Makalah faktor faktor yang memperngaruhi

MAKALAH KOMUNIKASI KELOMPOK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEIKUT SERTAAN DAN
KEEFEKTIFAN KELOMPOK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi kelompok jurusan
komunikasi dan penyiaran islam

Dosen pembimbing :
Drs.H.M.Sufi Abd.Muthalib M.Pd
Oleh kelompok 2 :
Asrul Mahfud
Zulkarnaini

(160401023)
(160401024)

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN AR-RANIRY
2017

KATA PENGANTAR


Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Berkat limpahan
rahmat, karunia dan kuasa-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini.
Shalawat beserta salam juga disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa umat dari alam kebodohan kepada alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis melakukan metode penelaahan
melalui studi pustaka dan dari bahan bacaan media lainnya yang bertujuan untuk
melengkapi materi atau data-data dalam penyusunan makalah ini.
Penulisan makalah ini telah diupayakan semaksimal mungkin, namun
disadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan yang disebabkan oleh
keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Karena itu, diharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kesempurnaannya dan semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak. AamiinYa Rabbal ’Alamin.

Darussalam, Maret 2017

Tim Penyusun

ii


DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..iii
BAB I PEMBUKA ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kefektifan kelompok ..................................... 2

B.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keikutsertaan kelompok ................................ 9

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11
Kesimpulan ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

iii


BAB I PEMBUKA
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu
sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut
(Deddy Mulyana, (2005).
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan,
konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam
Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara
tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui,
seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggotaanggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain
secara tepat.
Keikut sertaan serta keefektifan kelompok didapat melalui kerja sama
antara setiap individu dalam kelompok, melaksanakan tugas kelompok, dan
memelihara moral anggota-anggotanya.

1

BAB II PEMBAHASAN


A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kefektifan kelompok
Keefektifan kelompok adalah “the accomplishment of the recognized
objectives of cooperative action”1. Di dalam sebuah kelompok, terdapat anggotaanggota yang mempunyai tujuan yang sama dan mereka akan bekerja sama untuk
mencapai tujuan tersebut. Tujuan tersebut adalah 2:
1. melaksanakan tugas kelompok
Hasil dari tujuan ini, akan ditentukan dari hasil kerja kelompok tersebut
atau yang disebut dengan prestasi (performance).
2. memelihara moral anggota-anggotanya
Hasil

dari

tujuan ini, akan

ditentukan dari

tingkat

kepuasaan


(statisfaction).
Contoh:


Anak unit 1 KPI membentuk sebuah kelompok pecinta foto, yang
bertujuan untuk saling berbagi informasi mengenai bagaimana tips dan
trick memfoto yang baik, benar, dan sekaligus menarik. Maka
keefektifannya jika ditinjau dari hasil kerja kelompok tersebut adalah
seberapa banyak informasi yang dapat mereka terima, sedangkan dari segi
kepuasaan adalah sejauh mana kelompok merasa puas dengan apa yang
telah mereka pelajari dan mereka praktekan.



Dalam sebuah rapat komite kelas, yang bertujuan untuk menusun program
kerja sekolah. Maka keefektifannya jika dilhat dari hasil kerja kelompok
komite kelas tersebut adalah seberapa banyak informasi masukan yang
diberikan oleh setiap anggotanya, sedangkan dari segi kepuasaan adalah
sejauh mana komite kelas merasa puas dengan program kerja yang telah

mereka susun dan yang telah mereka setujui.

1

Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung:Januari 2012. PT Remaja Rosdakarya. Cet 28,
hlm 157.
2
Ibid, hlm 157.

2

Oleh karena itu, faktor-faktor

keefektifan kelompok dapat dilacak pada :

karakteristik kelompok (faktor situasional), dan karakteristik para anggotanya
(faktor personal)3.

Faktor situsional: Karakteristik Kelompok
1. Ukuran Kelompok

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok
(performance) bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh
kelompok4. Tugas kelompok dapat dibedakan menjadi:
a. tugas koaktif
Tugas koaktif adalah masing-masing dari anggota kelompok saling
bekerja sejajar dengan anggota lain, tetapi tidak ada interaksi
didalamnya5. Maka semakin banyak jumlah anggotanya, maka
semakain besar juga pekerjaan yang harus diselesaikan. Contoh: satu
orang dapat memindahkan tong sampah ke sau bak truj dalam 10 jam,
maka 10 orang dapat memindahkan pekerjaan tersebut dalam satu jam.
Jadi, semakin banyaknya jumlah anggotanya yakni 10 orang, pekerjaan
yang harus diselesaikan untuk mengangkut tong sampah ke dalam truk
juga akan semakin banyak karena setiap anggota tidak saling
berinteraksi untuk mengerjakan tugas tersebut, atau dengan kata lain
mereka mengerjakan pekerjaan tersebut secara mandiri.
b. tugas interaktif
Tugas interaktif adalah anggota-anggota kelompok berinteraksi secara
terorganisasi untuk menghasilkan produk, keputusan atau penilaian
tunggal6. Contoh: jika dalam menyelesaikan pekerjaan mengangkut
sampah, para anggota saling berinteraksi atau saling bahu membahu

dalam menyelesaikan pekerjaan. Maka tenaga, waktu yang dikeluarkan
juga akan semakin berkurang.

3

Ibid, hlm 157-158.
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung:Januari 2012. PT Remaja Rosdakarya. Cet 28,
hlm 158.
5
Ibid, hlm 158.
6
Ibid, hlm 158.

4

3

Sedangkan ukuran dari sebuah kelompok dapat dibedakan menjadi :
a. kelompok kecil
Kelompok kecil adalah kelompok yang terdiri dari satu atau dua

komunikan yang dalam situasi komunikasi memiliki kesempatan untuk
memberikan tanggapan secara verbal7. Kelompok kecil sangat
produktif apabila dalam sebuah kelompok mempunyai tujuan untuk
memecahkan sebuah masalah dengan benar, dan hanya memerlukan
sumber sedikit atau keterampilan yang terbatas. Karena dalam
kelompok kecil komuniaktor bisa lebih melakukan komunikasi
didalamnya, begitu juga dengan anggota kelompok tersebut akan lebih
banyak mendapatkan kesempatan berpartisipasi atau mengemukakan
pendapatnya.
Dalam kelompok kecil terdapat suatu solidaritas dinamis yang disebut
Clovis R Shepperd sebagai kohesi, yaitu kekuatan yang mengikat
anggota, derajat keakraban dan kehangatan satu sama lain, hasratnya
untuk menjadi terbuka dalam menyatakan gagasan dan perasaan dan
kemampuannya untuk menghadapi kesulitan dan kegentingan yang
mungkin menimpa mereka sebagai kelompok8. Sedangkan keuntungan
dari kelompok kecil adalah terdapatnya umpan balik seketika
(immediate feedback) dari komunikan atau anggota.
b. kelompok besar
Kelompok besar adalah komunikasi dengan sekelompok komunikan
yang jumlah pesertanya besar, situasi komunikasinya pun tidak

memungkinkan terjadinya umpan balik verbal9. Sedangkan dari segi
komunikasi, makin besar kelompok, makin besar kemungkinan
sebagian besar anggota tidak mendapat kesempatan berpartisipasi10.
Seperti contoh: dalam rapat kelompok anggota DPR yang membahas
sebuah RUUD Indonesia. Sang komunikator akan menjadi pusat
7

Shoelhi, Mohammad. Komunikasi Internasional Perspektif Jurnalistik. Simbiosa Rekatama Media.
Bandung: Februari 2009. Cet 1, hlm 51.
8
Ibid. Cet 1, hlm 51.
9
Ibid. Cet 1, hlm 52.
10
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Januari 2012. PT Remaja Rosdakarya. Cet
28, hlm 159.

4

perhatian dari sang peserta/komunikan. Sedangkan sang peserta hanya

akan mengikuti alur sidang tersebut, tanpa berpartisipasi/berkontribusi
didalamnya. Karena ruang lingkup untuk mereka berpartisipasi sangat
besar, dan kesempatan/peluang yang ada sangatlah kecil.
2. Jaringan komunikasi.
Jaringan komunikasi adalah suatu sistem yang saling berhubungan
satu sama lain dan terkoordinir.
3. Kohesi kelompok.
Kohesi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong
anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya
meninggalkan kelompok. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakmat,
2004) menyarankam bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai
berikut: ketertarikan anggota secara interpersonal pada satu sama lain;
ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok; sejauh mana
anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan
personal.
Kohesi kelompok erat hubungannya dengan kepuasan anggota
kelompok, makin kohesif kelompok makin besar tingkat kepuasan anggota
kelompok. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan
terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas, lebih terbuka, dan lebih
sering. Pada kelompok yang kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat
kuat dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah melakukan
konformitas. Makin kohesif kelompok, makin mudah anggota-anggotanya
tunduk pada norma kelompok, dan makin tidak toleran pada anggota yang
devian.
4. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi
kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Tugas dari seorang
pemimpin adalah memfasilitasi dan mengoordinasikan ulasan yang
behubungan dengan tugas serta mengarahkan energi supaya tugas
5

selesai11. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan kefektifan
komunikasi kelompok. Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik
dilakukan oleh White danLippit (1960). Mereka mengklasifikasikan tiga
gaya kepemimpinan: otoriter; demokratis; dan laissez faire.


kepemimpinan otoriter

Kepemimpinan otoriter ditandai dengan adanya keputusan dan
kebijakan diambil oleh pemimpin.


kepemimpinan demokratis

Kepemimpinan demokratis menmpilkan pemimpin untuk mendorong
anggotannya untuk mengamnbil keputusan.


kepemimpinan laissez faire

Kepemimpinan laissez faire ditandai dengan kebebasan penh bagi
kelompok untuk mengambil keputusan individual dengan partisipasi
pemimpin yang minimal.
Seorang pemimpin perlu memperhatikan dinamika kelompok agar ia
dapat membimbing dinamika itu demi tercapainya tujuan organisasi.
Sementara itu dinamika kelompok mepersyaratkan pendidikan dalam
kelompok. Maksudnya seseorang bisa saja menjadi pemimpin asalkan ia
dapat mementingkan kebutuhan-kebutuhan kelompok dalam rangka
menjalankan kepemimpinannya. Hal ini dapt dilakukan seorang dengan
jalan melatih diri dalam kehidupan kelompoknya atau belajar meminpin
dalam kelompok. Di tinjau dari segi ini, maka kepemimpinan meruapakan
keseluruhan dari ketrampilan dan sikap serta merupakan merupakan suatu
yang dapat dipelajari dan dapat diajarkan. Sehingga kepemimpinan dapat
di pelajari dan dapat diajarkan, yaitu dalam bentuk latihan kepemimpinan
(leadership training) untuk berbagai macam kelompok.

11

Littlejohn, Stephen W. Teori Komunikasi Theories of Human Communication. Salemba
Humanika. Cet 9, hlm 327.

6

Faktor Personal Karakteristik Kelompok
1. Kebutuhan interpersonal
William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental
Interpersonal Relations Orientatation), menurutnya orang menjadi anggota
kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai
berikut:


Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion).



Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis
(control).



Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok
yang lain.

2. Tindak komunikasi
Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap
anggota berusaha menyampaiakan atau menerima informasi (secara verbal
maupun nonverbal).
3. Peranan
Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota
kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara
suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan
individu saja (yang tidak jarang menghambat kemajuan kelompok). Beal,
Bohlen, dan audabaugh (dalam Rakhmat, 2004: 171) meyakini perananperanan anggota-anggota kelompok terkategorikan sebagai berikut:


Peranan

Tugas

Kelompok.

Tugas

kelompok

adalah

memecahkan masalah atau melahirkan gagasan-gagasan baru.
Peranan tugas berhubungan dengan upaya memudahkan dan
mengkoordinasi kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan
kelompok.

7



Peranan Pemiliharaan Kelompok. Pemeliharaan kelompok
berkenaan dengan usaha-usaha untuk memelihara emosional
anggota-anggota kelompok.



Peranan

individual,

berkenaan

dengan

usahan

anggota

kelompokuntuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak
relevan dengantugas kelompok.

Petunjuk Menciptakan Kelompok Yang Efektif
1. Tujuan kelompok disusun secara jelas, operasional, dan relavan sehingga
menciptakan kelompok saling ketergantungan positif dan membangkitkan
tanggung jawab yang tinggi dari setiap anggota untuk mecapai tujuan
tersebut.
2. Komunikasi dua arah dilakukan secara efektif sehingga para anggota dapat
membicarakan ide-ide dan perasaan mereka secara akurat dan jelas.
3. Kepemimpinan dan partisipasi didistribusikan ke seluruh anggota
kelompok. Sebab persamaan partisipasi dan kepemimpinan dapat
memastikan semua anggota terlibat dalam kerja kelompok, bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan keputusan kelompok, dan puas dengan
keanggotaan mereka.
4. Kekuasaan didistribusikan antar anggota kelompok berdasarkan keahlian,
kemampuan dan akses kee informasi, tidak pada kekuasaan pribadi.
5. Prosedur pembuatan keputusan yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan.
Cara efektif membuat keputusan adalah konsensus atau kesepakatan bulat.
6. Anggota mampu menampilkan kasus yang terbaik dan masuk akal dari
setiap alternatif pemecahan masalah untuk membuat keputusan yang
efektif dan efisien.
7. Anggota mampu menghadapi konflik kepentinga dengan cara terlibat aktif
dalam negosiasi pemecahan masalah. (di adaptasi dari jonhson, 2012)

8

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keikutsertaan kelompok

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi partisipasi kelompok dalam
suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan
program namun ada juga yang sifatnya dapat menghambat keberhasilan program.
Angell (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan partisipasi yang tumbuh dalam
kelompok dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:12
1. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap
kegiatan-kegiatan

kekelompokan

yang

ada.

Mereka

dari kelompok usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai
dan norma kelompok yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang
berpartisipasi dari pada mereka yang dari kelompok usia lainnya.
2. Jenis kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan
bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti bahwa
dalam banyak kelompok peranan perempuan yang terutama adalah mengurus
rumah tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah
bergeser dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang
semakin baik.
3. Pendidikan
Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi.
Pendidikan dianggap dapat memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap
lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan
seluruh kelompok.
4. Lamanya tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi
12

Id.wikipedia.org diakses pada tanggal 3 april 2017

9

seseorang. Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa
memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang
besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut.

10

BAB III PENUTUP
Kesimpulan
1. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut.
2. Keikut sertaan serta keefektifan kelompok didapat melalui kerja sama
antara setiap individu dalam kelompok, melaksanakan tugas kelompok,
dan memelihara moral anggota-anggotanya.
3. Faktor-faktor

keefektifan kelompok dapat dilacak pada : karakteristik

kelompok (faktor situasional), dan karakteristik para anggotanya (faktor
personal).
4. Fakor situasional kelompok terbagi pada: Ukuran kelompok, jaringan
komunikasi, kohesi kelompok, dan kepemimpinan. Sedangkan faktor
personal terbagi pada: kebutuhan interpersoanal, tindak komunikasi, dan
peranan.
5. Faktor yang memperngaruhi keikutsertaan kelompok: usia, jenis kelamin,
pendidikan, lamanya tinggal.

11

DAFTAR PUSTAKA

Littlejohn, Stephen W. Teori Komunikasi Theories of Human Communication.
Salemba Humanika.
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Januari 2012. PT Remaja
Rosdakarya.
Shoelhi, Mohammad. Komunikasi Internasional Perspektif Jurnalistik. Simbiosa
Rekatama Media. Bandung: Februari 2009.
Wildan Zulkarnain. DINAMIKA KELOMPOK Latihan kepemimpinan pendidikan.
Jakarta . 2013: Bumi Aksara.
id.wikipedia.org

12