Reference Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W. (2007). Faktor Risiko Diare Pada Bayi dan Balita Di
Indonesia: Systematic Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia. Makara Kesehatan. 11(1): 1-10.
Anas, Y., Fithria, F.R., Purnamasari, A.Y., Ningsih, A.K., Noviantoro, G.A.,
dan Suharjono. (2000). Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Daun Randu
(Ceiba petandra L. Gaern.) Pada Mencit Jantan Galur Balb/C.
Traditional Medicine Journal. 15(3): 16-22.
Anief, M. (1998). Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik. Cetakan Keenam.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 140.
Chitme, H.R., Chandra, R., dan Kaushik, S. (2004). Studies On Anti-Diarrheal
Activity Of Calotropis gigantean R. BR. Experimental Animals. J
Pharm Pharmaceut Sci. 7(1): 70-75.
Defrin, P.D., Rahimah, B.S., dan Yuniarti. L. (2010). Efek Antidiare Ekstrak
Air Umbi Sarang Semut (Myrmecodia pendens) Pada Mencit Putih
(Mus musculus). Edisi Eksakta. Prosiding SnaPP. 2089: 54-70.
Depkes. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Halaman 7, 29-33, 696, 744-748, 902.
Di Carlo, G., Autore, G., Izzo, A.A., Maiolino, P., Mascolo, N., Viola, P.,
Diurno, M.V., dan Capasso, F. (1993). Inhibition of Intestinal Motility
and Secretory by Flavonoids in Mice and Rats: Structure Activity
Relationships. Journal of Pharmacy and Pharmacology. 45(12): 10541059.
Ditjen POM. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 300-306.
Ditjen POM (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 3-6, 912.
Efendi, N.Y., dan Hertiani, T. (2013). Antimicrobial Potency Of Ant-Plant
Extract (Myrmecodia tuberosa Jack.) Against Candida albicans,
Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus. Traditional Medicine
Journal. 18(1): 53-58.
Endang, L., dan Puspadewi, V.A. (2012). Penyakit Maag dan Gangguan
Pencernaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Halaman 43.
43
Universitas Sumatera Utara
Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceutical Sciences. 55(3): 263.
Florentinus, J. (2013). Sarang Semut Berantas Penyakit Maut. Yogyakarta.
Gapura Publishing. Halaman 24-25.
Goodman dan Gilman’s. (2012). Dasar Farmakologi Terapi. Diterjemahkan
oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Halaman 578.
Handoyo, Y.S (2008). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Halaman 185.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern
Menganalisa
Tumbuhan. Penerjemah: Kokasih Padmawinata dan
Iwang Soediro. Edisi II. Bandung Penerbit ITB. Halaman 15.
Harmita dan Radji, M. (2008). Buku Ajar Analisis Hayati. Edisi 3. Jakarta:
EGC. Halaman 66-67.
Katzung, B.G. (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik. Diterjemahkan oleh Staf
Dosen Farmakologi dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Edisi 8. Jakarta. Salemba Medika. Halaman 552-553.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Draf 03. Pedoman Umum
STBM.
Khairuddin, M.A., Manggau, dan Mufidah. (2012). Uji Efek Ekstrak Etanol
Sarang Semut (Hydnophytum sp.) terhadap Perubahan Bobot Badan
Mencit (Mus musculus). Majalah Farmasi dan Farmakologi. 16(1):
45-50.
[KKIPM] Kelompok Kerja Ilmiah Phyto Medica. (1993). Penapisan
Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta.
Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phytomedica. Halaman 1921.
Kristina, D. (2008). Efek Antiinflamsi Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut
(Myrmecodia pendens Merr, & Perry L.) pada Tikus (Ratus
norvegicus). Skripsi. Solo: Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Surakarta.
Kumar, R. (1983). Chemical and Biochemical Nature of Fodder Tree Tannins.
Journal of Agricultural and Food Chemistry. 31: 1364-136
Longanga, O.A., Vercruysse, A., dan Foriers, A. (2000). Contribution to The
44
Universitas Sumatera Utara
Ethnobotanical Phytochemical and Pharmacological Studies of
Traditionally Used Medicinal Plants in The Treatment of Dysentery
and Diarrhoea in Lomela Area. Demokrasi Republik Congo (DRC).
Journal Ethnopharmacol. 71(3): 411-423.
Muhammad, A. (2011). Sarang Semut dan Buah Merah Pembasmi Ragam
Penyakit Ganas. Yogyakarta: Penerbit Laksana. Halaman 11-32.
Neal, M.J. (2006). At A Glance Farmakologi Medis. Edisi Kelima. Surabaya:
Penerbit Erlangga. Halaman 32-33.
Pudjarwoto, T. (1992). Daya Antimikroba Obat Tradisional Diare Terhadap
Beberapa Jenis Bakteri Enteropatogen. Cermin Dunia Kedokteran. 76:
45.
Soares, T.D.S. (2010). Uji Efek Antidiare Sarang Semut (Hydnophytum sp)
Pada Mencit (Mus musculus). Skripsi. Makassar. Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin.
Soeksmanto, A., Subroto, M.A., Wijaya, H., dan Simanjuntak, P. (2010).
Anticancer Activity Test for Extract of Sarang Semut Plant
(Myrmecodia pendens) to Hela and MCM-B2 B Cells. Pakistan Journal
of Biological Science. 13(3): 148-151.
Subroto, A.M., dan Saputro, H. (2008). Gempur Penyakit dengan Sarang
Semut. Jakarta. Penebar Swadaya. Halaman 11-12.
Sudoyo, W.A., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., dan Setiati, S. (2009).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Internal
Publishing. Halaman 548-551.
Sukandar , Y.E., Andrajati, I.R., Sigit, I.J., Adnyana, K.I., Setiadi, P.A., dan
Kusnandar. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta: Penerbit ISFI.
Halaman 249.
Sumardi, Triana, H., dan Sasmito, E. (2010). Ant Plant (Myrmecodia tuberosa)
Hypocotyl Extract Modulates TCD4+ and TCD8+ Cells Profile of
Doxorubicin-Induced Immunesuppressed Sprague Dawley Rats In
Vivo. Research Article. Jurnal Scipharm. 70: 1-14.
Sundari, D., Nuratmi, B., dan Widowati, L. (2001). Uji Khasiat Antidiare Infus
Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Pada Tikus Putih.
Artikel Media Litbang Kesehatan. 11(3): 30-34.
Syaifuddin, H. (2006). Anatomi Fisisologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Edisi 3. Jakarta: EGC. Halaman 167.
45
Universitas Sumatera Utara
Tambayong, J. (2001). Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC. Halaman 66.
Tan, H.T., dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting. Edisi 4. Cetakan
Pertama. Jakarta. PT. Elex Media Computindo. Halaman 288-289, 296297.
Tarwoto, Aryani, R., dan Wartonah. (2009). Anatomi dan Fisiologi. Jakarta:
Penerbit Trans Info Media. Halaman 265, 272-273.
Tjitrosoepomo, G. (2005). Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Cetakan
Kedua. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Halaman 8-9.
World Health Organization. (1998). Quality Control Methods For Medicinal
Plant Materials. Geneva: Halaman 31-32.
46
Universitas Sumatera Utara
Adisasmito, W. (2007). Faktor Risiko Diare Pada Bayi dan Balita Di
Indonesia: Systematic Review Penelitian Akademik Bidang Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia. Makara Kesehatan. 11(1): 1-10.
Anas, Y., Fithria, F.R., Purnamasari, A.Y., Ningsih, A.K., Noviantoro, G.A.,
dan Suharjono. (2000). Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Daun Randu
(Ceiba petandra L. Gaern.) Pada Mencit Jantan Galur Balb/C.
Traditional Medicine Journal. 15(3): 16-22.
Anief, M. (1998). Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik. Cetakan Keenam.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 140.
Chitme, H.R., Chandra, R., dan Kaushik, S. (2004). Studies On Anti-Diarrheal
Activity Of Calotropis gigantean R. BR. Experimental Animals. J
Pharm Pharmaceut Sci. 7(1): 70-75.
Defrin, P.D., Rahimah, B.S., dan Yuniarti. L. (2010). Efek Antidiare Ekstrak
Air Umbi Sarang Semut (Myrmecodia pendens) Pada Mencit Putih
(Mus musculus). Edisi Eksakta. Prosiding SnaPP. 2089: 54-70.
Depkes. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Halaman 7, 29-33, 696, 744-748, 902.
Di Carlo, G., Autore, G., Izzo, A.A., Maiolino, P., Mascolo, N., Viola, P.,
Diurno, M.V., dan Capasso, F. (1993). Inhibition of Intestinal Motility
and Secretory by Flavonoids in Mice and Rats: Structure Activity
Relationships. Journal of Pharmacy and Pharmacology. 45(12): 10541059.
Ditjen POM. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 300-306.
Ditjen POM (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 3-6, 912.
Efendi, N.Y., dan Hertiani, T. (2013). Antimicrobial Potency Of Ant-Plant
Extract (Myrmecodia tuberosa Jack.) Against Candida albicans,
Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus. Traditional Medicine
Journal. 18(1): 53-58.
Endang, L., dan Puspadewi, V.A. (2012). Penyakit Maag dan Gangguan
Pencernaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Halaman 43.
43
Universitas Sumatera Utara
Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceutical Sciences. 55(3): 263.
Florentinus, J. (2013). Sarang Semut Berantas Penyakit Maut. Yogyakarta.
Gapura Publishing. Halaman 24-25.
Goodman dan Gilman’s. (2012). Dasar Farmakologi Terapi. Diterjemahkan
oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Edisi 10. Jakarta: EGC.
Halaman 578.
Handoyo, Y.S (2008). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Halaman 185.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern
Menganalisa
Tumbuhan. Penerjemah: Kokasih Padmawinata dan
Iwang Soediro. Edisi II. Bandung Penerbit ITB. Halaman 15.
Harmita dan Radji, M. (2008). Buku Ajar Analisis Hayati. Edisi 3. Jakarta:
EGC. Halaman 66-67.
Katzung, B.G. (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik. Diterjemahkan oleh Staf
Dosen Farmakologi dan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Edisi 8. Jakarta. Salemba Medika. Halaman 552-553.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Draf 03. Pedoman Umum
STBM.
Khairuddin, M.A., Manggau, dan Mufidah. (2012). Uji Efek Ekstrak Etanol
Sarang Semut (Hydnophytum sp.) terhadap Perubahan Bobot Badan
Mencit (Mus musculus). Majalah Farmasi dan Farmakologi. 16(1):
45-50.
[KKIPM] Kelompok Kerja Ilmiah Phyto Medica. (1993). Penapisan
Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta.
Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phytomedica. Halaman 1921.
Kristina, D. (2008). Efek Antiinflamsi Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut
(Myrmecodia pendens Merr, & Perry L.) pada Tikus (Ratus
norvegicus). Skripsi. Solo: Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Surakarta.
Kumar, R. (1983). Chemical and Biochemical Nature of Fodder Tree Tannins.
Journal of Agricultural and Food Chemistry. 31: 1364-136
Longanga, O.A., Vercruysse, A., dan Foriers, A. (2000). Contribution to The
44
Universitas Sumatera Utara
Ethnobotanical Phytochemical and Pharmacological Studies of
Traditionally Used Medicinal Plants in The Treatment of Dysentery
and Diarrhoea in Lomela Area. Demokrasi Republik Congo (DRC).
Journal Ethnopharmacol. 71(3): 411-423.
Muhammad, A. (2011). Sarang Semut dan Buah Merah Pembasmi Ragam
Penyakit Ganas. Yogyakarta: Penerbit Laksana. Halaman 11-32.
Neal, M.J. (2006). At A Glance Farmakologi Medis. Edisi Kelima. Surabaya:
Penerbit Erlangga. Halaman 32-33.
Pudjarwoto, T. (1992). Daya Antimikroba Obat Tradisional Diare Terhadap
Beberapa Jenis Bakteri Enteropatogen. Cermin Dunia Kedokteran. 76:
45.
Soares, T.D.S. (2010). Uji Efek Antidiare Sarang Semut (Hydnophytum sp)
Pada Mencit (Mus musculus). Skripsi. Makassar. Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin.
Soeksmanto, A., Subroto, M.A., Wijaya, H., dan Simanjuntak, P. (2010).
Anticancer Activity Test for Extract of Sarang Semut Plant
(Myrmecodia pendens) to Hela and MCM-B2 B Cells. Pakistan Journal
of Biological Science. 13(3): 148-151.
Subroto, A.M., dan Saputro, H. (2008). Gempur Penyakit dengan Sarang
Semut. Jakarta. Penebar Swadaya. Halaman 11-12.
Sudoyo, W.A., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., dan Setiati, S. (2009).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Internal
Publishing. Halaman 548-551.
Sukandar , Y.E., Andrajati, I.R., Sigit, I.J., Adnyana, K.I., Setiadi, P.A., dan
Kusnandar. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta: Penerbit ISFI.
Halaman 249.
Sumardi, Triana, H., dan Sasmito, E. (2010). Ant Plant (Myrmecodia tuberosa)
Hypocotyl Extract Modulates TCD4+ and TCD8+ Cells Profile of
Doxorubicin-Induced Immunesuppressed Sprague Dawley Rats In
Vivo. Research Article. Jurnal Scipharm. 70: 1-14.
Sundari, D., Nuratmi, B., dan Widowati, L. (2001). Uji Khasiat Antidiare Infus
Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Pada Tikus Putih.
Artikel Media Litbang Kesehatan. 11(3): 30-34.
Syaifuddin, H. (2006). Anatomi Fisisologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Edisi 3. Jakarta: EGC. Halaman 167.
45
Universitas Sumatera Utara
Tambayong, J. (2001). Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC. Halaman 66.
Tan, H.T., dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting. Edisi 4. Cetakan
Pertama. Jakarta. PT. Elex Media Computindo. Halaman 288-289, 296297.
Tarwoto, Aryani, R., dan Wartonah. (2009). Anatomi dan Fisiologi. Jakarta:
Penerbit Trans Info Media. Halaman 265, 272-273.
Tjitrosoepomo, G. (2005). Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Cetakan
Kedua. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Halaman 8-9.
World Health Organization. (1998). Quality Control Methods For Medicinal
Plant Materials. Geneva: Halaman 31-32.
46
Universitas Sumatera Utara