Framework Analisis Konflik Sebagai Penye
FRAME WORK PROPOSAL KUALITATIF
JUDUL
ANALISIS KONFLIK SEBAGAI PENYEBAB KEMISKINAN DISEBUAH NEGARA
(SUATU PERBANDINGAN REPUBLIK DEMOKRATIK KONGO DAN REPUBLIK ISLAM
AFGHANISTAN)
M.R SATRIA WARDHANA / 1210103010065
1.1.
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data yang dikutip dari laman resmi Perserikatan Bangsa –
bangsa (PBB), tercatat ada 193 negara yang merupakan anggota dari PBB
hingga saat ini, terakhir pada tahun 2011 negara Sudan selatan menjadi
anggota dari PBB. Pada umumnya jumlah negara yang terdaftar tersebut
yang akui sebagai negara yang merdeka didunia. Tentunya dari negara –
negara tersebut terdapat pola kehidupan social, ekonomi, pendidikan, dan
kebudayaan yang berbeda antar satu dengan yang lainya.
Problema Umum
Pada saat ini kita mengenal berbagai istilah untuk pengkategorian ke 193
negara tersebut, ada yang menyebutkan istilah developed country (negara
telah berkembang), developing country (negara sedang berkembang) hingga
under-developing country atau least developed country (negara tertinggal).
Jika merujuk pada klasifikasi negara yang dikemukakan oleh Immanuel
Wallerstain dunia juga terbagi kedalam tiga jenis yakni negara inti, negara
semi – pinggiran dan negara pinggiran, Wallerstain mengklasifikasikan
negara – negara tersebut
1
berdasarkan division of labour yang merujuk pada geografis dan kebudayaan
negara tersebut. Dan jika merujuk pada istilah klasifikasi negara yang
digunakan bank dunia melalui metode PNB (Produk National Bruto)
perkapitanya, maka terdapat empat jenis negara yang ada didunia yakni,
negara berpendapatan tinggi ($12,616 atau lebih), negara berpendapatan
menengah ke atas ($4,086 hingga $12,615), negara berpendapatan menengah
kebawah ($1,036 hingga $4,085) dan negara berpendapatan rendah ($1,035
ke bawah)
Negara inti atau negara maju merupakan negara yang menduduki hirarki
teratas, dimana negara ini pada umumnya di tandai dengan kekuatan
industrialisasi yang mapan serta memiliki pendapatan perkapita yang tinggi.
Sedangkan negara semi pinggiran atau negara yang sedang berkembang yang
menurut Wallerstain bertindak sebagai penyangga antara negara inti dan
negara pinggiran, dewasa ini, negara sedang berkembang terbagi kedalam
dua bentuk sesuai dengan pendapatan negara tersebut menengah keatas atau
kebawah.
Dan yang terakhir negara tertinggal atau negara yang berpendapatan rendah
merupakan negara yang mengandalkan sistem agricultural dan peternakan
sebagai mata pencaharian utama negara tersebut, lebih lanjut, negara yang
berada dalam kategori negara tertinggal ini pada umumnya memiliki
berbagai pemasalahan multidimensi, yang meliputi masalah pendidikan,
kesehatan dan keamanan. Berkaitan dengan masalah keamanan hampir
2
diseluruh negara yang ada di dalam kategori ini pernah mengalami konflik
bersenjata yang berkepanjangan dan sebagian masih tetap berlanjut hingga
saat ini.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengurai secara
mendalam tentang kemiskinan sebuah negara yang disebabkan oleh konflik.
Untuk membuat penelitian ini lebih menarik, peneliti mengangkat dua buah
negara yang merupakan penghuni kategori negara tertinggal atau negara
miskin, yang kemudian nantinya peneliti akan memperbandingkan kedua
negara tersebut. Adapun kedua negara tersebut adalah Republik Demokratik
Kongo dan Republik Islam Afghanistan.
Peneliti melihat bahwasanya kedua negara yang akan diperbandingkan ini
memiliki perbedaan dan persamaan yang cukup dekat, menurut data yang
dikeluarkan dari IMF (International Monetary Fund) pada tahun 2013,
menempatkan Afghanistan pada urutan kesepuluh negara termiskin didunia,
sementara Republik Demokratik Kongo menjadi sebagai negara termiskin
urutan pertama didunia. Selanjutnya perbedaan yang mendasar adalah dari
segi letak geografis kedua negara tersebut.
Adapun persamaan yang ada pada negara Afghanistan dan Demokratik
Kongo adalah keduanya merupakan negara yang memiliki kekayaan mineral
yang cukup besar. Untuk Republik Demokratik Kongo memiliki berbagai
deposito mineral dalam skala besar yang meliputi berlian, emas, tembaga,
kobalt, seng and koltan, sedangkan Afghanistan memiliki kekayaan mineral
yang belum terjamah yang ditaksir bernilai satu triliun dollar Amerika.
3
Persamaan lainya adalah yang ada dikeduanya adalah, Baik Afghanistan
maupun Demokratik Kongo mengalami perang dan konflik
yang
berkepanjangan. Demokratik Republik Congo pada akhir tahun 90-an
terkenal dengan perang dunia Afrika yang melibatkan tujuh negara berperang
di Kongo, sementara Afghanistan terus berkecamuk dalam konflik panjang
yang diawali oleh invasi Uni Soviet dimasa lalu dan dilanjutkan oleh
pengejaran Amerika Serikat terhadap Taliban dan Al – Qaeda pasca serangan
sebelas September 2001.
Oleh karena itu dalam kajian penelitian ini, peneliti akan melihat secara
mendalam permasalahan konflik yang terjadi dikedua negara tersebut, yang
berimplikasi pada kemiskinan yang terjadi di Afghanistan dan Republik
Demokratik Kongo.
Seharusnya, jika mengacu kepada tujuan Negara sebagaimana yang di
kemukakan oleh Harold J.Laski “creation of those conditions under which
the members of state may attain the maximum satisfication of their desires”
(menciptakan keadaan dimana rakyat dapat mencapai keinginan – keinginan
Seharusnya
mereka secara maksimal), dari penafsiran diatas dapat di ambil pengertian
bahwa keadaan yang ideal yang di inginkan oleh setiap rakyat dinegara
manapun yang ada didunia adalah kondisi dalam kesejahteraan, kemakmuran
4
dan keamanan yang sangat baik.
Selanjutnya jika melihat dari
fungsi mutlak sebuah Negara terhadap
kepentingan rakyatnya,yakni :
1. Melaksanakan Penertiban (law and order)
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
3. Pertahanan
4. Menegakkan keadilan.
Maka tidak sepatutnya sebuah Negara berada dalam lingkar kemiskinan,
seandainya keempat fungsi diatas berjalan dengan baik, dan terlebih lagi
sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwasnya kedua negar yang menjadi
objek dari penelitian ini merupakan negara yang kaya akan sumber
mineralnya. Untuk Republik Demokratik Kongo memiliki berbagai deposito
mineral dalam skala besar yang meliputi berlian, emas, tembaga, kobalt, seng
and koltan, sedangkan Afghanistan memiliki kekayaan mineral yang belum
terjamah yang ditaksir bernilai satu triliun dollar Amerika
Permasalahan utama yang terjadi di kedua negara tersebut adalah lemahnya
Masalah Yang
Terjadi Dilokasi
stabilitas politik yang ada, hal ini disebabkan gejolak, kekerasan dan perang
sipil yang terus melanda baik di Demokratic Republik Congo maupun
Afghanistan, yang mengakibatkan lemahnya kondisi ekonomi, pendidikan
dan kesehatan di negara tersebut. Hal ini dapat dilihat melalui perhitungan
Human Development Index (HDI) ataupun Multidimension Poverty Index
(MPI) yang dikeluarkan oleh United Nations Developments Programme
5
(UNDP).
Untuk HDI menurut data yang dikeluarkan tahun 2013, Afghanistan
menempati urutan 169 dunia (0.468 poin) sementara Republik Demokratik
Kongo berada pada urutan 186 dunia (0.338 poin) dengan rata – rata dunia
sebesar 0.702 poin
Akibat konflik yang dialami di kedua negara tersebut maka dampak yang
utama yang dirasakan dikedua negara tersebut adalah stabilitas politik yang
tidak menentu, yang pada akhirnya menggangu berbagi dimensi kehidupan
Dampak Yang
social serta bernegara di Afghanistan dan Demokratik Kongo
Di rasakan
Pendidikan yang memadai, buruknya layanan kesehatan dan infrastrukur
yang membuat negara yang kaya akan sumber daya mineralnya ini tidak
mampu berkembang justru terus terperangkap dalam lingkar kemiskinan.
Pada akhirnya konfliklah yang sangat berpengaruh dalam terperngkapnya
kedua negara ini dalam lingkar kemiskinan.
6
Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat isu kemiskinan di dua negara
yakni, Demokratik Republik Kongo dan Afghanistan dengan mengambil
sudut pandang dari sisi konflik yang terjadi di negara tersebut sebagai mata
pisau untuk menganalisis penyebab kemiskinan di Demokratik Kongo dan
Afghanistan.
Alasan dan
Pertimbangan
Penelitian Perlu
Dilakukan
Dengan menggunakan metode komparatif deskriptif, penelitian ini akan
mencoba menjelaskan latar belakang dan pola konflik yang terjadi di kedua
Negara tersebut, latar belakang tersebut meliputi aspek geografis, politik,
social, ekonomi, sejarah dan kebudayaan dari masing – masing Negara.
Penelitian ini dianggap penting dilakukan karena topic kemiskinan yang
diangkat adalah kajian terhadap dua buah negara yang sejatinya memiliki
kekayaan alam yang sangat berlimpah, Sebagai gambaran Republik
Demokratik Kongo memiliki berbagai deposito mineral dalam skala besar
yang meliputi berlian, emas, tembaga, kobalt, seng and koltan, sedangkan
Afghanistan memiliki kekayaan mineral yang belum terjamah yang ditaksir
bernilai satu triliun dollar Amerika. Akan tetapi akibat perperangan dan
konflik yang telah terjadi selama puluhan tahun membuat kedua negara
tersebut menjadi sulit untuk berkembang dan kini merupakan penghuni
sepuluh besar negara termiskin didunia.
7
1.2.
Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini terletak pada pengaruh yang ditimbulkan oleh
konflik selama puluhan tahun yang pada akhirnya membuat ketidakstabilan
kondisi dalam negara, yang pada akhirnya berimbas pada minimnya
kesejahteraan dan kemakmuran yang didapatkan oleh penduduk dinegara
tersebut. Untuk mendapatkan analisis lebih dalam peneliti membataskan
Fokus Masalah
Penelitian
permasalahan penelitian pada dua buah negara yang dianggap sesuai dengan
tema penelitian ini,
Adapun kedua negara yang diambil adalah Republik Demokratik Kongo Dan
Republik Islam Afghanistan, yang mana keduanya merupakan dua buah
negara yang kaya akan sumber mineral akan tetapi masuk kedalam jajaran
negara miskin dan negara yang terperangkap dalam konflik yang
berkepanjangan.
1.3.
Permasalahan
1. Seberapa jauh konflik yang terjadi di Republik Demokratik Kongo
Rumusan
Masalah
dan Republik Islam Afghanistan mempengaruhi keadaan di kedua
negara tersebut yang berimbas pada kemiskinan dikeduanya?
2. Bagaimana persamaan dan perbedaan pola konflik yang terjadi
dikedua negara tersebut?
8
1.4.
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mencari tahu serta menggali lebih dalam
Tujuan Penelitian
Dilakukan
terhadap permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan sebuah negara
miskin atau negara tertinggal yang dipengaruhi oleh ketidakstabilitasan
kondisi negara tersebut akibat konflik yang terjadi.
1.5.
Manfaat Penelitian
1. Diharapkan Penelitian ini dapat menjawab pertanyaan penelitian,
1. Manfaat
Teoritis
terkait hubungan antara kemiskinan dengan konflik yang terjadi di
sebuah negara, sehingga keberadaan hasil dari penelitian ini dapat
menambah khazanah keilmuan dalam bidang ilmu politik,
2. Manfaat
khususnya dengan tema pembangunan politik dan konflik di
Praktis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Syiah
Kuala
2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran terhadap
pola konflik yang berimplikasi pada kemiskinan pada sebuah
negara ataupun daerah dalam skala kecilnya, sehingga dapat
menjadi masukan bagi berbagai institusi negara dalam penyelesaian
konflik
agar
tidak
mengakibatkan
kondisi
yang
tidak
mengakibatkan kondisi tertinggal atau miskin di negaranya.
9
Topik tentang yang berkaitan antara konfik dan kemiskinan telah banyak
dilakukan penelitian sebelumnya, salah satu yang melakukannya adalah
Suzanne Verstegen dalam sebuah jurnal singkatnya yang berjudul Poverty
and Conflict: an entitlement perspective yang dipublikasikan oleh Stiftung
Penelitian
Wissenschaft und Politik (SWP), pada tahun 2001.
Terdahulu
Dalam Penelitiannya Suzzane memfokuskan pada berbagai aspek
kemiskinan yang berkaitan dengan konflik yang ditemukan secara spesifik,
termasuk corak dari ketidaksetaraan, kemelaratan, marginalisasi dan
hubungan alamau antara kelompok dengan kelompok lainnya, ataupun
antara kelompok dan negara.
Dalam penelitian tersebut, Suzzane membagi empat permasalahan kunci
yang memiliki potensi yang kuat dalam menciptakan kemiskinan yang
berkaitan dengan konflik. Lebih lanjut dalam akhir penelitiannya Suzanne
mengkonkritkat tekanan yang ada pada saat ini untuk menegaskan
tantangan – tantangan dari pencegahan kemiskinan yang berkaitan dengan
konflik melalui dialog politik dan perbantuan pembangunan. Pada akhirnya
bab dari penelitiannya Suzzane memberikan sebuah kesimpulan dan
kesipulan umum terkait penelitiannya itu. Adapun yang menjadi persamaan
dari penelitian ini dengan apa yang telah dilakukan oleh Suzanne adalah
sama – sama mengakaji tentang permasalahan kemiskinan yang memiliki
hubungan dengan konflik. Dan yang menjadi perbedaan adalah penelitian
terdahulu itu, hanya memberikan gambaran tema penelitian secara umum
10
dengan pendekatan entitlement perspective. Sementara dalam penelitian ini
peneliti akan memberikan perbandingan dari dua buah negara yang terkait
dengan tema penelitian.
1.6.
Metode Penelitian
Dikarenakan
1. Lokasi
Penelitian
penelitian
ini
bersifat
library
research
(Penelitian
Kepustakaan) maka untuk lokasi penelitiannya dilakukan di beberapa
perpustakaan
yang
ada
di
Banda
Aceh,
yang
diantaranya
UPT.Perpustakaan Universitas Syiah Kuala, Perpustakaan Wilayah Aceh
dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Syiah Kuala.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
komparatif deskriptrif. Dimana pendekatan komparatif adalah jenis
penelitian yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab
2. Pendekatan
akibat, dengan mengganalisa factor – factor penyebab ataupun munculnya
Penelitian
suatu fenomena tertentu.
Lebih jauh lagi, menurut Aswani dalam (Arikunto,1998) penelitian
komparatif akan dapat menemukan persamaaan – persamaan dan
perbedaan – perbedaan tentang benda – benda, tentang orang, kelompok,
11
terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja.
Dalam
ilmu
politik
mengembangkan,
fungsi
menguji,
utama
dan
perbandingan
menyempurnakan
adalah
teori.
untuk
Sehingga
pendekatan komparatif deskriptif pada penelitian ini nantinya akan
mengurai analisis permalahan kemiskinan yang berkaitan konflik yang
terjadi didua buah Negara yakni, Republik Demokratik Kongo dan
Republik Islam Afghanistan secara sistematis dan seobyektif mungkin.
Perbandingan yang dilakukan terhadap kondisi kedua negara tersebut untuk
mengetahui persamaan dan perbedaan dari pola konflik yang membuat
kedua negara yang kaya akan sumber daya mineral itu menjadi negara
miskin.
3. Informan
Penelitian
4. Sumber Data
Mengingat penelitian ini bersifat kajian kepustakaan maka untuk sumber
data yang terdapat dalam penelitian ini seluruhnya berasal dari berbagai
literature yang meliputi Buku, ebook, Jurnal, Skripsi, Artikel hingga
Kumpulan berita yang dimuat dalam bentuk cetak maupun elektronik
5. Tehnik
Pengumpulan
Tehnik Pengumpulan Data yang digunakan adalah dengan menggunakan
cara penelitian pustaka (library research). Library research adalah mencari
12
Data
berbagai informasi, berita analisis, konsep – konsep hasil pemikiran para
ahli yang dimuat dalam buku, karya tulis ilmiah, jurnal, artikel, internet,
media cetak maupun elektronik.
Analisis data akan dilakukan dengan instrument deduktif dan komparatif.
6. Tehnik Analisis
Data
Dimana deduktif sendiri bermakna sebagai cara berfikir yang bertumpu
pada kaidah – kaidah yang bersifat umum yang nantinya akan memberikan
penilaian terhadap terhadap hal – hal yang bersifat khusus. Dalam
penelitian ini, peneliti mencoba untuk menjelaskan tentang konsep dan
pola dan dampak konflik yang terjadi disebuah Negara secara umum
kemudian akan dikhususkan pada keadaan mengapa sebuah Negara yang
hidup dalam konflik secara berkepanjangan akhirnya menjadi menjadi
Negara miskin.
Metode komparatif yang digunakan untuk membandingkan antara pola
konflik yang terjadi Republik Demokratik Kongo Dan Republik Islam
Afghanistan.
13
1.7.
Kepustakaan
Buku – Buku
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar – dasar ilmu politik, Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Referensi
Pendukung
Penelitian
Crichton, Michael. 1995. Congo = Kongo, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
David Marsh dan Gerry Stroker.2010. Teori dan Metode dalam ilmu
politik, Bandung : Nusa Media
Hungtington, Samuel P. 2004. Tertib politik pada masyarakat yang
sedang berubah, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Kreijen, Gerard Peter Hubert. 2003. State failure, sovereignty and
effectiveness, Leiden : Universitas Leiden
Margolis, Eric S. 2000. War at the top of the world: the struggle for
Afghanistan, Kashmir, and Tibet, New York : Routledge
Rall, Ted. 2001. To Afghanistan And Back, New York : Nantier-BeallMinoustchine
Rodee, Carlton Clymer dkk. 2000. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada
Roskin, Michael G dkk. 2012. Political science An Introduction,
14
Boston: Pearson Education, Inc.
Makalah dan Jurnal
Suzanne Verstegen, Poverty and Conflict: an entitlement perspective..
2001. Stiftung Wissenschaft und Politik (SWP).
Website
http://www.bbc.com
http://www.data.worldbank.org
http://www.foxbusiness.com
http://www.gfmag.com
http://undp.org
http://news.viva.co.id
15
JUDUL
ANALISIS KONFLIK SEBAGAI PENYEBAB KEMISKINAN DISEBUAH NEGARA
(SUATU PERBANDINGAN REPUBLIK DEMOKRATIK KONGO DAN REPUBLIK ISLAM
AFGHANISTAN)
M.R SATRIA WARDHANA / 1210103010065
1.1.
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data yang dikutip dari laman resmi Perserikatan Bangsa –
bangsa (PBB), tercatat ada 193 negara yang merupakan anggota dari PBB
hingga saat ini, terakhir pada tahun 2011 negara Sudan selatan menjadi
anggota dari PBB. Pada umumnya jumlah negara yang terdaftar tersebut
yang akui sebagai negara yang merdeka didunia. Tentunya dari negara –
negara tersebut terdapat pola kehidupan social, ekonomi, pendidikan, dan
kebudayaan yang berbeda antar satu dengan yang lainya.
Problema Umum
Pada saat ini kita mengenal berbagai istilah untuk pengkategorian ke 193
negara tersebut, ada yang menyebutkan istilah developed country (negara
telah berkembang), developing country (negara sedang berkembang) hingga
under-developing country atau least developed country (negara tertinggal).
Jika merujuk pada klasifikasi negara yang dikemukakan oleh Immanuel
Wallerstain dunia juga terbagi kedalam tiga jenis yakni negara inti, negara
semi – pinggiran dan negara pinggiran, Wallerstain mengklasifikasikan
negara – negara tersebut
1
berdasarkan division of labour yang merujuk pada geografis dan kebudayaan
negara tersebut. Dan jika merujuk pada istilah klasifikasi negara yang
digunakan bank dunia melalui metode PNB (Produk National Bruto)
perkapitanya, maka terdapat empat jenis negara yang ada didunia yakni,
negara berpendapatan tinggi ($12,616 atau lebih), negara berpendapatan
menengah ke atas ($4,086 hingga $12,615), negara berpendapatan menengah
kebawah ($1,036 hingga $4,085) dan negara berpendapatan rendah ($1,035
ke bawah)
Negara inti atau negara maju merupakan negara yang menduduki hirarki
teratas, dimana negara ini pada umumnya di tandai dengan kekuatan
industrialisasi yang mapan serta memiliki pendapatan perkapita yang tinggi.
Sedangkan negara semi pinggiran atau negara yang sedang berkembang yang
menurut Wallerstain bertindak sebagai penyangga antara negara inti dan
negara pinggiran, dewasa ini, negara sedang berkembang terbagi kedalam
dua bentuk sesuai dengan pendapatan negara tersebut menengah keatas atau
kebawah.
Dan yang terakhir negara tertinggal atau negara yang berpendapatan rendah
merupakan negara yang mengandalkan sistem agricultural dan peternakan
sebagai mata pencaharian utama negara tersebut, lebih lanjut, negara yang
berada dalam kategori negara tertinggal ini pada umumnya memiliki
berbagai pemasalahan multidimensi, yang meliputi masalah pendidikan,
kesehatan dan keamanan. Berkaitan dengan masalah keamanan hampir
2
diseluruh negara yang ada di dalam kategori ini pernah mengalami konflik
bersenjata yang berkepanjangan dan sebagian masih tetap berlanjut hingga
saat ini.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengurai secara
mendalam tentang kemiskinan sebuah negara yang disebabkan oleh konflik.
Untuk membuat penelitian ini lebih menarik, peneliti mengangkat dua buah
negara yang merupakan penghuni kategori negara tertinggal atau negara
miskin, yang kemudian nantinya peneliti akan memperbandingkan kedua
negara tersebut. Adapun kedua negara tersebut adalah Republik Demokratik
Kongo dan Republik Islam Afghanistan.
Peneliti melihat bahwasanya kedua negara yang akan diperbandingkan ini
memiliki perbedaan dan persamaan yang cukup dekat, menurut data yang
dikeluarkan dari IMF (International Monetary Fund) pada tahun 2013,
menempatkan Afghanistan pada urutan kesepuluh negara termiskin didunia,
sementara Republik Demokratik Kongo menjadi sebagai negara termiskin
urutan pertama didunia. Selanjutnya perbedaan yang mendasar adalah dari
segi letak geografis kedua negara tersebut.
Adapun persamaan yang ada pada negara Afghanistan dan Demokratik
Kongo adalah keduanya merupakan negara yang memiliki kekayaan mineral
yang cukup besar. Untuk Republik Demokratik Kongo memiliki berbagai
deposito mineral dalam skala besar yang meliputi berlian, emas, tembaga,
kobalt, seng and koltan, sedangkan Afghanistan memiliki kekayaan mineral
yang belum terjamah yang ditaksir bernilai satu triliun dollar Amerika.
3
Persamaan lainya adalah yang ada dikeduanya adalah, Baik Afghanistan
maupun Demokratik Kongo mengalami perang dan konflik
yang
berkepanjangan. Demokratik Republik Congo pada akhir tahun 90-an
terkenal dengan perang dunia Afrika yang melibatkan tujuh negara berperang
di Kongo, sementara Afghanistan terus berkecamuk dalam konflik panjang
yang diawali oleh invasi Uni Soviet dimasa lalu dan dilanjutkan oleh
pengejaran Amerika Serikat terhadap Taliban dan Al – Qaeda pasca serangan
sebelas September 2001.
Oleh karena itu dalam kajian penelitian ini, peneliti akan melihat secara
mendalam permasalahan konflik yang terjadi dikedua negara tersebut, yang
berimplikasi pada kemiskinan yang terjadi di Afghanistan dan Republik
Demokratik Kongo.
Seharusnya, jika mengacu kepada tujuan Negara sebagaimana yang di
kemukakan oleh Harold J.Laski “creation of those conditions under which
the members of state may attain the maximum satisfication of their desires”
(menciptakan keadaan dimana rakyat dapat mencapai keinginan – keinginan
Seharusnya
mereka secara maksimal), dari penafsiran diatas dapat di ambil pengertian
bahwa keadaan yang ideal yang di inginkan oleh setiap rakyat dinegara
manapun yang ada didunia adalah kondisi dalam kesejahteraan, kemakmuran
4
dan keamanan yang sangat baik.
Selanjutnya jika melihat dari
fungsi mutlak sebuah Negara terhadap
kepentingan rakyatnya,yakni :
1. Melaksanakan Penertiban (law and order)
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
3. Pertahanan
4. Menegakkan keadilan.
Maka tidak sepatutnya sebuah Negara berada dalam lingkar kemiskinan,
seandainya keempat fungsi diatas berjalan dengan baik, dan terlebih lagi
sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwasnya kedua negar yang menjadi
objek dari penelitian ini merupakan negara yang kaya akan sumber
mineralnya. Untuk Republik Demokratik Kongo memiliki berbagai deposito
mineral dalam skala besar yang meliputi berlian, emas, tembaga, kobalt, seng
and koltan, sedangkan Afghanistan memiliki kekayaan mineral yang belum
terjamah yang ditaksir bernilai satu triliun dollar Amerika
Permasalahan utama yang terjadi di kedua negara tersebut adalah lemahnya
Masalah Yang
Terjadi Dilokasi
stabilitas politik yang ada, hal ini disebabkan gejolak, kekerasan dan perang
sipil yang terus melanda baik di Demokratic Republik Congo maupun
Afghanistan, yang mengakibatkan lemahnya kondisi ekonomi, pendidikan
dan kesehatan di negara tersebut. Hal ini dapat dilihat melalui perhitungan
Human Development Index (HDI) ataupun Multidimension Poverty Index
(MPI) yang dikeluarkan oleh United Nations Developments Programme
5
(UNDP).
Untuk HDI menurut data yang dikeluarkan tahun 2013, Afghanistan
menempati urutan 169 dunia (0.468 poin) sementara Republik Demokratik
Kongo berada pada urutan 186 dunia (0.338 poin) dengan rata – rata dunia
sebesar 0.702 poin
Akibat konflik yang dialami di kedua negara tersebut maka dampak yang
utama yang dirasakan dikedua negara tersebut adalah stabilitas politik yang
tidak menentu, yang pada akhirnya menggangu berbagi dimensi kehidupan
Dampak Yang
social serta bernegara di Afghanistan dan Demokratik Kongo
Di rasakan
Pendidikan yang memadai, buruknya layanan kesehatan dan infrastrukur
yang membuat negara yang kaya akan sumber daya mineralnya ini tidak
mampu berkembang justru terus terperangkap dalam lingkar kemiskinan.
Pada akhirnya konfliklah yang sangat berpengaruh dalam terperngkapnya
kedua negara ini dalam lingkar kemiskinan.
6
Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat isu kemiskinan di dua negara
yakni, Demokratik Republik Kongo dan Afghanistan dengan mengambil
sudut pandang dari sisi konflik yang terjadi di negara tersebut sebagai mata
pisau untuk menganalisis penyebab kemiskinan di Demokratik Kongo dan
Afghanistan.
Alasan dan
Pertimbangan
Penelitian Perlu
Dilakukan
Dengan menggunakan metode komparatif deskriptif, penelitian ini akan
mencoba menjelaskan latar belakang dan pola konflik yang terjadi di kedua
Negara tersebut, latar belakang tersebut meliputi aspek geografis, politik,
social, ekonomi, sejarah dan kebudayaan dari masing – masing Negara.
Penelitian ini dianggap penting dilakukan karena topic kemiskinan yang
diangkat adalah kajian terhadap dua buah negara yang sejatinya memiliki
kekayaan alam yang sangat berlimpah, Sebagai gambaran Republik
Demokratik Kongo memiliki berbagai deposito mineral dalam skala besar
yang meliputi berlian, emas, tembaga, kobalt, seng and koltan, sedangkan
Afghanistan memiliki kekayaan mineral yang belum terjamah yang ditaksir
bernilai satu triliun dollar Amerika. Akan tetapi akibat perperangan dan
konflik yang telah terjadi selama puluhan tahun membuat kedua negara
tersebut menjadi sulit untuk berkembang dan kini merupakan penghuni
sepuluh besar negara termiskin didunia.
7
1.2.
Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini terletak pada pengaruh yang ditimbulkan oleh
konflik selama puluhan tahun yang pada akhirnya membuat ketidakstabilan
kondisi dalam negara, yang pada akhirnya berimbas pada minimnya
kesejahteraan dan kemakmuran yang didapatkan oleh penduduk dinegara
tersebut. Untuk mendapatkan analisis lebih dalam peneliti membataskan
Fokus Masalah
Penelitian
permasalahan penelitian pada dua buah negara yang dianggap sesuai dengan
tema penelitian ini,
Adapun kedua negara yang diambil adalah Republik Demokratik Kongo Dan
Republik Islam Afghanistan, yang mana keduanya merupakan dua buah
negara yang kaya akan sumber mineral akan tetapi masuk kedalam jajaran
negara miskin dan negara yang terperangkap dalam konflik yang
berkepanjangan.
1.3.
Permasalahan
1. Seberapa jauh konflik yang terjadi di Republik Demokratik Kongo
Rumusan
Masalah
dan Republik Islam Afghanistan mempengaruhi keadaan di kedua
negara tersebut yang berimbas pada kemiskinan dikeduanya?
2. Bagaimana persamaan dan perbedaan pola konflik yang terjadi
dikedua negara tersebut?
8
1.4.
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mencari tahu serta menggali lebih dalam
Tujuan Penelitian
Dilakukan
terhadap permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan sebuah negara
miskin atau negara tertinggal yang dipengaruhi oleh ketidakstabilitasan
kondisi negara tersebut akibat konflik yang terjadi.
1.5.
Manfaat Penelitian
1. Diharapkan Penelitian ini dapat menjawab pertanyaan penelitian,
1. Manfaat
Teoritis
terkait hubungan antara kemiskinan dengan konflik yang terjadi di
sebuah negara, sehingga keberadaan hasil dari penelitian ini dapat
menambah khazanah keilmuan dalam bidang ilmu politik,
2. Manfaat
khususnya dengan tema pembangunan politik dan konflik di
Praktis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Syiah
Kuala
2. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran terhadap
pola konflik yang berimplikasi pada kemiskinan pada sebuah
negara ataupun daerah dalam skala kecilnya, sehingga dapat
menjadi masukan bagi berbagai institusi negara dalam penyelesaian
konflik
agar
tidak
mengakibatkan
kondisi
yang
tidak
mengakibatkan kondisi tertinggal atau miskin di negaranya.
9
Topik tentang yang berkaitan antara konfik dan kemiskinan telah banyak
dilakukan penelitian sebelumnya, salah satu yang melakukannya adalah
Suzanne Verstegen dalam sebuah jurnal singkatnya yang berjudul Poverty
and Conflict: an entitlement perspective yang dipublikasikan oleh Stiftung
Penelitian
Wissenschaft und Politik (SWP), pada tahun 2001.
Terdahulu
Dalam Penelitiannya Suzzane memfokuskan pada berbagai aspek
kemiskinan yang berkaitan dengan konflik yang ditemukan secara spesifik,
termasuk corak dari ketidaksetaraan, kemelaratan, marginalisasi dan
hubungan alamau antara kelompok dengan kelompok lainnya, ataupun
antara kelompok dan negara.
Dalam penelitian tersebut, Suzzane membagi empat permasalahan kunci
yang memiliki potensi yang kuat dalam menciptakan kemiskinan yang
berkaitan dengan konflik. Lebih lanjut dalam akhir penelitiannya Suzanne
mengkonkritkat tekanan yang ada pada saat ini untuk menegaskan
tantangan – tantangan dari pencegahan kemiskinan yang berkaitan dengan
konflik melalui dialog politik dan perbantuan pembangunan. Pada akhirnya
bab dari penelitiannya Suzzane memberikan sebuah kesimpulan dan
kesipulan umum terkait penelitiannya itu. Adapun yang menjadi persamaan
dari penelitian ini dengan apa yang telah dilakukan oleh Suzanne adalah
sama – sama mengakaji tentang permasalahan kemiskinan yang memiliki
hubungan dengan konflik. Dan yang menjadi perbedaan adalah penelitian
terdahulu itu, hanya memberikan gambaran tema penelitian secara umum
10
dengan pendekatan entitlement perspective. Sementara dalam penelitian ini
peneliti akan memberikan perbandingan dari dua buah negara yang terkait
dengan tema penelitian.
1.6.
Metode Penelitian
Dikarenakan
1. Lokasi
Penelitian
penelitian
ini
bersifat
library
research
(Penelitian
Kepustakaan) maka untuk lokasi penelitiannya dilakukan di beberapa
perpustakaan
yang
ada
di
Banda
Aceh,
yang
diantaranya
UPT.Perpustakaan Universitas Syiah Kuala, Perpustakaan Wilayah Aceh
dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Syiah Kuala.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
komparatif deskriptrif. Dimana pendekatan komparatif adalah jenis
penelitian yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab
2. Pendekatan
akibat, dengan mengganalisa factor – factor penyebab ataupun munculnya
Penelitian
suatu fenomena tertentu.
Lebih jauh lagi, menurut Aswani dalam (Arikunto,1998) penelitian
komparatif akan dapat menemukan persamaaan – persamaan dan
perbedaan – perbedaan tentang benda – benda, tentang orang, kelompok,
11
terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja.
Dalam
ilmu
politik
mengembangkan,
fungsi
menguji,
utama
dan
perbandingan
menyempurnakan
adalah
teori.
untuk
Sehingga
pendekatan komparatif deskriptif pada penelitian ini nantinya akan
mengurai analisis permalahan kemiskinan yang berkaitan konflik yang
terjadi didua buah Negara yakni, Republik Demokratik Kongo dan
Republik Islam Afghanistan secara sistematis dan seobyektif mungkin.
Perbandingan yang dilakukan terhadap kondisi kedua negara tersebut untuk
mengetahui persamaan dan perbedaan dari pola konflik yang membuat
kedua negara yang kaya akan sumber daya mineral itu menjadi negara
miskin.
3. Informan
Penelitian
4. Sumber Data
Mengingat penelitian ini bersifat kajian kepustakaan maka untuk sumber
data yang terdapat dalam penelitian ini seluruhnya berasal dari berbagai
literature yang meliputi Buku, ebook, Jurnal, Skripsi, Artikel hingga
Kumpulan berita yang dimuat dalam bentuk cetak maupun elektronik
5. Tehnik
Pengumpulan
Tehnik Pengumpulan Data yang digunakan adalah dengan menggunakan
cara penelitian pustaka (library research). Library research adalah mencari
12
Data
berbagai informasi, berita analisis, konsep – konsep hasil pemikiran para
ahli yang dimuat dalam buku, karya tulis ilmiah, jurnal, artikel, internet,
media cetak maupun elektronik.
Analisis data akan dilakukan dengan instrument deduktif dan komparatif.
6. Tehnik Analisis
Data
Dimana deduktif sendiri bermakna sebagai cara berfikir yang bertumpu
pada kaidah – kaidah yang bersifat umum yang nantinya akan memberikan
penilaian terhadap terhadap hal – hal yang bersifat khusus. Dalam
penelitian ini, peneliti mencoba untuk menjelaskan tentang konsep dan
pola dan dampak konflik yang terjadi disebuah Negara secara umum
kemudian akan dikhususkan pada keadaan mengapa sebuah Negara yang
hidup dalam konflik secara berkepanjangan akhirnya menjadi menjadi
Negara miskin.
Metode komparatif yang digunakan untuk membandingkan antara pola
konflik yang terjadi Republik Demokratik Kongo Dan Republik Islam
Afghanistan.
13
1.7.
Kepustakaan
Buku – Buku
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar – dasar ilmu politik, Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Referensi
Pendukung
Penelitian
Crichton, Michael. 1995. Congo = Kongo, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
David Marsh dan Gerry Stroker.2010. Teori dan Metode dalam ilmu
politik, Bandung : Nusa Media
Hungtington, Samuel P. 2004. Tertib politik pada masyarakat yang
sedang berubah, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Kreijen, Gerard Peter Hubert. 2003. State failure, sovereignty and
effectiveness, Leiden : Universitas Leiden
Margolis, Eric S. 2000. War at the top of the world: the struggle for
Afghanistan, Kashmir, and Tibet, New York : Routledge
Rall, Ted. 2001. To Afghanistan And Back, New York : Nantier-BeallMinoustchine
Rodee, Carlton Clymer dkk. 2000. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada
Roskin, Michael G dkk. 2012. Political science An Introduction,
14
Boston: Pearson Education, Inc.
Makalah dan Jurnal
Suzanne Verstegen, Poverty and Conflict: an entitlement perspective..
2001. Stiftung Wissenschaft und Politik (SWP).
Website
http://www.bbc.com
http://www.data.worldbank.org
http://www.foxbusiness.com
http://www.gfmag.com
http://undp.org
http://news.viva.co.id
15