Bentuk Bentuk Pasar Persaingan Docx

COVER

Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, karena
atas

limpahan

rahmat

dan

karunia-Nya,

kami

dapat

menyelesaikan makalah sederhana ini, meskipun sangat jauh
dari kata sempurna.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk

memenuhi salah satu tugas mata kuliah “____________”. Selain itu
juga untuk menambah wawasan para pembaca tentang Pasar
Persaingan Sempurna.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah sederhana ini
berguna bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun selalu
kami harapkan demi perbaikan makalah ini.

i

Daftar Isi
Kata Pengantar..............................................................................i
Daftar Isi........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
1. Latar Belakang.....................................................................1
2. Rumusan Masalah................................................................1
3. Tujuan Penulisan..................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna............................3
2. Permintaan dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan
Sempurna...................................................................................4

3. Keseimbangan perusahaan Dalam Jangka Pendek..............6
4. Keseimbangan Perusahaan Dalam jangka Panjang..............9
5. Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna
11
6. Kelebihan dan Kekurangan Pasar Persaingan Sempurna...14
7. Studi Kasus.........................................................................15
BAB III PENUTUP..........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................18

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada pasar ini kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran
dapat bergerak secara leluasa. Ada pun harga yang terbentuk
benar-benar mencerminkan keinginan produsen dan konsumen.
Permintaan

mencerminkan


keinginan

konsumen,

sementara

penawaran mencerminkan keinginan produsen atau penjual. Bentuk
pasar persaingan murni terdapat terutama dalam bidang produksi
dan perdagangan hasil-hasil pertanian seperti beras, terigu, kopra,
dan minyak kelapa. Bentuk pasar ini terdapat pula perdagangan
kecil dan penyelenggaraan jasa-jasa yang tidak memerlukan
keahlian istimewa ( pertukangan, kerajinan ).
Dalam persaingan sempurna ini pembeli dan penjual berjumlah
banyak. Artinya, jumlah pembeli dan jumlah penjual sedemikian
besarnya, sehingga masing-masing pembeli dan penjual tidak
mampu mempengaruhi harga pasar. Dengan demikian masingmasing pembeli dan penjual telah menerima tingkat harga yang
terbentuk di pasar sebagai suatu fakta yang tidak dapat di ubah.
Bagi pembeli, barang atau jasa yang ia beli merupakan bagian kecil
dari keseluruhan jumlah pembelian masyarakat. Bagi penjual pun

berlaku hal yang sama sehingga bila penjual menurunkan harga, ia
Akan rugi sendiri, sedangkan bila menaikan harga. Maka pembeli
akan lari penjual lainnya.

2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di buat beberapa rumusan
masalah yaitu antar lain:
1. Pengertian pasar dan pasar persaingan sempurna
2. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna.
3. Pemaksimuman keuntungan jangka pendek.
4. Prinsip-prinsip pasar persaingan sempurna
5. Kebaikan & keburukan pasar persaingan sempurna.
1

2

3. Tujuan Penulisan
a) Untuk mengetahui pengertian pasar dan pengertian pasar
persaingan sempurna.
b) Untuk mengetahui ciri-ciri pasar persaingan sempurna.

c) Untuk

mengetahui

pemaksimuman

keuntungan

jangka

pendek dan jangka panjang.
d) Untuk mengetahui prinsip pasar persaingan sempurna.
e) Untuk mengetahui kebaikan & keburukan pasar persaingan
sempurna.

1.

3

BAB II

PEMBAHASAN
Pasar persaingan sempurna merupakan jenis pasar di mana
tidak ada pelaku ekonomi yang mempunyai kekuasaan pasar (market
power) terhadap harga suatu produk yang homogen. Pembeli (orang
yang melakukan permintaan) maupun penjual (orang yang melakukan
penawaran) tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi harga
pasar. Mereka hanya bertindak sebagai pengambil harga (price taker)
dan bukan sebagai pembuat harga (price maker).
Dalam pasar persaingan sempurna jumlah perusahaan sangat
banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian
kecilnya, sehingga tidak mampu mempengaruhi pasar

1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
a. Homogenitas Produk (Homogeneous Product)
Produk Homogen adalah produk yang mampu memberikan
kepuasan (utilitas) pada konsumen tanpa perlu mengetahui
siapa produsennya. Konsumen tidak membeli merek barang
tetapi kegunaan barang. Karena itu semua perusahaan dianggap
mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan
karakteristik yang sama.

b. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowlege)
Konsumen dan produsen memiliki pengetahuan sempurna
tentang

harga

konsumen

dan

tidak

input

akan

yang

menemui


dijual.

Dengan

perbedaan

demikian

harga

dari

perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. Dari siapa pun
produk dibeli, harga yang berlaku adalah sama. Demikian
perusahaan, hanya akan menghadapi satu harga yang sama dari
berbagai pemilik faktor produksi.
c. Output Perusahaan Relatif Kecil (Small Relativy Output)

4


Semua

perusahaan

dalam

industri

(pasar)

dianggap

berproduksi secara efsien (biaya rata-rata terendah), baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Walaupun
demikian jumlah output untuk setiap perusahaan secara individu
Dianggap relatif kecil dibandingkan jumlah output seluruh
perusahaan dalam suatu industri (pasar).
d. Perusahaan Menerima Harga yang Ditentukan Pasar (Price
Taker)
Karena output perusahaan relatif kecil maka konsekuensinya

adalah perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada
harga yang ditetapkan pasar (Prince taker). Karena secara
individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar.
Yang dapat dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan output
untuk mencapai laba maksimum.
e. Keleluasaan Masuk Keluar Pasar (Free Entry And Exit)
Faktor produksi mobilitas pada pasar persaingan sempurna
yang tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan
untuk memindahkan faktor produksi, pengertian mobilitas ini
menyangkut pengertian geografs dan antar pekerjaan. Contoh
seperti tenaga kerja yang di mutasi dari pekerjaan satu ke
pekerjaan lainnya, tanpa biaya. Itu menyembabkan perusahaan
leluasa untuk masuk ataupun keluar pasar. Jika perusahaan di
satu industri yang berikan laba, bisa masuk. Bila gagal dalam
industri tersebut dapat keluar.
Dalam dunia nyata tidak ada bentuk pasar persaingan
sempurna murni, namun melihat karakteristiknya, ada beberapa
industri yang mendekati bentuk pasar persaingan Sempurna
seperti industri tempe, tahu, kerupuk putih, dan jasa fotokopi.


2. Permintaan

dan

Penerimaan

Dalam

Pasar

Persaingan Sempurna
a.

Permintaan

5

Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan
oleh permintaan

dan penawaran.

Misalkan tentang

pasar

pakaian anak-anak, maka harga pakaian anak-anak di tentukan
oleh

permintaan

dan

penawaran

di

pasar

(grafk

1.a).

perusahaan secara individu harus menerima harga tersebut
sebagai harga jual karena jumlah output perusahaan relatif kecil
dibanding

output

pasar,

maka

betapapun

yang

dijual

perusahaan harga relatif tidak berubah. Maka kurva berbentuk
horizontal atau harga selalu di titik yang sama walau jumlah
barang berubah (grafk 1.b).

Grafk 1.a
Harga Rupiah

12000
10000 10000

8000

8000

5000
6000
4000
2000
0

5000

5000

2000
0
0

2

4

0
6

8

10

12

Jumlah Barang

Grafk 1.b
12000

10000

10000

Harga Barang

10000
8000
6000
4000
2000
0
0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Jumlah Barang

b. Penerimaan

6

Penerimaan Total (total revenue) perusahaan sama dengan
jumlah output (Q) dikali harga jual (P). Karena harga telah
ditetapkan,

penerimaan

rata-rata

(average

revenue)

dan

penerimaan marginal (marginal revenue) adalah sama dengan
harga.

Maka

kurva

permintaan

(D)

sama

dengan

kurva

penerimaan rata-rata(AR) dan penerimaan marginal (MR) juga
sama dengan Harga (P) : Grafk 2.a. Kurva Penerimaan Total
berbentuk grafk berbentuk garis lurus dengan kemiringan
(gradien/lop) positif dan bergerak dari titik (0,0) Grafk 2.b.

Grafk 2.a
12000

10000

10000

10000

Harga

8000
6000
4000
2000
0
0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Jumlah Barang

Grafk 2.b
12000

10000

Harga Barang

10000
8000
6000
4000
2000
0
0

0

20

40

60

80

100

120

Jumlah Barang

7

3. Keseimbangan

perusahaan

Dalam

Jangka

Pendek
Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada
dalam keseimbangan:
a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak bila biaya
variabel (VC) adalah sama dengan penerimaan total (TR), atau
biaya variabel rata-rata (AVC) sama dengan harga (P). Dalam
kondisi ini perusahaan hanya menanggung kerugian biaya tetap
(FC), dimana biaya ini dengan atau tanpa produksi tetap harus
dikeluarkan. Tetapi jika AFC lebih kecil dari harga maka
perusahaan tidak mampu menutupi lagi beban biaya tetap.
Kegiatan produksi hanya menambah beban, karena itu produksi
sebaiknya dihentikan.
b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan
memperoleh

laba

maksimum

atau,

dalam

kondisi

buruk,

kerugiannya minimum (Minimum Loss).
Grafk 3.a menunjukkan bahwa kondisi MR=MC (titik E) tercapai
pada saat output sejumlah Q*. Karena biaya rata-rata lebih kecil
dari harga, dari setiap unit output perusahaan memperoleh laba
besar BE per unit. Jika output lebih kecil dari Q*, misalnya Q1,
penerimaan marginal (MR=P) lebih besar dari biaya marginal (MC),
sehingga

lebih

menguntungkan

bagi

perusahaan

menambah

output. Bila output lebih besar dari Q*, MC sudah lebih besar dari
MR. Penambahan output akan mengurangi laba karena itu laba
maksimum tercapai hanya bila MR=MC, pada saat jumlah output
adalah Q*.

8

Grafk 3.a
18000

16000

16000

Harga Barang

14000

13800

12000

10000
10000

10000
8000

6000

6000
4000
2000
0

10000
7300
7300

10000

2000
0

2

4

6

8

10

0

12

0

14

0

16

18

20

Jumlah Barang

Karena biaya rata-rata (AC) lebih kecil dari harga (P), untuk
setiap unit output yang terjual oleh laba sebesar BE. Laba total
yang diperoleh sama dengan Q* dikali BE atau sama dengan luas
bidang APEB. Laba ini disebut laba super normal (super normal
proft).
Grafk 3.a hanya menjelaskan satu kemungkinan, yaitu laba
maksimum. Masih ada dua kemungkinan yang dialami perusahaan,
yaitu impas dan rugi. Kondisi impas terjadi bila biaya rata-rata sama
dengan harga, dimana laba per unit sama dengan nol, seperti
digambarkan dalam grafk 3.b. Keadaan seperti ini dinamakan
sebagai laba normal atau (normal profit).

9

Grafk 3.b
12000

Harga Barang

10000

10000

10000

9000

8000
6000
5000

5000
5000

4000

2000

2000
0

5000

0
0

10

20

30

40

50

60

Jumlah Barang

Grafk 3.c menunjukkan bahwa pada saat MR=MC perusahaan
mengalami kerugian besar BE Per unit. Sehingga kerugian total
adalah seluas bidang PAEB. Kerugian ini adalah kerugian minimum (
minimum loss). Bila perusahaan memproduksi kurang dari Q*(misal
Q1), kerugian per unit menjadi lebih besar (CD > BE). Demikian
halnya kerugian total, yang secara grafs terlihat dari luas PKDC >
PAEB. Bila output lebih besar dari Q*, kerugian per unit bisa menjadi
lebih kecil (memproduksi Q2) atau lebih besar (bila memproduksi
Q3), tetapi kerugian total lebih besar dibanding jika memproduksi
sebanyak Q*.

Grafk 3.c
15000

16000

Harga Barang

14000

12000

12000

10000
10000

10000

10000
10000
10000
8000
6500
6500
5000

8000
6000
2000

6500
5000

5000

3000
3000

4000
0

10000

3000
2300
2000
0 0 0

0

5

10

15

20

25

30

35

Jumlah Barang

10

4. Keseimbangan

Perusahaan

Dalam

jangka

Panjang
agar

bertahan

dalam

pasar,

maka

dalam

jangka

panjang

perusahaan harus memenuhi 4 persyaratan :
a. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin (Doing As Well As
Possible), agar perusahaan mencapai keadaan yang optimal.
Secara matematis hal ini berarti perusahaan berproduksi sampai
saat MR = MC. Pada saat itu biaya marginal jangka pendek sama
dengan biaya marginal jangka panjang (SMC=LMC).
b. Tidak mengalami kerugian (not sufering loss), agar dapat
mengganti barang modal yang digunakan dalam produksi.
Karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan
harga jual (SAC=P).
c. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk-keluar, karena
laba nol (zero Economic proft). Laba nol disebut juga laba
normal (normal proft), yaitu tingkat laba yang memberikan
tingkat pengembalian yang sama, jika uang dan faktor produksi
lain dialokasikan pada kegiatan alternatif. Jika laba lebih besar
dari nol akan ada perusahaan yang tertarik untuk masuk (entry)
ke dalam pasar. Sebaliknya jika laba lebih kecil dari nol (merugi)
akan mendorong perusahaan keluar (exit) dari pasar (adanya
karakteristik Free entry and exit).
d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan
memperbesar skala produksi, karena sudah terproduksi pada
titik minimum kurva biaya rata-rata jangka panjang (minimum
LAC), pada saat SAC=LAC.
Grafk 4.a dan 4b menggambarkan keadaan diatas.

11

Grafk 4.a

Harga barang

160
140
140

120

120
100

80

40

50

40

20

20
12
0

20

0

0

95

80

80

6050

109

2

4

50

0

20
05

6

8

20
0
10

12

14

Jumlah Barang

Grafk 4.b
1800

1600

1600

1400

Harga Barang

1400

1200

1200

1000

1100

1010 1000
1010

1000

800

600

600

1100

1200
1000

600

500

400
200
0

0
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Jumlah Barang

Grafk 4.a menunjukkan keseimbangan industri jangka panjang
terjadi di titik E0 dimana tingkat harga P0 dan jumlah output Q0.
Pada saat itu keseimbangan perusahaan digambarkan pada grafk
4.b (perhatikan kurva SMC, LMC, SAC dan LAC berpotongan di satu
titik, yaitu titik E) dengan output Q*. Jika ada perusahaan yang
masuk,

akan

terjadi

penambahan

penawaran.

Grafk

3H.a

menunjukkan kurva penawaran bergeser ke kanan (S0S1).
Keseimbangan baru terjadi di titik E1, dimana harga keseimbangan
P1 dan output sebanyak Q1. Sebelum ada perusahaan yang masuk,
pada tingkat harga P1 jumlah output yang ditawarkan hanya Q2.

12

Selisih Q1-Q2 adalah akibat penambahan kapasitas produksi yang
berasal dari perusahaan yang masuk. Tetapi pada tingkat harga P1
ada perusahaan-perusahaan yang tidak dapat bertahan, karena
harga jual lebih kecil dari biaya produksi per unit (P1AC).

Hal

ini

akan

menarik

perusahaan-perusahaan lain untuk masuk ke dalam industri.
Gerakan masuk-keluar akan berhenti bila keseimbangan kembali
ketitik E, sehingga perusahaan dalam industri hanya menikmati
laba normal. Hal ini dikarenakan adanya asumsi Free entry and exit.

5. Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan
Sempurna
Penawar

industri

adalah

total

penawaran

perusahaan-

perusahaan. Jumlah output yang ditawarkan perusahaan adalah
jumlah yang menghasilkan laba maksimum (MR=MC). Berdasarkan
hal tersebut dapat dekonstruksi kurva penawaran perusahaan, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
a. Kurva Penawaran Jangka Pendek
Kurva penawaran jangka pendek perusahaan dapat dekonstruksi
dari kurva biaya marginal (MC) jangka pendek, seperti pada grafk
5.a berikut ini:

13

Grafk 5.a
200
180

180

180

Harga Barang

160
140

180

140

140

120
100

100

10080

75

80

6050

50

60

80
60

140

100 100
75 80

40
20
0

0
0

2

4

0

6

0 0
8

10

12

Jumlah Barang

Grafk 3.a menunjukkan jika harga di bawah P0, perusahaan
tidak mau berproduksi (tidak ada penawaran) karena harga masih
lebih kecil dari biaya variabel per unit yang paling rendah (AVC
berpotongan dengan MC). Jika harga naik ke P1, agar mencapai
laba maksimum perusahaan berproduksi pada saat MR =MC atau
MR=P, sehingga jumlah output adalah Q1. Jika harga jual terus
meningkat, misalnya ke P2, P3 dan P4, maka perusahaan harus
memproduksi Q2, Q3 dan Q4 agar mencapai laba maksimum. Kurva
MC menunjukkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah
output yang diproduksi (ditawarkan). Dengan demikian pasar
persaingan sempurna kurva MC setelah melewati titik potong
dengan minimum kurva AVC adalah jumlah kurva penawaran
perusahaan jangka pendek (Gravik3D.b). dapat disimpulkan bahwa
dalam

pasar

persaingan

sempurna,

meskipun

perusahaan

menderita rugi, selama P di atas AVC, sebaiknya perusahaan tetap
berproduksi karena kerugian yang diderita masih lebih kecil dari FC
yang harus dikeluarkan apabila perusahaan tidak berproduksi;
kalau berproduksi, berarti sebagian dari FC masih dapat tertutup.
Namun, bila P di bawah AVC, maka sebaiknya perusahaan tidak
berproduksi, karena kalau tetap berproduksi kerugian lebih besar
dari RC.
b. Kurva Penawaran Jangka Panjang
14

Dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran jangka panjang
merupakan lokus keseimbangan jangka panjang pada berbagai tingkat
produksi.
1. Industri Skala Biaya Konstan (constant cost industry)
Dalam industri skala biaya konstan (constant cost Industry)
penambahan penggunaan faktor produksi karena masuknya
perusahaan-perusahaan baru, tidak akan menaikan harga faktor
produksi. Karenanya kurva-kurva biaya perusahaan yang sudah
ada tidak berubah seperti yang ditunjukkan grafk 8.8.a. bila
permintaan meningkat (kurva permintaan D1 bergeser ke D2),
harga

output

meningkat

ke

P2

(diagram).

harga

P2

menyebabkan perusahaan lama menikmati lama super normal.
Hal ini mengundang perusahaan-perusahaan lain memasuki
industri

dan

menambah

penawaran

sampai

mencapai

keseimbangan pada harga P1 (kurva S1 bergeser ke S2). Kurva
penawaran jangka panjang adalah LS yang berbentuk garis lurus
sejajar sumbu horizontal.

2. Industri Skala Biaya Menaik (Increasing Cost Industry)
Pada

Industri

Skala

Biaya

Menaik

(Incrasing

Cost

Industry),

masuknya perusahaan-perusahaan baru menyebabkan harga faktor
produksi naik, sehingga terjadi perubahan struktur biaya dan
pergeseran titik keseimbangan. diagram menujukan hal itu diagram
menujukan peningkatan permintaan (D1 D2), menaikan harga ke

15

P2 yang mengundang masuknya perusahaan-perusahaan lain ke
dalam industri. Akibatnya struktur biaya perusahaan berubah
menjadi lebih mahal. Grafk 8.9.a adalah struktur biaya sebelum
masuknya perusahaan lain. Grafk 8.9.b adalah struktur biaya
setelah masuknya perusahaan lain. Perubahan struktur biaya
menyebabkan titik potong MR dan MC bergeser dan mendesak
perusahaan mengubah jumlah output yang ditawarkan. Akibatnya
dalam industri kurva penawaran bergeser ke S2 dengan tingkat
harga P3 dan output Q3. Pada saat itu perusahaan menikmati laba
normal yang menyebabkan gerak masuk-keluar terhenti. Karena itu
kurva penawaran LS yang mempunyai sudut kemiringan positif.

3. Industri Skala Biaya Menurun (Decreasing Cost Industry)
Pada industri biaya menurun (Decreasing Cost Industry) masuknya
perusahaan-perusahaan lain ke dalam industri justru menurunkan
harga faktor produksi karena efsiensi skala besar (large scale
economies). Akibarnya, struktur biaya berubah menjadi lebih murah
(grafk 3G.a kegrafk 3G.b). meningkatnya permintaan (D1 D2)
pada grafk 3G.c menaikan harga jual P2 yang mengundang
masuknya perusahaan-perusahaan lain. Dengan struktur biaya
yang baru keseimbangan pun bergeser yang menyebabkan kurva
penawaran bergeser (S1 S2). Jumlah penawaran industri adalah
Q3. Kurva penawaran jangka panjang adalah LS yang mempunyai
sudut kemiringan negatif.

16

6. Kelebihan dan Kekurangan Pasar Persaingan
Sempurna
a. Kelebihan
Sebagai sebuah model ekonomi pasar persaingan sempurna
memberikan penjelasan tentang perilaku perusahaan dalam
dunia ideal, dimana dibuktikan bahwa perusahaan berproduksi
dalam skala yang efsien dengan harga produksi yang paling
murah. Pasar persaingan sempurna juga memungkinkan output
maksimum dibanding pasar lainnya.
Hasil dari pasar ini bagi masyarakat adalah tingkat kemakmuran
dan kepuasan (utilitas) yang maksimal, karena:
 Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah
 Jumlah output yang paling banyak sehingga rasio output
per penduduk maksimal (kemakmuran maksimal)
 Masyarakat merasa nyaman dengan mengonsumsi karena
tidak perlu membuang waktu untuk memilih barang atau
jasa (produk yang homogen) dan tidak takut ditipu dalam
kualitas dan harga (informasi sempurna)
b. Kekurangan
Namun demikian, model pasar persaingan sempurna memiliki
beberapa kelemahan yaitu:

17

 Kelemahan dalam hal asumsi
Karena terbatasi ruang dan waktu asumsi dalam pasar
sempurna sulit terwujud, keterbatasan ini menyebabkan
perpindahan

faktor

produksi

dan

pengupulan

informasi

membutuhkan biaya. Hasil informasi put tidak homogen dan
sempurna.
 Kelemahan dalam pengembangan teknologi
Model pasar persaingan sempurna membuat laba menjadi
tidak tinggi, sehingga kegiatan riset dan pengembangan
yang membutuhkan alokasi dana yang cukup tinggi kurang
berjalan,

sedangkan

riset

dan

pengembangan

sangat

dibutuhkan untuk meningkatkan efsiensi produksi.
 Konflik efsiensi

keadilan

Pasar persaingan sempurna sangat menekankan efsiensi,
namun hal ini menimbulkan masalah jika diterapkan dalam
kehidupan nyata. Contoh nyata negara maju dengan negara
berkembang,

biaya

produksi

industri

baru

di

negara

berkembang jelas lebih tinggi daripada negara maju, jika
dibiarkan bersaing di pasar global maka industri baru di
negara

berkembang

akan

kalah

bersaing.

Maka

kesejahteraan di negara berkembang tidak akan meningkat.

7. Studi Kasus
1. Kasus : “Produsen tahu tempe dan kenaikan harga kedelai
Pusat Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Puskopti)
Jateng
mendesak
pemerintah
segera
merealisasikan
pelimpahan kewenangan kepada Badan Urusan Logistik
(Bulog) untuk mengendalikan harga empat komoditas. Beras,
gula, jagung, dan kedelai. Realisasi pelimpahan itu sangat
penting guna mengendalikan harga kedelai, salah satu
komoditas yang saat ini memicu isu hangat, agar tidak terus
melonjak tinggi. "Kabarnya saat ini, keputusannya masih
menjadi evaluasi tim yang dibentuk pemerintah. Kami
berharap agar secepatnya direalisasikan," ujar Sekretaris
Puskopti Jateng Rifai, Selasa (4/9). Dikatakan, prediksi Bank

18

Investasi Goldman Sachs tanggal 10 Aguistus lalu, harga
komoditas kedelai masih akan melambung tinggi. Diprediksi
harga kedelai akan mencapai angka Rp 8.700 di tingkat
pengecer, dan Rp 8.400 di tingkat distributor. Harga normal
di kisaran Rp 5.000 - Rp 6.000.Ketua Puskopti Jateng Sutrisno
Supriyantoro mengatakan, melambungnya harga kedelai
akan menjadi salah satu isu penting yang akan dibahas
dalam rapat kerja Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu
Indonesia (Gakoptindo) tahun ini.”
Analisis: Dari contoh kasus di atas, produsen tahu tempe
termasuk dalam ciri-ciri pasar persaingan sempurna yaitu
terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli, bahkan
penjual tergabung dalam Gabungan Koperasi Produsen
Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), setiap perusahaan
mudah keluar atau masuk pasar. Contohnya pedagang dapat
memutuskan untuk berhenti berjualan sampai kondisi pasar
benar-benar stabil. 2. Menghasilkan barang serupa,karena
tidak ada perbedaan yang terlalu nampak.3. Terdapat
banyak perusahaan di pasar dalam hal ini produsen tahu
tempe dan penjual kedelai .4. Pembeli mempunyai
pengetahuan yang sempurna mengenai pasar. Dalam kasus
ini pembeli sudah mengetahui terjadinya kenaikan harga
kedelai melalui informasi dari media dan meningkatnya
harga tahu dan tempe. Sehingga, mereka cenderung
mengurangi konsumsi tahu dan tempe dan kurangnya
permintaan pasar. Menyebabkan keuntungan yang diperoleh
oleh penjual menjadi berkurang dan pendapatan mereka
relatif sama.

19

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1.

Penentuan keseimbangan di pasaran barang bergantung kepada
struktur pasar dari barang yang diperjualbelikan.

2.

Pasaran persaingan sempurna merupakan pasaran barang yang
ideal

karena

mempunyai

ciri-ciri

yang

memaksimumkan

kesejahteraan masyarakat.Ciri-ciri utama persaingan sempurna
adalah: pembeli harga, mudah ke luar masuk,menghasilkan
barang serupa (identical/homogenous),banyak perusahaan dan
pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai
pasar.
3.

Keberadaan pasar persaingan sempurna secara realitas tidak ada,
karena ia hanya ada secara teori. Namun demikian pasar global
dewasa ini mengarah pada konsep pasar persaingan sempurna
dalam arti, variabel harga ditentukan oleh kekuatan tarik menarik
antara penawaran dan permintaan pasar

20

DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Pratama Manarung, Mandala, Teori Ekonomi Mikro,
Edisi Ke-4, Jakarta: FE UI, 2010

21