dan lain sebagainya yang jauh cakupannya dan kuat pengaruhnya terhadap
hasil yang telah dicapai oleh peradaban modern. Kedatangan Islam ibarat mercusuar
yang bersinar cemerlang, mengusir kegelapan malam yang selama ini menyelimuti
dunia yang sedang murung. Hadirnya Islam merupakan awal baru bagi dunia baru.
Inilah dia alam peradaban Islam. Sebuah peradaban yang dimulai seiring lahirnya
pemikiran, politik, syariat, masyarakat, dan ekonomi dunia seluruhnya.
Kemajuan peradaban Islam, tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan sangat berperan aktif dalam kemajuan suatu
2

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
peradaban. Ada tiga faktor yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di
dunia Islam pada masa kejayaannya, yaitu pertama, faktor agama (religius), kedua,
apresiasi masyarakat terhadap ilmu. Dan ketiga, patronase (perlindungan dan
dukungan) yang sangat dermawan dari para penguasa dan orang-orang kaya terhadap

berbagai kegiatan ilmiah.
Pengaruh Islam terhadap Eropa, khususnya dalam aspek ilmu pengetahuan
telah berlangsung sejak abad ke-12. Pada abad ke-14 gerakan kebangkitan muncul
kembali (renaissance). Pengaruh kebudayaan Islam terutama meluasnya di Eropa
melalui masyarakat Spanyol (711-1492 M) dan Sicilia (825-1091M), dan juga melalui
Perang Salib. Dengan demikian, kehadiran Islam di Spanyol tersebut memberikan
bahan bandingan bagi orang-orang Eropa.
B. Kontribusi Sastra Arab Terhadap Dunia Eropa
1. Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab di Eropa
Bangsa Arab di Andalusia dapat dikatakan kiblat keilmuan bagi bangsa Eropa,
dimana pusat-pusat ilmu dan kebudayaan yang mencerahkan semua bangsa, baik
Muslim, Kristen, maupun Yahudi. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih terdapatnya
peninggalan dalam bentuk bahasa, kebudayaan, ekonomi, sosial, dan pemikiran. Dalam
bentuk bahasa di Spanyol atau Andalusia terdapat 12 kota besar yang diberi nama Arab
dan masih dipakai sampai saat sekarang ini. Seperti al-Jazirah al-Khadra (Spanyol:
Algeciras), Jabal Tarik (Spanyol: Gibraltar), Madinah Salim (Spanyol: Medinacelli), dan
lain sebagainya. Masuknya bahasa Arab ke Andalusia bersamaan dengan masuknya
Islam ke daratan Andalusia. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan yang diraih
oleh umat Islam, bahasa Arab dipelajari oleh berbagai kelompok penduduk dan lapisan
sosial, sehingga menggeser peran bahasa lokal dan menembus batas-batas keagamaan.

Kemenangan bahasa Arab atas bahasa penduduk asli yang ditaklukkan didahului oleh
kemenangan bangsa Arab dalam bidang militer, politik, dan keagamaan. Bahasa Arab
telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam Spanyol. Bahkan,
penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang
ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik terampil berbicara maupun dalam tata bahasa.
Sebelum bahasa pergaulan sehari-hari, bahasa Arab lebih dahulu mencapai
kemenangan sebagai bahasa ilmu pengetahuan.
Kemudian tidak jauh berbeda dengan sastra, karya sastra, baik puisi maupun
prosa sangat berkembang pesat di era keemasan Islam. Di masa kekhalifahan Islam
berjaya, sastra mendapat perhatian yang amat besar dari para penguasa Muslim. Pada
era itu, masyarakat Muslim sudah gemar membacakan puisi dengan diiringi musik.
Pada zaman itu, puisi masih sederhana. Puisi Arab yang kompleks dan panjang
disederhanakan menjadi lebih pendek dan dapat disesuaikan dengan musik. Sehingga
puisi dan musik pada masa itu seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan.
Karya sastra oleh kaum Muslim dimasukkan unsur-unsur yang bernilai seni
sastra dan bersifat kreatif. Bahasa yang digunakan dalam sastra ini adalah bahasa Arab,
yakni bahasa pemersatu kaum muslimin dan bahasa yang dipakai oleh umat Islam
3

Angsari Sitorani Raharjo

21010113130197
berbagai bangsa. Selain itu, bahasa Arab juga merupakan bahasa yang banyak
digunakan untuk berbagai macam tujuan yang besar dalam mengungkapkan dan
mendapatkan maknanya. Inilah yang membuatnya dapat berinteraksi dengan ilmu
filsafat, logika, dan beberapa ilmu lainnya yang memakai puisi dan prosa. Namun
demikian, bahasa yang juga paling penting adalah bahasa-bahasa Parsi, Urdu, dan lain
sebagainya yang memang memiliki pengaruh terhadap Barat. Bahasa Arab mempunyai
pengaruh istemewa atas Barat karena kekuasaan kaum Muslimin atas wilayah Spanyol
(711-1492 M). Tahun permulaannya adalah tahun dimana pendaratan Tariq Ibn Ziyad,
dan tahun terakhir adalah tahun jatuhnya Granada. Dan kekuasaan Islam di Sicilia
(sejak 827 M), serta kekuasaan Daulah Uthma>niyah di Balkan (912-1924 M). Dampak
kaum Muslimin di Barat mula-mula mengundang terjemahan-terjemahan ke dalam
bahasa Latin, ke dalam bahasa Spanyol, Perancis, Inggris, Italia, Jerman, Belanda, dan
Rusia.
2.

a.
1)

2)


3)

4)

Pengaruh Sastra Arab Terhadap Sastra Eropa
Sastra makin tumbuh di era kekuasaan Daulah Abbasiyah yang berkuasa di
Baghdad pada abad ke-8 M. Masa keemasan kebudayaan Islam serta perniagaan
terjadi pada saat Khalifah Harun al-Rashid dan putranya al-Ma’mu>n berkuasa. Pada
era itu, prosa Arab mulai menempati tempat yang terhormat dan berdampingan
dengan puisi. Puisi sekuler dan puisi keagamaan juga tumbuh beriringan.
Selain dipengaruhi oleh bahasa Arab, bangsa Eropa juga terpengaruh dengan
karya sastra dan pemikiran Arab, sehingga mereka banyak mengutip bebarapa
pemikiran penting dari berbagai literatur Arab. Di antara pengutipan yang paling
menonjol yaitu:
Dibidang Prosa atau Risalah
Dante Alighieri seorang penyair Italia dalam bukunya yang berjudul “La Devina
Commedia” (Komedi Ketuhanan) terpengaruh oleh Abu al-Ala‘ al-Ma‘ri dalam bukunya
“Risalah al-Ghufran” (Risalah Pengampunan). Dante juga terpengaruh oleh Muhyi alDin al-‘Arabi dalam membahas Is‘ra Mi‘raj dalam bukunya yang berjudul “al-Futuhat alMakiyyah”. Dan pemikirannya yang bersumber dari al-Qur‘an tentang neraka dan
padang mahsyar. Dante merupakan teman Prontio Latin yang pernah pergi ke

Thulaithulah (Toledo) pada tahun 1260 M dari Florensa, serta mengikuti kegiatan yang
ada di sekolah Toledo.
Niccolo Machiavelli seorang pemikir Italia dalam bukunya “Il Principe” bersumber dari
buku “Siraj al-Muluk” karangan Abu Zandaqah al-Tartusi. Machiavelli tidak hanya
mengambil garis besarnya saja, melainkan ia mengambil pasal-pasalnya secara
keseluruhan dipindahkan setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.
John Milton seorang penyair terkemuka di Inggris di dalam bukunya “Paradise Lost”,
menurut sebagian kritikus sastra menyakini bahwa ia terpengaruh oleh buku “Risalah
al-Ghufran” karya al-Ma‘ri.
Buku yang berjudul “Harapan dan Perkataan Para Filsuf” merupakan buku yang
pertama dicetak di Inggris pada tahun 1477 M didasarkan pada buku Arab yang
4

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
berjudul “Mukhtar al-Hikam wa Mahasin al-Kalam” (Kata Mutiara Pilihan), yang
dikarang oleh Pangeran Mubashir Ibn Fatik al-Misri pada tahun 1053 M, dan buku ini
telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di Eropa.
5) Pengaruh terbesar sastra Arab dimainkan oleh Alf Lailah wa Lailah (Seribu Satu
Malam) yang ditulis pada masa Daulah ‘Abbasiyyah oleh al-Jahshiyari (wafat 942 M)

berdasarkan kumpulan cerita Hazar Afsana (Seribu Malam) dalam bahasa Parsi yang
asalnya juga merupakan saduran dari sastra India. Al-Jahshiyari menambahkannya
dengan cerita Arab, Yahudi, dan sebagainya, serta mengubahnya menjadi satuan
paduan yang indah dan serasi. Cerita ini terdiri dari 264 kisah yang terkumpul dalam
sebuah bingkai monumental yang di Barat dikenal dengan nama Malam-Malam Arab
(Arabian Nights). Dalam cerita ini, bukan hanya saja karena hiburannya yang
mengasyikkan, melainkan juga dikarenakan nilai sastra yang terkandung didalamnya.
Sejak abad ke-10 kisah-kisah Alf Lailah wa Lailah sudah tersebar secara tertulis dan
lisan ke Asia Barat Daya, bahkan beberapa di antaranya telah mencapai ke Eropa.
6) Pada tahun 1349 M, Boccaccio penulis hikayat yang berjudul al-Shabahat al-‘Ashrah
(Sepuluh Waktu Pagi) yang mengikuti jejak Alf Lailah wa Lailah. Dari hikayat ini pula
Shakespeare mengambil topik dramanya al-‘Ibrah bi al-Khawatim (Peringatan Akan
Akibat), dan penyair Jerman, Lasange mengambil topik dramanya Natan al-Hakim
(Natan Yang Bijaksana).
7) Khalilah wa Dimnah merupakan karya sastra yang sangat berpengaruh di Barat. Karya
sastra ini karangan ‘Abdullah Ibn al-Muqaffa’ (wafat 759 M) dari Pancatantra India. Ia
menerjemahkannya dari bahasa Pahlevi Tua, yaitu campuran bahasa Parsi-Yunani.
Adapun isi dari berupa pelajaran mengenai akhlak sebagai salah satu cara mengajar
seorang pangeran malas yang tidak dapat diajar dengan cara lain hingga ayahnya putus
asa dan mengambil seorang Brahmana sebagai guru yang mengajar dengan cara

mendongengkannya.
Selain beberapa karya sastra di atas, ada beberapa kontribusi sastra Islam
terhadap Eropa, seperti penerjemahan-penerjemahan karya-karya sastra Muslim ke
dalam bahasa Spanyol. Di antara karya sastra yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Spanyo, seperti Indian Fables (Disciplina Clericals), Khalilah wa Dimnah (Calila e Dimna)
yang terkenal sekitar tahun 1251 M yang diterjemahkan dari bahasa Arab.
b.

Dibidang Puisi atau Syair
Bangsa Barat, terutama para penyair Spanyol terpengaruh dengan sastra Arab.
Sastra tentang kepahlawanan, semangat juang, ketangkasan berkuda, keberanian,
majas, dan imajinasi-imajinasi yang bernilai tinggi dan indah masuk ke beberapa sastra
Barat melalui jalur sastra Arab di Andalusia secara khusus. Seorang penulis Spanyol
Abanez mengatakan “sesungguhnya bangsa Eropa tidak mengenal syair-syair
kepahlawanan, tidak memperhatikan etika-etikanya, dan semangat perjuangannya
sebelum datangnya orang Arab ke Andalusia dan menyebarnya para pejuang dan
pahlawan mereka ke belahan selatan.” Bahkan cara pembuatan syair Arab telah ditiru
5

Angsari Sitorani Raharjo

21010113130197
dalam pembuatan syair Eropa, seperti yang tampak di daerah Propance di bagian
Selatan Prancis pada abad ke-12 dan abad ke-13 M. ini merupakan bentuk
terpengaruhnya syair Eropa oleh syair Arab.
Pengaruh sastra Barat terhadap bahasa dan sastra Arab, sebagaimana pendapat
Dozy di dalam bukunya mengenai Islam dari risalah Spanyol, Algharo. Dia sangat sedih
melihat keadaan orang-orang yang meninggalkan bahasa Latin dan Yunani, sementara
bahasa kaum muslimin ditekuni. Kaum Nasrani sangat mengagumi puisi dan prosa
bangsa Arab. Mereka mempelajari karangan-karangan yang ditulis oleh para filsuf dan
fuqaha muslim. Hal ini mereka laukan untuk meniru uslub Arab yang fasih. Selain itu,
mereka juga mencari buku-buku bangsa Arab dan mengisi perpustakan mereka dengan
buku-buku mereka yang mahal. Mereka bersenandung di setiap tempat memuji
khazanah-khazanah Arab. Ketika mereka diperdengarkan kepada mereka buku-buku
kristen, mereka tidak mendengar dengan alasan buku-buku itu tidak layak untuk
diperdengarkan. Maka tidak diragukan lagi, pada abad ke-14 banyak para sastrawan
piawai Eropa yang terpengaruh dengan sastra Arab dalam karya-karya mereka.
Persentuhan Eropa dengan peradaan Islam benar-benar memberikan pengaruh
luar biasa terhadap kehidupan mereka. Pengaruh terpenting yang diambil Eropa dari
pergaulannya dengan umat Islam adalah semangat untuk hidup yang dibentangkan
oleh peradaban dan ilmu Islam. Keterpengaruhan Eropa pada peradaan Islam itu

bersifat menyeluruh. Hampir tidak ada satu sisi pun dari berbagai sisi kehidupan Eropa
yang tidak terpengaruh oleh peradaban Islam.

Telaah Jurnal
1. Alasan pemilihan judul
Alasan kenapa saya memilih judul Pengaruh Peradaban Islam
Terhadap Eropa, Kontribusi Sastra Arab Terhadap Perkembangan Peradaban
Barat adalah karena keterlibatan bahasa arab yang sangat penting. Bahasa
Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak
akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar
dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab.
Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan
lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan
agama.
Syaikhul Islam rahimahullah berkata: Sesungguhnya Allah
Subhanahu wa Ta’ala menurunkan kitab-Nya dengan bahasa ‘Arab dan
menjadikan Nabi-Nya penyampai Al-Qur’an dan As-Sunnah dari-Nya
dengan bahasa ‘Arab, menjadikan orang-orang yang pertama kali masuk
Islam berbicara dengan bahasa itu. Maka tidaklah agama dipahami dengan
baik dan benar kecuali dengan mempelajari bahasa ‘Arab. Sehingga
mempelajarinya termasuk bagian agama dan jadilah kebiasaan berbicara
dengannya lebih memudahkan bagi pemeluknya dalam memahami Islam.
6

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
Melalui bahasa Arab, orang dapat meraih ilmu pengetahuan. Sebab
bahasa Arab telah menjadi sarana mentransfer pengetahuan.
2. Isi Jurnal
Islam sebagai agama yang diturunkan untuk rahmat sekalian alam.
Islam bukan hanya agama yang mengajak umatnya untuk berpaling dari
kehidupan dunia semata, melainkan agama yang mendorong untuk
mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat kelak.
Peradaban Islam telah memberikan peran yang besar terhadap
dunia, mengeluarkan dunia dari kegelapan dan kebodohan, penyimpangan
dan kebinasaan akhlak, lalu memberikan nilai yang menguasai dunia
sebelum Islam dengan berbagai macam ikatan. Peradaban Islam
berlandaskan pada al-Qur‘an dan Hadits dua dasar fundamental penegak
peradaban Islam tanpa membedakan bentuk, jenis, dan agama. Dan
keduannya merupakan asas bagi peradaban Islam.
Ada tiga faktor yang menyebabkan berkembangnya ilmu
pengetahuan di dunia Islam pada masa kejayaannya, yaitu pertama, faktor
agama (religius), kedua, apresiasi masyarakat terhadap ilmu. Dan ketiga,
patronase (perlindungan dan dukungan) yang sangat dermawan dari para
penguasa dan orang-orang kaya terhadap berbagai kegiatan ilmiah.
Masuknya Bahasa Arab di Benua Eropa berbarengan dengan
masuknya islam. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan yang diraih
oleh umat Islam, bahasa Arab dipelajari oleh berbagai kelompok penduduk
dan lapisan sosial, sehingga menggeser peran bahasa lokal dan menembus
batas-batas keagamaan. Masyarakat setempat menjadi banyak yang ahli
dan mahir dalam bahasa Arab, baik terampil berbicara maupun dalam tata
bahasa.
Karya sastra, baik puisi maupun prosa pun sangat berkembang pesat
di era keemasan Islam di daratan eropa. Contohnya adalah prosa dari Dante
Alighieri dalam bukunya berjudul “La Devina Commedia” (Komedi
Ketuhanan) terpengaruh oleh Abu al-Ala‘ al-Ma‘ri dalam bukunya “Risalah
al-Ghufran” (Risalah Pengampunan), Niccolo Machiavelli dalam bukunya “Il
Principe” bersumber dari buku “Siraj al-Muluk” karangan Abu Zandaqah alTartusi, dll.
3. Manfaat Isi
Jurnal ini memperlihatkan kepada para pembacanya bahwa Bahasa
Arab membawa dampak yang sangat besar terhadap perkembangan
peradaban islam dan dapat dijadikan pacuan agar para pembaca
mempelajari bahasa arab.

7

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
4. Penutup
Pengaruh Islam terhadap Eropa dapat dilihat dari aspek kontribusi
sastra Arab terhadap Eropa, baik itu berupa bahasa maupun karya sastra.
Pertama, dibidang bahasa, masih terdapat beberapa kota besar yang diberi
nama Arab, seperti Jabal Tarik (Spanyol: Gibraltar), Madinah Salim (Spanyol:
Medinacelli) dan lain sebagainya. Serta bahasa yang digunakanpun bahasa
Arab baik dalam pergaulan maupun dalam hal administrasi. Kedua, dibidang
sastra, baik puisi maupun prosa, dengan banyaknya penerjemahan bukubuku dari bahasa Arab ke bahasa Spanyol, Urdu, Parsi dan lain-lain. Bangsa
Eropa terpengaruh dengan syair-syair Arab tentang kepahlawanan dan
keberanian yang sebelumnya belum ada di Eropa. Bangsa Eropa juga
terpengaruh dengan karya sastra dan pemikiran Arab, sehingga mereka
banyak mengutip beberapa pemikiran penting dari berbagai literatur Arab.
Seperti Alf Lailah wa Lailah (Seribu Satu Malam). Sejak abad ke-10 kisahkisah Alf Lailah wa Lailah sudah tersebar secara lisan maupun tulisan ke
Asia Barat Daya, bahkan beberapa di antaranya telah mencapai ke Eropa.

8

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197

JURNAL 2
SEJARAH PERJALANAN PERADABAN ISLAM
(ANALISIS GEOKULTUR)
A. Pendahuluan
Islam adalah agama yang memiliki sejarah panjang, peradabannya tidak
mungkin bisa disamakan dengan agama-agama lainnya di muka bumi ini. Islam
tidak hanya memberikan pengaruh yang biasa-biasa saja kemudian akan
terlupakan, namun ia akan menjadi sebuah tonggak sejarah dan terukir lewat
peninggalan dan pengaruhnya yang luar biasa hebatnya. Dalam sejarahnya Islam
telah memberikan pengaruh dalam banyak hal baik itu di bidang ekonomi, sosial,
budaya, ataupun di bidang politik dunia.
Selama ini Islam kadang dikaitkan dengan kekerasan, yaitu peperanganpeperangan yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu ketika memerangi kaum
kafir atau dalam rangka menyebarkan agama Islam ke daerah lainnya, padahal
dalam Islam sendiri dikenal dengan istilah rahmatan lil ‘alamin yang artinya rahmat
bagi seluruh alam. Meskipun begitu sejarah telah mencatatkan tulisannya sendiri,
bahwa Islam bukanlah agama yang mengajarkan tentang kekerasan dan
penindasan, bahkan sebaliknya yaitu tentang budi pekerti dan mengasihi. Sebagai
contoh terberantasnya tradisi perbudakan di dunia Arab secara evolusioner setelah
datangnya Islam dengan ditentangnya lembaga perbudakan, sehingga negeri Arab
pada akhirnya mengeliminasikan seluruh perbudakan dan melarang untuk
mengimpor budak dari luar hingga sekarang ini. Begitu pula pada masa penyebaran
Islam ke Afrika dan Spanyol, pasukan Islam datang untuk menghentikan kekejaman
penguasa pada saat itu, yaitu Byzantium yang kerap melakukan penyiksaan kepada
penduduk Koptik. Saat itu Amr bin Ash datang untuk memerangi perilaku penguasa
zalim itu, dan ketika pemerintahan Islam menggantikan menguasai Afrika maka
semua perbudakan dan pajak yang tinggi dihapuskan. Selain itu, pemerintahan
Islam menjamin kebebasan umat agama lain untuk menjalankan ibadah mereka
tanpa diganggu. Bahkan berdasar pada kesaksian dari Thomas Arnold, melalui
bukunya Al Da’wah ila Al-Islam, disebutkan bahwa penguasa Islam tidak sedikitpun
menjamah kekayaan gereja. Selain itu tidak ada kriminalitas atas wilayah yang
sudah ditaklukkannya.
Peradaban Islam tersebar di berbagai belahan dunia, bahkan Islam dapat
berkembang dengan pesat dan meninggalkan jejaknya di berbagai daerah, yaitu
dikawasan Afrika, Spanyol, Mongol atau China, Persia hingga di kawasan Eropa
Timur. Islam pernah hidup dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada
saat itu dan sekarang ini. Mengingat begitu banyak negara-negara yang ditaklukkan
oleh Islam tentu akan memunculkan sebuah pertanyaan bagaimanakah Islam bisa
sampai di sana dan melebur dengan daerah yang ditaklukkanya ? Dan Islam sekali
9

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
lagi adalah agama yang sangat bisa berkompromi dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, bukan agama yang hanya dikenal dengan peperangan atau militer,
senjata atau pedang apalagi penindasan.
Makalah ini akan membahas sejarah perjalanan peradaban Islam dengan
daerah taklukkan yang dikuasainnya, yaitu dengan pendekatan kultural dan
bagaimana Islam masuk ke wilayah-wilayah itu dengan jalan tengah dan
perdamaian. Pada bagian ini makalah akan membahas perjalanan Islam di tiga
benua, yaitu Asia, Eropa, dan Afrika.
B. Jejak Islam di Anak Benua India
India sendiri adalah sebuah negara yang terletak di Asia bagian Selatan dan
bagian dari anak benua India, India merupakan bagian dari rute perdagangan
penting dan bersejarah. Dia membagi perbatasan dengan Pakistan, Republik
Rakyat Cina, Myanmar, Bangladesh, Nepal, Bhutan, dan Afganistan. Sri Lanka,
Maladewa, dan Indonesia adalah negara kepulauan yang bersebelahan. Islam
masuk di negeri Hindustan ini melalui beberapa fase atau tahapan, yaitu pada
masa Nabi Muhammad Saw. yang merupakan awal sejarah masuknya Islam di
India, yaitu sekitar tahun 610 M banyak pedagang Arab penganut Islam yang
melakukan perdagangan dengan dunia Timur lewat pelabuhan-pelabuhan di India,
dari sinilah mereka menggunakannya untuk berdakwah dengan penduduk di sana.
Pada masa itu Cheramal Perumal, raja Kadangalur dari pantai Malabar juga
memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Tajuddin. Di sumber lain juga
menyebutkan bahwa pertama kali Islam tiba di India pada abad ke-7 M. Adalah
Malik Ibnu Dinar dan 20 sahabat Rasulullah Saw. yang kali pertama menyebarkan
ajaran Islam di negeri itu. Saat itu, Malik dan sahabatnya menginjakkan kaki di
Kadangalur, Kerala. Kedatangan Islam pun disambut penduduk wilayah itu dengan
suka cita. Konon, dari wilayah itulah Islam lalu menyebar ke seantero India. Malik
lalu membangun masjid pertama di daratan India yakni di wilayah Kerala. Masjid
pertama yang dibangun umat Islam itu bentuknya mirip dengan candi tempat
ibadah umat Hindu. Bangunan masjid itu diyakini dibangun pada tahun 629 M. Ada
yang meyakini, masjid di Kadangalur, Kerala itu merupakan masjid kedua di dunia
yang dipakai shalat jumat, setelah masjid yang dibangun Rasulullah di Madinah.
Terlepas dari perbedaan sumber sejarah tentang awal masuknya Islam di India
tersebut sudah jelas menggambarkan bahwa bukankah Islam adalah agama yang
sangat dinamis untuk seluruh umat dan membawa risalah yang akan selalu
diterima oleh bangsa manapun di dunia.
Islam di India juga dikenal pada masa al-Khulafa ar-Rasyidin, yaitu dimulai pada
masa pemerintahan khalifah Umar Bin Khattab. Pada tahun 16 H (636 M) Khalifah
Umar mengirimkan pasukan ke Persia di bawah pimpinan Saad bin Abi Waqas.
Beliau berjuang selama 16 tahun, akhirnya dapat menguasai seluruh Persi
kemudian diperluas ke Khurasan kemudian diteruskan ke India. Kemudian pada
10

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
masa Khalifah Ustman, dikirimlah Hakim bin Jabalah ke India, untuk menjelajahi
mengenal negeri India yang luas itu. Dan pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib,
tahun 38 H (659 M) Al Harrits Murrah Al Abdi pergi ke India untuk mengyelidiki
jalan-jalan India, ilmu pengetahuan dan adat istiadat India. Ketiga Khalifah itu
nyatanya telah berusaha mengibarkan Islam sampai ke daratan Asia Selatan
dengan perjuangan yang tidak mudah dan dari mereka pula Islam telah di kenal di
Asia bagaian Selatan ini.
Perjuangan dalam menyebarkan Islam tentu tidak sampai di situ, Bani Umayyah
juga berusaha melalukan ekspansi Islam sampai ke India, di antaranya pada waktu
pemerintahan al-Walid yang telah mengirim Muhammad Ibn Qosim untuk
memimpin pasukan, hal ini sebagai reaksi karena terjadi perampokan terhadap
umat Islam di India. Dalam waktu 4 tahun lebih Sind dan Punjab dapat ditaklukkan
dan dikuasai. Muhammad Ibn Qosim kemudian menjadi Gubernur yang
menjalankan pemerintahannya dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung
tinggi, meskipun pada akhirnya beliau harus berakhir dengan tragis karena begitu
banyak pertikaian politik yang terjadi di kala itu.
Islam juga menyeberang sampai ke anak benua India pada masa pemerintahan
Turki. Kekuasaan dinasti Turki di India bermula pada tahun 1206 M sampai 1290 M,
yaitu pada masa Dinasti Khalji, Dinasti Tughlaq, Dinasti Sayyed, dan Dinasti Lodi.
Bermula ketika berakhirnya masa Dinasti Ghuri karena pemimpinnya telah wafat
dan tidak meninggalkan anak laki-laki. Ghuri sebagai pemimpin dinasti ini memberi
letter of manumission (merdeka dari perbudakan) kepada bekas budak, menantu,
dan panglima perangnya Qutub al-Din Aybek, maka naiklah Ghuri dengan dengan
gelar sultan pada tahun 1206 M, sejak itulah berdiri kesultanan Delhi. Dinastidinasti yang akhirnya menemui kekuasaannya di India itu telah mencatatkan
sejarah peradabannya sendiri sebagai dinasti Islam di tanah Hindustan. Mereka
berusaha untuk memimpin rakyatnya dengan adil, walaupun banyak menemui
rintangan dan kegagalan yang pada akhirnya sampai membuat kekuasaan mereka
berakhir. Pada masa Dinasti Tughlaq, sultan yang berkuasa saat itu merupakan
sultan yang saleh, suka menolong, penuh semangat dan membenci hal-hal yang
berbau korup. Ia juga pemimpin yang sangat menghargai ilmu pengetahuan dan
para ilmuwan yang hidup pada masanya, tentu menjadi sebuah potret yang
menggambarkan bahwa meskipun Islam kadang dikaitkan dengan peperangan,
namun ketika ia berkuasa, Islam telah menjadi sesuatu yang berperan penting
dalam kehidupan sosial, budaya dan politik.
Pengaruh Islam di India
Pengaruh kebudayaan dan peradaban Islam di India tidak bisa dilewatkan
begitu saja, bahwa banyak sekali hal-hal yang tercatat dalam sejarah di mana saat
Islam berkuasa di sana saat itu. Pada masa Dinasti Umayyah berkuasa, Muhammad
Ibnu Qosim menjadi gubernur di Sind dan Punjab. Beliau telah meletakkan dasardasar bermasyarakat yang baik dan harmonis. Ia mengatur sistem pertahanan,
11

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
pertanian, administrasi pajak, membangun hubungan antar agama, serta memberi
penghargaan kepada tokoh-tokoh setempat yang dianggap berpengaruh dan
membangun administrasi lokal, yang dikenal dengan sistem pancayat di pedesaan,
yang tanggung jawab pemerintahan lokal diserahkan kepada pemerintahan lokal,
kepala pancayat dipilih langsung oleh rakyat setempat, hal ini juga dikenal dengan
teori from the people, by the people, and for the people. Ibn Qosim juga dikenal
pemimpin yang tidak membeda-bedakan antara Arab dan yang non-Arab, ia juga
memeratakan kekuasaannya pada non-Muslim. Perdagangan pada masa ini juga
berkembang pesat, yaitu dengan adanya pusat-pusat perdagangan yang terkenal,
diantaranya Daibul, Samandar, dan Madura. Selain itu kuil-kuil yang hancur dan
rusak akibat perang dibangun kembali dengan biaya pemerintah, bahkan pada saat
itu Ibn Qosim melarang pemotongan sapi pada hari raya ‘Id al-Qurban bagi orang
Islam karena mayoritas penduduk di sana adalah non-Muslim. Di bidang ilmu
pengetahuan dan seni arsitektur pun juga sangat berkembang pada waktu itu,
seperti munculnya para ilmuwan, penyair, pujangga, dan bangunan-bangunan yang
bernilai arsitektur yang tinggi.
Islam diperkenalkan di India dalam bentuk sebuah peradaban yang telah
berkembang yang diwarnai dengan budaya pertanian, urbanisasi, dan keagamaan
yang terorganisir secara mapan. Sementara itu peradaban di India diwarnai dengan
sistem kasta, Hinduisme Brahmanik dan keyakinan Budha, dan diwarnai dengan
dominasi elite Rajput dan elite politik Hindu lainnya. Pasa masa silam di India
terdapat beberapa Imperium besar, tetapi menjelang invasi Muslim India terpecahpecah menjadi sejumlah pemerintahan lokal. Penaklukkan Muslim melahirkan
sebuah elite baru dan sebuah tingkat integrasi politik, dan menandai awal proses
berkembangnya sebuah peradaban Muslim yang khas. Kultur negara dan elite
politik menjadi model percampuran antara konsep-konsep universal Muslim dan
simbol-simbol kenegaraan, pencapaian artistik kosmopolitan seperti seni arsitektur
dan seni lukisan, dan beberapa motif regional. Orientasi komunal keagamaan
Muslim mencakup seluruh varietas utama Islam, scholatisisme ulama’, sintesa SufiSyari’ah, pemujaan tempat keramat, dan Islam reformis. Masyarakat India juga
dikenal dengan masyarakat keagamaan yang pluralistik menghilangkan model
birokrasi dan kontrol kenegaraan. Kualitas kultur yang khas dalam peradaban
Islam-India, dan kecenderungan otonomi dan pluralitas keagamaan menjadikannya
sebuah varian yang khas dari pola Islam Universal. Jadi dapat dikatakan kultur
Islam tidak bisa dilepaskan dari sejarah India itu sendiri, karena Islam-India
nyatanya telah beritegrasi menjadi sebuah peradaban yang akan tetap tertulis
dalam sejarah yang tidak akan hilang sampai kapanpun.
C. Islam di Benua Eropa: Spanyol (Andalusia)
Islam pada masa pemerintahan dinasti Umayyah telah berhasil mengibarkan
sayapnya sampai ke Eropa tepatnya di Negeri yang sekarang dikenal dengan negari
12

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
Matador itu. Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715
M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, dimana
Umat Islam sebelumnya telah menguasai Afrika Utara. Kondisi sosial masyarakat
Spanyol atau yang lebih dikenal dengan Andalusia waktu itu terbagi ke dalam 3
kelas, sehingga ada masyarakat kelas 1, 2, dan 3. Di antara ketiga kelas dalam status
sosial itu kelas 1 tentu lebih makmur dan nyaman hidupnya, yaitu terdiri dari para
raja, pangeran, pembesar istana, pemuka agama, dan tuan tanah yang besar.
Sedangkan kelas 2 dan 3 terdiri dari masyarakat bawah sampai para budak.
Kedatangan Islam tentu menjadi sebuah harapan bagi mereka, karena mereka
memahami bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Islam
mengajarkan bahwa bumi dan semua isinya adalah milik Allah dan bagi mereka
yang mengerjakan serta membuatnya subur mereka berhak untuk menikmati
hasilnya. Mereka juga mendengar bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan
keadilan, semua orang memiliki derajat yang sama dan tidak dibeda-bedakan,
adapun manusia yang paling tinggi derajatnya adalah manusia yang paling baik
akhlaknya dan bermanfaat bagi kemanusiaan. Hal inilah yang menggugah hati
mereka dan tertarik pada Islam.
Proses Islam bagaimana Islam menguasai Spanyol menjadi fokus perhatian
setelah wilayah Afrika Utara dapat ditaklukkan. Dalam proses penaklukan spanyol
terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin
satuan-satuan pasukan ke sana, yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa
ibn Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menang dan
membawa harta rampasan dari sana. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan
kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol
pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan
perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke spanyol
sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Thariq ibn Ziyad lebih
banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih besar dan
hasilnya lebih nyata. Thariq memperoleh kemenangan kemudian ia dan pasukannya
terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada dan Toledo
(ibukota kerajaan Gothik saat itu). Sebelum Thariq menaklukkan kota Toledo, ia
meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara.
Setelah itu Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu
mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal
yang menguntungkan. Faktor eksternalnya, yaitu pada masa penaklukan Spanyol
oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam
keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak dan terbagibagi ke dalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu penguasa Gothic
bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu
aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain, Yahudi. Penganut agama
Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis
13

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa, dan dibunuh secara brutal.
Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga keadaannya diliputi oleh
kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak.
Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru
pembebas, dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang Islam. Berkenaan
dengan itu Amer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika
(Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan,
keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di jazirah Spanyol berada dalam keadaan
menyedihkan di bawah kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic. Di sisi lain,
kerajaan berada dalam kemelut yang membawa akibat pada penderitaan
masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi
tempat-tempat perlawanan dan pemberontakkan. Adapun faktor internalnya
dapat dilihat dari kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokon-tokoh
pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol
pada khususnya. Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak,
bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam
menghadapi setiap persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang
ditunjukkan para tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong
menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi
kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam
disana.
Peradaban Islam di Spanyol yang berakulturasi
Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu terbagi menjadi enam
periode dengan kekhasan yang dihasilkan pada masanya sendiri. Para pemimpin
yang berkuasa mencoba menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sangat adil
dan indah untuk bisa dirasakan oleh semua umat yang tinggal di sana. Penduduk di
Andalusia terdiri dari banyak golongan, yaitu Arab, Barbar, Spanyol, Yahudi, dan
Slavia. Adapun penduduk keturunan Spanyol terdiri dari 3 kelompok ialah pemeluk
Islam, golongan Musta’ribah, pemegang teguh agama warisan nenek moyang. Pada
masa ini tidak sedikit umat Nasrani yang menjadi pejabat sipil maupun militer dan
ada yang bertugas sebagai pemungut pajak. Di samping itu, masyarakat Yahudi pun
menikmati kebebasan beragama yang cukup luas saat Islam berkuasa di Spanyol.
Kelompok lain yang tidak kalah penting dalam kehidupan politik dan sosial budaya
adalah golongan Slavia. Pada masa al-Nashir para budak ini diberi kepercayaan
untuk dijadikan pengawal istana dan mereka dididik di bidang kemiliteran,
meskipun pada akhirnya Slavia harus tersingkir sebagai akibat khalifah al-Manshur
memberikan kepercayaan terlalu berlebihan kepada bangsa Barbar.
Di Spanyol banyak kota-kota Islam yang masyhur dan menjadi pusat peradaban
Islam, seperti Sevilla, Kordova, Granada, Murcia, dan Toledo. Di kota-kota terdapat
banyak bangunan-bangunan indah dan bermanfaat yang berdiri, seperti Masjid,
istana-istana, madrasah, benteng, ataupun makam. Penduduk Spanyol baik itu
14

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
Muslim maupun bukan memiliki kesempatan yang sama untuk berperan serta
dalam pembanguan negara. Oleh karena itu Bani Umayyah II yang merupakan inti
kekuasaan Islam di wilayah ini mampu menempatkan Cordova sejajar dengan
Konstantinopel dan Baghdad sebagai pusat peradaban dunia. Tidak sampai di situ
sumbangsih Islam di dataran Eropa ini, karena dari sanalah sebuah peradaban
terbangun dan menjadi tonggak untuk kehidupan selanjutnya, bahwa banyak sekali
hal yang telah Islam berikan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, sosial,
budaya, ilmu pengetahuan, sains, fiqh, bahasa dan sastra, musik dan kesenian, dan
bangunan-bangunan yang megah berdiri dengan tegaknya pada masa itu dan
semua itu pun masih terasa sampai sekarang.
Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki masa
kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja
terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaankerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi
itulah yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak
bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Spanyol merupakan tempat
paling utama bagi Eropa untuk menyerap peradaban Islam, Baik dalam bentuk
hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antarnegara.
Kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan
negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam pemikiran dan sains di samping
bangunan fisik. Dari Spanyol Islamlah sudah tentu Eropa banyak menimba ilmu.
Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa sangat penting, menyaingi
Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di
perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa.
Jadi bukankah konsep rahmatan lil ‘alamin itu jelas sekali terlihat ketika Islam
mengibarkan panjinya di manapun ia berada.
D. Islam dan pembaharuan peradaban di Mesir
Islam di Afrika masuk lewat Mesir. Saat itu, Amru Bin Ash meminta bantuan dari
Umar Bin Khattab untuk memerangi Muqauqis, seorang raja dari Romawi. Amru Bin
Ash menganggap Muqauqis telah berlaku semena-mena terhadap orang Mesir.
Pada 640 M, dengan 400 orang pasukan, Umar Bin Khatab datang ke Mesir untuk
membebaskannya dari Rezim Muqauqis. Setelah 2 tahun berperang, pada 642 M,
Mesir berhasil dibebaskan.
Mesir menjadi pintu gerbang bagi Islam untuk menyebarluaskan ajarannya ke
berbagai negara. Selain Mesir, Nigeria dan Lybia merupakan salah satu basis
kebudayaan Islam yang kuat di Benua Afrika. Setelah pintu masuk Islam terbuka
lewat Mesir, muncul beberapa kerajaan Islam di Afrika. Kerajaan-kerajaan ini
banyak mengadopsi budaya Timur Tengah. Mereka berbentuk seperti kesultanan.
Era kerajaan ini dimuali pada 700 M hingga 1898 M. Sampai akhir abad ke-19
15

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
itulah, Islam telah tersebar luas di wilayah Sudan, wilayah padang rumput, dan
wilayah rimba Afrika berdasarkan suatu kombinasi sejumlah kekuatan. Komunitas
pendatang terdiri dari pedagang dan para da’i membentuk komunitas Muslim yang
berpencaran di seluruh wilayah ini. Di wilayah Sudan dan Afrika Timur komunitas
tersebut berhasil mengislamkan penguasa setempat dan mendirikan beberapa
negara muslim. Dalam pada itu ulama’ dan orang suci Muslim melancarkan gerakan
jihad (perang suci) untuk membentuk rezim teritorial mereka sendiri. Sampai
menjelang akhir abad ke-19 orang Eropa menghentikan proses tersebut dan
pembentukan negara Muslim di Afrika pun terhenti. Hal tersebut membuktikan
betapa gigih umat terdahulu tentang bagaimana memperjuangkan Islam untuk
menjadi agama peneduh bagi semua umat, begitupun di wilayah yang dijuluki
dengan Benua Hitam ini, Islam sempat terseok-seok, namun tetap meninggalkan
sejarahnya dan beberapa negara yang teguh menganut Islam sampai sekarang.
Contohnya adalah Mesir sebuah negara yang dijadikan pintu gerbang bagi umat
Islam untuk menyebarluaskan ajaran Islam di wilayah Benua Afrika. Mesir sendiri
adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian
timur laut. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung
Sinai (dianggap sebagai bagian dari Asia Barat Daya), sedangkan sebagian besar
wilayahnya terletak di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah
barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan
perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur.
Mesir baru menjadi pusat kekuasaan dan juga peradaban Muslim baru pada
akhir Abad 10. Muiz Lidinillah membelot dari kekuasaan Abbasiyah di Baghdad,
untuk membangun kekhalifahan sendiri yang berpaham Syi’ah. Ia menamai
kekhalifahan itu Fathimiyah dari nama putri Rasul yang menurunkan para
pemimpin Syi’ah, Fatimah. Pada masa kekuasaannya (953-975), Muiz menugasi
panglima perangnya, Jawhar al-Siqili, untuk membangun ibu kota . Di dataran tepi
Sungai Nil itu kota Kairo dibangun. Khalifah Muiz membangun Masjid Besar AlAzhar (dari “Al-Zahra”, nama panggilan Fatimah) yang dirampungkan pada 17
Ramadhan 359 Hijriah, 970 Masehi. Inilah yang kemudian bekembang menjadi
Universitas Al-Azhar sekarang, yang juga merupakan universitas tertua di dunia saat
ini.
Muiz dan para penggantinya, Aziz Billah (975-996) dan Hakim Biamrillah (9961021) sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Peradaban berkembang pesat.
Kecemerlangan kota Kairo baik dalam fisik maupun kehidupan sosialnya mulai
menyaingi Baghdad. Khalifah Hakim juga mendirikan pusat ilmu Bait al-Hikam yang
mengoleksi ribuan buku sebagaimana di Baghdad. Di masa tersebut, Ibnu Yunus
(wafat 1009) menemukan sistem pendulum pengukur waktu yang menjadi dasar
arloji mekanik saat ini. Lalu Hasan ibn Haitham menemukan penjelasan fenomena
“melihat”. Sebelum itu, orang-orang meyakini bahwa orang dapat melihat sesuatu
karena adanya pancaran sinar dari mata menuju obyek yang dilihat. Ibnu Haytham
16

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
menemukan bahwa pancaran sinar itu bukanlah dari mata ke benda tersebut,
melainkan sebaliknya. Dari benda ke mata.
Di Mesir juga terdapat Dinasti Ayyubiyah, yang dibangun Salahuddin Al-Ayyubi,
ia mengambil alih kekuasaan Fathimiyah karena gangguan politik yang
mengakibatkan wibawa Dinasti Fatimiyah merosot. Salahuddin tidak
menghancurkan Kairo yang dibangun Fathimiyah. Ia malah melanjutkannya sama
antusiasnya. Ia hanya mengubah paham keagamaan negara dari Syiah menjadi
Sunni. Sekolah, masjid, rumah sakit, sarana rehabilitasi penderita sakit jiwa, dan
banyak fasilitas sosial lainnya dibangun. Pada 1250 delapan tahun sebelum
Baghdad diratakan dengan tanah oleh Hulagu kekuasaan diambil alih oleh kalangan
keturunan Turki, pegawai Istana keturunan para budak (Mamluk).
Pada akhirnya Dinasti Mamluk inilah yang mengangkat keturunan Abbasiyah
yang telah dihancurkan Hulagu di Baghdad untuk menjadi khalifah. Ia merenovasi
masjid dan universitas Al-Azhar. Kairo dijadikannya sebagai pusat peradaban dunia.
Ibnu Batutah yang berkunjung ke Mesir sekitar 1326 tak henti mengagumi Kairo
yang waktu itu berpenduduk sekitar 500-600 ribu jiwa atau 15 kali lebih banyak
dibanding London di saat yang sama. Lahirnya universitas Al-Azhar merupakan
sebuah bukti bahwa Islam sangat peduli dan berpihak pada tradisi keilmuan dan
pengetahuan. Di samping itu Ibnu Batutah tak hanya mengagumi ‘rihlah’, tempat
studi keagamaan yang ada hampir di setiap masjid. Ia terpesona pada pusat
layanan kesehatan yang sangat rapi dan “gratis”. Sedangkan Ibnu Khaldun
menyebut: “mengenai dinasti-dinasti di zaman kita, yang paling besar adalah orangorang Turki yang ada di Mesir.” Begitulah gambaran tentang sejarah Islam yang
dapat menguasai Mesir pada saat itu, sampai sekarang Islam tetap berkibar di sana
dan menjadi agama mayoritas.
Pembaharuan dan kemajuan saat Islam berkuasa di Mesir sangat jelas terlihat,
khususnya pada saat Dinasti Fatimyah berkuasa, sebut saja masa al-Mu’izz di mana
seni dan ilmu mengalami perkembangan yang sangat pesat, al Mu’izz juga
melaksanakan tiga kebijakan dasar, yaitu pembaharuan dalam bidang administrasi,
pembangunan ekonomi, dan toleransi agama (aliran). Bahkan masih banyak
peninggalan-peninggalan yang dibangun oleh umat Islam pada saat itu sehingga
menjadikan negara Mesir sebagai negara yang kaya akan peradaban yang terlihat
sampai saat ini. Islam adalah agama yang membuka jalan bagi kedamaian,
risalahnya akan selalu terbentang di jagad raya sebagai hal yang akan dirindukan
setiap orang, kenyataan terpampang lewat bagaimana Islam selalu menjadi
penengah dan pemecah masalah di tengah-tengah rasa keputusasaan manusia.
Dan lebih unik lagi bagaimana Islam dapat berdialog dengan kebiasaan setempat
dan memberikan kesempatan yang seluas-luanya untuk berpadu dan menyatu
dengan ajaran Islam yang membawa kedamaian.

Telaah Jurnal
17

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
1. Alasan pemilihan judul
Alasan kenapa saya memilih judul Sejarah Perjalanan Peradaban Islam,
Analisis Geokultur adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan
peradaban islam di dunia luas. Selain itu kita dapat menjadikan sejarah ini
sebagi pelajaran yang dapat memacu produktifitas kaum muslimin dimasa
kini, karena Peradaban Islam pada masa Nabi Muhammad adalah
peradaban yang paling sempurna.
Kita juga dapat menyelidiki dan mengetahui sejauh mana kemajuan yang
telah di capai oleh umat Islam terdahulu. Sehingga kita dapat mengggali dan
meninjau kembali faktor – faktor apa yang menyebabkan kemajuan islam
dan faktor apa pula yag menyebabkan kemundurannya yang kemudian
untuk dijadikan cermin bagi masa – masa sesudahnya.
2. Isi Jurnal
Islam adalah agama yang memiliki sejarah panjang, peradabannya tidak
mungkin bisa disamakan dengan agama-agama lainnya di muka bumi ini.
Dalam sejarahnya Islam telah memberikan pengaruh dalam banyak hal baik
itu di bidang ekonomi, sosial, budaya, ataupun di bidang politik dunia.
Peradaban Islam tersebar di berbagai belahan dunia, bahkan Islam dapat
berkembang dengan pesat dan meninggalkan jejaknya di berbagai daerah,
yaitu dikawasan Afrika, Spanyol, Mongol atau China, Persia hingga di
kawasan Eropa Timur.
Islam masuk di India melalui beberapa fase atau tahapan, yaitu pada
masa Nabi Muhammad Saw. yang merupakan awal sejarah masuknya Islam
di India, yaitu sekitar tahun 610 M banyak pedagang Arab penganut Islam
yang melakukan perdagangan dengan dunia Timur lewat pelabuhanpelabuhan di India, dari sinilah mereka menggunakannya untuk berdakwah
dengan penduduk di sana. Di sumber lain juga menyebutkan bahwa
pertama kali Islam tiba di India pada abad ke-7 M.
Malik Ibnu Dinar dan 20 sahabat Rasulullah Saw. yang kali pertama
menyebarkan ajaran Islam di negeri itu. Kedatangan Islam pun disambut
penduduk wilayah itu dengan suka cita. Masjid pertama yang dibangun
umat Islam itu bentuknya mirip dengan candi tempat ibadah umat Hindu.
Bangunan masjid itu diyakini dibangun pada tahun 629 M.
Pengaruh kebudayaan dan peradaban Islam di India tidak bisa
dilewatkan begitu saja, bahwa banyak sekali hal-hal yang tercatat dalam
sejarah di mana saat Islam berkuasa di sana saat itu. Islam diperkenalkan di
India dalam bentuk sebuah peradaban yang telah berkembang yang
diwarnai dengan budaya pertanian, urbanisasi, dan keagamaan yang
terorganisir secara mapan.
18

Angsari Sitorani Raharjo
21010113130197
Islam pada masa pemerintahan dinasti Umayyah telah berhasil
mengibarkan sayapnya sampai ke Eropa tepatnya di Spanyol. Spanyol
diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M). Proses
Islam bagaimana Islam menguasai Spanyol menjadi fokus perhatian setelah
wilayah Afrika Utara dapat ditaklukkan. Dalam proses penaklukan spanyol
terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa
memimpin satuan-satuan pasukan ke sana, yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn
Ziyad, dan Musa ibn Nushair.
Di Spanyol banyak kota-kota Islam yang masyhur dan menjadi pusat
peradaban Islam, seperti Sevilla, Kordova, Granada, Murcia, dan Toledo. Di
kota-kota terdapat banyak bangunan-bangunan indah dan bermanfaat yang
berdiri, seperti Masjid, istana-istana, madrasah, benteng, ataupun makam.
Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki
masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu
bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa
mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi
terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan
dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan
politiknya.
Islam di Afrika masuk dengan melewati Mesir terlebih dahulu. Mesir
menjadi pintu gerbang bagi Islam untuk menyebarluaskan ajarannya ke
berbagai negara. Selain Mesir, Nigeria dan Lybia merupakan salah satu basis
kebudayaan Islam yang kuat di Benua Afrika. Setelah pintu masuk Islam
terbuka lewat Mesir, muncul beberapa kerajaan Islam di Afrika.
Mesir baru menjadi pusat kekuasaan dan juga peradaban Muslim baru
pada akhir Abad 10. Pembaharuan dan kemajuan saat Islam berkuasa di
Mesir sangat jelas terlihat, khususnya pada saat Dinasti Fatimyah berkuasa,
sebut saja masa al-Mu’izz di mana seni dan ilmu mengalami perkembangan
yang sangat pesat, al Mu’izz juga melaksanakan tiga kebijakan dasar, yaitu
pembaharuan dalam bidang administrasi, pembangunan ekonomi, dan
toleransi agama (aliran).
3. Manfaat Isi
Pembaca dapat mengambil manfaat yaitu mengetahui perjuangan yang
dilakukan oleh para khalifah pada zaman itu untuk menyebarluaskan
Agama Islam.
4. Penutup
Islam menjadi sebuah agama dengan kultur peradaban yang luar biasa.
Ia mampu menunjukkan kepada tatanan dunia luar bahwa Islam adalah
rahmatan lil ‘ala