1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TEKANAN DAR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI
“PENGARUH SUHU DAN AKTIVITAS TERHADAP TEKANAN
DARAH DAN CARDIAC OUTPUT (CO)”
Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes
Disusun Oleh :
Nama: Sofyan Dwi Nugroho
NIM : 16708251021
Prodi : Pendidikana IPA
PRODI PENDIDIKAN SAINS
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
A. TUJUAN
Tujuan kegiatan
1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap tekanan darah sistole dan diastole
2. Mengetahui pengaruh aktivitas tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole
Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole.
2. Mahasisiwa dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
sistole dan diastole
B. DASAR TEORI
Tekanan Darah
Tekanan darah arterial adalah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh
darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap saat siklus jantung.
Selama sistole vaskuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan
naik sampai puncak yag disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai
terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik (Pearce, 1995).
Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi
ventrikel masuk ke dalam arteri yang telah teregang. Selama diastole arteri masih
tetap menggembung karena tahanan periferi dari arteriole-arteriole menghalangi
semua darah mengalir ke dalam jaringan. Demikianlah maka tekanan darah sebagian
tergantung kepada kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh jantung dan
sebagian lagi kepada kontraksi otot dalam dinding arteriole. Kontraksi ini
dipertahankan oleh saraf vasokonstriktor dan dikendalikan oleh pusat vasomotorik
dalam medula oblongata.pusat vasomotorik mengatur tahanan periferi untuk
mempertahankan agar tekanan darah relatif konstan. Tekanan darah mengalami
sedikit perubahan bersamaan dengan perubahan-perubahan gerakan yang fisiologik,
seperti sewaktu latihan jasmani, waktu adanya perubahan mental karena kecemasab
dan emosi, sewaktu tidur dan sewaktu makan. Karena itu sebaiknya tekanan darah
diukur selalau sewaktu orangnya tenang, istirahat dan sebaiknya dalam sikap rebahan
(Pearce, 1995).
Pengukuran tekanan darah merupakan pengujian klinik yang umum.
Pengukuran ini selalu diwujudkan sebagai suatu pecahan, misalnya 120/80. Angka
dari pembilang tersebut merupakan tekanan darah arteri selama sistole. Unit ukuran
adalah torr, pada contoh ini tekanan sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kolom
air raksa dengan tinggi 120 mm. Angka sebutan merupakan tekanan selama diastole.
Meskipun tekanan darah dalam waktu yang berbeda sangat bervariasi pada orang
tertentu, tekanan yang terus menerus tinggi, mungkin suatu gejala atau sebab dari
macam-macam penyakit (Kimball, 1983).
Mengukur tekanan darah arterial
menggunakan
alat
yang
disebut
sphigmomanometer. Lengan atas dibalut dengan selembar kantong karet yang dapat
digelembungkan, yang terbungkus dalam sebuah manset dan yang digandengkan
dengan sebuah pompa dan manometer. Dengan memompa maka tekanan dalam
kantong karet cepat naik sampai 200 mmHg yang cukup untuk menjepit sama sekali
arteri brakhial, sehingga tak ada darah yang dapat lewat dan denyut nadi pergelangan
menghilang. Kemudian tekanan darah diturunkan sampai suatu titik dimana denyut
dapat dirasakan atau lebih cepat, bila dengan menggunakan stetoskop denyut nadi
brakhialis pada lekukan siku dengan jelas dapat didengar. Pada titik ini tekanan yang
tampak dalam manometer dianggap tekanan sistolik. Kemudian tekanan di atas arteri
brakhialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung dirasakan. Dan titik dimana
bunyi mulai menghilang umumnya dianggap tekanan diastolik (Pearce, 1995).
Menurut Pearce (1995), nilai tekana darah normal dalam mmHg adalah sebagai
berikut : Nilai Tekanan Darah Normal (Dalam mmHg)
Umur
Diastolik
Sistolik
Bayi
50
70-90
Anak-anak
60
80-100
Remaja
60
90-110
Dewasa muda 60-70
110-125
Dewasa
80-90
130-150
Perbedaan tekanan antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan
normalnya berkisar antara 30 sampai 50 mmHg. Batas terendah tekanan sistole pada
orang dewasa diperkirakan 105 mmHg dan batas teratas ialah 150 mmHg. Pada
wanita tekanan darahnya ialah 5-10 mmHg lebih rendah dari pada pria (Junqueira at
all, 1998).
Denyut jantung juga dibawah kontrol syaraf. Rangsangan dari nodus
sinoatrialis melalui serabut-serabut parasimpatis pada vagus atau pemberian
acethylcolin setempat mengakibatkan pelannya denyut jantung, sedang rangsangan
melalui
serabut
simphatis
atau
pemberian
setempat
norepinephrine
akan
memepercepat denyutnya. Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar
sekitar 70 kali semenit dan memompa 70 ml setiap denyut (volume denyutan adalah
70 ml). Jumlah darah yang setiap menit dipompa dengan demikian adalah 70 x 70 ml
atau sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150
setiap menit dan volume denyut lebih dari 150 ml, yang membuat daya pompa
jantung 20 sampai 25 liter setiap menit. Tiap menit sejumlah volume yang tepat sama
kembali dari vena ke jantung (Kastowo,1982).
Faktor yang mempertahankan tekanan darah
Menurut Pearce (1995), Faktor-faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah
adalah:
a. Banyaknya darah yang beredar
Untuk membuat tekanan dalam suatu susunan tabung maka perlu tabung diisi
sepenuhnya. Oleh karena dinding pembuluh darah adalah elastik dan dapat
mengembung maka harus diisi supaya dapat dibangkitkan suatu tekanan. Pemberian
cairan seperti plasma atau garam akan menyebabkan tekanan naik lagi.
b. Viskositas
Viskositas darah disebabkan oleh protein plasma dan oleh jumlah sel darah
yang berada di dalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan
merubah tekanan darah. Besarnya geseran yang ditimbulkan oleh cairan terhadap
dinding tabung yang dilaluinya, berbeda-beda sesuai dengan viskositas cairan. Makin
pekat cairan makin besar kekuatan yang diperlukan untuk mendorongnya melalui
pembuluh.
c. Elastisitas dinding pembuluh darah
Di dalam arteri tekanan lebih besar dari pada yang ada dalam vena sebab otot
yang membungkus arteri lebih elastik daripada yang ada pada vena.
d. Tahanan Tepi
Tahanan yang dikeluarkan oleh geseran darah yang mengalir dalam pembuluh.
Tahanan utama pada aliran darah dalam sistem sirkulasi besar berada di dalam
arteriole. Dan turunnya tekanan terbesar terjadi pada tempat ini. Arteriole juga
menghaluskan denyutan yang keluar dari tekanan darah sehingga denyutan tidak
kelihatan di dalam kapiler dan vena.
Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung atau herat rate (HR) yaitu banyak denyut jantung
permenit. Stroke volume yaitu stu kali pompa yang merupakan volume akhir diastole
dikurangi volume akhir sistole. Volume akhir diatole tergantung regangan
(komplians), tekanan mendorong (filling pressure) vena cava. Cardiac Output (CO)
adalah banyak darah yang dipompa selama satu menit. Cardiac output merupakan
hasil kali stroke volume dengan frekuensi denyut jantung. Cardiac output merupakan
hasil perkalian antara stroke volume (volume sekuncup) dengan frekuensi denyut
jantung permenit. Stroke volume yaitu volume darah yang dipompa oleh jantung
dalam sekali pompa, rata-rata untuk orang dewasa adalah 70 ml. Starling’s law yaitu
makin tinggi regangan pada otot jantung maka makin kuat kontraksinya .
C. METODE PRAKTIKUM
Jenis Kegiatan
: Eksperimen
Obyek Pengamatan : Tekanan darah arteri
Alat dan bahan
: Tensimeter dan stetoskop
Cara kerja
:
1. Lilitkan sabuk yang telah dilengkapi dengan pompa dan tensimeter pada lengan
atas tepatnya diatas sendi siku. Letakkan kepala stetoskop pada bawah sabuk tekan
tepat di atas arteri radialis selanjutnya dengarkan suara denyut jantung.
2. Pompa sampai sabuk tekan menekan lengan dan suara jantung tidak terdengar lagi.
Setelah itu kendorkan sekrup pengatur pada pompa sedemikian rupa sehingga
udara keluar (nggembos) dan pantau suara jantung dengan seksama
3. Apabila suara jantung terdengar (koroskof), maka hal itu menunjukkan tekanan
sistole, teruskan penggembosan dan monitor terus suara jantung.
4. Lakukan pengukuran ini beberapa kali pada keadaan biasa dan keadaan segera
setelah melakukan aktivitas.
D. TABEL PENGAMATAN
1. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Kegiatan Lari
Sebelum Kegiatan
Setelah Kegiatan
N
o
Kode
Nama
Umur
(tahun
)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
WA
AN
LW
YNK
CSW
ERW
LMP
EKO
CAG
23
23
23
35
39
22
23
42
34
110
110
100
105
115
110
90
100
100
Tekan
an
Diasto
le
90
80
80
80
70
70
70
60
70
PRM
25
95
55
FER
25
110
80
EKA
22
110
70
JUM
24
110
80
SDN
24,5
120
90
GWS
23,5
110
70
Tekan
an
Sistole
N
o
Kode
Nama
Umur
(tahun
)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
WA
AN
LW
YNK
CSW
ERW
LMP
EKO
CAG
23
23
23
35
39
22
23
42
34
140
130
120
130
130
120
110
120
100
Tekan
an
Diasto
le
120
100
90
80
80
70
80
60
74
PRM
25
110
60
FER
25
120
70
EKA
22
100
80
JUM
24
110
70
SDN
24,5
150
60
GWS
23,5
130
60
Tekan
an
Sistole
1
6
UKS
45
Rata2
28,31
100
105,9
4
70
1
6
UKS
74,06
45
28,31
120
121,2
5
60
75,88
Kesimpula
n
Berdasarkan data rata2 Tekanan darah sistole dan diastole meningkat setelah
melakukan kegiatan
2.
Setelah melakukan kegiatan dan dipaparkan dengan air es selama 5
menit
Kode
Nama
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
WA
AN
LW
YNK
CSW
ERW
LMP
EKO
CAG
PRM
FER
EKA
JUM
SDN
GWS
UKS
Rata2
Umur
23
23
23
35
39
22
23
42
34
25
25
22
24
24,5
23,5
45
28,31
Sebelum dimasukkan ke
freezer
Sistole
110
110
100
105
115
108
100
100
110
110
110
120
110
120
110
100
108,63
Setelah dimasukkan ke
freezer
Diastole
90
80
80
80
70
70
74
70
70
70
80
80
70
90
70
60
75,25
Sistole
90
100
90
100
98
100
88
96
115
100
110
130
110
120
120
110
104,81
Diastole
90
80
70
75
70
70
70
60
80
60
70
80
70
70
60
60
70,94
Kesimpulan tekanan darah menurun setelah dimasukkan freezer
3.
Menghitung Cardiac Output Berdasarkan Heart Rate dan Stroke
Volume
N
o
Kode
Nama
Umur
Heart
Rate/me
nit
1
2
3
4
WA
AN
LW
YNK
23
23
23
35
64
80
84
65
Stroke
Volume
(x70)
ml
70
70
70
70
Cardiac
Output
Volume
darah 1
jam
4480
5600
5880
4550
268800
336000
352800
273000
Volume
darah
(1hari) x
24 jam
6451200
8064000
8467200
6552000
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
CSW
ERW
LMP
EKO
CAG
39
22
23
42
34
75
79
75
70
80
70
70
70
70
70
5250
5530
5250
4900
5600
315000
331800
315000
294000
336000
7560000
7963200
7560000
7056000
8064000
PRM
25
67
70
4690
281400
6753600
FER
25
73
70
5110
306600
7358400
EKA
22
72
70
5040
302400
7257600
JUM
24
71
70
4970
298200
7156800
SDN
24,5
74
70
5180
310800
7459200
GWS
23,5
66
70
4620
277200
6652800
UKS
45
80
70
5600
336000
8064000
Rata2
28,31
73,44
70,00
5140,63
308437,
50
7402500
,00
Kesimpulan volume darah sehari
7402500
E. PEMBAHASAN
Praktikum yang biologi yang berjudul tekanan darah manusia ini bertujuan untuk
Mengetahui pengaruh suhu terhadap tekanan darah sistole dan diastole dan pengaruh
aktivitas tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole.
Adapun alat dan bahan yang perlukan dalam praktikum ini yaitu stetoskop dan
tensimeter. Serta objeknya adalah tekanan darah pada arteri manusia, dalam hal ini
adalah semua mahasiswa S2 pendidikan IPA UNY Kelas B yang berjumlah 16
mahasiswa. Pertama-tama melilitkan sabuk yang telah dilengkapi dengan pompa dan
tensimeter pada lengan atas tepatnya diatas sendi siku. Selanjutnya meletakkan kepala
stetoskop pada bawah sabuk tekan tepat di atas arteri radialis selanjutnya dengarkan
suara denyut jantung. Setelah itu memompa sampai sabuk tekan menekan lengan dan
suara jantung tidak terdengar lagi. Setelah itu kendorkan sekrup pengatur pada pompa
sedemikian rupa sehingga udara keluar (nggembos) dan pantau suara jantung dengan
seksama. Apabila suara jantung terdengar (koroskof), maka hal itu menunjukkan
tekanan sistole, teruskan penggembosan dan monitor terus suara jantung. Lalu
meakukan pengukuran ini beberapa kali pada keadaan biasa dan keadaan segera setelah
melakukan aktivitas serta memasukkan dalam freezer.
Dari hasil percobaan seluruh populasi kelas yang berjumlah 16 mahasiswa,
sebelum melakukan kegiatan rata-ratanya tekanan darah sistole adalah 105,94 mmHg
sedangkan diastole menunjuk angka 74,06 mmHg dan setelah melakukan aktivitas
berupa lari neik turun tangga ternyata naik tekanan darah sistole nya menjadi 121,25
mmHg dan diastole menunjukkan angka 75,88. Tekanan darah setelah beraktivitas lebih
besar dibandingkan dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan
karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat
dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi.
Sehingga peredaran darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah
darah yang dibutuhkan akan semakin besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot
jantung dan otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang menyebabkan arteriol
menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktupun bertambah sehingga volume darah
pada arteriol akan meningkat dan tekanannyapun meningkat. Dapat dikatakan bahwa
volume darah yang masuk dari arteri ke jantung meningkat. Pada organ-organ tersebut
dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal berkurang. Persentase
darah yang dialirkan ke organ-organ tersebut untuk menunjang peningkatan aktivitas
metabolik keduanya dan kerja jantung juga akan semakin cepat dalam memompa darah.
. Sedangkan pada saat tidak beraktivitas kondisi tekanan darah relatif lebih stabil karena
kebutuhan oksigen tubuh masih terpenuhi dan tidak membutuhkan oksigen dengan
segera untuk menggantikan oksigen yang hilang karena proses atau aktivitas fisiologik.
Kemudian, pada kegiatan kedua yaitu membandingkan tekanan darah pada saat
sebelum dan sesudah dimasukkan freezer. Diperoleh hasil rata-rata tekanan darah
sebelum dimasukkan freezer yaitu 108,63 untuk sistole, serta diastole menunjuk angka
75,25. Sedangkan setelah dimasukkan dalam freezer tekanan darah sistole dan diastole
secara berurutan adalah 104,81 dan 70,94. Berdasarkan hasil, percobaan didapatkan
bahwa dalam tekanan sistole maupun diastole dalam keadaan dimasukkan dalam
freezer rata-ratanya menurun dari keadaan normal. Percobaan pengukuran tekanan
darah dengan pengaruh dingin ini juga untuk membuktikan bahwa suhu atau temperatur
berpengaruh terhadap besarnya tekanan darah. Peningkatan temperatur akan sangat
meningkatkan frekuensi denyut jantung, kadang-kadang dua kali dari frekuensi denyut
normal. Penurunan temperatur sangat menurunkan frekuensi denyut jantung, sehingga
turun sampai beberapa denyut per menit seperti pada seseorang yang mendekati
kematian akibat hipotermia dalam kisaran 60˚-70˚F (15.5˚-21.2˚C). Penyebab pengaruh
ini kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas membran otot terhadap ion
yang menghasilkan peningkatan proses perangsangan sendiri. Peningkatan frekuensi
denyut jantung berakibat pada tekanan curah jantung, sehingga akan berpengaruh pada
tekanan arteri.
Selanjutnya pada kegiatan ketiga yaitu mengitung cardiac output berdasarkan
heart rate, didapatkan rata-rata denyut jantung seluruh populasi mahasiswa kelas B
yaitu 73,44 kali tiap menit. Setelah dihitung dikalikan dengan stroke volume yaitu
(x70) ml maka hasil cardiac outputnya adalah 5140,63 dan volume darah perhari
selama 24 jam yang beredar dalam tubuh sebanyak 7402500 ml. Frekuensi denyut
jantung (heart rate, HR) yaitu banyak denyut jantung permanent. Stroke volume yaitu
volume satu kali pompa yang merupakan volume akhir diastole dikurangi volume kahir
diastole. Volume akhir diatole dipengaruhi oleh: regangan, tekanan mendorong, (filling
pressure) vena cava. Sedangkan Cardiac Output adalah banyak darah yang dipompa
selama satu menit. Cardiac output merupakan hasil kali antara stroke volume (volume
sekuncup) dengan frekuensi denyut jantung permenit. Stroke volume yaitu volume
darah yang dipompa oleh jantung dalam sekali pompa, rata-rata untuk orang dewasa
adalah 70 ml. Starling’s law (Hukum Starling) yaitu semakin tinggi regangan pada otot
jantung, maka semakin kuat kontraksinya.
F. KESIMPULAN
1. Tekanan darah sistole dan diastole akan menurun pada suhu yang rendah.
Penyebab pengaruh ini kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas
membran otot terhadap ion yang menghasilkan peningkatan proses perangsangan
sendiri. Peningkatan frekuensi denyut jantung berakibat pada tekanan curah
jantung, sehingga akan berpengaruh pada tekanan arteri.
2. Tekanan darah sistole dan diastole setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan
dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan karena pada saat
beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat dari
metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi.
Sehingga peredaran darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah
darah yang dibutuhkan akan semakin besar sehingga volume darah pada arteriol
akan meningkat dan tekanannyapun meningkat
G. DAFTAR PUSTAKA
Campbell and Reece. 2004 . Biologi . Jilid 3 edisi kelima . Jakarta : Erlangga
Junqueira at all. 1998 . Histologi Dasar . Edisi kedelapan . Jakarta: EGC
Kastowo, Hadi . 1982 . Zoologi Umum . Bandung : Penerbit Alumni
Kimball, J. W. 2005 . Biologi . Jilid 2 Edisi Kelima . Jakarta : Erlangga
Pearce, E. C. 1995 . Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis . Jakarta : PT Gamedia
“PENGARUH SUHU DAN AKTIVITAS TERHADAP TEKANAN
DARAH DAN CARDIAC OUTPUT (CO)”
Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes
Disusun Oleh :
Nama: Sofyan Dwi Nugroho
NIM : 16708251021
Prodi : Pendidikana IPA
PRODI PENDIDIKAN SAINS
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
A. TUJUAN
Tujuan kegiatan
1. Mengetahui pengaruh suhu terhadap tekanan darah sistole dan diastole
2. Mengetahui pengaruh aktivitas tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole
Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole.
2. Mahasisiwa dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah
sistole dan diastole
B. DASAR TEORI
Tekanan Darah
Tekanan darah arterial adalah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh
darah yang menampungnya. Tekanan ini berubah-ubah pada setiap saat siklus jantung.
Selama sistole vaskuler, pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan
naik sampai puncak yag disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun. Nilai
terendah yang dicapai disebut tekanan diastolik (Pearce, 1995).
Tekanan darah sistolik dihasilkan oleh otot jantung yang mendorong isi
ventrikel masuk ke dalam arteri yang telah teregang. Selama diastole arteri masih
tetap menggembung karena tahanan periferi dari arteriole-arteriole menghalangi
semua darah mengalir ke dalam jaringan. Demikianlah maka tekanan darah sebagian
tergantung kepada kekuatan dan volume darah yang dipompa oleh jantung dan
sebagian lagi kepada kontraksi otot dalam dinding arteriole. Kontraksi ini
dipertahankan oleh saraf vasokonstriktor dan dikendalikan oleh pusat vasomotorik
dalam medula oblongata.pusat vasomotorik mengatur tahanan periferi untuk
mempertahankan agar tekanan darah relatif konstan. Tekanan darah mengalami
sedikit perubahan bersamaan dengan perubahan-perubahan gerakan yang fisiologik,
seperti sewaktu latihan jasmani, waktu adanya perubahan mental karena kecemasab
dan emosi, sewaktu tidur dan sewaktu makan. Karena itu sebaiknya tekanan darah
diukur selalau sewaktu orangnya tenang, istirahat dan sebaiknya dalam sikap rebahan
(Pearce, 1995).
Pengukuran tekanan darah merupakan pengujian klinik yang umum.
Pengukuran ini selalu diwujudkan sebagai suatu pecahan, misalnya 120/80. Angka
dari pembilang tersebut merupakan tekanan darah arteri selama sistole. Unit ukuran
adalah torr, pada contoh ini tekanan sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kolom
air raksa dengan tinggi 120 mm. Angka sebutan merupakan tekanan selama diastole.
Meskipun tekanan darah dalam waktu yang berbeda sangat bervariasi pada orang
tertentu, tekanan yang terus menerus tinggi, mungkin suatu gejala atau sebab dari
macam-macam penyakit (Kimball, 1983).
Mengukur tekanan darah arterial
menggunakan
alat
yang
disebut
sphigmomanometer. Lengan atas dibalut dengan selembar kantong karet yang dapat
digelembungkan, yang terbungkus dalam sebuah manset dan yang digandengkan
dengan sebuah pompa dan manometer. Dengan memompa maka tekanan dalam
kantong karet cepat naik sampai 200 mmHg yang cukup untuk menjepit sama sekali
arteri brakhial, sehingga tak ada darah yang dapat lewat dan denyut nadi pergelangan
menghilang. Kemudian tekanan darah diturunkan sampai suatu titik dimana denyut
dapat dirasakan atau lebih cepat, bila dengan menggunakan stetoskop denyut nadi
brakhialis pada lekukan siku dengan jelas dapat didengar. Pada titik ini tekanan yang
tampak dalam manometer dianggap tekanan sistolik. Kemudian tekanan di atas arteri
brakhialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung dirasakan. Dan titik dimana
bunyi mulai menghilang umumnya dianggap tekanan diastolik (Pearce, 1995).
Menurut Pearce (1995), nilai tekana darah normal dalam mmHg adalah sebagai
berikut : Nilai Tekanan Darah Normal (Dalam mmHg)
Umur
Diastolik
Sistolik
Bayi
50
70-90
Anak-anak
60
80-100
Remaja
60
90-110
Dewasa muda 60-70
110-125
Dewasa
80-90
130-150
Perbedaan tekanan antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan
normalnya berkisar antara 30 sampai 50 mmHg. Batas terendah tekanan sistole pada
orang dewasa diperkirakan 105 mmHg dan batas teratas ialah 150 mmHg. Pada
wanita tekanan darahnya ialah 5-10 mmHg lebih rendah dari pada pria (Junqueira at
all, 1998).
Denyut jantung juga dibawah kontrol syaraf. Rangsangan dari nodus
sinoatrialis melalui serabut-serabut parasimpatis pada vagus atau pemberian
acethylcolin setempat mengakibatkan pelannya denyut jantung, sedang rangsangan
melalui
serabut
simphatis
atau
pemberian
setempat
norepinephrine
akan
memepercepat denyutnya. Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar
sekitar 70 kali semenit dan memompa 70 ml setiap denyut (volume denyutan adalah
70 ml). Jumlah darah yang setiap menit dipompa dengan demikian adalah 70 x 70 ml
atau sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150
setiap menit dan volume denyut lebih dari 150 ml, yang membuat daya pompa
jantung 20 sampai 25 liter setiap menit. Tiap menit sejumlah volume yang tepat sama
kembali dari vena ke jantung (Kastowo,1982).
Faktor yang mempertahankan tekanan darah
Menurut Pearce (1995), Faktor-faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah
adalah:
a. Banyaknya darah yang beredar
Untuk membuat tekanan dalam suatu susunan tabung maka perlu tabung diisi
sepenuhnya. Oleh karena dinding pembuluh darah adalah elastik dan dapat
mengembung maka harus diisi supaya dapat dibangkitkan suatu tekanan. Pemberian
cairan seperti plasma atau garam akan menyebabkan tekanan naik lagi.
b. Viskositas
Viskositas darah disebabkan oleh protein plasma dan oleh jumlah sel darah
yang berada di dalam aliran darah. Setiap perubahan pada kedua faktor ini akan
merubah tekanan darah. Besarnya geseran yang ditimbulkan oleh cairan terhadap
dinding tabung yang dilaluinya, berbeda-beda sesuai dengan viskositas cairan. Makin
pekat cairan makin besar kekuatan yang diperlukan untuk mendorongnya melalui
pembuluh.
c. Elastisitas dinding pembuluh darah
Di dalam arteri tekanan lebih besar dari pada yang ada dalam vena sebab otot
yang membungkus arteri lebih elastik daripada yang ada pada vena.
d. Tahanan Tepi
Tahanan yang dikeluarkan oleh geseran darah yang mengalir dalam pembuluh.
Tahanan utama pada aliran darah dalam sistem sirkulasi besar berada di dalam
arteriole. Dan turunnya tekanan terbesar terjadi pada tempat ini. Arteriole juga
menghaluskan denyutan yang keluar dari tekanan darah sehingga denyutan tidak
kelihatan di dalam kapiler dan vena.
Frekuensi Denyut Jantung
Frekuensi denyut jantung atau herat rate (HR) yaitu banyak denyut jantung
permenit. Stroke volume yaitu stu kali pompa yang merupakan volume akhir diastole
dikurangi volume akhir sistole. Volume akhir diatole tergantung regangan
(komplians), tekanan mendorong (filling pressure) vena cava. Cardiac Output (CO)
adalah banyak darah yang dipompa selama satu menit. Cardiac output merupakan
hasil kali stroke volume dengan frekuensi denyut jantung. Cardiac output merupakan
hasil perkalian antara stroke volume (volume sekuncup) dengan frekuensi denyut
jantung permenit. Stroke volume yaitu volume darah yang dipompa oleh jantung
dalam sekali pompa, rata-rata untuk orang dewasa adalah 70 ml. Starling’s law yaitu
makin tinggi regangan pada otot jantung maka makin kuat kontraksinya .
C. METODE PRAKTIKUM
Jenis Kegiatan
: Eksperimen
Obyek Pengamatan : Tekanan darah arteri
Alat dan bahan
: Tensimeter dan stetoskop
Cara kerja
:
1. Lilitkan sabuk yang telah dilengkapi dengan pompa dan tensimeter pada lengan
atas tepatnya diatas sendi siku. Letakkan kepala stetoskop pada bawah sabuk tekan
tepat di atas arteri radialis selanjutnya dengarkan suara denyut jantung.
2. Pompa sampai sabuk tekan menekan lengan dan suara jantung tidak terdengar lagi.
Setelah itu kendorkan sekrup pengatur pada pompa sedemikian rupa sehingga
udara keluar (nggembos) dan pantau suara jantung dengan seksama
3. Apabila suara jantung terdengar (koroskof), maka hal itu menunjukkan tekanan
sistole, teruskan penggembosan dan monitor terus suara jantung.
4. Lakukan pengukuran ini beberapa kali pada keadaan biasa dan keadaan segera
setelah melakukan aktivitas.
D. TABEL PENGAMATAN
1. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Kegiatan Lari
Sebelum Kegiatan
Setelah Kegiatan
N
o
Kode
Nama
Umur
(tahun
)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
WA
AN
LW
YNK
CSW
ERW
LMP
EKO
CAG
23
23
23
35
39
22
23
42
34
110
110
100
105
115
110
90
100
100
Tekan
an
Diasto
le
90
80
80
80
70
70
70
60
70
PRM
25
95
55
FER
25
110
80
EKA
22
110
70
JUM
24
110
80
SDN
24,5
120
90
GWS
23,5
110
70
Tekan
an
Sistole
N
o
Kode
Nama
Umur
(tahun
)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
WA
AN
LW
YNK
CSW
ERW
LMP
EKO
CAG
23
23
23
35
39
22
23
42
34
140
130
120
130
130
120
110
120
100
Tekan
an
Diasto
le
120
100
90
80
80
70
80
60
74
PRM
25
110
60
FER
25
120
70
EKA
22
100
80
JUM
24
110
70
SDN
24,5
150
60
GWS
23,5
130
60
Tekan
an
Sistole
1
6
UKS
45
Rata2
28,31
100
105,9
4
70
1
6
UKS
74,06
45
28,31
120
121,2
5
60
75,88
Kesimpula
n
Berdasarkan data rata2 Tekanan darah sistole dan diastole meningkat setelah
melakukan kegiatan
2.
Setelah melakukan kegiatan dan dipaparkan dengan air es selama 5
menit
Kode
Nama
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
WA
AN
LW
YNK
CSW
ERW
LMP
EKO
CAG
PRM
FER
EKA
JUM
SDN
GWS
UKS
Rata2
Umur
23
23
23
35
39
22
23
42
34
25
25
22
24
24,5
23,5
45
28,31
Sebelum dimasukkan ke
freezer
Sistole
110
110
100
105
115
108
100
100
110
110
110
120
110
120
110
100
108,63
Setelah dimasukkan ke
freezer
Diastole
90
80
80
80
70
70
74
70
70
70
80
80
70
90
70
60
75,25
Sistole
90
100
90
100
98
100
88
96
115
100
110
130
110
120
120
110
104,81
Diastole
90
80
70
75
70
70
70
60
80
60
70
80
70
70
60
60
70,94
Kesimpulan tekanan darah menurun setelah dimasukkan freezer
3.
Menghitung Cardiac Output Berdasarkan Heart Rate dan Stroke
Volume
N
o
Kode
Nama
Umur
Heart
Rate/me
nit
1
2
3
4
WA
AN
LW
YNK
23
23
23
35
64
80
84
65
Stroke
Volume
(x70)
ml
70
70
70
70
Cardiac
Output
Volume
darah 1
jam
4480
5600
5880
4550
268800
336000
352800
273000
Volume
darah
(1hari) x
24 jam
6451200
8064000
8467200
6552000
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
CSW
ERW
LMP
EKO
CAG
39
22
23
42
34
75
79
75
70
80
70
70
70
70
70
5250
5530
5250
4900
5600
315000
331800
315000
294000
336000
7560000
7963200
7560000
7056000
8064000
PRM
25
67
70
4690
281400
6753600
FER
25
73
70
5110
306600
7358400
EKA
22
72
70
5040
302400
7257600
JUM
24
71
70
4970
298200
7156800
SDN
24,5
74
70
5180
310800
7459200
GWS
23,5
66
70
4620
277200
6652800
UKS
45
80
70
5600
336000
8064000
Rata2
28,31
73,44
70,00
5140,63
308437,
50
7402500
,00
Kesimpulan volume darah sehari
7402500
E. PEMBAHASAN
Praktikum yang biologi yang berjudul tekanan darah manusia ini bertujuan untuk
Mengetahui pengaruh suhu terhadap tekanan darah sistole dan diastole dan pengaruh
aktivitas tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole.
Adapun alat dan bahan yang perlukan dalam praktikum ini yaitu stetoskop dan
tensimeter. Serta objeknya adalah tekanan darah pada arteri manusia, dalam hal ini
adalah semua mahasiswa S2 pendidikan IPA UNY Kelas B yang berjumlah 16
mahasiswa. Pertama-tama melilitkan sabuk yang telah dilengkapi dengan pompa dan
tensimeter pada lengan atas tepatnya diatas sendi siku. Selanjutnya meletakkan kepala
stetoskop pada bawah sabuk tekan tepat di atas arteri radialis selanjutnya dengarkan
suara denyut jantung. Setelah itu memompa sampai sabuk tekan menekan lengan dan
suara jantung tidak terdengar lagi. Setelah itu kendorkan sekrup pengatur pada pompa
sedemikian rupa sehingga udara keluar (nggembos) dan pantau suara jantung dengan
seksama. Apabila suara jantung terdengar (koroskof), maka hal itu menunjukkan
tekanan sistole, teruskan penggembosan dan monitor terus suara jantung. Lalu
meakukan pengukuran ini beberapa kali pada keadaan biasa dan keadaan segera setelah
melakukan aktivitas serta memasukkan dalam freezer.
Dari hasil percobaan seluruh populasi kelas yang berjumlah 16 mahasiswa,
sebelum melakukan kegiatan rata-ratanya tekanan darah sistole adalah 105,94 mmHg
sedangkan diastole menunjuk angka 74,06 mmHg dan setelah melakukan aktivitas
berupa lari neik turun tangga ternyata naik tekanan darah sistole nya menjadi 121,25
mmHg dan diastole menunjukkan angka 75,88. Tekanan darah setelah beraktivitas lebih
besar dibandingkan dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan
karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat
dari metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi.
Sehingga peredaran darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah
darah yang dibutuhkan akan semakin besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot
jantung dan otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang menyebabkan arteriol
menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktupun bertambah sehingga volume darah
pada arteriol akan meningkat dan tekanannyapun meningkat. Dapat dikatakan bahwa
volume darah yang masuk dari arteri ke jantung meningkat. Pada organ-organ tersebut
dan menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal berkurang. Persentase
darah yang dialirkan ke organ-organ tersebut untuk menunjang peningkatan aktivitas
metabolik keduanya dan kerja jantung juga akan semakin cepat dalam memompa darah.
. Sedangkan pada saat tidak beraktivitas kondisi tekanan darah relatif lebih stabil karena
kebutuhan oksigen tubuh masih terpenuhi dan tidak membutuhkan oksigen dengan
segera untuk menggantikan oksigen yang hilang karena proses atau aktivitas fisiologik.
Kemudian, pada kegiatan kedua yaitu membandingkan tekanan darah pada saat
sebelum dan sesudah dimasukkan freezer. Diperoleh hasil rata-rata tekanan darah
sebelum dimasukkan freezer yaitu 108,63 untuk sistole, serta diastole menunjuk angka
75,25. Sedangkan setelah dimasukkan dalam freezer tekanan darah sistole dan diastole
secara berurutan adalah 104,81 dan 70,94. Berdasarkan hasil, percobaan didapatkan
bahwa dalam tekanan sistole maupun diastole dalam keadaan dimasukkan dalam
freezer rata-ratanya menurun dari keadaan normal. Percobaan pengukuran tekanan
darah dengan pengaruh dingin ini juga untuk membuktikan bahwa suhu atau temperatur
berpengaruh terhadap besarnya tekanan darah. Peningkatan temperatur akan sangat
meningkatkan frekuensi denyut jantung, kadang-kadang dua kali dari frekuensi denyut
normal. Penurunan temperatur sangat menurunkan frekuensi denyut jantung, sehingga
turun sampai beberapa denyut per menit seperti pada seseorang yang mendekati
kematian akibat hipotermia dalam kisaran 60˚-70˚F (15.5˚-21.2˚C). Penyebab pengaruh
ini kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas membran otot terhadap ion
yang menghasilkan peningkatan proses perangsangan sendiri. Peningkatan frekuensi
denyut jantung berakibat pada tekanan curah jantung, sehingga akan berpengaruh pada
tekanan arteri.
Selanjutnya pada kegiatan ketiga yaitu mengitung cardiac output berdasarkan
heart rate, didapatkan rata-rata denyut jantung seluruh populasi mahasiswa kelas B
yaitu 73,44 kali tiap menit. Setelah dihitung dikalikan dengan stroke volume yaitu
(x70) ml maka hasil cardiac outputnya adalah 5140,63 dan volume darah perhari
selama 24 jam yang beredar dalam tubuh sebanyak 7402500 ml. Frekuensi denyut
jantung (heart rate, HR) yaitu banyak denyut jantung permanent. Stroke volume yaitu
volume satu kali pompa yang merupakan volume akhir diastole dikurangi volume kahir
diastole. Volume akhir diatole dipengaruhi oleh: regangan, tekanan mendorong, (filling
pressure) vena cava. Sedangkan Cardiac Output adalah banyak darah yang dipompa
selama satu menit. Cardiac output merupakan hasil kali antara stroke volume (volume
sekuncup) dengan frekuensi denyut jantung permenit. Stroke volume yaitu volume
darah yang dipompa oleh jantung dalam sekali pompa, rata-rata untuk orang dewasa
adalah 70 ml. Starling’s law (Hukum Starling) yaitu semakin tinggi regangan pada otot
jantung, maka semakin kuat kontraksinya.
F. KESIMPULAN
1. Tekanan darah sistole dan diastole akan menurun pada suhu yang rendah.
Penyebab pengaruh ini kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas
membran otot terhadap ion yang menghasilkan peningkatan proses perangsangan
sendiri. Peningkatan frekuensi denyut jantung berakibat pada tekanan curah
jantung, sehingga akan berpengaruh pada tekanan arteri.
2. Tekanan darah sistole dan diastole setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan
dengan tekanan darah pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan karena pada saat
beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak akibat dari
metabolisme sel yang bekerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi.
Sehingga peredaran darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah
darah yang dibutuhkan akan semakin besar sehingga volume darah pada arteriol
akan meningkat dan tekanannyapun meningkat
G. DAFTAR PUSTAKA
Campbell and Reece. 2004 . Biologi . Jilid 3 edisi kelima . Jakarta : Erlangga
Junqueira at all. 1998 . Histologi Dasar . Edisi kedelapan . Jakarta: EGC
Kastowo, Hadi . 1982 . Zoologi Umum . Bandung : Penerbit Alumni
Kimball, J. W. 2005 . Biologi . Jilid 2 Edisi Kelima . Jakarta : Erlangga
Pearce, E. C. 1995 . Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis . Jakarta : PT Gamedia